You are on page 1of 11

Sumber 1 : http://ritaelfianis.

com/metode-seleksi-dalam-pemuliaan-tanaman/
Seleksi dalam pemuliaan tanaman dilakukan dengan tujuan pemilihan genotipe untuk dijadikan
sebagai tetua pada pembentukan populasi dasar dan pemilihab individu suatu tanaman atau galur
dilakukan untuk meningkatkan karakter populasi dan peciptaan varietas baru.

Metode seleksi pada tanaman


menyerbuk sendiri
1. Seleksi Massa (Mass Selection)
Seleksi ini menggunakan suatu populasi yang ditanam diareal yang cukup luas. Cara
pemilihannya bisa dilakukan dengan seleksi massa positif dan seleksi massa negatif. Seleksi
massa positif dilakukan dengan cara memilih individu-individu tanaman yang sesuai dengan
tujuan pemuliaan. Sedangkan seleksi massa negatif dilakukan dengan cara membuang atau
menyingkirkan tanaman yang menyimpang dari sifat-sifat yang dikehendaki.
2. Seleksi Tanaman Individual
Pada seleksi ini tanaman yang terpilih secara individual dipanen secara terpisah dan diberi nomor
sendiri untu bahan pertanaman musim berikutnya. Seleksi ini sering disebut dengan seleksi galur
murni (pure line breeding).
3. Seleksi kombinasi

Pemilihan secara pedigree

Pemilihan secara bulk

Metode persilangan kembali

Metode single seed descent

Persilangan kompleks

Metode seleksi pada tanaman menyerbuk silang


1. Seleksi massa
Seleksi massa pemilihannya berdasarkan pada individu tanaman dan penilainya didasarkan pada
fenotipe. Yang dijadikan bahan seleksi yaitu populasi kawin acak yang memperhatikan asal
gamet jantan. Efisiensi seleksi massa bergantung pada kecermatan menilai fenotipe supaya bisa
mencerminkan nilai genotipe.
2. Seleksi tongkol ke baris (ear to row selection)
Metode seleksi ini dikenal juga dengan seleksi saudara tiri (half sibs) karena tanaman hanya
diketahui induk bentinanya. Seleksi ini penilaiannya berdasarkan pada penampakan keturunan
dan efektif pada karakter yang memiliki heritabiltasnya tinggi dan tidak efektif untuk karakter
yang memiliki heritabiltas rendah.
3. Seleksi daur ulang

Seleksi daur ulang fenotipe

Seleksi berdasarkan pada fenotipe individu tanaman dan tidak menggunakan uji keturunan.

Seleksi ulang untuk daya gabung umum

Seleksi ini dilakukan untuk menilai daya gabung umum tanaman yang dipilih tanaman yang
dipilh dari populasi dasar.

Seleksi daur ulang untuk daya gabung khusus

Seleks ini menggunakan galur murni atau keturunan persilangan dua galur murni sebagai tester.

Seleksi daur ulang untuk resiprok

Seleksi ini dilakukan berdasarkan uji keturunan untuk mengevaluasi galur mengenai kemampuan
daya gabung umum dan khusus

Sumber 2 : http://coridamayanti.blogspot.co.id/2012/02/macam-macam-tahap-seleksi-padatanaman.html
macam-macam tahap seleksi pada tanaman
Seleksi massa
Seleksi massa (dalam pemuliaan tanaman) atau seleksi individu (dalam pemuliaan hewan) adalah
salah satu metode seleksi yang tertua untuk memilih bahan tanam yang lebih baik pada generasi
berikut. Dalam program pemuliaan, seleksi ini juga merupakan yang paling sederhana dan
banyak pemulia hanya mengandalkan nalurinya dalam menjalankan metode ini, meskipun dasar
ilmiah untuk pelaksanaannya sudah tersedia.
Dalam praktik sehari-hari, pemulia mengamati penampilan fenotipe setiap individu dalam suatu
populasi lalu memilih individu yang akan dipelihara keturunannya kelak. Praktek yang demikian
juga disebut seleksi massa positif. Seleksi massa negatif (disebut juga roguing) juga dapat
dilakukan, terutama untuk memelihara kemurnian sifat suatu populasi: individu-individu yang
menyimpang dari penampilan normal dibuang.
Kalangan pemuliaan tanaman menamakan seleksi massa karena biasanya cara seleksi ini
dilakukan terhadap ukuran populasi yang besar dalam pertanaman di ladang. Pemuliaan hewan
mengistilahkan sebagai seleksi individu karena seleksi didasarkan atas dasar penampilan
individu, bukan kerabat dari individu tersebut.
Kemajuan seleksi dalam seleksi massa adalah yang terbesar dari semua metode seleksi yang ada,
namun harus memperhatikan beberapa hal. Latar belakang lingkungan harus dipertimbangkan
dalam melakukan seleksi massa karena seleksi didasarkan dengan fenotipe. Masalah lainnya
adalah apabila suatu sifat tidak dapat diamati langsung pada suatu individu, seperti produksi susu
per hari dari sapi pejantan. Untuk mengatasinya, metode seleksi berbasis kerabat perlu
dilakukan. Penggunaan seleksi dengan penanda (marker-assisted selection) berpotensi
menghilangkan masalah-masalah ini.
Tujuan seleksi massa:
Memperbaiki populasi secara umum dengan memilih dan mencampur genotipe genotipe
superior.
Kelemahan :
1. Tanaman yang dipilih mungkin tidak homosigot dan akan segregrasi pada generasi berikutnya.
2. Hanya berguna untuk sifat sifat dengan hertabilitas tinggi. Umumnya tidak efisien apabila
ALELE yang akan dihilangkan frekuensinya rendah.
3. Lebih efektif untuk sifat sifat yang terlihat sebelum pembuangan dari sifat sifat yang
terlihat setelah pembuangan.
Contoh tanaman kedelai, gandum, tembakau telah berhasil dengan menggunakan seleksi massa.
Seleksi massa dapat dibedakan menjadi 2 :
1. Seleksi Massa Positip. Dilakukan dengan jalan memilih tanaman yang baik fenotipenya dari
suatu populasi tanaman yang ada. Biji tanaman terpilih untuk ditanam pada generasi / tahun
berikutnya. Tanaman yang tidak terpilih biasanya dipanen untuk konsumsi.

2. Seleksi Massa Negatip. Dilakukan dengan menghilangkan semua tanaman yang tipenya
menyimpang dari tujuan seleksi.
Misal : - tanaman sakit
- tanaman rebah
Apabila Seleksi Massa digunakan sebagai metode seleksi untuk tanaman penyerbuk sendiri maka
mempunyai kelemahan antara lain :
1. Tidak meungkin dapat mengetahui apakah tanaman yang dikelompokkan homosigot /
heterosigot untuk suatu karakter dominan tertentu, jadi seleksi fenotipe harus dilanjutkan untuk
generasi berikut.
2. Lingkungan luar mempengaruhi penampilan tanaman sehingga sulit untuk mengetahui apakah
tanaman yang superior menurut fenotipenya disebabkan faktor genetik atau lingkungan.
Kelebihan dan Kekurangan seleksi Massa
Kelebihan: sederhana dan mudah karena seleksi massa hanya didasarkan penotife tanpa uji
keturunan
Kekurangan:
(1) Oleh karena fenotipe dipengaruhi lingkungan, maka tanaman yang mempunyai fenotipe
baik dan terpilih belum tentu mempunyai genotipe baik,
(2) Tanaman Homosigot dan heterosigot mempunyai fenotipe sama untuk sifat yang
dikendalikan oleh gen dominan
1. Cara pemilihan Tanaman
a. Seleksi massa (mass selection)
- Bentuk paling sederhana dari cara seleksi.
- Populasi ditanam pd suatu areal luas.
- 1. Seleksi massa positif : dipilih tan yg sesuai dg tujuan pemuliaan. Saat panen, dilakukan
pemilihan, kemudian dicampur sbg bhn tan di musim berikutnya. Dst sampai tujuan yg
diinginkan tercapai.
- 2. Seleksi massa negatif : tan dg sifat2 menyimpang disingkirkan. Tan lain dicampur utk
musim tanam berikutnya.
- Dlm praktek, kedua cara ini dilakukan bersama2.
- Isolasi utk mencegah persilangan dari luar

Seleksi galur murni


Untuk memperoleh individu homosigot.
Bahan seleksi adalah populasi yang mempunyai tanaman homosigot
Sehingga pekerjaan seleksi memilih individu yang homosigot tadi.
Pemilihan berdasar Fenotipe tanaman.
Kekurangan dari seleksi lini murni.
1. Seleksi lini murni dapat untuk mendapatkan varietas baru untuk tanaman SPC dan tidak CPC
sebab :
Untuk tanaman CPC perlu banyak tenaga dalam pelaksanaan penyerbukan sendiri.
Menghasilkan lini lini murni bersifat inbred yaitu bersifat lemah antara lain tanaman albino,
kerdil, produksi rendah.
2. Tak ada kemungkinan memperbaharui sifat karakteristik yang baru secara genetis.
3. Varietas yang dihasilkan bersifat homosigot, oleh karena itu kurang beradaptasi diberbagai
macam kondisi ( sifat adaptasinya tak begitu luas ).
Populasi campuran sebagai bahan seleksi berupa :
a. Varietas lokal / land race : varietas yang telah beradaptasi baik pada suatu daerah dan
merupakan campuran berbagai galur.
b. Populasi tanaman bersegregasi : keturunan dari persilangan yang melakukan penyerbukan
sendiri beberapa generasi.
Keuntungan / kebaikan campuran berbagai galur :
1. > Adaptasi pada lingkungan beragam / perubahan lingkungan yang cukup besar sehingga
produksi > baik.
2. Produksi > stabil bila lingkungan berubah / beragam.
3. Ketahanan > baik terutama penyakit.
Kekurangan campuran berbagai galur :
1. Kurang menarik, pertumbuhan tanaman tak seragam.
2. > sulit diidentifikasi benih dalam pembuatan sertifikasi benih.

3. Produksi > rendah dibanding produksi galur terbaik dari campuran tersebut.
Cara-cara seleksi galur murni:
- Tentukan karakter yang digunakan untuk seleksi
- Amati seluruh individu dalam populasi berdasar karakter yang telah dipilih
- Lakukan analisa dari data tersebut
- Lakukan seleksi pada populasi tersebut berdasarkan karakter yang telah dipilih
- Beri tanda pada individu tersebut
- Kumpulkan benih dari masing individu terpilih secara terpisah (satu individu satu kantong)

Seleksi Bulk
- Keturunan F2 sampai F5 tidak mengalami seleksi. Baru pd
F6 dilakukan seleksi.
- Pemilihan secara bulk lebih sederhana, mudah, tidak mahal.
- Perlu areal yg luas
Membuat persilangan membentuk Pop F1
Membentuk Pop F2 yang bersegregasi
Tanaman-2 Pop bersegregasi ditanam tercampur (bulk) sampai F5 / F6
Pada generasi F5 / F6, tananam-2 terbaik dipilih dijadikan galur murni
Masing-2 galur dipanen secara bulk
(digabung), siap diuji daya hasilnya.
Seleksi SSD

Seleksi Single Seed Descent, yaitu satu keturunan satu biji. Pada prinsipnya, individu tanaman
terpilih dari hasil suatu persilangan pada F2 dan selanjutnya ditanam cukup satu biji satu
keturunan. Cara ini dilakukan sampai generasi yang ke-5 atau ke-6 (F5 atau F6). Bila pada
generasi tersebut sudah diperoleh tingkat keseragaman yang diinginkan maka pada generasi
berikutnya pertanaman tidak dilakukan satu biji satu keturunan tetapi ditingkatkan menjadi satu
baris satu populasi keturunan, kemudian meningkat lagi menjadi satu plot satu populasi
keturunan.
Prosedur Single Seed Descent (SSD) mempunyai tujuan mempertahankan keturunan dari
sejumlah besar tanaman F2, dengan mengurangi hilangnya genotip selama generasi segregasi.
Hanya satu biji yang dipanen dari masing-masing tanaman, perkembangan tanaman optimum
dari generasi F2 sampai dengan F4.. Metode seleksi Single Seed Descent (SSD) banyak
dilakukan dalam pemuliaan tanaman kedelai di Amerika Serikat (Fehr, 1978). Metode SSD
Descent mempunyai beberapa keuntungan, sebagi berikut :
1. karena yang ditanam setiap generasi satu biji satu keturunan, dengan sendirinya luas lahan
yang diperlukan jauh lebih sempit.
2. waktu dan tenaga yang diperlukan pada saat panen lebih sedikit, karena populasinya lebih
kecil.
3. pencatatan dan pengamatan lebih mudah dan sederhana.
4. seleksi untuk karakter-karakter yang heritabilitasnya tinggi, misalnya tinggi tanaman, umur,
penyakit dan beberapa aspek kualitas dapat dikerjakan dengan efektif berdasarkan satu tanaman
tunggal.
5. tiap tahun dapat ditanam beberapa generasi, bila keadaan lingkungan dapat dikuasai.
6. hanya diperlukan sedikit usaha dalam memperoleh tipe homozigot untuk karakter-karakter
yang pewarisannya sederhana. Keadaan homozigot cepat tercapai.
7. penanganan persilangan dapat lebih banyak.
Adapun kekurangan dari metode SSD, yaitu pada generasi F2 kemungkinan lebih banyak
tanaman yang superior tidak teramati atau hilang, karena setiap genotip disini hanya mewakili
satu tanaman pada F3 sehingga tidak diketahui identitasnya. Pada metode SSD, setiap tanaman
mulai generasi F2 sampai generasi F6. diambil satu biji dari satu tanaman pada setiap generasi
untuk ditanam pada generasi selanjutnya. Jumlah tanaman dalam populasi F2 sampai F6 akan
tetap atau bisa berkurang karena adanya daya tumbuh benih yang kurang baik. Ciri lain dari
metode SSD, adalah adanya kemungkinan untuk menghasilkan sejumlah besar galur murni pada
areal yang sempit dan tenaga kerja yang terbatas (Fehr, 1987, dikutip dari Ai Komariah).Dengan
cara ini, ia dapat mencapai generasi F6 2 tahun, sebagai lawan 5 tahun sebagai dengan metode
silsilah. Setelah tingkat yang diinginkan homozigositas dicapai, garis kemudian bisa diuji untuk
karakteristik yang diinginkan. Benih tunggal Prosedur Ini adalah prosedur klasik memiliki benih
tunggal dari setiap tanaman, bulking benih individu, dan penanaman keluar generasi berikutnya.
Musim 1: F 2 tanaman tumbuh. Satu F 3 biji per tanaman dipanen dan semua benih bulked.
Kumpulkan sampel cadangan 1 benih / tanaman. Penuh disarankan panen kedelai pod 2-3 seeded
dan menggunakan 1 benih untuk masa tanam dan 1-2 untuk cadangan.
Musim 2: Massal dari F 3 biji ditanam. Satu F 4 biji per tanaman dipanen dan semua benih

bulked. Kumpulkan sampel cadangan 1 benih / tanaman.


Musim 3: Ulangi.
Musim 4: Tumbuh besar dari F 5 benih dan panen tanaman individu secara terpisah.
Musim 5: Tumbuh F 5: 6 baris dalam baris, pilih baris antara baris dan panen yang dipilih secara
massal.
Musim 6: Mulailah pengujian ekstensif dari F 5 baris berasal.

Seleksi pedigri/silsilah
Penggunaan metode seleksi silsilah massa (mass pedigree selection) pada Generasi Seleksi
F3 dan F4 (Dasumiati, 2003) ternyata belum dapat mereduksi keragaman genetik non
aditif, khususnya gen overdominansi, dari dalam keragaman fenotipe. Akibatnya adalah
seleksi yang dilakukan cenderung mempertahankan famili-famili dengan keragaan terbaik
yang didominasi oleh genotipe-genotipe heterozigot pada lokus-lokus yang mengendalikan
keragaman itu.
Oleh sebab itu, dikembangkan metode seleksi silsilah berbasis informasi kekerabatan

(information from relatives), yaitu informasi mengenai gugus individu yang berasal dari
suatu ansestor tunggal, untuk kegiatan seleksi pada Generasi Seleksi F5 (Jambormias et al.,
2004). Harapannya adalah dapat dihasilkannya famili-famili dengan keragaan tinggi dan
keragaman genetik yang rendah untuk sifat produksi biji dan ukuran biji pada Generasi
Seleksi F6.
Penggunaan rancangan genetik yang tepat untuk menguraikan keragaman fenotipe suatu
sifat tanaman atas komponen keragaman genotipe dan keragaman lingkungan dalam suatu
struktur hierarkis kekerabatan famili-famili, diharapkan dapat memaksimumkan pemanfaatan
informasi kekerabatan dalam seleksi. Analisis berbasis informasi kekerabatan ini dapat
menguraikan keragaman fenotipe atas komponen keragaman antarfamili dan intrafamili,
dan dengan menggunakan korelasi nilai pemuliaan sebesar 1 untuk hasil kawin sendiri
(selfing), dapat diduga ragam aditif antarfamili dan intrafamili (Jain, 1982; Falconer dan
Mackay, 1996). Berpadanan dengan metode pendugaan ragam antarfamili dan ragam
intrafamili, analisis berbasis informasi kekerabatan juga dapat memberikan informasi nilai
heritabilitas antarfamili dan intrafamili (Falconer dan Mackay, 1996). Kontribusi
heritabilitas antarfamili yang tinggi dapat meningkatkan keragaan sifat kuantitatif yang diatur
oleh gen aditif.

Sumber 2 : http://slidegur
Penyediaan materi pemuliaan :
A. Domestikasi
Ialah proses pemilihan tanamn yang dikehendaki dari populasi tanaman yang tumbuh liar
untuk dibudidayakan secara menetap dan berlanjut
B. Introduksi
Ialah proses mendatangkan suatu kultuivar tanaman ke suatu wilayah yang baru

Introduksi : mendatangkan tanaman dari tempat yang berbeda (antar kota, antar Negara,
antar ;lembaga)

Penanganan varietas introduksi :


1. Bahan tetua (sumber gen)
2. Koleksi
3. Bahan seleksi
4. Langsung digunakan sebagai varietas baru

C. Hibridisasi
Ialah penggabungan beberapa sifat dengan cara menyilangkan antar tanaman yang
berbeda, bias antar varietas dalam satu spesies atau antar spesies dalam satu genus.
Seleksi

Proses memilih genotip unggul dari populasi yang memiliki keragaman genetik tinggi

Metode seleksi yang diterapkan tergantung pada cara perkembangbiakan tanaman


(generative(sendiri/silang) dan vegetative)

Metode seleksi tanaman menyerbuk sendiri, yaitu : massa, galuir murni, pedigree, bulk,
SSD, backcross

Metode seleksi tanaman menyerbuk silang yaitu : galur murni, nmassa, ear to row,
recurrent selection

Seleksi : melalui penilaian genotip atau populasi untuk dijadikan varietas harapan
Evaluasi dan seleksi

Kegiatan menilai sumber keragaman yang ada serta memilih genotip yang dikehendaki

Seleksi dapat dilakukan sebelum atau setelah kegiatan hibridisasi (rekombinasi)

You might also like