Professional Documents
Culture Documents
Choice
of
Law
adalah
memilih
hukum
yang
akan
mengatur
ketika
terjadi
sengketa
atau
memilih
hukum
yang
akan
mengatur
kontrak.
d. Choice
of
Forum
adalah
optional
guna
memilih
forum
pengadilan
apa
yang
ditunjuk
atau
digunakan
untuk
menyelesaikan
sengketa
yang
timbul
dalam
pelaksanaan
kontrak.
e. Procedural
Rules
adalah
suatu
sistematika
langkah
atau
prosedur
yang
dilakukan
oleh
perusahaan
tempat
perkara.
Dalam
kasus
ini
prosedur
yang
dipilih
adalah
penyelesaian
sengketa
di
luar
pengadilan
atau
arbitrase.
Related
Materials:
International
Bar
Association,
IBA
Guidelines
for
Drafting
International
Arbitration
Clauses
(Adopted
by
a
resolution
of
the
IBA
Council
7
October
2010
International
Bar
Association,
2010)
2. Case
Study
Case
Karaha
Bodas
Final
Arbitration
Decision
[Karaha
Bodas
FinalArb.htm]
Explain
the
following:
a.
Chronology
of
the
case:
28
November
1994
:
Terdapat
dua
buah
kontrak
yang
dibuat
berhubungan
dengan
Proyek
Karaha.:
1.
The
Join
Operation
Contract,
yang
menjelaskan
bahwa
PERTAMINA
JOC.
Karenanya,
Pertamina
dan
PLN
secara
bersama
dan
masing-masing
dihukum
membayar
ganti
rugi
KBC
sejumlah
US$261,100,000
(US$111,100,000
untuk
biaya
yang
diderita
KBC
dan
US$150
juta
untuk
laba
yang
seharusnya
diperoleh
KBC),
termasuk
bunga
4%
per
tahun,
terhitung
sejak
1
Januari
2001.
Pada
tanggal
27
Agustus
2007,
majelis
hakim
Pengadilan
Negeri
Jakarta
Pusat
memenangkan
gugatan
Pertamina.
Putusan
tersebut
memerintahkan
kepada
tergugat
atau
siapapun
yang
dapat
hak
daripadanya
untuk
tidak
melakukan
tindakan
apapun
termasuk
pelaksanaan
putusan
pengadilan
arbitrase
yang
ditetapkan
di
Jenewa
Swiss
tanggal
18
Dsesmber
2000.
Adapun
putusan
Pengadilan
Arbitrase
Jenewa,
Swiss
dnyatakan
batal
dan
tidak
mempunyai
kekuatan
hukum.
Pengadilan
Banding
Singapura
memenangkan
Pertamina
pada
kasus
gugatan
KBC
atas
aset
Pertamina
Energy
Trading
Limited
(Petral),
anak
perusahaan
PT
Pertamina
(Persero)
di
Hongkong.
Keputusan
yang
dikeluarkan
pada
24
Agustus
2005
di
Singapura
ini,
menguatkan
keputusan
Hakim
Choo
Han
Teck
pada
Maret
2005
yang
menolak
banding
KBC.
Pengadilan
Singapura
juga
menghukum
KBC
untuk
menanggung
biaya
persidangan
dan
kerugian
yang
ditimbulkannya.
Kemenangan
Pertamina
ini
merupakan
bagian
dari
upaya
hukum
yang
terus
menerus
dilakukan
Pertamina
secara
konsisten
sejak
2000
terhadap
keputusan
Arbitrase
International
yang
sangat
tidak
adil
dan
merugikan
Pertamina
dan
Pemerintah
Indonesia.
Keputusan
Pengadilan
Banding
tersebut,
juga
memberikan
kesempatan
kepada
Petral
maupun
Pertamina
Energy
Services
Limited
(PES)
anak
perusahaan
Petral
di
Singapura,
untuk
mendapatkan
penggantian
atas
kerugian
yang
diderita
sebagai
konsekuensi
mareva
injunction
(penahanan
aset)
yang
diajukan
KBC
dengan
cara
yang
salah.
Kerugian
yang
diderita
diperkirakan
berjumlah
besar
akan
dihitung
dan
dimintakan
penggantian
kepada
pihak
KBC.
Sebelumnya
pada
Maret
2005,
Pengadilan
Tinggi
Singapura
mencabut
tidak
hanya
mareva
injunction,
yang
diperoleh
KBC
melalui
upaya
ex
parte
(in
absentia),
tetapi
juga
menolak
seluruh
upaya
hukum
terhadap
Petral
maupun
PES
yang
merupakan
anak
karena
tidak
menemukan
alasan
untuk
itu.
Dalam
kasus
ini
Petral
dan
PES
diwakili
oleh
penasehat
hukum
Anjali
Iyer
(Haq
&
Selvam
solicitors)
dan
KBC
diwakili
oleh
Alvin
Yeo
SC
(Wong
Partnership).
i. Recent
Development
mendaftarkan
perkara
tindak
pidana
fraud
yang
dilakukan
KBC
dan
meminta
untuk
menahan
seluruh
aset
KBC
kepada
Pengadilan
di
Cayman
Island.
Tetapi
nampaknya
keadilan
hukum
belum
berpihak
kepada
Pertamina,
dimana
pada
pertengahan
bulan
Maret
2007,
Pengadilan
Cayman
Islands
memperkuat
keputusan
pengadilan
AS,
yaitu
memvonis
Pertamina
segera
membayar
klaim
dan
bunga
kepada
Karaha.
Nilai
klaim
mencapai
USD
261
juta
(sekitar
Rp
2,4
triliun),
ditambah
bunga
empat
persen
per
tahun
ke
KBC.