You are on page 1of 37

Latar Belakang Survey Pemetaan Topografi

Latar Belakang
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi
dalam pemanfaatan sumber daya alam, maka kebutuhan informasi geografi
suatu wilayah dalam skala yang lebih detail merupakan suatu hal yang
sangat penting dan sangat mendesak untuk disegerakan pengadaannya.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka pihak-pihak yang
berkepentingan dengan adanya kebutuhan akan informasi yang lebih detail
tentang kondisi topografi suatu daerah dengan terpaksa mengadakan survey
dan pemetaan sendiri berhubung tertinggalnya atau terlambatnya Indonesia
dalam memetakan seluruh wilayahnya untuk peta skala besar.
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan
bumi/tanah yang dinyatakan dengan garis ketinggian (kontur)
memperlihatkan unsur-unsur asli atau alam dan unsur-unsur buatan
manuasia seperti jalan, bangunan, sungai, saluran dan lain sebagainya
diatas muka bumi ini. Unsur-unsur tersebut dapat dikenal (diidentifikasi) dan
pada umumnya diusahakan untuk diperlihatkan pada posisi sebenarnya.
Peta topografi disebut juga sebagai peta umum (bersifat umum) sebab
dalam peta topografi tersebut unsur-unsur yang disajikan bukan hanya satu
jenis saja, tetapi justru dicoba untuk menyajikan semua unsur yang ada pada
permukaan bumi ini. Penyajian tersebut sudah tentu dengan
memperhitungkan skala. Jadi peta topografi dapat digunakan untuk
bermacam-macam tujuan. Peta topografi dikenal sebagai peta dasar yang
digunakan sebagai sarana perencanaan umum untuk suatu pekerjaan
perencanaan pemgembangan suatu wilayah.

Struktur Organisasi Survey Pemetan Topografi


Struktur Organisasi Survey Topografi
Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan dibuat dengan tujuan untuk
menata dan mengatur pola kerja secara efektif dan efisien.
Sebelum tim pelaksana lapangan mulai bekerja, volume pekerjaan dan jenis
kegiatan yang akan dilaksanakan telah diperhitungkan/diperkirakan. Dengan
demikian struktur organisasi proyek yang efektif, efisien telah dideskripsikan
secara jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing personil serta
hubungan kerja antara satu dengan lainnya. Selanjutnya saat pelaksanaan
pekerjaan pengukuran dan kegiatan-kegiatan lainnya, dilakukan koordinasi
baik dalam organisasi pelaksana sendiri maupun dengan Pemilik pekerjaan
dan Pimpinan setempat.
1.

2.

3.
4.

Tim pelaksana yang terlibat dalam pekerjaan ini adalah :


Tenaga Ahli Geodesi
Tenaga ahli Geodesi sekaligus Team Leader adalah penanggung jawab
pekerjaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pembuatan
laporan akhir.
Surveyor (Asisten Geodetic)
Merupakan tenaga pelaksana lapangan dan mengawasi pekerjaan studio
dimana secara struktural dibawah pengawasan atau koordinasi team Leader
tetapi tidak membawahi tenaga yang terlibat pengolahan data.
Asisten Surveyor
Merupakan tenaga pelaksana lapangan dan mengawasi pekerjaan tenaga
lokal.
Data processing
Data Processing diwajibkan yang mempunyai latar belakang pendidikan
geodesi, agar dapat menganalisasi kesalahan yang disebabkan dalam
pekerjaan. Data processing merupakan pelaksana untuk editing dan proses
pembuatan peta digital hingga pembuatan peta garis dalam bentuk hard
copy.

Manfaat Pekerjaan Survey Pemetaan Topografi


Manfaat Pekerjaan Survey Topografi
1. Peran Seorang Surveyor

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Seorang surveyor profesional memiliki satu atau lebih kegiatan yang


dilakukan di atas atau di bawah permukaan tanah/ laut dan dapat dilakukan
dalam hubungan dengan para profesional lainnya. Berikut fungsi dari
seorang surveyor di lapangan;
Penentuan ukuran dan bentuk bumi, pengukuran dari semua data yang
diperlukan untuk menentukan ukuran, posisi, bentuk, dan kontur pada setiap
bagian bumi dan memantau setiap perubahan.
Penentuan posisi objek/titik pada sebuah ruang dan waktu serta posisi dan
pemantauan bentuk fisik, struktur dan pekerjaan yang berada di atas atau di
bawah permukaan bumi
Pengembangan, pengujian dan kalibrasi sensor, peralatan dan sistem untuk
pekerjaan Survei
Perolehan dan penggunaan informasi tata ruang dari jarak dekat, udara dan
citra satelit dan proses-proses yang dapat dilakukan secara otomatis.
Penentuan dari posisi batas-batas tanah masyarakat atau pribadi, termasuk
batas-batas nasional dan internasional, dan pendaftaran lahan tersebut
dengan pihak yang berwenang
Perencanaan dan pembentukan system informasi geografis (GIS) suatu
daerah dan mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, mengelola,
menampilkan dan menyebarkan data.
Menganalisis, menyajikan dan menggabungkan objek tata ruang dan
fenomena pada GIS, termasuk visualisasi dan komunikasi seperti data dalam
peta, model dan perangkat mobile digital
Studi tentang lingkungan alam dan sosial, pengukuran tanah dan sumber
daya alam laut. Penggunaan data tersebut berguna untuk perencanaan
pembangunan di perkotaan, daerah pedesaan dan regional.
Perencanaan, pengembangan dan pembangunan kembali sebuah kawasan
seperti; perkotaan, pedesaa, maupun perumahan.
Pengkajian nilai dan pengelolaan sebuah kawasan seperti; perkotaan,
pedesaa, maupun perumahan.
Perencanaan, pengukuran dan pengelolaan pada pekerjaan konstruksi,
termasuk rencana anggaran biaya.

Dalam melaksanakan tugas diatas, surveyor harus mempertimbangkan


aspek hukum, ekonomi, lingkungan, dan sosial yang relevan sehingga proyek
tetap berjalan secara normal. Pekerjaan mengukur tanah dan pemetaan
(Survei dan pemetaan) meliputi pengambilan/ pemindahan data-data dari
lapangan ke peta atau sebaliknya.
Pengukuran yang akan dipelajari dibagi bagi dalam pengukuran mendatar
dari titik titik yang terletak diatas permukaaan bumi , dan pengukuran tegak
guna mendapatkan beda tinggi antara titik titik yang diukur diatas
permukaan bumi yang tidak beraturan ,yang pada akhirnya dapat digambar
diatas bidang datar (Peta). Ilmu ukur tanah merupakan ilmu sebagai dasar
dalam melaksanakan pekerjaan survey atau ukur mengukur tanah.Dalam
bidang teknik sipil, meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk semua proyek
pembangunan, seperti perencanaan dan pembuatan gedung, jembatan,
jalan, saluran irigasi. Sedangkan dalam bidang pertanian untuk perncanaan
proyek seperti : pembukaan lahan baru, saluran irigasi dll.
2. Tujuan Pekerjaan Survei
Secara umum tujuan pekerjaan survey adalah untuk :
a. Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda diatas permukaan bumi
b. Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda diatas
atau dibawah suatu bidang yang berpedoman pada bidang permukaan air
laut tenang
c. Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta luasnya
d. Menentukan panjang, arah dan posisi dari suatu garisyang terdapat diatas
permukaan bumi yang merupakan batas dari suatu arealtertentu.
3. Manfaat pekerjaan survei dan pemetaan yang ditemui dalam kehidupan
a. Pengukuran untuk mencari luas tanah
Luas tanah sangat diperlukan untuk keperluan jual beli, penentuan pajak,
dan untuk perencanaan pengembangan daerah, rencana jalan, rencana
pengairan dan rencana transmigrasi
b. Pengukuran untuk mengetahui beda tinggi tanah
Sebelum suatu bangunan didirikan , maka terlebih dahulu harus diketahui
tinggi permukaan tanah dan rencana meratakan tanahnya sehingga dapat
dihitung seberapa tanah yang gigali dan berapa banyak urugan yang
diperlukan serta untuk menentukan peil suatu bangunan yang akan
dibangunan untuk pedoman ketinggian lantai dan sebagainya.
c. Pengukuran untuk pembuatan peta
Untuk memberi petunjuk berapa jauh antara tempat A ke tempat B maka
kita harus membuat sket jalan dari tempat A ke tempat B. Gambar sket
tersebut walaupun tidak sempurna dinamakan peta.
Untuk praktisnya pemerintah mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten
, propinsi bahkan setiap Negara mempunyai ganbar daerahnya yang disebut

peta. Peta tersebut harus digambar berdasarkan hasil pengukuran tanah,


baik pengukuran secara teoritis maupun secara fotogrametrik.
d. Pengukuran untuk merencanakan bangunan
Bila akan mendirikan rumah , maka harus ada ijin bangunan dari dinas
pertanahan atau dinas pekerjaan umum. Pada setiap rencana pembangunan
daerah , pembuatan jalan, rencana irigasi terlebih dahulu tanah yang akan
dibangunan harus diukur dan disahkan oleh pemerintah daerah. Disamping
hal tersebut pekerjaan ukur tanah merupakan hal sangat penting dalam
merencana bangunan karena dapat memudahkan menghitung rencana
biaya.

Persiapan Survey Pemetaan Topografi


Persiapan Survey Topografi
Kegiatan rencana persiapan pekerjaan survey pengukuran topografi, meliputi
:
1. Persiapan Administrasi
Persiapan administrasi antara lain berupa :
a. surat tugas personil pelaksana, surat izin survai
b. hal-hal lain-lainnya yang diperlukan
2. Persiapan Peralatan Survey
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai harus ditentukan terlebih dahulu
peralatan yang akan digunakan. Peralatan yang digunakan harus memenuhi
spesifikasi teknis yang ada sehingga data pengukuran memenuhi kriteria
yang diinginkan (telah dikalibrasi)
Peralatan yang harus dipersiapkan antara lain :
a. Alat ukur Total Station yang mempunyai ketelitian pembacaan sudut
terkecilnya 1 (satu) detik dan akurasi pengukuran jaraknya 5 + 3 ppm serta
perlengkapannya
b. Prisma target
c. Statif
d. Kompas (Shunto), GPS Handheld
e. Form kertas pencatatan pengukuran
f. Meteran jalan
g. HT (untuk komunikasi di lapangan)
h. Komputer (hardware dan software) + printer ukuran A3
i. Kamera

j.

Perlengkapan lapangan

3. Persiapan teknik
Persiapan teknik, antara lain berupa :
a. penyediaan peta kerja
b. penyediaan deskripsi titik ikat planimetris dan ketinggian yang telah ada di
lokasi atau di sekitar lokasi pemetaan
c. orientasi lapangan
d. pemeriksaan kondisi fisik serta pemeriksaan kebenaran koordinat
planimetris dan ketinggian titik ikat yang akan digunakan
e. penetapan titik ikat planimetris dan ketinggian yang akan digunakan
f. penentuan letak base camp
g. perencanaan jalur pengukuran
h. perencanaan letak pemasangan patok tetap
i. penyediaan patok tetap utama dan patok tetap bantu
j. penyediaan patok sementara
k. perencanaan sistem pemberian nomor patok sementara dan nomor patok
tetap
l. penyediaan alat ukur yang sesuai dengan ketelitian yang telah ditetapkan
m. kalibrasi alat ukur
n. penyediaaan alat hitung
o. penyediaan formulir data ukur dan formulir data hitungan
p. penyediaan tabel deklinasi untuk tahun pelaksanaan pengamatan matahari
q. persiapan lain yang diperlukan
4. Persiapan Managerial
Persiapan manajerial, antara lain berupa :
a. pembuatan jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan bila pekerjaan pengukuran
dan pemetaan teristris sungai merupakan bagian kegiatan dari satu paket
pekerjaan desain, jadwal pelaksanaan pekerjaan supaya dibuat dua macam,
yaitu jadwal pelaksanaan keseluruhan kegiatan dan jadwal pelaksanaan
kegiatan pengukuran dan pemetaan teristris sungai
b. pembuatan struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan, yang dilengkapi
dengan status serta nama-nama personil pelaksana
c. pemberian pengarahan dan pemahaman pada personil pelaksana
d. penyusunan laporan pendahuluan
e. hal-hal lain yang diperlukan

Flow Chart Prosedur Survey Pemetaan Topografi

Penyajian Hasil Pekerjaan Survey Pemetaan Topografi


Penyajian Hasil Kerja
Pembuatan laporan dilakukan untuk memberikan gambaran hasil
pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui
kondisi areal pekerjaan secara umum, informasi lainnya yang berkaitan
dengan pekerjaan survey dan pemetaan.
Data-data yang diserahkan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan adalah :
a. Satu berkas laporan tertulis tentang pelaksanaan pekerjaan
b. Print out peta topografi skala 1 : 1.000
c. Peta topografi dalam bentuk softcopy dengan menggunakan software
Autocad (file dwg)
d. Data asli hasil pengukuran
e. Data hasil perhitungan dalam bentuk softcopy dan hardcopy
f. Koordinat topografi (Easting, Northing, Elevation, Code)
g. Foto dan deskripsi Bench Mark

Penyajian Hasil Pekerjaan Survey Pemetaan Topografi


Penyajian Hasil Kerja
Pembuatan laporan dilakukan untuk memberikan gambaran hasil
pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui
kondisi areal pekerjaan secara umum, informasi lainnya yang berkaitan
dengan pekerjaan survey dan pemetaan.
Data-data yang diserahkan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan adalah :
a. Satu berkas laporan tertulis tentang pelaksanaan pekerjaan
b. Print out peta topografi skala 1 : 1.000
c. Peta topografi dalam bentuk softcopy dengan menggunakan software
Autocad (file dwg)
d. Data asli hasil pengukuran
e. Data hasil perhitungan dalam bentuk softcopy dan hardcopy
f. Koordinat topografi (Easting, Northing, Elevation, Code)
g. Foto dan deskripsi Bench Mark

Contoh Laporan Data


Peta Situasi Contour

Long Section and Cross Section

Cut and Fill Report

Prosessing Data Pengukuran

Software yang kami gunakan :


- AutoCAD Civil 3D Land Desktop Companion 2009
- AutoCAD CIvil 3D 2015

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Standar Operasional
Persiapan Survey Topograf
1. Persiapan administrasi
Persiapan administrasi antara lain berupa :
a. surat tugas personil pelaksana, surat izin survey
b. hal-hal lainnya yang diperlukan
2. Persiapan peralatan survey
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai harus ditentukan terlebih dahulu
peralatan yang akan digunakan. Peralatan yang digunakan harus memenuhi
spesifikasi teknis yang ada sehingga data pengukuran memenuhi kriteria
yang diinginkan (telah dikalibrasi)
Peralatan yang harus dipersiapkan antara lain :
a. Alat ukur GPS geodetik base rover
b. Alat Total Station
c. Prisma stick pole
d. Statif
e. Controller GPS
f. Kompas (Shunto), GPS Handheld
g. Form kertas pencatatan pengukuran
h. Meteran jalan
i. HT (untuk komunikasi di lapangan)
j. Kamera
k. Perlengkapan safety lapangan (wearpack, sepatu proyek, helmet, serung
tangan, kacamata)
3. Persiapan teknik
Persiapan teknik, antara lain berupa :
a. penyediaan peta kerja
b. penyediaan deskripsi titik ikat planimetris dan ketinggian yang telah ada di
lokasi atau di sekitar lokasi pemetaan
c. pemeriksaan kondisi fisik serta pemeriksaan kebenaran koordinat
planimetris dan ketinggian titik ikat yang akan digunakan
d. penetapan titik ikat planimetris dan ketinggian yang akan digunakan
e. orientasi lapangan
f. perencanaan jalur pengukuran
g. perencanaan letak pemasangan patok tetap
h. penyediaan patok tetap dan patok sementara
i. perencanaan sistem pemberian nomor patok tetap dan nomor patok
sementara
j. penyediaan alat ukur yang sesuai dengan ketelitian yang telah ditetapkan
k. penyediaan alat hitung
l. penyediaan formulir data ukur dan formulir data hitungan

m. persiapan lain yang diperlukan


4. Persiapan managerial
Persiapan manajerial, antara lain berupa :
a. pembuatan jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan jadwal pelaksanaan
keseluruhan kegiatan pengukuran
b. pembuatan struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan, yang dilengkapi
dengan status serta nama-nama personil pelaksana
c. pemberian pengarahan dan pemahaman pada personil pelaksana
d. penyusunan laporan pendahuluan
e. hal-hal lain yang diperlukan

Lingkup Kerja Survey Topograf


1. Pemasangan patok
a. Patok sementara
- Semua patok sementara yang digunakan dibuat dari kayu dengan ukuran
tertentu
- Setiap patok sementara dipasang masing-masing dengan letak dan jarak
yang diperhitungkan terhadap kebutuhan pengukuran kerangka horizontal
peta, kerangka vertikal peta, detail situasi, dan penampang melintang
- Semua patok sementara yang dipasang dicat dengan warna, diberi paku di
atasnya, serta diberi nomor secara urut, jelas, dan sistematis
b. Patok tetap
- Semua patok tetap utama yang digunakan dibuat dari beton bertulang
dengan ukuran yang telah disepakati
- Patok tetap utama dipasang berpasangan dua patok di sepanjang tepi
setiap jarak 1 km
- Letak pemasangan patok tetap utama dipilih pada kondisi tanah yang stabil,
aman, dan tidak mengganggu atau terganggu oleh lalu lintas yang ada
- Semua patok tetap utama diberi nama, dan nomor pemasangannya.
2. Pengukuran Kerangka Horisontal Peta
Dari hasil perencanaan pada peta kerja akan didapatkan jumlah jalur poligon,
jumlah loop poligon, jumlah BM yang dipasang, perkiraan jumlah jarak
poligon, serta penetapan jumlah jalur poligon utama dan poligon cabang,
sehingga pada dasarnya untuk pengukuran kerangka dasar horisontal
terdapat dua jenis pekerjaan poligon yaitu :
a. Pengukuran Poligon Utama
b. Pengukuran Poligon Cabang
a. Pengukuran Poligon Utama
Pengukuran poligon utama, digunakan sebagai kerangka acuan untuk
mendapatkan kerangka dasar horizontal (X,Y,Z) yang mempunyai keandalan
ukuran, dimana keandalan ukuran tersebut dinyatakan oleh ketelitian

penutup sudut dan ketelitian linier jaraknya. Karena poligon utama


merupakan titik dasar teknik maka diperlukan persyaratan tertentu pada
pelaksanaan pengukurannya.
Pengukuran poligon utama dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
- Pengukuran poligon utama ini menggunakan alat ukur theodolit yang
mempunyai ketelitian pembacaan terkecilnya 1 (satu) detik
- Untuk memperkecil salah penutup sudut, pengukuran panjang sisi polygon
diusahakan mempunyai jarak yang relatif jauh (minimum 50 m)
- Dihindari melakukan pengukuran sudut lancip (< 60o) yang dapat
memperbesar kesalahan penutup sudut
- Guna memperkecil kesalahan penempatan target prisma tinggi tripod/kaki
tiga target depan akan menjadi tinggi tripod alat pada perpindahan alat
kesisi polygon berikutnya
- Pengukuran poligon dilakukan tertutup atau terikat sempurna
- Toleransi salah penutup sudut maksimum adalah 10n, dimana n adalah
jumlah titik pengamatan/polygon (dimungkinkan melakukan kesalahan
pengukuran sudut tidak lebih dari 10 detik dikali akar dari jumlah titik
pengamatan/polygon)
- Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/10.000 (dimungkinkan
melakukan kesalahan pengukuran jarak tidak lebih dari 1 meter untuk setiap
jarak 10 km)
- Jalur pengukuran poligon utama serta arah dan letak tiap sudut yang diukur
harus dibuat sketsanya
- Setiap lembar formulir data ukur poligon utama harus ditulis nomor
lembarnya, nama pekerjaan, nama pengukur, alat yang digunakan, merek
dan nomor seri alat yang digunakan, tanggal dan tahun pengukuran, dan
keadaan cuaca pada saat melakukan pengukuran
b. Pengukuran Poligon Cabang
Maksud dilakukan pengukuran poligon cabang adalah untuk pengikatan titiktitik detail ditengah-tengah areal pengukuran yang jauh dari jalur poligon
utama hingga dengan adanya titik-titik poligon cabang akan memperbanyak
cakupan titik detail yang ada di lapangan.
Pengukuran poligon cabang dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
- Pengukuran sudut dan jarak menggunakan alat ukur yang sama dengan
pengukuran poligon utama
- Jalur pengukuran poligon cabang melalui semua patok, yaitu dimulai dari
salah patok tetap utama kemudian berakhir di patok tetap utama yang lain
- Poligon cabang dibuat pada setiap jarak 50 meter
- Pengukuran poligon cabang menggunakan metode terikat sempurna,
diikatkan pada titik kerangka dasar/poligon utama
- Pengukuran beda tinggi untuk poligon cabang/cut lines dilakukan dengan
cara trigonometris
- Toleransi salah penutup sudut maksimum adalah 20n, dimana n adalah
jumlah titik pengamatan/poligon

Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/5.000


Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 40 mm D, (D = jumlah panjang jarak
jalur pengukuran dalam kilometer), kecuali pada jalur dimana diletakkan
posisi BM toleransinya 20 mm D
Jalur pengukuran poligon cabang serta arah dan letak tiap sudut yang diukur
harus dibuat sketsanya
Sudut arah poligon cabang menggunakan azimut poligon utama
Setiap lembar formulir data ukur poligon cabang harus ditulis nomor
lembarnya, nama pekerjaan, nama pengukur, alat yang digunakan, merek
dan nomor seri alat yang digunakan, tanggal dan tahun pengukuran, dan
keadaan cuaca pada saat melakukan pengukuran

3. Pengukuran Kerangka Vertikal Peta


Kerangka vertikal peta diukur dengan metode waterpasing memanjang yaitu
sebagai berikut :
- Jalur pengukuran waterpasing harus melalui semua patok poligon
- Alat ukur waterpas yang digunakan harus jenis automatic level
- Setiap akan melakukan pengukuran harus terlebih dahulu dilakukan kalibrasi
alat ukur waterpas
- Pelaksanaan pengukuran waterpasing harus dilakukan secara pergi-pulang
- Rambu ukur yang digunakan harus mempunyai interval skala yang benar
- Pada pengukuran setiap slag, usahakan agar alat ukur waterpas selalu
berdiri di tengah- tengah di antara kedua rambu ukur
- Setiap pembacaan rambu ukur harus dilakukan pada ketiga benang, yaitu
benang atas, benang tengah, dan benang bawah
- Jalur pengukuran waterpasing dan arah pembacaan tiap slag dibuat
sketsanya
- Selisih antara jumlah beda tinggi hasil pengukuran pergi dengan jumlah
beda tinggi hasil pengukuran pulang dalam tiap seksi harus 8 mm D, dengan
pengertian bahwa D adalah panjang seksi dalam satuan km
- Setiap lembar formulir data ukur waterpasing ditulis nomor lembarnya,
nama pekerjaan, nama pengukur, alat yang digunakan, merek dan nomor
seri alat yang digunakan, tanggal dan tahun pengukuran, dan keadaan cuaca
pada saat melakukan pengukuran
4. Pengukuran Situasi dan Detail Topografi
Pengukuran situasi dilakukan dengan metode grid, yaitu sebagai berikut :
- Pengukuran situasi dilakukan dengan cara trigonometris dengan alat total
station
- Akurasi alat yang digunakan minimal 30
- Setiap akan melakukan pengukuran harus terlebih dahulu dilakukan kalibrasi
- Prisma target yang digunakan harus memiliki interval tinggi yang benar
- Pengukuran harus diikatkan pada titik-titik poligon utama dan poligon
cabang
- Pengukuran jalan dilakukan pada kedua sisinya dengan kerapatan maksimal
50 meter

Pengukuran sungai dilakukan pada tepi atas, tepi bawah dan as dengan
kerapatan maksimal 50 meter
Jumlah detail unsur situasi yang diukur betul-betul representatif, oleh sebab
itu kerapatan letak detail harus selalu dipertimbangkan terhadap bentuk
unsur
Setiap lembar formulir data ukur detail situasi harus ditulis nomor
lembarnya, nama pekerjaan, nama pengukur, alat yang digunakan, merek
dan nomor seri alat yang digunakan, tanggal dan tahun pengukuran, dan
keadaan cuaca pada saat melakukan pengukuran

5. Pengukuran penampang melintang


Pengukuran penampang melintang dilakukan dengan metode tachymetri
yaitu sebagai berikut :
- Jarak antarpenampang melintang yang diukur bergantung pada kegunaan
gambar penampang melintang tersebut
- Total station yang digunakan mempunyai ketelitian 30
- Setiap akan melakukan pengukuran terlebih dahulu dilakukan kalibrasi
- Target prisma yang digunakan harus memiliki tinggi interval yang benar
- Batas pengambilan detail di areal tepi kiri dan di areal tepi kanan
tergantung pada kegunaan gambar penampang melintang tersebut
- Jumlah dan kerapatan letak detail yang diukur harus dipertimbangkan pula
terhadap skala gambar penampang melintang yang akan dibuat
- Setiap detail penampang melintang yang diukur tidak boleh terbalik antara
letak sebelah kiri dan kanan
- Setiap lembar formulir data ukur penampang melintang harus ditulis nomor
lembarnya, nama pekerjaan, nama pengukur, alat yang digunakan, merek
dan nomor seri alat yang digunakan, tanggal dan tahun pengukuran, dan
keadaan cuaca pada saat melakukan pengukuran

Pembuatan Peta

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Pembuatan Peta adalah penggambaran titik-titik kerangka dasar pengukuran


dan titik-titik detail yang dinyatakan dengan penyebaran patok, BM, titik-titik
ketinggian dan obyek-obyek lainnya yang dianggap perlu dalam suatu areal
pekerjaan. Penggambaran areal pekerjaan diproyeksikan pada bidang datar
dengan skala 1 : 100, Interval kontur 0,5 meter, ukuran lembar peta A1.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penggambaran peta antara
lain :
Judul peta project
Peta lokasi project
Arah utara peta
Legenda
Garis kontur dengan interval 0.5 meter (sesuai kebutuhan)
Gambar situasi : jalan, bangunan, sungai, rawa, alur, dll.
Bench Mark (BM)

h. Garis dan angka grid dengan interval 50 meter


i. Penampang memanjang (long section) dan penampang melintang (cross
section)

Pelaporan Hasil Kerja Akhir

a.
b.
c.
d.
e.

Pembuatan laporan dilakukan untuk memberikan gambaran hasil


pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui
kondisi areal pekerjaan secara umum, informasi lainnya yang berkaitan
dengan pekerjaan survey dan pemetaan.
Data-data yang diserahkan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan adalah :
Satu berkas laporan tertulis tentang gambaran umum pelaksanaan
pekerjaan
Print out peta situasi pengukuran skala 1 : 100 dengan ukuran kertas A1
Data asli hasil pengukuran atau koordinat topografi (Easting, Northing,
Elevation)
Photo dan deskripsi Bench Mark
Photo dokumentasi kegiatan pengukuran topografi

Bench Mark (BM)

Foto Contoh BM

Foto Contoh BM

Foto Contoh BM
Benchmark adalah titik yang telah mempunyai koordinat fixed, dan
direpresentasikan dalam bentuk monumen/patok di lapangan. Benchmark
memiliki fungsi penting pada kegiatan survey, yaitu sebagai titik ikat yang
mereferensikan posisi obyek pada suatu sistem koordinat global.
Untuk mendukung efisiensi dalam pengelolaan suatu area situasi, maka
keberadaan benchmark sangat bermanfaat untuk :
1.
Untuk memastikan bahwa area situasi pengukuran berada dalam
wilayah konsesi yang diijinkan oleh Pemerintah.
2.
Mengintegrasikan area-area situasi pengukuran yang terpisah ke dalam
satu sistem koordinat global.
3.
Dalam melakukan pengukuran benchmark, kami menggunakan metode
penentuan posisi dengan teknologi Global Positioning System (GPS) yang
memiliki akurasi sampai dengan level subcentimeter. Selain metode
pengukuran yang tepat, desain persebaran titik-titiknya juga Kami
perhatikan, karena hal tersebut sangat berpengaruh pada hasil survey
secara keseluruhan.
Penjelasan Pemasangan Bench Mark (BM)

1.
Sebelum dilakukan pengukuran, dilakukan pemasangan patok sebagai
sarana penyimpan informasi koordinat hasil pengukuran.
2.
Monument bench mark (BM), patok CP (concrete point) dan patok kayu
pengukuran.
3.
Bench mark (BM) di pasang di sepanjang ruas jalan yang di ukur pada
setiap interval jarak 1 KM.
4.
Di setiap pemasangan BM harus disertai pemasangan patok CP sebagai
pasangan untuk mendapatkan azimuth pada pekerjaan stake_out tahap
pelaksanaan.
5.
Pemasangan BM untuk jalan exsisting sebaiknya di pasang di kiri jalan
dan CP di kanan jalan searah dengan jalur pengukuran dengan posisi saling
tampak satu sama lain.

You might also like