You are on page 1of 5

Student

Name: Valdi Mughni Budiman


Student ID/Matriculation Number: 29114408
Email Address: valdi.mughni@sbm-itb.ac.id

Lecture 3: Alternative Dispute Resolution & Foreign Investment
Assignment and Work Sheet:
Group Discussion on Contract Analysis
Bring this on the lecture date. Submit one week after lecture date.
1. Basic Arbitration Knowledge
a. Lex Arbitri adalah tindakan hukum dimana ada pihak yang menyerahkan
sengketa atau selisih pendapat antara dua orang atau lebih kepada seorang atau
beberapa ahli yang disepakati bersama dengan tujuan memperoleh satu
keputusan final dan mengikat.
b. Situs Arbitri adalah suatu tempat atau negara dimana dilaksanakannya
arbitrase.
c.

Choice of Law adalah memilih hukum yang akan mengatur ketika terjadi
sengketa atau memilih hukum yang akan mengatur kontrak.

d. Choice of Forum adalah optional guna memilih forum pengadilan apa yang
ditunjuk atau digunakan untuk menyelesaikan sengketa yang timbul dalam
pelaksanaan kontrak.
e. Procedural Rules adalah suatu sistematika langkah atau prosedur yang
dilakukan oleh perusahaan tempat perkara. Dalam kasus ini prosedur yang
dipilih adalah penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau arbitrase.

Related Materials: International Bar Association, IBA Guidelines for Drafting
International Arbitration Clauses (Adopted by a resolution of the IBA Council 7 October
2010 International Bar Association, 2010)




2. Case Study
Case Karaha Bodas Final Arbitration Decision [Karaha Bodas FinalArb.htm]
Explain the following:
a. Chronology of the case:
28 November 1994 :
Terdapat dua buah kontrak yang dibuat berhubungan dengan Proyek Karaha.:
1.

The

Join

Operation

Contract,

yang

menjelaskan

bahwa

PERTAMINA

bertanggungjawab untuk memanajemeni proyek operasi gheotermal dan KBC melayani


sebagai kontraktor. Dalam kontrak ini KBC harus mengembangkan energi gheothermal
serta membangun operation generating facility.
2. The energy sales contract, dalam kontrak ini PLN menyetujui untuk membeli listrik
dari PERTAMINA melalui pembangkit yang dibangun KBC.
20 September 1997 :
Keluar Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1997. Efek dari penangguhan ini adalah
tidak dapat dilanjutkannya kerjasama antara Pertamina dan KBC.
30 April 1998 :
KBC menggugat ganti rugi ke Arbitrase Jenewa dan pengadilan memutuskan PLN dan
Pertamina harus membayar ganti rugi sebesar USD 261,000.000 kepada pihak
penggugat yaitu KBC. Tetapi dilain sisi Pertamina tidak terima putusan tersebut, karena
hal itu Pertamina melakukan upaya hukum pembatalan putusan arbitrase ke Pengadilan
Indonesia.
b. Parties involved:
Pertamina: Perusahaan minyak dan gas bumi negara, terbentuk berdasarkan hukum UU
No.8 Tahun 1971 Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pertamina didelegasikan
untuk melakukantugas eksplorasi dan eksploitasi sumber daya dan panas bumi serta
pembangkit listrik di Indonesia. Dalam kasus ini Pertamina berperan sebagai pihak yang
tergugat.
PLN: Perusahaan milik negara mengacu pada dasar hukum berupa Peraturan
Pemerintah n.12/1998, PLN adalah perusahaan yang memasokan listrik pada
masyarakat di Indonesia. Dalam kasus ini PLN berperan sebagai pihak tergugat.
KBC: Perusahaan kehidupan terbatas Kepulauan Cayman. KBC memberikan hak
kontraktual untuk mengembangkan 400 MW proyek geothermal Karaha Bodas di Jawa
Barat, Indonesia. Dalam kasus ini KBC berperan sebagai pihak penggugat.

c. Cause of the dispute


Sengketa ini disebabkan ketika dikeluarkannya Dekrit Presiden Nomor 39 Tahun 1997.
Berdasarkan Kerpres tersebut disebutkan bahwa terdapat 75 proyek yang
ditangguhkan atau dikaji kembali, dan salah satunya adalah proyek Karaha. Setelah itu
pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 1997 yang berisi
perintah untuk melanjutkan beberapa proyek yang telah tertunda. Pertamina sudah
menyetujui untuk membantu KBC guna melanjutkan proyek Karaha, pada kenyatanya
dua minggu setelah diajukan permohonan oleh Pertamina, pihak KBC telah menyatakan
klausula force majeure dan telah menghentikan pelaksanaan kontrak. Pertamina
dianggap tidak bertanggung jawab atas JOC dan ESC yang sudah disepakati pada
November 1997.
d. Claims or demands of each parties
KBC: Menuntut ganti rugi akibat pelanggaran kontrak, yaitu kerugian yang termasuk
dalam pembayaran atas kerugian sebesar USD 96.000.000. Kompensasi akibat dari
kehilangan keuntungan sebesar USD 512.500.000, dan sebagai alternatif ganti rugi
untuk keuntungan atau jumlah pembayaran yang harus diterima sebesar USD
437.000.000.
e. Lex Arbitri
Penyelesaian sengketa arbitrase ini diselesaikan di Jenewa, Swiss.
f. Situs Arbitri
Penyelesaian sengketa arbitrase ini diselesaikan di Jenewa, Swiss.
g. Choice of Forum
Pilihan pengadilan arbitrase ini diselenggarakan di Supreme Court Jenewa, Swiss.
h. Judgement/Final Decision
Pertengahan Maret 2007, Pengadilan Cayman Islands memutus bersalah
Pertamina dalam kasus gugatan pelanggaran Joint Operation Contract (JOC) terhadap
Karaha Bodas Company (KBC), kontraktor Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTP) Karaha. Pertamina wajib membayar ganti rugi kepada KBC sebagai
implementasi putusan arbitrase internasional Geneva, Swiss tanggal 18 Desember 2000.
Abitrase tersebut sebenarnya menghukum Pertamina dan PLN. Pertamina dan
PLN diputus melanggar Energy Sales Contract (ESC), dan Pertamina telah melanggar

JOC. Karenanya, Pertamina dan PLN secara bersama dan masing-masing dihukum
membayar ganti rugi KBC sejumlah US$261,100,000 (US$111,100,000 untuk biaya yang
diderita KBC dan US$150 juta untuk laba yang seharusnya diperoleh KBC), termasuk
bunga 4% per tahun, terhitung sejak 1 Januari 2001.
Pada tanggal 27 Agustus 2007, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
memenangkan gugatan Pertamina. Putusan tersebut memerintahkan kepada tergugat
atau siapapun yang dapat hak daripadanya untuk tidak melakukan tindakan apapun
termasuk pelaksanaan putusan pengadilan arbitrase yang ditetapkan di Jenewa Swiss
tanggal 18 Dsesmber 2000. Adapun putusan Pengadilan Arbitrase Jenewa, Swiss
dnyatakan batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum.
Pengadilan Banding Singapura memenangkan Pertamina pada kasus gugatan KBC
atas aset Pertamina Energy Trading Limited (Petral), anak perusahaan PT Pertamina
(Persero) di Hongkong. Keputusan yang dikeluarkan pada 24 Agustus 2005 di Singapura
ini, menguatkan keputusan Hakim Choo Han Teck pada Maret 2005 yang menolak
banding KBC. Pengadilan Singapura juga menghukum KBC untuk menanggung biaya
persidangan dan kerugian yang ditimbulkannya. Kemenangan Pertamina ini merupakan
bagian dari upaya hukum yang terus menerus dilakukan Pertamina secara konsisten
sejak 2000 terhadap keputusan Arbitrase International yang sangat tidak adil dan
merugikan Pertamina dan Pemerintah Indonesia.
Keputusan Pengadilan Banding tersebut, juga memberikan kesempatan kepada
Petral maupun Pertamina Energy Services Limited (PES) anak perusahaan Petral di
Singapura, untuk mendapatkan penggantian atas kerugian yang diderita sebagai
konsekuensi mareva injunction (penahanan aset) yang diajukan KBC dengan cara yang
salah. Kerugian yang diderita diperkirakan berjumlah besar akan dihitung dan
dimintakan penggantian kepada pihak KBC. Sebelumnya pada Maret 2005, Pengadilan
Tinggi Singapura mencabut tidak hanya mareva injunction, yang diperoleh KBC melalui
upaya ex parte (in absentia), tetapi juga menolak seluruh upaya hukum terhadap Petral
maupun PES yang merupakan anak karena tidak menemukan alasan untuk itu. Dalam
kasus ini Petral dan PES diwakili oleh penasehat hukum Anjali Iyer (Haq & Selvam
solicitors) dan KBC diwakili oleh Alvin Yeo SC (Wong Partnership).
i. Recent Development

Sebagai peluang litigasi terakhir, Pertamina pada 15 September 2006,

mendaftarkan perkara tindak pidana fraud yang dilakukan KBC dan meminta untuk
menahan seluruh aset KBC kepada Pengadilan di Cayman Island. Tetapi nampaknya
keadilan hukum belum berpihak kepada Pertamina, dimana pada pertengahan bulan

Maret 2007, Pengadilan Cayman Islands memperkuat keputusan pengadilan AS, yaitu
memvonis Pertamina segera membayar klaim dan bunga kepada Karaha. Nilai klaim
mencapai USD 261 juta (sekitar Rp 2,4 triliun), ditambah bunga empat persen per tahun
ke KBC.

You might also like