You are on page 1of 2

Infeksi situs operasi merupakan komplikasi yang sering terjadi pada prosedur operatif.

Infeksi situs operasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu infeksi pada insisi
superfisial, infeksi pada insisi dalam, dan infeksi pada organ. Infeksi pada insisi superfisial dapat
dengan tuntas diatasi oleh pembukaan sederhana dan drainase dengan perawatan insisi lokal.
Sementara itu, infeksi pada insisi dalam perlu debridemen dan terapi antibiotik adjuvan. Dan
infeksi pada organ memerlukan intervensi pembedahan. Meskipun demikian, dalam beberapa
kasus infeksi ini dapat menjadi persisten dengan manifestasi sebagai luka insisi yang tidak
menyembuh secara kronik, dan pada evaluasi mikrobiologi hasil kulturnya adalah negatif. Kedua
hal ini disebabkan oleh adanya bakteri dalam konfigurasi biofilm. Bakteri biofilm adalah
kumpulan mikroorganisme yang melekat pada benda asing atau substrat jaringan. Biofilm telah
dibuktikan dalam hubungannya dengan berbagai bahan implan seperti kateter pada bedah saraf,
katup jantung dan prosthesis ortopedi. Biofilm merupakan substansi menyerupai perekat yang
secara permanen memfiksasi mikroorganisme pada permukaan padat dan sulit dieradikasi
dengan menggunakan antimikrobial. Mikroorganisme pada biofilm berbeda dengan
mikroorganisme yang bergerak bebas karena mikroorganisme biofilm tidak bisa dieradikasi
dengan mudah seperti mikroorganisme yang bergerak bebas. Seluruh implan buatan pada tubuh
manusia akan mengalami resiko untuk infeksi biofilm. Fiksasi mikroorganisme pada peralatan
medis memiliki hubungan yang kuat dengan media pertumbuhan, permukaan, serta
mikroorganisme yang berkaitan (Kathju et al, 2015; Barsoumian et al, 2015; Cole et al, 2014;
Kathju et al, 2014; Donlan, 2002).
Infeksi oleh bakteri biofilm dapat mengganggu fungsi dari sawar/barrier kulit. Barrier
kulit yang rusak dapat berfungsi seperti sebuah portal terbuka yang memungkinkan terjadinya
infeksi lebih lanjut dan komplikasi penyembuhan luka. Bakteri biofilm dapat menginduksi miR146a dan miR-106b, dimana miRNA mempunyai sasaran protein tight junction dari kelompok
protein ZO yang mana dibutuhkan dalam fungsi sawar/barrier kulit. Apabila miRNA dapat
dihambat maka dapat mengembalikan fungsi sawar/barrier kulit (Roy et al, 2014).
Terdapat empat sifat biofilm yang memiliki dampak besar pada perkembangan penyakit
infeksi. Yang pertama, pelepasan sel atau biofilm dapat menyebabkan infeksi sistemik atau
saluran kemih atau dapat menyebabkan pembentukan emboli (berhubungan dengan platelet,
fibrin, dan eritrosit). Kedua, sel- sel pada biofilm memiliki kemampuan untuk mentransfer
plasmid untuk resistensi. Hal ini merupakan penyebab utama mengapa biofilm resisten terhadap
sebagian besar antimikroba dan desinfektan. Ke tiga adalah pembentukan endotoksin oleh
bakteri gram negatif. Endotoksin terbentuk pada saat bakteri mati dan materi intraselulernya
terlepas keluar. Bakteri gram negatif pada biofilm dapat membentuk endotoksin yang dapat
melewati membran dialisis pada pasien-pasien yang menjalani hemodialisis. Hal ini tentu
menjadi masalah. Yang ke empat adalah resistensi biofilm terhadap sistem imunitas host karena
EPS yang dihasilkan oleh bakteri akan menghambat aktivitas fagositik makrofag

1. Barsoumian, Alice et al (2015).Clinical infectious outcomes associated with


biofilm-related bacterial infections: a retrospective chart
review.http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4458033/pdf/12879_201
5_Article_972.pdf
2. Donlan RM (2002) , Biofilms: Survival Mechanisms of Clinically Relevant
Microorganisms, 2002 Apr. Available from:
http://www.cdc.gov/ncidod/eid/vol15no2/donlan.htm
3. Kathju, Sandeep et al (2014).Bacterial Biofilms on Implanted Suture Material
Are a Cause of Surgical Site Infection.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4195429/pdf/sur.2013.016.pdf
4. Kathju, Sandeep et al (2015).Direct Demonstration of Bacterial Biofilms on
Prosthetic Mesh after Ventral Herniorrhaphy.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4363916/pdf/sur.2014.026.pdf
5. Roy, Sashwati (2014).Mixed-species Biofilm Compromises Wound Healing by
Disrupting Epidermal Barrier Function.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4380277/pdf/nihms-587205.pdf

6. Cole, Stephanie et al (2014).Catheter-Associated Urinary Tract Infection


by Pseudomonas aeruginosa Is Mediated by Exopolysaccharide-Independent Biofilms.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3993445/

You might also like