Professional Documents
Culture Documents
Perubahan
1. Pasal 4 ayat (1)
huruf d
d. Komisaris/dewan pengawas
dan direksi/pengurus tidak
pernah terlibat, baik
langsung atau tidak langsung
dalam pelanggaran peraturan
perundang-undangan di
bidang farmasi;
d. Komisaris/dewan pengawas
dan direksi/pengurus tidak
pernah terlibat baik langsung
atau tidak langsung dalam
pelanggaran peraturan
perundang-undangan di
bidang farmasi dalam kurun
waktu 2 (dua) tahun terakhir;
c. Pernyataan komisaris/dewan
pengawas dan
direksi/pengurus tidak
pernah terlibat pelanggaran
peraturan perundangundangan di bidang farmasi;
3. Pasal 8 ayat
(4) sampai
dengan ayat
(6) diubah
dan di antara
ayat (4) dan
ayat (5)
disisipkan 1
(satu) ayat,
yakni ayat
(4a).
c. Pernyataan
komisaris/dewan
pengawas dan
direksi/pengurus tidak
pernah terlibat
pelanggaran peraturan
perundangundangan di
bidang farmasi dalam
kurun waktu 2 (dua)
tahun terakhir;
(4) Paling lama dalam
waktu 6 (enam)
hari kerja sejak
melakukan audit
pemenuhan
persyaratan
CDOB, Kepala
Balai POM
melaporkan
pemohon yang
telah memenuhi
persyaratan CDOB
kepada Kepala
Badan.
terlampir.
6
terlampir.
4. Pasal 9 ayat
(2) huruf d
5. Di antara Pasal
12 dan Bab III
disisipkan 1
(satu) bagian
baru, yakni
Bagian Kelima
Tidak ada
6. Di antara Pasal
12 dan Pasal 13
disisipkan 1
(satu) pasal,
yakni Pasal 12A
Tidak ada
Pasal 12A
1
Tata cara
memperbaharui izin
PBF atau pengakuan
PBF Cabang
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2),
berlaku ketentuan
sebagaimana
7. Pasal 13
ditambahkan
ayat (6)
Tidak ada
9. Di antara
Pasal 14 dan
Pasal 15
disisipkan 2
(dua) pasal,
yakni Pasal
14A dan
Pasal 14B
Pasal 14A
(1) Dalam hal apoteker
penanggung jawab
tidak dapat
melaksanakan tugas,
apoteker yang
bersangkutan harus
menunjuk apoteker
lain sebagai pengganti
sementara yang
bertugas paling lama
untuk waktu 3 (tiga)
bulan.
(2) Penggantian
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) harus mendapat
persetujuan dari
Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi.
Pasal 14B
(1) Setiap pergantian
apoteker penanggung
jawab, pergantian
direktur/ketua PBF,
wajib memperoleh
persetujuan dari
Direktur Jenderal
dengan tembusan
kepada Kepala Badan
dan Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi.
(2) Setiap pergantian
apoteker penanggung
jawab, pergantian
direktur/ketua PBF
Cabang, wajib
memperoleh
persetujuan dari
Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi
dengan tembusan
kepada Direktur
Jenderal, Kepala
Badan, dan Kepala
Balai POM.
(3) Untuk memperoleh
persetujuan
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2),
direksi/pengurus PBF
atau PBF Cabang
melaporkan kepada
Direktur Jenderal atau
Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi
paling lambat dalam
jangka waktu 6 (enam)
hari kerja sejak terjadi
perubahan.
(4) Paling lama dalam
jangka waktu 6 (enam)
Pasal 19
(1) P
B
F
C
a
b
a
n
g
h
a
n
y
a
d
a
p
a
t
m
e
n
y
a
l
u
r
k
a
n
o
b
a
t
d
a
n
/
a
t
a
u
b
a
h
a
n
o
b
a
t
d
i
w
i
l
a
y
a
h
p
r
o
v
i
n
s
i
s
e
s
u
a
i
s
u
r
a
t
p
e
n
g
a
k
u
a
n
n
y
a
.
(2) D
i
k
e
c
u
a
l
i
k
a
n
d
a
r
i
k
e
t
e
n
t
u
a
n
s
e
b
a
g
a
i
m
a
n
a
d
i
m
a
k
s
u
d
p
a
d
a
a
y
a
t
(
1
)
P
B
F
C
a
b
a
n
g
d
a
p
a
t
m
e
n
y
a
l
u
r
k
a
n
o
b
a
t
d
a
n
/
a
t
a
u
b
a
h
a
n
o
b
a
t
d
i
w
i
l
a
y
a
h
p
r
o
v
i
n
s
i
t
e
r
d
e
k
a
t
u
n
t
u
k
d
a
n
a
t
a
s
n
a
m
a
P
B
F
P
u
s
a
t
y
a
n
g
d
i
b
u
k
t
i
k
a
n
d
e
n
g
a
n
S
u
r
a
t
P
e
n
u
g
a
s
a
n
/
P
e
n
u
n
j
u
k
a
n
.
(3) S
u
r
a
t
P
e
n
u
g
a
s
a
n
/
P
e
n
u
n
j
u
k
a
n
s
e
b
a
g
a
i
m
a
n
a
d
i
m
a
k
s
u
d
p
a
d
a
a
y
a
t
(
2
)
d
i
s
a
h
k
a
n
o
l
e
h
D
i
n
a
s
K
e
s
e
h
a
t
a
n
P
r
o
v
i
n
s
i
d
i
m
a
k
s
u
d
.
11. Pasal 20
diubah
sehingga
Pasal 20
berbunyi
Pasal 20
PBF dan PBF Cabang hanya
melaksanakan penyaluran obat
berupa obat keras berdasarkan
surat pesanan yang
ditandatangani apoteker
pengelola apotek atau apoteker
penanggung jawab.
Pasal 20
PBF dan PBF Cabang hanya
melaksanakan penyaluran obat
berdasarkan surat pesanan yang
ditandatangani apoteker
pengelola apotek, apoteker
penanggung jawab, atau tenaga
teknis kefarmasian penanggung
jawab untuk toko obat dengan
mencantumkan nomor SIPA,
SIKA, atau SIKTTK.
Pasal 27
(1) Permohonan
penambahan gudang
PBF diajukan secara
tertulis kepada
Direktur Jenderal
dengan tembusan
Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi,
tambahan;
c. nama apoteker penanggung
jawab pusat; dan
d. nama apoteker penanggung
jawab gudang tambahan.
Pasal 28
(1) Permohonan perubahan
gudang PBF diajukan secara
tertulis kepada Direktur
Jenderal dengan
mencantumkan:
a. alamat kantor PBF pusat;
b. alamat gudang; dan
c. nama apoteker penanggung
jawab.
14. Ketentuan
Pasal 34 ayat
(6) diubah
sehingga Pasal
34 berbunyi
15. Ketentuan
Pasal 35
Pasal 35 diubah
sehingga Pasal
(1) PBF dan PBF Cabang yang telah
35 berbunyi
Pasal 36
Pada saat Peraturan Menteri ini
mulai berlaku:
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor
918/MENKES/PER/X/1993
tentang Pedagang Besar Farmasi
sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor
Pasal 35A
(1) Permohonan
penyesuaian izin PBF
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal
35 ayat (3) harus
diajukan oleh
pemohon dengan
kelengkapan sebagai
berikut:
a. surat permohonan
kepada Direktur
1191/MENKES/SK/IX/2002
tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor
918/MENKES/PER/X/1993
tentang Pedagang Besar
Farmasi; dan
b. Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor
287/MENKES/SK/XI/1976
tentang Ketentuan Pengimporan,
Penyimpanan, dan Penyaluran
Bahan Baku; dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Jenderal yang
ditandatangani
oleh direktur
utama dan
apoteker
penanggung
jawab;
b. fotokopi Kartu
Tanda Penduduk
(KTP)/identitas
direktur/ketua;
c. susunan
direksi/pengurus;
d. surat pernyataan
komisaris/dewan
pengawas dan
direksi/pengurus
tidak pernah
terlibat
pelanggaran
peraturan
perundangundangan di
bidang farmasi
dalam kurun waktu
2 (dua) tahun
terakhir;
akta pendirian badan
hukum yang sah sesuai
ketentuan peraturan
perundang-undangan;
surat Tanda Daftar
Perusahaan;
fotokopi Surat Izin Usaha
Perdagangan;
fotokopi Nomor Pokok
Wajib Pajak;
surat bukti penguasaan
bangunan dan gudang;
peta lokasi dan denah
bangunan;
surat pernyataan
kesediaan bekerja penuh
apoteker penanggung
jawab;
fotokopi Surat Tanda
Registrasi Apoteker
penanggung jawab;
m. rekomendasi pemenuhan
persyaratan CDOB dari
Kepala Badan; dan
n. rekomendasi pemenuhan
persyaratan administratif
dari Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi.
(2) Paling lama dalam
waktu 6 (enam) hari
kerja sejak
diterimanya
permohonan
penyesuaian izin PBF
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1) dan dinyatakan
lengkap, Direktur
Jenderal menerbitkan
izin PBF dengan
tembusan kepada
Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi,
Kepala Badan, dan
Kepala Balai POM
dengan menggunakan
contoh sebagaimana
tercantum dalam
Formulir 11 terlampir.
Pasal 35B
(1) Permohonan penyesuaian
pengakuan PBF Cabang
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 ayat (4)
harus diajukan oleh
pemohon dengan
kelengkapan sebagai
berikut:
a. surat permohonan
kepada Kepala
Dinas Kesehatan
Provinsi yang
ditandatangani
oleh direktur
utama dan
apoteker
penanggung
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
jawab;
fotokopi Kartu
Tanda Penduduk
(KTP)/identitas
direktur/ketua;
susunan
direksi/pengurus;
pernyataan
komisaris/dewan
pengawas dan
direksi/pengurus
tidak pernah
terlibat
pelanggaran
peraturan
perundangundanga
n di bidang
farmasi dalam
kurun waktu 2
(dua) tahun
terakhir;
akta pendirian
badan hukum yang
sah sesuai
ketentuan
peraturan
perundangundangan;
surat Tanda Daftar
Perusahaan;
fotokopi Surat Izin
Usaha
Perdagangan;
fotokopi Nomor
Pokok Wajib
Pajak;
surat bukti
penguasaan
bangunan dan
gudang;
peta lokasi dan
denah bangunan;
surat pernyataan
kesediaan bekerja
penuh apoteker
penanggung
jawab;
l. fotokopi Surat
Tanda Registrasi
Apoteker
penanggung
jawab;
m. rekomendasi
pemenuhan
persyaratan CDOB
dari Kepala Badan;
dan
n. rekomendasi
pemenuhan
persyaratan
administratif dari
Kepala Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota.
(2) Paling lama dalam waktu 6
(enam) hari kerja sejak
diterimanya permohonan
penyesuaian pengakuan
PBF Cabang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan
dinyatakan lengkap, Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi
menerbitkan pengakuan
PBF Cabang dengan
tembusan kepada Direktur
Jenderal, Kepala Badan,
Kepala Balai POM, dan
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan
menggunakan contoh
sebagaimana tercantum
dalam Formulir 12
terlampir.
17. Ketentuan
Pasal 36
diubah
sehingga
Pasal 36
berbunyi
Pasal 36
Pada saat Peraturan Menteri ini
mulai berlaku:
a. Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor
918/MENKES/PER/X/
1993 tentang Pedagang
Besar Farmasi
sebagaimana telah
diubah dengan
Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor
1191/MENKES/SK/IX/
2002 tentang
Perubahan atas
Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor
918/MENKES/PER/X/
1993 tentang Pedagang
Besar Farmasi;
b. Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor
287/MENKES/SK/XI/1
976 tentang Ketentuan
Pengimporan,
Penyimpanan, dan
Penyaluran Bahan
Baku;
c. Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor
00049/A/SK/I/1989
tentang Penyaluran
Obat Kontrasepsi
Lingkaran Biru Sediaan
Pil Untuk Sarana
Pelayanan Kesehatan
Praktek Bidan dan
Praktek Dokter; dan
d. Keputusan Direktur
Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan
Nomor
HK.00.06.2.01571
tentang Penyaluran
Obat/Alat Kontrasepsi;
dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.