You are on page 1of 5

ALAT-ALAT REHABILITASI MEDIK

1. Micro Wave Diathermy (MWD)

Micro Wave Diathermy (MWD) merupakan suatu alat sebagai pengobatan yang
menggunakan stessor fisis berupa energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus bolakbalik ber-frekuensi 2450 MHz dengan panjang gelombang 12,25 cm.

Produksi dan Penerapan

Pada dasarnya prinsip dari produksi gelombang mikro


sama dengan arus listrik bolak-balik frekwensi tinggi yang
lain. Tetapi untuk memperoleh frekwensi yang lebih tinggi
lagi diperlukan valve (tabung khusus) yang disebut
magnetron dan magnetron ini memerlukan waktu untuk
pemanasan, ini dibuat secara normal sehingga unit ini tidak
dapat di aplikasikan sampai unit ini cukup panas. Arus dari
mesin mengalir ke elektrode melalui co-axial cabel. Co-axial kabel ini menghantarkan arus
listrik ke sebuah area dimana gelombang mikro dipancarkan. Area ini dipasang suatu
reflektor yang dibungkus dengan bahan yang dapat meneruskan gelombang elektromagnetik.

Efek Fisiologis

a. Perubahan panas
1) Reaksi lokal jaringan
a) Meningkatkan metabolisma sel-sel lokal 13% tiap kenaikan temperatur 1C.
b) Meningkatkan vasomotion sphincter sehingga timbul homeostatik lokal dan akhirnya
terjadi vasodilatasi lokal.
2) Reaksi general
Kemungkinan dapat terjadi kenaikan temperatur, tetapi perlu dipertimbangkan karena
penetrasinya dangkal 3 cm dan aplikasinya lokal.
b. Jaringan ikat
Dapat meningkatkan elastisitas jaringan ikat, seperti jaringan collagen, kulit, otot, tendon,
ligament dan capsul sendi akibat menurunnya viskositas matrik jaringan tanpa menambah
panjang matrik, tetapi terbatas pada jaringan ikat yang letak kedalamannya 3 cm.
c. Jaringan otot
Meningkatkan elastisitas jaringan otot dan menurunkan tonus otot lewat normalisasi
nocisensorik.

d. Jaringan syaraf
Meningkatkan elastisitas pembungkus jaringan syaraf, meningkatkan konduktivitas syaraf
serta meningkatkan nilai ambang rangsang.

Efek Terapeutik

a. Nyeri, hipertonus dan gangguan vascularisasi


Menurunkan nyeri, normalisasi tonus otot melalui efek sedatif, serta perbaikan
metabolisme.
b. Gangguan konduktivitas dan treshold jaringan syaraf
Apabila elastisitas dan treshold jaringan saraf semakin membaik, maka konduktivitas
jaringan. Ini dimaksudkan sebagai persiapan sebelum pemberiam latihan
c. Penyembuhan luka pada jaringan lunak
Meningkatkan perbaikan jaringan secara fisiologis.
d. Kontraktur jaringan lemak
Dengan peningkatan elastisitas jaringan lemak, maka dapat mengurangi proses kontraktur
jaringan. Ini dimaksudkan sebagian persiapan sebelum pemberian latihan.

Kontra Indikasi

Kontra indikasi dari MWD yaitu: pemakaian implant pacemaker, adanya logam dalam
jaringan dan permukaan jaringan, gangguan pembuluh darah, gangguan sensibilitas,
pendarahan, CA dengan metafase, jaringan yang banyak cairan dan malignant tumor serta
trombosis vena.
2. Parallel Bar

Alat bantu jalan untuk pasien-pasien dengan gangguan berjalan, baik itu karena stroke,
paraparese, HNP, dll. Alat ini menggunakan 2 jenis bahan besi stainless stell dan besi biasa.
Ketinggian alat ini bisa diatur dengan mudah.

3. Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS)

> Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS) merupakan suatu cara penggunaan
energi listrik guna merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif
untuk merangsang berbagai tipe nyeri
> Pada TENS mempunyai bentuk pulsa : Monophasic mempunyai bentuk gelombang
rectanguler, trianguler dan gelombang separuh sinus searah; biphasic bentuk pulsa
rectanguler biphasic simetris dan sinusoidal biphasic simetris; pola polyphasic ada rangkaian
gelombang sinus dan bentuk interferensi atau campuran.
> Pulsa monophasic selalu mengakibatkan pengumpulan muatan listrik pulsa dalam jaringan
sehingga akan terjadi reaksi elektrokimia dalam jaringan yang ditandai dengan rasa panas dan
nyeri apabila penggunaan intensitas dan durasi terlalu tinggi.

Tujuan pemberian TENS


Memeilhara fisiologis otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi fungsi otot, modulasi nyeri
tingkat sensorik, spinal dan supraspinal, menambah Range Of Motion (ROM)/mengulur
tendon, memperlancar peredaran darah dan memperlancar resorbsi oedema
Frekuensi Pulsa
Frekuensi pulsa dapat berkisar 1 200 pulsa detik.
Frekuensi pulsa tinggi > 100 pulsa/detik menimbulkan respon kontraksi tetanik dan
sensibilitas getaran sehingga otot cepat lelah
Arus listrik frekuensi rendah cenderung bersifat iritatif terhadap jaringan kulit sehingga
dirasakan nyeri apabila intensitas tinggi. Arus listrik frekuensi menengah bersifat lebih
konduktif untuk stimulasi elektris karena tidak menimbulkan tahanan kulit atau tidak bersifat
iritatif dan mempunyai penetrasi yang lebih dalam.
Penempatan Elektroda
Di sekitar lokasi nyeri : Cara ini paling mudah dan paling sering digunakan, sebab metode
ini dapat langsung diterapkan pada daerah nyeri tanpa memperhatikan karakter dan letak
yang paling optimal dalam hubungannya dengan jaringan penyebab nyeri
Dermatome :Penempatan pada area dermatome yang terlibat, Penempatan pada lokasi
spesifik dalam area dermatome, Penempatan pada dua tempat yaitu di anterior dan di
posterior dari suatu area dermatome tertentu
Area trigger point dan motor point
Indikasi TENS
Kondisi LMNL(Lower Motor Neuron Lesion) baru yang masih disertai keluhan nyeri,
kondisi sehabis trauma/operasi urat saraf yang konduktifitasnya belum membaik, kondisi
LMNL kronik yg sdh terjadi partial/total dan enervated muscle, kondisi pasca operasi tendon
transverse, kondisi keluhan nyeri pada otot, sebagai irritation/awal dari suatu latihan, kondisi
peradangan sendi (Osteoarthrosis, Rheumathoid Arthritis dan Tennis elbow), kondisi
pembengkakan setempat yang belum 10 hari
Kontra Indikasi TENS
Sehabis operasi tendon transverse sebelum 3 minggu, adanya ruptur tendon/otot sebelum

terjadi penyambungan, kondisi peradangan akut/penderita dlm keadaan panas


Prosedur TENS
Tingkat analgesia-sensoris : frekuensi 50-150 Hz, durasi pulsa <200 (60-100) mikrodetik
Tingkat analgesia untuk rasa nyeri : frekuensi 150 Hz, durasi pulsa >150 mikrodetik
Persipan pasien (kulit harus bersih dan bebas dari lemak, lotion, krim dll), periksa sensasi
kulit, lepaskan semua metal di area terapi, jangan menstimulasi pada area dekat/langsung di
atas fraktur yg baru/non-union, diatas jaringan parut baru, kulit baru.
4. Static Bicycle

Pemberian static bicycle adalah untuk menjaga meningkatkan kekuatan otot- otot
disekitar paha, lutut dan betis. Pemberian static bicycle ini sangat baik untuk penderita OA
karena dapat melenturkan sendi dan menjaga stabilitas sendi.
Dosisnya bisa disesuaikan dengan kemampuan pasien. Setiap
pagi adalah waktu yang sangat teoat untuk melakukan latihan
ini dengan teknik dan arahan yang benar. Latihan dengan
static bicycle dilakukan dengan setting lutut ekstensi saat
pedal sepeda berada di bawah. Tingkat beban diatur bertahap
mulai dari minimal sampai sedang. Latihan dilakukan 5
menit dengan beban ringan selama 2 hari, kemudian beban
dinaikkan dan waktu ditambah 5 menit. Setiap peningkatan level dilatih selama 3 hari sampai
waktu latihan 20-30 menit.

You might also like