You are on page 1of 2

ANALISA KASUS

Morbili adalah penyakit akut yang sangat menular, disebabkan oleh infeksi virus yang
umumnya menyerang anak. Morbili mermiliki gejala klinis khas yaitu terdiri dari 3 stadium
yang diawali dari masa tunas berlangsung kira kira 10-12 hari,masing-masing stadium
mempunyai ciri khusus:

(1) stadium prodromal dengan gejala pilek dan batuk yang

meningkat dan ditemukan enantem pada mukosa pipi (bercak Koplik), faring dan peradangan
mukosa konjungtiva, (2) stadium erupsi yaitu keluamya ruam mulai dari belakang telinga
menyebar ke muka, badan, lengan dan kaki dengan didahului dengan suhu badan yang
meningkat, (3) stadium akhir atau stadium penyembuhan adalah disaat ruam menjadi
menghitam dan mengelupas.
Analisa dari anamnesis pada pasien An. EP ditemukan gejala yang sesuai dengan
gejala klinik yang sering ditemui pada pasien morbili. Pada pasien morbili, biasanya pasien
datang ke dokter dengan keluhan utama muncul ruam pada kulit yang timbulnya dimulai dari
belakang telinga lalu keseluruh tubuh. Gejala tersebut menunjukan pasien sedang dalam
stadium erupsi. Diagnosis semakin dapat ditegakan dengan pengakuan ibunya bahwa pasien
belum diimunisasi campak.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan ruam ruam makulopapuler di seluruh tubuh. Dan
pasien mengaku gatal. Oleh karena itu, pasien diberikan bedak salisyl untuk mengurangi
keluhannya. Hari ketiga penggunaan bedak salisyl, ruam menjadi kehitaman dan tidak gatal
lagi.
Pada pemeriksaan penunjang tidak begitu ditemukan hasil yang spesifik untuk
menegakan diagnosa morbili, tetapi pemeriksaan ini bisa digunakan untuk menyingkirkan
diagnosis banding. Seharusnya pasien diperiksa serologi untuk didapatkan IgM spesifik tetapi
tidak dilakukan di RSUD Cibinong.
Tata laksana pada pasien ini adalah pemberian vitamin A, karena pasien berumur 4
tahun maka diberikan dengan dosis 200.000 IU dan diberikan 2 kali selama 2 hari. Karena
pasien juga mengeluh batuk, maka diberikan ambroxol untuk mengurangi batuknya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa diagnosis morbili dapat ditegakkan secara klinis,
sedangkan pemeriksaan penunjang sekedar membantu. Prognosis ad vitam, ad fungsionam,
dan ad sanatonium pada pasien ini bonam karena dapat sembuh sendiri, pengobatan hanya
membantu agar mencegah komplikasi.

Dari hasil follow up, pasien yang awalnya terdiagnosa morbili stadium erupsi setelah
tiga hari perawatan mengalami perubahan menjadi morbili stadium konvalesen. Pasien
dianjurkan untuk meningkatkan asupan makanannya karena berat badan pasien 10 kg
sedangkan berat badan ideal pasien adalah 16 kg.

You might also like