Professional Documents
Culture Documents
SISTITIS
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Sistitis adalah inflamasi kendung kemih yang paling sering disebabkan oleh
menyebarnya infeksi dari uretra. (Brunner & Suddarth, 2002).
Sistitis adalah inflamasi kandung kemih. Inflamasi ini dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri (biasanya Escherichia coli) yang menyebar dari uretra atau karena respon alergik atau
akibat iritasi mekanis pada kandung kemih. Gejalanya adalah sering berkemih dan nyeri
(disuria) yang disertai darah dalam urine (hematuria).
B. KLASIFIKASI
Cystitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;
Cystitis primer;
Merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi karena
penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan striktura
uretra.
Cystitis sekunder;
Merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit primer
misalnya uretritis dan prostatitis.
C. ETIOLOGI
Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat
menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainan urologis. Pada wanita
biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari meatus terus naik
kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi yang tersering disebabkan
karena infeksi E.coli.
Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, atau oleh karena
adanya urine sisa(misalnya karena hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik bladder)
atau karena infeksi dari usus.
Jalur infeksi
Tersering dari uretra, uretra wanita lebih pendek membuat penyalkit ini lebih sering
ditemukan pada wanita
Infeksi ginjalyan sering meradang, melalui urine dapat masuk kekandung kemih.
Penyebaran infeksi secara lokal dari organ laindapat mengenai kandung kemih misalnya
appendisitis
Pada laki-laki prostat merupakan sumber infeksi.
Faktor predisposisi
Benda asing yang menyebabkan iritasi, misalnya kalkulus tumor dan faeces dari
fistula usus
Hubungan seksual
D. TANDA DAN GEJALA
Pada umumnya tanda dan gejala yang terjadi pada cystitis adalah ;
a)
peningkatan frekwensi miksi baik diurnal maupun nokturnal
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Pada kasus infeksi kandung kemih pemeriksaan yang biasa dilakukan berdasarkan
literatur yang ada adalah :
1. Pemeriksaan urine lengkap
2. Pemeriksaan USG abdomen
3. Pemeriksaan photo BNO dan BNO IVP
G. PENATALKSANAAN
Penatalaksanaan medis
Pilihan utama pada ISK akut tanpa komplikasi adalah nitrofurantoin, trimetroprim,
atau kotrimoksazol. Disamping ini, pasien harus banyak minum air, minimal 2 liter sehari,
dengan tujuan menstimulasi diuresis sehingga kuman tidak berkesempatan memperbanyak
diri di dalam kandung kemih. Bila setelah 3-5 hari gejala belum hilang atau belum berkurang,
sebaiknya diganti dengan pipemidinat atau siprofloksasin, atau dengan amoksisilin ditambah
dengan asam klavulanat bila diperkirakan adanya kuman-kuman yang sudah resisten.
Phenazopyridine hydrochloride (Pyridium) dapat digunakan untuk mengurangi
kerusakan dan urgensi yang terkait dengan cystitis. Selain itu, obat acidifying seperti
ascorbic acid mungkin dianjurkan untuk mengurangi konsentrasi bakteri dalam air
seni.
Jika anatomis abnormal ada, operasi untuk memperbaiki masalah. Terkadang
diperlukan antikolinergik (misalnya: propanthelin bromide) untuk mencegah
hiperiritabilitas buli-buli dan fenazopiridin hidroklorida sebagai antiseptik pada
saluran kemih.
Penatalaksanaan dari cystitis tipe infeksi adalah :
Minum banyak cairan untuk mengeluarkan bakteri yang ada dalam urine.
Pemberian antibiotic oral selama 3 hari, jika infeksinya kebal AB 7 10 hari
Atropine untuk meringankan kejang otot
Fenazopridin untuk mengurangi nyeri
Membuat suasana air kemih menjadi basa yaitu dengan meminum baking soda yang
di larutkan dalam air
Pembedahan, bila ada sumbatan aliran kemih atau kelainan struktur
Penatalaksanaan pada cystitis tipe noninfeksi :
Meningkatkan intake cairan 2 3 liter/hari
Kaji haluan urine terhadap perubahan warna, bau, dan pola berkemih, masukan dan
Penatalaksanaan keperawatan
dihindari.
H. Komplikasi
1.
Pembentukan Abses ginjal atau perirenal
2.
Gagal ginjal
3.
Infeksi ginjal
4.
Sepsis
KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian pada klien Sistitis menggunakan pendekatan bersifat
menyeluruh yaitu:
Data biologis meliputi :
1) Identitas klien
2) Identitas penanggung
Riwayat kesehatan :
1) Riwayat infeksi saluran kemih
2) Riwayat pernah menderita batu ginjal
3) Riwayat penyakit DM, jantung.
Pengkajian fisik :
1) Palpasi kandung kemih
2) Inspeksi daerah meatus
a) Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine
b) Pengkajian pada costovertebralis
Riwayat psikososial :
Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan
Persepsi terhadap kondisi penyakit
5) Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih.
Rasional :Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih
6) Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.
Rasional :Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi
uretra
2. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan frekuensi dan atau nokturia) yang berhubungan
dengan Inflamasi pada kandung kemih
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat mempertahankan
pola eliminasi secara adekuat.
Kriteria :
1) Klien dapat berkemih setiap 3 jam
2) Klien tidak kesulitan pada saat berkemih
3) Klien dapat bak dengan berkemih
Intervensi :
1) Ukur dan catat urine setiap kali berkemih
Rasional :Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk mengetahui input/out put
2) Anjurkan untuk berkemih setiap 2 3 jam
Rasional :Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam vesika urinaria.
3) Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
Rasional :Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih.
4) Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinal
Rasional :Untuk memudahkan klien di dalam berkemih.
5) Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman
Rasional :Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.
3. Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasien merasa nyaman dan
nyerinya berkurang.
Kriteria Hasil :
1) Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih.
2) Kandung kemih tidak tegang
3) Pasien nampak tenang
4) Ekspresi wajah tenang
Intervensi :
1) Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri.
Rasional :Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi
2) Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran.
Rasional :Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot-otot
3) Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Rasional :Untuk membantu klien dalam berkemih
4) Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.
Rasional :Analgetik memblok lintasan nyeri
4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit,
metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak memperlihatkan
tanda- tanda gelisah.
Kriteria hasil :
1) Klien tidak gelisah
2) Klien tenang
Intervensi :
1) Beri support pada klien
Rasional :Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YME.
2) Beri penjelasan tentang penyakitnya
Rasional :Agar klien mengerti
3) Kaji tingkat kecemasan
Rasional :Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien
4) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional :Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan
pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA