You are on page 1of 6

1.

Gaya Coriolis
Bumi berotasi pada sumbunya yang menyebabkan pergerakan sudut(angular) pada setiap

tempat dimuka bumi sesuai kecepatan rotasi bumi. Kecepatan gerak angular tidak sama dengan
kecepatan linear masing-masing tempat karena ditentukan oleh posisi di bumi yaitu oleh garis
lintang posisinya. Perbedaan kecepatan linear antar daerah dengan garis lintang yang berbeda
menyebabkan gaya dorong ke arah berlawanan dengan arah sumbu putar rotasi bumi yaitu
menuju arah barat. Pada daerah dekat khatulistiwa perbedaan kecepatan linear antara garis
lintang tidaklah besar dan cenderung mendekati nilai nol, sedangkan menjauh dari ekuator gaya
koriolis membesar dan mencapai puncaknya pada daerah kutub.
Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa bumi selalu berotasi. Rotasi bumi
menimbulkan gaya rotasi yang disebut gaya Coriolis, yaitu gaya yang membelokkan arah angin
utama. Nama Coriolis sendiri diambil dari nama seorang ilmuwan Perancis Gaspard Gustave
Coriolis (1792). Jadi gaya Coriolis adalah gaya semu yang timbul akibat efek dua gerakan yaitu
gerak rotasi bumi dan gerak benda relatif terhadap bumi. Dalam kata lain, gaya Coriolis
merupakan gaya yang membelokkan arah arus yang berasal dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan
itu akan mengarah ke kanan atau searah jarum jam di belahan bumi utara dan mengarah ke kiri
(berlawanan dengan arah jarum jam) di belahan bumi selatan.
Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokkan arah
arus dari arah yang lurus. Gaya Coriolis juga yang menyebabkan timbulnya perubahanperubahan arah arus yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan makin dalamnya
kedalaman suatu perairan.

2.

Transport Ekman dan Spiral Ekman


Salah satu proses pergerakan arus laut oleh angin adalah pergerakan ekman yang seringkali

mendorong adanya upwelling dan downwelling di tepi pantai. Proses ekman spiral akibat
dorongan angin permukaan atau transfer dari momentum gerak angin ke arus laut dan diamati
oleh Fridjof Nansen yang melihat bahwa bongkahan es di laut bergerak 20 40 derajat ke kanan
dari arah angin. Dia memberikan hasil observasinya kepada Vagn Walfrid Ekman (1905). Akibat
pengaruhgaya koriolis, arus permukaan atau surface current bergerak 45 derajat dari arah angin
dan energi dinamis di salurkan ke lapisan laut yang lebih dalam. Energi diserap oleh gesekan
pada kedalaman dimana kecepatan menurun menurut kedalaman dan akhirnya kecepatan masa
air adalah 0. Gaya koriolis menyebabkan penyimpangan berturut turut ke kedalaman sementara
juga menyalurkan energi ke lapisan lebih dalam lagi (ekman spiral).
Gerak masa air atau water transport secara umum mengarah 90 derajat dari arah angin, arah
transport tergantung pada belahan bumi. Di belahan bumi utara transport ini adalah pada sudut
90 derajat ke kanan dari arah angin, dan di belahan bumi selatan itu terjadi pada sudut 90 derajat
ke kiri dari arah angin. Asumsi utama dari pergerakan Ekman adalah luas wilayah yang sangat
luas dan sangat dalam (tidak ada friksi dengan dasar laut atau pantai). Kedalaman proses ini
dapat terjadi hingga 200 m dibawah muka laut

Secara local pergerakan Ekman dapat terjadi pada garis pantai karena hembusan angin
darat dan laut, tergantung pada musim saat angin bertiup. Pada kenyataannya angin monsun yang
bergerak sejajar dengan garis pantai seperti pantai selatan pulau Jawa sering memberikan efek
koriolis yang menyebabkan aliran menjauh garis pantai pada muka laut dan menyebabkan proses
upwelling.

Gambar 3.1. Proses spiral Ekman akibat tiupan angin permukaan.


Pada umumnya tenaga angin yang diberikan pada lapisan permukaan air dapat
membangkitkan timbulnya arus permukaan yang mempunyai kecepatan sekitar 2% dari
kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus ini akan berkurang cepat sesuai dengan makin
bertambahnya kedalaman perairan dan akhirnya angin tidak berpengaruh sama sekali terhadap
kecepatan arus pada kedalaman 200 m. Pada saat kecepatan arus berkurang, maka tingkat
perubahan arah arus yang disebabkan oleh gaya Coriolis akan meningkat. Hasilnya akan
dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang relaif cepat di lapisan permukaan dan arah
pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran arus yang kecepatanya makin lambat dan
mempunyai kedalaman makin bertambah besar. Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana
makin dalam suatu perairan maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan makin
dibelokan arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai Spiral Ekman.
3.

Sirkulasi angin
Selain pola sirkulasi tersebut, ada juga sirkulasi utara selatan yang dikenal dengan sirkulasi

Hadley. Pola sirkulasi ini terjadi akibat dari gaya koriolis akibat rotasi bumi dan posisi titik
equinok puncak radiasi matahari yang selalu berpindah utara selatan. Selain itu juga disebabkan

oleh kesetimbangan neraca energi akibat sebagian besar energi bumi diterima di daerah ekuator
sehingga terjadi sirkulasi yang mengalirkan energi tersebut ke wilayah sub tropis. Sebagaimana
sistim arus sabuk bumi yang juga mengalirkan energi dalam jumlah besar, maka sistim sirkulasi
atmosfer utara selatan ini merupakan satu sistim ventilasi muka bumi yang mengalirkan energi
dari daerah ekuator menuju daerah kutub. Sistim sirkulasi Hadley bertanggung jawab atas
pembentukan daerah gurun di wilayah sub tropis akibat daerah subsidensi Hadley. Aliran udara
yang telah kering ini turun di wilayah ini dan mengalir di permukaan dalam bentuk angin passat
menuju ke daerah ekuator.
Sirkulasi Hadley di daerah tropis merupakan bagian dari beberapa sirkulasi lain pada lintang
tinggi yang merupakan sistim ventilasi bumi yang terbentuk secara alamiah yaitu sirkulasi Ferrel
dan sirkulasi Kutub. Sering menjadi kesalahan bahwa sirkulasi Hadley tergantung pada posisi
garis lintang absolut, tetapi kenyataannya sirkulasi ini tergantung pada puncak equinok matahari
yang memberikan radiasi maksimum.

Gambar 6.5 Pola sirkulasi utama bumi.


Salah satu akibat dari sirkulasi ini adalah angin pasat tenggara (northeast Trade) di bumi
belahan utara dan angin pasat barat laut (Southeast Trades) di bumi belahan selatan (Gambar
6.4). Angin passat bergerak menuju ekuator tetapi dalam perjalannya selalu berbelok ke sebelah
barat akibat gaya koriolis bumi. Pusat pertemuan dari kedua angin pasat tersebut dikenal sebagai
daerah ITCZ (Inter Tropical Convergence Zone) atau daerah Konvergensi lintas Tropis. Akibat
hukum kekekalan momentum, maka kesetimbangan arah gerak ke barat dari angin passat akan
teratasi dengan gerak ke arah timuran di pusat pertemuan angin pasat di ekuator. Indikasi ini

sering dipakai untuk menetapkan daerah ITCZ yaitu daerah dimana terdapat angin zonal (barat
timuran) terbesar. Pada beberapa kasus aliran timuran ini dikenal sebagai aliran jet timuran tropis
(equatorial easterly jet).

Sirkulasi atmosfer adalah fenomena yang terjadi di atmosfer. Fenomena


tersebut sering berhubungan dengan kondisi angin dan perubahan cuaca.
Sirkulasi/pola gerakan angin di atmosfer merupakan suatu sistem yang
rumit dan sering sukar diprediksi. Bumi merupakan benda yang berotasi,
rotasi bumi mengakibatkan adanya efek corriolis (efek pembelokan angin).
Karena gaya corriolis tersebut di bumi ini terdapat 3 macam sel sirkulasi di
atmosfer yaitu Sel Hadley, Sel Ferrel dan Sel Kutub.

Sel Hadley adalah pola gerakan udara yang naik di khatulistiwa dan turun
di sekitar daerah subtropis, akibatnya muncul angin passat di permukaan
daerah tropis.
Sel Ferrel adalah pola gerakan udara yang berasal dari daerah sekitar
lintang 30 menuju daerah kutub (lintang 60) .
Sel Kutub adalah pola gerakan udara dari kutub menuju daerah lintang 60.

Di wilayah equator, pertemuan 2 sirkulasi Hadley menghasilkan daerah


konvergensi antar tropik (DKAT) yang merupakan pusat tekanan rendah.
Daerah tropik merupakan darah yang mendapat penyinaran lebih besar
dibanding daerah subtropis dan kutub sehingga di zona ini banyak terbentuk
awan hujan.
Pola sirkulasi atmosfer ini sangat rumit, banyak faktor lain yang
menyebabkan terjadinya variasi gejala cuaca di berbagai tempat di muka
bumi. Belahan bumi bagian utara didominasi oleh daratan dibandingkan
daerah selatan, sehingga sering muncul anomali cuaca yang sulit diprediksi.

You might also like