You are on page 1of 66

BAB 1

PEDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Sumber energi konvensional merupakan sumber energi yang belum
ditersentuh oleh teknologi yang ada atau belum diubah menjadi energi yang
praktis, energi ini merupakan energi dalam bumi yang jumlahnya terbatas dan
tidak dapat di perbaruhi lagi. Sumber energi ini cepat atau lambat akan habis dan
berbahaya bagi lingkungan. Disebutkan bahwa energi ini tidak dapat diperbaruhi
maksudnya adalah energi ini tidak dapat di regenerasi dalam waktu yang singkat.
Lalu berbahaya bagi lingkungan karena menimbulkan polusi udara,air dan tanah
yang berdampak pada kelangsungan makluk hidup. Indonesia sendiri memiliki
sumber energi konvensional berupa, dalam bentuk cairan (minyak), gas (gas alam)
dan padat (batubara dan uranium). Saat ini ketersedian sumber energi konvesional
berupa minyak sudah terbatas, gas alam yang cukup dan batubara yang masih
sangat melimpah.
Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan
yang mati. Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi
lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh
tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu,
bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak dan gas.
Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini disebut
petrokimia. Baru-baru ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut dapat
digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen,
pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon. Sifat dan
karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya
bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan
mempengaruhi produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.

Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita
ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber energi yang
tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini dalam
kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan
penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi
dan gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk
memasak, kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal
dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga harus
memikirkan bahan bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk menggantikan
bahan bakar fosil ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini habis.

1.2

RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Apa pengetian minyak bumi?


Apa saja teori asal mula minyak bumi?
Bagaimana pembentukan dan eksplorasi minyak bumi?
Apa saja komposisi minyak bumi?
Bagaimana proses pengeboran minyak bumi?
Apa saja macam-macam jenis sumur minyak bumi?
Bagaimana proses pengolahan minyak bumi?
Apa saja kegunaan dari minyak bumi?
Apa saja dampak negatif dan kerugian yang ditimbulkan dari penggunaan

minyak bumi ?
10. Bagaimana cara mengatasi dampak dari penggunaan produk minyak bumi?
11. Kota apa saja penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia?
12. Bagaiamana cadangan minyak bumi?
13. Apa pengertian gas bumi?
14. Bagaimana asal mula gas bumi?
15. Apa saja komposisi gas bumi?
16. Bagaimana penyimpanan dan transportasi gas alam?
17. Bagaimana pemanfaatan gas alam?
18. Bagaimana pengolahan gas alam?
19. Apa saja dampak dari gas alam?
20. Apa keuntungan dan kerugian gas alam?
21. Bagaimana gas alam di Indonesia?
22. Bagaimana cadangan gas alam?
23. Bagaiamana pengukuran gas alam?
1.3

TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengetian minyak bumi
2. Untuk mengetahui teori asal mula minyak bumi
2

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Untuk mengetahui pembentukan dan eksplorasi minyak bumi


Untuk mengetahui komposisi minyak bumi
Untuk mengetahui proses pengeboran minyak bumi
Untuk mengetahui macam-macam jenis sumur minyak bumi
Untuk mengetahui proses pengolahan minyak bumi
Untuk mengetahui kegunaan dari minyak bumi
Untuk mengetahui dampak negatif dan kerugian yang ditimbulkan dari

penggunaan minyak bumi


10. Untuk mengetahui cara mengatasi dampak dari penggunaan produk minyak
bumi
11. Untuk mengetahui kota penghasil minyak bumi terbesar di Indonesia
12. Untuk mengetahui cadangan minyak bumi
13. Untuk mengetahui pengertian gas bumi
14. Untuk mengetahui asal mula gas bumi
15. Untuk mengetahui komposisi gas bumi
16. Untuk mengetahui penyimpanan dan transportasi gas alam
17. Untuk mengetahui pemanfaatan gas alam
18. Untuk mengetahui pengolahan gas alam
19. Untuk mengetahui dampak dari gas alam
20. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian gas alam
21. Untuk mengetahui gas alam di Indonesia
22. Untuk mengetahui cadangan gas alam
23. Untuk mengetahui pengukuran gas alam

BAB II
PEMBAHASAN
2.1Minyak Bumi
2.1.1

Pengertian Minyak Bumi


Minyak Bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus
karang dan oleum minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah
cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar,
yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak
Bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian
besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan
kemurniannya.

Minyak

Bumi

diambil

dari

sumur

minyak

di

pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini


didapatkan setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter
dan struktur sumber, dan berbagai macam studi lainnya.Setelah itu, minyak
bumi akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan

hasilnya berdasarkan titik didihnya sehingga menghasilkan berbagai


macam bahan bakar.
2.1.2

Teori Asal Mula Minyak Bumi


Mikhailo V. Lomonosov:
Minyak bumi berasal dari sisa-sisa makhluk hidup.
Alexander von Humboldt dan Louis Joseph Gay-Lussac:
Minyak bumi adalah materi primordial (purba) yang memancar dari
tempat yang sangat dalam, dan tak ada hubungannya dengan materi
biologis dari permukaan bumi.
Marcellin Berthelot:
Minyak bumi bisa dihasilkan dengan melarutkan baja dengan asam
kuat tanpa melibatkan molekul atau proses biologis.
Dmitri Mendeleev:
Minyak bumi merupakan bahan primordial yang keluar dari kedalaman
yang jauh yang disebut patahan dalam (deep fault)
Thomas Gold dan Dr JF Kenney:
Minyak bumi bisa dihasilkan dari kalsium karbonat dan oksida besi,
dua senyawa yang melimpah di kerak bumi.
Vladimir Kutcherov:
Hidrokarbon dapat dibuat dari air, kalsium karbonat dan zat besi. Ini
berarti minyak bumi merupakan sumber energi berkelanjutan dan
terbarukan.

2.1.3

Pembentukan dan Eksplorasi

Minyak bumi terbentuk dari fosil-fosil hewan dan tumbuhan


kecil yang hidup di laut dan tertimbun selama berjuta-juta tahun lampau.
Ketika hewan dan tumbuhan laut mati, jasad mereka tertimbun oleh pasir
dan lumpur di dasar laut. Setelah ribuan tahun tertimbun, akibat
pengaruh tekanan dan suhu bumi yang tinggi, lapisan-lapisan lumpur dan
pasir berubah menjadi batuan. Akibat tekanan dan panas bumi, fosil
hewan dan tumbuhan yang terjebak di lapisan batuan secara perlahan
berubah menjadi minyak mentah dan gas alam. Kedua bahan tersebut
terperangkap di antara lapisan-lapisan batuan dan tidak dapat keluar
(perhatikan Gambar 2).

Gambar 2. Pembentukan minyak bumi berasal dari fosil yang tertimbun di


dasar laut
Sekarang, minyak bumi banyak dijumpai di dasar laut dekat
lepas pantai sehingga dibangun anjungan minyak bumi lepas pantai
seperti pada Gambar 2 dan daratan yang tidak jauh dari pantai. Hal ini
akibat adanya gerakan kerak bumi yang menimbulkan pergeseran pada
lapisan batuan, seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Untuk mengetahui sumber minyak bumi diperlukan pengetahuan


geologi dan pengalaman. Pekerjaan ini merupakan tugas dan tanggung
jawab para insinyur pertambangan dan geologi.
Tahap pertama eksplorasi minyak bumi adalah mencari petunjuk
di permukaan bumi seperti adanya lipatan-lipatan batuan. Lipatanlipatan itu akibat tekanan gas dan minyak bumi yang merembes ke dalam

batuan berpori sehingga minyak bumi dapat naik ke permukaan, tetapi


tidak mencapai permukaan bumi karena tertahan oleh lapisan batuan lain.
Berdasarkan

hasil

pengamatan

dan

petunjuk

struktur

permukaan bumi, area selanjutnya diselidiki menggunakan pancaran


gelombang seismik. Pancaran gelombang seismik digunakan untuk
menentukan struktur batuan pada lapisan kulit bumi.
Gelombang seismik diciptakan menggunakan ledakan kecil.
Ledakan ini akan menghasilkan gelombang dan mengirimkannya sampai
kedalaman tertentu. Jika ada struktur batuan yang menggelembung (anti
cline), gelombang akan dipantulkan kembali. Pantulan ini dapat dideteksi
oleh sensor sehingga dapat diketahui secara akurat posisi minyak
bumi (perhatikan Gambar 3).

Gambar 3. Eksplorasi minyak bumi dengan menggunakan sensor


penangkap radar lipatan batuan.
Untuk mengeluarkan minyak bumi dan gas alam dari lapisan
batuan diperlukan pemboran lapisan bumi hingga mencapai ke dasar
lapisan batuan yang mengandung minyak bumi. Kedalamannya dapat
mencapai ratusan meter. Setelah dibor, pada awalnya minyak bumi akan
memancar sendiri akibat tekanan lapisan bumi yang tinggi, tetapi makin ke
atas tekanan ini makin lemah sehingga diperlukan tekanan dari luar. Ini
dilakukan dengan cara memompa menggunakan air atau udara hingga
minyak bumi dapat dipompa keluar. Pengangkutan minyak mentah dapat
dilakukan dengan menggunakan kapal tanker seperti pada Gambar 4.

Gambar 4. Supertanker AbQaiq yang mengangkut sekitar 2 juta


barel minyak mentah. (Wikimedia Commons)
Ada banyak hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang
dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah :
a.

Teori Biogenesis (Organik)


Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali
mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuhtumbuhan.

Kemudian

M.W.

Lamanosow

(Rusia,

1763)

juga

mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh


sarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936),
Bearl (1938) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa: minyak dan gas
bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun
yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.
b. Teori Abiogenesis (Anorganik)
Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi
terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur
tinggi akan bersentuhan dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian
Mandeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk
akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam dalam
bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang
mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman
prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses
terbentuknya

bumi.

Pernyataan

tersebut

berdasarkan

fakta

ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan


di atmosfir beberapa planet lain.
Dari sekian banyak hipotesa tersebut yang sering dikemukakan
adalah Teori Biogenesis, karena lebih bisa. Teori pembentukan minyak
bumi terus berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi dan
teknik analisis minyak bumi, sampai kemudian pada tahun 1984 G. D.
7

Hobson dalam tulisannya yang berjudul The Occurrence and Origin of


Oil and Gas.
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena
adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus
karbon ini terjadi antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang
digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, dimana
karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah
pertama,

karbon

dioksida

di

atmosfir

berasimilasi,

artinya

CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut.
Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir
melalui

respirasi

makhluk

hidup

(tumbuhan,

hewan

dan

mikroorganisme). Dalam proses ini, terjadi kebocoran kecil yang


memungkinkan satu bagian kecil karbon yang tidak dibebaskan kembali
ke atmosfir dalam bentuk CO2, tetapi mengalami transformasi yang
akhirnya menjadi fosil yang dapat terbakar. Bahan bakar fosil ini
jumlahnya hanya kecil sekali. Bahan organik yang mengalami oksidasi
selama pemendaman. Akibatnya, bagian utama dari karbon organik
dalam bentuk karbonat menjadi sangat kecil jumlahnya dalam batuan
sedimen.
Pada mulanya senyawa tersebut (seperti karbohidrat, protein dan
lemak) diproduksi oleh makhluk hidup sesuai dengan kebutuhannya,
seperti untuk mempertahankan diri, untuk berkembang biak atau
sebagai komponen fisik dan makhluk hidup itu. Komponen yang
dimaksud dapat berupa konstituen sel, membran, pigmen, lemak, gula
atau protein dari tumbuh-tumbuhan, cendawan, jamur, protozoa,
bakteri, invertebrata ataupun binatang berdarah dingin dan panas,
sehingga dapat ditemukan di udara, pada permukaan, dalam air atau
dalam tanah.
Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9% senyawa
karbon dan makhluk hidup akan kembali mengalami siklus sebagai
rantai makanan, sedangkan sisanya 0,1% senyawa karbon terjebak
dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakal

senyawa-senyawa fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi.


Embrio ini mengalami perpindahan dan akan menumpuk di
salah satu tempat yang kemungkinan menjadi reservoar dan ada yang
hanyut bersama aliran air sehingga menumpuk di bawah dasar laut, dan
ada juga karena perbedaan tekanan di bawah laut muncul ke permukaan
lalu menumpuk di permukaan dan ada pula yang terendapkan di
permukaan laut dalam yang arusnya kecil.
Embrio kecil ini menumpuk dalam kondisi lingkungan lembab,
gelap dan berbau tidak sedap di antara mineral-mineral dan sedimen,
lalu membentuk molekul besar yang dikenal dengan geopolimer.
Senyawa-senyawa organik yang terpendam ini akan tetap dengan
karakter masing-masing yang spesifik sesuai dengan bahan dan
lingkungan pembentukannya. Selanjutnya senyawa organik ini akan
mengalami proses geologi dalam perut bumi. Pertama akanmengalami
proses diagenesis, dimana senyawa organik dan makhluk hidup sudah
merupakan senyawa mati dan terkubur sampai 600 meter saja di bawah
permukaan dan lingkungan bersuhu di bawah 50C.
Pada kondisi ini senyawa-senyawa organik yang berasal dan
makhluk hidup mulai kehilangan gugus beroksigen akibat reaksi
dekarboksilasi dan dehidratasi. Semakin dalam pemendaman terjadi,
semakin panas lingkungannya, penam-bahan kedalaman 30 40 m akan
menaik-kan temperatur 1C. Di kedalaman lebih dan 600 m sampai
3000 m, suhu pemendaman akan berkisar antara 50 150 C, proses
geologi kedua yang disebut katagenesis akan berlangsung, maka
geopolimer yang terpendam mulal terurai akibat panas bumi.
Komponen-komponen minyak bumi pada proses ini mulai
terbentuk dan senyawasenyawa karakteristik yang berasal dan
makhluk hidup tertentu kembali dibebaskan dari molekul. Bila
kedalaman terus berlanjut ke arah pusat bumi, temperatur semakin naik,
dan jika kedalaman melebihi 3000 m dan suhu di atas 150C, maka
bahan-bahan organik dapat terurai menjadi gas bermolekul kecil, dan
9

proses ini disebut metagenesis.


Setelah proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah
terbentuk bersama-sama dengan bio-marka. Fosil molekul yang sudah
terbentuk ini akan mengalami perpindahan (migrasi) karena kondisi
lingkungan atau kerak bumi yang selalu bergerak rata-rata sejauh 5 cm
per tahun, sehingga akan ter-perangkap pada suatu batuan berpori, atau
selanjutnya akan bermigrasi membentuk suatu sumur minyak. Apabila
dicuplik batuan yang memenjara minyak ini (batuan induk) atau minyak
yang terperangkap dalam rongga bumi, akan ditemukan fosil senyawasenyawa

organik.

Fosil-fosil

senyawa

inilah

yang

ditentukan

strukturnya menggunaan be-berapa metoda analisis, sehingga dapat


menerangkan asal-usul fosil, bahan pembentuk, migrasi minyak bumi
serta hubungan antara suatu minyak bumi dengan minyak bumi lain dan
hubungan minyak bumi dengan batuan induk.
CaCO3 + Alkali CaC2 + HO HC = CH Minyak bumi
c.

Teori Duplex
Teori Duplex merupakan perpaduan dari Teori Biogenetik dan
Teori Anorganik. Teori Duplex yang banyak diterima oleh kalangan
luas, menjelaskan bahwa minyak dan gas bumi berasal dari berbagai
jenis organisme laut baik hewani maupun nabati. Diperkirakan bahwa
minyak bumi berasal dari materi hewani dan gas bumi berasal dari
materi nabati.
Akibat pengaruh waktu, temperatur, dan tekanan, maka endapan
Lumpur berubah menjadi batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal
dari Lumpur yang mengandung bintik-bintik minyak dikenal sebagai
batuan induk (Source Rock). Selanjutnya minyak dan gas ini akan
bermigrasi menuju tempat yang bertekanan lebih rendah dan akhirnya
terakumulasi di tempat tertentu yang disebut dengan perangkap (Trap).
Dalam suatu perangkap (Trap) dapat mengandung (1) minyak,
gas, dan air, (2) minyak dan air, (3) gas dan air. Jika gas terdapat
10

bersama-sama dengan minyak bumi disebut dengan Associated Gas.


Sedangkan jika gas terdapat sendiri dalam suatu perangkap disebut Non
Associated Gas. Karena perbedaan berat jenis, maka gas selalu berada
di atas, minyak di tengah, dan air di bagian bawah. Karena proses
pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang lama, maka
minyak bumi digolongkan sebagai sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui (unrenewable).
Berikut adalah langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi
beserta gamar ilustrasi:
1. Ganggang hidup di danau tawar (juga di laut). Mengumpulkan energi
dari matahari dengan fotosintesis.

2. Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan terendapkan di dasar


cekungan sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan
induk adalah batuan yang mengandung karbon (High Total Organic
Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta,
maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari ganggang
menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua
cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi. Jika
karbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai
karbon yang tidak mungkin dimasak.

11

3. Batuan induk akan terkubur di bawah batuan-batuan lainnya yang


berlangsung selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung
terus menerus. Salah satu batuan yang menimbun batuan induk adalah
batuan reservoir atau batuan sarang. Batuan sarang adalah batu pasir,
batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang
berpori-pori di dalamnya. Jika daerah ini terus tenggelam dan terus
ditumpuki oleh batuan-batuan lain di atasnya, maka batuan yang
mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau
masuk amblas ke bumi, maka suhunya akan bertambah. Minyak
terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi
puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapat
100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu
semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun,
maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.

4. Karbon terkena panas dan bereaksi dengan hidrogen membentuk


hidrokarbon. Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah
matang ini berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik
minyak bumi mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang terpenting
adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah
lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil
dari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air
cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah
bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini
akan tertangkap dan siap ditambang.

12

2.1.4

Komposisi Penyusun Minyak Bumi


Minyak Bumi sendiri bukan merupakan bahan yang uniform,
melainkan berkomposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi,
umur lapanganminyak dan juga kedalaman sumur. Sedangkan hidrokarbon
yang terkandung dalam minyak bumi terutama adalah alkana dan
sikloalkana, senyawa lain yang terkandung didalam minyak bumi
diantaranya adalah Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang
mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga.
Komponen Hidrokarbon Berdasarkan atas hasil analisa perbandingan
unsur-unsur yang terdapat dalam komponen minyak bumi diperoleh data
sebagai berikut :
1)

Karbon: 83,0-87,0 %

2)

Hidrogen: 10,0-14,0 %

3)

Nitrogen : 0,1-2,0 %

4)

Oksigen : 0,05-1,5 %

5)

Sulfur : 0,05-6,0 %

Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:


a)

Hidrokarbon Jenuh (alkana)

Dikenal dengan alkana atau parafin

Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak)

13

b)

Sedangkan rantai bercabang lebih sedikit

Senyawa penyusun diantaranya:


1. Metana

CH4

2. Etana

CH3 CH3

3. Propana

CH3 CH2 CH3

4. Butana

CH3 (CH2)2 CH3

5. n-heptana

CH3 (CH2)5 CH3

6. iso oktana

CH3 C(CH3)2 CH2 CH (CH3)2

Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)

Dikenal dengan alkena

Keberadaannya hanya sedikit

Senyawa penyusunnya:
o

Etena,

Propena,

o Butena,
c)

CH2 = CH2
CH2 = CH CH3
CH2 = CH CH2 CH3

Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana)

Dikenal dengan sikloalkana atau naftena

Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana

Senyawa penyusunnya :
14

d)

Hidrokarbon aromatik

Dikenal sebagai seri aromatik

Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit

Senyawa penyusunannya:

Zat-Zat Pengotor yang sering terdapat dalam minyak bumi:


A. Senyawaan Sulfur
Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan
Sulfur yang lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi
sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat
menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair),
karena terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai
hasil pembakaran gasoline) dan air.
B. Senyawaan Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari
15

2 % dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen


bisa menaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara.
Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam
karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan
disiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat
(asam alisiklik) dan asam alifatik.
C. Senyawaan Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat
rendah, yaitu 0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe
Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat
membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak
terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang
mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan
asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang
tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer.
D. Konstituen Metalik
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan
vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas
katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline, menghasilkan
banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur
tinggi, misalnya oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam
terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine. Abu
yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan
terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan
api),

menyebabkan

turunnya

merusakkan refractory itu.

2.1.5

Proses Pengeboran Minyak Bumi


1. Seismic

16

titik

lebur

campuran

sehingga

Proses ini bertujuan untuk mencari tempat yang memiliki


kandungan Gas/ minyak Bumi. Dengan menggunakan gelombang
Akustik (acoustic waves) yang merambat ke lapisan tanah. Gelombang
ini direfleksikan dan ditangkap lagi oleh sensor. Dari proses perambatan
gelombang ini akan diolah dan terlihatlah lapisan-lapisan tanah untuk
diolah manakah lapisan yang berpotensi mengandung gas/oil.

2. Drilling and Well Construction

Proses ini disebut juga proses "pengeboran minyak". Biasanya


pake rig (tempat untuk mensupport proses pengeboran, dsb).Simpel nya,
kita membuat lubang di tempat yang diidentifikasi ada kemungkinan
sumber minyak/gas di tempat tersebut. Perlu di ketahui dalam proses ini
ada kemungkinan blow out (pressure yang ga bisa di kontrol, langsung ke
surface), jadi harus ada pengendalian pressure dari dalam tanah. Pressure
downhole / dalam tanah lebih besar dari pressure atmosferik, untuk
mengimbanginya biasanya pake mud a.k.a lumpur dengan spesific
gravity (berat jenis) tertentu. Mud ini akan menciptakan Hydrostatic
pressure yang bisa menahan pressure dari dalam. Setelah "lubang" siap,
maka selanjutnya akan di cek apakah ada kandungan minyak/gasnya.
3. Well Logging

Proses ini yang paling mahal. Tool nya mahal, karena harus tahan
pressure dan temperature yang tinggi. Di samping memetakan lapisan
tanah, proses ini juga mengambil sample untuk nantinya di cek
kandungannya (minyak, gas, ato cuma air). Dari sini ketahuan lapisan
tanah dan batuan. Mana yang mengandung air, mana yang ada gas, dan
lapisan tanah mana yang "mungkin" ada kandungan minyaknya.

4.

Well Testing

17

Proses ini adalah proses dimana lapisan yang diperkirakan


mengandung oil/gas di "tembak", dengan explosif. Setelah itu minyak
yang terkandung diantara pori-pori batuan akan mengalir menuju tempat
yang pressurenya lebih kecil (ke atmosferik a.k.a ke permukaan
tanah).Untuk mengontrol pergerakan ini, sumur diisi dengan liquid
tertentu untuk menjaga under balance (sumur masih bisa di "kendalikan"
dan tidak blow out), contoh liquid: brine, diesel, ato air aja.Gas, minyak,
air, ataupun berbagai macam zat yang keluar akan dicari Rate nya. Untuk
minyak berapa BOPD(barrell oil per day) yang bisa dihasilkan. Untuk
gas, berapa MMscfMM/d (Million metric standart cubic feet per day atau
berapa juta cubic feet) yang bisa dihasilkan sumur tersebut. Proses testing
ini juga mengambil sample liquid maupun gas, dan juga data-data tentang
pressure, temperature, specific grafity, dll untuk selanjutnya diolah oleh
reservoir engineer. Data ini akan menunjukan seberapa besar dan
seberapa lama kemampuan berproduksi dari reservoir sumur tersebut.
Gas/minyak

dibakar

agar

tidak

mencemari

lingkungan.

Sistem

pembakarannya sudah sangat maju, dengan mixture gas, minyak, angin,


dan air untuk menjadikan pembakaran yang optimal.
5. Well Completion

Proses ini adalah proses instalasi aksesoris sumur sebelum


nantinya sumur siap diproduksi. Fungsi utamanya adalah menyaring
"pasir" yang dihasilkan setelah proses penembakan dalam well testing.
Pasir yang sampai ke surface dengan pressure diibaratkan "peluru" yang
nantinya akan membahayakan line produksi. Pipa produksi akan terkikis
oleh pasir dan akhirnya Burst (pecah).

18

Dengan Completion ini (alatnya gravel pack), akan menangkap


pasir di dalam sumur dan menyaringnya sehingga tidak ikut ke surface.
6. Production

Inilah proses yang membahagiakan, dimana sumur siap untuk


berproduksi dan nantinya akan diolah lagi ke tempat penyulingan untuk
diolah dalam berbagai bentuk. Contoh: Minyak tanah, bensin,
solar,kerosin, LPG, dll.
2.1.6

Macam-macam Jenis Sumur Minyak Bumi


Di dunia perminyakan umumnya dikenal tiga macam jenis sumur :
Pertama, sumur eksplorasi (sering disebut juga wildcat) yaitu
sumur yang dibor untuk menentukan apakah terdapat minyak atau gas di
suatu tempat yang sama sekali baru.
Kedua sumur konfirmasi (confirmation well ), ji\ka sumur
eksplorasi menemukan minyak atau gas, maka beberapa sumur konfirmasi
(confirmation well) akan dibor di beberapa tempat yang berbeda di
sekitarnya untuk memastikan apakah kandungan hidrokarbonnya cukup
untuk dikembangkan.
Ketiga, sumur pengembangan (development well) adalah sumur
yang dibor di suatu lapangan minyak yang telah eksis. Tujuannya untuk
mengambil hidrokarbon semaksimal mungkin dari lapangan tersebut.
Istilah persumuran lainnya :

Sumur produksi : sumur yang menghasilkan hidrokarbon, baik minyak,

gas ataupun keduanya. Aliran fluida dari bawah ke atas.


Sumur injeksi : sumur untuk menginjeksikan fluida tertentu ke dalam
formasi (lihat Enhanced Oil Recovery di bagian akhir). Aliran fluida
dari atas ke bawah.
19

Sumur vertikal : sumur yang bentuknya lurus dan vertikal.


Sumur berarah (deviated well, directional well) : sumur yang bentuk

geometrinya tidak lurus vertikal, bisa berbentuk huruf S, J atau L.


Sumur horisontal : sumur dimana ada bagiannya yang berbentuk
horisontal. Merupakan bagian dari sumur berarah.

2.1.7

Proses Pengolahan Minyak Bumi


Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut.
Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah
yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui
pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.
Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan
berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai
bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih
dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon
dengan jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat
seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya.
Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi
bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompokkelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.
Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan
sebagai berikut:

20

1. Destilasi
Destilasi

adalah

pemisahan

fraksi-fraksi

minyak

bumi

berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi


fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa
dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu 370C. Minyak mentah
yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom
fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga
bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan
dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas
dan bertekanan tinggi).
Menara destilasi

Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke


bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang
21

berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap


berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkupsungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang
terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga
setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah,
sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian
yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang
mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas.
Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian
dicairkan

dan

disebut

LPG

(Liquified

Petroleum

Gas).

Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu


minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini
memiliki

rantai

karbon

sejumlah

lebih

dari

20.

Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik


didihnya antara lain sebagai berikut :
1. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50C
2. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85C
3. Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105C
4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135C
5. Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Trayek didih : 135 sampai 300C
6. Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Trayek didih : di atas 300C
Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat
belum memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,

22

sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses cracking,


reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
2. Cracking
Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang
dihasilkan dimurnikan (refinery), seperti terlihat dibawah ini:
Cracking
hidrokarbon

adalah

yang

besar

penguraian

molekul-molekul

senyawa

menjadi

molekul-molekul

senyawa

hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan


minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Proses ini terutama
ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin
(bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock
(ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100
diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat
anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada nheptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang
diuji akan dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana.
Bilangan

oktan

dipengaruhi

oleh

beberapa

struktur

molekul

hidrokarbon. Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :


a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu
tinggi dan tekanan yang rendah.
Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :

b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis.


Katalis yang digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi
dari perengkahan katalitik melalui mekanisme perengkahan ion
karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkna
proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana
sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium :

23

c. Hidrocracking
Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan
hidrogenasi untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi
tersebut dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari
Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam
minyak

diubah

menjadi

hidrogen

sulfida

yang

kemudian

dipisahkan.
3. Reforming
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang
bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang
bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini
memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang berbeda.
Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming
dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
Contoh reforming adalah sebagai berikut :

Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul


dari hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan
oktan tinggi. Pada proses ini digunakan katalis molibdenum oksida
dalam Al2O3 atauplatina dalam lempung.Contoh reaksinya :

4. Alkilasi dan Polimerasi


Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul

24

menjadi molekul yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini
menggunakan katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam
kuat Lewis). Reaksi secara umum adalah sebagai berikut:

Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil


menjadi molekul besar. Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :

Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan


senyawa isobutana menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu
isooktana.

5. Treating
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara
menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating
adalah sebagai berikut :

Copper

sweetening
25

dan

doctor

treating,

yaitu

proses

penghilangan pengotor yang dapat menimbulkan bau yang tidak

sedap.
Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan

warna.
Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan
berat

molekul

tinggi

dari

fraksi

minyak

pelumas

untuk

menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang rendah.


Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan

untuk minyak pelumas


Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur

belerang.
Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam
minyak bumi atau gas, namun keberadaannya tidak dinginkan
karena dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk di
antaranya korosi pada peralatan proses, meracuni katalis dalam
proses pengolahan, bau yang kurang sedap, atau produk samping
pembakaran berupa gas buang yang beracun (sulfur dioksida, SO2)
dan menimbulkan polusi udara serta hujan asam. Berbagai upaya
dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi,
antara lain menggunakan proses oksidasi, adsorpsi selektif,
ekstraksi, hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur yang disingkirkan
dari minyak bumi ini kemudian diambil kembali sebagai sulfur

elemental.
Desulfurisasi

merupakan

proses

yang

digunakan

untuk

menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya


terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :
1. Ekstraksi menggunakan pelarut, serta
2. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam
minyak bumi dalam bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan
disulfida) secara katalitik dengan proses hidrogenasi selektif
menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa hidrokarbon asal
dari senyawa belerang tersebut. Hidrogen sulfida yang
dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur tersebut kemudian
dipisahkan dengan cara fraksinasi atau pencucian/pelucutan.
6. Blending
26

Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif


kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan
kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai persyaratan
kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak
digunakan di barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk
memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 bahan
pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya.
Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra
ethyl lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin.
Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh kualitas yang
baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif.
Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat
menimbulkan pencemaran udara.
2.1.8

Kegunaan Minyak Bumi

2.1.9

Dampak

Negatif Dan Kerugian Yang Ditimbulkan Dari

27

Penggunaan Minyak Bumi

Dampak Negatif dan kerugian dari penggunaan minyak bumi


terhadap lingkungan
Pencemaran

udara

menyebabkan

turunnya

kenyamanan

lingkungan

terutama
kualitas

di
udara

kota-kota
sehingga

besar

telah

mengganggu

bahkan telah menyebabkan

terjadinya

gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama


disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali
dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya
terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan
kebakaran hutan. Hasil penelitian dibeberapa kota besar (Jakarta,
Bandung, Semarang dan Surabaya) menunjukan bahwa kendaraan
bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara.
Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan
bermotor memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx
sebesar 73,40% dan HC sebesar 88,90% (Bapedal,1992).Secara umum,
kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk
memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah).
Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil
terhadap manusia dan lingkungan:
Dampak Terhadap Cuaca Dan Iklim
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil
(misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara
lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida
(SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam,smoga dan
pemanasan global).Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas
NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari
kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk
28

pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses


alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik).
Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat
(HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Emisi SO 2
(Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx
di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan
manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat
(H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam. Emisi gas NOx dan
SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk
asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam
kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat
asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH hujan normal),
yang dikenal sebagai hujan asam. Hujan asam menyebabkan tanah
dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan
hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan
terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara
langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).Smoga
merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar
gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan
bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk
dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon
dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas
rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek
rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar
matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga
suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan
perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Emisi CH 4 (metana)
adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas

29

bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas
metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang
menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO 2) yang paling
tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi.
Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon
dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon
dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari
gas bumi hanya 1,5 ton.
Dampak Terhadap Perairan Eksploitasi minyak bumi, khususnya
cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak,
misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan
mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat
menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut
disebabkan oleh kesalahan manusia. Pencemaran air oleh minyak bumi
umumnya disebabkan oleh pembuangan minyak pelumas secara
sembarangan. Di laut sering terjadi pencemaran oleh minyak dari tangki
yang bocor.
Adanya minyak pada permukaan air menghalangi kontak antara
air dengan udara sehingga kadar oksigen berkurang.
Dampak Terhadap Tanah Dampak penggunaan energi terhadap
tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambahan batu bara. Msalah
yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam
pertambangan terbuka (Open Pit Mini)
2.1.10 Cara Mengatasi Dampak Dari Penggunaan Produk Minyak Bumi
Pencegahan pencemaran udara akibat penggunaan bahan bakar
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Prinsipnya adalah bagaimana agar
zat-zat pencemaran yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
dikurangi dan dihilangkan. Berikut beberapa upaya yang telah dilakukan
30

para ahli.
a. Memproduksi Bensin Bebas Timbal
TEL ditambahkan pada bensin untuk meningkatkan kualitasnya.
Namun demikian, dengan diketahuinya dampak logam timbal terhadap
kesehatan, membuat penggunaan timbel dalam bensin dipertanyakan.
Pada

ilmuawan

mulai

mencari

pengganti

TEL,

diantaranya

methytertiary-butylether (MTBE). Bahan kimia tersebut mempunyai


fungsi yang sama dengan TEL. namun, MTBE juga mempunyai sifat
yang mirip dengan minyak sehingga tidak larut dalam air. Dapat
dibayangkan jika MTBE bocor dan cairannya merembes ke dalam tanah
atau masuk ke perairan. Jika itu terjadi, pencemaran air dan tanah tidak
dapat terlakan. Hal yang paling dikhawatirkan, hasil penelitian para
ilmuan menunjukkan bahwa MTBE diduga bersifat karsinogenik.
Pemerintah RI telah mencanangkan program indonesia bebas
timbal.

Untuk

menyukseskan

program

tersebut,

Pertamina

memodifikasi kilang minyak sehingga dapat menghasilkan bensin bebas


timbal. Kilang minyak itu mempunyai alat reformer yang dapat
menghasilkan HOMC (Hifh Octane Motorgas Component).
b. Memproduksi Bioetanol sebagai Pengganti Bensin
Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dari tumbuhan,
misalnya air tebu yang biasanya digunakan untuk memproduksi gula.
Bioetanol itu dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan, baik
murni maupun dicampur dengan bensin. Bensin yang dicampur alcohol
dikenal sebagai gasohol. Campuran yang digunakan, misalnya E85
(85% bensin, 15% alcohol) dan E80 (80% bensin, 20% alkohol).
Pembakaran bioetanol menciptakan CO2 bersih kelingkungan karena
zat yang sama akan diperlukan untuk pertumbuhan sebagai bahan baku
bioetanol.
c. Memproduksi Bioetanol sebagai Pengganti Solar
Bahan bakar biodiesel berasal dari tumbuhan atau dari hewan
yang direaksikan dengan metanol (proses transesterifikasi) sehingga
diperoleh minyak metal ester (ME) yang sering disebut dengan

31

biodiesel. Ada lebih dari 40 jenis minyak nabati yang potensial sebagai
bahan baku biodiesel di Indonesia, diantaranya minyak jarak pagar,
minyak kelapa, minyak kedelai, dan minyak kapuk. Biodiesel sangat
mudah digunakan dan dapat langsung dimasukkan ke dalam mesin
diesel tanpa perlu memodifikasi mesin. Selain itu, dapat dicampur
dengan solar untuk menghasilkan campuran biodiesel yang ber-oktan
lebih tinggi. Solar yang dicampur biodiesel memberikan angka oktan
yang lebih tinggi hingga 64. Sebagai perbandingan, solar biasa
memberikan angka oktan 48, sedangkan pertamina DEX (diesel
environment extra) 53. Semakin tinggi angka setana semakin aman
emisi gas buangnya. Selain itu, biodiesel juga berfungsi sebgai pelumas
sekaligus membersihkan injector, serta dapat mengurangi emisi karbon
dioksida, partikulat berbahaya, dan sulfur oksida. Biodesel terbukti
ramah

lingkungan

karena

tidak

mengandung

sulfur

sehingga

pencemaran udara dapat dihindari.


d. Mengembangkan Mobil Listrik
Mobil listrik adalah mobil yang menggunakan listrik sebagai
sumber tenaganya. Mobil itu di Indonesia dikembangkan oleh LIPI
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), dengan merek Marlip
(Marmut Listrik LIPI). Marlip secara mekanis digerakkan listrik.
Artinya, rangkaian mekanis dari motor tersebut hanya dapat
difungsikan jika dialiri arus listrik, AC maupun DC, bergantung dari
jenis motor yang digunakan. Dalam setiap unit motor juga terdapat
komponen penyimpanan energi yang menyerupai sebuah baterai atau
aki. Komponen itu diperlukan agar kendaraan dapat dijalankan hingga
jarak tertentu dari sumber listriknya. Sumber tenaga aki 200Ah/12V
yang digunakan sebanyak 3 buah. Untuk perjalanan non-stop selama 8
jam, membutuhkan pengisian ulang selama 8 jam pula. Mobil itu dapat
menempuh kecepatan rata-rata 40 km/jam. Mobil Marlip digunakan
sebagai kereta pasien, mobil golf, kendaraan patrol polisi, dan
kendaraan perumahan untuk 2 penumpang. Karena tidak menggunakan
bahan bakar minyak, Marlip tidak menimbulkan pencemaran udara.

32

e. Mengembangkan Mobil Hibrida


Energi yang digunakan untuk menggerakkan mobil hibrida
berasal dari gabungan mesin pembakaran internal (sumber energi BBM)
dan listrik (sumber energi baterai). Dengan penggunaan energi
gabungan tersebut, penggunaan BBM menjadi relatif lebih hemat.
Beterai dapat diisi ulang (recharge) pada saat kendaraan berhenti.
Kelebihannya lainnya, emisi keluaran mesin pembakaran internal
digunakan untuk menggerakkan generator menghasilkan listrik yang
kemudian disimpan dalam beterai. Jadi, selain lebih hemat dalam
mengonsumsi bahan bakar minyak, mobil hibrida lebih ramah
lingkungan dibandingkan dengan mobil konvensional.
Langkah-langkah mengatasi dampak dari pembakaran bensin:

Produksi bensin yang ramah lingkungan, seperti tanpa aditif Pb.


Penggunaan EFI (Electronic Fuel Injection) pada sistem bahan

bakar.
Penggunaan konverter katalitik pada sistem buangan kendaraan
Penghijauan atau pembuatan taman dalam kota.
Penggunaan bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui dan yang
lebih ramah lingkungan, seperti tenaga surya dan sel bahan bakar
(fuel cell).

2.1.11 Kota Penghasil Minyak Bumi terbesar di Indonesia


1. Irian Jaya Barat

Propinsi dengan luas daerah terbesar di Indonesia mempunyai


luas daerah 410.660 km2. di Irian Jaya Barat menghasilkan sebanyak
14.811 barrel per hari. Dengan rincian 6568 barrel kondensat + 8243
barrel minyak mentah. Pertambangan perminyakan di Irian Jaya Barat

33

dikelola oleh pertamina, petrochina dan british petroleum. Ketiga


perusahaan ini mengelola block tangguh, salawati kepala burung, dan
kepala burung.
2. Jambi

Propinsi di pulau Sumatera ini adalah salah satu dari 3 propinsi


di Indonesia yang mempunyai ibukota bernama sama dengan nama
propinsinya sendiri. Termasuk di dalamnya adalah Bengkulu dan
Gorontalo. Dengan mayoritas suku melayu. Jambi setiap harinya
mampu menghasilkan 19.506 barrel. Dengan perincian 8.847 barrel
kondensat dan 10659 barrel minyak mentah. Ladang minyak ketujuh
terbesar di Indonesia ini dikelola oleh petrochina, pearl oil, dan conoco
philips. Mereka mengelola block jabung, bangko, tungkal, dan south
jambi blok b.
3. Sumatera Selatan

Propinsi sumsel juga berbatasan langsung dengan jambi yang


ada di posisi 7 tadi. Block perminyakan yang ada di sumsel antara lain
adalah rimau, south & central sumatera, lematang, corridor,
pendopo&raja block, dan ogan komering. keseluruhan block ini
dioperasikan oleh pertamina, medco, talisman, golden spike, dan
conoco philips. Sumatera selatan per harinya sanggup menghasilkan
30.718 barrel minyak mentah dan 10.339 barrel kondensat. Yang berarti

34

totalnya sanggup menghasilkan 41.057 barrel per hari.


4. Jawa Timur

Jatim memiliki block minyak yang acap kali kita dengar yaitu
cepu dan yang paling kontroversial adalah block brantas karena
melupakan safety operation kepunyaan perusahaan bakrie. Jawa Timur
per harinya sanggup menghasilkan 52.616 barrel per hari dengan
perincian 52.290 barrel minyak mentah ditambah dengan 326 barrel
kondensat. Propinsi besar yang mempunyai banyak populasi manusia
ini memiliki block tuban, kangean block, brantas, cepu, west madura,
bawean, dan gresik. Block yang tersebar di offshore (lepas pantai atau
laut) dan onshore ini dioperasikan oleh banyak perusahaan, seperti hess,
total, kodeco energy, mobil, lapindo, kangean energy, pertamina, dan
petrochina.
5. Kepulauan Riau

Kep. Riau adalah propinsi yang berbatasan langsung dengan


negara vietnam, kamboja, malaysia, dan singapura. Dengan luas lautan
95% dari total wilayahnya kepri ternyata sanggup menghasilkan block
offshore dengan penghasilan minyak yang sangat banyak. Block
tersebut adalah natuna sea block a, natuna sea block b, dan south natuna
sea block a. dan block potensial migas ini dikelola oleh premier oil,
conoco philips, dan star energy. Setiap harinya kepri mampu
menghasilkan 59.210 barrel minyak mentah ditambah 2.365 barrek
kondensat. Dengan total produksi 61.575 barrel per harinya. selain

35

menghasilkan minyak bumi yang banyak, kepri juga mempunyai


cadangan gas bumi terbesar di Indonesia, its so amazing city.
6. Laut Jawa

Block offshore ini terbentang dari sumatera bagian tenggara


sampai ke daerah dekat jawa barat. Berbagai block yang ada di laut
jawa adalah block a offs dan southeast sumatera block. Kedua block ini
mampu menghasilkan produksi sebesar 65.154 barrel per harinya.
Dengan rincian 62.130 barrel minyak mentah ditambah 3.024 barrel
kondensat. Perusahaan yang mengoperasikannya adalah british
petroleum, pertamina, dan cnooc s.e.s.
7. Kalimantan Timur

Propinsi terluas kedua di indonesia setelah irian jaya barat.


ukurannya sama dengan satu setengah kali pulau jawa dan madura.
Menurut perhitungan luasnya adalah 245.237,80 km2. Kalimantan
Timur juga berbatasan langsung dengan malaysia. perusahaan yang
bekerja di kaltim adalah total, chevron, vico, dan medco. Sementara
block yang dioperasikan bernama sanga-sanga, mamburungan, kutai,
dan mahakam. Produksi total per harinya bisa mencapai 134.626 barrel.
Perincian sebagai berikut, 60.331 barrel minyak mentah dan 74.295
barrel kondensat. Kaltim merupakan propinsi terbesar penghasil
kondensat di indonesia. dengan mahakam blocknya yang dioperasikan

36

total.
8. Riau

Riau menjadi juara karena sanggup menghasilkan 359.777


barrel minyak mentah dan 6.050 barrel kondensat per harinya. Artinya
total produksi per hari mencapai 365.827 barrel. Ada 6 block yang
berada di riau, yaitu rokan, mountain front kuantan, siak block, selat
panjang, coastal plains&pekanbaru, dan malacca strait. Kesemuanya
dioperasikan oleh chevron, petroselat, pertamina, bumi siak pusako,
sarana pembangunan riau, dan kondur petroleum. Selain memiliki hasil
alam minyak bumi, riau juga memiliki gas bumi. Riau memiliki giant
field (ladang minyak yang berukuran sangat besar) yang bernama block
rokan.
Block ini sendiri berada di duri. Salah satu daerah yang
dioperasikan oleh chevron adalah minas, minyak minas adalah minyak
yang berkualitas paling baik di indonesia raya kita ini. Karena minyak
minas menghasilkan minyak yang memiliki viskositas sangat baik
untuk ukuran hidrokarbon, atau dengan bahasa umumnya minyak minas
sangatlah kental. Tetapi dengan viskositas yang tinggi malah membuat
susah proses produksi minyak. Dengan kata lain, membuat minyak ini
sangat sulit diangkat dari reservoirnya ke permukaan.
2.1.12 Cadangan Minyak Bumi
1. Cadangan Minyak Bumi di Indonesia

37

38

2.Cadangan Minyak Bumi di Dunia

39

2.2 Gas Bumi


2.2.1 Pengertian Gas Bumi
Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa,
adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari
metanaCH4). Ia dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas Bumi dan
juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi
melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik
selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan
di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan
kotoran manusia dan hewan.
2.2.2

Asal Mula Gas Bumi


Gas alam lebih mudah ditemukan dibanding minyak bumi.
Pembentukan gas alam dapat dibagi menjadi dua jenis yakni proses
biologis dan proses thermal.
Proses Biologis
Pada proses awal, gas alam terbentuk dari hasil dekomposisi zat
organik oleh mikroba anaerobik. Mikroba yang mampu hidup tanpa
oksigen dan dapat bertahan pada lingkungan dengan kandungan sulfur
yang tinggi. Pembentukan gas alam secara biologis ini biasanya terjadi
pada rawa, teluk, dasar danau dan lingkungan air dengan sedikit oksigen.
Proses ini mmembentuk gas alam pada kedalaman 760 sampai 4880
meter akan tetapi pada kedalaman dibawah 2900 meter, akan terbentuk
wet gas (gas yang mengandung cairan hydrocarbon). Proses jenis ini
menempati 20 persen keseluruhan cadangan gas dunia.

40

Proses Thermal
Pada kedalaman 4880 meter, minyak bumi menjadi tidak stabil
sehingga produk utama hydrocarbon menjadi gas metan. Gas ini
terbentuk dari hasil cracking cairan hydrocarbon yang ada disekitarnya.
Proses pembentukan minyak bumi juga terjadi pada kedalaman ini, akan
tetapi proses pemecahannya menjadi metan lebih cepat terjadi.
Sebenarnya, pembentukan gas alam dari bahan inorganik juga
dapat terjadi. Walaupun ditemukan pada jumlah yang tidak banyak, gas
metan terbentuk dari batuan awal lapisan pembentuk bumi dan jenis
meteorit yang mengandung bayak kabon (carbonaceous chondrite type).
Gas mulia (He dan Ar) yang ditemukan bersama gas alam adalah
produk hasil dari disintegrasi radioaktif alam. Helium berasal dari
thorium dan keluarga uranium sedangkan argon berasal dari potassium.
Gas-gas ini kemungkinan besar sama-sama terjebak oleh lingkungan
pada gas alam.
Seperti minyak bumi, gas alam bergerak dan terakumulasi pada
beberapa titik. Titik inilah yang menjadi target penambangan gas alam.
Ladang gas alam terbesar Eropa terdapat di Gronigen-Belanda (2270 x
109 m3), US terdapat di Kansas (1986 x 10 9 m3), Afrika terdapat Algeria
(2520 x 109 m3) dan di benua Asia terdapat di Arun-Indonesia (383 x 10 9
m3).
2.2.3

Komposisi Gas Bumi


Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH 4), yang
merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam
juga mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti
etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas
yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga merupakan sumber
utama untuk sumber gas helium.

41

Metana
Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan
pemanasan global ketika terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap
sebagai polutan ketimbang sumber energi yang berguna. Meskipun
begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon
dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang terlepas ke
udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal dari
makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan
pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton
per tahun secara berturut-turut). Nitrogen, helium, karbon dioksida
(CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air dapat juga terkandung di dalam
gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah kecil. Komposisi
gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.
Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan
(pengotor) utama dari gas yang harus dipisahkan . Gas dengan jumlah
pengotor sulfur yang signifikan dinamakan sourgas dan sering disebut
juga sebagai "acid gas (gas asam)". Gas alam yang telah diproses dan
akan dijual bersifat tidak berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum
gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir, biasanya gas tersebut
diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi bila terjadi
kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya tidak
berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat menyebabkan
tercekiknya pernapasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen
di udara pada level yang dapat membahayakan. Gas alam dapat
berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan menimbulkan
ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah
tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup,
seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran
yang mudah meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan
yang dapat menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang

42

berbahaya di udara adalah antara 5% hingga 15%. Ledakan untuk gas


alam terkompresi di kendaraan, umumnya tidak mengkhawatirkan karena
sifatnya yang lebih ringan, dan konsentrasi yang di luar rentang 5 - 15%
yang dapat menimbulkan ledakan.

Ledakan Gas
Komponen

Metana (CH4)

80-95

Etana (C2H6)

5-15

Propana (C3H8) and Butana (C4H10)

<5

Komposisi Campuran Gas

2.2.4

Penyimpanan dan Transportasi Gas Alam

43

Polyethylene gas main being laid in a trench.


Metode penyimpanan gas alam dilakukan dengan "Natural Gas
Underground Storage", yakni suatu ruangan raksasa di bawah tanah yang
lazim disebut sebagai "salt dome" yakni kubah-kubah di bawah tanah
yang terjadi dari reservoir sumber-sumber gas alam yang telah depleted.
Hal ini sangat tepat untuk negeri 4 musim. Pada musim panas saat
pemakaian gas untuk pemanas jauh berkurang (low demand), gas alam
diinjeksikan melalui kompresor-kompresor gas kedalam kubah di dalam
tanah tersebut. Pada musim dingin, dimana terjadi kebutuhan yang sangat
signifikan, gas alam yang disimpan di dalam kubah bawah tanah
dikeluarkan untuk disalurkan kepada konsumen yang membutuhkan.
Bagi perusahaan (operator) penyedia gas alam, cara ini sangat membantu
untuk menjaga stabilitas operasional pasokan gas alam melalui jaringan
pipa gas alam.
Pada dasarnya sistem transportasi gas alam meliputi :

Transportasi melalui pipa salur.

Transportasi dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) dengan kapal


tanker LNG untuk pengangkutan jarak jauh.

Transportasi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), baik di


daratan dengan road tanker maupun dengan kapal tanker CNG di laut,
untuk jarak dekat dan menengah (antar pulau).
Di Indonesia, Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Hilir Migas)

telah menyusun Master Plan "Sistem Jaringan Induk Transmisi Gas


Nasional Terpadu". Dalam waktu yang tidak lama lagi sistem jaringan
pipa gas alam akan membentang sambung menyambung dari AcehSumatera Utara-Sumatera Tengah-Sumatera Selatan-Jawa-Sulawesi dan
Kalimantan. Saat ini jaringan pipa gas di Indonesia dimiliki oleh
PERTAMINA dan PGN dan masih terlokalisir terpisah-pisah pada

44

daerah-daerah tertentu, misalnya di Sumatera Utara, Sumatera Tengah,


Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur.
Carrier LNG dapat digunakan untuk mentransportasi gas alam
cair (liquefied natural gas, LNG) menyebrangi samudra, sedangkan truk
tangki dapat membawa gasa alam cair atau gas alam terkompresi
(compressed natural gas, CNG) dalam jarak dekat. Mereka dapat
mentransportasi gas alam secara langsung ke pengguna-akhir atau ke titik
distribusi, seperti jalur pipa untuk transportasi lebih lanjut. Hal ini masih
membutuhkan biaya yang besar untuk fasilitas tambahan untuk pencairan
gas atau kompresi di titik produksi, dan penggasan atau dekompresi di
titik pengguna-akhir atau ke jalur pipa.
2.2.5

Pemanfaatan Gas Alam


Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu :
1. Gas alam sebagai bahan bakar
Antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap,
bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan bakar
kendaraan bermotor (BBG/NGV), sebagai keperluan untuk kebutuhan
rumah tangga hotel, restoran dan sebagainya. Gas alam terkompresi
(Compressed natural gas, CNG) adalah alternatif bahan bakar selain
bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan
bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih bersih bila
dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas
buangnya yang ramah lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan
kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. LPG (liquified
petroleum gas), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon
yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan
menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya
didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga
mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya
etana (C2H6) dan pentana (C5H12). Penggunaan Elpiji di Indonesia
terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor
45

gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor walaupun mesin
kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu.
2. Gas alam sebagai bahan baku
Antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, metanol, bahan
baku plastik LDPE (low density polyethylene), LLDPE = linear low
density polyethylene, HDPE (high density polyethylen), PE (poly
ethylene), PVC (poly vinyl chloride), C3 dan C4-nya untuk LPG,
CO2-nya untuk soft drink, dry ice pengawet makanan, hujan buatan,
industri besi tuang, pengelasan dan bahan pemadam api ringan.
3. Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor
Gas alam yang paling besar digunakan untuk komoditas ekspor di
dunia yaitu LNG (Liquified Natural Gas) atau gas alam cair.
Gas alam cair Liquefied Natural Gas (LNG) adalah gas alam yang
telah diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon
berat dan kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekan atmosfer
dengan mendinginkannya sekitar -160 Celcius. LNG ditransportasi
menggunakan kendaraan yang dirancang khusus dan ditaruh dalam
tangki yang juga dirancang khusus. LNG memiliki isi sekitar 1/640
dari gas alam pada Suhu dan Tekanan Standar, membuatnya lebih
hemat untuk ditransportasi jarak jauh di mana jalur pipa tidak ada.
Ketika memindahkan gas alam dengan jalur pipa tidak memungkinkan
atau tidak ekonomis, dia dapat ditransportasi oleh kendaraan LNG.
Dibandingkan dengan minyak mentah, pasar gas alam cair relative
lebih kecil. Saat ini teknologi manusia juga telah mampu menggnakan
gas alam untuk air conditioner (AC), seperti yang digunakan di
bandara Bangkok, Thailand dan beberapa bangunan gedung perguruan
tinggi di Australia.
Manfaat/kegunaan gas alam:
1.

Industri
Industri menggunakannya sebagai sumber panas untuk menghasilkan
barang-barang. Industri juga menggunakan gas alam sebagai bahan

46

untuk membuat pupuk, tinta, plastik, cat, detergen, pencegah serangga


dan lain-lain.
2.

Kegunaan domestik
Digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak dan pemanas. Di
beberapa negara gas alam disediakan untuk rumah-rumah disalurkan
menggunakan pipa yang digunakan untuk pengering pakaian,
pemanas/pendingin ruangan, pemanas air, bahan bakar kompor, AC.

3.

Listrik
Gas alam juga dapat digunakan untuk meciptakan listrik melalui
penggunaan turbin gas dan turbin uap. Pembakaran gas alam lebih
bersih daripada minyak dan batubara sehingga dapat menghasilkan
listrik dengan lebih efisien dan emisi yng lebih rendah.

4. Transportasi
Gas alam digunakan sebagai bahan bakar transportasi, mempunyai
oktan yang lebih tinggi, lebih bersih daripada bensin dan diesel. Pada
tahun 2008 ada 9.6 juta kendaraan gas alam diseluruh dunia
Pengotor dalam gas
Pengotor utama dalam gas alam disebabkan oleh kadar nitrogen, carbon
dioksida, dan hidrogen sulfida.helium juga merupakan pengotor yang
terdapat dalam jumlah yang relatif sangat kecil. Jika kadar CO 2 dan
nitrogen besar, maka gas tersebut mempunyai nilai yang lebih rendah dan
juga nilai kalorinya menjadi lebih rendah.
Helium : Helium merupakan gas ringan, tidak berwarna, tidak berbau dan
merupakan gas mulia yang terdapat bersama-sama dalam gas alam pada
temperatur normal.
Nitrogen : adanya kadar nitrogen dalam gas alam yang tinggi terjadi
akibat terperangkapnya udara pada sedimen. Nitrogen merupakan gas
yang terbentuk dari zat organik.
Hidrogen sulfida : hidrogen sulfida sering kali terdapat bersama dengan
gas alam. Gas ini biasanya tidak berwarna dan mempunyai bau yang
47

tidak sedap. Gas alam yang mengandung hidrogen sulfida walaupun


dalam jumlah kecil, tidak baik untuk dipergunakan sebagai bahan bakar,
karena dapat meracuni dan menyebabkan korosi dalam pipa.
Pengolahan Gas Alam
Proses Pengolahan Gas Alam adalah proses industri yang
kompleks dirancang untuk membersihkan gas alam mentah dengan
memisahkan kotoran dan berbagai non-metana hidrokarbon dan cairan
untuk menghasilkan

apa

yang

dikenal

sebagai

dry

natural

gas. Pengolahan Gas alam dimulai sumur bor. Komposisi gas alam
mentah yg diekstrak dari sumur bor tergantung pada jenis, kedalaman,
dan kondisi geologi daerah. Minyak dan gas alam sering ditemukan
bersama-sama dalam yang sama reservoir.
Gas alam yang dihasilkan dari sumur minyak umumnya
diklasifikasikan sebagai associated-dissolved, yang berarti bahwa gas
alam dilarutkan dalam minyak mentah.
Kebanyakan gas alam mengandung senyawa hidro karbon,
contoh seperti gas metana (CH4), benzena (C6H6), dan butana (C4H10).
Meskipun mereka berada dalam fase cair pada tekanan bawah tanah,
molekul-molekul akan menjadi gas pada saat tekanan atmosfer normal.
Secara kolektif, mereka disebut kondensat atau cairan gas alam (NGLs).
Gas alam yang diambil dari tambang batu bara dan tambang (coalbed
methane) merupakan pengecualian utama, yang pada dasarnya campuran
dari sebagian besar metana dan karbon dioksida (sekitar 10 persen).
Pabrik pengolahan gas alam memurnikan gas alam mentah yang
diproduksi dari ladang gas bawah tanah. Sebuah pabrik mensuplai gas
alam lewat pipa-pipa yang dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh
perumahan, komersial dan industri konsumen. Pada proses pengolahan,
kontaminan akan dihilangkan dan hidrokarbon yg lebih berat akan diolah
lagi untuk keperluan komersial lainnya.
Untuk

alasan

ekonomi,

beberapa

pabrik

pengolahan

mungkin harus dirancang untuk menghasilkan produk setengah jadi.


Biasanya mengandung lebih dari 90 persen metana murni dan lebih
48

kecil jumlah etana nitrogen, karbon dioksida, dan kadang-kadang. Hal ini
dapat diproses lebih lanjut di pabrik hilir atau digunakan sebagai bahan
baku untuk pembuatan bahan kimia.
Eksplorasi
Alat-alat dan Teknik yang digunakan pada proses gas alam meliputi :
a. Seismograf
Seimograf merupakan salah satu alat terpenting pada proses ini.
Seismograf adalah alat yang mampu mencatat getaran-getaran yang
terjadi pada permukaan bumi. Alat ini bekerja berdasarkan ilmu
seimologi yaitu ilmu yang mempelajari bagaimana energi dalam
bentuk gelombang getaran yang melalui lapisan kulit bumi dan
interaksinya terhadap variasi formasi bawah tanah. Pada tahun 1885,
L Palmiere mengembangkan seimograf pertama,. Penggunaan alat ini
dalam industry petroleum baru dimulai tahun 1921.
Konsep dasar dari seimologi cukup sederhana. Lapisan kerak bumi
memilki komposisi yang berbeda-beda di setiap lapisannya, energi
dalam bentuk gelombang seismic melewati lapisan-lapisan tersebut ,
kemudian terjadi interaksi pada tiap lapisan. Interaksi-interaksi
tersebut dicatat oleh seimograf berupa data-data yang nantinya dibaca
oleh ahli geofisika untuk kemudain diinterpertasikan dalam bentuk
gambar-gambar/dipetakan.
Proses ekplorasi seimologi ini dibagi menjadi dua berdasarkan
lokasinya , yaitu:
Seismologi onshore/ darat
Tahapan :
1.

Membuat gelombang seismik


Ada dua cara yang umum digunakan yakni, melalui ledakan
dinamit atau menggunakan the seismic truck (non-eksplosif).
Dinamit diledakan diarea subpermukaan lokasi uji, selanjutnya
ledakan tersebut akan menghasilkan getaran-getaran. Teknik dinilai
kurang ramah lingkungan karena seringkali merusak ekologi
sekitar lokasi uji. Oleh karena itu, dikembangkan teknik lain tanpa

49

ledakan/non-eksplosif. Teknik dikenal dengan the seismic truck, di


mana sebuah truk yang membawa alat yang mampu memancarkan
getaran ke lapisan tanah.
2. Recording
Pada tahap ini, pantulan dari getaran-getaran yang dikirim ke
lapisan bawah tanah tadi, ditangkap menggunakan alat yang
disebut geophone. Alat ini diletakan di tanah untuk mempermudah
penangkapan.
3. Pencatatan Data oleh Seismograf
Hasil dari sinyal yang ditangkap oleh geophone ditransmisikan ke
truk pencatat seismic yang didalamnya terdapat seismograf.
Kumpulan sinyal-sinyal tadi dicatat oleh seismograf.
4. Data-data dari seismograf diintepertasikan menjadi gambar oleh
ahli geofisika, geologis dan reservoir engineer dengan bantuan
computer canggih.
Seismologi offshore / laut
Pada dasarnya metode yang digunakan sama hanya dilakukan
penyesuaian alat terhadap kondisi area. Fungsi geophone digantikan
oleh hydrophone. Sementara, truk disubtitusi oleh kapal. Selain itu,
teknik untuk membuat gelombang seismic tidak menggunakan
ledakan dinamit karena dapat merusak ekositem dasar laut. Sebagai
gantinya, menggunakan air gun yang besar, yang akan menghasilkan
ledakan udara di dalam air, selanjutnya menghasilkan gelombang
seismic.
b. Magnetometers
Magnometer adalah alat pengukur perbedaan sifat kemagnetan yang
sangat kecil pada lapisan bumi. Alat ini juga digunakan untuk
memetakan kondisi formasi lapisan bawah tanah. Jadi, dapat menjadi
pembanding hasil data seismolog.
c. Gravimeter
Perbedaan formasi lapisan bumi dan tipe batuannya berdampak pada
sedikit perbedaan gravitasi bumi di sekitar wilayah tersebut.

50

Berdasarkan prinsip ini, maka cara lain untuk mengetahui kondisi


formasi lapisan dan batuan dalam perut bumi juga dapat menggunakan
alat yang sensitive terhadap perbedaan gravitasi yang sangat kecil ,
alat ini disebut gravimeter.
d. Exploratory wells
Cara terbaik untuk mendapatkan informasi kondisi bawah tanah dan
potensi hidrokarbon lebih akurat adalah menggunakan Exploratory
well. Exploratory well adalah metode idnetifikasi kandungan dalam
tanah dengan cara membuat lubang seperti sumur hingga kedalam
tertentu. Kemudian hasil galian berupa baruan atau fluida akan
dianalisis oleh ahli geologi dan geofisika. Tingkat keakuratannya
sangat terjamin, namun, kelemahannya dibutuhkan biaya yang besar
dan waktu yang lama. Oleh karena itu, teknik ini hanya dilakukan
pada daerah yang benar-benar memiliki potensi hidrokarbon dan
untuk memastikan saja.
e. Logging
Logging merupakan proses berkenaan pengujian selama proses
pengeboran maupun setelahnya untuk memonitor kinerja sumur
pengeboran serta menggali informasi lebih dalam tentang kondisi
formasi di bawah permukaan. Terdapat lebih dari 100 tipe logging tapi
pada intinya terdiiri atas beberapa uji untuk mengetahui secara nyata
komposisi dan karateristik lapisan batuan dimana sumur dibuat. Selain
itu, berguna juga untuk memastikan bahwa peralatan yang digunakan
selama pengeboran sudah tepat dan pengeboran tidak dilanjutkan bila
muncul kondisi yang tidak menguntungkan. Proses ini merupakan
bagian penting selama proses pengeboran.
Ada banyak tipe logging test, beberapa diantaranya adalah standar,
elektrik, akustik, radioaktif, densitas, induksi, caliper, dan logging
nuklir. Dua jenis tes yang paling sering digunakan adalah standar
logging dan electric logging.
Standard logging terdiri atas pengujian dan pencatatan sifat fisik
seperti : porositas dan kandungan fluida dari sumur. Caranya dengan

51

meneliti kepingan-kepingan batuan hasil galian menggunakan


mikroskop dengan perbesaran hingga 2000 X.
Electric logging bertujuan untuk mengukur resistensi listrik lapisan
batuan di sumur. Caranya dengan mengalirkan arus listrik melalui
formasi batuan dan mengukur resistensinya. Maka diperolehlah data
kandungan dan karekteristik fluida. Induction electric logging
merupakan versi terbaru yang lebih mudah digunakan dan
menghasilkan data yang mudah untuk ditafsirkan.
Interpertasi/penafsiran data
Setelah melakukan serangkain tahapan untuk memperoleh data, maka
tahap berikutnya adalah mengartikannya. Data-data yang diperoleh
akan tidak berguna bila metode interpertasi yang digunakan tidak benar.
Teknolgi komputasi sangat membantu dalam proses ini. Teknologi
computer itu disebut CAEX (Computer Assisted Exploration ). Dengan
menggunakan

mikroprosesor

canggih,

computer

ini

mampu

mengumpulkan dan mengolah data hingga menginterpertasikannya


secara visual secara mudah. Berbagai sumber data yang diperoleh dari
teknik-teknik sebelumnya seperti, gravimetric testing, loggin dsb dapat
dikombinaskan membentuk visualisasi formasi bawah tanah. Berdasrkan
visualisasi yang dihasilkan ada 3 jenis CAEX, yaitu : 2 D , 3 D, dan yang
tebaru 4 D. Presentase keberhasilan dengan teknik 3 D sebesar 65-70 %
sedangakn teknik 3 D sebesar 40-50 %. Sementara, teknik 2 D hanya 2535 %. Tetapi teknik 3 D jauh lebih mahal dibandingkan teknik 2 D. Oleh
karena itu, kombinasi keduanya merupakan pilihan terbaik. Pada tahap
awal dengan skala pemetaan yang luas dan keberadaan deposit masih
rendah digunakan teknik 2 D, sementara teknik 3 D dilakukan hanya
pada lokasi-lokasi dengan potensi hidrokarbon yang besar dengan
kepastian keberadaannya lebih tinggi.
Produk
LPG (Liquefied Petroleum Gas)
1. Pengertian LPG
Elpiji, pelafalan bahasa Indonesia dari akronim bahasa
52

Inggris; LPG (liquified petroleum gas, harafiah: "gas minyak bumi


yang dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon
yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan
menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya
didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji juga
mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya
etana (C2H6) dan pentana (C5H12).
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume
elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas
untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk
cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan
terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang
dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar
80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap
dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi,
tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan
uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur;
sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi
butana murni pada 20 C (68 F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa
(22 bar) bagi propana murni pada 55 C (131 F).
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis
yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi
masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral
Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang
dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran.
2. Sifat Elpiji
Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:

Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar


Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau

menyengat
Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki
atau silinder.
53

Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.


Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak

menempati daerah yang rendah.


3. Penggunaan Elpiji
Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai
bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas). Selain sebagai bahan
bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan sebagai bahan
bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus
dimodifikasi terlebih dahulu).
4. Bahaya Elpiji
Salah satu risiko penggunaan elpiji adalah terjadinya
kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api
dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak
berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi
kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan
gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu
sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas.
Tekanan elpiji cukup besar (tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga
kebocoran elpiji akan membentuk gas secara cepat dan mengubah
volumenya menjadi lebih besar.
LNG (Liquefied Natural Gas)
Gas alam cair (Liquefied natural gas, LNG) adalah gas alam yang
telah diproses untuk menghilangkan ketidakmurnian dan hidrokarbon
berat dan kemudian dikondensasi menjadi cairan pada tekan atmosfer
dengan mendinginkannya sekitar -160 Celcius. LNG ditransportasi
menggunakan kendaraan yang dirancang khusus dan ditaruh dalam
tangki yang juga dirancang khusus. LNG memiliki isi sekitar 1/640 dari
gas alam pada Suhu dan Tekanan Standar, membuatnya lebih hemat
untuk ditransportasi jarak jauh di mana jalur pipa tidak ada. Ketika
memindahkan gas alam dengan jalur pipa tidak memungkinkan atau tidak
ekonomis, dia dapat ditransportasi oleh kendaraan LNG, di mana
kebanyakan jenis tangki adalah membran atau "moss".

54

LNG menawarkan kepadatan energi yang sebanding dengan


bahan bakar petrol dan diesel dan menghasilkan polusi yang lebih sedikit,
tetapi biaya produksi yang relatif tinggi dan kebutuhan penyimpanannya
yang menggunakan tangki cryogenic yang mahal telah mencegah
penggunaannya dalam aplikasi komersial.
Kondisi yang dibutuhkan untuk memadatkan gas alam bergantung
dari komposisi dari gas itu sendiri, pasar yang akan menerima serta
proses yang digunakan, namun umumnya menggunakan suhu sekitar 120
and -170 derajat celsius (methana murni menjadi cair pada suhu -161.6
C) dengan tekanan antara 101 dan 6000 [kilopascal|kPa]] (14.7 and 870
lbf/in).Gas alam bertakanan tinggi yang telah didapat kemudian
diturunkan tekanannya untuk penyimpanan dan pengiriman.
Kepadatan LNG kira-kira 0,41-0,5 kg/L, tergantung suhu,
tekanan, dan komposisi. Sebagai perbandingan, air memiliki kepadatan
1,0 kg/L.
LNG berasal dari gas alam yang merupakan campuran dari
beberapa gas yang bereda sehingg tidak memililiki nilai panas yang
spesifik.Nilai panasnya bergantung pada sumber gas yang digunakan dan
proses yang digunakan untuk mencairkan bentuk gasnya. Nilai panas
tertinggi LNG berkisar sekitar 24MJ/L pada suhu -164 derajat Celsius
dan nilai terendahnya 21ML/L.
CNG (Compressed Natural Gas)
Adalah tipe gas alam yang disimpan masih dalam bentuk gas,
tetapi dikompres dengan tekanan 200-250 bar. Kelebihannya adalah:
biaya produksi yang lebih murah dan investasi infrastruktur yang lebih
murah dibandingkan dengan CNG. Secara keamanan, CNG juga lebih
aman dibanding LPG. Kekurangannya adalah: kepadatan energi cukup
rendah dibandingkan dengan LNG, sehingga untuk pemakaian industri
besar, harus dilakukan lebih sering.
2.2.7

Dampak dari Gas Alam

Gas Alam adalah Bahan Bakar Fosil yang Pembakarannya Relatif Bersih
55

Pembakaran gas alam untuk energi menghasilkan emisi lebih


sedikit pada hampir semua jenis polutan udara dan karbon dioksida (CO 2)
per unit panas yang dihasilkan dibandingkan batubara atau produk
minyak olahan. Sekitar 117 pound karbon dioksida diproduksi per juta
Btu gas alam, dibandingkan dengan lebih dari 200 pound CO 2 per juta
Btu batubara dan lebih dari 160 pound per juta Btu bahan bakar minyak.
Gas Alam Sebagian Besar Merupakan Metana - Gas Rumah Kaca yang
Kuat
Gas alam sebagian besar terdiri dari metana, yang merupakan gas
rumah kaca yang sangat kuat. Metana dapat bocor ke atmosfer dari
tambang batubara, sumur minyak dan gas, tangki penyimpanan gas alam,
pipa, dan lokasi pengolahannya. Kebocoran ini merupakan salah satu
sumber emisi gas rumah kaca.
Industri minyak dan gas alam berusaha untuk mencegah
kebocoran gas, dan di tempat gas alam diproduksi tetapi tidak dapat
diangkut secara ekonomi, gas alam akan "dinyalakan" atau dibakar di
lokasi tersebut. Hal ini dianggap lebih aman dan lebih baik daripada
melepaskan metana ke atmosfer karena CO2 lebih sedikit bahayanya
sebagai gas rumah kaca dibandingkan metana.
Eksplorasi,

Pemboran,

dan

Produksi Gas Alam Memiliki

Banyak

Dampak Pada Lingkungan


Ketika ahli geologi mengeksplorasi deposit gas alam di darat,
mereka mungkin harus mengganggu tanah dan vegetasi dengan
kendaraan mereka. Sebuah sumur gas di darat memerlukan pembukaan
jalan, pembersihan dan perataan daerah untuk membuat bor pad.
Kegiatan pengeboran sumur menghasilkan polusi udara dan dapat
mengganggu satwa liar. Dibutuhkan pipa untuk mengangkut gas dari
sumur, dan biasanya akan dilakukan pembukaan lahan untuk mengubur
pipa. Produksi gas alam juga dapat mengakibatkan kontaminasi
pada sejumlah besar volume air. Air ini harus ditangani dengan baik,
56

disimpan, dan di-disinfectan sehingga tidak mencemari tanah dan air.


Gas alam yang kita gunakan sebagai bahan bakar sebagian besar
merupakan metana, namun gas yang belum diolah dari sumur mungkin
mengandung senyawa lain, termasuk hidrogen sulfida, gas sangat
beracun. Gas alam yang padat hidrogen sulfida biasanya akan menyala
berkobar. Pembakaran gas alam menghasilkan CO2, karbon monoksida,
sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan senyawa lain tergantung pada
komposisi kimia dari gas alam dan seberapa baik gas tersebut dapat
terbakar. Sumur gas alam dan pipa sering membutuhkan mesin untuk
menjalankan peralatan dan kompresor, yang mengakibatkan kebisingan
dan polusi udara tambahan .
Kemajuan dalam Teknologi Pengeboran dan Produksi Memiliki Dampak
Positif dan Negatif
Teknologi

pengeboran dan pemulihan gas terbaru telah

mengurangi sejumlah besar daerah yang terganggu untuk menghasilkan


setiap kaki kubik gas alam. Teknik pemboran horizontal memungkinkan
untuk menghasilkan gas dari satu sumur dibandingkan banyak sumur di
masa lalu, sehingga diperlukan lebih sedikit sumur untuk exploitasi
lapangan gas.
Hydraulic fracturing

(biasa disebut "hydrofracking," atau

"fracking," atau "fracing") pada formasi batuan shale akan membuka


cadangan gas yang besar, yang sebelumnya terlalu mahal untuk
dikembangkan. Hydrofracking dilakukan dengan memompa cairan
bertekanan tinggi ke dalam sumur untuk membuat rekahan bebatuan dan
memungkinkan gas membebaskan diri dari kantong-kantong kecil di
bebatuan. Namun, ada beberapa masalah potensial pada lingkungan yang
juga terkait dengan produksi gas shale.

Hydraulic fracturing memerlukan sejumlah besar air.


Jika salah kelola, cairan hydraulic fracturing - yang mungkin
mengandung bahan kimia yang berpotensi bahaya - dapat mencemari
57

karena terjadinya tumpahan, bocor, konstruksi sumur yang rusak,

atau jalur eksposur lainnya.


Hydraulic fracturing juga menghasilkan sejumlah besar air limbah,
yang mungkin mengandung bahan kimia terlarut dan kontaminan
lain yang memerlukan perlakuan sebelum dibuang atau digunakan

kembali.
Menurut Survei Geologi Amerika Serikat, rekah

hydraulic

fracturing "menyebabkan gempa bumi kecil, walaupun terlalu kecil


untuk menjadi perhatian bagi keselamatan.
Peraturan Keselamatan dan Standar Yang K etat Diperlukan untuk Gas
Alam
Karena kebocoran gas alam dapat menyebabkan ledakan, ada
peraturan dan standar industri yang sangat ketat di lokasi pengeboran
untuk memastikan transportasi, penyimpanan, distribusi, dan penggunaan
gas alam yang aman. Karena gas alam tidak memiliki bau, perusahaan
gas alam menambahkan zat berbau kuat yang disebut merkaptan,
sehingga akan segera diketahui jika terjadi kebocoran.

2.2.8

Keuntungan dan Kerugian Gas Alam


Gas alam memiliki keunggulan dibandingkan bahan bakar
minyak seperti diesel dan bensin. Namun, memiliki beberapa kelemahan
juga.
Keuntungan

Ramah lingkungan dibandingkan minyak atau batubara. Hal ini


terutama karena fakta bahwa ia hanya memiliki satu karbon dan
karenanya, menghasilkan emisi lebih sedikit. Ini adalah fakta
diketahui bahwa untuk jumlah panas yang sama, gas alam
memancarkan karbon dioksida 30% lebih sedikit dari minyak yang
terbakar dan 45% lebih sedikit karbon dioksida dari pembakaran batu
bara. Dengan demikian, meningkatkan kualitas udara.

58

Murah (lebih murah daripada bensin) Oleh karena itu, biaya sangat
efektif.

Dapat disimpan dengan aman.

Memancarkan 60 sampai 90% lebih sedikit asap-memproduksi


polutan.

Karena proses pembakaran yang bersih, tidak menghasilkan abu


setelah melepaskan energi.

Kerugian

Salah satu kerugian dari gas alam yang sering dikreditkan sebagai
keuntungan oleh para ahli, adalah bahwa sumber daya energi tak
terbarukan. Ketersediaan Itu adalah terbatas. Kritik juga menunjukkan
bahwa ekstraksi mereka menyisakan kawah besar di dalam bumi.

Sangat volatile (sangat mudah terbakar) dan dapat berbahaya, jika


ditangani sembarangan.

Tidak berwarna, tidak berbau dan berasa yang membuat deteksi


kebocoran yang sangat sulit.

Di pipa gas, zat (berisi karbon monoksida) yang memiliki bau yang
kuat ditambahkan untuk membantu mendeteksi kebocoran. Namun,
zat

ini

dapat

berbahaya

dan

menyebabkan

kematian,

pada

kenyataannya, penggunaan gas alam adalah penyebab paling umum


kematian karbon monoksida.

Membangun dan mengelola pipa seperti banyak biaya.

59

2.2.9

Gas alam di Indonesia


Pemanfaatan gas alam di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an
dimana produksi gas alam dari ladang gas alam PT Stanvac Indonesia di
Pendopo, Sumatera Selatan dikirim melalui pipa gas ke pabrik pupuk
Pusri IA, PT Pupuk Sriwidjaja di Palembang. Perkembangan
pemanfaatan gas alam di Indonesia meningkat pesat sejak tahun 1974,
dimana PERTAMINA mulai memasok gas alam melalui pipa gas dari
ladang gas alam di Prabumulih, Sumatera Selatan ke pabrik pupuk Pusri
II, Pusri III dan Pusri IV di Palembang. Karena sudah terlalu tua dan
tidak efisien, pada tahun 1993 Pusri IA ditutup,dan digantikan oleh Pusri
IB yang dibangun oleh putera-puteri bangsa Indonesia sendiri. Pada masa
itu Pusri IB merupakan pabrik pupuk paling modern di kawasan Asia,
karena menggunakan teknologi tinggi. Di Jawa Barat, pada waktu yang
bersamaan, 1974, PERTAMINA juga memasok gas alam melalui pipa
gas dari ladang gas alam di lepas pantai (off shore) laut Jawa dan
kawasan Cirebon untuk pabrik pupuk dan industri menengah dan berat di
kawasan Jawa Barat dan Cilegon Banten. Pipa gas alam yang
membentang dari kawasan Cirebon menuju Cilegon, Banten memasok
gas alam antara lain ke pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik keramik,
pabrik baja dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap.
Selain untuk kebutuhan dalam negeri, gas alam di Indonesia
juga di ekspor dalam bentuk LNG (Liquefied Natural Gas).Salah satu
daerah penghasil gas alam terbesar di Indonesia adalah Aceh. Sumber gas
alam yang terdapat di daerah Kota Lhokseumawe dikelola oleh PT Arun
NGL Company. Gas alam telah diproduksikan sejak tahun 1979 dan
diekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Selain itu di Krueng Geukuh,
Nanggre Aceh Barh (kabupaten Aceh Utara) juga terdapat PT Pupuk
Iskandar Muda pabrik pupuk urea, dengan bahan baku dari gas alam.

2.2.10 Cadangan Gas Bumi


1.

Cadangan Gas Bumi di Indonesia

60

61

2.

Cadangan Gas Dunia


Total cadangan dunia (yang sudah dikonfirmasi) adalah 6,112
triliun kaki persegi. Daftar 20 besar negara dengan cadangan gas
terbesar dalam satuan triliun kaki persegi (trillion cuft) adalah:
1. Rusia =1,680
2. Iran =971
3. Qatar =911
4. Arab Saudi =241
5. United Arab Emirates =214
6. Amerika Serikat =193
7. Nigeria =185
8. Aljazair =161
9. Venezuela =151

62

10. Irak =112


11. Indonesia =98
12. Norwegia =84
13. Malaysia =75
14. Turkmenistan =71
15. Uzbekistan =66
16. Kazakhstan =65
17. Belanda =62
18. Mesir =59
19. Kanada =57
20. Kuwait =56
Total cadangan 20 negara di atas adalah 5,510 triliun kaki
persegi dan total cadangan negara-negara di luar 20 besar di atas
adalah 602 triliun kaki persegi.
Daftar ladang gas terbesar dalam satuan (*109 m):
1. Asalouyeh, South Pars Gas Field (10000 - 15000)
2. Urengoy gas field (10000)
3. Shtokman field (3200)
4. Karachaganak field, Kazakhstan (1800)

63

5. Slochteren (1500)
6. Troll (1325)
7. Greater Gorgon (1100)
8. Shah Deniz gas field (800)
9. Tangguh gas field , Indonesia (500)
10. Sakhalin-I (485)
11. Ormen Lange (400)
12. Jonah Field (300)
13. Snhvit (140)
14. Barnett Shale (60 - 900)
15. Maui gas field (?)
2.2.11 Pengukuran Gas Alam
Gas alam dapat diukur dalam sejumlah cara. Sebagai gas, ia
dapat diukur melalui volume satuan m3 pada temperatur 15 C dan
tekanan 750 mmHg, atau dalam cubic feet (CF) dengan temperatur 60 F
dan tekanan 14,73 lb/in2. Satuan volume yang umumnya dipakai adalah
dalam ribuan cubic feet (MCF), jutaan cubic feet (MMCF), atau triliun
cubic feet (TCF). Gas alam juga sering diukur dan dinyatakan dalam
British thermal unit (BTU). Satu BTU adalah sejumlah gas alam yang
akan menghasilkan energi yang cukup untuk memanaskan satu pound air
dengan satu derajat pada tekanan normal. Satu cubic feet gas
alammengandung sekitar 1,027 BTU. Gas alam yang dikirim melalui
pipa di USA, diukur dalam satuan therms untuk penggunaan
pembayaran. Satu therm adalah ekivalen dengan 100.000 BTU, atau

64

sekitar 97 SCF gas alam.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Minyak Bumi adalah cairan kental, berwarna coklat gelap, atau kehijauan
yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak
bumi. Minyak bumi terbentuk dari fosil-fosil hewan dan tumbuhan kecil yang
hidup di laut dan tertimbun selama berjuta-juta tahun lampau. Ada banyak
hipotesa tentang terbentuknya minyak bumi yang dikemukakan oleh para ahli,
beberapa diantaranya adalah Teori Biogenesis (organik), Teori Abiogenesis
(anorganik) dan Teori Duplex. Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi
terutama adalah alkana dan sikloalkana, senyawa lain yang terkandung didalam
minyak bumi diantaranya adalah Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa
yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga. Proses
pengeboran minyak bumi terdiri dari seismic, drilling and well construction, well
logging, well testing, well completion dan production. Secara umum proses
pengolahan minyak bumi adalah destilasi, cracking, reforming, polimerasi,
treating dan blending. Produk minyak bumi berupa gas, bensin, naptha, kerosin,
minyak solar, minyak pelumas dan lain-lain. Minyak bumi mempunyai dampak
negatif terhadap iklim dan cuaca. Salah satu cara untuk mengatasi dari dampak
penggunaan minyak bumi adalah memproduksi bensin bebas timbal.
Gas alam sering juga disebut sebagai gas Bumi atau gas rawa, adalah
bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana (CH4). Gas
alam lebih mudah ditemukan dibanding minyak bumi. Pembentukan gas alam
dapat dibagi menjadi dua jenis yakni proses biologis dan proses thermal.
Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan molekul
hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekulmolekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan

65

butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam
juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium. Gas alam dimanfaatkan
sebagai bahan bakar, bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, metanol dan
komoditas

energi

untuk

ekspor.

Eksplorasi,

pemboran,

dan

produksi gas alam memiliki banyak dampak pada lingkungan. Salah satu
keuntungan dari gas bumi adalah ramah lingkungan dibandingkan minyak atau
batubara. Hal ini terutama karena fakta bahwa ia hanya memiliki satu karbon dan
karenanya, menghasilkan emisi lebih sedikit. Ini adalah fakta diketahui bahwa
untuk jumlah panas yang sama, gas alam memancarkan karbon dioksida 30%
lebih sedikit dari minyak yang terbakar dan 45% lebih sedikit karbon dioksida
dari pembakaran batu bara. Dengan demikian, meningkatkan kualitas udara.
3.2 Saran

Minyak dan Gas Bumi adalah sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui. Suatu saat Minyak dan Gas Bumi akan habis karena banyak
digunakan manusia dalam berbagai bidang. Hendaknya kita bisa menjaga
keseimbangan dengan mencegah ekploitasi minyak bumi secara besar-besaran
supaya minyak bumi bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Marilah kita gunakan dan kita manfaatkan minyak dan gas bumi sesuai
kebutuhan dan kegunaan untuk mencegah eksploitasi minyak dan gas bumi yang
berlebihan.

66

You might also like