You are on page 1of 35

BPH (Benigna Prostat

Hiperplasia)
&
Carcinoma Prostat

ANATOMI

Prostat adalah organ genital yang hanya ditemukan pada


pria karena merupakan penghasil cairan semen yang
hanya dihasilkan oleh pria.
Prostat berbentuk piramid, tersusun atas jaringan
fibromuskular yang mengandung kelenjar.
Ukuran prostat: panjang 1.25 inchi atau kira-kira 3 cm
mengelilingi urethra pria.

Batas atas prostat bersambung


dengan leher bladder atau kandung
kemih
Di dalam prostat terdapat urethra
pars prostatica
Batas bawah prostat yakni ujung
prostat bermuara ke eksternal
spinkter bladder yang terbentang di
antara lapisan peritoneal
Pada bagian depannya terdapat
simfisis pubis yang dipisahkan oleh
lapisan ekstraperitoneal
Bagian belakangnya dekat dengan
rectum, dipisahkan oleh fascia
Denonvilliers

Sagital View of the Prostate

Four Areas of the Prostate

Transition Zone
Peripheral Zone

Anterior Zone

Central Zone

DEFINISI

BPH adalah suatu pertumbuhan nodul jinak kelenjar


prostat yang mengelilingi urethra.
Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang
di prostat, sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi
lelaki. Hal ini terjadi ketika sel prostat mengalami mutasi
dan mulai berkembang di luar kendali. Sel ini dapat
menyebar secara metastasis dari prostat ke bagian
tubuh lainnya, terutama tulang dan lymph node.

EPIDEMIOLOGI

BPH adalah tumor jinak yang paling sering pada laki-laki.


Insidensnya berhubung erat dengan bertambahnya usia (aging
male disease).
50% dari laki-laki yang berusia sekitar 75 tahun mengeluh
berkurangnya daya dan kaliber pancaran urin dan 20-50% dari
jumlah tersebut dioperasi.
Jumlah kanker prostat sangat bervariasi di dunia. Namun jarang
terjadi di Asia Timur dan Selatan; sering terjadi di Eropa dan
Amerika Serikat.Menurut American Cancer Society, kanker prostat
paling jarang di pria Asia dan paling sering terjadi di orang hitam,
dan orang Eropa di tengahnya.

Beberapa teori yang diduga sebagai penyebab


hiperplasia prostat

Teori hormonal yang berhubung dengan


ketidakseimbangan hormon estrogen-testosteron
Teori sel stem
Teori peningkatan lama hidup sel-sel prostat karena
berkuragnya sel yang mati
Teori interaksi stroma-epiteliel dan Growth Factor
(Faktor Pertumbuhan)

Faktor Resiko Kanker Prostat

MANIFESTASI KLINIS
Pre-mikturasi (Pre
micturation symptoms)

Frekwensi
Nokturi
Urgensi
Inkontinensia

Mikturasi (Micturation
symptoms)

Hesitansi
Intermiten
Mengedan untuk
berkemih
Disuria
Pancaran dan
kaliber urin
berkurang
Terminal drbbling

Post-mikturasi (Postmicturation symptoms)

Merasa tidak puas


setelah berkemih
Post-micturation
dribbling

Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS)

Gejala obstruksi
(voiding symptoms)

Gejala iritasi (filling


symptoms)

Hesitansi
Mengedan
Pancaran yang lemah
Terminal dribbling/post
micturation dribbling
Berkemih lama
Retensi urin
Inkontinensia
Berkemih tidak puas
Pancaran yang intermiten

Frekuensi
Urgensi
Inkontinensia urgensi
Nokturi

MANIFESTASI KLINIK
Gambaran klinis pada hiperplasi prostat digolongkan dua tanda gejala
yaitu obstruksi dan iritasi.
Gejala obstruksi disebabkan detrusor gagal berkontraksi biasanya
muncul ketika tumor penyebabkan obstruksi (penyumbatan) kemih
di leher kandung kemih atau uretra. Tanda dan gejalanya adalah :
1. Sering BAK terutama pada malam hari
2. Kesulitan dalam memulai dan menghentikan aliran kemih
3. Nyeri buang air kecil
4. Lemah atau terganggu aliran urin (retensi urin)
5. Perasaan tidak lampias ketika berkemih. Biasanya keluhan ini
juga ditemui pada pembesaran prostat jinak atau infeksi prostat.

a.
b.
c.
d.

Gejala iritasi, terjadi karena pengosongan yang tidak


sempurna atau pembesaran prostat akan merangsang
kandung kemih, sehingga sering berkontraksi walaupun
belum penuh atau dikatakan sebagai hipersenitivitas otot
detrusor dengan tanda dan gejala antara lain:
Sering miksi (frekwensi)
Miksi pada malam hari (nokturia)
Perasaan ingin miksi yang mendesak (urgensi)
Nyeri pada saat miksi (disuria)

International Prostate Symptoms Score (IPSS) dan


Quality of Life (QOL)

Gejala-gejala BPH dinilai berdasarkan penilaian IPSS


dan QOL (American Urological Association, AUA 1991)

Pemeriksaan kelenjar prostat

Rectal Gradding
Dilakukan pada waktu vesika urinaria kosong :
Grade 0 : Penonjolan prosrar 0-1 cm ke dalam rectum
Grade 1 : Penonjolan prosrar 1-2 cm ke dalam rectum
Margin prostate superior mudah dicapai
Grade 2 : Penonjolan prosrar 2-3 cm ke dalam rectum
Margin prostat superior bisa dicapai
Grade 3 : Penonjolan prosrar 3-4 cm ke dalam rectum
Margin prostat superior bisa dicapai bila vesica urinaria ditekan dari
suprapubik
Grade 4 : Penonjolan prosrar 4-5 cm ke dalam rectum
Margin prostat superior tidak bisa dicapai

Clinical Gradding : Berdasarkan urin sisa (catheter post


voiding/USG/IVU)
- Normal : Tidak ada sisa
- Grade 1 : sisa 50 cc
- Grade 2 : sisa 100 cc
- Grade 3 : sisa 150 cc
- Grade 4 : sisa > 150 cc / retensi urin

Radiological grading: Berdasarkan protrusi dari pembesaran prostat ke


dalam cavum vesica urinaria (indentasi caudal) pada IVU
Grade 1 : Protrusion below the half of range of inter ureteric ridge
and OUI
Grade 2 : Upper the half of range inter ureteric ridge and OUI
Grade 3 : Protrusion of inter ureteric ridge
Grade 4 : Protrusion upper the inter ureteric ridge

Endoscopic grading/intra urethral grading : berdasarkan panjang lobus


yang bercium.
Grade 1: < 1 cm
Grade 2: < 2 cm
Grade 3: < 3 cm
Grade 4: < 4 cm

Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan abdomen
Untuk mengkaji adanya perubahan obsruksif dan iritatif pada kandung kemih,
Penatalaksanaan : Posisi klien supine
Hasil :
Inspeksi: adanya penonjolan pada daerah suprapubik, menandakan
adanya retensi urin
Palpasi : akan terasa adanya ballottement dan ini akan menmbulkan klien
ingin buang air kecil, menandakan adanya retensi urin.
Perkusi : terdengar adanya suara redup, menandakan adanya residual
urin.
Analisa : Retensi urin dan residual urin dapat disebabkan adanya konstruksi
muscular destrussor tidak adekuat (lemah)

2. Pemeriksaan penis
Digunakan untuk mengkaji uretra (untuk mengkaji
kemungkinan adanya penyebab lain), Penatalaksanaan :
Posisi klien supine
Penis diinspeksi dan dipalpasi terhadap adanya ulserasi,
nodulus, tanda-tanda inlamasi, dan rabas.

3. Pemeriksaan rektal digital


DRE digunakan untuk mengkaji ukuran, bentuk, dan konsistensi
kelenjar prostat.
Penatalaksanaan :
Kandung kemiih dikosongkan sebelum pemeriksaan.
Posisi klien knee-chest
Hasil : hasil pemeriksaan menunjukkan adanya pembesaran prostat,
berwarna kemerahan, dan tidak nyeri tekan.
Analisa : hyperplasia jaringan penyanggal stromal dan eleman
grandular pada prostat. Pembesaran prostat menyebabkan
penyempitan lumen uretra pars prostatika dan akan menghambat
aliran urine. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan
intravesikal

Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan colok dubur
Pemeriksaan . colok dubur dapat memberikan kesan
keadaan tonus sfingter anus, mukosa rektum, kelainan
lain seperti benjolan dalam rektum dan prostat.
2. Pemeriksaan fungsi ginjal
pemeriksaan faal ginjal ini berguna sebagai petunjuk
perlu tidaknya melakukan pemeriksaan pencitraan pada
saluran kemih bagian atas.

3. Pemeriksaan PSA (Prostate Specific Antigen)


Serum PSA dapat dipakai untuk meramalkan perjalanan penyakit dari
BPH.
4. Catatan harian miksi (voiding diaries)
Voiding diaries saat ini dipakai secara luas untuk menilai fungsi traktus
urinarius bagian bawah dengan reliabilitas dan validitas yang cukup baik.
5. Uroflometri
Uroflometri adalah pencatatan tentang pancaran urine selama proses
miksi secara elektronik. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi
gejala obstruksi saluran kemih bagian bawah yang tidak invasif.
6. Pemeriksaan residual urine
Residual urine atau post voiding residual urine (PVR) adalah sisa urine

7. Pencitraan traktus urinarius


Pencitraan traktus urinarius pada BPHmeliputi pemeriksaan terhadap
traktus urinariusbagian atas maupun bawah dan pemeriksaan prostat.
8. Uretrosistoskopi
Pemeriksaan ini secara visual dapat mengetahui keadaan uretra
prostatika dan buli-buli. Terlihat adanya pembesaran prostat,obstruksi
uretra dan leher buli-buli, batu buli-buli,trabekulasi buli-buli, selule, dan
divertikel buli-buli.
9. Pemeriksaan urodinamika
pemeriksaan uro-dinamika(pressure flow study) dapat membedakanpancaran urine yang lemah itu disebabkan karenaobstruksi
leher buli-buli dan uretra (BOO) ataukelemahan kontraksi otot detrusor.

Komplikasi

Komplikasi terjadi seiring dengan semakin beratnya


perjalanan penyakit. Obstruksi saluran kemih, karena
urin tidak mampu melewati prostat. Hal ini dapat
menyebabkan infeksi saluran kemih dan apabila tidak
diobati, dapat mengakibatkan gagal ginjal. (Corwin,
2000).

DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
BPH

Karsinoma Prostat

Prostatitis

Pembesaran jinak
kelenjar prostat
PA: Pembesaran
hanya mengganggu
baik kelenjar itu sendiri
dan boleh berproliferasi
dan membesar ke
bagian sebelah.
Prostate Specific
Antigen (PSA) > 4
ng/ml

Pembesaran
ganas
kelenjar prostat
Gejala
klinis
tidak
jelas.
Gejala
yang
sangat bervariasi dan
gambaran klinis yang
bermacam-macam.
Gejala
umumnya
sama
dengan
pembesaran
prostat
jinak yaitu gejala-gejala
LUTS.
Prostate
Specific
Antigen (PSA) > 10
ng/ml

Prostatitis akut:
Demam tinggi kadang
sampai menggigil, nyeri
perineal/pinggang bawah,
sakit sedang/berat,
myalgia dan atralgia,
disuria karena prostat
bengkak kadang sampai
retensio urin, kadang ada
nanah pada rectal touche
setelah masase prostat.
Prostatitis kronis:
Bisa tidak bergejala, klinis
beragam kadang dengan
keluhan
miksi,
nyeri
perineum/pinggang
PSA > 46 ng/ml

Terdapat dua prosedur terapi operasi konvensional

1.

2.

Open prostatectomy:
Suprapubic transvesical prostatectomy
Suprapubic retro pubic prostatectomy
Perineal prostatectomy
Endoscopy prostatectomy:
Trans urethral resection of the prostate (TUR-P)
Trans urethral incision of the prostate (TUI-P)

Penatalaksaan Karsinoma Prostat

Pemilihan pengobatan tergantung pada usia, kondisi medis


umum, harapan hidup, seberapa cepat tumbuh dan berapa
banyak kanker telah menyebar, dan manfaat dan kemungkinan
efek samping pengobatan.
1.
Radiasi
2.
Terapi hormon
3.
Operasi
4.
(TURP) digunakan pada penyakit tahap awal untuk
membuang jaringan yang memblokir buang air kecil.
5.
Kemoterapi

Beberapa komplikasi pembedahan prostat

Perdarahan pasca operasi dan retensi bekuan darah


ISK
Ejakulasi retrogard, Impotensi
Inkontinensia
Striktur Uretra
Fistula urinaria
Bladder neck stenosis

Terima Kasih

You might also like