Professional Documents
Culture Documents
BAB VIII
PEKERJAAN BETON
Pasal 1
: Pasir Beton
1. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam.
1. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering,
apabila lebih dari 5% maka pasir tersebut harus dicuci sebelum
dipergunakan.
3. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir harus dibuktikan
dengan penelitian di Laboratorium Beton.
4. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas
matahari.
5. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai
untuk campuran material beton.
6. Ukuran maksimal pasir beton adalah 6 mm dan ukuran minimal
pasir beton adalah butiran yang tertahan pada saringan nomor 100.
7. Pasir beton tidak mengandung zat alkali atau zat-za lain yang
dapat merusak beton.
8. Pasir yang akan digunakan untuk campuran beton harus melalui
proses penyelidikan di Laboratorium Beton.
9. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Pasir Beton
dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada
Spesifikasi Teknis ini.
1
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
Pasal 2
: Kerikil Beton
1. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat
kekal.
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering,
apabila lebih dari 1% maka kerikil tersebut harus dicuci sebelum
dipergunakan.
3. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir harus dibuktikan
dengan penelitian di Laboratorium Beton.
4. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas
matahari.
1. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai
untuk campuran material beton.
2. Ukuran maksimal kerikil beton adalah 30 mm dan ukuran minimal
adalah 6 mm.
7. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak
beton.
8. Kerikil yang akan digunakan untuk campuran beton harus melalui
proses penyelidikan di Laboratorium Beton.
9. Kerikil Beton hanya dipakai pada pekerjaan-pekerjaan beton Non
Struktural atau beton dengan mutu dibawah K-175.
10. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Kerikil
Beton dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada
Spesifikasi Teknis ini.
Pasal 3
: Batu Pecah
1. Batu pecah adalah hasil produksi mesin pemecah batu (Stone
Cruser) dan bukan hasil pekerjaan manual (manusia).
2. Batu pecah berasal dari batuan kali.
2
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
Pasal 4
: Semen Portland
1. Terdaftar dalam merk dagang.
2. Merk Semen Portland yang dipakai harus seragam untuk semua
pekerjaan beton structural maupun beton non struktural.
3. Mempunyai butiran yang halus dan seragam.
4. Tidak berbungkah-bungkah/tidak keras.
5. Semen yang dipakai untuk semua pekerjaan struktur beton adalah
Semen Portland Type I.
6. Semua peraturan tentang pengunaan semen portland di Indonesia
untuk bangunan gedung berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.
3
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
Pasal 5
: Air
1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan
tidak berasa.
2. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang
dapat merusak beton.
3. Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang
didatangkan dari tempat lain kelokasi pekerjaan harus mendapat
persetujuan Konsultan PENGAWAS sebelum digunakan.
Pasal 6
: Zat Additive
1. Pemakaian zat additive pada campuran beton untuk segala alasan
yang berhubungan kemudahan dalam pengerjaan beton atau
Workability harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS.
2. Penggunaan zat additive dalam campuran beton harus melalui
proses penelitian dan percobaan dilaboratorium beton dengan
biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana.
3. Kontraktor Pelaksana harus menunjukan standar, aturan, dan
syarat yang berlaku secara umum mengenai zat additive yang akan
dipakai.
4. Kerusakan dan kegagalan struktur akibat penggunaan zat additive
yang dapat dibuktikan secara teknis sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana.
Pasal 7
: Tulangan Beton
1. Bebas dari karatan. Toleransi terhadap karatan pada baja tulangan
ditentukan oleh Konsultan PENGAWAS.
2. Baja tulangan diatas diameter 12 mm atau lebih adalah Baja Ulir.
4
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
: Selimut Beton
1. Kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dalam Bill of
Quantiti dan Gambar Bestek maka aturan ketebalan selimut beton
adalah seperti berikut ini :
Komponen
Struktur
Lantai
Lantai
> D 36
> D 36
Dinding
Dinding
> D 36
> D 36
: 40 mm
: 40 mm
: 50
: 50
5
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
Balok
Seluruh Diameter
: 40 mm
> D 16
Balok
Kolom
Seluruh Diameter
Kolom
: 40 mm
: 50 mm
> D 16
: 50 mm
beton
pada
5. Material Pasir dan Batu Pecah yang dipakai untuk Job Mix Disain
haruslah material yang akan dipakai nantinya pada pelaksanaan
dilapangan dan material tersebut tersedia dalam jumlah yang
cukup dilokasi pekerjaan sampai volume pekerjaan beton selesai
dikerjakan.
6
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
Pasal 10
7
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
4. Kontraktor Pelaksana harus membuat media standar berupa bakbak dari kayu atau timba-timba plastik yang dipakai untuk
mentakar komposisi material berdasarkan perhitungan Job Mix
Formula.
4. Pentakaran komposisi material campuran beton dengan bak-bak
standar dilokasi pekerjaan tidak boleh mengurangi dan berbeda
dengan komposisi material beton yang ada dalam Job Mix Disain.
5. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengujian hasil perhitungan
Job Mix Formula dengan media benda uji kubus beton ukuran
20x20x20 cm minimal 5 benda uji.
6. Hasil pengujian Job Mix Formula di Laboratorium Beton yang
menghasilkan mutu beton yang tidak sesuai dengan mutu beton
pada Job Mix Disain mengharuskan Kontraktor Pelaksana
melakukan perhitungan ulang akan Job Mix formula atau merubah
Job Mix Disain.
7. Tidak tercapainya mutu beton seperti yang diinginkan karena
kesalahan dalam perhitungan Job Mix Formula sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Pasal 11
: Perakitan Tulangan
1. Perakitan tulangan balok dan kolom dapat dilakukan di bengkel
kerja oleh Kontraktor Pelaksana atau langsung pada lokasi
konstruksi.
2. Khusus untuk Pondasi Plat Lantai Beton perakitan tulangan harus
dilakukan langsung lokasi konstruksi atau Bekisting.
3. Dimensi, model, bengkokan, jarak dan panjang penyaluran tulangan
harus sesuai dengan Gambar Bestek dan Shop Drawing, standar
Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.
4. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan Shop Drawing dan daftar
bengkokan, dimensi, model, dan panjang penyaluran tulangan pada
8
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
Pasal 12
9
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
Pasal 13
10
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
Pasal 14
: Acuan / Bekisting
1. Bahan utama bekisting adalah multiplek 9 mm yang diperkuat oleh
balok-balok kayu 5/7 cm atau 5/10 cm dari kayu kelas kuat III.
2. Penggunaan papan kayu sebagai bekisting dengan alasan apapun
tidak diperbolehkan.
3. Pengantian material bekisting dengan material selain yang
disebutkan pada point 1 harus dengan persetujuan Konsultan
PENGAWAS.
4. Kontraktor pelaksana harus mengajukan Shop Drawing untuk
bentuk konstruksi bekisting balok, kolom, plat lantai, dan plat atap
11
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
serta konstruksi
PENGAWAS.
lain
yang
dianggap
perlu
oleh
Konsultan
12
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
Pasal 15
Pasal 16:
13
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
dirubah
dengan
persetujuan
Konsultan
14
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
15
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
Pasal 20
: Quality Control
a. Slump Test
1. Pemeriksaan kekentalan beton (kosistensi) harus dilakukan setiap
beton dituangkan dari Concrete Mixer atau minimal setiap 3 m3
pekerjaan beton pada setiap mutu beton.
2. Pemeriksaan kekentalan beton dilakukan dengan metode Slump
Test dimana nilai slump yang diperoleh harus sesuai dengan nilai
slump rencana yang ada pada Job Mix Disain.
16
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
17
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
18
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
19
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
Pasal 21
Pasal 22
: Lain - Lain
1. Persyaratan pekerjaan beton dari Pasal 1 sampai dengan Pasal 22
berlaku untuk semua item pekerjaan beton structural ( K-175
sampai K-300 ) yang ada dalam Proyek ini.
2. Hal-hal yang belum ditentukan dan diperlukan penjelasannya
dalam proses pelaksanaan pekerjaan ditentukan kemudian oleh
Konsultan Perencana bersama dengan Konsultan PENGAWAS
dalam proses pelaksanaan pekerjaan dengan persetujuan Owner.
20
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
Pasal 23
: Pekerjaan Water-Proofing.
1. Lingkup Perkerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan
- bahan, peralatan dan alat alat bantu lainnya termasuk
pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar serta petunjuk Direksi
Lapangan. Pekerjaan ini dilaksanakan antara lain pada :
1.
2.
3.
4.
2. Bahan - Bahan
Spesifikasi bahan.
Bahan waterproofing dari jenis sheet non woven polyester yang
memenuhi persyaratan - persyaratan sebagai berikut :
Nama Produk :
Sintopol ex Copernit Itali
Axter force 4000 line ex. France
Proofex Torchseal ex. Fosroc
Palladien Ex. Bituline Greece
Ketebalan
:
3 mm.
Berat Nominal
:
4 kg / m2.
Packaging
:
Rolls 10 x 1 m.
Non Woven Polyster
:
> 180 Gr/m2.
Ketahanan Sobekan
: Memanjang min. 150 N
Melintang min. 170 N
Ketahanan tarik
: Memanjang min. 850 N
Melintang min. 600 N
Ketahanan Panas
:
> 150o C.
Ultimite elongation
: Memanjang min. 40 N
Melintang min. 45 N
21
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
Contoh Contoh
Pemborong wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik dan Jaminan pelaksanaan pekerjaan
minimal selama 5 ( lima) tahun.
Pemborong wajib mengajukan contoh bahan minimal 2 (dua)
produk setaraf dari berbagai merk (kecuali ditentukan lain
oleh perencana), brosur lengkap dan jaminan dari pabrik untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan.
Bila produk yang telah ditentukan diatas tidak tersedia
dipasaran, maka Kontraktor harus menunjukan surat
keterangan dari Supliyer/agen tunggal bahwa material
tersebut tidak tersedia yang disampaikan kepada PENGAWAS
dan Perencana.
Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan produk akan diambil
oleh Direksi PENGAWAS dan akan diinformasikan kepada
pemborong selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kelender
setelah penyerahan contoh - contoh bahan tersebut.
3. Pelaksanaan
1. Umum
-
22
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
2. Cara Pelaksanaan
- Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang
berpengalaman (ahli dari pihak Supplier) yang dibuktikan
dengan Company Profile dan daftar proyek-proyek yang pernah
dilaksanakan dan terlebih dahulu harus mengajukan "Metoda
Pelaksanaan" sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan.
- Bekas lubang atau keropos harus di Grouting.
- Permukaan beton harus rata dan bersih, serta kemiringan ke
pembuangan air minimum 1 %.
- Pada sudut 900 dibuat 450 dengan adukan.
- Umur beton telah memenuhi persyaratan atau minimal 28 hari.
- Pemasangan pada vertikal harus naik 20 cm dan pada vertikal
tersebut harus dibuat tali air 2 x 1.5 cm untuk tempat
pemberhentian waterproofing tersebut. Floor Drain tidak
berubah dan harus lebih rendah dari permukaan waterproofing.
- Bila ada kebel - kabel yang menembus pada plat beton
tersebut, maka terlebih dahulu dipasang pipa paralon/pipa besi
dan di sekelilingnya harus di grouting.
- Setelah selesai pemasangan waterproofing harus segera
discreeding 5 cm + kawat ayam khusus untuk lantai 1(satu) dan
atap
- Pemasangan pada dinding km/wc naik 30 cm dari lantai keramik
dan dibuatkan tali air 2 x 1.5 cm untuk tempat pemberhentian
waterproofing.
- Tiap - tiap sambungan (overlap) 7.5 cm, harus dilas agar
kekuatan sambungan tersebut cukup kuat.
- Water Pproofing tidak diijinkan dipaku atau dibobok.
23
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
4.
Pasal 24
: Pekerjaan Water-Stop.
1. Lingkup Perkerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan
- bahan, peralatan dan alat alat bantu lainnya termasuk
pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar serta petunjuk Direksi
Lapangan. Pekerjaan ini dilaksanakan antara lain pada :
1. Sambungan lantai dan dinding Septic-Tank.
2. Sambungan lantai dan dinding Ground Reservoir.
3. Tempat tempat lain disetiap pemberhentian beton kedap air.
2. Bahan Bahan
Bila tidak ditentukan lain, maka pekerjaan pengecoran beton yang
tidak menerus dan harus kedap air dipakai bahan Water Stop dari
Polyvinnyl Chloride yang tahan terhadap bahan kimia, alkali, minyak
dan acids. Persyaratan bahan tersebut adalah :
1. Nama Bahan
:
PVC Waterstop
2. Type
:
WSA 250
3. Tebal
:
6 mm
4. Lebar
:
25 Cm
5. Warna
:
Biru
6. Kemasan
:
25 m/Roll
24
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
3. Persyaratan Pelaksanaan
Pemasangan Water Stop harus mengikuti petunjuk dari pabriknya.
Water Stop dipasang disetiap pemberhentian pekerjaan pengecoran
beton kedap air sesuai dengan gambar kerja atau usulan dari
Pemborong yang sudah disetujui PENGAWAS. Khusus untuk
pengecoran Reservoir dan Septic-Tank dan sebagainya dimana
tempat tersebut tidak boleh bocor, maka ditempat tersebut
dipasang Water Stop.
Pasal 24
: Pekerjaan Anti-Rayap.
a. Lingkup Pelaksanaan
Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi :
1. Penyelidikan tanah lokasi pekerjaan terhadap kondisi rayap.
2. Penyelidikan bahan kimia anti rayap beserta peralatan untuk
pekerjaan pelapisan bahan tersebut.
3. Pelaksanaan pelapisan atau penyemprotan tahan kimia anti rayap
tersebut pada dinding dan dasar lobang galian pondasi dan
keliling pondasi bore pile, tanah dasar di bawah lantai permukaan
bagian bagian bangunan satu dan lain hal sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan dari pabrik yang memproduksi bahan anti rayap
tersebut.
4. Kontraktor wajib meminta petunjuk Konsultan PENGAWAS
mengenai bagian-bagian yang akan diberi bahan anti rayap
tersebut.
b. Persyaratan bahan
1. Termitisida yang digunakan Demon TC (soil water base).
2. Bahan yang dimaksud adalah bahan kimia untuk mencegah naiknya
rayap kebagian bangunan dan mengamankan tanah bangunan yang
kemungkinan menjadi tempat bersarangnya rayap, melalui tanah
dan bagian-bagian dasar bangunan yang telah diberi lapisan
pelindung anti rayap sebelumnya.
3. Bahan
yang
digunakan
harus
betul-batul
memiliki
konsentrasi/formulasi yang dipersyaratkan oleh Departemen
Kesehatan RI atau instansi lain yang berwenang untuk itu.
25
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
26
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan
27
SPESIFIKASI TEKNIS Lanjutan Pembangunan Pengembangan dan Perluasan Laboratorium Mikrobiologi, Terapeutik dan Pangan