Professional Documents
Culture Documents
KARYA TULIS
Di ajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat wajib bagi Calon
Karyawan Tetap Dalam Masa Percobaan (CKTDMP)
Disusun Oleh :
Mikhael Lyan Lejiu
NPK :12.2.234
Unit Perawatan
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing
NPK:12.00.71
NPK:12.00.57
Mengetahui
NPK: 12.00.51
NPK: 12.00.08
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karna
berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian
dengan judul Gambaran Pengetahuan Petugas Perawatan terhadap Penggunaan
APD (handscoon) dalam Upaya Menurunkan Angka Infeksi Rumah Sakit.
Penulisan Laporan penelitian ini merupakan salah satu syarat utama untuk
menjadi karyawan tetap PT Kaltim Medika Utama.
Dalam penulisan laporan penelitian ini penulis mengalami bebearpa
kesulitan dan hambatan. Namun berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian
ini. Oleh karna itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang tulus kepada :
1.
dr. Nurul Fathoni, M.Kes, selaku Direktur utama PT Kaltim Medika Utama.
2.
dr.Zetta Kristine, M.Kes, Selaku General Manager Rmah Sakit Pupuk Kaltim.
3.
4.
5.
Ibu Susi Wulandari, Amd.Kep. Selaku Kasie Perawatan Rumah Sakit Pupuk
Kaltim.
6.
7.
8.
Yang saya horamati, kedua orang Tua saya yang telah memberikan
dukungan, doa dan nasihat selama ini. Dan kepada Saudara-saudara saya
yang selalu memberikan dukungan kepada saya.
9.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian karya tulis ini.
Penulis menyadari
penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karna itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat mebangaun demi kesempurnaan
penelitian.
Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak demi
menunjang perkembangan dan peningkata mutu pelayanan serta menambah
pengetahuan rekan-rekan Keperawatan di Rumah Sakit Pupuk Kaltim.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMANJUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian .............................................. .................... 4
1.5. Metode Penulisan ...................................................................... 4
1.5.1. Tempat dan Waktu Penulisan ....................................... 4
1.5.2. Populasi dan Sampe ........................................................ 4
1.5.3. Tehnik Pengumpulan Data .............................................. 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori dan Konsep Terkait....................................................... 7
2.1.1. Teori Perilaku................................................................ 7
2.1.2. Pengetahuan .................................................................. 8
2.1.3. Sikap ............................................................................. 10
2.1.4. Precaution ..................................................................... 11
2.1.5. Alat pelindung diri......................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
c. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dan menganalisa data-data yang
penting tentang Rumah sakit yang berhubungan dengan
masalah yang di teliti.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah materi atau kumpulan fakta yang
dikumpulkan sendiri oleh peneliti pada saat berlangsungnya
suatu penelitian (Chandra, 2006:7). Pada penelitian ini
tehnik pengumpulan data yaitu dilakukan dengan tehnik
angket yakni pertanyaan yang diajukan secara tertulis dan
jawaban di isi secara langsung oleh responden sesuai
dengan daftar isian yang diterima, (Budiarto, 2003:54).
Angket yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
tertutup dan merupakan pertanyaan yang dilibatkan
responden
yang
mengacu
pada
variabel
kepatuhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori dan konsep tentang pengetahuan dan
sikap dalam perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Uraian tersebut
terbagi dalam uraian tentang pembentukan perilaku individu dan hubungannya
terhadap pengetahuan dan sikap. Uraian berikutnya menjelaskan tentang
Universal precaution, standart precaution, dan APD dalam praktik keperawatan.
2.1
dan sikap tentang APD. Sednagkan faktor pendukung mengacu pada daya
dukung lingkungan secara fisik meliputi ketersedian alat APD untuk
menunjang perilaku penggunaan APD. Faktor terakhir, faktor pendorong
yaitu daya dukung sumber daya manusia disekitar individu yang selalu
melakukan pengawasan penggunaan APD dalam praktik.
2.1.2 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan
individu terhadap sesuatu yang baru yang dapat berguna bagi individu
tersebut. Pengetahuan juga dapat dikatakan sebagai proses tahu hal baru
yang dapat bermanfaat bagi dirinya. Talbot dalam Potter & perry (2005).
Menjelaskan pengetahuan sebagai suatu informasi.
Setiap perilaku memiliki kemampuan yang berbeda dalam
pengetahuan. Bloom dalam
memahami
sebagai
suatu
tingkatan
individu
dapat
bagian-bagian
dari
pengetahuan
menjadi
suatu
penilaian
dari
evaluasi,
individu
mampu
melakukan
d. Fasilitas
Fasilitas
sebagai
sumber
informasi
yang
dapat
mempengaruhi
setempat
dan
kebiasaan
dalam
keluarga
dapat
2.1.3 Sikap
Sikap individu merupakan bagian dari reaksi individu terhadap
rangsangan yang tidak dapat diamati secara langsung oleh individu. Sikap
sebagai bagian dari perilaku individu yang berupa reaksi tertutup terhadap
stimulus yang ada (Notoadmodjo,2003). Sehingga sikap lebih sering
disebutkan sebagai respon tertutup individu. Dalam teori psikologi, sikap
merupakan suatu keadaan (respon tertutup individu) yang memungkinkan
untuk timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku (Dayakisni &
Hudaniah,2003)
Setiap individu memiliki sikap yang berbeda-beda satu sama lain.
Individu memiliki sikap yang positif ketika individu merasa senang dan
mampu menempatkan dirinya pada tingkatan sikap yang ada (Sarlito,2009).
Individu akan memilik sikap yang negatif jika individu merasa tidak senang
dan menerima stimulus yang ada. Notoadmodjo (2003) menjelaskan bahwa
sikap pada individu terdiri dari empat tingkatan yaitu Menerima, Merespon,
Menghargai dan Bertanggung jawab.
h. Linen
Penangan, transportasi dan pemrosesan linen yang telah dipakai dengan
cara, cegah pajanan pada kulit dan membran mukosa serta kontaminasi
pada pakaian. Cegah penyebaran patogen ke pasien lain dan lingkungan.
i. Pembuangan limbah
Pastikan pengelolaan limbah yang aman, perlakukan limbah yang
terkontaminasi darah, cairan tubuh lainnya sebagai limbah infeksius.
Buang alat sekali pakai dengan benar.
j. Peralatan perawatan pasien
Peralatan yang ternoda oleh darah dan cairan tubuh lainnya harus
diperlakukan sedemikian rupa sehingga pajanan pada kulit, mukosa dan
kontaminasi pada pakaian dan penyebaran patogen ke pasien lain atau
lingkungan dapat dicegah. Bersihkan, desinfeksi dan proses kembali
perlengkapan yang digunakan ulang dengan benar sebelum digunakan ke
pasien lain.
cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh, selaput lendir pasien
dan benda yang terkontaminasi (DepKes RI,2003). Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan sarung tangan meliputi:
a. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah menggunakan
sarung tangan
b. Mengganti sarung tangan jika berganti pasien atau robek.
c. Mengganti sarung tangan sesegera setelah melakukan tindakan.
d. Menggunakan sarung tangan saat menggunkan alat nonkontaminasi.
e. Menggunakan sarung tangan untuk satu prosedur tindakan.
f. Menghindari kontak dengan benda-benda selain dalam tindakan
g. Menghindari penggunaan kembali sarung tangan sekali pakai.
sewaktu
memproses
peralatan
menangani
bahan-bahan
tangan pemeriksaan yang tersedia dan beresiko terpapar oleh darah dan
cairan tubuh cukup tinggi, ganti sarung tangan lebih sering dan
pertimbangkan untuk menggunakan sarung tangan rangkap.
b. Sarung tangan Lateks
Memberikan perlindungan terbaik. Digunakan untuk tindakan bedah
atau untuk pemeriksaan beresiko sedang sampai tinggi terhadap paparan
darah atau cairan tubuh yang mungkin potensial terkontaminasi.
c. Sarung tangan Nitril
Dapat digunakan untuk pemeriksaan atau kegiatan beresiko sedang
sampai tinggi. Sarung tangan nitril mempunyai sifat yang sama dengan
sarung lateks namun lebih tahan terhadap bahan-bahan dari minyak.
kunci
dalam
meminimalkan
penyebaran
penyakit
dan
keamanan pasien dan petugas. Tiga hal penting saat petugas menggunakan
sarung tangan :
1. Perlu untuk menciptakan barrier protektif dan cegah kontaminasi yang
berat, seperti menyentuh darah, cairan tubuh, ekskresi, mukus membran
dan kulit yang tidak utuh.
2. Dipakai untuk mencegah transmisi mikroba ditangan petugas kepada
pasien, saat melakukan tindakan kulit pasien yang tidak utuh atau mukus
membran.
3. Mencegah tangan petugas terkontaminasi dengan microba dari pasien
dan ke pasien lain.
Hal yang Bisa dilakukan bila persediaan sarung tangan terbatas.
Bila sumber daya terbatas dan jumlah sarung tangan yang tidak memadai,
sarung tangan beda sekali pakai (disposible) yang sudah digunakan dapat
diproses ulang dengan cara :
1. Bersihkan dan desinfeksi dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit
2. Dicuci dan dibilas lalu dikeringkan
3. Hanya digunakan pada tindakan yang tidak menembus jaringan tubuh
RI,2003). Kedua jenis alat pelindung diri ini dapat digunakan bersamaan
ataupun terpisah tergantung jenis tindakan yang dilakukan.
Masker bagian dari alat pelindung wajah khususnya untuk
melindungi membran mukosa pada mulut dan hidung perawat ketika
berinteraksi dengan pasien. Masker dianjurkan untuk selalu digunakan
perawat ketika melakukan tindakan dengan semua pasien khususnya pasien
TB (DepKes RI,2003). Hal ini diharapkan dapat melindungi perawat
terhadap transmisi infeksi melalui udara. Secara umum masker dibagi dalam
dua jenis yaitu masker standard dan masker khusus yang dibuat untuk
menyaring partikel-partikel atau mikroorganisme kecil (Rosdhal & Marry,
2008). Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan masker :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
pada bagian wajah (janggut). Masker yang ada terbuat dari bahan katun
ringan, kertas dan kain sintetik yang beberapa diantaranya tahan terhadap
cairan. Masker yang terbuat dari bahan katun dan kertas yang nyaman tetapi
tidak dapat menahan cairan atau efektif sebagai filter. Pada saat melepas
masker pegang bagian talinya karna bagian tengah masker adalah bagian
yang paling terkontaminasi.
Masker dengan efisiensi tinggi merupakan jenis masker khusus
yang direkomendasikan, bila penyaringan udara dianggap penting misalnya
pada perawatan seseorang yang telah diketahui, atau dicurigai menderita flu
burung atau SARS. Masker dengan efisiensi tinggi misalnya N95
melindungi dari partikel dengan ukuran <5 mikro yang dibawa oleh udara.
Sebelum petugas menggunakan masker N95 perlu dilakukan fit test pada
tindakan lain yang terpapar cairan tubuh pasien (DepKes RI, 2003). Gaun
pelindung termasuk juga seragam kerja jika terdapat kotoran yang berasal
dari cairan tubuh pasien harus diganti.
Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau
seragam lain pad saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular melalui droplet/air borne (Kemenkes RI,2011).
Gaun pelindung terdiri dari beberapa macam berdasarkan pada
kegunaan, terdapat dua jenis gaun pelindung yaitu gaun pelindung steril dan
Non steril. Gaun steril digunakan untuk memberikan perlindungan ketika
berada di area steril seperti ruang bersalin, icu, rawat darurat, kamar bedah.
Dan pada tindakan yang membutuhkan prosedur steril. Gaun non steril
digunakan untuk tindakan selain pada tindakan sebelumnya. Perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan perlu mengetahui penggunaan gaun
pelindung secara benar. Penggunaan gaun pelindung secara benar dapat
melindungi perawat dari bahaya infeksi. Hal-hal yang perlu diperhatikan
perawat dalam gaun penggunaan gaun pelindung meliputi (Rosdahl &
Marry, 2008) :
1.
Bagian dalam gaun adalah bersih dan bagian luarnya adalah bagian
yang harus nantinya dijaga (disesuaikan dengan jenis gaunnya).
2.
3.
4.
5.
Setelah
2.1.4.5. Apron
Apron biasa terbuat dari bahan karet dan plastik yang merupakan
penghalang tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas
kesehatan. Petugas harus menggunakan apron di bawah gaun pelindung
ketika melakukan perawatan langsung terhadap pasien, membersihkan
pasien untuk melakukan prosedur dimana ada resiko tumpahan atau
percikan darah atau sekresi. (KemenKes RI,2011)
2.1.4.6. Alas kaki/ Sepatu
Alas kaki merupakan bagian APD yang perlu untuk digunakan.
Alas kaki melindungi perawat atau petugas kesehatan terhadap tumpahan
atau percikan darah maupun cairan tubuh lainnya. Penggunaan alas kaki
juga bertujuan untuk mencegah kemungkinan tusukan benda tajam maupun
kejatuhan alat kesehatan (Depkes RI,2003).
memenuhi APD adalah alas kaki yang menutupi seluruh bagian ujung jari
dan telapak kaki serta terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tahan
terhaadap tusukan (Rosdahl & Marry,2008). Penggunaan alas kaki termasuk
juga sepatu yang dipakai sehari-hari harus memenuhi standar tersebut dan
juga pemakaian sepatu di ruang- ruang khusus, kamar bedah, icu, gawat
darurat dll. (Depkes RI, 2003).
2.2
Kerangka Teori
Faktor internal :
1. Umur
2. intelegensi
Faktor Eksternal :
1.
2.
3.
4.
5.
Pendidikan
Lingkungan
Sosial Budaya
Informasi
Pengalaman
Tingkat Pengetahuan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tahu
Paham
Aplikasi
Analisis
Sintesis
Evaluasi
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan
tujuan
petugas
Pengetahuan ttg :
1. Pengertian APD
2. Fungsi APD
3. Indikasi
penggunaan APD
4. Cara penggunaan
Yang Benar
Tingkat
Pengetahuan
1.
2.
3.
4.
5.
Tahu
Paham
Aplikasi
Sintesis
evaluasi
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang
3.2
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan
3.3
Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik
sampel pada penelitian ini adalah dengan Purposive Sampling. Mula mula
peneliti meneliti tempat yang akan diteliti termasuk juga populasi tempat
tersebut. Kemudian populasi yang ada akan diambil sebagian populasinya
berdasarkan atau dengan pertimbangan yang dibuat atau ditentukan oleh
dimiliki oleh populasi tersebut. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini
adalah perawat yang bekerja di Unit perawatan, dan bersedia menjadi
responden.
Karna jumlah populasi terbatas maka peneliti menggunakan tehnik
purposive sampel (Purposive Sampling). Dimana menurut Margono
(2004:128), dalam pemilihan kelompok subjek dalam Purposive Sampling ,
berdasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut
yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Atas
dasar ini maka peneliti memilih untuk menggunakan tehnik pengambilan
sampel Purposive secara keseluruhan sejumlah 39 sampel / responden.
3.4
Definisi Operasional
Definisi secara operasional mengenai Gambaran pengetahuan
Petugas perawatan terhadap penggunaan APD (handscoen) dalam upaya
menurunkan angka infeksi Rumah Sakit.
Table 1
Definisi Operasional
Variabel
Definisi
Parameter
Alat Ukur
Skala
Skor
Kuisioner
Ordinal
Tinggi 76-
Operasion
al
Pengetahuan
Pengetahua
n
Pengetahuan
tentang petugas
100%
penggunaan terhadap
Sedang
APD
penggunaan
56-75%
(sarung
APD(
Rendah
Tangan) yg handscoen)
<56%
benar
dan a. Pengertian
sesuai
alat
indikasi
pelindung
diri
b. Fungsi
menggunak
an
alat
pelindung
diri.
c. Indikasi
penggunaan
alat
pelindung
diri
d. Cara
penggunaan
yang benar
3.5
Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa sejumlah pertanyaan
1% - 25%
26% - 49%
50%
51% - 74%
75% - 99 %
100%
analisis
univariat.
Analisis
univariat
dilakukan
untuk
1.
P=
x 100%
Keterangan :
P : Prosentase
F : Frekuensi responden untuk setiap pernyataan yang ada
n : Jumlah keseluruhan responden
(Arikunto, 2002)
2.
maka nilai median adalah nilai yang terletak pada posisi median. Jika
banyak sampel berjumlah genap, maka nilai median dihitung dengan
menjumlah nilai yang ada pada posisi yang mengapitnya kemudian dibagi
2. Selanjutnya jika nilai median tersebut telah diketahui, maka data yang
telah terkumpul di olah dan diklasifikasikan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENGAMATAN
LAPANGAN SERTA STANDARISASI
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran lokasi penelitian
Rumah Sakit PT. Kaltim Medika Utama adalah sebuah rumah sakit
swasta di bawah naungan PT. Kalimantan Timur. Rumah sakit ini berlokasi
di jalan oksigen no 1 Bontang.
Rumah sakit ini awalnya adalah sebuah Klinik First Aid untuk Project
Pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur di tahun 1979 yang merupakan cikal
bakal Rumah Sakit Pupuk Kaltim.
Setelah beroperasinya Pabrik Kaltim 1 PT. Pupuk Kalimantan Timur
pada tahun 1981, Rumah Sakit Pupuk Kaltim mejadi sebuah Bagian atau
Departemen Kesehatan dan menempati gedung baru di tahun 1989 yang
diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto yang merupakan Ibu Negara pada saat
itu.
Pada tanggal 10 Agustus 1990 Rumah Sakit Pupuk Kaltim menjadi
rumah sakit swadana. Bernaung dalam bentuk Yayasan, YAYASAN
RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM (YRS). Dengan tujuan melayani
karyawan dan keluarga PT Pupuk Kalimantan Timur pada khususnya dan
masyarakat Bontang pada umumnya.
Motto RS Pupuk Kaltim saat itu adalah :
Kesehatan anda adalah kepedulian kami, kepuasan anda adalah tugas
kami, ramah tanggap dan manusiawi adalah layanan kami.
Dengan semangat melayani Rumah Sakit Pupuk Kaltim terus
berupaya meningkatkan profesionalisme dan berupaya mewujudkan visi
Rumah Sakit Pupuk Kaltim untuk menjadi yang terdepan dalam pelayanan
kesehatan di Kaltim.
2.
3.
2.
3.
3.
4.
5.
6.
semangat dan kwalitas melayani bagi semua pihak yang akan semakin
meningkat.
Visi :
Menjadi Rumah Sakit yang terbaik di Kaltim, didukung SDM yang
berkompeten dan berkomitmen, dengan layanan standar Nasional.
Misi :
1.
2.
3.
4.
Frekuensi
20-35 tahun
36
92,3%
>35 tahun
7,7%
56
100
Jumlah
Frekuensi
Laki-laki
10 org
25,6%
Perempuan
29 org
74,4%
39 org
100
Jumlah
4.2.3 Pendidikan
Tabel 5.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Perawat
Di Rumah Sakit Pupuk Kaltim PT. Kaltim Medika Utama
Tingkat Pendidikan
Frekuensi
S1 Keperawatan
5 org
12,8%
D3 Keperawatan
25 org
64,1%
SMA
9 org
23,1%
39
100
S2 Keperawatan
Jumlah
4.2.4 Profesi
Tabel 5.4 : Distribusi Responden Berdasarkan profesi petugas perawatan Di
Rumah Sakit Pupuk Kaltim PT. Kaltim Medika Utama
Profesi
Frekuensi
Perawat
30 org
76,9 %
Pekarya
6 org
15,4%
Cleaner
3 org
7,7%
39 org
100
Jumlah
4.1.3 Pengetahuan
Tabel 5.5 : Distribusi Pengetahuan Responden atau Petugas Perawatan Di
Rumah Sakit Pupuk Kaltim PT. Kaltim Medika Utama
Pengetahuan
Frekuensi
Baik
29 org
74,4%
Cukup
10 Org
25,6%
39 Org
100
Jumlah
sebagai
sumber
informasi
yang
dapat
mempengaruhi
setempat
dan
kebiasaan
dalam
keluarga
dapat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Penulis dapat menyimpulkan beberapahal sebagai berikut, yang didasarkan
atas penelitian yang dilakukan terhadap responden dari Petugas yang bekerja di
Unit Perawatan Rumah Sakit Pupuk Kaltim Bontang, yaitu antara lain :
5.1.1 berdasarkan karakteristik petugas perawatan di unit perawatan rata berusia
20-35 tahun dengan persentase 92,3%, karakteristik berdasarkan jenis
Kelamin terbanyak yaitu perempuan dengan jumlah 29 orang dengan
persentase 74,4%. Berdasarkan pendidikan responden terbanyak adalah
DIII keperawatan berjumlah 25 orang dengan persentase 64,1%.
Berdasarkan pekerjaan Jumlah dominan yaitu Profesi perawat berjumlah
30 orang dengan persentase 76,9%.
5.1.2 Berdasarkan Pengetahuan, dari hasil penelitian
Tingkat Pengetahuan
Saran
Melihat hasil Kesimpulan maka saran-saran yang dapat diusulkan sebagai
Berikut :
5.2.1
5.2.2
petugas dalam menggunakan APD (sarung tangan ) sesuai dengan indikasi guna
mencegah atau menurunkan angka resiko infeksi rumah sakit. Rumah sakit juga
dapat melakukan refreshing secara berkala terhadap petugas perawatan untuk
penggunaan APD yang baik dan benar sesuai dengan indikasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Kepada Yth.
Bapak/ Ibu/ Saudara/ i Calon Responden
Di Tempat
Dengan Hormat.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
NPK
: 12.2.234
Adalah perawat di Unit perawatan Dahlia atau perawatan III Rumah Sakit
Pupuk Kaltim Bontang, yang sedang melakukan penelitian berjudul Gambaran
Pengetahuan Petugas Perawatan Terhadap Penggunaan Apd (Handscoen) Dalam
Upaya Menurunkan angka infeksi rumah sakit Di Rumah Sakit Pupuk Kaltim
Bontang Tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
pengetahuan petugas kesehatan di unit perawatan terhadap penggunaan APD
(sarung tangan). Partisipasi yang diharapkan dari responden adalah mengisi
lembar
pertanyaan
yang
diberikan.
Informasi
yang
diberikan
dijamin
kerahasiannya.
Atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Bontang , Desember 2014
Lampiran 2
GAMBARAN PENGETAHUAN PETUGAS PERAWATAN
TERHADAP PENGGUNAAN APD (HANDSCOEN)
DALAM UPAYA MENURUNKAN ANGKA INFEKSI RUMAH SAKIT
1. Kuisioner A
Isilah pertanyaan pertanyaan dibawah ini dengan lengkap.
1.
2.
3.
4.
5.
:
:
:
:
:
2. Kuisioner B
a. Bacalah pertanyaan dengan seksama sebelum mengisi.
b. Isilah pertanyaan berikut dengan cara memberikan tanda checklist ()
pada pilihan jawaban yang tersedia dengan jawaban yang anda anggap
paling sesuai.
Pengisian dengan cara (Benar) = B
(Salah) = S
NO
1
2
3
4
5
6
7
PERTANYAAN
JAWABAN
BENA SALAH
R
8
9
10
11
12
13
14
3. Kuisioner C
a. Bacalah pertanyaan dengan seksama sebelum mengisi.
b. Petunjuk pengisian kuisioner berikut dengan memberikan tanda
CheckList () pada kolom jawaban yang tersedia sesuai dengan
jawaban yang anda anggap paling sesuai.
1. Sangat Setuju (SS)
2. Setuju (S)
No.
1
2
3
4
5
6
7
PERTANYAAN
Hanya menggunakan sarung tangan jika
disediakan oleh Rumah Sakit
Saya hanya menggunakan sarung tangan jika
diawasi oleh perawat senior
Saya hanya menggunakan sarung tangan
hanya atau ketika melakukan tindakan invasif
Saya mengganti sarung tangan jika berganti
pasien
Saya harus tetap menggunakan sarung tangan
saat melakukan pengoplosan obat
Saya menolak menggunakan masker karna
membatasi komunikasi saya
Saya menggunakan sarung tangan hanya ketika
disediakan
JAWABAN
SS S KS TS
8
9
10
Lampiran 3
Karakteristik petugas perawatan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Jenis
kelamin
Perempuan
Perempuan
Perempuan
perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
perempuan
perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
>35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
>35 tahun
>35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
S1
S1
S1
S1
S1
D3
D3
D3
D3
D3
D3
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
D3
D3
D3
D3
D3
D3
D3
D3
D3
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Prakarya
Prakarya
Cleaner
Cleaner
Cleaner
Prakarya
Prakarya
Prakarya
Prakarya
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
perempuan
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
20-35 tahun
D3
D3
D3
D3
D3
D3
D3
D3
D3
D3
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Perawat
Pengetahuan
No
Pengetahuan
Nilai
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Baik
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Cukup
Baik
Cukup
Cukup
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
78,57
64,28
78,57
71,42
78,57
85,71
85,71
78,57
85,71
92,85
85,71
78,57
71,42
85,71
71,42
71,42
85,71
92,85
92,85
85,71
100
100
92,85
85,71
78,57
78,57
78,57
92,85
85,71
Tingkat pengetahuan
1. Baik (100-75)
2. Cukup (76-56)
3. Kurang (< 56)
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Baik
Baik
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
Baik
Baik
92,85
85,71
71,42
71,42
64,28
71,42
78,57
78,57
78,57
85,71
Statistics
1. Pengetahuan
N
Valid
Missing
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Minimum
Maximum
39
0
1,2564
1,0000
1,00
,44236
1,00
2,00
Pengetahuan
Frequency Percent
Valid Baik
29
74,4
Cukup
10
25,6
Total
39
100,0
Valid
Percent
74,4
25,6
100,0
Cumulative
Percent
74,4
100,0
Statistics
2. JenisKelamin
N
Valid
Missing
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Minimum
Maximum
39
0
1,2564
1,0000
1,00
,44236
1,00
2,00
JenisKelamin
Frequency Percent
Valid perempuan
29
74,4
Laki-laki
10
25,6
Total
39
100,0
Valid
Cumulativ
Percent
e Percent
74,4
74,4
25,6
100,0
100,0
Statistics
3. Pendidikan
N
Valid
Missing
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Minimum
Maximum
39
0
1,8974
2,0000
2,00
,59802
1,00
3,00
Pendidikan
Frequency Percent
Valid SMA
9
23,1
D3
25
64,1
S1
5
12,8
Total
39
100,0
Valid
Percent
23,1
64,1
12,8
100,0
Cumulative
Percent
23,1
87,2
100,0
Statistics
4. Pekerjaan
N
Valid
Missing
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Minimum
Maximum
39
0
2,6923
3,0000
3,00
,61361
1,00
3,00
Pekerjaan
Frequency Percent
Valid Cleaner
3
7,7
Prakarya
6
15,4
Perawat
30
76,9
Total
39
100,0
Valid
Cumulative
Percent
Percent
7,7
7,7
15,4
23,1
76,9
100,0
100,0
Statistics
5. Usia
N
Valid
Missing
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Minimum
Maximum
39
0
1,0769
1,0000
1,00
,26995
1,00
2,00
Usia
Frequency Percent
Valid 20-35 tahun
36
92,3
>35 tahun
3
7,7
Total
39
100,0
Valid
Cumulative
Percent
Percent
92,3
92,3
7,7
100,0
100,0
Lampiran 4
1. Sarung tangan Nitril