You are on page 1of 53

Catatan Othopeadi

Penilaian aceptable post


reposisi fr:
Rotasi.
Angulasi.
Kontak.
Valgus/varus.
aligment.

Stump amputed:
Pada keadaan hangat (warm)
8 jam
Pada keadaan dingin (cold)
12 jam (3-5 C)

Pada waktu diatas kondisi


dimana sel dpt hidup dalam
kondisi anaerob.

Bila selubung syaraf masih


utuh, syaraf masih dpt
disambung
dimana neuron dpt tumbuh
dgn kecepatan 0,1 0,5 mm/24
jam.

Kompartement syndroma
Salah satu komplikasinya
kompartement syndroma (bila
daerah artikular yg perdarahan
banyak).

Kompertement syndroma
penyebab iskemik atau
udema 5 P:

Pain.
Pulseness.
Pale.
Paralisis.
Paratesia.

Nyeri pada kompertemen


syndrom nyeri pada saat
di jari diekstensikan secara
pasif
ok tjd peningkatan
intrakompartemen.

Tetanus toxoid, setelah


diberi ATS toksin akan diikat
oleh ATS yg kemudian
ikatan tsb akan dibuang
melalui ginjal.
ok itu pasien diusahakan
byk BAK dgn cara
pemberian cairan.
dgn demikian ikatan akan
keluar bersama air seni.
Orthopeadic emergensi:
Open fraktur & dislokasi.
Fraktur dgn gangguan NVD
(close at open).
Fat embolism syndroma.
Kompartemen sindroma.

Gas gangren.

Perdarahan dari metafisis


perdarahan pelan-pelan
sulit/tdk bisa dihentikan.

MIPO prosedur sebaiknya tdk

dilakukan pada anak-anak krn


masih ada growth plate
jd sebaiknya harus benarbenar tahu dimana growth plate.

Tendon ekspose emergensi


OK 1 minggu tendon bisa mati.

Debridemant fr dgn anestesi

lokal disertai dgn cedera kepala


bisa meningkatkan TIK pasien
memang tidak nyeri tapi impuls
syaraf nyeri tetap jalan ke otak.

Pada keadaan emergensi

sebaiknya dilakukan gulletin


amputasi.
sbg life saving (utk mencegah
infeksi atau tetanus atau kontrol
perdarahan).

Bila terdapat calus yg banyak


dibekas fr yg telah lama
dicurigai suatu keganasan.

Debridemant pencucian luka


dan pembuangan jar nekrotik.

Pada fr grade III seharusnya


debridemant dilakukan dgn
jet water dgn 10 liter
cairan NaCl.
Schm screw ada drat.
Pen stainman tdk ada
drat.
Pada post reduksi fr, yg
dinilai:
Kesegarisan (aligmant).
Kontak antar fragment fr.

Ada/tidaknya angulasi boleh


tergantung umur, arah
angulasi.
Ada/tidaknya rotasi tidak
boleh ada rotasi.

Utk menilai rotasi pada


tulang lihat ketebalan
kortek pd fragmen proximal
& distal.
Pada internal atau eksternal
fiksasi kalus tdk kelihatan
karena imobilisasi yg
rigid.

Makin rigid imobilisasi


kalus makin tdk kelihatan
(internal kalus).
Pada traksi kalus jelas
terlihat karena masih ada
kemungkinan pergerakan.
Reposisi ideal aligment, no
ratasion, no angulation.

MIPO minimal invasive


platting osteosintesis.
Exercise:
Isotonik ukuran otot
berubah.

Isometrik ukuran otot tdk


berubah u/ menghindari
atrofi otot pd pasien yg
dipasang gibs.

Bone loss jika tulang yg hilang


(bone loss) besar & bersih
usahakan dikembalikan.

Tenaga yg menyebabkan fr pd

tulang diteruskan ke proximal


dan ke distal dari tulang yg fr
jadi Ro harus tampak 2 sendi.

Swemer view melihat C7


Th1.

Open mouth view melihat C1


C2.

Waters position view melihat


fr pd mandibula.

Kematian jaringan syaraf 3


bln

repair syaraf sebaiknya antar


fasiculus.

Tendon expose emergensi

krn 1 minggu tendon bisa mati.

Demam pd close fr normal


krn fase inflamasi.

Fr dgn luka terbuka

terkontaminasi dipasang
external fiksasi (bersifat
sementara)
bila infeksi atau luka sudah
sembuh ganti dgn internal
fiksasi u/ mencegah infeksi lebih
lanjut (pin track infection).

Neuropraksia biasanya
dalam 6 minggu sudah ada
perbaikan.
Anamnese trauma:
Mekanisme of injury.
Injury sustain (perkiraan yg
cedera).
Subjectif.

Treatment.

Gigitan ular berbisa:


Lakukan ECG.
Px faktor pembekuan

darah.

Fr pd anak-anak yg khas
adanya plastic deformitas

merupakan kelainan permanen


(harus dikoreksi pd 1 bulan
pertama) paling jelek
prognosisnya.

Fr khas pd anak-anak:
Buckle fr.

Greenstik fr.
Plastic fr.
Torus fr.

Jenis operasi orthopeadi:


Emergensi.
Second loop.
Window priode.
> 3 minggu.

Episiolisis fr pd garis
pertumbuhan tulang.

Grade IIIa diperbolehkan u/

dilakukan direct internal fiksasi


(ok sudah baiknya antibiotika &
debridemant yg adequat).

Retrograde (k-wire) dari site fr


ke depan kemudian mundur
kebelakang.

Antegrade (k-wire) dari telapak


kaki terus ke depan.

CEDERA TULANG
BELAKANG
Suspect SPINAL INJURY:
High-speed crash.
Pasien tidak sadar.

Multiple injury.
Defisit neurologis.
Nyeri tulang belakang.

Complete spinal cord injury

bila tidak terdapat fungsi, baik


motoris maupun sensoris
dibawah level.

Incomplete spinal cord injury


bila masih terdapat fungsi
motoris atau sensoris.

Sacral sparing (sparing dari

sensasi di daerah perianal)


didemontrasikan dng masih
adanya persepsi sensoris di
daerah perianal dan atau
kontraksi volunter sfingter rektal.

Kunci untuk menentukan titik


sensoris:

C5 Area di atas deltoid.

C6 Ibu jari.

C7 Jari tengah.

C8 Kelingking.

Th4

Papilla mammae.

Th8

Ksifisternum.

Th10

Umbilikus.

Th12

Simfisis.

L4 Medial betis.

L5 Antara jari kaki I dan II.

S1 Batas lateral pedis.

S3
iskhii.
S4 & S5

Daerah

tuberositas

Daerah perianal.

DERAJAT KEKUATAN OTOT


FRANKEL SCALE

SYOK NEUROGENIK VERSUS


SYOK SPINAL
Menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah
viseral serta ekstremitas bawah.
Mengakibatkan kehilangan tonus vasomotor
dan kehilangan persyarafan simpatis pada
jantung.
Terjadi penumpukan darah dan sebagai
konsekuensinya terjadi HIPOTENSI.

Sebagai akibat kehilangan cardiac


sympathetic tone, akan terjadi
BRADIKARDI atau setidaknya gagal untuk
menjadi takikardi sebagai respon dari
hipovolemia.
Syok neurogenik disebabkan karena
kerusakan jalur simpatetik yg desending
pada medulla spinalis.

Syok spinal keadaan flasid


dan hilangnya refleks
setelah terjadinya spinal
cord injury.
Mungkin akan terlihat
seperti lesi komplit,
walaupun tidak seluruh
bagian rusak.

Lama berlangsungnya syok


spinal dapat bervariasi.
Cedera tulang belakang:
Compression fracture.
Burst fracture.
Fracture dislocation.
Flexion distraction.
SCIWORA spinal cord injury
tanpa abnormalitas radiologis.

Unstabil fracture bila:


Ada kelainan X-Ray.
Defisit neurologis.
Nyeri palpasi atau nyeri
gerakan.

Pull glans or press clitoris

anal contraction (int.sphincter)


around gloved finger.

Absence is indicator of spinal


shock.

Cedera pd segmen cervical


diatas level Th1 menyebabkan
kuadraplegia dan bila lesi di
bawah level Th1 menyebabkan
paraplegia.

Termasuk cedera incomplete:

Sensoris atau gerakan


volunter pd ekstremitas
bawah.

Sacral sparing, contoh:


sensasi perianal, kontraksi
sphincter anisecara volunter,
atau fleksi jari kaki volunter.

Bulbocavernosus refleks

Fraktur Atlas C1:

40% berhubungan dgn fr axis (C2).


Paling sering adalah Burst fr (fraktur

Jefferson kerusakan pd cincin


anterior maupun posterior dari C1, dgn
pergeseran masa lateral).

Mekanismenya adalah axial loading.


Terlihat jelas dgn proyeksi open mouth.
Merupakan fr yg tidak stabil.

Rotary subluxation dari C1:

Banyak ditemukan pada anak anak.


Dapat terjadi secara spontan post

cedera berat/ringan, infeksi saluran


nafas atas, atau penderita dgn
rheumatoid arthritis.

Penderita terlihat dgn rotasi kepala yg


menetap.

Terlihat jelas dgn proyeksi open mouth.


Jarak odontoid ke kedua lateral mass
C1 tidak sama.

Jefferson fracture.
Anteroposterior tomogram at the
craniocervical junction demonstrates lateral
mass of C1 (arrows) lying lateral to the lateral
masses of C2 (arrowheads) on both the left
and right sides as a result of spread of the
ring of C1.
Jefferson fracture.
Computed tomographic image through ring of
C1 shows the anterior arch fracture (small
arrow).
Another small fragment (curved arrow) is
shown lateral to the dens.
The posterior arch fracture (arrowhead) on
the right is not clearly demonstrated on this
cut.

Tipe fr Odontoid:
Tipe I : mengenai tip odontoid
relatif jarang.

Tipe II : terjadi pada dasar dens


epistrofeus paling banyak.

Tipe III : terjadi pada dasar (base)


dens dan meluas ke arah corpus
aksis.

Fraktur Aksis (C2)

Fraktur odontoid

60% dari fr C2.

Processus odontoid dipertahankan


oleh ligamentum tranversus.

Padat identifikasi dgn X-Ray cervical


lateral atau open mouth.

Fraktur dari elemen posterior C2

Fr Hangman mengenai elemen


posterior C2, pars interartikularis.

Fr ini disebabkan oleh trauma tipe


ekstensi.

Variasi fr Hangman meliputi fr yg


mengenai ke dua leteral mass atau
pedikel.

Fracture of dens.
This open mouth odontoid view shows how
subtle odontoid fractures may appear.
The fracture is demonstrated by an
asymmetry of the space between the dens,
and the lateral masses of C1 measuring 6 mm
on the right and 4 mm on the left (long
arrows).

A type II dens fracture.


Lateral radiograph shows a fracture through
the base of the odontoid process (dens) with
the dens and C1 posterior to C2 (arrow
indicates fractured base of dens).

Hangman's fracture.
Lateral radiograph reveals markedly
increased prevertebral swelling (two short
arrows) associated with the fracture at the
posterior aspect of C2 pedicles (medium
arrow).
Displacement is obvious by following the
posterior spinal line (long arrow).

Kesetabilan cedera vertebra tergantung


colum vertebra yg terkena (vertebra
dibagi dlm 3 colum).

The posterior column (P), vital for


stability, comprises the neural arch, the
pedicles, the spinous process, and the
posterior ligamentous complex.

The anterior column (A) is formed by


the anterior longitudinal ligament, and
the anterior parts of the annular
ligament and vertebral body. Note that
failure of these columns in their role as
supports can be due to bony ar
ligament involvement.

Four categories are recognised in Denis


classification of spinal injury.

The middle column (M) consists of the


posterior longitudinal ligament (1), the
posterior part of the annular ligament
(2), and the posterior wall of the
vertebral column(3).

Unstable injuries occur when damage to


the midlle column is combined with
damage to either the anterior column
or to the posterior column.

Pada cedera vertebra


perhatikan juga
kemungkinan cedera
vertebra akibat mobilisasi
post trauma.
Curiga fr cervikal:
Adanya jejas / luka diatas
clivicula.
Adanya penurunan kesadaran.
Multiple injury.
Nyeri pd leher / belakang
leher.

C7 Th1 sering cedera OK


paling mobile.
C5 C6 paling sering.
Atlanto-ocipital fracture
axial loading (C1-C2)
Ro cervical AP/Lat/open
mouth.

DINAMIK R
Pasien dgn suspek fr
cervical (adanya nyeri pada
leher), tapi pada Ro tdk ada
bone lesi (pd Ro cervical
AP/Lat kesan
normal/meragukan & nyeri).

pasien dianjurkan utk


dilakukan Dinamik foto dgn
pengawasan ahli bedah.
bila tdk ada kelainan
collar neck bisa dibuka
bisa saja neck pain
disebabkan oleh soft tissue.
Syarat Dinamik foto:
Pasien diawasi.
Pasien kooperatif.

Dinamik foto pasien


disuruh ekstensi-fleksi
sampai batas pasien merasa
nyeri
pasien tdk boleh dlm
keadaan narkose.

Indikasi CT-scan vertebra:


brust fr.
Dijumpai kelainan neurologis.
Dislokasi > 50%.

Fr vertebrae:
Compresi fr gunakan body jacket.
Burst fr.
Fr dislokasi.

R cervical harus adekuat (C1


Th1).

A: Aligment.
B: Bone abnormalitas.
C: Cartilage.

D: Disk space.
S: Soft tissue.
Ruang prevertebra.
Ruang interprosesus spinosus.

SCIWORA ( Spinal Cord Injury

Without Radiologic Abnormality).

Schematic lateral view of the cervical spine.


Note the odontoid (dens), the predental space
and the spinal canal. (A=anterior spinal line;
B=posterior spinal line; C=spinolaminar line;
D=clivus base line)

EXTREMITAS
SUPERIOR
Cedera pd nervus radialis drop
hand.

Pd close fr humerus & ada

gangguan neurologis (drop hand)


wajib operasi.

Bila nervus radialis terpotong

(sharp injury) langsung repair.

Bila nervus radialis putus tp

serat-serat terjuntai beri


marker dulu untuk selanjutnya
direpair kemudian.

Nervus radialis:
Motoris: penilaian ekstensi
wirst joint.
Sensoris: dorsal jari I & II.
Autonom: keringat.

K-wire pd metatarsal 3 4
minggu.

Smith fr short arm cast OK


ulna masih utuh jadi tdk akan
rotasi.

Smith fr fragmen distal ke


palmar

reposisi

Colles fr pada anak dilakukan


close reduction

bila tereposisi dgn baik sircular


gibs

bila tdk tereposisi dgn baik


ORIF.

Colles fr fragmen distal ke


dorsal

reposisi palmar flexi ulnar


deviasi.

Long arm cast (mencegah

pronasi dan supinasi) pd fr


colles
ada separasi pd radial-ulna
fr tidak stabil.

Short arm cast pasien masih


bisa pronasi dan supinasi.

Long arm cast (pd fr colles)


ada separasi pd os radiusulna
fr tdk stabil
long arm cast
mencegah pronasi
supinasi.
short arm cast masih
bisa pronasi supinasi.
Posisi long arm cast posisi
lengan bawah:
Fr proksimal posisi supinasi.
Fr medial posisi netral.
Fr distal posisi pronasi.

Posisi imobilisasi / gibs pd fr


tangan:
Lumbrical position.
Fungsional position.

Lesi flexus brachialis bagian


atas
(Erb-rechenne = waiters
tip).
sebab:
Gerakan yg berlebihan dari
kepala kesisi yg berlawanan.
Penekanan bahu pd sisi yg
sama.

disebabkan oleh traksi yg


berlebihan at robekan pd rami
C5-C6.
pd bayi cedera pd proses
parsalinan yg sulit
pd dewasa pukulan at jatuh
pd bahu.

Ekstremitas akan:
tergantung lemas disisi tubuh.
mengadakan rotasi ke medial.
lengan bawah akan pronasio.

Lesi plexus brachialis bgn


bawah (klumple-palsi)

disebabkan oleh tarikan


mis: adduksio berlebihan
dari lengan, dpt terjadi jika
orang terjatuh dari tempat
tinggi, lalu berusaha
memegang sesuatu.
N.medialis drop hand.
N.medianus apelike.
N.ulnaris clow hand.
plexus brachialis (C5-Th1)
Menianus (C5-Th1)
Radialis (C5-Th1)

Ulnaris (C8-Th1)

Pada fr humerus 1/3 proximal,

bgn proximal yg fr akan


mengarah ke abduksi ok tarikan
otot-otot deltoideus &
supraspinatus pd reposisi bgn
distal mengikuti bgn proximal
dipasang U-slab & bgn axilla
disanggah.

Fr comunitive pada manus bisa


dipasang fore slab dgn posisi
fungsional (spt menggengam
bola tenis).

EXTREMITAS
INFERIOR
Salah satu indikasi operasi pd fr
tibia platue OK fr terletak pd
intraartikular (sendi).

Fr pd tibia (tibia plato) sangat


tidak stabil.

Fr tibia dgn fibula intak sering


non-union.

Pada amputasi, fibula 1,3 -1,9 cm


lebih pendek dari tibia utk
pemasangan protesis
jadi bentuk stump bisa
dimasukkan protesis.

Pasien dgn fr cruris yg akan

dilakukan & indikasi long leg cast


tapi kita ragu akan terjadinya
kompertemen syndroma (mis ok
pasien ada penurunan
kesadaran)
tetap dipasang long leg cast
tapi dgn bivalve.

Pada pemasangan skletal traksi


pd tuberositas tibia dpt
mencederai n.peroneus
walaupun tdk langsung terkena
nerve tapi panas waktu
pengeboran jg dpt mencederai
n.peroneus.

Indikasi operasi pada tibia plateu


fr

OK fr terletak pd intraartikular
(sendi).

Close fr tibia 1/3 tengah (garis fr


oblique), displaced minimal
dilakukan long leg cast (bila
posisi fr masih aceptable)
aceptable bila:
Angulasi AP < 10%
Varus/valgus < 5%
Kontak > 50%
Rotasi 0 5
Shortening < 1 cm

Close fr 1/3 tengah tibia saja

lebih sering tjd anunion dari pd fr


tibia dan fibula.

Kompartemen sindrom lebih


sering tjd pd fr tibia 1/3
proksimal.

Fr tranverse lebih besar


kemungkinan utk anunion
dari pd fr comunitive.
Jadi sebaiknya bila fr pada
1/3 tengah tibia saja fibula
juga dipatahkan.
Fr tibia dgn fibula masih
utuh sering tjd non union.

Tibia fr tapi fibula intake


isolated fr komplikasi
non union.
Dikatakan fr distal fibula bila
terdapat fr > 7cm dari ankle
joint (tidak harus di ORIF).
Bila < 7cm harus di ORIF
u/ kestabilan ankle joint
Pemeriksaan rupture tendon
patella

suruh pasien utk ekstensi knee


joint
(bila tdk bisa ekstensi tendon
rupture).

Bgn proksimal yg bone ekspose


lebih gampang diperbaiki dari
m.gastronemeus & m.soleus.

Aspirasi pd hematrosis lebih

baik pd sisi lateral (posisi


ekstensi) & anterolateral (posisi
fleksi).

Anterolateral lebih baik ok

daerah pd knee joint yg


spacenya paling luas. Tibia fr
tapi fibula intake isolated fr
komplikasi non union.

Dikatakan fr distal fibula bila

terdapat fr > 7cm dari ankle joint


(tidak harus di ORIF).

Bila < 7cm harus di ORIF u/


kestabilan ankle joint

Rupture ligament pada knee


joint:

ACL (anterior cruciatum


ligament) anterior drowner
test.
PCL (posterior cruciatum
ligament) posterior drowner
test.
Colateral lateral ligament
varus test.
Colateral medial ligament
valgus test.

Fr femur lihat biomekaniknya.


bila tabrakan dari arah depan,
kemungkinan juga kena collum /
acetabulum femur.
bila tabrakan dari samping,
kemungkinan juga kena pelvis.

Jika ada flauting knee

kemungkinan ada kompertemen


sindroma.

Anak dgn fr femur jarang

dilakukan operasi cukup skin


traksi bila dilakukan < 1 mgg.

Skin traksi pd femur hanya

sementara, menunggu tindakan


pemasangan ORIF.
skin traksi pd femur tdk bisa
utk terapi definitive (kecuali pd
anak-anak).

Bisa ORIF (plate screw).


tidak boleh dipasang
interlocking nail kerena akan
merusak growth plate.

Pada fr femur yg direncanakan


utk operasi

dlm menunggu operasi elektif


harus dipasang skin traksi utk:
Fiksasi.
Mengurangi nyeri.

Mengurangi swelling.
Mempermudah reposisi
selanjutnya.

Tidak perlu dilakukan skeletal


traksi

skeletal traksi digunakan utk


reposisi terapetik.

Bila pada fr femur ada bone lose


dapat dilakukan bone graft
dgn menggunakan tulang fibula.

Bone graft (os femur):


Dari os fibula pd ekstremitas
yg ipsilateral ambil os fibula
pd 1/3 tengah 1/3 atas (1/3
bawah tidak boleh diambil krn
utk stabilitas ankle joint)

Batang os femur
dibagi/dibelah dua
Diambil dari tulang mayat /
sintesis.

Pemasangan plat (ORIF) pada

femur dilakukan pada sisi lateral


ekstremitas.
tdk bisa pada sisi medial OK:
Banyak vaskularisasi.
Banyak inervasi.
Tindakan / approach lebih
sulit.

Untuk reposisi dislokasi hip joint


harus dikamar operasi dng
anastesi umum & muscle
relaxan.

Bila ada fr di acetabulum pd


posterior wall

indikasi CT-scan, utk melihat


acetabulum.

Pada dislokasi hip joint, setelah


direposisi

kemudian harus dilakukan


pemasangan skin traksi.

Golden periode dislokasi hip joint


adalah < 8 jam.

Pasien post dislokasi hip joint


cenderung utk habitual.

Diastasis simpisis pubis bila >


2,5 cm.

Fr pelvis perdarahan bisa


mencapai 6 liter.

Tumpuan pd kaki pd saat


berjalan/berdiri:
Calcaneus.
Digiti I.
Digiti V.

Fr subtrochanter sering tjd

malunion karena vascularisasi yg


kurang.

You might also like