You are on page 1of 65

KEPUTUSAN

KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN


PENERAPAN TEKNOLOGI
NOMOR : 150/Kp/BPPT/V/2007

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS
JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA
DAN ANGKA KREDITNYA

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI


JAKARTA, 2007

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Tuhan YME dan


dengan rahmat serta karunianya, Buku Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Perekayasa dan Angka Kreditnya, sebagai lampiran yang tidak terpisahkan
dari Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor
150/Kp/BPPT/V/2007 tentang Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan
Angka Kreditnya, telah dapat diterbitkan.
Buku ini merupakan kelengkapan dari Keputusan MenPan Nomor
193/KEP/M.PAN/11/2004 tentang Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka
Kreditnya, dan Keputusan Bersama Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi
dan
Kepala
Badan
Kepegawaian
Negara
Nomor
161/KA/BPPT/X/2005 dan Nomor 19B Tahun 2005 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya.
Dengan terbitnya buku ini, diharapkan dapat dijadikan kelengkapan
panduan dalam pengembangan, pembinaan dan pengelolaan karir jabatan
Fungsional Perekayasa di semua instansi secara seragam sehingga dapat
menghasilkan pejabat perekayasa dengan kompetensi di setiap jenjang
jabatan yang sepadan.
Kepada Tim penyusun yang telah bekerja keras untuk mewujudkan
buku ini, dan semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini, diucapkan
terima kasih.
Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak yang menggunakannya.

Jakarta,

Mei 2007

Kepala Pusat Pembinaan,


Pendidikan dan Pelatihan BPPT,

Dra. Nadirah, M.Sc

ii

SAMBUTAN

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, selaku instansi Pembina


Jabatan Fungsional Perekayasa, menerbitkan Keputusan Kepala Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Petunjuk Teknis Jabatan
Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya. Penerbitan Keputusan ini
didasarkan atas Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
193/KEP/M.PAN/11/2004 pasal 17 yang menyatakan bahwa tata kerja dan tata
cara penilaian Tim Penilai Perekayasa ditetapkan oleh Kepala Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Selain itu, berdasarkan Peraturan
Bersama Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan Teknologi
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 161/KA/BPPT/X/2005 dan
19B Tahun 2005 pasal 21 menyatakan bahwa petunjuk teknis pelaksanaan
yang belum diatur dalam Keputusan Bersama tersebut akan diatur kemudian
oleh Kepala BPPT.
Buku Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka
Kreditnya ini diterbitkan agar para pejabat Perekayasa, anggota Tim Penilai
Perekayasa baik di tingkat instansi pusat maupun instansi daerah dan para
pejabat struktural yang terkait mempunyai pedoman baku, sehingga ada
kesamaan dalam pengertian dan pemahaman untuk melaksanakan kegiatan
dan pengelolaan yang berkaitan dengan jabatan fungsional Perekayasa.
Penulisan buku ini adalah memberikan panduan untuk keseragaman
pengertian dalam melaksanakan kegiatan sebagai pejabat Perekayasa, serta
tata kerja dan tata cara penilaian bagi Tim Penilai Perekayasa.
Disamping itu, buku ini diharapkan menjadi pelengkap petunjuk
pelaksanaan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bersama Kepala Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi dengan Kepala Badan Kepegawaian
Negara sehingga kompetensi Pejabat Perekayasa dapat terbina secara
seragam atau dengan standar yang sama di semua Instansi, baik pembinaan
oleh pejabat Perekayasa Senior ataupun oleh Pejabat Strukturalnya.
Kepada instansi-instansi dan semua pihak yang telah membantu
terwujudnya buku ini, disampaikan terima kasih dengan harapan agar buku
Petunjuk Teknis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta,

Mei 2007

Sekretaris Utama BPPT,

Ir. Jumain Appe, M.Si

iii

iv

vi

vii

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN


PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
TEKNOLOGI
Nomor : 150/Kp/BPPT/V/2007
Tanggal : 28 Mei 2007

PETUNJUK TEKNIS
JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN
ANGKA KREDITNYA

DAFTAR

ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


SAMBUTAN .................................................................................................... ii
KEPUTUSAN KEPALA BPPT NOMOR : 150/p/BPPT/V/2007
Tanggal 28 Mei 2007 ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI iv
LAMPIRAN-LAMPIRAN vii
Bab I.
PENDAHULUAN . 1
A. Umum ................... 1
B. Maksud dan Tujuan ..................... 2
Bab II.

Bab III.

PENGERTIAN DAN PEMAHAMAN JABATAN FUNGSIONAL


PEREKAYASA ...............
A. Kode Etik Perekayasa ................................................................
B. Pengertian dan Batasan Ilmiah ...
C. Jenjang Jabatan, Pangkat, Golongan Ruang dan
Angka Kredit
D. Tugas Pokok .............................................................................
E. Rincian Kegiatan dan Unsur yang Dinilai ...................................

4
4
5
8
9
9

KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN


ANGKA KREDITNYA .. 11
A. Pendidikan ......................................................................... 11
1. Pendidikan Sekolah dan Memperoleh Gelar/Ijazah ............. 11
2. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) di bidang Fungsional
Rancang Bangun/Perekayasaan dan Memperoleh Surat
Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) .... 12
B. Kegiatan Rancang Bangun/Perekayasaan ............................... 13
1. Persiapan ... 14
2. Perancangan ... 16
3. Pembuatan Produk Rancang Bangun/Perekayasaan .. 17
4. Pembuatan Standar Produk 17
5. Pendayagunaan Produk Rancang Bangun/Perekayasaan . 18
6. Layanan Teknologi pada Proses Produksi 18
7. Penyebarluasan Produk Rancang Bangun/Perekayasaan .. 19

viii

C. Pengembangan Profesi ....................................... 21


1. Membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah di Bidang Rancang
Bangun/Perekayasaan .. 21
2. Mengolah Paten Produk Rancang Bangun/Perekayasaan 23
3. Menyusun Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengelola
Kegiatan Perekayasaan .... 23
4. Menerjemahkan/Menyadur Buku dan Bahan-bahan Lain
di Bidang Rancang Bangun/Perekayasaan ....23
D. Kegiatan Penunjang ......................................... 24
1. Mengajar/Melatih di Bidang Rancang Bangun/
Perekayasaan 24
2. Mengikuti Seminar/Lokakarya/Konferensi di Bidang
Rancang Bangun/Perekayasaan .... 24
3. Menjadi Anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional
Perekayasa 25
4. Menjadi Anggota Organisasi Profesi .. 25
5. Memperoleh Piagam Kehormatan .. 25
6. Memperoleh Gelar Kesarjanaan Lain 25
E. Rincian Kegiatan dan Angka Kreditnya .................................... 26
Bab IV.

PEMBINAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL


PEREKAYASA 30
A. Pengangkatan Pertama .............................................................30
B. Penempatan Perekayasa .... 30
C. Kenaikan Jabatan dan Pangkat ..31
D. Pembebasan Sementara ...........................................................32
E. Pengangkatan Kembali Jabatan Fungsional Perekayasa ......... 33
F. Pemberhentian dari Jabatan Fungsional Perekayasa ...............34
G. Batas Usia Pensiun ................................................................... 35
H. Pembinaan Karir Pejabat Perekayasa ... 35

Bab V.

DATA USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT (DUPAK) DAN


PENETAPAN ANGKA KREDIT (PAK) JABATAN FUNGSIONAL
PEREKAYASA ............................................................................... 36
A. Angka Kredit .......................................................................36
1. Pengertian Angka Kredit ....... 36
2. Perhitungan Angka Kredit ..... 36
3. Masa Penilaian Angka Kredit ....... 37
B. Data Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) ........................... 37
1. Pengertian DUPAK .....37
2. Cara Pengisian DUPAK ........ 38
3. Cara Pengajuan DUPAK .......... 38
4. Pejabat yang Berhak Mengajukan DUPAK 39
5. Lampiran-lampiran DUPAK 39
C. Penetapan Angka Kredit (PAK) ................................................. 40
1. Pengertian PAK .......... 40
ix

2. Cara Pengisian PAK ............. 40


3. Pejabat yang Berwenang Menetapkan PAK 41
Bab VI.

TATA KERJA DAN TATA CARA TIM PENILAI PEREKAYASA 42


A. Tim Penilai Perekayasa 42
1. Tim Penilai Pusat 42
2. Tim Penilai Instansi 43
3. Tim Penilai Unit ................................................................... 44
4. Tim Teknis ........................................................................... 44
B. Tata Kerja Tim Penilai .............................................................. 44
1. Tim Penilai Pusat 44
2. Tim Penilai Instansi 45
C. Tata Cara Penilaian

45

Bab VII. KETENTUAN PERALIHAN 46

BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Jabatan Fungsional Perekayasa telah dilaksanakan lebih dari satu
dekade, yaitu sejak keluarnya Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 89 tahun 1991. Dalam keputusan tersebut jenjang
jabatan Perekayasa diatur dalam 9 (sembilan) jenjang. Sistem
penjenjangan jabatan Perekasaya bersifat melekat antara pangkat dan
jabatan, artinya setiap jabatan memiliki satu pangkat tertentu dalam sistem
kepangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Dengan keluarnya Keppres Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun
Jabatan Fungsional bagi PNS disebukan bahwa hanya ada 4 (empat)
jenjang jabatan, baik bagi jenjang jabatan fungsional keahlian maupun
jenjang jabatan fungsional keterampilan. Oleh karena itu semua Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tentang Jabatan Fungsional
termasuk jabatan Fungsional Perekayasa harus disesuaikan, yaitu dari
sembilan jenjang menjadi 4 (empat) jenjang.
Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) selaku Instansi Pembina
Jabatan Fungsional Perekayasa mengajukan usul penyesuaian dan
sekaligus peninjauan terhadap Keputusan Men.Pan. Nomor 89 tahun 1991
tentang Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka Kreditnya. KRT
bersama Kementerian PAN dan Kantor BKN telah menyempurnakan dan
menata kembali keputusan tersebut dengan menerbitkan Keputusan
Men.Pan Nomor 24/KEP/M.PAN/2/2003 tentang Jabatan Fungsional
Perekayasa dan Angka Kreditnya. Untuk melaksanakan keputusan tersebut
diterbitkan Keputusan Bersama Menteri Riset dan Teknologi dan Kepala
BKN Nomor 02/SKB/MRT/V/2003 dan Nomor 46/KEP/2003 tentang
Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka
Kreditnya.
Dengan terbitnya Keputusan Menpan Nomor 24/KEP/M.PAN/2/2003,
maka ada dua hal utama yang perlu dipahami secara mendalam oleh
semua pihak yang terkait dengan pelakasanaan dan pengelolaan Jabatan
Perekayasa.
Hal pertama adalah perubahan jenjang dari sembilan jenjang menjadi
empat jenjang, sehingga jenjang jabatan tidak lagi melekat pada jenjang
pangkat. Sebagai konsekuensi dari hal tersebut, maka dalam satu jenjang
jabatan akan ada minimal dua jenjang pangkat. Konsekuensi lainnya adalah
angka kredit tidak lagi langsung dengan kenaikan jabatan tetapi dapat juga
terkait dengan kenaikan pangkat saja. Proses penyesuaian jabatan diatur
dalam Keputusan Menristek Nomor 63/MVII/2003 tentang Pedoman
Penyesuaian Jabatan Fungsional Perekayasa.
Hal kedua adalah butir kegiatan dan angka kreditnya. Adanya
perubahan dalam materi butir kegiatan dan pemberian angka kreditnya
untuk setiap butir kegiatan, akan mempunyai konsekuensi sendiri terutama
terhadap Pejabat Fungsional Perekayasa.
Disamping kedua hal tersebut, ada hal lain yang perlu dicermati oleh
para pejabat dan pengelola Jabatan Fungsional Perekayasa, yaitu produk

akhir dari kegiatan rancang bangun dan perekayasaan yang harus jelas
bedanya dengan hasil penelitian.
Dalam kegiatan ilmiah, penelitian dan perakayasaan merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang berurutan dengan keeratan hubungan
secara teoritis sebagaimana terlihat dalam gambaran berikut:
Peneliti
Penetiann

Penelitian dasar
& terapan/
Research

Perekayasa
Pengembangan

Pengembangan/
Development

Perekayasaan

Perekayasaan
/Engineering

Pengoperasian

Operasi/
Operation

Gambar 1: Alur kegiatan Penelitian dan Perekayasaan

Sesuai gambar 1 di atas, lingkup kegiatan Perekayasa meliputi Penelitian


(Research), Pengembangan (Development), Perekayasaan (Engineering) dan
Operasi (Operation).
Kegiatan perekayasa dimulai dari kegiatan penelitian, yang dalam hal ini
adalah penelitian terapan dimana subjek yang diteliti bisa dikembangkan
menjadi produk teknologi yang
bermanfaat.
Selanjutnya pada tahap
pengembangan (development), hasill penelitian terapan diolah secara bertahap
mulai dari Rancang Bangun Awal (dapat berupa perangkat lunak atau
perangkat keras), Pengembangan Parametrik Sistem Teknologi dan
Pengembangan Kebijakan.
Kemudian, pada tahap perekayasaan
(engineering) dilakukan realisasi hasil pada tahap Pengembangan menjadi
Produk Disain yang dapat berupa perangkat lunak atau perangkat keras dari
produk atau sistem perekayasaan melalui proses Disain Rinci, Prototyping dan
Uji Sertifikasi terhadap kinerja prestasi produk dan persyaratan keselamatan
dan keandalannya. Pengoperasian suatu produk atau sistem perekayasaan
meliputi uji operasional & evaluasi, modifikasi & perawatan untuk tujuan
komersial maupun non komersial.
Pengoperasian dilaksanakan secara
bersama-sama antara lembaga Perekayasaan dengan Industri (Jasa atau
Manufacturing), untuk mengevaluasi hasil produk atau Sistem perekayasaan
tersebut. Ciri utama dari kegiatan Perekayasaan adalah adanya nilai tambah
pada produk untuk dikembangkan dalam skala industri.
B. Maksud dan Tujuan
Buku petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekayasa dan Angka
Kreditnya diterbitkan agar para pejabat fungsional, anggota Tim Penilai
2

Perekayasa baik Tim Penilai Pusat dan Tim Penilai Instansi serta pejabat
struktural yang terkait, mempunyai pedoman baku sehingga ada kesamaan
dalam pengertian dan pemahaman untuk melaksanakan kegiatan dan
pengelolaan yang berkaitan dengan Jabatan Fungsional Perekayasa.
Dengan demikian tujuan penulisan buku ini adalah tercapainya
keseragaman pengertian dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan
dengan rancang bangun dan perekayasaan, tata kerja dan tata cara
penilaian bagi Tim Penilai Perekayasa.
Buku petunjuk teknis ini diharapkan dapat melengkapi petunjuk
pelaksanaan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bersama Kepala
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor : 161/KA/BPPT/X/2005 dan Nomor : 19B
Tahun 2005, sehingga pengelolaan pembinaan bagi pejabat perekayasa
mempunyai standar yang sama di semua instansi, baik pembinaan oleh
pejabat fungsional senior maupun oleh pejabat strukturalnya.

BAB II
PENGERTIAN DAN PEMAHAMAN
JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA
A. Kode Etik Perekayasa
Pada hakekatnya manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) adalah untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan
umat manusia dan kelestarian lingkungan hidup.
Perekayasa sebagai Pejabat Fungsional PNS telah diberi amanah
untuk ikut membantu dalam pengembangan bidang perekeyasaan di
Indonesia. Disadari bahwa jabatan fungsional perekayasa adalah
kedudukan terhormat dalam martabat manusia dan merupakan jabatan
mulia karena selalu bertujuan meningkatkan nilai tambah produk dengan
memanfaatkan kebenaran dan hakekat ilmu serta teknologi.
Perkembangan iptek telah demikian pesat dalam segala cabang, dan
telah memberi manfaat bagi kehidupan manusia. Namun pemanfaatan iptek
dapat pula berjalan kearah yang salah, sehingga dapat menghancurkan
harkat hidup dan kehidupan manusia serta lingkungannya.
Mengingat keterbatasan pada diri manusia dan untuk menghindari
penyalahgunaan kepercayaan yang telah diberikan oleh masyarakat dan
pemerintah Indonesia, serta untuk selalu menjaga dan meningkatkan moral
dan kualitas keprofesionalan Pejabat Fungsional Perekayasa, maka
diperlukan adanya Kode Etik yang menjadi etika profesi Perekayasa,
sebagai berikut :
1.

Perekayasa Indonesia berkewajiban mengembangkan iptek dan


meningkatkan keahliannya, serta menjunjung tinggi profesi sebagai
seorang yang terpelajar dengan menjaga kebenaran dan kejujuran
baik kepada diri sendiri maupun kepada umum sehingga tidak
menutupi kelemahan dan atau kekurangannya.

2.

Perekayasa Indonesia wajib bekerja secara terencana, sistematis


mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan melaksanakan dengan
standar ilmiah yang tinggi, serta bekerja dengan jujur, tekun, teliti,
berdisiplin, bersemangat untuk menghasilkan karya yang berkualitas
tinggi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan umat manusia.

3.

Perekayasa Indonesia wajib menjunjung tinggi hak, pendapat, atau


temuan orang lain, sehingga selalu menjauhi perbuatan tercela,
antara lain : mengambil gagasan orang lain dan senantiasa beritikad
tidak akan melakukan tindakan plagiat dalam rangka menghormati
dan melindungi hak cipta, hak kepemilikan intelektual perekayasa lain
dan atau masyarakat.

4.

Perekayasa Indonesia wajib bersifat terbuka terhadap tanggapan,


pendapat, dan kritik yang diberikan oleh perekayasa lain dan atau
masyarakat atas hasil yang dicapainya, menjalin hubungan kerjasama
yang harmonis dengan pihak lain, sehingga terjalin budaya kerjasama

dalam tim; serta tidak menghalangi atau menghambat upaya


pengembangan iptek yang dilakukan oleh pihak lain.
5.

Perekayasa Indonesia wajib berusaha untuk memberikan


pengetahuan dan pengalaman terbaiknya kepada masyarakat guna
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

6.

Perekayasa Indonesia harus berjiwa pioneer, berorientasi pada


peningkatan nilai tambah, mengutamakan keamanan dan
keselamatan, serta selalu memikirkan dampak penerapan hasil
karyanya terhadap umat manusia dan lingkungan hidup.

7.

Perekayasa Indonesia wajib menjaga dan memanfaatkan semua


sumberdaya secara berdayaguna dan berhasilguna.

8.

Perekayasa Indonesia wajib menjaga nama baik profesi keahlian,


lembaga tempat kerjanya serta menghindari sikap arogansi intelektual.

9.

Perekayasa Indonesia wajib


mentaati Kode Etik Perekayasa
Indonesia ini sebagai etika profesinya.

B. Pengertian dan Batasan Ilmiah


1.

Perekayasa adalah PNS pada instansi pemerintah yang diberi tugas,


tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan kegiatan rancang bangun/
perekayasaan.

2.

Perekayasaan adalah kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan


teknologi dalam bentuk disain dan rancang bangun untuk
menghasilkan sistem, model, nilai, produk, dan/atau proses produksi
dengan mempertimbangkan keterpaduan sudut pandang dan/atau
konteks teknikal, fungsional, bisnis, sosial budaya dan estetika.

3.

Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode


ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data dan
keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian
kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan
ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4.

Angka kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasar penilaian


atas prestasi yang telah dicapai oleh Perekayasa dalam mengerjakan
butir kegiatan yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk
pengangkatan dan kenaikan jabatan/pangkat.

5.

Tim Penilai Perekayasa adalah Tim penilai yang dibentuk dan


ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas menilai prestasi
kerja Perekayasa.

6.

Pendidikan formal yang


termasuk dalam unsur utama adalah
pendidikan formal yang berkaitan dengan bidang rancang
bangun/perekayasaan dan mendapatkan ijazah.

7.

Pendidikan dan atau pelatihan (diklat) yang dinilai adalah diklat


fungsional dan teknis yang berhubungan dengan bidang rancang
bangun/perekayasaan;

8.

Kerangka pikir adalah alur pemikiran teoritik tentang latar belakang


permasalahan, tujuan, metodologi, alternatif pemecahan masalah;

9.

Data/Informasi/Isu Primer adalah data/informasi/isu yang diperlukan


untuk perencanaan pelaksanaan kegiatan rancang bangun/
perekayasaan dan diperoleh dari hasil survei dan atau
percobaan/penelitian;

10. Data/Informasi/Isu sekunder adalah data/informasi/isu yang terkait


dengan data/informasi/isu primer dan diperoleh dari sumber yang telah
ada;
11. Analisis adalah kegiatan mengurai/menelaah data untuk menghasilkan
informasi bagi kegiatan rancang bangun/perekayasaan;
12. Studi kelayakan adalah penelitian tentang aspek/segala sesuatu yang
relevan digunakan dalam rancang bangun/perekayasaan;
13. Pra Rancangan adalah hasil perencanaan awal yang dilakukan dalam
rangka rancang bangun/perekayasaan;
14. Rancangan adalah hasil perencanaan rinci yang dilakukan dalam
rangka rancang bangun/perekayasaan;
15. Produk rancang bangun/perekayasaan yang telah digunakan adalah
disain/model/prototip/sistem/proses yang telah dimanfaatkan;

16. Sistem adalah beberapa komponen/kesatuan yang satu sama lain


saling terkait dalam suatu kegiatan yang teratur untuk mencapai tujuan
tertentu;
17. Proses adalah suatu rangkaian kegiatan yang berkesinambungan dari
awal hingga selesai;
18. Model adalah perwujudan rancangan atau sistem dalam rangka
kegiatan perekayasaan;
19. Produk
adalah
hasil
bangun/perekayasaan;

akhir

suatu

kegiatan

rancang

20. Prototip adalah contoh hasil rancang bangun/perekayasaan dalam


ukuran sebenarnya dan siap untuk diproduksi massal;
6

21. Adopsi adalah kegiatan alih teknologi untuk memproduksi hasil


rancang bangun/perekayasaan pihak lain;
22. Modifikasi adalah kegiatan rancang bangun/perekayasaan dengan
melakukan perubahan/penyesuaian terhadap hasil rancang bangun
pihak lain menjadi produk baru;
23. Difusi teknologi adalah kegiatan adopsi dan penerapan hasil inovasi
secara lebih ekstensif dengan tujuan untuk meningkatkan potensi dan
dayaguna;
24. Standar produk adalah kriteria spesifikasi/karakteristik produk yang
harus dipenuhi oleh produsen;
25. Pendayagunaan produk rancang bangun/perekayasaan adalah upaya
agar hasil rancang bangun/perekayasaan dapat digunakan;
26. Layanan teknologi pada proses produksi adalah kegiatan supervisi
pejabat perekayasa terhadap produksi masal hasil rancang
bangun/perekayasaannya;
27. Penyebarluasan produk rancang bangun/perekayasaan adalah
kegiatan pemasyarakatan hasil rancang bangun/perekayasaan;
28. Karya tulis/karya ilmiah bidang rancang bangun perekayasaan adalah
suatu karya tulis ilmiah yang membahas hasil rancang
bangun/perekayasaan seperti sistem/proses/disain/model/prototip;
29. Karya ilmiah hasil penelitian adalah karya ilmiah yang dihasilkan dari
hasil penelitian yang terkait dengan perencanaan kegiatan rancang
bangun/perekayasaan;
30. Karya ilmiah hasil pengkajian adalah karya ilmiah yang diperoleh dari
hasil kajian yang terkait dengan perencanan kegiatan rancang
bangun/perekayasaan;
31. Karya ilmiah hasil survei adalah karya tulis ilmiah yang membahas
hasil suatu survei yang terkait dengan perencanaan kegiatan rancang
bangun/perekayasaan;
32. Paten adalah perlindungan hukum yang diberikan negara kepada
inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang selama jangka
waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya atau memberikan
persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya;
33. Paten sederhana adalah paten untuk produk atau alat yang baru dan
mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk,
konfigurasi, konstruksi atau komponennya;

34. Petunjuk teknis pelaksanaan pengelolaan kegiatan rancang


bangun/perekayasaan adalah naskah yang memuat panduan teknis
pelaksanaan secara rinci;
35. Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan adalah kegiatan
mengalih bahasakan buku/bahan lain dari suatu bahasa ke bahasa
lain di bidang rancang bangun/perekayasaan;
36. Buku di bidang rancang bangun/perekayasaan adalah buku yang
secara sistematis dan spesifik memuat pengetahuan tentang rancang
bangun/perekayasaan. Buku pelajaran atau bahan pengetahuan
tentang bahan/komponen/sistem tidak termasuk dalam kategori ini;
37. Penulis utama suatu karya tulis ilmiah adalah penanggungjawab
utama yang mempunyai peran serta terbanyak dalam penulisan,
pemilik ide tentang hal yang akan ditulis pembuatan kerangka
penyusunan konsep serta pembuatan konsep akhir dari tulisan
tersebut;
38. Penulis pembantu suatu karya tulis ilmiah adalah penulis lainnya diluar
penulis utama yang berperan aktif dalam membantu penulis utama;
39. Organisasi profesi adalah himpunan masyarakat ilmiah dalam suatu
cabang atau lintas disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi, atau suatu
bidang kegiatan profesi yang diakui oleh negara untuk
menyumbangkan profesionalisme dan etika profesi dalam masyarakat,
sesuai dengan undangundang dan peraturan yang berlaku;
40. Piagam kehormatan adalah tanda kehormatan yang diberikan oleh
Pemerintah RI, pemerintah negara asing atau organisasi ilmiah
nasional/internasional atas prestasi yang menonjol di bidang rancang
bangun/perekayasaan.
C. Jenjang Jabatan, Pangkat, Golongan Ruang dan Angka Kredit
Jabatan fungsional perekayasa merupakan jenjang karir PNS yang
berpendidikan serta berijazah serendah-rendahnya setingkat Diploma IV
(D-IV) / Strata Satu (S1). Jabatan ini memungkinkan PNS mendapatkan
pangkat atau golongan ruang dari III/a sampai ke IV/e sesuai dengan
jumlah angka kredit yang dimilikinya.
Kaitan antara jenjang jabatan fungsional, pangkat, golongan ruang
dan angka kredit minimal adalah sebagaimana tertera pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1 : Kaitan antara Jabatan, Pangkat, Golongan dan Angka


Kredit Minimal.
NO

JABATAN

PANGKAT

GOLONGAN
RUANG

ANGKA
KREDIT

1. Perekayasa Pertama

Penata Muda
Penata Muda Tk. I
Penata
Penata Tk. I
Pembina
Pembina Tk. I
Pembina Utama Muda
Pembina Utama Madya
Pembina Utama

III/a
III/b
III/c
III/d
IV/a
IV/b
IV/c
IV/d
IV/e

100
150
200
300
400
550
700
850
1.050

2. Perekayasa Muda
3. Perekayasa Madya

4. Perekayasa Utama

D. Tugas Pokok
Sesuai dengan bunyi pasal 4 Keputusan Menpan Nomor
24/KEP/M.PAN/2/2003 sebagaimana telah diubah dalam Keputusan
Menpan Nomor 193/KEP/M.PAN/11/2004, tugas pokok perekayasa adalah
melakukan kegiatan rancang bangun/perekayasaan. Tugas pokok tersebut
dibagi sesuai dengan jenjang jabatan perekayasa.
Pejabat Perekayasa dengan jenjang jabatan yang lebih tinggi, apabila
diperlukan dapat mengerjakan kegiatan rancang bangun/perekayasaan
yang menjadi tugas dan tanggung jawab pejabat perekayasa dibawahnya.
Begitu juga sebaliknya perekayasa dengan jenjang jabatan lebih rendah
dapat melaksanakan kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawab
pejabat perekayasa dengan jenjang jabatan yang lebih tinggi.
E. Rincian Kegiatan dan Unsur yang Dinilai
Kegiatan pejabat perekayasa terinci dalam kelompok-kelompok yang
menunjukkan tingkat rinciannya. Kelompok utamanya disebut Unsur, yang
anggotanya disebut Sub Unsur. Setiap Sub Unsur dapat diuraikan menjadi
beberapa butir kegiatan. Butir Kegiatan dapat dirinci dalam beberapa
bagian kegiatan.
Bagian Kegiatan-1
Butir Kegiatan-1
Sub Unsur-1
Bagian Kegiatan - n
Unsur

Butir Kegiatan-n

Sub Unsur-n

Pada dasarnya butir kegiatan dan bagian kegiatan dari butir kegiatan
adalah kegiatan yang menjadi tugas pokok pejabat perekayasa sesuai

dengan jenjang jabatannya. Butir kegiatan dan atau bagian kegiatan yang
dilaksanakan oleh perekayasa merupakan unsur yang dinilai mendapatkan
angka kredit. Apabila butir kegiatan tersebut tidak dilaksanakan oleh
perekayasa, maka butir kegiatan tersebut bukan unsur yang dinilai dan
tidak ada angka kreditnya.
Contoh 1 :
Seorang Perekayasa Muda melakukan kegiatan yang
menjadi tugas
pokoknya dalam Unsur: Kegiatan Rancang Bangun/Perekayasa, Sub Unsur:
Perencangan dengan Butir Kegiatan: Perancangan sistem/proses/model/prototip;
dan bagian kegiatan: Menyusun rancangan disain. Kegiatan menyusun rancangan
disain merupakan unsur yang dinilai. Kegiatan lain, seperti menyusun konsep
perencangan/menyusun pra-rancangan/menyempurnakan rancangan/disain, bagi
Perekayasa tersebut bukan merupakan unsur yang dinilai karena tidak dapat
melaksanakannya, kecuali Apabila dia ditugaskan melaksanakan salah satu atau
seluruh
kegiatan
tersebut.
Dalam
Keputusan
Menpan
Nomor
24/KEP/M.PAN/2/2003 sebagaimana telah diubah dalam Keputusan Menpan
Nomor 193/KEP/M.PAN/11/2004 Lampiran I tertulis sebagai berikut:

Tabel 2 : Contoh rincian kegiatan dan unsur yang dinilai.


NO
II

UNSUR
KEGIATAN
RANCANG
BANGUN/
PEREKAYASAAN

SUB
UNSUR

BUTIR KEGIATAN

B. Perancangan

Perancangan sistem/
proses/model/prototip.
a. Menyusun Konsep

SATUAN
HASIL

ANGKA
KREDIT

PELAKSANA

salinan/kopi

1,2

Perekayasa
utama

salinan/kopi

0,2

Perekayasa
Pertama

salinan/kopi

0,6

Perekayasa
Muda

salinan/kopi

0,7

Perekayasa
Madya

Perancangan
b. Menyusun pra rancangan
c. Menyusun Rancangan
disain
d. Menyempurnakan rancangan/disain

10

BAB III
KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN
ANGKA KREDITNYA
Unsur unsur yang dinilai dalam jabatan fungsional perekayasa adalah :
- Pendidikan.
- Kegiatan Rancang Bangun/Perekayasaan,
- Pengembangan Profesi, dan
- Kegiatan yang menunjang pelaksanaan tugas Perekayasa.
Unsur Pendidikan, Kegiatan Rancang Bangun/Perekayasaan, dan
Pengembangan Profesi disebut Unsur Utama, sedangkan kegiatan yang
menunjang pelaksanaan tugas Perekayasa disebut Unsur Penunjang. Unsur
Utama merupakan komponen terpenting bagi Perekayasa dalam pengumpulan
angka kredit. Jumlah angka kredit yang harus dipenuhi untuk setiap kenaikan
jabatan terdiri dari :
- Unsur Utama minimal 80% dari angka kredit yang dipersyaratkan dalam
jabatan tersebut;
- Unsur Penunjang maksimal 20% dari angka kredit yang dipersyaratkan
dalam jabatan tersebut.
A. Pendidikan
Unsur pendidikan terbagi atas dua Sub Unsur :
1. Pendidikan Sekolah dan Memperoleh Gelar/Ijazah.
Jabatan fungsional perekayasa diperuntukkan bagi PNS baik
yang bekerja di bidang teknis, maupun di bidang sosial budaya. Oleh
karena itu tidak ada kekhususan bidang studi bagi pejabat perekayasa.
Yang penting bidang perekayasa harus sesuai dengan tugas dan fungsi
Unit Perekayasa di Instansi dimana Perekayasa tersebut
bekerja/ditempatkan. Apabila tidak sesuai, maka untuk dapat diangkat
dalam jabatan Perekayasa di Unit tersebut yang bersangkutan harus
melampirkan bukti penugasan dari pejabat Eselon II-nya, yang
menyatakan bahwa yang bersangkutan memang ditugaskan di bidang
rancang bangun/perekayasaan.
Contoh 2 :
Seorang sarjana ekonomi di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi
Pertanian, ditugaskan dalam kegiatan penyebarluasan produk rancang
bangun/perekayasaan dan kegiatan studi kelayakan. Kedua tugas tersebut
sesuai dengan studi yang bersangkutan, yakni pemasaran dan kajian ekonomi
suatu produk rancang bangun/perekayasaan. Meskipun demikian dalam
usulan pengangkatan yang bersangkutan pada Jabatan Fungsional
Perekayasa, perlu disertakan bukti surat penugasan dari Kepala Unit. Hal yang
sama juga berlaku bagi sarjana pertanian jurusan sosial-ekonomi, Apabila ia
bekerja di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian.

11

Pejabat Perekayasa yang memperoleh gelar keserjanaan lain


yang setingkat dengan kesarjanaaan yang menjadi dasar pengangkatan
dalam jabatan perekayasa, atau gelar kesarjanaan dengan tingkat yang
lebih tinggi dari gelar yang telah disandangnya, tetapi di luar bidang
rancang bangun/perekayasaan, maka ijazahnya akan dinilai sebagai
unsur penunjang.
Ijazah yang dapat dinilai adalah ijazah dari perguruan tinggi
negeri atau swasta yang telah diakreditasi oleh Departemen Pendidikan
Nasional. Ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi di luar negeri,
harus mendapat pengesahan dari Departemen Pendidikan Nasional.
Angka kredit untuk ijazah tidak diberikan secara kumulatif, tetapi
digunakan nilai angka kredit ijazah kesarjanaan yang lebih tinggi.
Contoh 3 :
Seorang Pejabat Perekayasa Pertama berijazah sarjana (S1), yang berarti dia
telah mendapatkan angka kreditnya dari pendidikan sekolah I.A.3 adalah 100.
Dia mendapat kesempatan melanjutkan studi dengan bidang studi yang sesuai
dengan tugasnya. Dari studi ini dia memperoleh gelar pasca sarjana (S2).
Ijazah S2 diajukan untuk dinilai. Hasil penilaiannya adalah I.A.2 adalah 150,
tetapi angka kredit pada I.A.1 nya dihapus, jadi dia hanya mendapatkan
tambahan angka kredit (150-100) adalah 50. Jika dia melanjutkan lagi dan
mendapat doktor (S3), maka ijazahnya akan menghasilkan angka kredit
tambahan 50, dan angka kredit untuk pendidikan sekolah I.A.1 adalah 200.
(Kep.Men PAN Nomor: PER/60/M.PAN/6/2005)

2. Pendidikan dan Pelatihan (diklat) di Bidang Fungsional Rancang


Bangun/Perekayasaan dan Memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan
dan Pelatihan ( STTPP ).
Diklat kedinasan rancang bangun/perekayasaan terdiri dari Diklat
Fungsional (Diklat Penjenjangan) yang bersifat wajib dengan tujuan
untuk memenuhi kompetensi jenjang jabatan, dan Diklat Kedinasan
Teknis yang bertujuan untuk melengkapi dan memperkaya kompetensi
perekayasa dalam bidang rancang bangun/perekayasaan. Ketentuan
teknis mengenai mekanisme penyelenggaraan dan disain kurikulum
Diklat Fungsional Perekayasa tersebut diatur melalui Keputusan Kepala
BPPT.
Diklat kedinasan merupakan diklat yang dilaksanakan
berdasarkan keputusan pemimpin instansi perekayasa yang
bersangkutan. STTPP dari diklat kedinasan teknis dapat dinilaikan dan
angka kreditnya termasuk dalam Unsur Utama Apabila lama diklatnya
30 jam pelajaran atau lebih. Apabila lama diklat tidak dituliskan dalam
jumlah jam pelajaran pada STTPP, maka jumlah jam pelajaran dihitung
berdasarkan jumlah hari kerja, yaitu 5 hari kerja perminggu dan 8 jam
kerja per hari. Apabila jumlah jam diklat kurang dari 30 jam pelajaran,
maka STTPP-nya dinilai 1, yaitu dinilai sebagai sertifikat peserta
seminar (masuk Unsur Penunjang).
Diklat kedinasan non-teknis, seperti diklat penjenjangan
struktural, kursus bahasa, kursus agama dan sebagainya, STTPP-nya
dinilai sebagai sertifikat seminar, yaitu dengan angka kredit 1.

12

Semua STTPP yang diperoleh pejabat perekayasa dari diklat kedinasan


dinilai dan mendapatkan angka kredit sesuai ketentuan. Angka kredit
STTPP diberikan secara kumulatif.
B. Kegiatan Rancang Bangun/Perekayasaan
Unsur kegiatan rancang bangun/perekayasa terbagi atas 7 (tujuh) Sub
Unsur, yaitu Persiapan, Perancangan, Pembuatan produk rancang
bangun/perekayasaan, Layanan standar teknologi pada proses produksi,
dan Penyebarluasan produk rancang bangun/perekayasaan.
Pembagian Sub Unsur tersebut sebenarnya merupakan satu alur kegiatan
dalam satu program rancang bangun/perekayasaan secara menyeluruh,
antara lain: persiapan, penggalian dan perumusan masalah, perencanaan,
pelaksanaan untuk menghasilkan produk rancang bangun/perekayasaan,
memproduksi secara massal sampai dengan menyebarluaskan.
Keseluruhan kegiatan tersebut dapat dilaksanakan oleh seorang atau lebih
perekayasa. Seorang perekayasa mungkin saja hanya melaksanakan
sebagian kelompok kegiatan dalam Sub Unsur. Untuk mendapatkan
penilaian yang benar, maka dalam membuat laporan sebagai bukti
pelaksanaan kegiatan perlu dijelaskan keterkaitannya dengan program
rancang bangun/perekayasaan secara keseluruhan.
Contoh 4 :
Seorang pejabat perekayasa melakukan analisis data nelayan di suatu daerah.
Dalam penulisan laporan, pada pendahuluannya perlu dikemukakan bahwa
kegiatan analisis tersebut terkait dengan kegiatan pembuatan model desa nelayan
terpadu, dimana dari data yang dianalisis diharapkan dapat dirumuskan sumbersumber pendapatan nelayan yang pontensial di suatu daerah di luar pendapatan
dalam mencari ikan. Apabila laporan yang diajukan sebagai bukti untuk
mendapatkan angka kredit dari kegiatannya tidak menunjukan keterkaitan dengan
suatu program rancang bangun/perekayasaan, maka laporan tersebut tidak
mendapatkan angka kredit.

Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat perekayasa yang sesuai
dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana
dimaksud pada lampiran I Keputusan Menpan Nomor 24/M.PAN/02/2003,
sebagaimana
telah
diperbaharui
dengan
SK.
Menpan
:
Kep/193/M.PAN/11/2004, maka perekayasa yang satu tingkat di atas atau
di bawah jenjang jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut
berdasarkan penugasan tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan
dengan ketentuan sebagai berikut:
- Perekayasa yang melaksanakan tugas perekayasa di atas jenjang
jabatannya, akan
memperoleh angka kredit sebesar 80% dari angka
kredit apabila kegiatan dimaksud dilakukan oleh perekayasa pada
jenjang yang seharusnya.
Contoh 5 :
Seorang Perekayasa Muda mengerjakan supervisi proses produksi yang
menjadi tugas pokok Perekayasa Madya. Apabila kegiatan tersebut dilakukan
oleh Perekayasa Madya, maka angka kreditnya adalah 0,5; tetapi Apabila yang
melakukan Perekayasa Muda maka angka kreditnya bukan 0,5 tetapi 0,4
(=80% X 0,5) atau menjadi 0,32 (80% X 0,4) Apabila yang melaksanakan

13

Perekayasa Pertama (Lihat : Unsur Kegiatan Rancang Bangun/Perekayasaan,


Sub Unsur F: Layanan Teknologi pada proses Produksi dalam Kep. Menpan
Nomor 24/KEP/M.PAN/2/2003).

Perekayasa yang melaksanakan tugas perekayasa di bawah jenjang


jabatannya, akan memperoleh angka kredit yang sama (100%) dengan
angka kredit apabila kegiatan dimaksud dilakukan oleh perekayasa pada
jenjang yang seharusnya.
Contoh 6 :
Seorang Perekayasa Madya melaksanakan standarisasi proses produksi yang
menjadi tugas pokok Perekayasa Muda, maka laporan hasil kegiatannya
mendapatkan angka kredit 0,4 sama dengan hasil kegiatan tersebut
dilaksanakan oleh Perekayasa Muda.

Unsur kegiatan rancang bangun/perekayasaan terbagi atas 7 (tujuh) Sub


Unsur, yaitu :
1. Persiapan
Sub Unsur Persiapan terbagi menjadi 5 butir kegiatan dimana dalam
setiap butir kegiatan telah dibagi menjadi bagian kegiatan pada setiap
jenjang jabatan perekayasa.
Bagian kegiatan dalam satu butir kegiatan harus merupakan satu
kesatuan kegiatan. Apabila setiap bagian kegiatan diajukan bukti
berupa laporan atau salinan/foto kopi dari hasil kegiatan, maka harus
dijelaskan keterkaitan hasil kegiatan bagian kegiatan satu dengan yang
lain. Untuk memudahkan pembuktian laporan, disarankan agar tiap butir
kegiatan dibuat satu laporan saja yang komprehensif (menyeluruh)
dengan mencantumkan semua nama dan jenjang jabatan pejabat
perekayasa yang terlibat dalam kegiatan tersebut sebagai penulis
laporan.
Contoh 7 :
Pelaksanaan butir kegiatan pengumpulan data/info/isu. Setelah kegiatan
dilaksanakan, maka disusun satu laporan komprehensif dengan format sebagai
berikut:
1)
Judul laporan : (Misalnya: Pengumpulan Data Primer dan Skunder
Sumber Pendapatan Nelayan di Daerah Pantai Kuta Pulau Lombok).
2)
Penulis laporan:
Dituliskan semua nama dan jenjang jabatan perekayasa yang terlibat
(Misalnya:
Drs. Granada, Perekayasa Pertama; Ir. Bandungan,
Perekayasa Madya, dan seterusnya).
3)
Pendahuluan:
Diuraikan keterkaitan kegiatan ini dengan program rancang
bangun/perekayasaannya, dan kerangka pikir tentang rencana kegiatan
pengumpulan data/info/isu.
Misalnya: Keterkaitan judul di atas dengan program pembuatan model
desa nelayan terpadu; data/info/isu apa saja yang perlu dikumpulkan, dari
sumber mana saja data/info/isu itu dapat diperoleh dan bagaimana cara
memperolehnya.

14

4)

Rencana Kegiatan:
Diuraikan rencana kegiatan pengumpulan data/info/isu yang akan
dilakukan antara lain: kapan dan berapa lama kegiatan akan dilakukan,
dimana, bagaimana cara pengumpulan data/info/isu primer dan skunder
dilakukan dan sebagainya.

5)

Hasil kegiatan:
Semua data/info/isu yang diperoleh, baik primer maupun sekunder
dilaporkan apa adanya, tidak perlu diolah dan dikelompokan kedalam
data/info/isu primer atau skunder.

Cara memberikan angka kredit adalah sebagai berikut:


(Lihat: Lampiran I KepMenpan Nomor 24/KEP/M/.PAN/2/2003):
Tabel 3. Contoh penghitung angka kredit bagi pejabat Perekayasa yang
mengerjakan Butir / Bagian Kegiatan

No.

II

UNSUR

Kegiatan
Rancang
Bangun/
Perekayasa
-an

SUB
UNSUR
A. Persiapan

SATUAN
HASIL

BUTIR KEGIATAN

1. Pengumpulan
Data/ Info/isu:

Laporan

a. memberikan

Laporan

kerangka pikir

PEREKAYASA
PERTAMA
1,51

ANGKA KREDIT BAGI


PELAKSANA*) :
PEREKAPEREKA
YASA
YASA
MUDA
MADYA
1,81

PEREKA
YASA
UTAMA

2,06

2,20

0,7

0,36

0,45

0,56

(80%x0,45)

(80%x0,56)

(80%x0,7)

0,45

0,56

0,7

0,7

(80%x0,56)

(80%x0,7)

0,4

0,5

0,5

0,5

0,3

0,3

0,3

tentang rencana
kegiatan
b. menyusun rencana
kegiatan
c. mengumpulkan
data/

Salinan

Laporan

info/isu sekunder
d. mengumpulkan
data/ info/isu primer

(80%x0,50)
Laporan

0,3

Apabila seluruh kegiatan dilakukan oleh seorang perekayasa, maka:


- Apabila yang melakukan seorang Perekayasa Pertama, angka
kreditnya 1,51.
- Apabila yang melakukan seorang Perekayasa Muda, angka
kreditnya 1,81.
- Apabila yang melakukan seorang Perekayasa Madya, angka
kreditnya 2,06.
- Apabila yang melakukan seorang Perekayasa Utama, angka
kreditnya 2,20.

Apabila pelaksananya terdiri atas 4 perekayasa dengan jenjang


jabatan yang berbeda, maka untuk:
- Perekayasa Pertama mendapat angka kredit 0,30 (100%);
- Perekayasa muda mendapat angka kredit 0,50 (100%);
- Perekayasa Madya mendapat angka kredit 0,70 (100%) dan
- Perekayasa Utama mendapat angka kredit 0,70 (100%).

15

Apabila pelaksananya lebih dari satu pejabat perekayasa dengan


jabatan yang sama, maka angka kredit yang diperoleh oleh masingmasing pejabat perekayasa adalah angka kredit yang diperoleh pada
kegiatan tersebut dibagi jumlah pejabat pelaksananya.
Contoh 8 :
Pengumpulan data/info/isu dilaksanakan oleh 3 Perekayasa Pertama,
maka masing-masing pejabat Perekayasa Pertama mendapatkan angka
kredit = 1,51 : 3 = 0,50.

Apabila pelaksananya terdiri atas lebih dari 1 pejabat perekayasa


dengan jenjang jabatan yang berbeda, maka pembagian angka
kreditnya adalah sebagai berikut: masing-masing pejabat
mendapatkan angka kredit sesuai tugas pokoknya (100%), sedang
angka kredit dari kegiatan pejabat yang tidak ada bagi jumlah
perekayasa yang melaksakan sesuai ketentuan pemberian angka
kredit (lihat tabel 3), dan ditambahkan ke angka kredit masingmasing.
Contoh 9 :
Pelaksananya adalah 1 Perekayasa Utama dan 2 Perekayasa Pertama,
maka angka kredit yang diperoleh Perekayasa Utama mendapat angka
kredit 1,10 dari rincian 0,70 + (0,70 + 0,50) : 3, sedangkan masing-masing
Perekayasa Pertama mendapatkan angka kredit 0,58 dari rincian 0,30 +
(0,40 + 0,45) : 3.
Butir kegiatan yang lain, yaitu analisis data/info/isu; studi kelayakan;
perumusan kebijakan; dalam pembuatan kontrak kerjasama/kemitraan
dengan industri/dunia usaha dalam rangka
perancangan, dapat
dilaksanakan seperti pada butir kegiatan pengumpulan data/info/isu diatas.

2. Perancangan.
Sub Unsur Perancangan hanya terdiri dari satu butir kegiatan, yaitu
perancangan/disain:
sistem/proses/model/prototip.
Masing-masing
pejabat perekayasa sesuai jenjang jabatannya mendapat bagian
kegiatan sendiri-sendiri. Meskipun demikian masing-masing kegiatan
tersebut merupakan satu kesatuan kegiatan, jadi tidak mungkin satu
bagian kegiatan terpisah dari bagian kegiatan yang lain.
Pelaksanaan butir kegiatan perancangan sistem/proses/model/prototip
dilaksanakan dalam bentuk satu kesatuan kegiatan. Bukti pelaksanaan
kegiatan dibuat dalam bentuk satu kesatuan kegiatan. Bukti
pelaksanaan kegiatan dibuat dalam bentuk laporan dengan sub judul:
Pendahuluan, Rencana Kerja dan Hasil Kegiatan, serta dilampirkan
cetak biru (blue-print), atau foto dari sistem/proses/model/prototip yang
dibuat.
Untuk menjadi satu kesatuan kegiatan, bagian kegiatan harus
dilaksanakan dengan urutan pelaksanaan sebagai berikut:
- Kegiatan Pertama:
Menyusun konsep perancangan yang merupakan konsep dasar
pembuatan
rancangan/disain
suatu
produk
rancang
bangun/perekayasaan.
- Kegiatan Kedua:

16

Berdasar konsep tersebut, dibuat pra-rancangan.


Kegiatan Ketiga:
Mempresentasikan pra-rancangan, mendiskusikan dan menyempurnakannya sehingga menjadi rancangan/disain.
Kegiatan keempat
Menguji dan menyempurnakan rancangan/disain sehingga menjadi
rancangan/ disain yang teruji dan siap untuk dilaksanakan.

Dalam praktek pelaksanaan perancangan dari konsep menjadi


rancangan/disain yang teruji, ditugaskan kepada pejabat perekayasa
secara perorangan atau dalam satu tim yang jumlah anggotanya
tergantung dari kecanggihan produk rancang bangun/perekayasaan
yang akan dibuat. Apabila butir kegiatan perancangan dilaksanakan
secara menyeluruh, tidak per bagian kegiatan, maka cara pemberian
angka kreditnya dilaksanakan seperti contoh pada butir a (persiapan):
pengumpulan data/info/isu. Bukti yang disampaikan berupa laporan
menyeluruh yang dibuat dengan format sebagai berikut:
- Pendahuluan:
Diuraikan mengenai konsep perancangan.
- Rencana kerja:
Membuat rencana penyusunan pra-rancangan; penyusunan
rancangan/disain dan penyempurnaan rancangan.
- Hasil kegiatan:
Berupa
pra-rancangan,
rancangan/disain
dan
hasil
penyempurnaannya.
3. Pembuatan Produk Rancang Bangun/Perekayasaan
Ada tiga butir kegiatan dalam sub unsur ini, yaitu:
a) Pembuatan sistem/proses/model dalam skala laboratorium,
b) Penerapan sistem/proses/ prototip dalam skala pilot dan
c) Pembuatan produk rancang bangun/perekayasaan teknologi tepat
guna.
Dua butir kegiatan pertama merupakan kegiatan yang berkaitan,
sedangkan butir kegiatan terakhir dapat berdiri sendiri.
Pelaksanaan butir kegiatan Pembuatan produk teknologi tepat guna ada
tiga bagian kegiatan yang harus dilaksanakan secara masing-masing,
sistem ketiga bagian kegiatan tersebut tidak saling berkaitan. Ketiga
bagian kegiatan tersebut adalah:
- Pembuatan produk teknologi tepat guna melalui adopsi.
- Pembuatan produk teknologi tepat guna melalui modifikasi.
- Pembuatan produk teknologi tepat guna melalui difusi.
4. Pembuatan standar produk.
Butir Kegiatan Pembuatan Standar Produk Bidang Rancang
Bangun/Perekayasaan terbagi dalam 3 bagian kegiatan yang satu
dengan yang lain tidak terkait, meskipun mungkin standar produknya

17

sama. Angka kredit dalam hal ini diberikan secara kumulatif, sesuai bukti
pengakuan jangkauan berlakunya.
Contoh 10 :
Seorang Perekayasa Madya menghasilkan standar produk untuk proses
pembuatan gula kelapa. Awalnya standar produk ini berlaku secara nasional
yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari minimal 5 (lima) perusahaan
gula kelapa dalam negeri yang menggunakan standar produk tersebut. Untuk
itu Perekayasa Madya tersebut mendapat angka kredit 0,7 atas standar produk
temuannya. satu tahun kemudian terbukti standar produknya digunakan juga
oleh minimal 2 (dua) perusahaan gula kelapa negara lain. Dari bukti tersebut,
Perekayasa Madya mendapat angka kredit 0,96 dari rincian 80% x 1,2. Jadi
dari satu standar produk yang dihasilkan, Perekayasa Madya tersebut dapat
memperoleh angka kredit sebanyak 1,66 dari rincian 0,7 + 0,96. Seandainya
standar produk tersebut juga digunakan sebagai standar produk penelitian
pembuatan gula kelapa dari instansinya. Maka ia akan mendapat angka
tambahan kredit sebesar 0,4. Jadi total angka kredit yang dapat ia kumpulkan
dari pembuatan satu standar produk bisa mencapai angka kredit 2,06 dari
rincian 0,7 + 0,96 + 0,4. Kalau standar produk tersebut menjadi Standar
Nasional Indonesia (SNI), maka tanda buktinya adalah berupa makalah
rancangan SNI yang diketahui oleh pimpinan unit kerja dan dilampiri dokumen
SNI-nya.

5. Pandayagunaan Produk Rancang Bangun/Perekayasaan.


Butir kegiatan dalam sub unsur ini ada empat yang bentuk kegiatannya
serupa dengan kegiatan dalam sub unsur Pembuatan Standar Produk.
Pendayagunaan produk rancang bangun/ perekayasaan adalah suatu
upaya pemasyarakatan agar hasil rancang bangun/perekayasaan
tersebut dapat digunakan dalam proses produksi, baik dalam lingkungan
instansi sendiri, instansi lain, nasional maupun internasional. Bukti fisik
dari kegiatan ini adalah salinan atau foto kopi surat pernyataan yang sah
dari instansi atau pengusaha/produsen yang menggunakan produk
rancang bangun/perekayasaan tersebut. Cara pemberian angka kredit
untuk kegiatan ini sama dengan cara pemberian angka kredit sub unsur
pembuatan standar produk (2.d.). Jadi, satu produk rancang
bangun/perekayasaan dapat memperoleh angka kredit kumulatif,
sebanyak bukti pendayagunaannya.
Semakin banyak yang
menggunakannya dalam proses produksi semakin besar angka kredit
yang diprolehnya.
6. Layanan Teknologi pada Proses Produksi.
Sub unsur Layanan Teknologi pada proses produksi terdiri atas empat
butir kegiatan yang saling terkait. Layanan teknologi pada proses
produksi sebenarnya merupakan proses alih teknologi dari penghasil
produk rancang bangun/ perekayasaan kepada penggunanya, seperti:
instansi pemerintah, perusahaan, dan masyarakat yang akan
memproduksi produk tersebut secara massal. Untuk itu pihak pengguna
memerlukan bantuan perekayasa penghasil produk tersebut agar dapat
memproduksinya secara massal. Bentuk bantuan diuraikan dalam 4
butir kegiatan dengan urutan sebagai berikut:

18

- Melakukan perencanaan proses produksi.


- Melakukan supervisi proses produksi.
- Melakukan standarisasi proses produksi.
- Melakukan asistensi proses produksi.
Keempat Butir Kegiatan tersebut dapat diwujudkan dalam satu kesatuan
kegiatan dengan jumlah perekayasa yang melaksanakannya sesuai
dengan surat tugas. Cara pemberian angka kredit seperti contoh pada
butir kegiatan pengumpulan data/info/isu (2.a.).
7. Penyebarluasan Produk Rancang Bangun/Perekayasaan.
Butir kegiatan dalam sub unsur ini juga merupakan kegiatan yang saling
terkait satu dengan yang lain. Bentuk kegiatannya dapat bermacammacam, antara lain penyuluhan, demo, pameran, seminar-promosi, dan
sebagainya. Untuk malaksanakan kegiatan tersebut diperlukan
perencanaan, penyiapan bahan, alat peraga, brosur, leaflet, dan juga
makalah untuk seminar promosi. Oleh karena itu seluruh butir kegiatan
dalam sub unsur ini merupakan satu kesatuan kegiatan, maka model
bukti fisik dan cara pemberian angka kredit sama dengan pada contoh
butir kegiatan pengumpulan data/info/isu (2.a.).
Setiap kegiatan memerlukan sejumlah waktu untuk melaksanakannya
sampai selesai. Kegiatan rancang bangun/perekayasaan terbagi dalam
beberapa tahapan kegiatan dan setiap tahapan kegiatan (Sub Unsur)
terurai dalam kegiatan yang lebih khusus (butir kegiatan) yang sering
masih dirinci lagi kedalam bagian bagian kegiatan. Untuk
menyelesaikan satu butir kegiatan atau bagian kegiatan, diperlukan
sejumlah waktu. Dengan selesainya kegiatan, maka akan diperoleh satu
hasil kegiatan yang dapat dinilai dan menghasilkan angka kredit. Dalam
SK Menpan No. 24/KEP/M.PAN/2/2003, tiap butir kegiatan atau bagian
kegiatan telah ditetapkan angka kreditnya, maka untuk mendapatkan
pemahaman yang sama baik dalam melaksanakan kegiatan atau
menilai pelaksanaan kegiatan, pada tabel berikut ini disajikan rata-rata
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tiap butir kegiatan atau
bagian kegiatan untuk unsur kegiatan rancang bangun/perekayasaan.
Tabel 4 : Ratarata waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tiap butir
kegiatan/ bagian kegiatan.

NO

II

UNSUR / SUB UNSUR / BUTIR KEGIATAN /


BAGIAN KEGIATAN

BUKTI
HASIL
KEGIATAN

RATA - RATA WAKTU


YANG DIPERLUKAN
(JAM) BAGI
PELAKSANA *) :
1

Laporan

216

129

98

79

Laporan

51

32

27

25

KEGIATAN RANCANG BANGUN/PEREKAYASAAN


A. PERSIAPAN
1. Pengumpulan data/info/isu:
a. Memberikan kerangka pikir tentang rencana kegiatan
b. Menyusun rencana kegiatan

Salinan

64

41

33

25

c. Mengumpulkan data/info/isu sekunder

Laporan

57

36

24

18

d. Mengumpulkan data/info/isu primer

Laporan

42

21

14

11

19

UNSUR / SUB UNSUR / BUTIR KEGIATAN /


BAGIAN KEGIATAN

NO

2. Analisis Data/info/isu:

BUKTI
HASIL
KEGIATAN

Laporan

RATA - RATA WAKTU


YANG DIPERLUKAN
(JAM) BAGI
PELAKSANA *) :
1

201

119

93

75
25

a. Memberikan cara pelaksanaan analisis

Laporan

64

41

33

b. Melaksanakan pengelompokan data/info/isu

Laporan

29

14

10

c. Melaksanakan analisis data/info/isu

Laporan

57

36

24

18

d. Melakukan koreksi akhir hasil analisis

Laporan

51

32

27

25

Laporan

214

131

100

82

a. Mengelompokan hasil analisis data/info/isu

Laporan

29

14

10

b. Menyusun dan merumuskan hasil analisis data/info/isu

Laporan

57

36

24

18

c. Membuat draft perumusan hasil studi kelayakan

Salinan

64

41

33

25

3. Studi Kelayakan:

d. Merumuskan hasil studi kelayakan

Salinan

64

41

34

32

Laporan

179

108

90

68

a. Mengelompokan perumusan hasil studi kalayakan/analisis data

Laporan

29

14

10

b. Menyusun dan meringkaskan perumusan hasil studi kelayakan

Laporan

34

21

14

11

c. Membuat draft perumusan kebijakan

Salinan

73

46

38

29

Salinan

43

27

23

21

Laporan

183

118

89

70

4. Perumusan Kebijakan:

d. Meyempurnakan draft perumusan kebijakan dan membuat


konsep implementasi
5 Pembuatan kontrak kerjasama/kemitraan dengan industri/
dunia usaha dalam rangka perancangan :
a. Menyiapkan bahan - data

Laporan

29

14

10

b. Menyusun proposal

Laporan

57

43

29

21

c. Melakukan negoisasi

Salinan

46

29

24

18

d. Merumuskan naskah kontrak kerjasama/kemitraan

Salinan

51

32

27

25

Perancangan sistem/proses/model/prototif :

Laporan

239

152

117

104

a. Menyusun konsep perancangan

Salinan

89

55

46

43

B. PERANCANGAN

b. Menyusun pra-rancangan

Salinan

29

14

10

c. Menyusun rancangan disain

Salinan

57

43

29

21

d. Menyempurnakan rancangan/disain

Salinan

64

41

33

25

C. PEMBUATAN PRODUK RANCANG BANGUN / PEREKAYASAAN


1. Pembuatan skala lab sistem/proses/model :

Laporan

206

124

93

75

a. Memperkirakan kebutuhan bahan/komponen


b. Menyusun & merangkai bahan sehingga berbentuk sistem, proses
atau model skala
laboratorium

Laporan

54

32

29

21

Laporan

42

21

14

11

c. Menguji dan memperbaiki unjuk kerja sistem, proses atau model

Laporan

57

36

24

18

d. Mengevaluasi dan menyempurnakan unjuk keja sistem, proses


atau model

Laporan

51

32

27

25
136

2. Penerapan skala pilot sistem/proses/prototif :

Laporan

409

219

167

a. mengumpulkan & mengelompokan bahan dan komponen

Laporan

29

14

10

b. menyusun dan membentuk sistem/proses/prototif

Laporan

157

79

53

39

Laporan

114

57

48

36

Laporan

109

69

57

54

a. Adopsi

Naskah
Gambar

57

29

19

14

b. Modifikasi

Naskah
Gambar

126

79

52

39

c. Difusi

Naskah
Gambar

119

74

62

46

c. Menguji dan memperbaiki unjuk kerja


d. Mengevaluasi dan menyempurnakan unjuk keja
sistem/proses/prototif
3. Pembuatan produk rancang bangun/perekayasaan teknologi
tepat guna melalui :

20

BUKTI
HASIL
KEGIATAN

UNSUR / SUB UNSUR / BUTIR KEGIATAN /


BAGIAN KEGIATAN

NO

RATA - RATA WAKTU


YANG DIPERLUKAN
(JAM) BAGI
PELAKSANA *) :
1

D. PEMBUATAN STANDAR PRODUK


Pembuatan standar produk bidang rancang bangun/perekayasaan
berlaku untuk:
a. Internasional

Salinan

87

54

46

43

b. Nasional

Salinan

64

41

33

25

Salinan

46

29

19

14

1. Pendayagunaan produk rancang bangun/perekayasaan pada


lingkungan institusi sendiri

Laporan

42

21

14

11

2. Pendayagunaan produk rancang bangun/perekayasaan pada


institusi lain/luar

Laporan

69

43

29

21

3. Pendayagunaan produk rancang/bangun perekayasaan pada


masyarakat nasional

Laporan

73

46

38

29

4. Pendayagunaan produk rancang/bangun perekayasaan masyarakat


internasional

Laporan

73

46

38

36

1. Melaksanakan asistensi proses produksi

Laporan

29

14

10

2. Melakukan supervisi proses produksi

Laporan

46

29

24

18

3. Melakukan standarisasi proses produksi

Laporan

46

29

19

14

4. Melakukan perencanaan proses produksi

Laporan

51

32

27

25

1. Membuat konsep/skenario penyebarluasan produk rancang


bangun/perekayasaan

Salinan

64

41

34

32

2. Menyiapkan dan menyusun bahan & alat peraga

Laporan

42

21

14

11

Brosur

71

36

24

18

Makalah

64

41

33

25

c. Lokal/instansi sendiri
E. PENDAYAGUNAAN PRODUK RANCANG
BANGUN/PEREKAYASAAN

F. LAYANAN TEKNOLOGI PADA PROSES PRODUKSI

G. PENYEBARAN LUASAN PRODUK RANCANG BANGUN

3. Membuat brosur, leaflet, paket berita memandu pameran


4. Memberikan prasaran dalam seminar promosi dan penyuluhan

*) Keterangan :
1. Perekayasa Pertama
2. Perekayasa Muda

3. Perekayasa Madya
4. Perekayasa Utama

Satu Hari Kerja = 8 Jam; Satu Minggu = 40 Jam


Jumlah Jam Kerja diatas tidak untuk penilaian. Pengetahuan tentang jam
kerja tersebut semata-mata untuk pembinaan dan standar pelaksanaan
bagi Perekayasa sendiri. Apabila pelaksanaan suatu butir / bagian kegiatan
memerlukan waktu yang jauh lebih lama dari rata-rata waktu yang
diperlukan, maka pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dibagi dalam dua
atau lebih tahap pelaksanaan dan setiap tahap dilaporkan secara terpisah
tetapi berurutan, tergantung pada isi laporan. Penilai berhak menentukan
kebenaran pembagian tahap tersebut.
C. Pengembangan Profesi
1. Membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang Rancang Bangun/
Perekayasaan.
Karya tulis ilmiah di bidang Rancang Bangun/Perekayasaan pada
dasarnya mempunyai format yang sama dengan karya tulis ilmiah di

21

bidang penelitian. Untuk membedakannya harus terlihat pada tujuan dan


bahasan ilmiahnya. Karya tulis ilmiah Rancang Bangun/perekayasaan
dalam tujuan dan bahasan ilmiah harus mengarah ke masalah
pembuatan sistem/ proses/ disain/ model/ prototip. Karya tulis ilmiah
penelitian, pengkajian, survei dan evaluasi di bidang rancang
bangun/perekayasaan juga dapat dinilai. Data/info yang diperoleh dari
kegiatan tersebut di atas dapat digunakan sebagai data/info dalam
kegiatan rancang bangun/perekayasaan.
Karya tulis ilmiah yang berbentuk buku, yang penulisnya lebih dari satu
orang, dan seluruh isi buku merupakan hasil penulisan bersama, maka
angka kredit bagi masing-masing penulis adalah 12,5 dibagi jumlah
penulis. Apabila buku tersebut terbagi atas beberapa bagian/bab dan
setiap bab/bagian merupakan hasil karya tulis ilmiah seseorang atau
beberapa orang tersendiri, maka setiap bagian/bab dinilai sebagai satu
makalah ilmiah yang diterbitkan. Karya tulis ilmiah yang diterbitkan
dalam suatu proseding dinilai sama dengan yang diterbitkan dalam
majalah ilmiah.
Karya tulis ilmiah hasil perekayasaan yang belum terbit dapat dinilai,
tetapi setelah diterbitkan hanya dinilai selisih angka kreditnya saja.
Contoh 11 :
Karya ilmiah perekayasa dalam bentuk buku yang belum diterbitkan mendapat
angka kredit 8. Kemudian buku tersebut diterbitkan, maka angka kredit yang
diperoleh dari penerbitan buku tersebut adalah 4,5. dengan rincian 12,5 8.

Karya tulis ilmiah berupa tinjauan/ulasan ilmiah baik dalam bentuk buku
atau makalah yang diterbitkan dapat dinilai. Makalah yang tidak/belum
diterbitkan baru dapat dinilai setelah dipresentasikan dalam suatu
forum, minimal dalam forum unit kerja instansi sendiri atau makalah
tersebut sudah diserahkan ke Perpustakaan.
Apabila makalah ditulis bersama, maka 60% angka kredit untuk penulis
pertama dan 40%
sisanya dibagi rata pada penulis pembantu
(coauthors). Jumlah penulis pembantu yang mendapat nilai sebanyakbanyaknya 3 (tiga) orang. Apabila lebih maka penulis pembantu ke-4
dan selanjutnya tidak dinilai.
Karya tulis ilmiah dalam bentuk buku harus memiliki ketentuan sebagai
berikut:
- Mempunyai halaman judul dengan disain yang sesuai, memuat
sekurangnya: judul buku, nama penulis, nama penerbit apabila
diterbitkan.
- Ada halaman dalam, halaman penerbitan dan nomor ISBN (apabila
diterbitkan), kata pengantar /prakata, daftar isi, bab dan judul bab,
dan daftar pustaka.
- Jumlah halaman isi buku minimal 120 halaman, kertas A4, diketik
huruf Arial, font 12, satu spasi. Apabila jumlah halaman kurang dari
ketentuan tersebut, maka karya tulis tersebut dinilai sebagai karya
tulis dalam bentuk makalah.

22

Karya ilmiah yang dipublikasikan pada majalah atau jurnal ilmiah,


majalah atau jurnal ilmiah tersebut harus telah terakreditasi oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
atau LIPI. Apabila belum terakreditasi, maka majalah atau jurnal tersebut
dinilai sebagai media massa biasa (populer).
Menyampaikan prasaran dalam pertemuan ilmiah dapat dinilai apabila
perekayasa yang menyampaikan prasaran diundang Panitia seminar
sebagai pembicara, dan materi yang disampaikan harus berupa tinjauan
atau ulasan ilmiah di bidang rancang bangun/perekayasaan.
Poster yang disajikan dalam suatu pertemuan ilmiah, dapat dinilai
apabila telah ditulis lengkap berbentuk makalah ilmiah.
Dalam rangka menggiatkan penyebarluasan karya tulis ilmiah dari
perekayasa Indonesia, maka karya tulis ilmiah yang dipublikasikan
kedalam jurnal atau penerbit internasional yang terakreditasi (oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
atau LIPI), akan diberi tambahan angka kredit sebesar 50% dari angka
kredit yang telah dperolehnya, atau angka kreditnya sebesar 150% x
angka kredit sesuai SK MenPAN.
2. Mengolah Paten Produk Rancang Bangun/Perekayasaan
Produk rancang bangun/perekayasaan yang telah mendapatkan nomor
paten dari suatu negara (bukan nomor pendaftaran paten) dapat
dinilaikan dan mendapatkan angka kredit. Apabila produk tersebut
mendapatkan paten lebih dari satu negara, maka angka kreditnya
diberikan penuh untuk setiap paten. Jadi jika produk yang sama
mendapatkan paten sederhana dari 5 negara, maka angka kredit produk
atas paten sederhananya sebesar 25 dengan rincian 5 x 5.
Mendapatkan hadiah nobel rancang bangun/perekayasaan atau bidang
ilmiah yang lain, angka kreditnya sebesar 150.
3. Menyusun Petunjuk
Perekayasaan.

Teknis

Pelaksanaan

Pengelola

Kegiatan

Buku petunjuk teknis pelaksanaan pengelola kegiatan perekayasaan


baru dapat dinilai Apabila terbukti digunakan setidaknya di unit kerjanya.
Jadi harus ada bukti berupa surat keterangan dari pejabat Struktural di
unit tersebut (sekurang-kurangnya Pejabat Eselon III). Meskipun buku
petunjuk teknis tersebut digunakan di berbagai unit/instansi/swasta,
buku tersebut hanya dinilai satu kali dan tidak dapat dipisah-pisah.
4. Menerjemahkan/Menyadur Buku dan Bahan-Bahan Lain di Bidang
Rancang Bangun/Perekayasaan
Yang dimaksud dengan menerjemahkan/menyadur bahan-bahan lain,
antara lain adalah menerjemahkan/menyadur makalah ilmiah, petunjuk
teknis, manual, dsb. Hasil terjemahan/saduran harus disertai fotokopi
buku/bahan aslinya, Apabila diajukan sebagai bukti untuk dinilai.
23

D. Kegiatan Penunjang
1. Mengajar/Melatih di Bidang Rancang Bangun/Perekayasaan.
a. Mengajar/melatih di perguruan tinggi atau di diklat kedinasan,
dinilai per jam pelajaran. Tiap 2 jam pelajaran, angka kreditnya
sebesar 0,04.
Mengajar/melatih di SLTA atau kursus
Dalam pengusulan angka kredit untuk kegiatan tersebut harus
disertakan bukti-bukti sebagai berikut :
Surat tugas dari Atasan Langsung dan Surat Keterangan
dari Perguruan Tinggi.
Dalam Surat Keterangan yang diterbitkan oleh Perguruan
Tinggi tercantum masa tugas, mata kuliah yang diajarkan
dan jumlah SKS ( Sistem Kredit Semester ).
Contoh 12 :
Satu SKS = 45 menit. Satu Semester 2 SKS = 2 x 1 JP
pertemuan x ( 0,04/2) = 0,60

x 15

b. Membimbing siswa SLTA dalam rangka praktek kerja unit


perekayasa, yang bersangkutan dinilai dengan mendapatkan angka
kredit 0.04 per 2 jam kerja.
Jumlah siswa yang dibimbing tidak dinilai.
c. Membimbing mahasiswa hingga lulus, dinilai dengan angka kredit :
- Lulus D III angka kreditnya sebesar 2 per Mahasiswa
- Lulus S-1 angka kreditnya sebesar 4 per Mahasiswa
- Lulus S-2 angka kreditnya sebesar 5 per Mahasiswa
- Lulus S-3 angka kreditnya sebesar 6 per Mahasiswa
Dalam pengusulan angka kredit untuk kegiatan tersebut harus
disertakan bukti-bukti sebagai berikut : - Surat Ijin dari Atasan.
- Surat Keterangan dari Perguruan Tinggi.
- Bukti kelulusan mahasiswa yang bersangkutan.
- Copy lembar pengesahan laporan/skripsi/thesis.
2. Mengikuti Seminar/Lokakarya/Konferensi di Bidang Rancang Bangun/
Perekayasaan.
Seminar/Lokakarya/Konferensi dan Simposium adalah berbagai
jenis pertemuan ilmiah. Keikutsertaan dalam pertemuan ilmiah yang
dinilai hanya dalam pertemuan ilmiah di bidang rancang
bangun/perekayasaan. Penilaian hanya di dasarkan pada bukti fisik
berupa sertifikat. Tiap sertifikat mendapatkan nilai dengan angka kredit
sesuai keikutsertaannya dalam pertemuan ilmiah tersebut.
Mengikuti rapat kerja atau pertemuan sejenisnya tidak dinilai.
Contoh 13 :
Dalam suatu seminar, seorang pejabat perekayasa berperan sebagai
pemrasaran, moderator dan juga peserta. Dalam sertifikat yang
diterimanya ditulis sebagai pemrasaran, moderator dan juga peserta.

24

Apabila dinilaikan, sertifikat tersebut mendapatkan angka kredit


3+2+1=6.
3. Menjadi Anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional Perekayasa.
Tidak ada perbedaan angka kredit bagi anggota Tim Penilai Pusat, Tim
Penilai Instansi, Ketua Tim dan Anggota Tim Penilai.
4. Menjadi Anggota Organisasi Profesi.
Seorang pejabat perekayasa dapat memperoleh angka kredit sebagai
anggota organisasi profesi. Organisasi profesi yang dimaksud adalah
organisasi
profesi
yang
terkait
dengan
bidang
rancang
bangun/perekayasaan.
Penilaian didasarkan pada bukti fisik berupa Surat Keputusan sebagai
pengurus atau Kartu Anggota sebagai anggota biasa.
5. Memperoleh Piagam Kehormatan.
Piagam kehormatan adalah piagam yang diberikan oleh : Pemerintah RI,
Organisasi Ilmiah dan Gelar Akademis (doctor honoriscausa). Piagam
kehormatan/tanda kehormatan/tanda jasa dari Pemerintah termasuk
tanda kehormatan Satyalencana Karya Satya (pengabdian sebagai
PNS); berbagai tanda kehormatan/tanda jasa dari pemerintah Negara
lain (khusus yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah saja). Angka kredit
yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
- Satyalencana Karya Setya 30 tahun, angka kreditnya sebesar 3
- Satyalencana Karya Setya 20 tahun, angka kreditnya sebesar 2
- Satyalencana Karya Setya 10 tahun, angka kreditnya sebesar 1
Gelar kehormatan akademis dan gelar kehormatan lainnya yang
berkaitan dengan karya rancang bangun/perekayasaan angka kreditnya
maksimal 15. ( Penentuan angka kredit penghargaan atas prestasi
tersebut dapat ditetapkan oleh tim penilai ).
6. Memperoleh Gelar Kesarjanaan Lain.
Seorang Pejabat Perekayasa yang memperoleh gelar kesarjanaan di
bidang ilmu lain yang tidak sama atau sesuai dengan bidang tugasnya,
maka gelar sarjananya dapat dinilai sebagai Unsur Penunjang.
- Doktor ( S3 ) Angka kreditnya 15.
- Pasca Sarjana ( S2 ) Angka kreditnya 10.
- Sarjana ( S1 ) Angka kreditnya 5.
Contoh 14 :
Seorang sarjana teknik mesin menjabat Perkayasa Muda pada Unit
Perekayasa Otomotif. Dia tertarik pada ilmu sosial politik, kemudian masuk
fakultas sosial politik dan mendapatkan gelar S1 bidang sosial politik. Gelar S1
bidang sosial politik ini merupakan gelar kesarjanaan lain, sebagaimana
dimaksud dalam butir kegiatan ini.

25

E. Rincian Kegiatan dan Angka Kreditnya


Rincian kegiatan dan angka kreditnya bagi pelaksanaanya dapat dilihat
dalam Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5 : Rincian Kegiatan dan Angka Kredit bagi Pelaksananya

UNSUR/SUB UNSUR/BUTIR KEGIATAN BAGIAN DARI BUTIR


KEGIATAN

No

ANGKA KREDIT BAGI


PELAKSANA *) :

SATUAN
HASIL
1

PENDIDIKAN
A

Pendidikan sekolah dan memperoleh gelar/Ijazah


1. Doktor

Ijazah

200

200

200

200

2. Pasca Sarjana

Ijazah

150

150

150

150

3. Sarjana/Diploma IV

Ijazah

100

100

100

100

1. Lamanya lebih dari 960 Jam

STTPP

15

15

15

15

2. Lamanya lebih dari 641 - 690 jam

3. Lamanya lebih dari 481 - 640 jam

STTPP
STTPP

4. Lamanya lebih dari 161 - 480 jam

STTPP

5. Lamanya lebih dari 81 - 160 jam


6. Lamanya lebih dari 30 - 80 jam

STTPP
STTPP

2
1

2
1

2
1

2
1

Pendidikan dan pelatihan dibidang fungsional rancang


bangun/perekayasaan dan memperoleh surat Tanda
Tamat Pendidikan dan Pelatihan

II

KEGIATAN RANCANG BANGUN/ PEREKAYASAAN


A. PERSIAPAN
1. Pengumpulan data/info/isu:
a. Memberikan rangka pikir tentang rencana kegiatan

Laporan

1.51

1.81

2.06

2.20

Laporan

0.36

0.45

0.56

0.70

b. Menyusun rencana kegiatan

Salinan

0.45

0.56

0.70

0.70

c. Mengumpulkan data/info/isu sekunder

Laporan

0.40

0.50

0.50

0.50

d. Mengumpulkan data/info/isu primer

Laporan

0.30

0.30

0.30

0.30

Laporan

1.41

1.66

1.96

2.10

Laporan

0.45

0.56

0.70

0.70

2. Analisis data/info/isu :
a. Memberikan cara pelaksanaan analisis
b. Melaksanakan pengelompokan data/info/isu

Laporan

0.20

0.20

0.20

0.20

c. Melaksanakan analisis data/info/isu

Laporan

0.40

0.50

0.50

0.50

d. Melakukan koreksi akhir analisis

Laporan

0.36

0.45

0.56

0.70

1.50

1.83

2.10

2.30

a. Mengelompokkan hasil analisis data/info/isu

Laporan

0.20

0.20

0.20

0.20

b. Menyusun dan merumuskan hasil analisis data/info/isu

Laporan

0.40

0.50

0.50

0.50

3. Studi kelayakan :

c. Membuat draft perumusan hasil studi kelayakan

Salinan

0.45

0.56

0.70

0.70

d. Merumuskan hasil studi kelayakan

Salinan

0.45

0.57

0.72

0.90

Laporan

1.25

1.52

1.78

1.90

Laporan

0.20

0.20

0.20

0.20

Laporan

0.24

0.30

0.30

0.30

c. Membuat draft perumusan kebijakan

Salinan

0.51

0.64

0.80

0.80

d. Menyempurnakan draft perumusan kebijakan dan

Salinan

0.30

0.38

0.48

0.60

Laporan

1.28

1.65

1.86

2.00

Laporan

0.20

0.20

0.20

0.20

4. Perumusan Kebijakan :
a. Mengelompokkan perumusan hasil studi kelayakan
/analisis data
b. Menyusun dan meringkaskan perumusan hasil studi
kelayakan

membuat konsep implementasinya


5. Pembuatan kontrak kerjasama/kemitraan dengan
Industri/dunia usaha alam rangka perancangan :
a. Menyiapkan bahan-data

26

UNSUR/SUB UNSUR/BUTIR KEGIATAN BAGIAN DARI BUTIR


KEGIATAN

No

SATUAN
HASIL

ANGKA KREDIT BAGI PELAKSANA*):


1

b. Menyusun Proposal

Laporan

0.40

0.60

0.60

0.60

c. Melakukan Negosiasi

Salinan

0.32

0.40

0.50

0.50

d. Merumuskan naskah kontrak kerjasama/kemitraan

Salinan

0.36

0.45

0.56

0.70

b. Menyusun para- rancangan

Salinan

0,20

0,20

0,20

0,20

c. Menyusun rancangan disain

Salinan

0,40

0,60

0,60

0,80

d. Menyempurnakan rancangan/disain

Salinan

0,45

0,56

0,70

0,70

1. Pembuatan skala lab sistem/proses/model :

Laporan

1,44

1,73

1,96

2,10

a. Memperkirakan kebutuhan bahan/komponen

Laporan

0,38

0,48

0,6

0,60

b. Menyusun dan merangkai bahan sehingga berbentuk


sistem, proses atau model skala laboratorium.

Laporan

0,30

0,30

0,30

0,30

c. Menguji dan memperbaiki unjuk kerja sistem, proses atau


model

Laporan

0,40

0,50

0,50

0,50

d. Mengevaluasi dan menyempurnakan unjuk kerja sistem,


proses atau model

Laporan

0,36

0,45

0,56

0,70

PEMBUATAN PRODUK RANCANG


BANGUN/PEREKAYASAAN

2. Penerapan skala pilot sistem/proses/prototip :

Laporan

2,86

3,06

3,50

3,80

a. Mengumpulkan dan mengelompokkan bahan dan


komponen.

Laporan

0,20

0,20

0,20

0,20

b. Menyusun dan membentuk sistem/proses/prototip

Laporan

1,10

1,10

1,10

1,10

c. Menguji dan memperbaiki unjuk kerja

Laporan

0,80

0,80

1,00

1,00

d. Mengevaluasi dan menyempurnakan unjuk kerja sistem/


proses/prototip

Laporan

0,76

0,96

1,20

1,50

0,40

0,40

0,40

0,40

0,83

1,04

1,30

1,30

0,83

1,04

1,30

1,30

3. Pembuatan produk rancang bangun/perekayasaan


Teknologi tepat guna melalui :

Naskah

a. Adopsi

gambar

b. Modifikasi

Naskah
gambar
Naskah
gambar

d. Difusi
D

PEMBUATAN STANDAR PRODUK


Pembuatan standar produk bidang rancang bangun/
perekayasaan berlaku untuk :
a. Internasional

Salinan

0,61

0,76

0,96

1,20

b. Nasional

Salinan

0,45

0,56

0,70

0,70

c. Lokal/Instansi sendiri

Salinan

0,32

0,40

0,40

0,40

1. Pendayagunaan produk rancang bangun/ perekayasaan


pada
lingkungan institusi sendiri

Laporan

0,30

0,30

0,30

0,30

2. Pendayagunaan produk rancang bangun/ perekayasaan


pada institusi lain/luar

Laporan

0,46

0,60

0,60

0,60

3. Pendayagunaan produk rancang bangun/ perekayasaan


pada masyarakat nasional

Laporan

0,51

0,64

0,80

0,80

4. Pendayagunaan produk rancang bangun/ perekayasaan


pada masyarakat internasional

Laporan

0,51

0,64

0,80

1,00

PENDAYAGUNAAN PRODUK RANCANG


BANGUN/PEREKAYASAAN

LAYANAN TEKNOLOGI PADA PROSES PRODUKSI


1. Melaksanakan asistensi proses produksi

Laporan

0,20

0,20

0,20

0,20

2. Melakukan asistensi proses produksi

Laporan

0,32

0,40

0,50

0,50

3. Melakukan asistensi proses produksi

Laporan

0,32

0,40

0,40

0,40

27

No

UNSUR/SUB UNSUR/BUTIR KEGIATAN BAGIAN DARI BUTIR


KEGIATAN

0,36

0,45

0,56

0,70

1. Membuat konsep/scenario penyebarluasan produk rancang


bangun/ perekayasaan

Salinan

0,45

0,57

0,72

0,90

2. Menyiapkan dan menyusun bahan & alat peraga

Laporan

0,30

0,30

0,30

0,30

Brosur

0,50

0,50

0,50

0,50

Makalah

0,45

0,56

0,70

0,70

12,50

12,50

12,50

12,50

Tiap naskah

6,00

6,00

6,00

6,00

Tiap buku

8,00

8,00

8,00

8,00

Tiap makalah

4,00

4,00

4,00

4,00

Tiap buku

8,00

8,00

8,00

8,00

Tiap naskah

4,00

4,00

4,00

4,00

Tiap buku

7,00

7,00

7,00

7,00

Tiap makalah

4,00

4,00

4,00

4,00

5. Karya tulis karya ilmiah popular di bidang rancang


bangun/perekayasaan yang disebarluaskan memalui media
massa

Tiap naskah

2,50

2,50

2,50

2,50

6. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan atau ulasan ilmiah


hasil gagasan sendiri di bidang rancang bangun/
perekayasaan dalam pertemuan ilmiah

Tiap naskah

2,50

2,50

2,50

2,50

1. Paten Sederhana

Kopi paten

5,00

5,00

5,00

5,00

2. Paten

Kopi paten

10,00

10,00

10,00

10,00

Naskah

3,00

3,00

3,00

3,00

PENYEBAR LUASAN PRODUK RANCANG BANGUN

3. Membuat brosur, leaflet, paket berita memandu pameran


4. Memberikan prasaran dalam seminar promosi dan
penyuluhan
III

ANGKA KREDIT BAGI


PELAKSANA*) :

Laporan

4. Melakukan asistensi proses produksi


G

SATUAN
HASIL

PENGEMBANGAN PROFESI
A

MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH DI BIDANG RANCANG


BANGUN/PEREKAYASAAN
1. Karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei, dan
evaluasi di bidang rancang bangun/perekayasaan yang
dipublikasikan :
a. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional
b. dalam majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI

Tiap buku

2. Karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei, dan


evaluasi di bidang rancang bangun/perekayasaan yang
tidak dipublikasikan :
a. dalam bentuk buku
b. dalam bentuk makalah
3. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah di bidang
rancang bangun/perekayasaan hasil gagasan sendiri yang
dipublikasikan :
a. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan
secara nasional
b. dalam majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI
4. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah di bidang
rancang bangun/perekayasaan hasil gagasan sendiri yang
tidak dipublikasikan :
a. dalam bentuk buku
b. dalam bentuk makalah

MENGOLAH PATEN PRODUK RANCANG


BANGUN/PEREKAYASAAN
Produk rancang bangun/perekayasaan yang telah
mendapatkan :

MENYUSUN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN


PENGELOLAAN KEGIATAN PEREKAYASAAN
Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan pengelolaan
kegiatan perekayasaan

28

No

UNSUR/SUB UNSUR/BUTIR KEGIATAN BAGIAN DARI BUTIR


KEGIATAN
D

SATUAN
HASIL

ANGKA KREDIT BAGI PELAKSANA*):


1

Tiap buku

7,00

7,00

7,00

7,00

Tiap Naskah

3,50

3,50

3,50

3,50

Tiap buku

3.50

3.50

3.50

3.50

Tiap makalah

1.50

1.50

1.50

1.50

MENERJEMAHKAN/MENYADUR BUKU DAN BAHANBAHAN LAIN DI BIDANG RANCANG


BANGUN/PEREKAYASAAN
1. Terjemahan/saduran di bidang rancang bangun/
perekayasaan yang dipublikasikan :
a. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara
nasional
b. dalam majalah ilmiah yang diakui oleh LIPI
2. Terjemahan/saduran di bidang rancang bangun/
perekayasaan yang tidak dipublikasikan :
a. Dalam bentuk buku

IV

b. Dalam bentuk makalah


KEGIATAN PENUNJANG
A

MENGAJAR/MELATIH DIBIDANG PEREKAYASA

1. Mengajar/melatih Diklat
MENGIKUTI SEMINAR/LOKAKARYA KONFERENSI DI
BIDANG RANCANG BANGUN/PEREKAYASAAN

0.04

0.04

0.04

0.04

1. Pemrasaran

Kali

3.00

3.00

3.00

3.00

2. moderator

Kali

2.00

2.00

2.00

2.00

3. Peserta

Kali

1.00

1.00

1.00

1.00

MENJADI TIM PENILAI JABATAN PEREKAYASA


Menjadi anggota Tim Penilai Jabatan Perekayasa

Setiap 2 Jam

Setiap Tahun

0.50

0.50

0.50

0.50

MENJADI ANGGOTA ORGANISASI PROFESI


1. Tingkat nasional/Internasional sebagai :
a. Pengurus aktif

Setiap Tahun

1.00

1.00

1.00

1.00

b. Anggota aktif

Setiap Tahun

0.75

0.75

0.75

0.75

a. Pengurus aktif

Setiap Tahun

0.50

0.50

0.50

0.50

b. Anggota aktif

Setiap Tahun

0.30

0.30

0.30

0.30

Tanda Jasa

3.00

3.00

3.00

3.00

2. Tingkat Provinsi sebagai :

MEMPEROLEH PIAGAM KEHORMATAN


1. Tanda kehormatan Satyalencana Karya Satya
a. 30 (tiga puluh) tahun
b. 20 (dua puluh) tahun

Tanda Jasa

2.00

2.00

2.00

2.00

c. 10 (sepuluh) tahun (tiap jasa penghargaan)

Tanda Jasa

1.00

1.00

1.00

1.00

Gelar

15.00

15.00

15.00

15.00

2. Gelar kehormatan akademis


F

MEMPEROLEH GELAR KESARJANAHAN YANG TIDAK


SESUAI
Dengan bidang tugas :
a. Doktor (S3)

Gelar

15.00

15.00

15.00

15.00

b. Pasca Sarjana (S2)

Gelar

10.00

10.00

10.00

10.00

c. Sarjana (S1)

Gelar

5.00

5.00

5.00

5.00

*) Keterangan pelaksana :
1. Perekayasa pertama
2. Perekayasa Muda

3. Perekayasa Madya
4. Perekayasa Utama

29

BAB IV
PEMBINAAN KARIR JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA
A. Pengangkatan Pertama
Pengangkatan pertama seorang PNS ke dalam jabatan fungsional
Perekayasa dapat dilakukan Apabila PNS tersebut telah memenuhi syaratsyarat dan angka kredit yang ditentukan.
1. Syarat-syarat Pengangkatan Pertama :
a. Ada formasi untuk jabatan tersebut pada instansi yang
bersangkutan;
b. Berijazah minimal Sarjana (S1) atau Diploma IV (DIV) sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja yang bersangkutan;
c. Pangkat serendah-rendahnya Penata Muda, golongan ruang III/a;
d. Surat Pernyataan dari Pimpinan Unit kerjanya bahwa yang
bersangkutan mempunyai kompetensi untuk melaksanakan
kegiatan rancang bangun /perekayasaan sesuai tupoksi unit kerja
tersebut.
e. Telah bekerja dalam bidang perekayasaan/ rancang bangun
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;
f.
Sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebelum mencapai batas usia
pensiun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
g. Semua unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP3 pada 1
(satu) tahun terakhir sekurangkurangnya bernilai baik;
h. Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan penjenjangan jabatan
fungsional perekayasa.
2. Pengangkatan PNS dari jabatan lain ke dalam jabatan fungsional
perekayasa diatur sebagaimana pengangkatan jabatan fungsional
perekayasa pertama kali, dan dilengkapi Surat Pemberhentian dari
Jabatan Struktural/Fungsional sebelumnya.
3. Calon perekayasa yang diangkat ke dalam Jabatan Fungsional
Perekayasa, pangkat dan golongan ruang ditetapkan sama dengan
pangkat dan golongan ruang yang dimiliki, sedangkan jenjang jabatan
perekayasa ditetapkan berdasarkan angka kredit yang tertuang dalam
Surat Keputusan Penetapan Angka Kredit yang dimiliki.
B. Penempatan Perekayasa
Pejabat perekayasa selain di unit penelitian dan pengembangan, dapat
ditempatkan di unit perekayasaan instansi yaitu unit kerja yang
melaksanakan kegiatan fungsional perekayasaan pada Departemen,
Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Departemen atau Instansi
Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota.

30

C. Kenaikan Jabatan dan Pangkat


Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam kenaikan jabatan
dan pangkat, yaitu :
1. Kenaikan jenjang dan jabatan bagi pejabat fungsional perekayasa harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Setiap unsur penilaian DP3 dalam 1 (satu) tahun terakhir sekurangkurangnya bernilai baik,
b. Memenuhi jumlah tambahan angka kredit yang disyaratkan untuk
kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi;
c. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan terakhir.
2. Kenaikan pangkat Pejabat Fungsional Perekayasa harus memenuhi
syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Setiap unsur penilaian DP3 dalam 2 (dua) tahun terakhir sekurangkurangnya bernilai baik;
b. Memenuhi jumlah tambahan angka kredit yang disyaratkan untuk
kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi;
c. Sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dalam pengangkatan
terakhir.
3. Angka kredit sebagaimana disebut dalam butir a dan b diatas sekurangkurangnya 80 persen berasal dari unsur utama dan sebanyakbanyaknya 20 persen dari unsur penunjang.
4. Perekayasa Madya dan Perekayasa Utama yang akan naik
pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi diwajibkan mengumpulkan
sekurang-kurangnya 12 (dua belas) untuk angka kredit dari kegiatan
pengembangan profesi.
5. PNS yang diangkat dalam jabatan perekayasa, dan telah memperoleh
angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan satu
tingkat lebih tinggi pada tahun pertama dalam masa pangkat/jabatan
yang didudukinya, maka pada tahun berikutnya, setiap tahun yang
bersangkutan tetap diharuskan mengumpulkan angka kredit sekurangkurangnya 20 persen dari jumlah angka kredit yang dipersyaratkan
untuk kenaikan pangkat/jabatan berikutnya. Angka kredit ini berasal dari
kegiatan rancang bangunan/perekayasaan dan / atau pengembangan
profesi.
Contoh 15 :
Seorang perekayasa muda dengan pangkat Penata Golongan ruang III/c dan
angka kredit 250 pada tahun 1999. setelah empat tahun berhasil
mengumpulkan angka kredit sampai 410 yang memenuhi syarat sebagai
perekayasa Madya, yang bersangkutan dapat dinaikkan jabatan menjadi
perekayasa Madya, tetapi pangkatnya Penata Tk I golongan III/d. Untuk
kenaikan pangkat berikutnya, perekayasa tersebut diwajibkan mengumpulkan
angka kredit sekurang- kurangnya 20% dari (400- 300).

31

D. Pembebasan Sementara
Pembebasan sementara adalah pembebasan PNS dari jabatan fungsional
perekayasa selama jangka waktu tertentu. Pembebasan sementara berarti
yang bersangkutan kehilangan hak atas tunjangan jabatan dan
perpanjangan batas usia pensiun sesuai peraturan yang berlaku namun
angka kredit terakhir yang dimiliki tetap berlaku.
1. Pejabat perekayasa dapat dibebaskan sementara dari jabatan
perekayasa Apabila :
a. Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam pangkat
terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan
untuk kenaikan pangkat bagi Perekayasa Pertama golongan ruang
III/a sampai Perekayasa Utama golongan ruang IV/d.
b. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diangkat dalam pangkat
terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit sekurangkurangnya 25 (dua puluh lima) bagi Perekayasa Utama golongan
ruang IV/e.
2. Perekayasa juga dapat dibebaskan sementara dari Jabatan Fungsional
Perekayasa oleh sebab lainnya, yaitu apabila :
a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa
penurunan pangkat, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30
Tahun 1980.
b. Diberhentikan sementara sebagai PNS berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966.
c. Ditugaskan secara penuh diluar jabatan Perekayasa sehingga tidak
dapat lagi melaksanakan tugas pokoknya, karena Pejabat
Fungsional Perekayasa tidak diperbolehkan merangkap jabatan..
d. Cuti Diluar Tanggungan Negara, kecuali untuk persalinan keempat
dan seterusnya.
e. Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan, selama pembebasan
sementara tersebut yang bersangkutan dapat dipertimbangkan
kenaikan pangkat regulernya, sesuai dengan ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 pasal 7 sebagai berikut :
- Pangkat belum mencapai pangkat tertinggi/puncak;
- Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat yang dimilikinya;
- Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP3
sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir.
3. Pejabat Perekayasa yang dibebaskan sementara dari jabatannya
berdasar butir 1 s.d. 5 di atas, dapat diangkat kembali dalam jabatan
perekayasa dengan menggunakan angka kredit terakhir yang pernah
dimilikinya, Apabila yang bersangkutan telah terbebas dari kondisi di
atas.
4. Perekayasa yang dibebaskan sementara karena dijatuhi hukuman
disiplin dapat tetap melaksanakan tugas pokoknya, namun angka
kreditnya tidak dapat dinilai;
5. Pejabat yang berwenang menetapkan pembebasan sementara adalah
pejabat yang berwenang mengangkat dalam jabatan perekayasa;

32

6. SK Pembebasan Sementara dari jabatan Fungsional Perekayasa


berlaku terhitung :
a). Tanggal berlakunya hukuman disiplin;
b). Tanggal berlakunya SK Pembebasan Sementara sebagai PNS,
untuk yang diberhentikan sementara dari PNS;
c). Tanggal pelantikan dalam jabatan lain;
d). Tanggal berlakunya Cuti Diluar Tanggungan Negara;
e). Setelah enam bulan masuk pendidikan.
7. Pejabat unit kepegawaian pada instansinya, memberitahukan secara
tertulis kepada Pejabat Perekayasa yang diperkirakan tidak akan
memperoleh jumlah angka kredit yang dipersyaratkan, selambatlambatnya:
1). 1 (satu) tahun sebelum batas waktu yang ditetapkan berakhir bagi
perekayasa Pertama golongan ruang III/a sampai dengan
Perekayasa Utama golongan ruang IV/d.
2). 6 (enam) bulan sebelum batas waktu yang ditetapkan berakhir bagi
Perekayasa Utama golongan ruang IV/e.
8. Perekayasa yang dibebaskan sementara sebagaimana tersebut dalam
butir 4.a dan 4.b, dapat tetap melaksanakan kegiatan bidang rancang
bangun/perekayasaan, dan kegiatan tersebut dapat dinilai untuk
diberikan angka kredit, walaupun tunjangan fungsionalnya tidak
dibayarkan, kecuali yang dijatuhi hukuman disiplin, diberhentikan
sementara dari PNS, dan Cuti Di luar Tanggungan Negara.
9. Pejabat Perekayasa yang dibebaskan sementara, karena memegang
jabatan struktural dapat langsung diangkat kembali ke jabatan
fungsionalnya, apabila masa jabatan strukturalnya selesai.
E. Pengangkatan Kembali Jabatan Fungsional Perekayasa
Ketentuan dan Persyaratan Pengangkatan Kembali :
1. Pengangkatan kembali kedalam jabatan fungsional Perekayasa, setelah
menjalani Pembebasan Sementara, apabila :
a. Telah memperoleh angka kredit yang dipersyaratkan dalam jangka
waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara;
b. Telah selesai menjalankan hukuman disiplin tingkat sedang atau
berat;
c. Dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi pidana percobaan oleh
pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap;
d. Telah selesai menjalani tugas di luar jabatan Perekayasa;
e. Telah diangkat kembali pada instansi semula setelah cuti diluar
tanggungan Negara;
f. Telah selesai tugas belajar lebih dari 6 bulan.
2. Jenjang jabatan bagi PNS yang diangkat kembali ditetapkan
berdasarkan jumlah angka kredit yang pernah di miliki dan angka kredit
baru yang diperoleh selama perekayasa yang bersangkutan di bebaskan
sementara
33

3. Bagi perekayasa yang dibebaskan sementara karena dijatuhi hukuman


disiplin ringan dan sedang, kegiatan yang dilaksanakan selama
dibebaskan sementara tidak dapat dihitung dalam penetapan angka
kredit.
Contoh 16 :
Saudara Francesco pendidikan terakhir S1, pangkat Penata Tingkat I Golongan
Ruang III/d dan jabatan sebagai perekayasa Muda, terhitung mulai tanggal 1 April
1997 dengan angka kredit 300. Yang bersangkutan sejak 1 Mei 1999 dibebaskan
sementara dari jabatan fungsional perekayasa karena diangkat sebagai pejabat
struktural yaitu kepala bidang tanggal 1 April 2001 yang bersangkutan naik
pangkat menjadi Pembina dengan golongan ruang IV/a. Pada tanggal 1 Mei 2001
yang bersangkutan tidak lagi memangku jabatan struktural dan kembali menekuni
profesi sebagai pejabat fungsional perekayasa.
Untuk menentukan jenjang jabatan yang bersangkutan setelah kembali
menjadi fungsional perekayasa, maka yang bersangkutan mengajukan daftar usul
penilaian angka kredit dengan masa penilaian 1 April 1997 sampai dengan 30 April
2001 hasil penilaian DUPAK yang diusulkan adalah 60 angka kredit; terdiri dari
pelaksanaan kegiatan utama 48 dan penunjang tugas perekayasaan sebesar 12,
angka kredit tersebut sebagian diperoleh selama menjabat sebagai pejabat
struktural. PAK yang bersangkutan disetujui sebesar 360 (300 lama + 60 baru).
Saudara Francesco diangkat kembali dalam jabatan fungsional perekayasa
sebagai perekayasa muda, pangkat Pembina golongan ruang IV/a dengan angka
kredit sebesar 360, Apabila yang bersangkutan belum mencapai batas usia
pensiun 56 tahun. Apabila pejabat perekayasa tersebut telah mencapai usia
diatas 56 tahun, maka yang bersangkutan tidak dapat diangkat kembali dalam
jabatan perekayasa karena telah mencapai batas usia pensiun.
Selama yang bersangkutan menjabat jabatan lain (struktural), masa
jabatannya dapat diperhitungkan sebagai waktu untuk menambah angka kredit,
apabila bertugas di unit perekayasaan.

F. Pemberhentian dari Jabatan Fungsional Perekayasa


Ketentuan dan Persyaratan Pemberhentian.
1. Perekayasa akan diberhentikan dari jabatan fungsionalnya, apabila yang
bersangkutan :
a. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun setelah pembebasan
sementara bagi perekayasa Pertama, golongan ruang III/a sampai
dengan perekayasa utama golongan ruang IV/e tidak dapat
memenuhi angka kredit yang disyaratkan;
b. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai
kekuatan hukum tetap berupa pemberhentian sebagai PNS,
berdasarkan peraturan Pemerintah NO. 30 tahun 1980;
c. Dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan keputusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan yang tetap;
d. Berhenti dari PNS karena permintaan sendiri atau pensiun;
e. Mengajukan permohonan berhenti sebagai perekayasa.
2. Perekayasa yang diberhentikan dari jabatan fungional perekayasa tidak
dapat diangkat kembali ke dalam jabatan fungsional perekayasa;

34

G. Batas Usia Pensiun


Batas usia pensiun Pejabat Fungsional Perekayasa adalah sebagai berikut :
- Perekayasa Utama batas usia pensiunnya 65 tahun.
- Perekayasa Madya batas usia pensiunnya 60 tahun.
(Sesuai dengan Keppres Nomor : 39 Tahun 1996).
H. Pembinaan Karir Pejabat Perekayasa
1. Untuk menjamin adanya persamaan persepsi, pola pikir dan tindakan
dalam melaksanakan pembinaan perekayasa, maka BPPT selaku
instansi pembina jabatan perekayasa melaksanakan sosialisasi dan
fasilitasi kepada pejabat yang berkepentingan dengan perekayasa.
2. Untuk meningkatkan kemampuan perekayasa secara professional
sesuai kompetensi jabatan, BPPT selaku instansi pembina melakukan
antara lain:
a. Menyusun pedoman formasi jabatan perekayasa.
b. Menyusun standar kompetensi jabatan perekayasa.
c. Mengusulkan tunjangan jabatan perekayasa.
d. Menyusun kurikulum diklat jabatan perekayasa.
e. Menyelenggarakan diklat fungsional dan diklat teknis bagi jabatan
perekayasa
f. Membangun dan mengembangkan sistem informasi jabatan
perekayasa.
g. Memfasilitasi pelaksanaan jabatan perekayasa.
h. Memfasilitasi pembentukan organisasi profesi bagi jabatan
perekayasa.
i. Memfasilitasi penyusunan kode etik jabatan perekayasa.
j. Melakukan monitoring dan evaluasi jabatan perekayasa.

35

BAB V
DATA USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT (DUPAK) DAN
PENETAPAN ANGKA KREDIT (PAK) JABATAN FUNGSIONAL
PEREKAYASA
A. Angka Kredit
1. Pengertian Angka Kredit
Dalam Surat Keputusan Menpan Nomor: 24/KEP/M.PAN/2003 tentang
Jabatan Fungsional Perekayasa dan angka kreditnya, dinyatakan bahwa
Angka Kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian
atas prestasi yang telah dicapai oleh Perekayasa dalam mengerjakan
rincian butir kegiatan dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk
pengangkatan dan kenaikkan jabatan/pangkat.
Dari batasan tersebut terlihat bahwa angka kredit (jumlah angka kredit
yang dapat dikumpulkan) merupakan faktor yang menentukan status
kepangkatan dan jabatan Perekayasa. Kenaikan pangkat/jabatan dapat
dipercepat, tepat waktu, diperlambat, atau bahkan dibebaskan sampai
diberhentikan dari jabatan, semua itu sangat tergantung dari
kemampuan Perekayasa dalam mengumpulkan angka kredit.
Angka kredit diperlukan untuk :
- PNS yang akan diangkat pertama kali dalam jabatan fungsional
Perekayasa, yaitu untuk menentukan jenjang jabatan yang
bersangkutan sabagai pejabat fungsional perekayasa;
- Perekayasa Pertama sampai Perekayasa Utama yang akan
mengalami kenaikan jabatan/pangkat;
Angka kredit diperoleh berdasar hasil penilaian atas prestasi dari
pelaksanaan setiap butir rincian kegiatan sebagaimana disebutkan pada
Lampiran I Keputusan Menpan No. 24/KEP/M.PAN/2003 dan Peraturan
Bersama antara BPPT dan BKN Nomor: 161/KA/BPPT/X/2005 dan
Nomor: 19B TAHUN 2005. Setiap Perekayasa perlu memahami benar
dalam melaksanakan kegiatan agar selalu sesuai dengan rincian butir
kegiatan dalam Lampiran tersebut, sehingga setiap prestasi yang
dicapai atas pelaksanaan kegiatannya dapat memperoleh nilai/angka
kredit.
2. Perhitungan Angka Kredit.
Untuk menghindari kerugian para Perekayasa dalam pengumpulan
angka kredit, karena data hasil kegiatan yang hilang, atau bukti
pelaksanaan kegiatan yang hilang, dan untuk menjamin kesesuaian
dengan periode kenaikan pangkat (bulan April dan Oktober), maka para
Perekayasa seyogyanya setiap semester mengisi formulir DUPAK (Data
Usul Penetapan Angka Kredit) sebagaimana tertulis dalam Lampiran I
Peraturan
Bersama
antara
BPPT
dan
BKN
Nomor:
161/KA/BPPT/X/2005 dan Nomor: 19B TAHUN 2005 beserta surat-surat
pernyataan sebagaimana tertulis dalam lampiran II, III, dan IV disertai

36

bukti-buktinya. Perekayasa harus patuh/disiplin melaksanakan pengisian


DUPAK setiap semester, agar bermanfaat bagi Perekayasa tersebut
yaitu dapat mengetahui kapan dia dapat naik pangkat/jabatan dengan
angka kredit yang sesuai, atau kapan dia harus segera mengumpulkan
angka kredit agar tidak terkena pembebasan sementara dari jabatannya.
Pengisian DUPAK hendaknya dilakukan pada bulan Juli untuk masa
penilaian dari 01 Januari s.d 30 Juni; dan Januari tahun berikutnya untuk
masa penilaian 01 Juli s.d 31 Desember. Bukti pelaksanaan kegiatan
yang diperoleh sebelum/di luar masa penilaian, yang karena satu dan
lain hal tidak diajukan pada masa penilaian sebelumnya, kegiatan
tersebut tidak dapat dinilai.
Contoh 17 :
Diajukan DUPAK dengan Masa Penilaian: 01 Januari 2002 sampai dengan 30
Juni 2002. Dalam DUPAK tersebut diusulkan kegiatan mengikuti seminar
rancang bangun/perekayasaan yang diselenggarakan pada bulan Maret 2001.
Bukti sertifikat dari kegiatan tersebut tidak mendapatkan angka kredit.

3. Masa Penilaian Angka Kredit


a. Sarjana/Diploma IV yang masuk pertama kali dalam unit
Perekayasaan, baru dapat diangkat dalam jabatan perekayasa
setelah yang bersangkutan menjadi PNS. Masa Penilaian angka
kredit yang bersangkutan dihitung sejak diangkat sebagai CPNS;
b. PNS pindahan dari unit di luar perekayasaan, baru dapat diangkat
dalam jabatan perekayasa dengan menyertakan surat pernyataan
dari pimpinan unit kerjanya bahwa yang bersangkutan mempunyai
kompetensi untuk melaksanakan kegiatan rancang
bangun
/perekayasaan sesuai tupoksi unit kerja tersebut.
c. Untuk kenaikan jabatan/pangkat perekayasa, masa penilaian angka
kredit didasarkan pada masa penilaian angka kredit terakhir.
B. Data Usulan Penetapan Angka Kredit ( DUPAK )
1. Pengertian DUPAK
DUPAK adalah formulir berupa data usulan penetapan angka kredit,
sebagaimana dicontohkan dalam Lampiran I Peraturan Bersama antara
BPPT dan BKN Nomor: 161/KA/BPPT/X/2005 dan Nomor: 19B TAHUN
2005 tentang petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekayasa
dan Angka Kreditnya. DUPAK harus diisi oleh Tim Penilai Instansi atas
prestasi pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan rancang
bangun/perekayasaan
yang dilakukan oleh perekayasa. Kegiatan
tersebut adalah mengikuti pendidikan/diklat, melaksanakan kegiatan
rancang bangun/ perekayasaan (Lampiran II Peraturan Bersama Kepala
BPPT dan Kepala BKN), melaksanakan pengembangan profesi
(Lampiran III), dan melaksanakan kegiatan yang menunjang
pelaksanaan tugas perekayasa (Lampiran IV). Perekayasa membuat
DUPAK yang berisi hasil penilaian sendiri atas prestasi kerjanya setiap
semester dan diajukan kepada Tim Penilai Unit/Instansi untuk
memperoleh PAK. DUPAK hasil penilaian Tim Penilai Unit/Instansi

37

diajukan kepada Tim Penilai Instansi/Pusat pada bulan Januari atau


bulan Juli.
2. Cara pengisian DUPAK
a. Pengisian DUPAK oleh Perekayasa.
- Mengumpulkan ijazah dan atau STTPP yang diperoleh selama
masa penilaian (tiap semester);
- Mengisi formulir Surat Pernyataan melakukan Kegiatan Rancang
Bangun/Perekayasaan; dilengkapi dengan bukti-buktinya;
- Mengisi formulir Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan
Pengembangan Profesi; dilengkapi dengan bukti-buktinya;
- Mengisi formulir Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan yang
Menunjang Pelaksanaan Tugas Rancang Bangun/Perekayasaan;
dilengkapi dengan bukti-buktinya;
- Mengesahkan atau meminta tanda tangan ketiga Surat
Pernyataan tersebut kepada Pejabat yang berwenang;
- Menilai sendiri hasil kegiatan/bukti pada surat-surat pernyataan
tersebut dan mengisikan hasil penilaian ke formulir DUPAK;
- Apabila jumlah angka kredit hasil penilaian sendiri telah
memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih
tinggi, maka semua Surat Pernyataan beserta buktinya disusun
berurutan dari masa penilaian Pertama sampai masa penilaian
dimana jumlah angka kredit telah dirasa cukup untuk kenaikan
pangkat/jabatan. Hasil penilaian semua butir kegiatan dihimpun
didalam satu DUPAK. Berkas semua Surat Pernyataan tersebut
dilampirkan pada DUPAK sebagai bukti untuk diajukan ke Tim
Penilai Instansi melalui Tim Penilai Unit.
b. Pengisian DUPAK oleh Tim Penilai Instansi
-

Nomor diisi sesuai kode penomoran instansi yang bersangkutan;


Masa penilaian diisi dengan periode waktu yang diajukan untuk
dinilai;
Keterangan perorangan diisi data perekayasa yang dinilai;
Unsur yang dinilai, diisi hasil penilaian terhadap bukti yang
disampaikan, dan diisikan pada kolom Instansi Pengusul;
Lampiran usul/bahan yang dinilai yaitu :
(1) Surat
Pernyataan
melakukan
kegiatan
rancang
bangun/perekayasaan;
(2) Surat Pernyataan melakukan kegiatan pengembangan
profesi;
(3). Surat Pernyataan melakukan kegiatan penunjang.
(4). Dokumen-dokumen lainnya.
Pengesahan diisi oleh ketua dan anggota Tim Penilai yang
berhak menilai.

3. Cara Pengajuan DUPAK


Pengajuan DUPAK Perekayasa Pertama sampai dengan Perakayasa
Madya adalah sebagai berikut:

38

a. Perekayasa menyusun DUPAK beserta lampiran-lampirannya,


kemudian mengajukan kepada atasan langsung minimal pejabat
eselon III.
b. Atasan langsung (Pejabat Eselon III) mengesahkan semua lampiranlampiran dan bukti-bukti yang disertakan;
c. Pejabat struktural yang bersangkutan mengirimkan berkas DUPAK
kepada Tim Penilai Unit/ instansi untuk dinilai;
d. Instansi terkait menerbitkan PAK ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang.
Pengajuan DUPAK Perekayasa Utama adalah sebagai berikut:
a. Tim Penilai Instansi menilai semua bukti kegiatan yang terlampir
pada DUPAK, kemudian mengisikan hasil penilaiannya pada
DUPAK;
b. DUPAK
beserta
lampirannya
untuk
Perekayasa
Utama
ditandatangani oleh pejabat yang berhak menandatangani (eselon 1)
dan dikirimkan kepada Kepala BPPT selaku pembina untuk dinilai
oleh Tim Penilai Pusat;
c. Instansi Pembina menerbitkan PAK yang ditandatangani oleh Kepala
BPPT.
4. Pejabat yang berhak mengajukan DUPAK.
Pejabat yang berhak mengajukan DUPAK diatur sebagai berikut:
a. LPND dan Departemen yang mempunyai Badan Litbang adalah
Pejabat Eselon II bagi Perekayasa Pertama sampai dengan
Perekayasa Madya dan Pejabat Eselon I bagi Perekayasa Utama;
b. Departemen yang tidak mempunyai Badan Litbang adalah Pejabat
Eselon III yang membidangi kegiatan rancang bangun/perekayasaan
bagi perekayasa Pertama sampai dengan Perekayasa Madya dan
Pejabat Eselon II yang membidangi kegiatan rancang
bangun/perekayasaan bagi Perekayasa Utama;
c. Departemen
yang
memiliki
satuan
kerja
rancang
bangun/perekayasaan di luar Badan Litbang adalah pejabat Eselon
III bagi Perekayasa Pertama sampai dengan Perekayasa Madya dan
Pejabat Eselon II yang ditunjuk oleh cnteri yang bersangkutan bagi
Perekayasa Utama.
d. Provinsi / Kabupaten / Kota adalah Pejabat Eselon III yang
membidangi
kegiatan
rancang
bangun/perekayasaan
bagi
Perekayasa Pertama sampai dengan Perekayasa Madya dan Kepala
Balitbangda atau Pejabat Eselon II yang ditunjuk oleh Gubernur /
Bupati / Walikota bagi Perekayasa Utama.
5. Lampiran-lampiran DUPAK.
DUPAK yang telah diisi dengan bobot angka kredit dari masing-masing
butir kegiatan yang dikerjakan pejabat fungsional Perekayasa yang
bersangkutan dilengkapi dengan lampiran-lampiran sebagai berikut :
a. Surat Penugasan melaksanakan butir-butir kegiatan;

39

b. Bagi pejabat fungsional Perekayasa yang akan melaksanakan/


mengerjakan butir-butir kegiatan yang bukan tugas pokoknya
(jenjangnya), terlebih dahulu harus mendapatkan Surat Penugasan
dari atasan langsungnya;
c. Surat
Pernyataan
melakukan
kegiatan
rancang
bangun/perekayasaan, surat pernyataan melakukan kegiatan
pengembangan profesi perekayasa, surat pernyataan melakukan
kegiatan
yang
menunjang
pelaksanaan
tugas
rancang
bangun/perekayasaan sebagaimana dimaksud pada lampiran II, III,
IV Peraturan Bersama Kepala BPPT dan Kepala BKN Nomor:
161/KA/BPPT/X/2005 & Nomor: 19B TAHUN 2005;
d. Bukti fisik hasil kegiatan yang dilakukan seperti: ijazah/sertifikat,
karya tulis/karya ilmiah dan bukti fisik lain ;
e. Foto kopi DP3 satu tahun terakhir;
f. Foto kopi Keputusan Pengangkatan menjadi PNS (khusus untuk
pengangkatan pertama);
g. Foto kopi Keputusan Pengangkatan pertama kali dalam jabatan
fungsional Perekayasa (khusus untuk kenaikan pangkat pertama kali
dalam jabatan fungsional Perekayasa);
h. Foto kopi Keputusan Kenaikan Pangkat Terakhir.
i. Foto kopi Keputusan Kenaikan Jabatan terakhir
j. Foto kopi PAK terakhir (khusus untuk kenaikan pangkat kedua kali
dan seterusnya sebagai pejabat fungsional Perekayasa).
k. Sertifikat/ijazah
terakhir
yang
dilegalisasi
(khusus
untuk
pengangkatan pertama kali atau bagi yang diangkat kembali setelah
tugas belajar).
C. Penetapan Angka Kredit ( PAK )
1. Pengertian PAK.
PAK adalah formulir yang memuat status angka kredit bagi pejabat
perekayasa untuk dapat dipergunakan sebagai bahan kenaikan
pangkat/jabatan.
2. Cara Pengisian PAK.
a. Nomor diisi sesuai Kode Penomoran PAK di Instansi Penilai;
b. Instansi diisi Nama Instansi Pengusul;
c. Masa Penilaian diisi sesuai masa penilaian yang ada pada DUPAK;
d. Keterangan Perorangan diisi data Perekayasa yang dinilai;
e. PAK kolom LAMA diisi sesuai Nilai PAK terakhir
f. PAK kolom BARU diisi sesuai Hasil Penilaian DUPAK;
g. PAK kolom JUMLAH diisi hasil penjumlahan nilai dalam kolom LAMA
dan kolom BARU;
h. Butir III, hanya diisi jika pejabat Perekayasa yang dinilai telah
memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat/jabatan yang lebih tinggi.
Apabila tidak memenuhi syarat, maka diterbitkan PAK SEMENTARA
yang ditanda tangani oleh ketua Tim Penilai;
i. Formulir PAK SEMENTARA dibuat seperti formulir PENETAPAN
ANGKA KREDIT hanya judulnya diganti menjadi PAK SEMENTARA
dengan nomor sesuai nomor administrasi Tim Penilai;.

40

j. PAK SEMENTARA diberlakukan sebagai PAK untuk memudahkan


penilaian selanjutnya dalam rangka melengkapi angka kredit yang
dipersyaratkan.
k. Setiap SK PAK yang diterbitkan oleh masing-masing instansi harus
ditembuskan kepada Instansi Pembina.
3. Pejabat yang berwenang menetapkan PAK
a. Kepala BPPT, bagi Perekayasa Utama;
b. Pejabat Eselon I di LPND dan Departemen yang mempunyai Badan
Litbang bagi Perekayasa Pertama sampai dengan Perekayasa
Madya.
c. Serendah-rendahnya pejabat eselon II yang ditunjuk oleh Menteri
yang bersangkutan di Departemen yang tidak mempunyai Badan
Litbang yang membidangi kegiatan rancang bangun/perekayasaan
bagi Perekayasa Pertama sampai dengan Perekayasa Madya;
d. Serendah-rendahnya adalah pejabat eselon II yang ditunjuk oleh
Menteri yang bersangkutan di Departemen yang memiliki satuan
kerja rancang bangun/perekayasaan di luar Badan Litbang bagi
Perekayasa Pertama sampai dengan Perekayasa Madya.
e. Kepala Balitbangda Pada Provinsi / Kabupaten / Kota yang
mempunyai Balitbangda bagi Perekayasa Pertama sampai dengan
Perekayasa Madya.
f. Serendah rendahnya adalah Pejabat eselon II yang membidangi
kegiatan rancang bangun/perekayasaan yang ditunjuk oleh
Gubernur/Bupati/Walikota pada Provinsi / Kabupaten / Kota yang
tidak mempunyai Balitbangda bagi Perekayasa Pertama sampai
dengan Perekayasa Madya.

41

BAB VI
TATA KERJA DAN CARA PENILAIAN TIM PENILAI
PEREKAYASA
A. Tim Penilai Perekayasa
1. Tim Penilai Pusat
a. Kedudukan
Tim Penilai Pusat adalah Tim Penilai yang dibentuk dan ditetapkan
oleh Kepala BPPT.
b. Tugas
Tim Penilai Pusat bertugas menilai prestasi Perekayasa Utama.
c. Tim Penilai Pusat berfungsi sebagai :
1) Pemeriksa dan penilai butir-butir kegiatan dalam DUPAK
2) Pemeriksa kebenaran dokumen-dokumen DUPAK
3) Penyusun PAK untuk disampaikan kepada Kepala BPPT.
d. Keanggotaan Tim Penilai Pusat.
Keanggotaan Tim Penilai Pusat terdiri dari PNS dengan susunan
sebagai berikut:
1) Seorang Ketua merangkap anggota
2) Seorang Wakil Ketua merangkap anggota
3) Seorang Sekretraris merangkap anggota
4) Sekurang-kurangnya 4 orang anggota
e. Persyaratan menjadi anggota Tim Penilai Pusat
1) Jabatan/Pangkat serendah-rendahnya sama dengan jabatan/
pangkat Perekayasa yang dinilai.
2) Serendah-rendahnya Pejabat Perekayasa Utama
3) Memiliki keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi kerja
Perekayasa
4) Dapat aktif melakukan penilaian.
5) Menyatakan kesedian secara tertulis untuk menjadi anggota Tim
Penilai Pusat, dengan sepengetahuan atasan langsung.
6) Apabila anggota Tim Penilai tidak dapat dipenuhi oleh
Perekayasa, maka anggota Tim Penilai dapat diangkat dari PNS
lain yang memiliki kompetensi untuk menilai prestasi kerja
Perekayasa.
7) Sekretaris Tim Penilai dapat merangkap sebagai anggota Tim
Apabila yang bersangkutan seorang Perekayasa atau dinyatakan
mempunyai kompetensi untuk menilai oleh pejabat yang
mengangkat.
f. Masa kerja Tim Penilai 3 (tiga) tahun, dan dapat diperpanjang untuk
satu kali masa jabatan berikutnya. Setelah masa jabatannya

42

berakhir, dapat diangkat kembali setelah melampaui tengggang


waktu 1 (satu) masa jabatan.
g. Dalam hal terdapat anggota Tim Penilai Pusat yang ikut dinilai, maka
Ketua Tim Penilai dapat mengangkat anggota Tim Penilai pengganti.
h. Jumlah anggota Tim Penilai Pusat diupayakan lebih banyak yang
berasal dari Perekayasa.
2. Tim Penilai Instansi
a. Kedudukan
Tim Penilai Instansi adalah Tim Penilai yang dibentuk dan ditetapkan
oleh Pejabat yang berwenang dalam menetapkan PAK bagi
Perekayasa Pertama sampai dengan Perekayasa Madya.
b. Tugas
Tim Penilai Instansi bertugas menilai prestasi Perekayasa Pertama
sampai dengan Perekayasa Madya;
c. Fungsi
Tim Penilai Instansi berfungsi sebagai:
1) Pemeriksa dan penilai butir-butir kegiatan dalam DUPAK;
2) Pemeriksa dalam kebenaran dokumen-dokumen DUPAK
3) Penyusun konsep PAK untuk disampaikan kepada Pejabat
yang berwenang menetapkan PAK Perekayasa Pertama
sampai dengan Perekayasa Madya;
4) Penyusun DUPAK bagi Perekayasa Utama yang akan diajukan
oleh pejabat yang berwenang kepada Ka. BPPT;
5) Pembina pejabat perekayasa dalam hal pengembangan karir.
6) Pengelolaan data base pejabat perekayasa di instansinya.
d. Susunan Tim Penilai Instansi adalah sebagai berikut:
1) Seorang Ketua merangkap anggota.
2) Seorang Wakil Ketua merangkap anggota.
3) Seorang Sekretaris merangkap anggota.
4) Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota.
e. Persyaratan menjadi anggota Tim Penilai Instansi:
1) Jabatan/pangkat
serandah-rendahnya
sama
dengan
jabatan/pangkat perekayasa yang dinilai;
2) Serendah-rendahnya pejabat Perekayasa Muda, pangkat
Penata Tingkat I, golongan ruang III/d;
3) Memiliki keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi kerja
Perekayasa;
4) Dapat aktif melakukan penilaian;
5) Menyatakan kesediaan secara tertulis untuk menjadi anggota
Tim Penilai Instansi, dengan sepengetahuan atasan langsung;
6) Apabila anggota Tim Penilai tidak dapat dipenuhi oleh
Perekayasa, maka anggota Tim Penilai dapat dianggkat dari
PNS lain yang memiliki kompetensi untuk menilai prestasi kerja
Perekayasa;
43

7)

8)

9)

Sekretaris Tim penilai dapat merangkap sebagai Anggota Tim


Apabila yang bersangkutan seorang Perekayasa atau
dinyatakan mempunyai kompetensi untuk menilai oleh Pejabat
yang mengangkat;
Jika pada suatu instansi belum dapat dibentuk Tim Penilai
Instansi sesuai dengan persyaratan di atas, untuk penilaiannya
instansi tersebut menyerahkan proses penilaiannya kepada
Instansi Pembina Jabatan Fungsional Perekayasa;
Setiap pembentukan Tim Penilai Instansi harus dilaporkan
kepada Instansi Pembina.

f Masa Kerja Tim Penilai


1) Tiga tahun, dan dapat diperpanjang untuk satu kali masa
jabatan berikutnya.
2) Anggota Tim Penilai yang telah menjadi anggota Tim Penilai
Instansi dalam 2 (dua) masa jabatannya berturut-turut, dapat
diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu)
masa jabatan.
3. Tim Penilai Unit.
- Instansi dapat membentuk Tim Penilai Unit pada unit eselon II jika
diperlukan.
- Ketentuan ketentuan mengenai kedudukan, tugas dan fungsi Tim
Penilai Unit dengan syarat syarat yang sama dengan Tim Penilai
Instansi.
- Hasil penilaian Tim Penilai Unit disampaikan ke Tim Penilaian
Instansi untuk dinilai.
4. Tim Teknis
- Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dapat
membentuk Tim Teknis yang anggotanya terdiri dari para ahli, baik
yang berkedudukan sebagai PNS atau bukan PNS yang mempunyai
kemampuan teknis yang diperlukan.
-

Tugas Pokok Tim Teknis adalah memberikan saran dan pendapat


kepada Ketua Tim Penilai dalam hal memberikan penilaian atas
kegiatan yang bersifat khusus atau kegiatan yang memerlukan
keahlian tertentu.

Tim Penilai Teknis menerima tugas dari dan bertanggung jawab


kepada Ketua Tim Penilai.

B. Tata Kerja Tim Penilai


1. Tim Penilai Pusat.
a. Sekretariat Tim Penilai bertugas membantu Tim Penilai Pusat
dalam hal pengelolaan administrasi kegiatan Tim.
b. Sekretariat meneliti kelengkapan dan keabsahan DUPAK. Jika ada
kekurangan kelengkapan administrasi Sekretariat menyampaikan
kepada Instansi Pengusul.

44

c.

Tim Penilai Pusat bersidang sekurang-kurangnya 2 (dua) kali


dalam satu tahun (Januari dan Juli) menyesuaikan dengan periode
kenaikan pangkat.
2. Tim Penilai Instansi.
a. Sekretariat Tim Penilai Instansi bertugas membantu Tim Penilai
Instansi dalam hal pengelolaan administrasi kegiatan Tim.
b. Sekretariat meneliti kelengkapan dan keabsahan DUPAK. Jika ada
kekurangan kelengkapan administrasi Sekretariat menyampaikan
kepada Unit Pengusul.
c. Tim Penilai Instansi bersidang sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
dalam satu tahun (Januari dan Juli) menyesuaikan dengan periode
kenaikan pangkat.
C. Tata Cara Penilaian
Tata cara penilaian diatur sebagai berikut:
1. Ketua Tim Penilai membagi tugas penilaian kepada anggota Tim Penilai.
2. Setiap DUPAK dinilai oleh dua orang anggota.
3. Apabila selisih hasil penilaian angka kredit kurang dari 20 % atau sama,
maka hasil penilaian yang mempunyai nilai unsur utama lebih tinggi
ditetapkan sebagai angka kredit tambahan untuk PAK baru.
4. Apabila selisih hasil angka kredit lebih dari 20 % maka nilai akhir
ditetapkan berdasar hasil penilaian penilai ketiga.
5. Sekretaris Tim Penilai membuat PAK untuk disampaikan kepada pejabat
yang berwenang untuk disahkan setelah diperiksa oleh Ketua Tim
Penilai.
6. Hasil Penilaian angka kredit harus dituangkan dalam Berita Acara
Penilaian Angka Kredit yang ditandatangani oleh anggota Tim Penilai
yang hadir.

45

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
1.

Keputusan pejabat yang berwenang mengangkat, memindahkan,


membebaskan sementara dan memberhentikan dalam dan dari
Jabatan Fungsional Perekayasa, yang ditetapkan sebelum Keputusan
ini ditetapkan, dinyatakan tetap berlaku (lihat pasal 27 Kep. Menpan).

2.

Sebelum diterbitkannya Pedoman Teknis Penyelenggaraan Diklat


Fungsional Perekayasa oleh Instansi Pembina, maka pengangkatan
pertama dan kenaikan jenjang jabatan fungsional tersebut dapat
dilakukan tanpa syarat lulus diklat terlebih dahulu.

46

Contoh :
Lampiran I : Cara
pengisian
surat
pernyataan
melakukan
kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan.
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN RANCANG BANGUN DAN PEREKAYASAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIP
Pangkat/gol ruang
Jabatan
Unit Kerja
menyatakan bahwa
Nama
NIP
Pangkat/gol ruang/TMT
Jabatan
Unit Kerja

: (nama pejabat
Perekayasa)
:
:
:
:

eselon

III

atasan

pejabat

:
: (nama pejabat perekayasa)
:
:
:
:

Telah melakukan kegiatan rancang bangun dan perekayasaan sebagai berikut:

NO

URAIAN KEGIATAN
RANCANG BANGUN
DAN PEREKYASAAN

TANGGAL

SATUAN
JUMLAH KETERANGAN/
JUMLAH
HASIL
AK
BUKTI FISIK
4

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.


..
(Kepala unit kerja/Bidang/atasan langsung)

()
NIP. ..
Cara pengisian tabel :
1. Kolom 2 diisi dengan butir kegiatan yang dilakukan
2. Kolom 3 diisi tanggal pelaksanaan kegiatan/periode kegiatan
3. Kolom 4 diisi sesuai satuan hasil dalam Lampiran I Kepmenpan Nomor
24/KEP/M.PAN/2003. contoh : Ijazah, laporan, STTPP.
4. Kolom 5 diisi dengan banyaknya kegiatan untuk butir kegiatan yang sama
5. Kolom 6 diisi dengan jumlah angka kredit untuk kegiatan yang bersangkutan
6. Kolom 7 diisi dengan nomor bukti pelaksanaan kegiatan/Apabila ada yang perlu
diterangkan

47

Contoh :
Lampiran II : Cara pengisian surat pernyataan
Melakukan kegiatan pengembangan
profesi perekayasa
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI PEREKAYASA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIP
Pangkat/gol ruang
Jabatan
Unit Kerja
menyatakan bahwa
Nama
NIP
Pangkat/gol ruang/TMT
Jabatan
Unit Kerja

: (nama pejabat
Perekayasa)
:
:
:
:

eselon

III

atasan

pejabat

:
: (nama pejabat perekayasa)
:
:
:
:

Telah melakukan kegiatan pengembangan profesi sebagai berikut:

NO
1

URAIAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN
PROFESI DAN
PEREKAYASAAN
2

TANGGAL
3

SATUAN
JUMLAH
HASIL
4

JUMLAH
KETERANGAN/
ANGKA
BUKTI FISIK
KREDIT
6

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.


..
(Kepala unit kerja/Bidang/atasan langsung)

()
NIP. ..
Cara pengisian tabel
1. Kolom 2 diisi butir kegiatan yang dilakukan
2. Kolom 3 diisi tanggal pelaksanaan kegiatan/periode kegiatan
3. Kolom 4 diisi sesuai satuan bukti/hasil
4. Kolom 5 diisi dengan banyaknya kegiatan untuk butir kegiatan yang sama
5. Kolom 6 diisi jumlah angka kredit yang dicapai
6. Kolom 7 diisi
nomor bukti pelaksanaan kegiatan/Apabila ada yang perlu
diterangkan

48

Contoh :
Lampiran III : Cara
pengisian
surat
pernyataan
melakukan kegiatan yangmendukung
pelaksanaan tugas perekayasa.
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN YANG MENDUKUNG PELAKSANAAN
TUGAS PEREKAYASA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: (nama pejabat
Perekayasa)
:
:
:
:

NIP
Pangkat/gol ruang
Jabatan
Unit Kerja
menyatakan bahwa
Nama
NIP
Pangkat/gol ruang/TMT
Jabatan
Unit Kerja

eselon

III

atasan

pejabat

:
: (nama pejabat perekayasa)
:
:
:
:

Telah melakukan kegiatan yang mendukung pelaksanaan perekayasaan sebagai


berikut:

N
O

KEGIATAN YANG
MENDUKUNG
PELAKSANAAN
PEREKAYASA

TANGGA
L

SATUA
N
HASIL

JUMLA
H

JUMLA
H
ANGKA
KREDI
T
6

KETERANGA
N/ BUKTI
FISIK
7

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.


..
(Kepala unit kerja/Bidang/atasan langsung)

()
NIP. ..
Cara pengisian tabel :
1. Kolom (2) diisi; butir kegiatan yang dilakukan
2. Kolom (3) diisi; tanggal pelaksanaan kegiatan/periode kegiatan
3. Kolom (4) diisi; sesuai satuan bukti/satuan hasil
4. Kolom (5) diisi; banyaknya kegiatan untuk butir kegiatan yang sama
5. Kolom (6) diisi; jumlah angka kredit untuk kegiatan yang sama

49

6. Kolom (7) diisi; nomor bukti pelaksanaan kegiatan/Apabila ada yang perlu
diterangkan
Contoh :
Lampiran IV : Surat
Permohonan
Rekomendasi
Menjadi
Pejabat
Fungsional
Perekayasa
melalui
pengangkatan
pertama kali atau perpindahan jabatan

SURAT PERMOHONAN REKOMENDASI


MENJADI PEJABAT FUNGSIONAL PEREKAYASA
Kepada Yth,
Pimpinan Unit Kerja
PNS yang bersangkutan
Di tempat
Bersama ini dengan hormat, saya, bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIP
Pangkat/gol ruang
Jabatan
Unit Kerja

:
:
:
:
:

Menyatakan permohonan untuk menjadi Pejabat Fungsional Perekayasa. Sebagai


bahan pertimbangan, bersama ini terlampir:
1. Ijasah Sarjana (S1)
2. Surat keputusan pengankatan menjadi PNS;
3. DP3 untuk 1 tahun terakhir;
4. Surat Keputusan Kepangkatan;
5. Surat Pernyataan telah menjalani Diklat;
6. Surat pernyataan melakukan kegiatan penunjang;
7. Daftar Usul Penetapan Angka Kredit;
8. (dan lain-lain)
Atas perhatian dan perkenannya diucapkan terimakasih.

Pemohon,
Nama ..
NIP

..

Tembusan:
Yth. Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Pembina Kepegawaian Pusat atau
Daerah*)
*) Coret yang tidak perlu.

50

Contoh :
Lampiran V : Surat Penugasan

SURAT PENUGASAN
NO : ././.
YanNbertanda tangan di bawah ini :
Nama
: ..
NIP
: ..
Gol. /Ruang : ..
Jabatan
: .
(Kepala Unit yang bersangkutan, Jabatan Struktural)
Menugaskan kepada :
1. Nama
:
NIP
:
Gol./Ruang
:
Jabatan
:
2. Nama
:
NIP
:
Gol./Ruang
:
Jabatan
:
3. Nama
:
NIP
:
Gol./Ruang
:
Jabatan
:
4. Nama
:
NIP
:
Gol./Ruang
:
Jabatan
:

(Jabatan Fungsional Perekayasa)

(Jabatan Fungsional Perekayasa)

(Jabatan Fungsional Perekayasa)

.(Jabatan Fungsional Perekayasa)

Untuk melaksanakan kegiatan


.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
Pada tanggal : .. s.d .,
Di
Demikian agar yang berkepentingan maklum.
, .200..
Kepala ...,

(Nama Kepala Unit ybs)


Format untuk pembuatan formulir Surat Penugasan :
- Huruf Arial / Time New Roman; Font 12
- Setiap bukti kegiatan harus dilengkapi dengan Surat Penugasannya.

51

Contoh :
Lampiran VI: Laporan Bukti Kegiatan
Laporan Bukti Kegiatan
Sistematika Penulisan Laporan
JUDUL KEGIATAN

: ..

PELAKSANAAN

: 1. (nama), (pejabat fungsional)


2. (nama), (pejabat fungsional)
3. (nama), (pejabat fungsional)
4. (nama), (pejabat fungsional)

PENDAHULUAN

..............................................

..

RENCANA KEGIATAN

..
..

HASIL KEGIATAN
:

Disetujui oleh :
Pemberi tugas,

, .. 200..
Pelapor,

NIP ..

1. ..
NIP
2.
NIP .
3. .
NIP ..
4. ..
NIP

Formal penulisan : Huruf Arial; font 10

52

Contoh (muatan isian)


a. Judul kegiatan : PENGUMPULAN DATA PRIMER UNTUK PERSIAPAN
STUDI KELAYAKAN PEMBUATAN MODEL RESAPAN AIR LIMBAH
PERUMAHAN.
Pendahuluan berisi: kerangka pikir (alasan mengapa pengumpulan data
perlu dilakukan dalam kaitan dengan kegiatan perekayasaan apa).
Rencana kerja berisi: Dimana, kapan, dan bagaimana cara pengumpulan
data yang dilakukan, Hasil Kegiatan: Lampiran data primer yang berhasil
dikumpulkan, tanpa diolah (data mentah).
b. Judul kegiatan: PERENCANAAN MODEL RESAPAN AIR LIMBAH
PERUMAHAN
Pendahuluan: apa alasan dibuat, status model yang sudah ada,dsb.
Rencana Kegiatan: dimana, kapan, dan bagaimana perancangan dilakukan
(konsep, prarancangan, rancangan/disain dan cara penyempurnaannya).
Hasil kegiatan berisi: Lampiran fotokopi tentang: Konsep perancangan
model, pra-rancangan model, Rancangan/Disain model awal, dan
Rancangan/Disain model yang sudah disempurnakan.
Kegiatan rancang bangun/perekayasa yang buktinya berupa salinan,
naskah/gambar, brosur atau makalah, pengajuan buktinya harus dalam bentuk
Laporan bukti kegiatan dengan uraian ringkas Hasil Kegiatan berisi narasi dan
atau fotocopi dari produk kegiatannya (lihat butir b di atas).
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah terbagi atas hasil penelitian, hasil pengkajian, hasil survey,
dan hasil (evaluasi) rancang bangun/perekayasaan; serta hasil tinjauan atau
ulasan ilmiah dibidang rancang bangun/perekayasaan. Agar tidak rancu
dengan karya tulis ilmiah dari jabatan fungsional peneliti, maka dalam karya
tulis
ilmiah
jabatan
fungsional
Perekayasa
tentang
hasil
penelitian/pengkajian/survey, harus ada pernyataan keterkaitannya dengan
kegiatan rancang bangun/perekayasaan yang (akan) dilaksanakan; atau bahwa
kegiatan ilmiah yang ditulis menghasilkan sistem/proses/disain/model/prototip.
Secara umum sistematika penulisan karya tulis ilmiah hasil penelitian/
pengkajian/ survey/ rancang bangun/ perekayasaan adalah sebagai berikut :
a. JUDUL (ringkas, jelas dan mencerminkan isi tulisan, serta tidak lebih dari 10
kata);
b. NAMA PENULIS (tidak perlu disertai gelar kesarjanaan, nama dan alamat
instansi sebaiknya dituliskan dibawah setelah nama penulis)
c. ABSTRAK (memuat ringkasan isi karya tulis, mulai dari alasan/latar
belakang, tujuan/sasaran, cara melaksanakan, sampai hasil dan
kesimpulannya. Bersifat informative, tidak memakai tabel, gambar dan
pustaka. Ditulis dalam satu alinea dan terdiri tidak lebih dari 250 kata);
d. KATA KUNCI (dipilih kata-kata yang paling sesuai untuk mencirikan topic
bahasan);
e. PENDAHULUAN (memuat latar belakang atau dasar alasan melaksanakan
kegiatan, bukti dari pustaka, tujuan dan hipotesis);
f. TEORI (pengungkapan teori secara rinci akan mempermudah penalaran
atas latar belakang, tujuan dan hasil yang dicapai;
53

g. TATA KERJA atau BAHAN DAN METODE (memuat uraian mengenai


bahan yang hendak digunakan, metode kerja dan atau rancangan
penelitian);
h. HASIL DAN PEMBAHASAN (memuat tabel atau gambar hasil analisis data,
dibahas secara sistematis, rasional dan lugas dengan mempertimbangkan
informasi dari pustaka)
i. KESIMPULAN (berisikan esensi hasil kegiatan, berupa fakta penalaran)
j. UCAPAN TERIMA KASIH (kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan);
k. DAFTAR PUSTAKA (ditulis berurutan berdasar abjad atau nomor;
sebaiknya pustaka yang diacu adalah yang terbit pada tahun-tahun
terakhir).
Karya tulis ilmiah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah, sistematika penulisannya
seperti karya tulis hasil kegiatan, tetapi tidak ada Tata Kerja Bahan dan
Metode. Hasil dan Pembahasan hanya ditulis Pembahasan yang memuat
masalah-masalah yang terkait dengan topik/judul karya tulis berdasar informasi
pustaka Relevansi dan jumlah pustaka yang diacu menjadi salah satu penentu
utama penilaian bobot karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah.

54

Contoh :
Lampiran VII : Format Surat Keterangan

SURAT KETERANGAN
Nomor :
/
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama
NIP
Jabatan
Unit Kerja

:
:
:
:

menerangkan bahwa Pegawai Negeri Sipil dibawah ini:


Nama
NIP
Jabatan
Unit Kerja

:
:
:
:

Telah mempunyai pengalaman kerja di bidang pelayanan penelitian dan


perekayasaan selama . . . tahun sejak tahun . . . . sampai . . . . dan yang
bersangkutan saat ini bertugas di bidang pelayanan penelitian perekayasaan.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

, .
Kepala Unit Kerja/Atasan langsung

Nama Pejabat
NIP. .

55

You might also like