You are on page 1of 1

1.

Teori pembebasan memandang humor sebagai alat pembebasan dari sesuatu yang
menyakitkan atau menakutkan (Wijana: 1994:22). Ekspresi terbebas dari sesuatu yang
menyakitkan tersebut bisa berupa tawa. Ekspresi tawa muncul bila sesuatu yang diharapharapkan secara tiba-tiba tidak menjadi kenyataan. Adapun yang muncul adalah hal-hal
sepele yang tidak diduga-duga (unexpectedly trivial).
2. Teori humor kedua adalah teori pertentangan. Teori ini berpandangan bahwa humor
merupakan pertentangan antara dua kekuatan, yakni kekuatan untuk maju dan kekuatan
untuk mundur (Wijana: 1994:24). Pertentangan dalam humor sebagai sesuatu yang
mengandung ambivalensi yang mengacu pada dua konflik yang berbeda.
3. Teori ketiga yang berusaha menyingkap esensi humor adalah teori
ketidaksejajaran. Teori ketidaksejajaran mengacu pada pengaruh humor terhadap
persepsi pikiran pembaca atau pendengarnya (Wijana, 1994:27). Dikatakan bahwa humor
secara tidak kongruen menyatukan dua makna atau penafsiran yang berbeda ke dalam
satu objek yang kompleks. Secara verbal, dua hal atau konsep yang tidak kongruen itu
dihubungkan dengan bentuk lingual yang sama.
4. Tiga teori tersebut akan digunakan untuk mengetahui aspek humor yang muncul dalam
cerita serial Lupus Kecil. Selanjutnya, temuan tersebut akan ditelaah melalui satu piranti
teoritis SWK (Studi Wacana Kritis) Gee yaitu Wacana.Penelitian ini mengaji wacana
humor yang terdapat dalam cerita-cerita Lupus Kecil. Berdasarkan fokus yang dipilih,
jenis penelitian ini merupakan penelitian analisis teks. Penelitian ini akan menganalisis
teks yang terkandung dalam sebuah karya sastra dalam hal kumpulan cerita pendek dan
novelet serial Lupus Kecil dengan menggunakan sumber-sumber pustaka yang berkaitan
dengan fokus yang akan dianalisis.
5. Adapun 8 teknik humor yang jadikan sebagai kategorisasi dari dua teori tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Exaggeration, yaitu melebihkan sesuatu secara tidak proporsional. Membongkar
kejelekan sejelas-jelasnya dengan maksud mengoreksi.
b. Parodi, yaitu sejenis komposisi imana gaya suatu karya (seperti prosa, puisi,
dan prosa liris) yang serius ditiru dengan maksud melucu. Peniruan suara dan
gaya bicara seorang tokoh. Peniruan veral terhadap karya sastra atau karya-karya
tulis yang serius.
c. Ironi, yaitu menggunakan kata-kata untuk menyampaikan makna yang bertentangan
dengan makan harfiahnya.
d. Berlesque, yaitu memperlakukan hal-hal yang seenaknya secara serius atau hal-hal
yang serius secara seenaknya.
e. Perilaku aneh para tokoh yaitu melihathal-hal yang ganjil atau menyimpang pada
perilaku para tokoh.
f. Perilak orang aneh, yaitu menceritakan perilaku yang aneh-aneh.
g. Belokan mendadak, yaitu adanya pernyataan yang tidak disangka-sangka yang
berada pada akhir pernyataan tersebut.
h. Puns, yaitu mempermainkan kata-kata yang mempunyai makna ganda.yang
dibagi dalam tiga kelompok besar, masing-masing kelompok diperinci sesuai
dengan tema besarnya.
6.

You might also like