Professional Documents
Culture Documents
TKP 291114
BAB II
TAHAPAN KEGIATAN PERTAMBANGAN
I.
NON ECONOMIC
ARSIP
METHODE
MINE PLANNING
MINE DEVELOPMENT
SURFACE MINING
UNDERGROUND MINING
MINE EXPLOITATION
MINERAL DRESSING
EXTRACTIVE METALLURGY
Umumnya, kegiatan pertambangan dapat dibagiMARKETING
dalam tiga tahapan,
yaitu,
1.
2.
Pra penambangan,
Penambangan,
3.
Pasca Penambangan.
2. PENYELIDIKAN (EXPLORATION),
Tujuan dari Prospecting adalah untuk mencari lokasi-lokasi yang
memiliki anomalies karena adanya endapan bahan galian, maka tujuan
dari eksplorasi adalah untuk mendefinisikan dan mengevaluasi endapan
bahan galian tersebut. Eksplorasi menentukan geometri, luas, dan nilai
dari sebuah endapan menggunakan teknik yang sama dengan yang
digunakan pada tahap prospecting tetapi lebih seksama/teliti. Kegiatan
eksplorasi akan berlanjut pada proses pecarian melalui fase taktis dari
penilaian detil dan evaluasi serta persiapan laporan studi kelayakan yang
akan menentukan layak-tidaknya endapan tersebut untuk ditambang.
Pengklasifikasian endapan bahan galian yang sering dipakai dalam
industri, yaitu:
a. Proven, terukur (measured), terdapat informasi detail/lengkap dari
bukti-bukti fisik langsung.
b. Probable, teridikasi (indicated), Informasi yang diperoleh kurang
luas/tidak meliputi banyak hal.
c. Possible, terduga (inferred), Informasi yang diperoleh masih melibatkan
asumsi.
Eksplorasi yang merupakan kegiatan pencarian mineral berharga
yang dimulai dari penyelidikan umum sampai eksplorasi rinci dengan cara
pengeboran eksplorasi, serta melakukan studi kelayakan dari keberadaan
bahan galian tersebut agar dapat ditentukan kelayakan bahan galian
tersebut untuk ditambang.
Pengecekan dilapangan
Pemetaan topografi,
Pemetaan foto udara.
Interpretasi keadaan geologi,
Stratigrafi kedudukan endapan,
Struktur geologi.
Pemboran,
Korelasi,
Hasil perhitungan cadangan,
menjual
hasil-hasil
kegiatan
pertambangan
dapat
untuk
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Vein (urat bijih) adalah suatu daerah mineralisasi yang memiliki
bentuk menyerupai pipa atau urat dan umumnya miring agak tajam
terhadap bidang datar (lebih besar dari 45 ).
11.
18. Berm adalah jarak antara toe suatu jenjang ke crest jenjang di
bawahnya, diukur tegak lurus jurus jenjang atau semacam tanggul
atau dinding teras yang terbentuk secara alami. Lereng yang sengaja
dibuat untuk penahan longsor pada tambang terbuka atau
penggalian lainnya.
19. = sudut jenjang tunggal
20. = sudut jenjang keseluruhan
21. h = tinggi jenjang
22. Working slope = jenjang kerja,
23. Final slope = jenjang akhir
24. Endapan alluvial/endapan placer
Material mineral yang berpindah dan terbawa arus air, seperti tanah,
pasir, kerikil, atau batuan.
25. Bank height/bench height/digging height
Ketinggian dari tumpukan sebagai ukuran antara dua tempat tertinggi
atau puncak atau tumpuan pada level penggalian atau jenjang.
26. Bank slope/bench slope
40. Batuan
merupakan zat padat penyusun kerak bumi, baik yang berupa
material padat maupun lepas seperti pasir dan debu, pada umumnya
merupakan kumpulan dari beberapa jenis mineral.
41. Mineral
merupakan suatu zat (fasa) padat yang terdiri dari unsur-unsur kimia
atau persenyawaan kimia, dibentuk oleh proses-proses anorganik,
mempunyai susunan kimia tertentu dan suatu penempatan atomatom secara beraturan di dalamnya yang dikenal dengan struktur
kristal.
42. Formasi
adalah air yang berasal dari areal pertambangan yang bersifat asam
(ph<7) sebagai akibat teroksidasinya mineral sulfide pada batuan pada
kondisi lahan yang terbuka dan adanya air. Sifat AAT adalah asam
sehingga cenderung merusak lingkungan, baik terhadap hewan biota air
maupun tumbuhan disekitar perairan tersebut.
4. Penggalian tanah penutup (over burden).
Penggalian batuan penutup (over burden, disingkat OB) dilakukan
pertama kali dengan menggunakan alat gali berupa alat berat jenis big
bulldozer yang berfungsi sebagai alat pemecah bebatuan (proses ripping
dan dozing). Batuan penutup yang telah hancur tersebut selanjutnya
diangkat oleh alat berat jenis excavator dan dipindahkan ke alat angkut.
Sedangkan alat angkut batuan penutup ini berupa dump truck dengan
kapasitas muat/angkut maksimal 20 ton. Dump truck ini beroperasi dari
loading point di front tambang menuju ke areal disposal yang berjarak 4
km (pulang pergi).
Penimbunan batuan penutup di disposal ini harus dilakukan secara
bertahap, yaitu dimulai dengan membuat lapisan OB dasar seluas areal
disposal (luas maksimal) yang telah ditentukan. Untuk selanjutnya
dilakukan kegiatan penimbunan OB naik ke atas secara bertahap atau
berjenjang dengan luasan semakin mengecil, hingga membentuk sebuah
bukit atau gunung yang berterasering.<br />Jika disposal ini nantinya telah
dinyatakan selesai, maka permukaan terasering disposal akan diberi
lapisan top soil (diambil dari top soil bank) setebal sekitar 50 ~ 100
centimeter dan permukaan akhir dibentuk kontur landai membentuk bukit/
gunung yang rata (tidak terasering). Sedangkan derajat kemiringan kontur
bukit ini sekitar 14 derajat. Hal ini untuk menghindari terfokusnya air
limpasan disposal sehingga dapat menimbulkan erosi yang besar (tidak
ramah lingkungan).
5. Penambangan (coal cleaning & coal getting ke ROM).
Setelah penggalian batuan penutup selesai dan lapisan batubara
mulai terekspose, maka kegiatan penambangan berikutnya adalah proses
pembersihan lapisan batubara dari unsure pengotor (sisa batuan penutup
dan/atau parting). Kegiatan ini dikenal dengan istilah coal cleaning. Hasil
kegiatan coal cleaning ini adalah lapisan batubara yang bersih dan
berkualitas.
Proses coal cleaning ini dilakukan oleh alat excavator yang telah
dilengkapi dengan cutting blade pada sisi luar kuku bucket. Hal ini
menjadikan ujung bucket bukan berupa kuku tajam, melainkan berupa
ujung bucket yang datar rata. Unsur pengotor yang berada di atas lapisan
batubara dapat dihilangkan hingga sebersih mungkin.