You are on page 1of 17

KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DAN HUKUM

A. Pendahuluan
Zoon politicon, demikian yang dikatakan oleh Aristoteles. Makna kata
tersebut menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial, dimana
dalam keadaan ini manusia saling membutuhkan satu sama lain.
Kebutuhan tersebut dapatlah terpenuhi ketika antara manusia yang satu
berinteraksi dengan manusia yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan
dan kepentingannya dalam kehidupan sehari-hari. Kata sosial terwujud
dengan berkumpul manusia itu dalam satu kelompok yang dikatakan
dengan masyarakat.
Masyarakat merupakan kumpulan dari orang-orang yang mempunyai
aturan atau norma tersendiri yang mengatur perilaku hidup dalam
kesehariannya. Hal demikian tepat digambarkan dalam adagium yang
menyatakan "ibi sosius ibi ius" yang diartikan sebagai "dimana ada
masyarakat di situ ada hukum". Tepat kiranya adagium tersebut ada
dalam masyarakat karena hakekatnya manusia sebagai individu yang ada
di masyarakat memiliki watak dan sifat yang ingin bebas tanpa aturan
tertentu yang mengekang kebebasannya untuk melakukan sesuatu atau
tidak melakukan sesuatu. Kebebasan yang terkandung dalam diri manusia
tersebut berdampak pada ketidakseimbangan hubungan antara manusia
yang satu dengan manusia yang lain sehingga terjadi kekacauan dalam
masyarakat, maka untuk itu diperlukanlah hukum sebagai pengatur norma
perilaku manusia dalam masyarakat.
Wujud pengamalan dari hukum yang mengatur perilaku manusia
maka akan terbentuk masyarakat yang tertib, aman dan damai.1 Namun
tak selamanya hukum yang ada itu sesuai dengan perkembangan dan
kemajuan masyarakat yang berubah dari maoa ke masa. Hukum berlarilari terseok-seok mengejar ketertinggalannya terhadap perkembangan
masyarakat. Contoh kecil yang dapat dikemukakan ialah teknologi internet
yang dapat mengakses segala informasi termasuk hacker dapat
1 R. Soeroso., Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta, Sinar Grafika, 2001), hal. 53,
1

membobol dana bank hanya dengan duduk di depan komputer. Piranti


hukum tidak ada yang secara khusus dan menyeluruh mengatur tentang
kejahatan pembobolan dana yang dilakukan hacker tersebut dan hanya
mengandalkan ketentuan-ketentuan tertentu yang sifatnya umum.
Pembentukan piranti hukum atau undang-undang yang tepat dalam
mengatasi masalah hacker di atas dibutuhkan waktu yang tidak sedikit.
Mulai dari perumusan rancangan undang-undang sampai dengan
pengesahannya, membutuhkan waktu dan persiapan yang panjang. Ketika
diterapkan dalam masyarakat, ada saja bentuk ketertinggalan hukum
misalnya berupa unsur kejahatan yang tidak Iengkap mengaturnya. Kalau
tidak ada piranti hukum yang jelas mengatur tentang kejahatan ini, maka
sudah jelas bahwa hukum yang diterapkan belum mencapai keadilan dan
kemanfaatan di tengah-tengah masyarakat.
Permasalahan yang terdapat di atas tidak dengan sendirinya
terselesaikan tanpa adanya peran dari seluruh masyarakat yang ada.
Untuk itulah peran serta masyarakat dalam membangun hukum harus
diterapkan demi kelangsungan hidup manusia agar fungsi hukum yakni
menjadikan masyarakat yang tertib dan aman dapat terwujud. Namun
dalam kenyataan yang ada, masyarakat tidak dapat dengan sendirinya
dapat bergerak untuk mewujudkan fungsi hukum tersebut kalau tidak
dibarengi dengan pembentukan struktur, sistim dan pola yang terdapat
dalam masyarakat itu sendiri.
Pembentukan struktur, sistim maupun pola yang ada di masyarakat,
salah satunya dapat dituangkan dalam grup atau kelompok. Dari kelompok
ini pula berikutnya dapat diselenggarakan tujuan-tujuan tertentu yang
dapat dicapai dengan hubungan antara anggota yang terdapat dalam
suatu kelompok tersebut. Contoh kecil peran kelompok ini dalam
pernbangunan adalah partai politik, dimana di dalamnya terdapat anggotaanggota yang memiliki tujuan tertentu termasuk juga membangun suasana
tidak hanya politik, namun tercakup pula hukum. Dengan gencarnya usaha
yang dilakukan suatu partai politik dalam suatu pemilihan umum sehingga
2

diperoleh hasil dapat memasukkan anggotanya sebagai anggota legislatif


yang berdasarkan hukum ketatanegaraan Indonesia diberi kewenangan
untuk membentuk undang-undang.
Pada dasarnya pembuatan undang-undang itu menguntungkan pihakpihak tertentu, seperti yang dikatakan Ronny H. Soemitro, yakni: "Dalam
pembuatan hukum yang diuntungkan adalah orang-orang atau golongangolongan yang lebih kaya dan yang aktif dalam kegiatan politik,
sedangkan kepentingan-kepentingan rakyat jelata akan dikesampingkan
atau tidak mendapatkan perhatian seperti yang termasuk dalam golongan
politik yang berkuasa".2
Tidak tepat kiranya Indonesia saat sekarang ini sebagai negara yang
demokratis terdapat nilai-nilai yang hanya menguntungkan sebelah pihak
saja. Maka dalam hal ini perwujudan undang-undang sebagai salah satu
sumber hukum, tidak hanya terdapat peran dari anggota partai politik
yang berkuasa atau yang duduk di legislatif saja, namun ini semua melalui
proses yang panjang dan membutuhkan kontrol dari masyarakat yang
tergabung dalam kelompok yang lain.
Dimana dapat ditentukan kelompok sosial dalam kajian sosiologi?
Pada segi struktural masyarakat atau disebut juga struktur sosial diartikan
sebagai keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yakni
kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-keloropok serta
lapisan-lapisan sosial.3
B. Pengertian Kelompok Sosial
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan
diri dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari
hubungan yang terjadi di antara individu-individu (manusia)

2 Ronny Hanitijo Soemitro, Masalah-Masalah Sosiologi Hukum, (Bandung : Penerbit


Sinar Baru), 1984, hal. 75.
3 Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada,. 2003), hal. 65.
3

kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang


dilandasi oleh kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.
Kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang
berinteraksi satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan
pekerjaan, untuk meningkatan hubungan antar individu, atau bisa
saja untuk keduanya. Sebuah kelompok suatu waktu dibedakan
secara kolektif, sekumpulan orang yang memiliki kesamaan dalam
aktifitas umum namun dengan arah interaksi terkecil. 4
Syarat kelompok menurut Baron dan Byrne:
a. Interaksi, anggota-anggota seharusnya berinteraksi satu sama
lain.
b. Interdependen, apa yang terjadi pada seorang anggota akan
mempengaruhi perilaku anggota yang lain.
c. Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu yang berarti
(bisa minggu, bulan dan tahun).
d. Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan bersifat umum bagi semua
anggota.
e. Struktur, fungsi tiap anggota harus memiliki beberapa macam
struktur sehingga mereka memiliki set peran.
f. Persepsi, anggota harus merasakan diri mereka sebagai bagian
dari kelompok.
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki
kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.
Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga dapat
mempengaruhi perilaku para anggotanya.
Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang
saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan dengan
sadar dan tolong menolon
Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau
kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan di
antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut
4 Myazinda. Kelompok Sosial dan Kehidupan Masyarakat . (tk : tp, 2008),
hlm.2
4

hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu


kesadaran untuk saling menolong. 5
Menurut Ensiklopedia Bahasa Indonesia, kelompok sosial adalah
kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan
saling berinteraksi. Kelompok dapat mempengaruhi perilaku para
anggotanya dan diciptakan oleh anggota masyarakat..
MenurutGoodman, kelompok sosial adalah dua orang atau lebih yang
memiliki kesamaan identitas dan berinteraksi satu sama lain secara
terstruktur untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Robert Bierstedt, kelompok sosial yaitu kelompok memiliki
banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi,
hubungan sosial antar kelompok dan kesadaran jenis.
C.

Ciri dan Syarat Kelompok Sosial


Berikut ini akan disebutkan beberapa ciri kelompok sosial.
a. Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu
dengan yang lain
b. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap
individu satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan
yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya.
c. Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi
kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan
kedudukan masing-masing
d. Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota
kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota
kelompok untuk mencapai tujuan yang ada.
e. Berlangsungnya suatu kepentingan.
f. Adanya pergerakan yang dinamik.
Adapun syarat kelompok sosial sebagai berikut.
a. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa dia
merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.

5 Surjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. (Jakarta: PT RajaGrafi ndo


Persada. 2006), hlm.104
5

b. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan


anggota lainnya.
c. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggotaanggota kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka
bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama,
kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang
sama dan lain-lain.
d. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
D.

Macam-Macam Kelompok Sosial


1.
Klasifi kasi Macam-macam Kelompok Sosial
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan

dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial


antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi
kelompok berdasarkan ada tidaknya organisasi hubungan sosial
antara kelompok, dan kesadaran jenis menjadi empat macam antara
lain:
a. Kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak
memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya.
Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah
kecamatan.
b. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki
persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan
sosial di antara anggotanya.
c. Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki
kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya,
tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok
pertemuan, kerabat, dan lain-lain.
d. Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai
kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun
kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya
melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta
memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: negara, sekolah, dan
lain-lain.
6

Berdasarkan interaksi sosial agar ada pembagian tugas,


struktur dan norma yang ada, kelompok sosial dapat dibagi menjadi
beberapa macam, antara lain:
1) Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial
yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat
dalam kehidupan.
sedangkan menurut Goerge Homan, kelompok primer
merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang
acapkali berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang
mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa
melalui perantara. Misalnya, keluarga, RT, kawan sepermainan,
kelompok agama, dan lain-lain.
2) Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan
sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya
bersifat lebih objektif. Misalnya, partai politik, perhimpunan serikat
kerja dan lain-lain.
3)
Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau
Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada.
Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini
adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
4) Kelompok Informal
Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi,
daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan
kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh
daya tarik bersama dari individu dan kelompok. Kelompok ini terjadi
pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya
berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya, kelompok arisan
dan sebagainya.
2.
Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu
Suatu individu merupakan kelompok kecil dari suatu
kelompok sosial atas dasar usia, keluarga, kekerabatan, seks,
7

pekerjaan, hal tersebut memberikan kedudukan prestise


tertentu/sesuai adat istiadat. Dengan kata lain keanggotaan dalam
masyarakat tidak selalu gratis.
3.
In Group dan Out Group
Summer membedakan antara in group dan out group.
a. In group merupakan kelompok sosial yang dijadikan tempat
oleh individu-individunya untuk mengidentifikasikan dirinya.
b. Out group merupakan kelompok sosial yang oleh individunya
diartikan sebagai lawan in group jelasnya kelompok sosial di
luar anggotanya disebut out group. Contohnya, istilah kita atau
kami menunjukkan adanya artikulasi in group, sedangkan
mereka berartikulasi out group. Perasaan in group atau out
group didasari dengan suatu sikap yang dinamakan etnosentris,
yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya
merupakan yang terbaik dibandingkan dengan kelompok
lainnya.
Sikap in group dan out group dapat dilihat dari kelainan
berwujud antagonisme atau antipati. Sikap in group dan out group
merupakan dasar sikap etnosentrisme yang merupakan sikap bahwa
setiap sesuatu yang merupakan produk kelompoknya dianggap
paling baik dan benar. 6 (JBAF Mayor Polak, Buku Pengantar Ringkas,
Balai Buku Ikhtiar Jkt, 1966).
4.
Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder
a. Charles Horton Cooley mengemukakan tentang kelompok
primer (primary group) atau face to face group merupakan
kelompok sosial yang paling sederhana, di mana para anggotaanggotanya saling mengenal, di mana ada kerja sama yang
erat. Contohnya, keluarga, kelompok bermain, dan lain-lain.
b. Kelompok sekunder (secondary group) ialah kelompok yang
terdiri dari banyak orang, bersama siapa hubungannya tidak
6 JBAF Mayor Polak, Buku Pengantar Ringkas Sosiologi, (Jakarta : Balai Buku
Ikhtiar, 1966), hlm.38
8

perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya tidak


begitu langgeng, contohnya, hubungan kontrak jual beli.
5.

Paguyuban dan Patembayan

a. Tonnies dan Loomis menyatakan bahwa paguyuban


(gemeinschaft) ialah bentuk kehidupan bersama, di mana para
anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni
dan bersifat alamiah serta kekal, dasar hubungan tersebut
adalah rasa cinta dan rasa persatuan batin yang memang telah
dikodratkan. Hubungan seperti ini dapat dijumpai dalam
keluarga, kelompok kekeluargaan, rukun tetangga, dan lainlain.
b. Patembayan (gesellschaft) yaitu berupa ikatan lahir yang
bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat
imajiner dan strukturnya bersifat mekanis sebagaimana
terdapat dalam mesin. Ia bersifat sebagai suatu bentuk dalam
pikiran belaka. Contohnya, ikatan antar pedagang, organisasi
dalam suatu pabrik, dan lain- lain.
6.

Formal Group dan Informal Group

J.A.A. Van Doorn membedakan kelompok formal dan informal.


a. Formal group ialah kelompok yang mempunyai peraturan tegas
dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk
mengatur hubungan antara sesama, contohnya, organisasi.
b. Informal group tidak mempunyai struktur dan organisasi
tertentu atau yang pasti.
Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena
pertemuan-pertemuan yang berulang kali, yang menjadi dasar
pertemuan, kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman
yang sama, contohnya, klik (clique).
7.

Membership Group & Reference Group

a. Membership group merupakan suatu kelompok di mana setiap


orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
9

b. Reference group ialah kelompok-kelompok sosial yang menjadi


acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut)
untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Robert K. Merton
dengan menyebut beberapa hasil karya Harold H. Kelley,
Shibutani, dan Ralph H.Turner mengemukakan adanya dua tipe
umum reference group yakni tipe normatif, yang menentukan
dasar-dasar bagi kepribadian seseorang dan tipe perbandingan,
yang merupakan pegangan bagi individu di dalam menilai
kepribadiannya
8.

Kelompok Okupasional dan Volunter

a. Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena


semakin memudarnya fungsi kekerabatan, di mana kelompok ini
timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis.
Contohnya, kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana farmasi,
ikatan dokter indonesia, dan lain-lain.
b. Okupasional diambil dari kata okupasi yang berarti menempati
tempat atau objek kosong yang tidak mempunyai penguasa,
dalam hal ini dicontohkan kelompok tersebut adalah orang-orang
yang dapat memonopoli suatu teknologi tertentu yang
mempunyai patokan dan aturan tertentu seperti halnya etika
profesi, sedangkan volonter adalah orang yang mempunyai
kepentingan yang sama, namun tidak mendapat perhatian dari
masyarakat. Kelompok ini dapat memenuhi kepentingankepentingan anggotanya secara individual, tanpa mengganggu
kepentingan masyarakat secara umum. Terjadinya kelompok
volunter karena beberapa hal antara lain
1.
2.
3.
4.
5.
9.
1.

kebutuhan sandang dan pangan


kebutuhan keselamatan jiwa dan raga
kebutuhan akan harga diri
kebutuhan untuk dapat mengembangkan potensi dir
kebutuhan akan kasih sayang
Kelompok Teratur dan tidak teratur
Kelompok teratur
10

a)

Ciri-ciri :

1.

Memiliki identitas kolektif yang tegas (misalnya tampak pada

2.
3.

nama kelompok dan simbol kelompok,dan lain-lain).


Memiliki daftar anggota yang terperinci.
Memiliki program kegiatan yang terus menerus diarahkan pada

4.

pencapaian tujuan yang jelas.


Memiliki prosedur keanggotaan

b) Jenis-jenisnya:
a.
In-group dan out-group
1.

In-group adalah kelompok sosial dimana individu


mengidentifikasi dirinya dalam kelompok tersebut. SifatIn-group
biasanya didasarkan pada faktor simpati dan kedekatan dengan
anggota kelompok. Misalnya, Putri adalah siswi kelas 1A SMA
Harapan Pertiwi, maka yang menjadiIn-group Putri adalah kelas

2.

1A.
Out-group adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai
lawanin-groupnya. Dengan kata lain kelompok yang berada di
luar kelompok dirinya. Misalnya,Out-group bagi Putri adalah kelas
selain kelas 1A yaitu kelas 1B dan 1C

b.
1.

Kelompok primer dan kelompok sekunder


MenurutCoo ley kelompok primer adalah kelompok kecil yang
anggota-anggotanya memiliki hubungan dekat, personal, dan

2.

langgeng. Contoh paling jelas adalah keluarga.


Kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih besar, bersifat
sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu, dan hubunganhubungan antar anggota bersifat impersonal sehingga biasanya
tidak langgeng. Misalnya, kesebelasan sepakbola.

c.

Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayan(Gesselschaft)

Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang anggotaanggotanya terikat oleh hubungan batin murni dan bersifat alamiah serta
kekal. Hubungannya didasari oleh rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang
telah ditakdirkan. Bentuk paguyuban bisa ditemui dalam keluarga,
kelompok, kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya. Paguyuban
11

mempunyai ciri-ciri hubungan akrab, bersifat pribadi, dan ekslusif (hanya


orang tertentu).
Menurut Ferdinand Tonnies, di masyarakat selalu dijumpai salah satu
dari tiga tipe paguyuban, yaitu :
a. Paguyuban karena ikatan darah, seperti keluarga, kekerabatan,
kesukuan, dan lain-lain.
b. Paguyuban karena tempat, seperti rukun tetangga, rukun warga,
dan lain-lain.
c. Paguyuban karena pikiran, seperti pergerakan mahasiswa, partai
politik, dan lain-lain.
Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dan biasanya
hanya untuk jangka waktu yang pendek. Hubungannya bersifat untuk
semua orang. Patembayan bersifat sebagai suatu bentuk yang ada dalam
pikiran belaka. Contoh patembayan adalah interaksi melalui internet.
d.
Formal group dan informal group
a. Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas
dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur
hubungan antara sesamanya. Contohnya, birokrasi, perusahaan,
negara, dan sebagainya.
b. Informal group adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur
yang pasti, terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang
sehingga terjadi pertemuan kepentingan dan pengalaman.
Contohnya klik (ikatan kelompok terdekat atau perkawanan).
e.

Membership group dan reference group


a. Membership group adalah suatu kelompok dimana setiap orang
secara fisik menjadi anggotanya.
b. Reference group adalah kelompok- kelompok sosial yang
menjadi acuan bagi seseorang untuk membentuk kepribadian
dan prilakunya.

10. Kelompok tidak Teratur


Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur terdiri dari
berbagai macam, antara lain:

12

1.

Kerumunan (Crowd) adalah individu yang berkumpul secara

bersamaan serta kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu


yang bersamaan. Bentuk- bentuk kerumunan antara lain:
a. Khalayak penonton atau pendengar yang formal (Formal
audiences) Merupakan kerumunan-kerumunan yang
mempunyai pusat perhatian dann persamaan tujuan,
tetapi sifatnya pasif, contohnya menonton film.
b. Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (Planned
Expressive Group) Adalah kerumunan yang pusat
perhatiannya tidak begitu penting, tetapi mempunyai
persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktifitas
kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya.
Fungsinya adalah sebagai penyalur keteganganketegangan yang dialami orang karena pekerjaan seharihari, contoh orang yang berpesta, berdansa, dsb.
2.

Kerumunan yang bersifat sementara (Casual crowds)

a. Kumpulan yang kurang menyenangkan (inconvenient


aggregations) Dalam kerumunan itu kehadiran orang-orang
lain merupakan halangan terhadap tercapainya maksud
seseorang. Contoh; orang-orang yang antri karcis, orangorang yng menunggu bis dan sebagainya.
b. Kerumunan orang yang sedang dalam keadaan panik ( panic
crowd) Yaitu orang-orang yang bersama-sama
menyelamatkan diri dari suatu bahaya
c. Kerumunan penonton (spectator crowd) Karena ingin melihat
suatu kejadian tertentu. Kerumunan semacam ini hampir
sama dengan khalayak penonton, tetapi bedanya adalah
bahwa kerumunan penonton tidak direncanakan, sedangkan
kegiatan-kegiatan juga pada umumnya belum tak
terkendalikan.
3.

Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum.


a. Kerumunan yang bertindak emosional
13

b. Kerumunan yang bersifat imoral. 7


E. Faktor Pembentukan Kelompok Sosial
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang
murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya,
seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang
merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya
mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
a. Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap
keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita
membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita
bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas
individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis
antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan
bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi
dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya
kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang
memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok
pertemanan.
b.

Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada
kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya.
Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang
yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud
adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau
karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama
dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang
disebut keluarga. 8
F. Kelompok Sosial dengan Hukum
7 Ridwan Eff endi,. Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya
dan Teknologi. (Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek. 2007), hlm.28-30
8 Ibid, hlm.31
14

Mempelajari kelompok sosial merupakan hal terpenting bagi hukum,


oleh karena hukum merupakan abstraksi dari interaksi sosial dinamis di
dalam kelompok-kelompok sosial tersebut. Interaksi sosial yang dinamis
tersebut lama-kelamaan karena pengalaman, menjadi nilai-nilai sosial
yaitu konsepsi-konsepsi abstrak yang di dalam alam pikiran bagian
terbesar warga masyarakat tentang apa yang dianggap baik dan tidak
baik dalam pergaulan hidup.
Nilai sosial tersebut biasanya telah berkembang sejak lama dan telah
mencapai suatu kemantapan dalam jiwa bagian terbesar warga
masyarakat dan dianggap sebagai pedoman atau pendorong bagi tata
kelakuannya. Nilai-nilai sosial yang abstrak tersebut mendapatkan bentuk
yang konkret dalam kaidah yang merupakan bagian dari kebudayaan
masyarakat bersangkutan.
Seorang sosiolog yaitu Richard Schwartz (R.D. Schwartz 1964: 471491) memberikan keterangan bahwa pada masyarakat tertentu hukum
kurang berperan apabilah dibandingkan dengan kaidah-kaidah lainnya.
Terutama pada masyarakat gemein schaftilch kaidah-kaidah sosial lainnya
lebih efektif karena hukum sebetulnya secara implisit berarti turut
sertanya atau campur tangannyapihak lain, yang berarti pulamemperluas
persengketaan. Artinya, pada masyarakat-masyarakat tertentu yang
masih sederhana dan homogen sifatnya ada kecenderungan untuk
menyelesaikan suatu konflik diantara mereka sendiri.9
G. Kesimpulan
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Kelompok sosial suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua atau Iebih
individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif
dan teratur sehingga di antara individu sudah terdapat pembagian
tugas, struktur dan norma-norma tertentu yang khas bagi kesatuan
sosial tersebut.
9 Surjono Soekanto,Op.Cit. hlm.18
15

b. Arti pembangunan hukum dalam masyarakat adalah masyarakat


harus aktif dalam memecahkan masalah-masalah hidup dan memiliki
sikap terbuka bagi pikiran-pikiran dan usaha-usaha baru. Kemudian
pada taraf pelaksanaan, maka ilmu-ilmu sosial dalam hal ini sosiologi
berguna untuk mengadakan identifikasi terhadap kekuasaankekuasaan sosial dalam masyarakat serta mengamat-amati proses
perubahan sosial yang terjadi.
c. Peranan kelompok sosial dalam pembangunan hukum adalah
kelompok sosial yang telah berkembang sejak lama dan dapat
mencapai suatu kemantapan dalam jiwa bagian terbesar warga-warga
masyarakat, dapat membentuk pedoman atau pendorong bagi tata
kelakuan masyarakat lainnya. Nilai-nilai sosial yang abstrak yang
terbentuk tersebut mendapat bentuk yang konkret di dalam kaedahkaedah interaksi kelompok sosial yang merupakan bagian dari
kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.
Oleh karena, perwujudan dan perilaku antar anggota kelompok sosial
memiliki kecenderungan yang dihasilkan berdasarkan pergaulannya pada
kelompok sosial tersebut, untuk menyusun perbaikan hukum yang
termasuk dalam kerangka pembangunan hukum diperlukan kelompokkelompok sosial yang padu dan memiliki tujuan yang konkret dalam
pembangunan hukum yang diarahkan dalam pembangunan secara
struktuil dan spirituil.

16

DAFTAR PUSTAKA
JBAF Mayor Polak, Buku Pengantar Ringkas Sosiologi, Jakarta : Balai
Buku Ikhtiar, 1966.
Myazinda. Kelompok Sosial dan Kehidupan Masyarakat. tk : tp, 2008.
R. Soeroso., Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Sinar Grafika, 2001.
Ridwan Effendi,. Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial
Budaya dan Teknologi. Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek. 2007.
Ronny Hanitijo Soemitro, Masalah-Masalah Sosiologi Hukum, Bandung :
Penerbit Sinar Baru), 1984.
Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada,. 2003.
Surjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2006.

17

You might also like