You are on page 1of 10

MBA Programme

GraduateSchool of Business

http://www.mba.itb.ac.id
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

MM5005
People In Organization
Valdi Mughni Budiman
29114408

YOUNG PROFESSIONAL CLASS (R52B)

January 2015

MASTER OF BUSINESS
ADMINISTRATION
SCHOOL OF BUSINESS AND MANAGEMENT
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
http://www.sbm.itb.ac.id/mba

Patch Adam

Film Patch Adam adalah film drama comedy yang diambil dari kisah
nyata yang menceritakan tentang perjuangan seorang dokter yang penuh
empati. Nama aslinya adalah Hunter Adam, namun lebih dikenal dengan
Patch Adam. Dr. Hunter Patch Adams merupakan dokter yang terkenal
dengan metode penyembuhan yang tidak lazim dan melawan metode
dokter pada umumnya. Patch menerapkan metode humor kepada pasien
dalam rangka peningkatan kualitas hidup untuk proses penyembuhan.
Kisah Patch berawal ketika dia mengalami depresi karena ditinggal oleh
orang tua nya pada umur 9 tahun dan mencoba bunuh diri. Karena Patch
tidak punya tujuan hidup dan dia ingin sembuh dari penyakitnya ia pun
rela untuk direhabilitasi di rumah sakit jiwa. Dirumah sakit jiwa ia bertemu
dengan orang-orang baru. Ia pun melihat dokter dan perawat yang ia
temui disana terkesan kaku dan tidak ramah terhadap pasien. Padahal
para pasien disana mengalami gangguan jiwa sehingga perlu diperhatikan
dan pemahaman dari segi psikisnya hal tersebut membuat Patch geram
dan bertekad untuk menolong teman-temannya. Setelah beberapa hari di
rumah

sakit,

Patch

mencoba

untuk

melakukan

adaptasi

dengan

lingkungannya. Disana ia bertemu dengan Arthur, seorang ilmuwan


yang terkena genius syndrome sedang mencoba membuktikan penemuan
barunya untuk masyarakat namun tak pernah terbukti sehingga membuat
dia menjadi stress dan mengalami gangguan jiwa. Suatu malam Arthur
bertanya pada Patch, berikut percakapan nya:
Arthur: How many do you see? (sambil menunjukan jarinya)
Adams:

There are four fingers, Arthur.

Arthur: No, no, no. Look at me.


Adams: What?
Arthur: Youre focusing on the problem. If you focus on the
problem, you cant see the solution. Never focus on the problem.
Look at me! How many do you see? No, look beyond the fingers. How
many do you see?
Adams: (Adams melihat dengan seksama) Eight.

Arthur: Eight. Eight. Yes ! Yes ! Eights a good answer. Yes. See what no
one else sees! See what everyone else chooses not to see... out of fear
and conformity and laziness. See the whole world a new each day.
Akhirnya setelah lama Arthur bertanya-tanya kepada orang-orang di
rumah sakit jiwa, hanya Adams yang bisa menjawab nya dengan benar.
Dari percakapan inilah yang membuat Patch Adams sadar akan potensi
yang dimiliki oleh Arthur dan menganggap nya tidak gila. Kalimat yang
saya bold diatas ialah quotes yang sangat bagus dan bermanfaat. Karena
mungkin terlalu fokus dengan masalah yang dihadapi itu, maka bisa
membuat kita menjadi semakin terpuruk dengan masalah tersebut.
Menjadi sedih, menjadi depresi, menjadi makin terpuruk, dan tidak
menutup kemungkinan bisa membuat menjadi gila bahkan bunuh diri.
Mungkin

tiap

orang

mempunyai

cara

yang

berbeda-beda

dalam

menghadapi masalah. Ada yang mungkin berusaha menghindar dari


masalah itu, ada yang mungkin berusaha menghindar dari masalah itu,
ada yang mungkin berusaha menerima masalah itu dengan pasrah dan
tanpa melawan, ada yang mungkin menerima masalah itu lalu berusaha
mencari solusim dan mungkin ada yang mengabaikan masalah itu karena
tidak dianggap sebagai masalah.
Pada malam berikutnya, Rudy (teman sekamar Adams) mengalami
trauma. Ia beranggapan bahwa di kamarnya telah banyak tupai, lalu
Adams mencoba untuk memberikan sugesti kepada Rudy untuk melawan
nya dan ia pun berhasil. Adams menyimpulkan bahwa pengobatan secara
medis saja tidak cukup untuk menyembuhkan sang pasien, tapi perlu
adanya pendekatan secara psikologi sehingga pasien bisa memperoleh
kenyamanan, meningkatkan kualitas hidupnya dan tetap berani untuk
melanjutkan hidup ke depan. Setelah kejadian tersebut, Adams menjadi
sadar dan mendorong ia untuk keluar dari rumah sakit jiwa dan berniat
untuk

melanjutkan

sekolah

di

jurusan

kedokteran.

Walaupun

keputusannya ini sempat dipertanyakan oleh seorang dokter di rumah


sakit jiwa tersebut, Patch tetap memiliki semangat dan keyakinan untuk
menjadi seorang dokter, meskipun usianya sudah dapat dikatakan tidak
muda lagi, alias sudah terlalu tua. Dia memliki tujuan untuk membantu
orang-orang sakit.

Setelah dua tahun keinginan Patch pun terwujud dia berhasil masuk
Virginia Medica Universitas dan mengambil jurusan kedokteran setelah
keluar dari rumah sakit jiwa, Patch sangat cerdas dan pekerja keras. Dia
terkenal sebagai seorang mahasiswa yang bisa berinteraksi dengan
semua orang. Patch adalah sosok yang bisa berbagi keceriaan dan
memberikan semangat pada orang lain. Walaupun seringkali ia mendapat
masalah karena sering melanggar peraturan universitas. Masalah yang ia
dapatkan karena pemikiran yang tidak sesuai dengan peraturan dalam
menangani pasien. Namun dengan modal kejeniusan serta semangat yang
tinggi,

Patch

terus

mengorganisir

mahasiswa-mahasiswa

lainnya

dan

dengan

berusaha

gagasan

dan

mempengaruhi
metode

yang

dimilikinya. Patch berkata: A doctors mission should be not just to


preventh death, but also to improve the quality of life. Artinya bahwa misi
seorang dokter tidak hanya mencegah pasien supaya tidak meninggal,
tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, buatlah seorang
pasien merasa dihargai dan bermartabat. Patch berpedoman pada
peningkatan kualitas hidup bukan perpanjangan hidup. Patch banyak
berkomunikasi dengan pasien dengan tujuan membuat pasien tertawa
agar

pasien

dapat

meningkatkan

kualitas

kesehatannya.

Metode

pengobatan yang dilakukan Patch sangat ditentang oleh para dokter dan
profesor yang merasa Patch mengabaikan metode yang biasa mereka
jalankan.

Pada

tingkat

1,

mahasiswa

dilarang

untuk

berhubungan

langsung dengan pasien tetapi pengalaman nya dengan Rudy, Patch


berusaha untuk mencari peluang agar dapat berhubungan langsung
dengan

pasien

untuk

menerapkan

metode

sekaligus

membuktikan

metodenya secara ilmiah. Patch pun menghalalkan segala cara agar dapat
berhubungan langsung dengan pasien, karena menghindari agar tidak
ketahuan Dean Walcott (Kepala Rumah Sakit yang juga Dekan Universitas)
Patch pun tidak sengaja masuk ke bangsal anak-anak penderita kangker,
Patch melihat muka mereka sangat pucat, rambut mereka pun sudah ada
yang botak, wajah mereka sayu dan mereka hanya terbaring lemas di
tempat tidur. Lalu Patch mendekati seorang anak, kemudian ia tersenyum
dan menyapa dengan mimik muka lucu. Anak ini pun tertawa dan anakanak lain yang ada di bangsal tersebut mendengar dan menoleh ke arah
mereka. Patch kemudian spontan melucu meniru seorang badut dengan
memakai pipet karet yang dibentuk dan dipakai di hidung dia. Semua

anak-anak disana pun tertawa dan bersorak-sorak, mereka tertawa


dengan terpingkal-pingkal sampai melompat-lompat diatas kasur mereka.
Para perawat rumah sakit serta rekan kampusnya sangat antusias
melihat tindakan Patch yang memberi kemudahan sekaligus pejaran baru
bagi mereka dalam upaya untuk menyembuhkan pasien. Lama-kelamaan
tindakanya tersebut pun diketahui oleh dokter (yang juga dosen di
kampusnya) hingga akhirnya dia dilarang dan diberi sanksi karena telah
mengganggu pasien dan membuat onar di rumah sakit. Namun ia tidak
menyerah begitu saja, Patch mulai mencari dukungan dari mahasiswa
seangkatannya dan para dosen untuk bisa mendukung misinya, dengan
bermodal

prestasi

dan

kebaikan

yang

ia

miiki,

akhirnya

ia

pun

mendapatkan dukungan tersebut. Pelbagai cara telah dilakukan oleh Patch


dan teman-teman di kampusnya agar dapat menjalankan misinya
tersebut. Namun lagi-lagi hal tersebut pun akhirnya diketahui oleh pihak
kampus. Dan dia pun diancam akan dikeluarkan dari kampus(DO) dengan
alasan melanggar peraturan kampus.
Patch pun menyadari ruang pergerakannya semakin kecil dan
membuat Patch tidak leluasa untuk bertindak. Patch pun melihat pasienpasien dirumah sakit yang ingin berobat perlu mengisi form yang dirasa
ia perlu dihilangkan karena membutuhkan waktu yang lama. Padahal
keadaan pasien sangat darurat. Dengan semangat yang membara dan
cita-cita untuk membantu orang lain dan alasan tersebut maka dia pun
mendapat ide untuk membangun sebuah tempat penampungan kepada
pasien yang membutuhkan bantuan medis. Kemudian ide itu pun terwujud
berkat bantuan sang Arthur (orang yang ia temui di rumah sakit jiwa).
Dengan bantuan sang Arthur Patch pun akhirnya dapat membuka tempat
pengobatan gratis serta mengorganisir teman-teman kuliahnya untuk
bergabung dan secara sukarela membantu memberikan pelayanan
kesehatan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu.
Seiring berjalannya waktu banyak pasien berdatangan untuk
mendapatkan

pengobatan

gratis.

Sampai

pada

akhirnya

karena

kebanyakan pasien yang mereka tangani persediaan obat-obatan mulai


kekurangan. Sehingga mereka harus mencuri dari rumah sakit tanpa
sepengetahuan dokter. Namun aksi mereka pun akhirnya diketahui oleh

dokter, dan lagi-lagi mereka dituduh melanggar peraturan kampus karena


membuka tempat praktek tanpa izin. Tindakan Patch tersebut diketahui
oleh pihak kampus dan harus menanggung semua resiko atau sanksi dari
kampus dan ternyata terancam DO (Drop Out) dari kampus.
Untuk dapat mempertahankan dan dapat melanjutkan study, dia
meminta dukungan dari pihak kampus. Adams meminta arsip hasil study
untuk dijadikan pertimbangan disidang pemecatannya karena prestasi
yang sangat bagus agar dapat memberikan peluang baginya untuk dapat
melanjutkan studynya, kemudian permintaannya dikabulkan oleh pihak
kampus, beberapa hari kemudian sidangpun dilangsungkan. Dalam sidang
tersebut, Patch memberikan penjelasan secara rasional dan sangat ilmiah,
sehingga Dewan Senator kampus tidak menemukan alasan pemecatan
sehingga tidak mempunyai alasan yang kuat untuk memberikan hukuman
kepada Adams, hasilnya Patch Adams tidak jadi dikeluarkan oleh kampus.
Akhirnya tiga tahun kemudian Patch merengkuh gelar dokter
dengan predikat lulusan terbaik dan membuka praktik yang dijalani
bersama rekan-rekannya selama 12 tahun dan merawat lebih dari 15.000
pasien tanpa pembayaran dengan asurans malpraktek dan fasilitas
normal. Patch Adams membeli tahan seluas 42,5 hektar di Virginia Barat
dan membangun Rumah Sakit Gensundheit dan sekarang lebih dari 1000
dokter mendaftarkan diri untuk belajar praktik dan bergabung Patch
Adams di rumah sakit tersebut.
Banyak pesan moral yang didapat dari film ini, if you treat a
disease, you win, or you lose. You treat a person, I guarantee you, youll
win, no matter what the outcome. Artinya rasa iba atau rasa untuk
menolong akan menghasilkan sesuatu yang lebih.

You might also like