You are on page 1of 12

TUGAS COUMPONDING AND

DISPENSING
STUDI KELAYAKAN APOTEK

Kelompok :

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Pendirian Apotek
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek, maka definisi apotek adalah Apotek adalah sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Dalam peraturan
ini seorang apoteker bertanggungjawab atas pengelolaan apotek, sehingga pelayanan obat
kepada masyarakat akan lebih terjamin keamanannya, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaanya mempunyai dua fungsi yaitu
sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis (profit oriented). Dalam
fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi apotik adalah menyediakan obatobatan
yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsi
apotek sebagai institusi bisnis, apotek bertujuan untuk memperoleh keuntungan, dan hal ini
dapat dimaklumi mengingat investasi yang ditanam pada apotek dan operasionalnya juga tidak
sedikit. Pada saat ini kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada
pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang berfokus pada pasien yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Peran apoteker diharapkan dapat
menyeimbangkan antara aspek klinis dan aspek ekonomi demi kepentingan pasien.
I.2 Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi apotek yang menerapkan pelayanan kefarmasian yang bermutu, berkualitas dan
terpercaya serta menguntungkan bagi konsumen dan karyawan.
2. Misi
a. Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan kefarmasian lainnya yang bermutu,
berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat,
b. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, ramah, informatif dengan
menerapkan konsep Pharmaceutical care secara professional,
c. Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup seluruh karyawan dan pemilik modal.
3. Strategi
a. Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat yang diberikan merupakan terapi obat yang
tepat, efektif, nyaman dan aman bagi pasien,
b. Mengatasi masalah baru yang timbul dalam terapi obat dan mencegah timbulnya masalah
lain di masa yang akan datang,
c. Memberikan pelayanan kepada pasien atau masyarakat yang ingin melakukan pegobatan
mandiri,
Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat,
Memberikan informasi dan konsultasi obat,
Melakukan monitoring obat dan evaluasi penggunaan obat,
Merancang SOP (standart operating procedure) dan standar organisasi kerja,
Memberlakukan sistam reward dan punishment bagi seluruh karyawan.

d.
e.
f.
g.
h.

I.3 Tujuan Pendirian Apotek


1. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker.
2. Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi lainnya
sesuai dengan kebutuhan masyrakat dengan berorientasi kepada kepentingan dan
kepuasan pasien sebagai implementasi kompetensi profesi farmasis.

3. Memberikan dan menyediakan informasi, edukasi dan konsultasi kesehatan kepada


masyarakat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan,
khususnya obat dan cara pengobatan yang tepat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1

Aspek Pasar dan

Pemasaran

Berdasarkan datadata yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap posisi strategis
daerah/ peta lokasi dan keberadaan kompetitor, dapat diterangkan beberapa hal yang
penting. Hal ini dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, Jenis Produk yang Dijual Cara
Memperoleh Produk yang Dijual, Bentuk Pasar, Potensi Pasar, Target Pasar, Target
Konsumen
a. Kekuatan/Strength
Yang menjadi kekuatan kompetitif apotek baru yang akan didirikan adalah sebagai
berikut :
1. Apotek dengan konsep layanan patient oriented yang berbasis layanan kefarmasian
pharmaceutical care. Letak/lokasi apotek berada di Jl . Sumurjomblangbogo no.
365. Pekalongan yang ramai dilalui arus kendaraan dan mudah dijangkau dari
segala arah.
2. Petugas apotek yang handal

dan loyal, terdiri dari

tenaga yang sudah

berpengalaman dan tenagatenaga muda yang penuh semangat dan kreatif.


3. Apoteker yang selalu standby di apotek, siap memberikan layanan dan
konsultasi seputar obat.
b. Kelemahan/Weakness
1. Merupakan apotek baru,

belum

dikenal

oleh

masyarakat,

dan

belum

mempunyai langganan yang loyal.


2. Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri dan bukan suatu apotek jaringan
atau waralaba,
Untuk menutupi kelemahan tersebut maka:
Nama apotek harus dibuat besar begitu juga dengan tulisan pada papan nama
tersebut dan neon box, tanda/marka apotik di tepi jalan,
Disediakan parkir yang luas dan gratis.
c. Jenis Produk yang Dijual
Apotek menyediakan obat-obatan wajib apotek, obat generik, obat generik bermerk,
supplemen, susu bayi, dan alat kesehatan. Apotek berusaha menyediakan produk yang
umum dibutuhkan masyarakat yang mulai marak menerapkan swamedikasi, dan
kebutuhan obat atau alat kesehatan pasien di rumah sakit.
d. Cara Memperoleh Produk yang Dijual
Produk yang diperjualbelikan di Apotek Seger Waras diperoleh dari distributor
(perusahaan besar farmasi/PBF) resmi yang telah sepakat memenuhi permintaan barang
dari apotek. Sistem yang disepakati ada 2 jenis, yaitu mengambil barang dengan PBF dan
pembayaran dilakukan pada tanggal jatuh tempo yang sudah disepakati bersama, sistem
ini untuk produk obat-obatan, susu, dan alat kesehatan; sedangkan sistem lainnya adalah
PBF menitipkan produknya di apotek dan pembayaran dilakukan setelah produknya
terjual, dimana sistem penagihannya dilakukan pada tanggal 10 setiap bulan.
e. Bentuk Pasar
Usaha dijalankan dengan prinsip persaingan sempurna. Hal ini didasarkan bahwa di
kabupaten Pekalongan sudah terdapat beberapa apotek dengan keunggulan kualitas dan
sistem pelayanannya masing-masing sehingga Apotek Seger waras harus memiliki
keunikan di bidang fasilitas, pelayanan dan penyediaan produk agar dapat menarik minat
konsumen dan mampu bersaing di pasaran. Apotek Seger Waras selain terdapat praktek
dokter juga melayani sistem pemesanan dan pengantaran barang (syarat dan ketentuan
berlaku), manfaat member apotek, cek tekanan darah dan konsultasi dengan apoteker.
f. Potensi Pasar

Usaha dinilai memiliki potensi pasar yang cukup baik karena terletak di daerah yang
cukup strategis yakni di pusat Kabupaten Pekalongan yang di sekitarnya terdapat
perkantoran dan rumah sakit sehingga diharapkan beberapa instansi tertarik bekerja sama
dengan apotek seger waras. Selain itu juga adanya pelayanan yang dioptimalkan demi
kepuasan terbaik untuk pelanggan menjadi kunci utama dalam menarik minat pelanggan
sehingga dapat kembali lagi di lain waktu. program unggulan berupa penerimaan orderan
produk via telepon dan menjadi anggota pelanggan (member) apotek.
g. Target Pasar
Target pasar Apotek Seger Waras adalah wilayah Desa Sumurjomblangbogo No.365, RT:
4 RW:14 Kecamatan Bojong Pekalongan dan sekitarnya. Apotek berfokus untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar, terutama dalam memenuhi permintaan barang
via telepon dan pengantaran barang kepada konsumen. Diharapkan masyarakat ekonomi
kelas menengah ke atas dengan intensitas kesibukan yang tinggi lebih tertarik pada
program yang ditawarkan apotek untuk membantu memenuhi kebutuhannya.
h. Target Konsumen
Target konsumen adalah masyarakat umum yang berada di sekitar apotek. Apotek
didirikan di Jl . Sumurjomblangbogo no. 365. Pekalongan, yang lokasinya juga terdapat
beberapa sekolah dan perkantoran. Selain itu juga keberadaan klinik dan rumah sakit
disekitarnya turut menjadi target konsumen.

II.2

Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan berkaitan dengan beberapa hal yang menjadi pertimbangan yaitu
meliputi:
a) Jarak lokasi dengan supplier : relative dekat dan mudah dicapai
b) Jarak lokasi dengan domisili konsumennya : relative dekat dan mudah dicapai
dengan berbagai macam jenis alat stransportasi
c) Bentuk dan luas lahan (bangunan) : mudah untuk mengembangkan usaha, seperti
praktek dokter, lab klinik
d) Prospek pertumbuhan pasarnya relative cepat dan besar : jumlah konsumen dan
daya beli (income per kepita) nya relative tinggi
e) Nyaman dan aman : daerahnya tidak jorok, tidak macet dan sempit dan tingkat
kriminalnya rendah (bukan daerah premanisme)

II.3

Aspek Teknologi

II.4

Aspek

Sumber Daya

Manusia
Untuk

dapat

mengelola

sebuah

apotek

diperlukan

tenaga

kerja

yang

sesuai

bidangnya, oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang efektif dan efisian
sehingga tujuan organisasi tercapai. Apotek Seger Waras merekrut 5 karyawan dengan
susunan sebagai berikut :
Apoteker Pengelola Apotek
Apoteker Pendamping

: 1 orang
: 1 orang

Asisten Apoteker
Pembantu umum

: 2 orang
: 1 orang

Dasar pertimbangan perekrutan karyawan tersebut adalah :


1. Jam kerja :08.0020.00, dibagi menjadi 2 shift (masingmasing 6 jam), yaitu jam
08.0014.00 dan jam 14.0020.00 (hari minggu dan hari libur tutup)
2. Volume pekerjaan jumlah pasien setiap hari : 30 pasien setiap pasien membutuhkan
waktu : 20 menit waktu untuk 24 pasien : 20 x 33 = 660menit = 11 jam
3. Dana yang tersedia (bagian aspek modal dan biaya)
4. sumber daya manusia merupakan aset terbesar dari apotek

itu

sendiri.

Kerjasama antar karyawan harus diiaga sehingga dapat menciptakan suasana kerja yang
kondusif serta mampu memberikan kenyamanan pada pasien. Karenanya diperlukan
adanya pembagian tugas, wewenang, hak dan kewajiban serta rasa memiliki terhadap
apotek dari para karyawan. Untuk itu kemempuan manajerial dari apoteker sangat
diperlukan.
1) Job Description
A. Apoteker Pengelola Apotek
Tugas dan kewajiban pengelola apotek antara lain :
a) memimpin seluruh kegiatan apotek
b) berkewajiban serta bertanggungjawab penuh

untuk

mengelola

apotek yang meliputi beberapa bidang antara lain :


Pelayanan Kefarmasian
Adsministrasi dan Keuangan
Ketenangan atau Personalia
Bidang lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungs apotek
c) Melakukan langkahlangkah untuk mengembangkan hasil dan
kualitas apotek
Tanggung jawab pengelola apotek yaitu :
APA bertanggung jawab atas kelancaran segala bidang dalam apotek serta
bertanggung jawab terhadap kelancaran hidup apotek yang dipimpinnya.
B. Apoteker Pendamping
Tugas dan kewajiban :
a) Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, bilamana
APA berhalangan selam jam kerja apotek.
b) Dlaam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam halhal
penting yang

mendasar

dan

strategis,

harus

mendapat

penuh

kepada

APA dna

persetujuan dari APA.


Tanggung jawab dan wewenang :
Apoteker

Pendamping

bertanggungjawab

melaksanakan tugas dan fungsi sebagai apoteker pendamping sesuai


dengan petunjuk dan atau instruksi dari APA.
C. Asisten Apoteker
Tugas dan kewajiban :
a) Melaksanakan pekerjaan yang seusai dengan profesinya sebagai
asisten apoteker, yaitu meliputi :
1. pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas san obat
dengan resep) sesuai petunjuk pimpinan apotek.

2. Mengerjakan

pengubahan

bentuk

pembuatan

sedan

racikan dan meracik.


3. Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik.
4. Mencatat laporan penggunaan obat dan perbekalan farmasi
(narkotik, psikotropik, statistik resep dan OGB, OWA)
dan waktu kadaluarsa.
5. Mendata kebutuhan obat dalam defekta dan membantu
kelancaran kegiatan pembelian.
6. Menerima
barang
pesanan,

memeriksa

dan

menandatangani faktur, mencatat ke dalam buku pembelian


(komputer) dan menjaga agar daftar harga tetap up to date.
7. Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang
pelayanan dan peracikan obat.
8. Mengelompokkan dan menata obat sesuai abjadnya.
b) Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir, reseptir
dan lain sebagainya.
Tanggung jawab dan wewenang :
Bertanggung jawab kepada pimpinan apotek atas segala kebenaran tugas
yang diselesaikannya. Berwenang melaksnakan pelayanan kefarmasian
sesuai petunjuk dan atau instruksi pimpinan apotek.
D. Pembantu Umum
Tugas dan kewajiban :
a) Menjamin kebersihan di seluruh lingkungan kerja apotek
b) Mengelola sampah apotek dengan peb\nuh tanggungjawab
c) Membantu AA dalam pengadaan dan penyiapan obat
Tanggungjawab dan wewenang
Bertanggungjawab langsung kapada pimpinan apotek dan melaksanakan
tugas sesuai instruksi dan petunjuk pimpinan apotek.
2) Standar Operating Procedure (SOP)
A. SOP Pelayanan OTC
1. Pasien datang,
2. Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa
yang dibutuhkan,
3. Tanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien,
kemudian bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat,
4. Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,
5. Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien sesuai
dengan permintaan meliputi : nama obat dan jumlah obat,
6. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat
meliputi

dosis,

frekuensi

pemakaian

sehari,

waktu penggunaan

obat, cara penggunaan dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah
penggunaan obat, dan jika diperlukan pengatasan pertama terhadap efek
samping yang ditimbulkan.
B. SOP Pelayanan OWA
1. Pasien datang,
2. Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa
yang dibutuhkan,

3. Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialamlinya dan gejala


penyakitnya,
4. Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat
tertentu dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah parah),
5. Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak
memuaskan maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien,
begitu juga untuk pasien yang sama sekali belum pernah minum obat,
6. Menghitung harga dan minta persetujuan terhada nominal harga,
7. Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat diatas,
8. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat
meliputi

dosis,

frekuensi

pemakaian

sehari,

waktu penggunaan

obat, cara penggunaan dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah
penggunaan obat dan dan jika diperlukan pengatasan pertama terhadap efek
samping yang ditimbulkan,
9. Catat nama pasien, alamat, dan no telp pasien.
10. Buat catatan khusus tentang pasien yang nantinya sebagai patien data
record.
C. SOP Pelayanan Resep
1. Menerima resep pasien,
2. Lakukan skrining resep meliputi adsministrasi, pharmaceutical dan klinik,
3. Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,
4. Pasien diberi no antrian,
5. Tulis no struk (print out) pada resep dan satukan resep dengan printout
6. Cocokkan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep denga print out,
7. Siapkan obat sesuai dengan resep,
8. Jika obat racikan maka patuhi SOP meracik,
9. Buat etiket dan cocokkan dengan resep,
10. Teliti kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk salinan
resep dan kuitansi (jika diminta oleh pasien),
11. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat
meliputi

dosis,

frekuensi

pemakaian

sehari,

waktu penggunaan

obat, cara penggunaan dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah
penggunaan obat dan jika diperlukan pengatasan pertama terhadap efek
samping yang ditimbulkan,
12. Catat nama pasien, alamat dan no telp pasien.
13. Buat catatan khusus tentang pasien.
D. SOP Meracik Obat
1. Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk meracik
2. Buatlah instruksi meracik meliputi : no resep, nama pasian, jumlah dan cara
mencampur.
3. Siapkan etiket
4.
5.
6.
7.
8.
9.

dan

wadah

obat

sertakan

bersam

obat

dan

instruksinya untuk diracik.


Cucilah tangan bila perlu gunakan sarung tangan, masker.
Siapkan bat sesuai resep dan ccocokkan dengan yang tertera pada struknya
Jika ada bahan yang harus ditimbang makapersiapkan lebih dahulu.
Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah hatihati.
Pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya.
Masukkan dalam wadah yang telah disediakan dan beri etiket, kemudian

serahkan pada petugas lain untuk diperiksa dan diserahkan.


10. Bersihkan peralatan dan meja meracik setelah selesai.
11. Cucilah tangan sampai bersih.
E. SOP Menimbang
1. Bersihkan timbangan,
2. Setarakan timbangan terlebih dahulu sebelum mulai menimbang

3. Ambil bahanbahan sesuai dengan permintaan resep,


4. Ambil anak timbangan sesuai berat yang diminta dan letakkan pada
ring timbangan sebelah kiri (timbangan dalam keadaan off),
5. Bahan baku yang dikehendaki diletakkan secukupnya pada piring timbangan
sebelah kanan,
6. Buka dan on kan timbangan kemudian dilihat apakah timbangna sudah
seimbang atau belum,
7. Bahan ditambah atau dikurangi sampai diperoleh timbangan yang seimbang
yang ditunjukkan ole letak jarum pada posisi nol,
8. Ambil bahan yang sudah ditimbang kemudian diberi nama sesuai nama yang
tertera pada botol persediaan bahan,
9. Cek ulang anak timbangan apakah berat yang diminta sesuai dengan
resep kemudian dikembalikan ketempatnya,
10. Cek ulang apakah bahan yang diambi sudah sesuai dengan resep
kemudian dikembalikan ketempatnya.
F. SOP Konseling resep
1. Obat diserahkan pada pasien sekaligus dicocokkan dengan data pasien,
2. Mencocokkan obat dengan kondisi pasien dengan cara menanyakan pad
pasien tentang keluhan yang dialaminya,
3. Memberitahukan pada pasien tentang obat yang diberikan dan tujuan
penggunaan obat tersebut,
4. Memberikan innformasi pada pasien tentang aturan penggunaan obat
(dosis, frekuensi, durasi, cara penggunaan),
5. Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telah disampaikan
untuk memastikan bahwa pasien telah paham dan mengerti tentang aturan
penggunaan obat,
6. Memberitahukan pada pasien tentang ESO obat yang mungkin terjadi
dan cara penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh pasien terhadap
efek samping yang terjadi,
7. Menyarankan pasien untuk pergi ke dokter bila dirasa ESO cukup berat dan
mengganggu,
8. Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perlu dihindari atau
yang perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan riset,
9. Catat nama pasien dan no telp pasein,
10. Buat catatan khusus tentang pasien sebagai.
G. SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang
1. Saat barang datang dari PBF,
2. Cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan barangnya (kecocokan tentang
nama barang, bentuk, jumlah sediaan, no batch dan tanggal ED),
3. Cek kondisi barang (rusak, pecah, tersegel atau tidak),
4. Faktur ditandatangani oleh apoteker atau asisten apoteker dilengkapi
dengan no SIK/SIA/NIP seta dibubuhi stempel apotek,
5. Faktur diambi 1 lambar untuk arsip apotek,
6. Serahkan faktur kapada bagian adsministrasi untuk diedit di komputer,
7. Cocokkan harga yang sudah ada di computer dengan harga yang tertera pada
faktur baru, apakah ada kenaikan atau tidak,
8. Tandatangani faktur yang telah diedit di komputer,
9. Hargai barangbarang/obat bebas dan letakkan

sesuai

dengan

spesifikasinya. Untuk obat keras langsung disimpan dalam almari sesuai


dengan efek farmakologinya atau berasarkan abjad,
10. Arsip faktur sesuai dengan nama PBF masingmasing.

II.5

Aspek Yuridis

Aspek Yuridis merupakan salah satu aspek, disamping aspek-aspek lain yang harus
dipertimbangkan dalam menganalisa suatu permohonan kredit. Analisa yuridis atas suatu
permohonan kredit terutama menyangkut analisa aspek hukum/status debitur/pemilik
agunan/penjamin dan analisa legalitas usahanya.
Analisa yuridis terhadap calon debitur/pemilik bagunan/penjamin dimaksudkan agar bank
mengetahui secara pasti apakah calon debitur/pemilik agunan/penjamin merupakan orang
atau badan yang berwenang untuk melakukan tindakan hukum atau tidak, sedangkan
analisa legalitas usaha calon debitur dimaksudkan agar bank mendapatkan kepastian
bahwa usaha yang dikelola calon debitur merupakan usaha yang sah dan telah memenuhi
segala persyaratan hukum (legalitas) yang disyaratkan oleh peraturan perundangan yang
berlaku untuk menjalankan usaha tersebut.
Analisa Calon Debitur
Dalam aspek yuridis calon debitur (permohon kredit) / pemilik agunan/ penjamin
dapat berbentuk orang/ manusia pribadi dan badan (badan hukum dan bukan badan
hukum). Dalam kosep hukum, orang/ manusia pribadi dan badan merupakan subyek
hukum. Subyek hukum adalah pendukung hak dan kewajiban, artinya ia dapat menerima
hak dan dibebani kewajiban.
Dilihat dari pembahasan aspek yuridis ada beberapa hal sebagai berikut :

Bentuk badan hukum perusahaan.

Prosedur perizinan/ legalitas.

Lembaga/ departemen/ insansi yang terkait dengan perusahaan.

Rencana anggaran dasar perusahaan.

BadanHukum Usaha
Dalam prakteknya, jenis badan hukum yang ada di indonesia meliputi :

Perseorangan

Firma

Perseroan Comanditer (CV)

Perseroan Terbatas (PT)

Perusahan Negara (BUMN)

Perusahaan Daerah (BUMD)

Yayasan

Koperasi

Jenis Izin Usaha


Aspek yuridis menkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan dibangun dan
dioperasikan, ini berarti bahwa setiap proyek yang akan didirikan dan dibangun di
wilayah tertentu haruslah memenuhi hokum dan tata peraturan yang berlaku di
wilayah tersebut. Berikut ini disajikan jenis data, sumber data dan cara memperoleh
data dan cara menganalisis data yang terkait dengan aspek hukum
a

Jenis data dan sumber data


Jenis data yang diperlukan secara umum yaitu data kuantitatif yang mencakup
tentang bentuk badan usaha, ijin usaha dan ijin lokasi pendirian proyek atau bisnis.

Semua ini dapat diperoleh dari sumber eksterns eperti notaries, pemda, departemen
terkait maupun pemerintah setempat.
b

Cara memperoleh dan menganalisis data


Untuk memperoleh gambaran kelengkapan data dasar dan data yang harus
dipenuhi tentang ijin usaha dan ijin lokasi pendirian dapat digali dengan teknik
wawancara dan dokumentasi.

Kelengkapan atas data ijin usaha, meliputi:


a

Akte pendirian usaha dari notaris setempat apakah berbentuk badan usaha PT,
CV, perseorangan, dll.

NPWP (nomerpokokwajibpajak)

Surat tanda daftar perusahaan

Surat ijin tempat usaha yang dilakukan oleh pemda setempat

Surat rekomendasi dari kadin setempat

Surat tanda rekanan dari pemda setempat

SIUP setempat

Surat tanda terbit yang dikeluarkan oleh kanwil departemen penerangan

Sementara itu kelengkapan data ijin lokasi pendirian,meliputi:


a

Sertifikat (aktetanah)

Bukti pembayaran PBB yang terakhir

Rekomendasi dari RT/RW,

Rekomendasi dari kecamatan dan

KTP dari pemrakersa proyek atau bisnis

Setelah kelengkapan data tersebut terpenuhi, selanjutnya dilakukan penganalisisan.


Teknik analisis yang digunakan untuk menilai apakah proyek atau bisnis yang akan
didirikan layak dari aspek yuridis adalah teknik kualitatif (judgement). Dalam teknik
ini tolak ukurnya adalah kelengkapan dari data yang disyaratkan oleh aparat
pemerintah dan diterbitkannya surat-surat ijin tersebut.
Secara umum, dokumen-dokumen yang akan diteliti sehubungan dengan aspek
hukum adalah:
1

Bentuk badan usaha

Bukti diri

Tanda daftar perusahaan (TDP)

NPWP

Izin-izin perusahaan

Keabsahan dokumen lainnya


a

Status hukum tanah

Kendaraan bermotor

Surat dan sertifikat lainnya yang dianggap perlu

Penelitian ke lapangan diperlukan untuk mengecek kebenaran dan data atau


informasi yang dibutuhkan untuk menguji kebenaran dan keabsahan dokumen dapat
dilakukan dengan dua cara , yaitu :

Mendatangi sumber informasi yang berhak mengeluarkan surat atau dokumen


yang diperlukan.

Mencari informasi dari laporan, koran, majalah atau perpustakaan yang


memuat informasi yang relevan dengan analisasi yang dilakukan.

Peraturan dan Perundang-Undangan


Peraturan pemerintah berkaitan dengan aspek yuridis yang harus dipatuhi dalam pendirian
suatu usaha,antara lain:
1

UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

PP No. 63 Tahun 2008 tentang Yayasan

UU No.25 Tahun 1995 tentang Koperasi

UU No.13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri

Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 13/M-DAG/PER/3/2006 tentang Ketentan dan


Tata Cara Penerbitan Surat Izin Usaha Penjualan Langsung

UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara

UU No.5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah

PP No. 10 Tahun 2004 tentang Perusahaan Perseroan dibidang Pengelolaan Aset

II.6

Aspek Finansial

BAB III
KESIMPULAN

You might also like