You are on page 1of 41

TUMOR

KELENJAR
PAROTID
MOHAMAD NIZWAN SHAM

ANATOMI
KELENJAR
PAROTIS

ANATOMI

Batas-Batas Glandula Parotidea

Batas superficial: nodi lymphoidei parotidei, fascia,


n.auricularis magnus, dan kulit.

Batas superior : meatus acusticus eksternus dan facies


posterior articulation temporomandibularis.

Batas posteromedial : processus mastoideus,


M.sternocleidomastoideus, selubung carotis a.carotis
interna, v.jugularis interna, n.vagus, n.glossopharyngeus,
n.acessorius, n.hypoglossus, dan n.facialis.

Batas anteromedial: pinggir posterior ramus mandibula,


articulation temporomandibularis, m.masseter dan
m.pterygoideus medialis. Glandula ini menempel pada
dinding faring.

Terdiri dari : lobus


superfisialis dan lobus
profunda
Dipisahkan oleh N.fasialis
Perdarahan berasal dari
a.karotis eksterna
Serabut saraf
parasimpatis lewat saraf
glosofaringeus

TUMOR
PAROTID

Definisi
Kata tumor berasal dari bahasa
Latin tumere yang artinya
membengkak.

Tumor
Parotis
Pertumbuhan baru suatu jaringan
dengan multiplikasi sel-sel yang
tidak terkontrol dan
progresif/neoplasma.

Epidemiologi
Insidens tumor kelenjar
liur di Amerika ialah 1.5
kasus setiap 100,000
orang. Dijangkakan 700
kematian terjadi akibat
tumor kelenjar liur
pertahun.Tumor kelenjar
liur sering terjadi pada
usia dekade ke-6.

Epidemiologi
Tumor kelenjar liur
sering terjadi pada usia
dekade ke-6. Tumor
maligna biasanya terjadi
pada usia di atas 60
tahun dan tumor
benigna pada usia di
atas 40 tahun. Tumor
jinak lebih sering pada
wanita tetapi tumor
maligna terdistribusi
rata pada wanita dan
laki-laki

Faktor Risiko

Paparan radiasi,

Faktor merokok,

Infeksi,

Pekerjaan (penata rambut dan pekerja salon),

Nutrisi, genetik (Brooke-Spiergler syndrome,


nominantly inherited trichoepithelioma) dan

faktor lingkungan (paparan serbuk gergaji,


pestisida, dan bahan kimia untuk industri kulit).

Klasifikasi dan Jenis


1.

Klasifikasi Histopatologi WHO/ AJCC

Benign

Malignant

Plemorphic Adenoma ( Mixed Mucoepidermoid Carcinoma


Benign Tumor)
Warthins Tumor

Adenoid Cystic Carcinoma

Oncocytoma

Adenocarcinoma

Monomorphic Adenoma

Acinic Cell Carcinoma


Malignant Mixed Tumor
Epidermoid Carcinoma

2. Sistem Klasifikasi Tumor Kelenjar Saliva

T (tumor)

TX :

Tumor primer tidak dapat dinilai

T0 :

Tidak ada bukti tumor primer

T1 :

Tumor 2 cm tanpa ekstensi ekstraparenkim

T2 : Tumor > 2 cm, 4 cm tanpa ekstensi


ekstraparenkim
T3 :
T4a:

Tumor > 4 cm atau adanya ekstensi ekstraparenkim


Tumor menyerang kulit, mandibula, saluran telinga,
saraf facial atau beberapa struktur yang lain

T4b
: Tumor menyerang dasar tengkorak atau tulang
pterygoid atau merusak arteri karotis

N (nodul)

NX : Daerah kelenjar getah bening tidak dapat dinilai


N0 : Tidak ada nodul metastasis pada kelenjar limfa regional
N1 :Nodul < 3 cm pada kelenjar tunggal ipsilateral
N2a

: Nodul > 3 cm dan 6 cm pada kelenjar tunggal ipsilateral

N2b

: Metastasis di beberapa kelenjar getah bening ipsilateral, nodul 6 cm

N2c

: Metastasis kelenjar getah bening kontralateral atau bilateral, nodul


6cm

N3 : Metastasis kelenjar getah bening tunggal atau multipel, nodul > 6 cm

M (metastasis)

MX :

Tidak ditemukan metastasis jauh

M0 :

Tidak ada metastasis jauh

M1 :

Terdapat metastasis jauh

Tumor
Benigna

Jenis jenis tumor


benigna
1.

Pleomorphic Adenoma

2.

Warthin Tumor

3.

Onkositoma

4.

Adenoma Monomorphic

Pleomorphic Adenoma

Pleomorphic adenoma : tumor campuran


(benign mixed tumor), yang terdiri dari
komponen epitel, mioepitel dan mesenkim
dan tersusun dalam beberapa variasi
komponennya .

Penyebab pleomorphic adenoma belum


diketahui secara pasti, diduga karena
keterlibatan lingkungan dan faktor genetik.

Gambaran klinis berupa massa tumor


tunggal, pertumbuhan lambat, tanpa rasa
sakit, nodul tunggal .

Pleomorphic Adenoma

Warthin Tumor
Prevalensi:
6-10% dari tumor parotis
Sering terjadi pada usia 40-70 tahun
Pria : Wanita = 5 : 1

Warthins Tumor

ada hubunganya dengan faktor resiko merokok.

Paling sering terjadi bilateral.

Histologi: adanya struktur papil yang tersusun


dari lapisan ganda sel granular eusinofil atau
onkosit, perubahan kistik, dan infiltrasi limfostik
yang matang.

Tumor ini tampak rata, lunak pada daerah


parotis, memiliki kapsul dan terdiri atas kista
multipel.

Onkositoma
Prevalensi:
2,3% dari tumor kelenjar liur
78% onkositoma terjadi pada parotis
9% onkositoma terjadi pada submandibular
Berasal dari onkosit granular dalam kelenjar saliva
Onkositoma memiliki konsistensi kenyal dengan
permukaan rata
Biasanya muncul pada bagian superficial dari
kelenjar parotis

Adenoma Monomorphic
Prevalensi:
1,8% dari tumor kelenjar liur
Sering terjadi pada usia 60 tahun
Sering disamakan dengan adenoma pleomorfik
Bersifat jinak, tumbuh lambat, paling tidak agresif
Jenis paing sering adalah adenoma sel basal,
biasanya pada bibir atas

Limfoma
primer

Salivary
duct
carcinoma

Karsinom
a
mukoepid
ermoid

Adenoid
cyctic
carcinoma
(ACC)

Tumor
Maligna

Karsinoma
sel
skuamous
primer

malignant
mixed tumor
(carcinoma
expleomorphic
adenoma)

Adenocarci
noma
Acinic cell
carcinoma

Tumor Maligna

Karsinoma
mucoepidermoid

Tipe tersering pada


anak dan dewasa
Makroskopik terlihat
batas tegas dan
mungkin parsial
encapsulated.
Terkadang
infiltrative dan
diferensiasi buruk.
Pada cut surface
mungkin
mengandung area
solid, kistik atau
keduanya.
Mikroskopik
ditandai oleh
adanya 2 populasi
sel, yakni sel
mucous dan sel
epidermoid

Adenoid
cyctic
carcinoma(A
CC)
Mencakup 4-15% dari seluruh
keganasan kelenjar liur dan merupakan
kanker terbanyak dari keganasan
kelenjar liur minor
Paling sering muncul dengan nyeri atau
parastesia
Mikroskopis terdiri dari sel kecil gelap
dengan sitoplasma sedikit tersususn
seperti rantai Swiss Cheese

Malignant
mixed tumor
(carcinoma
expleomorphic
adenoma)

Terjadi bila
karsinoma
berasal dari
komponen epitel
dari pleomorphic
adenoma
umum berupa
masa yang tidak
nyeri tetapi
terkadang
pertumbuhannya
cepat
Makroskopik
terlihat poorly
circumscribe,
infiltrative, dan
masa keras.

Adenocar
cinoma

Insidensinya jarang tapi


merupakan tumor yang
agresif, cenderung
terjadi pada usia 40
tahun,
diklasifikasikan menurut
gambaran histopatologi
berdasarkan derajat
diferensiasi selular:
grade 1 tumor
sirkumskripta dan invasi
minimal, grade 3 tumor
lebih solid dan dengan
rata-rata mitosis yang
lebih besar dan grade 2
tumor gambarannya
antara grade 1 dan
grade 3

Acinic cell
carcinoma

Acini cell
carcinoma
merupakan
tumor ganas
parotis no.2
terbanyak pada
anak-anak
Gambaran
tipikal adalah
tumor solid
circumscribed
atau parsial
cystic dengan
kapsul
incomplete

Karsinoma
sel
skuamous
primer
Umumnya sebagai tumor padat,
yang tumbuh cepat sering terfiksir
ke jaringan lunak dan kulit disertai
nyeri dan parese wajah
Makroskopis dan mikroskopis serupa
dengan karsinoma sel skuamous di
tempat lain dan bervariasi dari welldifferentiated dan keratinisasi
sampai poorly differentiated tanpa
keratinisasi.

Salivary
duct
carcinoma
Limfoma
primer

Insidenya tidak jarang tapi sangat


agresif dengan predileksi pada
pria.

Insidennya jarang (1-8% dari


seluruh limfoma) dan hanya dapat
didiagnosa bila tidak terdapat
keterlibatan kelenjar getah bening
intra dan ekstra glandular

KLINIK
Pertumbuhan tumor ganas lebih cepat
Rasa nyeri pada sebagian tumor ganas dan
benigna
Tumor ganas terfiksir karena ada infiltrasi ke
jaringan sekitar
Kelemahan nervus VII pada sebagian tumor
ganas
Konsistensi padat keras pada yang ganas dan
kenyal pada jinak
Terdapat metastasis regional atau jauh pada
yang ganas

Tumor parotis jinak lebih berbatas tegas

Diagnosis
Anamnesa :

Benjolan soliter, tidak nyeri, di pre/infra/retro aurikula (tumor


parotis), atau di submandibula (tumor sumandibula), atau
intraoral (tumor kelenjar liur minor)

Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis )

Paralisis n. fasialis, 2-3% (pada keganasan parotis)

Disfagia, sakit tenggorok, gangguan pendengaran (lobus


profundus parotis terlibat)

Paralisis n.glosofaringeus, vagus, asesorius, hipoglosus,


pleksus simpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)

Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)

Pemeriksaan fisik
a.) Status general
1.

Penampilan (Karnofski / WHO)

2.

Keadaan umum adakah anemia, ikterus, periksa T,N,R,t,


kepala, toraks, abdomen, ekstremitas,vertebra, pelvis

3.

Apakah ada tanda dan gejala ke arah metastase jauh (paru,


tulang tengkorak, dll)

b.) Status lokal


4.

Inspeksi (termasuk inraoral, adakah pedesakan tonsil/uvula)

5.

Palpasi (termasuk palpasi bimanual, untuk menilai


konsistensi, permukaan, mobilitas terhadap jaringan sekitar)

6.

Pemeriksaan nervus cranialis VII (apakah ada infiltrasi ke


nervus)

c.) Status regional


Palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher
ipsilateral dan kontralaeral. tentukan lokasinya, jumlahnya,

Pemeriksaan Radiologis

CT-Scan (lebih cepat)

MRI (memisahkan cairan dari massa padat, batas tumor)

USG (lokasi, bentuk, vaskularisasi, batas tumor)

Pemeriksaan Patologi

FNAB

Biopsi insisional

Biopsi eksisional

Prosedur Terapi

a.

Tumor Primer
Tumor operabel

Terapi utama ( pembedahan)

Parotidektomi superfisial, dilakukan pada: tumor jinak


parotis lobus superfisialis
Parotidektomi Medial
Parotidektomi subtotal
Parotidektomi total

Deseksi radikal leher (RND), dikerjakan


pada: ada metastase K.G.B.leher yang masih
operabel.

Terapi tambahan : Radioterapi pasca bedah

Tumor inoperabel
a. Terapi utama

Radioterapi

: 65 70 Gy dalam 7-8 minggu

b. Terapi tambahan

Kemoterapi :

adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma, adenocarcinoma, malignant mixed


tumor, acinic cell carcinoma)

adriamisin 50mg/m2 iv pada hari 1 diulang

-5

fluorourasil 500mg/m2 iv pada hari 1 tiap 3

-sisplatin

100mg/m2 iv pada hari ke 2 minggu

karsinoma sel skwamous (squamous cell carcinoma, mucoepidermoid carcinoma)

methotrexate

50mg/m2 iv pada hari ke 1 dan 7

-sisplatin 100mg/m2 iv pada hari ke 2

Metastase Kelenjar Getah Bening


(N)
1. Terapi utama

Operabel : deseksi leher radikal (RND)

Inoperabel : radioterapi 40 Gy/+kemoterapi


preoperatif, kemudian dievaluasi :
Menjadi

operabel RND

Tetap

inoperabel radioterapi
dilanjutkan sampai 70Gy

2. Terapi tambahan

Radioterapi leher ipsilateral 40 Gy

Metastase Jauh (M)


Terapi paliatif : kemoterapi
a. adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma,
adenocarcinoma, malignant mixed tumor, acinic cell
carcinoma)

Adriamisin 50mg/m2 iv pada hari 1

diulang

5 fluorourasil 500mg/m2 iv pada hari 1

tiap 3

Sisplatin 100mg/m2 iv pada hari ke 2

minggu

b. karsinoma sel skuamous (squamous cell carcinoma,


mucoepidermoid carcinoma)

Methotrexate 50mg/m2 iv pd hari ke 1 dan 7

Sisplatin 100mg/m2 iv pada hari ke 2

diulang tiap
3 minggu

Komplikasi Pasca Operasi


Parotis
Sindrom

Frey

Kelumpuhan
Fistula

saraf fasialis.

kelenjar liur

Prognosis

Sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif


lokal kurang dari 1% kasus.

Jika tumor benigna tidak diangkat secara luas, sering timbul


residif lokal.

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada


histology, perluasan lokal dan besarnya tumor dan jumlah
metastasis kelenjar leher.

Ketahanan hidup 5 tahun kira-kira 5%, namun hal ini masih


tetap tergantung kepada histologinya

KESIMPULAN
1. Neoplasma

adalah suatu pertumbuhan jaringan


baru dengan pertumbuhan yang tidak terkontrol
dan progresif

2. Klasifikasi

histopatologi tumor parotis menurut


WHO/AJCC yakni : tumor jinak : Plemorphic
adenoma ( mixed benign tumor),Monomorphic
adenoma,Papillary cystadenoma lymphomatosum
(warthins tumor) serta tumor ganas :
mucoepidermoid carcinoma, acinic cell carcinoma,
adenoid cystic carcinoma, adenocarcinoma,
epidermoid carcinoma, small cell carcinoma,
lymphoma, malignant mixed tumor, carcinoma ex
pleomorphic adenoma (carcinosarcoma)

3. Diagnosis ditegakkan berdasarkan :


anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
radiologi dan patologi
4. Terapi pilihan utama untuk tumor
kelenjar liur ialah pembedahan sedangkan
radioterapi dan kemoterapi merupakan
terapi ajuvan

TERIMA KASIH

You might also like