You are on page 1of 13

BUDAYA DUPLIKASI ISI PESAN CHAT SEBAGAI UPAYA

MENGEKSPRESIKAN SIMPATI DAN EMPATI DALAM


MEDIA SOSIAL LINE

Disusun Oleh:
Kanaka Bhaswara Prabhata
Aan Salma
Iqbal Syahrangga
Septhalia Ladies Ghana Islamia
Waisy Al Qurni Dorida
LATAR BELAKANG
Tahun 2000-an adalah masa yang baru dalam sejarah umat manusia, kita
memasuki era informasi ketika arus informasi yang cepat sangat dibutuhkan,
sebagaimana industri pada masa Revolusi Industri dan pertanian jauh
sebelumnya. Konsep masyarakat informasi sebenarnya muncul pada tahun
1970-an dari para ilmuwan dengan sudut pandang dan definisi yang berbedabeda. Daniel Bell (1973), menggunakan istilah post-industrial society untuk
menyebut masyarakat informasi yaitu pergantian produksi barang-barang
kepada sistem pengetahuan dan inovasi pelayanan sebagai strategi dan sumber
transformasi dalam masyarakat.
Fritz Machlup (1983), memperkenalkan istilah knowledge industry
dengan membedakan 5 (lima) sektor pengetahuan yaitu pendidikan, penelitian
dan pengembangan, media massa, teknologi informasi, dan layanan informasi.
Masuda (1990), mengemukakan bahwa pada masyarakat informasi terjadi
transisi dimana produksi nilai-nilai informasi menguasai perkembangan
masyarakat. Menurut William J. Martin (1995), masyarakat informasi adalah
suatu keadaan masyarakat dimana kualitas hidup, prospek untuk perubahan
sosial dan pembangunan ekonomi bergantungpada peningkatan informasi dan
pemanfaatannya.
Beberapa definisi masyarakat informasi diatas, tidak lepas dari tiga
komponen utama yang menjadi pendorong munculnya masyarakat informasi
yaitu dinamika informasi dan komunikasi, perkembangan dalam teknologi
informasi (komputer), dan perkembangan dalam teknologi komunikasi. Untuk
dua komponen terakhir, lebih dikenal dengan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK). Efek dari ketiga informasi diatas dapat dilihat dengan
terjadinya peningkatan kualitas dan kuantitas produk-produk informasi dan
pelayanan serta luasnya jaringan komunikasi melalui media yang dilakukan
secara elektronik dan terpasang.

Dimulai dengan munculnya media sosial seperti mIRC, lalu Facebook,


Twitter, sampai kemudian muncul media sosial berbasis chatting, seperti
LINE. Hadirnya LINE jelas memudahkan manusia, utamanya netizen, untuk
berkomunikasi secara personal maupun kelompok dengan orang-orang
terdekat kita. Walaupun WhatsApp hadir sebagai pesaing yang memiliki
interface lebih simpel dan mudah, LINE tetap menjadi yang teratas dengan
fitur-fitur unik yang dimiliki berdasarakan data dari Statista tahun 2016.
Akhir-akhir ini muncul fenomena unik yang menyangkut para pengguna dari
LINE, dan nampaknya bukan hanya di LINE saja tapi hampir disemua media
sosial chatting terjadi budaya duplikasi isi pesan. Duplikasi isi pesan
dilakukan khusus pada isi pesan yang mengandung unsur duka dan suka,
seperti ucapan selamat ulang tahun dll, dan belasungkawa.
Banyak alasan yang mengemuka mengenai fenomena tersebut diantaranya
adalah ingin menunjukkan rasa empati. Dalam komunikasi antarpersona
empati adalah berusaha menempatkan diri pada posisi orang lain ketika
individu tertimpa musibah atau suka cita, ada unsur kepedulian yang
mendalam pada proses empati. Tidak hanya dapat diperlihatkan lewat katakata namun semua ekspresi wajah dan bahasa tubuh memperkuat rasa empati
yang ingin kita tunjukkan.
Ketika rasa empati disampaikan lewat media sosial maka unsur diluar
bahasa verbal diwakilkan dengan aplikasi emoticon yang tentu saja tidak
sedalam ekspresi atau sentuhan ketika menyampaikan empati secara tatap
muka. Bahkan yang terjadi adalah dupikasi isi pesan, pesan yang disampaikan
satu orang berkenaan ucapan belasungkawa atau selamat ramai-ramai di
copypaste ulang oleh anggota group. Dengan melakukan duplikasi isi pesan
tersebut menimbulkan kesan bahwa empati yang disampaikan hanya sekedar
formalitas.
Group Chat Ikom Unesa angkatan 2014 adalah group chat dengan jumlah
anggota terbanyak dibandingkan group chat ikom unesa pada angkatan lain.
Dalam group chat ini pun terjadi duplikasi isi pesan terutama pada pesan yang
berisi belasungkawa atau suka cita. Hampir semua anggota group melakukan
duplikasi dalam intensitas yang tinggi. Saat mendengar kabar bahagia ataupun
kabar duka yang disampaikan dalam ruang obrolan, hampir seluruh dari
anggota grup tersebut akan melakukan duplikasi isi pesan dari pesan pertama
yang diutarakan oleh seorang anggota grup tanpa melakukan perubahan.
Padahal, sebuah pesan adalah alat komunikasi yang menunjukkan apa yang
ada di dalam kepala.
Fenomena ini lah yang akan kelompok kami bahas dalam makalah yang
kami susun. Grup Chat yang kami gunakan disini adalah grup chat Ikom Unesa
2014, karena grup inilah yang paling dekat dengan keseharian kami, dan grup
ini menarik karena grup ini berukuran paling besar di dalam prodi Ilmu

Komunikasi yang menjembatani semua informasi untuk mahasiswa angkatan


2014.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam
bentuk tiga pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang mendorong para pengguna LINE, utamanya dalam Group
Chat melakukan duplikasi isi pesan secara utuh?
2. Bagaimana pengguna LINE dalam sebuah Group Chat menyampaikan
empati mereka?
3. Bagaimana etika pengungkapan empati antarpersonal dalam media
sosial?
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui alasan yang mendorong pengguna grup LINE Ikom
Unesa 2014 melakukan duplikasi isi pesan secara utuh
2. Untuk mengetahui bagaimana anggota grup Ikom Unesa 2014
menyampaikan empati mereka dalam media Line
3. Untuk mengetahui bagaimana menyampaikan empati antarpersonal
dalam media sosial
MANFAAT
Tulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis.
Secara teoritis:
tulisan ini diharapkan dapat memberikan referensi baru untuk
pengembangan ilmu komunikasi antarpersona terutama pada konsep
empati
Secara praktis :
para pengguna lebih dapat memahami makna suatu pesan yang dikirim
bagi orang lain, sehingga akan lebih berhati-hati dan menghargai isi pesan
yang akan disampaikan. Sehingga empati yang ingin disampaikan benarbenar terkoneksi kepada penerima pesan

TINJAUAN PUSTAKA
KOMUNIKASI SEBAGAI KEBUTUHAN INDIVIDU

Ilmu komunikasi adalah ilmu yang harus dipelajari oleh semua orang, karena
dalam praktiknya ilmu komunikasi akan berguna bagi manusia untuk dapat
mengerti dan memahami perilaku komunikasi seseorang. Komunikasi secara
sederhana yang dijelaskan oleh Harold Lasswell adalah melihat bentuk
komunikasi sebagai Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What
Effect. Paradigma Lasswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi
lima unsur.
Definisi komunikasi memiliki tiga konseptual, yaitu komunikasi sebagai
tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai
transaksi. Pandangan komunikasi sebagai tindakan satu arah adalah memahami
bahwa pesan searah dari seseorang kepada seseorang secara pribadi, kemudian
komunikasi sebagai interaksi adalah menyetarakan komunikasi dengan suatu
proses sebab-akibat atau aksi-reaksi yang arahnya bergantian. Dan yang terakhir
komunikasi sebagai transaksi menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang
dinamis yang secara sinambungan mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi
dianggap sebagai komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan
pesan.
Seperti yang dikatakan Mulyana bahwa komunikasi juga ada empat kategori
tujuan komunikasi, yaitu sebagai komunikasi sosial, komunikasi ekspresif,
komunikasi sebagai ritual, dan komunikasi instrumental. Masing-masing kategori
memiliki tujuan yang berbeda-beda dalam penggunaan komunkasi.
Untuk konteks komunikasi, dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu
komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok,
komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Dalam pembahasan ini, tema yang
lebih spesifik adalah komunikasi antarpersonal dalam komunikasi grup, simpati,
dan empati.
(tambahkan lagi definisi komunikasi sosial dan interaksi sosial yang
mempertegas argumen bahwa komunikasi adalah kebutuhan setiap
manusia)
Sebagai makhluk sosial interaksi kita dengan individu lain tak
terhindarkan. Memperlihatkan empati adalah bentuk komunikasi dalam hubungan
yang dekat. Empati adalah salah satu unsur yang ada pada setiap tujuan
komunikasi. Baik komunikasi ekspersif, ritual, sosial dan instrumental.
KOMUNIKASI ANTARPERSONA
Komunikasi antar pribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial
dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh DeVito dalam (Liliweri, 1991:13)
komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan
diterima oleh orang yang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan
balik yang bersifat langsung. Komunikasi antar pribadi sering disebut dengan

dyadic communication maksudnya yaitu komunikasi antara dua orang, dimana


terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini bisa
berlangsung secara berhadapan muka (face to face) ataupun bisa juga melalui
media seperti telepon. Ciri khas dari komunikasi antar pribadi adalah sifatnya
yang dua arah atau timbal balik (two ways communication).
Namun, komunikasi antar pribadi memelalui tatap muka mempunyai satu
keuntungan menurut (Liliweri, 1991:67) dimana melibatkan perilaku nonverbal,
ekspresi fasial, jarak fisik, perilaku paralinguistik yang sangat menentukan jarak
sosial dan keakraban. Bentuk utama dari komunikasi antar pribadi adalah
komunikasi tatap muka, dimana komunikasi ini biasanya merupakan suatu
rangkaian pertukaran pesan antara dua individu dalam proses komunikasi, serta
diantara individu tersebut berhasil menjalin suatu kontak. Kontak itu berhasil
karena antara individu yang melakukan komunikasi tersebut saling
mempertukarkan pesan secara bergantian dan berbalas-balasan. Keberadaan
interaksi antar individu inilah yang menunjukkan bahwa komunikasi antar pribadi
menghasilkan suatu umpan balik pada tingkat keterpengaruhan tertentu. Aksi dan
reaksi secara langsung terlihat karena jarak fisik partisipan yang dekat sekali.
Interaksi dalam komunikasi antar pribadi, dapat menghasilkan berupa suatu
perubahan pendapat, sikap, perilaku dan tindakan tertentu.
(tambahkan tulisan tentang komunikasi antarpribadi yang dapat dilakukan dalam
media sosial)

BERKOMUNIKASI ANTARPERSONA MELALUI MEDIA SOSIAL


LINE Messenger
1

Sejak tahun 2010, perkembangan layanan pesan instan atau lebih dikenal dengan
Instant Messenger semakin masif, bahkan beberapa media mengatakan bahwa IM
adalah masa depan dari bisnis mobile. Statista adalah salah satu badan survey
industri internet yang berasal dari amerika memiliki data perkembangan IM pada
tahun 2015 sebagai berikut :

Annual User Growth


KakaoTalk
Vine
Twitter
Skype
Facebook
Viber
Google Plus
YouTube
WeChat
Whatsapp
Pinterest
Instagram
Snapchat
Facebook Messenger
LINE
0

10

20

30

40

50

60

Annual User Growth

3
4

sumber: ?

Berdasarakan data dia atas dapat dikatakan bahwa media pesan instan yang
paling cepat perkembangannya adalah LINE. Hal ini membuat media pesan instan
ini menjadi pilihan utama kebanyakan orang untuk dapat saling berbagi dan
terhubung dengan orang-orang terdekat mereka.
LINE sendiri memiliki berbagai macam fitur yang memudahkan
penggunannya untuk saling berkomunikasi secara personal (personal chat)
maupun komunikasi secara massal (group chat). Hal ini terlihat dari salah satu
fitur unggulan LINE adalah group chat yang memungkinkan untuk menampung
hingga 200 anggota dalam satu grup. Hal ini membuat komunikasi yang di
tujukan untuk massal dapat terakomodasi dengan lebih baik dengan fitur ini.
Dalam grup ini juga tersedia fitur untuk mengirim pesan gambar, suara, video,
maupun sticker yang membuat komunikasi pesan instan ini menjadi favorit
masyarakat, bahkan sejak 18 Maret 2016 LINE menambahkan fitur untuk dapat
melakukan conference call dengan semua anggota grup (hingga 200 panggilan
simultan) dalam satu waktu.

Penulis menduga karena alasan diataslah anggota group chat ikom unesa
memilih line sebagai media berbagi pesan. Line dianggap memiliki fitur-fitur
yang muktahir dan mudah dioperasikan.
a. Anggota dari Komunikasi grup Kecil
Dalam DeVito mengatakan bahwa ada teori mengenai Anggota dalam sebuah
grup komunikasi kecil, dimana ada tiga pembahasan yang terkait tentang peran
dari anggota, proses analisis interaksi, dan partisipasi anggota. Dalam kasus grup
LINE Ikom Unesa 2014 ini, akan difokuskan pada peran tugas grup, dan peran
individu anggota.
Untuk peran tugas grup, grup Ikom Unesa 2014 ini cenderung masuk dalam
kategori Information Giver karena pada konsepnya, grup ini dibuat untuk
memudahkan mahasiswa Ilmu Komunikasi Unesa 2014 untuk mengetahui
informasi apa yang penting yang berkaitan dengan perkuliahan atau nonperkuliahan.
Untuk peran individu anggota, kami menilai bahwa pelaku duplikasi pesan ini
masuk dalam kategori playboy / playgirl karena memiliki kecenderungan untuk
selalu bercanda didalam grup, tidak peduli tentang pesan apa yang terjadi
didalamnya.
b. Group Sebagai Kelompok Persahabatan
Okada (2010, hal.90-92) menyatakan pemikirannya mengenai teori hubungan
persahabatan khususnya persahabatan pada masa remaja. Persahabatan mengalami
perkembangan pada masa remaja, seperti tampak pada kutipan di bawah ini. Pada
masa remaja, dituntut hubungan persahabatan yang mendalam, ditandai dengan
meningkatnya keakraban (intimacy) di antara teman dan dapat berbagi keluh
kesah atau menceritakan masalah-masalahnya yang bersifat pribadi (Takuma,
dkk., 1989).
Selain keakraban (intimacy), persahabatan pada masa remaja memiliki unsur
lain seperti, rasa percaya (mutual trust) dan rasa simpati (sympathy), seperti
tampak pada kutipan berikut ini: Buhler (1921, 1967) juga menyatakan bahwa
pada masa remaja, mereka memiliki perasaan saling percaya satu sama lain
(mutual trust). Spranger (1924) pun menyatakan bahwa: pada masa remaja, di
tengah persahabatan dengan sesama jenis, seseorang menuntut rasa simpati
(sympathy) dan mencoba menjadikan orang lain untuk memiliki sifat yang
diharapkan olehnya (agar orang lain dapat menjadi seperti yang diharapkannya).
Fungsi Persahabatan

Menurut Gottman dan Parker (1987) yang dikutip Santrock (dalam Dariyo,
2004, hal.130-131) menyatakan bahwa ada enam fungsi persahabatan berikut ini.

a. Pertemanan (companionship).
Persahabatan akan memberikan kesempatan kepada seseorang untuk
menjalankan fungsi sebagai teman bagi individu lain ketika sama-sama
melakukan suatu aktivitas. Sebagai teman, berarti seseorang harus menyediakan
dan mengorbankan diri dari segi waktu, tenaga, dan mungkin biaya secara
sukarela demi kebaikan bersama.
b. Stimulasi kompetensi (stimulation).
Pada dasarnya, persahabatan akan memberikan rangsangan seseorang untuk
mengembangkan potensi dirinya karena memperoleh kesempatan dalam situasi
sosial. Artinya, melalui persahabatan, seseorang memperoleh informasi yang
menarik, penting, dan memacu potensi, bakat ataupun minat agar berkembang
dengan baik.
c. Dukungan fisik (physical support).
Dengan kehadiran fisik seseorang atau beberapa teman, akan menumbuhkan
perasaan berarti (berharga) bagi seseorang yang sedang menghadapi suatu
masalah. Kehadiran secara fisik menunjukkan kerelaan untuk menyediakan
waktu, tenaga ataupun pertolongan yang dapat membangkitkan semangat hidup.
Itulah sebabnya orang yang sakit memerlukan perhatian dan kasih sayang dari
teman atau sahabat walaupun sudah ditunggui atau dijenguk sanak saudaranya.
d. Dukungan ego (ego support).
Walaupun dianggap sebagai seorang ahli, adakalanya seseorang akan merasa
stres, down, atau tidak bersemangat ketika sedang menghadapi suatu
permasalahan yang cukup berat. Seolah-olah keahliannya tidak berarti apa-apa
ketika menghadapi masalah tersebut. Oleh karena itu, persahabatan menyediakan
perhatian dan dukungan ego bagi seseorang. Apa yang dihadapi seseorang juga
dirasakan, dipikirkan, dan ditanggung oleh orang lain (sahabatnya). Dengan
perhatian tersebut, akhirnya dan biasanya, seseorang memiliki kekuatan moral dan
semangat hidup untuk dapat mengatasi masalahnya dengan sebaik-baiknya.
Bahkan ada pula, dengan perhatian sedikit, seseorang menjadi giat dan termotivasi
untuk segera menuntaskan masalah tersebut.
e.

Perbandingan sosial (social comparison).

Persahabatan menyediakan kesempatan secara terbuka untuk mengungkapkan


ekspresi kapasitas, kompetensi, minat, bakat, dan keahlian seseorang. Dalam
konteks interaksi sosial persahabatan, seseorang ingin diterima, dihargai, diakui,
dan dipercayai sebagai seseorang yang kompeten. Akan tetapi, dalam
persahabatan tersebut,masing-masing juga tidak akan mencela kelemahankelemahan orang lain. Justru dengan demikian, seseorang akan membandingkan
dirinya dengan orang lain. Artinya, orang lain sebagai cermin bagi seseorang,
apakah dirinya memiliki kemampuan yang lebih atau kurang kalau dibandingkan
dengan orang lain. Bila seseorang menyadari kekurangan, ia akan dapat belajar
dan meningkatkan diri supaya menyamai atau lebih tinggi dibandingkan dengan
orang lain. Dengan demikian, persahabatan memberi stimulasi yang positif bagi
pengembangan pribadi seseorang.
f. Intimasi/afeksi (intimacy/affection).
Tanda persahabatan yang sejati adalah adanya ketulusan, kehangatan, dan
keakraban antara satu dan yang lain. Masing-masing individu, tidak ada maksud
ataupun niat untuk mengkhianati orang lain karena mereka saling percaya,
menghargai, dan menghormati keberadaan orang lain. Baik ketika bersama
maupun ketika sendiri, masing-masing individu yang bersahabat merasakan
kedekatan, kepercayaan, dan penerimaan dalam kelompok sosial. Walaupun ada
perbedaan-perbedaan pemikiran,sikap ataupun perilaku, perbedaan itu menjadi
dasar untuk merasa saling membutuhkan dukungan emosional dan dukungan
sosial supaya tetap terjalin keakraban, kehangatan, dan keintiman.
TEORI KOMUNIKASI?
KERANGKA BERPIKIR ?
METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan paradigma
kualitatif (kualitatif adalah?)dengan cara deskriptif (deskriptif adalah?) (objek
penelitian ?)
Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penulisan ini akan dikumpulkan dengan cara, wawancara,
pengamatan pada pesan dan umpan balik pesan dalam group ikom unesa 2014
media sosial
Wawancara
?
Pengamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN


MENGEKSPRESIKAN PESAN EMPATI DALAM MEDIA SOSIAL
LINE
Fenomena yang ini sering ditemukan masalah komunikasi antarpersonal yang
tidak disadari di media sosial yaitu dalam obrolan grup LINE berupa pengulangan
kalimat (copy-paste dari pesan yang sudah ada) empati maupun simpati.
Pengulangan tersebut dilakukan beberapa anggota grup untuk mengungkapkan
rasa empati kepada salah satu anggota grup maupun informasi dari luar grup yang
sedang dalam masa bahagia maupun duka seperti menginjak hari ulangtahun,
keberhasilan dalam mencapai sesuatu, dan berita duka. Hal ini berakibat
memberikan kesan ketidaksungguhan dalam menyampaikan empati kepada
sesama.
Henry Backrack (1976) empati adalah kemampuan seseorang untuk
mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari
sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Bersimpati, di
pihak lain adalah merasakan bagian orang lain atau merasa ikut bersedih.
Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang
mengalaminya. Orang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman
orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk
masa mendatang. Dengan kata lain, mengungkapkan rasa empati hanya dengan
menduplikasi kalimat orang lain adalah kurang etis.
Analisis dilakukan dengan pemindaian kata simpati dalam pencarian kata di
grup Ikom Unesa 2014. Berikut hasil pencarian kata yang ditemukan:

Ungkapan bela sungkawa

: 3 pesan (sejak 13/12/15)

Ucapan selamat
Ucapan untuk ulang tahun

: 40 pesan (sejak 27/11/15)


: 62 pesan (sejak 01/12/15)

Pesan umpan balik yang diberikan oleh anggota grup yang bersangkutan:

Dilihat dari data pesan yang disampaikan secara duplikat, ucapan simpati
selamat ulang tahun lebih banyak digunakan oleh anggota grup dibanding ucapan
yang lainnya. Artinya, anggota grup lebih berpartisipasi terhadap salah satu
anggota yang sedang ulang tahun. Kemudian respon anggota yang bersangkutan
hanya menerima saja tanpa menyadari kesan pesan yang kurang tulus karena
diduplikasi, tetapi respon tersebut bersifat general dimana pesan respon mencakup
seluruh angggota yang mengucapkan.
Untuk ucapan bela sungkawa pada data di atas mengungkapkan bahwa
berita duka yang pesankan kurang responsif karena respon anggota bergantung
pada besarnya kepentingan dari isi pesan tersebut. Selain itu, terdapat pesan dari
anggota yang mengalihkan isu berita yang kurang berarti.
(ditambahkan lagi untuk menjawab rumusan masalah, lebih diuraikan per
sub judul)
1.4.1

Pembahasan

Ucapan simpati yang dilakukan oleh anggota grup Ikom Unesa 2014 pada
tahun ini sudah sebanyak 105 pesan, yang dapat dibagi menjadi tiga kata kunci,
yaitu Selamat; Inallilahi; dan Happy. Ketiga kata kunci tersebut mewakili ucapan
simpati baik yang bersifat suka maupun duka, ada terdapat 40 pesan dengan kata
kunci Selamat, kemudian tiga pesan dengan kata kunci Inalillahi, dan ada 62
pesan dengan kata kunci Happy.
Pada ucapan Happy Birthday dilakukan oleh banyak anggota grup terhadap
salah satu anggota yang sedang berulangtahun. Reaksi dari orang yang
bersangkutan terhadap ucapan simpati itu menjadi lebih general karena respons
yang dilakukan oleh anggota yang berulangtahun adalah Iya rek terima kasih
hal ini menunjukkan adanya perubahan arah komunikasi interpersonal yang pada
awalnya memiliki arah dari individu-ke-individu berubah menjadi respons
individu-ke kelompok. Hal ini disebabkan karena banyak anggota yang
melakukan pesan yang sama dalam satu waktu yang berdekatan.
Kecenderungan orang untuk melakukan duplikasi pesan dalam grup Ikom
Unesa 2014 membuat individu yang melakukan duplikasi tersebut diabaikan dan
melakukan generalisasi individu tersebut menjadi kelompok. Hal tersebut tidak
terjadi ketika ucapan Happy Birthday dilakukan tidak secara duplikasi namun
secara bahasa yang lebih personal akan membuat balasan yang terjadi juga lebih
personal individu-ke-individu.

Daftar Pustaka
DeVito, J. A., 2012. Human Communication : The Basic Course. 12th penyunt.
New York: Pearson Education, Inc..
DeVito, J. A., 2013. The Interpersonal Communication Book. 13th penyunt. New
York: Pearson Education, Inc.
Hakim, H. A. B., 2013. Sosiologi Informasi : Suatu Kajian Tentang Dinamika
Informasi dan Dampaknya Bagi Masyarakat. [Online]
Available at: http://www.heri_abi.staff.ugm.ac.id
[Diakses 26 Maret 2016].
Solomon, D. & Theiss, J., 2013. Interpersonal Communication. 1st penyunt. New
York: Routledge.
Statista, 2016. Most Popular Global Mobile Messenger Apps. [Online]
Available at: http://statista.com/statistics/258749/most-popular-global-mobilemessenger-apps
[Diakses 25 Maret 2016].

You might also like