You are on page 1of 8

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bea cukai adalah pemungutan pajak atau biaya masuk yang digunakan untuk
pembiayaan negara dan dimasukkan ke dalam kas Negara. Kepabeanan adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk
atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk dan bea keluar.
Sebagaimana telah diubah dengan mengatur bahwa cukai dikenakan terhadap
hasil tembakau, Etil Alkohol (EA), dan Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA)
termasuk konsentrat yang mengandung EA, Minuman yang Mengandung Etil Alkohol
yang selanjutnya disingkat MMEA (Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Cukai).
Tugas kepabean dan Cukai adalah mengawasi lalu lintas barang keluar masuk
wilayah RI dan di perbatasan antar dua Negara. Jumlah cukai yang dihitung
berdasarkan system tariff advalorum adalah sebesar perkalian antara presentase tarif
cukai dikalikan dengan harga dasar. Harga dasar yang digunakan untuk penghitungan
cukai hasil tembakau adalah Harga Jual Eceran (HJE). Besarnya tarif cukai dan HJE
minimum untuk masing-masing golongan dan jenis hasil tembakau. Pengenaan cukai
perlu dipertegas batasannya sehingga dapat memberikan landasan kepastian hukum
dalam upaya menambah atau memperluas obyek cukai dengan tetap memperhatikan
aspirasi dan kemampuan masyarakat.
Menurut Ketentuan tentang cara pelekatan pita cukai diatur dalam Pasal 3 ayat
(4) Keputusan Menteri Keuangan nomor 240/KMK.05/1996 tentang Pelunasan Cukai
sebagaimana

telah

diubah

dengan

Keputusan

Menteri

Keuangan

nomor

105/KMK.05/1997. Pita cukai adalah suatu alat yang digunakan untuk pelunasan
cukai yang terutang atas barang kena cukai. Pita cukai berupa kepingan kertas dengan
ukuran dan desain tertentu yang ditetapkan. Pita cukai digunakan oleh wajib cukai
(pengusaha pabrik yang telah mempunyai NPPBKC) sebagai tanda pelunasan cukai
yang terutang. Pita cukai diperoleh oleh wajib cukai di Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini antara lain :
1. Apa pengertian Bea Masuk?
2. Apa pengertian Cukai?
3. Apa yang dimaksud Kepabean?
4. Apa tugas dan fungsi Kepabean dan Cukai?
5. Barang apa saja yang terkena Cukai?
6. Berapa Harga Jual Eceran Hasil Tembakau dan Tarif Cukai?
C. Manfaat dan Tujuan Studi Kunjungan
1. Menambah pengetahuan tentang kepabean dan cukai
2. Memberikan informasi baru tentang Bea dan Cukai

BAB II
2

PEMBAHASAN
A. Pengertian Bea dan Cukai
1.

Pengertian Bea masuk


Bea masuk adalah pungutan negara berdasarkan Undang-Undang yang
dikenakan terhadap barang yang memasuki daerah pabean. Sebagai salah satu
jenis pajak berdasarkan asa domisili, Bea masuk menggunakan sistem tarif
advalorum yang besarnya diatur oleh Menteri keuangan dan dicantumkan dalam
Harmonized System. Barang yang di import ke Indonesia wajib membayar bea
masuk sebelum dikeluarkan dari kawasan pabean, kecuali dalam beberapa hal
tertentu yang diatur dalam Undang-Undang tentang pabean. (UU No. 10 Tahun
1995)

2. Pengertian Cukai
Menurut yang telah ditetapkan dalam Undang undang Nomor 39 Tahun
2007 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 tentang Cukai yang
merupakan penerimaan Negara guna mewujudkan kesejahteraan, keadilan dan
keseimbangan. Cukai adalah pungutan Negara yang dikenakan terhadap barangbarang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik Hubungan pajak, bea
masuk/bea keluar dan cukai. Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat
kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan
untuk public saving yang merupakan sumber utama dalam pembiayaan public
investmen (Mohammad Zain, aspek-aspek kepabean dan cukai 2005:11).
Ditinjau dari jenisnya pajak dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu :
1. Menurut sifat.
Jenis pajak berdasarkan pembagian ini dibedakan atas dua, yaitu:
a. pajak langsung adalah pajak-pajak yang bebannya harus dipikul sendiri
oleh wajib pajak.
b. pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dilimpahkan
kepada orang lain dan hanya dikenakan pada hal-hal tertentu atau
peristiwa-peristiwa tertentu saja, misal pajak pertambahan nilai.

2. Menurut sasaran/objek.

Jenis pajak berdasar pembagian ini dibedakan atas dua, yaitu:


a. pajak subjektif adalah pajak yang dikenakan dengan memperhatikan
keadaan pribadi wajib pajak apakah dapat dikenakan pajak atau tidak,
misal pajak penghasilan.
b. pajak objektif adalah pajak yang dikenakan dengan melihat objek pajak
untuk mengetahui subjeknya yang mempunyai hubungan hukum dengan
objek yang telah diketahui, misal pajak pertambahan nilai.
3. Menurut lembaga pemungut.
Jenis pajak berdasar pembagian ini dibedakan atas dua, yaitu:
a. pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dalam hal
ini dikelola oleh Dirjen Pajak (misal PBB, pajak penghasilan, pajak
penjualan atas barang mewah) dan Dirjen Bea dan Cukai, (misal bea
masuk, bea keluar dan cukai).
pajak daerah adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
dalam hal ini Dispenda, misal pajak daerah provinsi dan pajak Kab/kota.
Menurut UU No.6 tahun 1983 Dirjen Pajak melaksanakan pemungutan
pajak berdasar hukum pajak formal tentang ketentuan-ketentuan umum
perpajakan dan tatacara perpajakan, sebagaiaman telah mengalami tiga kali
perubahan, yaitu dengan UU No.9 tahun 1994, UU No.16 tahun 2000 dan UU
No.28 tahun 2007.
Menurut peraturan Menteri Keuangan nomor 610/PMK.04/2004 tentang
Penyediaan dan Desain Pita Cukai Hasil Tembakau, pita cukai hasil tembakau
disediakan dalam tiga seri, yaitu pita cukai seri I, pita cukai seri II, dan pita cukai
seri III. Sesuai Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-24/BC/2004
tentang Desain dan Warna Pita Cukai Hasil Tembakau.

B. Pengertian Kepabeanan

Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas


lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk
dan bea keluar
(elearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK6004/document/Gambaran_umum_kep
abeanan_dan_cukai)
C. Daerah pabean
wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang
udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas
kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang ini.
D. Tugas dan Fungsi Kepabean dan Cukai
1. Tugas Kepabean dan Cukai
Tugas Kepabean adalah merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standarisasi teknis dibidang kepabean dan cukai sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan tentang perubahan UU No./1995. (UU No. 17
tahun 2006)
2. Fungsi kepabean dan Cukai
Kepabean dan Cukai memiliki beberapa fungsi antara lain adalah:
a. menyiapkan perumusan kebijakan kementrian keuangan dibidang kepabean dan
cukai
b. pelaksanaan kebijakan dibidang kepabean dan cukai
c. perumusan standar, norma, dibidang kepaean dan cukai
d. pelaksanaan administrasi Direktorat Jendral
E. Barang yang terkena Cukai
Menurut Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007 yang termasuk dalam
barang kena cukai adalah :
1. Etil Alkohol atau etanol, dengan tidak mengindahkan bahan yang digunakan dan
proses pembuatannya
2. Minuman yang mengandung Etil Alkohol dalam kadar berapapun, dengan tidak
mengindahkan bahan yang digunakan dan proses pembuatannya termasuk
konsentrat yang mengandung Etil Alkohol
3. Hasil Tembakau yang meliputi sigaret, cerutu, rokok daun, tembakau iris dan
hasil pengolahan tembakau lainnya dengan tidak mengindahkanbahan yang
digunakan bahan pengganti atau bahan pembantu dalam pembutannya
F. Peran Direktorat Jendral Bea dan Cukai
Fungsi Implementasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) adalah:

1. Trade Facilitator adalah memberi fasilitas perdagangan (antara lain peningkatan


kelancaran arus barang dan perdagangan) sehingga dapat menekan ekonomi biaya
tinggi yang pada akhirnya akan menciptakan iklim perdagangan yang kondusif.
2. Industrial Assintance adalah memberi dukungan kepada industri dalam negeri
sehingga memiliki keunggulan kompetitif dalam pasar internasional.
3. Revenue

Collector

adalah

mengoptimalkan

penerimaan

negara

melalui

penerimaan bea masuk dan cukai.


4. Community Protector adalah melindungi masyarakat dari masuknya barangbarang yang dilarang atau dibatasi yang dapat menggangu kesehatan dan
keamanan serta moralitas.
Wilayah cakupan pengawasan Bea dan Cukai yang berada di Jawa Tengah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kota Semarang
Kota Salatiga
Kabupaten Semarang
Kabupaten Demak
Kabupaten Grobogan
Kabupaten Kendal

G. Harga Jual Eceran Hasil Tembakau dan Tarif Cukai


Menurut Peraturan Menteri Keuangan nomor 118/PMK.04/2006, Jumlah cukai
yang dihitung berdasarkan system tariff advalorum adalah sebesar perkalian antara
presentase tarif cukai dikalikan dengan harga dasar. Harga dasar yang digunakan
untuk penghitungan cukai hasil tembakau adalah harga jual eceran (HJE). Besarnya
tarif cukai dan HJE minimum untuk masing-masing golongan dan jenis hasil
tembakau

sebagaimana

diatur

dalam

Peraturan

Menteri

Keuangan

43/PMK.04/2005. adalah sebagai berikut :

Nilai Tarif Cukai dan Batasan Harga Jual Eceran


Hasil Tembakau Buatan Dalam Negeri
No.

Jenis Hasil Golongan


Tembakau Penguasaha
Pabrik

HJE Minimum
Per
Batang/Gram

Tarif
Cukai

SKM

Rp 550

40 %

nomor

SPM

SKT

II
III
I
II

Rp 450
Rp 440
Rp 345
Rp 265

36 %
26 %
40%
36 %

III

Rp 255

26 %

Rp 475

22 %

II

Rp 395

16 %

III/A

Rp 380

8%

III/B

Rp 275

4%

Rp 215

8%

II

Rp 180

4%

Rp 50

20 %

II

Rp 50

16 %

III/A

Rp 50

8%

III/B

Rp 40

4%

KLM,
KLB Atau
SPT

TIS

Sumber

Lampiran

Peraturan

Menteri

Keuangan

nomor

118/PMK.04/2006
1. Tarif Cukai Spesifik
Menurut Peraturan Menteri Keuangan nomor 43/PMK.04/2005 sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 118/PMK.04/2006,
terhitung mulai tanggal 1 juli 2007, terhadap hasil tembakau jenis SKM, SPM dan
SKT. Ditambah dengan pengenaan cukai untuk setiap batang hasil tembakau
masing-masing sebesar Rp 7 untuk golongan 1, Rp 5 untuk
golongan II, dan Rp 3 untuk golongan III
2. Tata Cara Penetapan Harga Jual Eceran
Sebelum memproduksi hasil tembakau dengan merek baru atau mengubah
desain atau tampilan kemasan penjualan eceran atas merek yang sudah ada
penetapan HJE-nya, pengusaha pabrik hasil tembakau wajib mengajukan

permohonan penetapan HJE kepada kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai dengan
menggunakan formulir yang telah ditentukan

You might also like