Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem energi Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan serius.
Setidaknya dalam tiga kelompok besar permasalahan energi nasional yaitu tingkat
elektrifikasi yang masih rendah, ketergantungan pada sumber energi fosil, dan
rendahnya pemanfaatan energi baru terbarukan. Untuk mengejar kebutuhan energi
dimasa mendatang kebijakan yang harus dilakukan adalah dengan mengintegrasikan
energi yang terbarukan dan tak terbarukan, dengan perubahan komposisi penggunaan
yang semakin besar pada jenis energi yang terbarukan. Namun yang tidak kalah
pentinggnya adalah keseriusan dalam pendukung penyediaan energi dimasa
mendatang yang tercermin dari sinkronisasi antara program pengembangan teknologi
energi dengan penyediaan dana yang cukup potensial sehingga tidak menimbulkan
masalah publik.
Ketimpangan kondisi persediaan energi dengan kebutuhan energi nasional,
terutama sektor migas dan upaya pemenuhan kebutuhan energi nasional secara
berkelanjutan merupakan permasalahan utama bangsa ini pada bidang energi. Mutlak
diperlukan upaya-upaya strategis dalam bidang penciptaan energi baru dan
terbarukan, dukungan yang kuat dan sinergi kebijakan pengembangan ipteks untuk
bidang energi. Menjadi tidak kalah penting pula adalah upaya yang memastikan
efektifitas kebijakan diversifikasi, efisiensi dan konversi energi.
Mempertahankan keamanan pasokan energi dalam jangka panjang merupakan
tugas berat di tengah kemampuan pasokan minyak bumi dalam memenuhi kebutuhan
energi nasional yang kian terbatas. Hal ini tentu tidak terlepas dari begitu cepatnya
transisi energi yang dialami oleh Indonesia. Di tahun 1990 rasio konsumsi dan
produksi minyak mencapai 0,55 namun demikian di tahun 2004 rasio ini sudah
mencapai sekitar 0,92. Hasil ini dapat terjadi karena dua sebab. Pertama, tingkat
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam makalah ini adalah:
Bagaimana langkah-langkah kebijaksanaan sumber daya energi tak terbarukan dalam
pola upaya intensifikasi, diversifikasi, konservasi dan indeksasi ?
1.3.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah :
Mengetahui langkah-langkah kebijaksanaan sumber daya energi tak terbarukan dalam
pola upaya intensifikasi, diversifikasi, konservasi dan indeksasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Memang betul, jika dilihat dari asal muasal pembentukannya, batu bara dan
minyak bumi bisa dikategorikan sebagai sumber energi terbarukan (renewable energy
resources) karena sifat pembentukannya yang terus-menerus meskipun memerlukan
beberapa kondisi tertentu dalam prosesnya dan pembentukannya yang sangat lambat
(dalam satuan jutaan tahun). Namun, jika dilihat dari relativitas waktu terbentuknya
yang memerlukan waktu jutaan tahun (geology time scale) dan memperhatikan faktor
umur manusia (human time scale) yang umumnya kurang dari 100 tahun, telah
disepakati bahwa batu bara dan minyak bumi diklasifikasikan ke dalam kategori
sumber energi tak terbarukan. Faktor geology time scale dan human time scale ini
yang menjadi dasar International Standard Organization (ISO) mengklasifikasikan
batu bara dan minyak bumi ke dalam kategori depleting energy resources (sumber
energi yang akan habis).
2.2
miliar barel atau 1,5% cadangan minyak bumi Saudi Arabia yang mempunyai
cadangan minyak bumi terbesar di dunia (266,8 miliar barel). Gas alam yang
terkandung di Indonesia adalah sebesar 18,8 BOE (BOE = billions of barrels of oil
equivalent atau satuan yang setara dengan 1 milar barel minyak bumi). Jika
dibandingkan dengan cadangan gas alam Rusia, negara yang mempunyai cadangan
gas alam terbesar di dunia sebesar 297,7 BOE, cadangan gas alam Indonesia hanya
setara 6,31% cadangan gas alam Russia. Untuk batu bara, Indonesia memang
termasuk dalam daftar negara yang memiliki cadangan batu bara terbesar. Meski
demikian, dibandingkan dengan Amerika Serikat yang memiliki cadangan batu bara
terbesar di dunia dengan jumlah 906,3 BOE, cadangan batu bara Indonesia hanya
sebesar 16,5 BOE atau 1,82% cadangan batu bara Amerika Serikat.
Dari seluruh data cadangan energi fosil pada tahun 2007, total cadangan energi
fosil terbesar terdapat di Amerika dan Rusia, yaitu lebih dari 900 miliar barel. Cina
berada di peringkat ketiga dengan total cadangan 465,6 miliar barel, disusul oleh
Saudi Arabia dan Iran yang masing-masing mempunyai cadangan sebesar 311,6
miliar barel. Sementara itu, Indonesia mempunyai total cadangan energi fosil sebesar
39,2 miliar barel. Distribusi total cadangan energi fosil di dunia pada tahun 2007
Benarkah energi fosil akan habis dalam waktu kurang dari 150 tahun?
Berdasarkan data total cadangan energi fosil yang telah diketahui dan laju
pemakaiannya dalam mencukupi kebutuhan energi dunia saat ini, telah diperkirakan
bahwa minyak bumi akan habis digunakan dalam waktu 43 tahun ke depan,
sedangkan gas alam akan habis digunakan selama 61 tahun, dan batu bara 148 tahun
ke depan. Namun, ada pertanyaan, apakah energi fosil tersebut akan benar-benar
habis pada tahun-tahun yang telah disebutkan di atas?. Jawabannya sangat bergantung
pada laju ekplorasi yang ada, yaitu kegiatan mencari cadangan energi fosil. Selama
kita masih melakukan eksplorasi dan menemukan cadangan baru, anggapan yang
menyatakan bahwa cadangan energi fosil akan segera habis seperti yang diperkirakan
di atas tidaklah berlaku sepenuhnya.
Dari uraian ini sebenarnya ada beberapa pertanyaan yang menarik untuk
dijelaskan dan dicari jawabannya, seperti mengapa kebutuhan energi meningkat
seiring dengan berkembangnya peradaban dunia? Bagaimana energi fosil terbentuk?
Mengapa minyak bumi dan gas alam banyak ditemukan di Timur Tengah dan
mengapa di Timur Tengah tidak ada batu bara? Dengan keterbatasan sumber energi
fosil Indonesia dibandingkan dengan Amerika Serikat, Rusia, Cina, dan negaranegara Timur Tengah, apa dan bagaimana strategi pemerintah Indonesia untuk
menjamin terjaganya sumber energi di masa mendatang? Mari pecahkan persoalan ini
bersama-sama.
2.3
Pada gambar tersebut, terlihat bahwa Minyak bumi menjadi sumber energi
utama dunia, disusul dengan gas dan batubara. Sumberdaya energi lain seperti nuklir,
panas bumi dan energi non-fosil lainnya belum banyak dilirik oleh masyarakat dunia.
Tingginya permintaan dunia terhadap minyak, gas dan batubara berdampak pada
fluktuasi harga yang cenderung naik.
2.5
mendominasi.
Permintaan energi final diproyeksikan akan terus meningkat, seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, perubahan gaya hidup (life
style) maupun peningkatan standar kesejahteraan sosial. Studi Comprehensive
Assessment of Diferent Energy Source for Electricity Demand (CADES) (2000)
memproyeksikan bahwa permintaan energi akan mengalami pertumbuhan dimulai
sekitar 4.028 Peta Joule pada tahun 2000 dan mencapai angka sekitar 8.200 Peta
Joule pada tahun 2025.
Pertumbuhan yang substansial dalam permintaan energi nasional ini tentu akan
menjadi tantangan besar bagi sektor pasokan energi Indonesia. Minyak menjadi jenis
energi yang dominan dalam bauran pasokan energi pada kurun waktu 1990-2005,
disusul oleh biomassa dan gas, seperti terlihat pada Gambar 11. Pada akhir tahun
2005, pasokan minyak tercatat sebesar 524.045 ribu SBM, gas sebesar 212.790 ribu
SBM dan biomassa sebesar 270.122 ribu SBM. Melihat tantangan yang besar bagi
sektor pasokan energi Indonesia, maka simulasi neraca permintaan dan pasokan
energi yang dikembangkan harus mempostulatkan pengembangan dan diversifikasi
semua opsi energi termasuk energi baru dan terbarukan.
2.6
nuklir fisi yang baru akan berkembang sehingga berpotensi untuk lebih banyak
dimanfaatkan. Teknologi hidrogen, Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC),
Magneto Hydro Dynamics (MHD), Dimethyl Ether (DME), Gas to Liquid (GTL), Oil
Shale, sel bahan bakar, bio diesel, Coalbed Methane (CBM) dan Coal Liquifaction
diperkirakan mempunyai potensi sebagai energi baru.
Seperti halnya pemerintah-pemerintah sebelumnya, saat ini pemerintah juga
turut memperlihatkan niatnya dalam usaha diversifikasi energi nasional. Pemerintah
menyadari ketergantungan yang tidak sehat dalam bidang energi terhadap minyak dan
gas. Oleh karenanya, pemerintah mencoba mengintervensi perubahan bauran energi
nasional melalui kebijakan publik. Pada tahun 2006 pemerintah mengeluarkan
Perpres No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Muatan kebijakan
energi pada produk peraturan ini pada dasarnya adalah keamanan energi melalui
diversifikasi energi nasional. Proyeksi bauran Jenis Energi pada konsumsi energi
nasional Tahun 2025 berdasarkan kebijakan tersebut adalah: K/30/MEM/2002); (5)
Pedoman Pembangkit Listrik Energi Terbarukan Skala Medium (Permen ESDM No.
002/2006); (6) Pengembangan Bahan Bakar Nabati (Inpres No. 1/2006).
UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025 Bab IV.1.2. Bagian D. No.
32 dinyatakan bahwa pengembangan diversifikasi energi untuk pembangkit listrik
yang baru terutama pada pembangkit listrik yang berbasis batubara dan gas secara
terbatas dan bersifat jangka menengah dan dalam jangka panjang akan
mengedepankan energi terbarukan, khususnya bioenergi, geothermal, tenaga air,
tenaga angin, tenaga surya, bahkan tenaga nuklir dengan mempertimbangkan faktor
keselamatan secara ketat; Pengembangan sumber-sumber energi alternatif seperti
energi nuklir, panas bumi, biomassa, biogas, mikrohidro, energi matahari, arus laut
dan tenaga angin Memerhatikan komposisi penggunaan energi (diversifikasi) yang
optimal bagi setiap jenis energi.
alokasi
pemanfaatan sumber energi, yang dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain,
tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap BBM, volume gas bumi dan batubara
untuk ekspor masih terlalu besar yang menyebabkan terjadinya kekurangan pasokan
untuk kebutuhan di dalam negeri serta rendahnya share energi yang berasal dari
sumber energi baru dan terbarukan, yaitu di bawah 10% di dalam total energy
(primer) mix nasional.
Terdapat beberapa obyek strategis yang bisa dijadikan pengawasan. Obyek
Pelaksanaan pengawasan di dalam pengelolaan dan pemanfaatan energi, terutama
pada beberapa aspek berikut: Proporsionalitas pengembangan berbagai sumber
energi; Efisiensi manajemen pengelolaan di sektor energi; Perkembangan cadangan
dan produksi energi; Pemenuhan kebutuhan energi di dalam negeri; Akses masyarakat
terhadap energi; Optimalisasi penerimaan negara dari sektor energi; Kemampuan
SDM dan tingkat penyerapan tenaga kerja domestik di sektor energi; Kemampuan
industri dan tingkat kemandirian di dalam pengelolaan sektor energi; Perlindungan
lingkungan hidup
2.
Konsevasi
Pertumbuhan ekonomi mempercepat dan memperbesar konsumsi energi sehingga
ketersediaan energi menjadi sangat strategis. Undang-Undang No 30 Tahun 2007
Tentang Energi menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk memperoleh energi dan
10
merupakan
kewajiban
pemerintah
untuk
melakukan
pengelolaan
sehingga
ketersediaan energi dapat terjamin. Peranan energi sangat penting artinya bagi
peningkatan kegiatan ekonomi dan ketahanan nasional, sehingga pengelolaan energi
yang meliputi penyediaan, pemanfaatan, dan pengusahaannya harus dilaksanakan
secara berkeadilan, berkelanjutan, rasional, optimal, dan terpadu. Konservasi dan
diversifikasi energi merupakan kunci bagi ketahanan energi.Begitu penting dan
strategisnya ketahanan energi diungkapkan Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh
beberapa waktu lalu. Menurut Beliau ketahanan energi dan kestabilan pasokan energi
masa kini dan dimasa mendatang merupakan suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar
lagi. Ketergantungan terhadap minyak bumi baik untuk bahan bakar pembangunan
maupun untuk meningkatkan penghasilan negara menjebak Indonesia dan untuk
keluar dari kondisi tersebut Indonesia perlu dan mampu menjadi ekonomi energi yang
solid.
Menteri ESDM di era KIB I, Purnomo Yusgiantoro menguraikan beberapa langkah
untuk dapat keluar dari kondisi tersebut, pertama mengubah mentalitas minyak bumi
menjadi mentalitas energi. Pengalihan mentalitas tersebut sudah dilakukan melalui
program diversifikasi dan konservasi energi secara nasional, sistematis, cepat dan
terukur. Diversifikasi termasuk upaya konversi atau peralihan dari energi minyak
menjadi non minyak seperti gas dan batu bara. Keberhasilan pemerintah dan
masyarakat selama 2 tahun terakhir dalam mendukung konversi minyak tanah
menjadi elpiji perlu diteruskan dan ditingkatkan. Konservasi energi termasuk upaya
penghematan konsumsi BBM secara terencana dan terukur. Pengurangan subsidi
BBM telah memaksa konsumen rumah tangga dan industri untuk lebih hemat dalam
mengonsumsi BBM. Langkah selanjutnya adalah memasukkan program konservasi
dan diversifikasi energi ke dalam struktur pembangunan nasional. Caranya antara lain
dengan memaksa konversi penggunaan energi fosil yang tidak terbarukan ke energi
terbarukan seperti bahan bakar nabati, panas bumi, tenaga air dan tenaga surya atau
bahkan nuklir. Dan langkah terakhir yaitu, mempersiapkan infrastruktur energi
11
termasuk perangkat hukum, riset, pembiayaan. dan sumber daya manusia yang
dibutuhkan. Kalau tidak disiapkan sejak sekarang, sulit bagi Indonesia untuk
memasuki tahapan konversi energi yang berikutnya yaitu dari energi fosil menjadi
energi terbarukan. Peranan energi sangat penting artinya bagi peningkatan kegiatan
ekonomi dan ketahanan nasional, sehingga pengelolaan energi yang meliputi
penyediaan,
pemanfaatan,
dan
pengusahaannya
harus
dilaksanakan
secara
Intensifikasi
Langkah intensifikasi adalah suatu langkah awal peningkatan survei dan eksplorasi
sumber energi. Eksplorasi cadangan baru minyak dan gas bumi, batu bara, panas
bumi, tenaga air, mineral radio aktif dan biomassa akan ditingkatkan
Data migas merupakan milik negara yang dikuasai pemerintah. Kegiatan pengelolaan
dan pemanfaatan data migas bertujuan untuk menunjang penetapan wilayah kerja
migas, perumusan kebijakan teknis, penyelenggaraan urusan pemerintah dan
pengawasan di bidang eksplorasi dan eksploitasi, pelaksanaan eksplorasi dan
eksploitasi serta pemasyarakatan data bagi para pengguna dan pertukaran data. Ruang
lingkup
pengelolaan
data
meliputi
perolehan,
pengumpulan,
penyimpanan,
masih minim. Hingga saat ini, sektor migas masih menjadi salah satu tulang tunggung
perekonomian nasional, sebagai sumber penerimaan negara dan devisa, bahan bakar
bagi industri, mendorong investasi dan penyerapan tenaga kerja, wahana alih
teknologi, pemenuhan energi domestik dan peningkatan kemampuan sumber daya
manusia serta sumber pengembangan ekonomi daerah. Dengan masih pentingnya
sektor migas bagi penerimaan negara, maka manajemen dan pengelolaan data migas
yang baik, akurat, lengkap dan aman akan membantu pemerintah dalam pengambilan
keputusan dan kebijakan bidang migas serta memberikan peluang bagi stakeholder
khususnya investor untuk meningkatkan investasi yang berdampak kepada
meningkatnya produksi migas.(TW)
4.
Indeksasi
Pada tahapan langkah ini, dengan cara ilmiah ditentukan untuk tiap sektor kegiatan
jenis energi mana yang paling tepat untuk dipergunakan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Energi tak terbarukan adalah energi yang diperoleh dari sumber daya
alam yang waktu pembentukannya sampai jutaan tahun. Dikatakan tak terbarukan
karena, apabila sejumlah sumbernya dieksploitasikan, maka untuk mengganti sumber
sejenis dengan jumlah sama, baru mungkin atau belum pasti akan terjadi jutaan tahun
yang akan datang. Hal ini karena, disamping waktu terbentuknya yang sangat lama,
cara terbentuknya lingkungan tempat terkumpulkan bahan dasar sumber energi inipun
tergantung dari proses dan keadaan geologi saat itu. Contoh dari Energi tak
terbarukan yang sangat dikenal, yaitu minyak bumi. Dari cara terbentuknya, Minyak
bumi atau minyak mentah merupakan senyawa hidrokarbon yang berasal dari sisasisa kehidupan purbakala (fosil), baik berupa hewan, maupun tumbuhan. Dewasa ini
di berbagai negara di belahan dunia termasuk Indonesia, aktivitas pencarian energi
alternatif untuk menggantikan energi tak terbarukan tengah digalakkan, biasanya
dengan melakukan penelitian mengenai kandungan senyawa kimiawi
terhadap spesies tumbuhan tertentu, dilanjutkan dengan berbagai proses percobaan,
agar energi yang dihasilkan setara dengan atau paling tidak, mendekati besarnya
energi yang diperoleh dari sumber energi tak terbarukan itu
3.2.
Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan referensi dalam memahami dunia fisika khususnya mengenai langkah
langah kebijaksanaan energi tak terbarukan. Makalah ini juga dapat dijadikan
sebagai bahan ajar dalam memberikan pengajaran kepada murid-murid Anda.Dan
mudah-mudahan dapat bermanfaat dalam kehidupan Anda.
14
DAFTAR PUSTAKA
Sridianti. 2010. Pengertian Sumber Daya Alam Tak Terbarukan.
http://www.sridianti.com/pengertian-sumber-daya-alam-tak-terbarukan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_tak_terbarukan
http://id.wikipedia.org/wiki/kebijakan_sumber_daya
http://id.wikipedia.org/wiki/hukum_sumber_daya_energi
15
16