You are on page 1of 8

STABILISASI TANAH DASAR – TEKNIK JALAN RAYA

STABILISASI TANAH DASAR

Tanah dasar merupakan bagian penting dari kontruksi jalan karena tanah ini mendukung
seluruh kontruksi jalan beserta muatan lalu lintas diatasnya. Tanah dasar menentukan mahal
tidaknya pembangunan jalan tersebut karena kekuatan tanah tersebut menentukan tebal tipisnya
lapisan perkerasan. Tanah dasar dalam keadaan asli merupakan suatu bahan yang kompleks dan
sangat bervariasi kandungan mineralnya. Pembangunan jalan raya tidak selalu berada diatas
tanah dasar yang relatif baik, ada kemungkinan dibuat diatas tanah yang kurang baik. Akibatnya,
tanah tersebut tidak dapat langsung dipakai sebagai lapisan dasar (subgrade). Oleh karena itu
tanah dasar perlu dipersiapkan secara baik antara lain dengan perbaikan tanah.
Stabilisasi tanah adalah alternatif yang dapat diambil untuk memperbaiki sifat-sifat tanah
yang ada. Pada prinsipnya stabilisasi tanah merupakan suatu penyusunan kembali butir-butir
tanah agar lebih rapat dan saling mengunci. Tanah dibuat stabil agar jika ada beban yang lewat,
tidak terjadi penurunan (settlement). Tanah dasar minimal harus bisa dilewati kendaraan proyek.
Stabilisasi tanah adalah usaha untuk meningkatkan stabilitas dan kapasitas daya dukung tanah.
Menurut Bowles (1984) apabila tanah yang terdapat di lapangan bersifat sangat lepas atau sangat
mudah tertekan, atau apabila mempunyai indeks konsistensi yang tidak sesuai, permeabilitas
yang terlalu tinggi, atau sifat lain yang tidak diinginkan sehingga tidak sesuai untuk suatu proyek
pembangunan, maka tanah tersebut harus distabilisasikan.
Proses stabilisasi itu meliputi, antara lain:
1. Penggantian tanah asli : mengganti tanah dengan tanah yang baik atau sesuai spesifikasi
2. Perbaikan gradasi butiran
3. Stabilisasi dengan bahan kimia
4. Stabilisasi dengan pemadatan
Tujuan perbaikan tanah tersebut adalah untuk mendapatkan tanah dasar yang stabil pada
semua kondisi. Usaha stabilisasi dilakukan hanya seperlunya saja, tidak menguntungkan secara
ekonomis untuk membuat sesuati bagian konstruksi yang lebih kuat dari yang diperlukan.
Adapun metode-metode stabilisasi yang dikenal adalah :
1. Stabilisasi mekanis
Definisi stabilisasi mekanis adalah tanah yang telah distabilisasikan secara mekanis
adalah yang telah berhasil dibuat memiliki daya dukung tanah tertentu terhadap deformasi oleh
muatan, disebabkan karena adanya kait mengait (interlock) dan geseran antar butir tanah serta

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL / UNIVERSITAS INDONESIA Page 1


STABILISASI TANAH DASAR – TEKNIK JALAN RAYA

daya ikat antar butir oleh bagian tanah yang halis atau tanah liat. Beberapa usaha penambahan
kekuatan atau daya dukung tanah dengan stablisasi mekanis seperti mengganti jenis tanah
eksisting, mengatur gradasi tanah atau melakukan pemadatan (compaction).
PERBAIKAN GRADASI BUTIRAN
Perbaikan dilakukan dengan menambahkan butiran tertentu sehingga dicapai gradasi
butiran yang sesuai dengan spesifikasi (well graded). Sebelum penambahan, dilakukan
pengambilan sampel tanah dasar untuk diteliti gradasi butirannya, bila ditemukan pada butiran
tertentu kurang baik, maka dilakukan penambahan butiran pada butiran tersebut. Perbaikan ini
penting mengingat bahwa setiap jenis gradasi memiliki fungsi yang berbeda, yang saling
melengkapi satu sama lain.

Fungsi dari butir butir yang termasuk fraksi “kasar” (tertahan di atas saringan no 4)
adalah sebagai kerangka dari lapisan konstruksi dan meneruskan pengaruh gaya-gaya muatan
kepada lapisan di bawahnya. Mengingat fungsinya yang demikian, maka butir-butir kasar ini
harus cukup keras dan tidak lapuk oleh rendaman air yang mungkin tertahan di dalam massa
lapisan untuk waktu yang lama, makin butir butir ini berbentuk bersegi, makin besar kestabilan
masa yang dapat dicapai.

Butir-butir yang termasuk fraksi “halus” (lewat saringan no 40), khususnya yang lewat
saringan no 200 berfungsi sebagai pengisi ruangan kosong yang terjadi oleh bentuk dari butir-
butir fraksi kasar tadi. Dengan terisinya ruang ruang kosong tadi (air voids), maka massa
menjadi stabil. Dan juga butir-butir halus ini mempunyai kemampuan untuk mengikat butir-butir
kasar dengan sifat kohesifnya. Untuk tanah yang berbutir lebih kecil dari saringan no 40 (yang
terpengaruh oleh kadar air) dengan fungsi pengisi rongga-rongga kosong dan bahan pengikat,
tidak boleh diberikan terlalau banyak. Untuk ayakan yang melewati saringan no 200 tidak boleh
melebihi dua per tiga dari seluruh bagian yang melwati saringan no 4.

STABILISASI DENGAN PEMADATAN


Untuk mengantisipasi tanah terutama bersifat ekspansif (kembang-susut) yang mengikuti
kadar airnya maka diperlukan pemadatan (compaction) karena hal ini mempengaruhi daya
dukung tanah. Pada musim kemarau yang sangat panas, kita sering dapat memperhatikan adanya
celah-celah memanjang pada konstruksi jalan raya yang disebabkan oleh gejala susut dari tanah

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL / UNIVERSITAS INDONESIA Page 2


STABILISASI TANAH DASAR – TEKNIK JALAN RAYA

liat yang diakibatkan oleh menurunnya kadar air dari masssa tanah itu. Gejala ini diperbesar oleh
adanya semak belukar yang akar-akarnya menghisap air dari dalam tanah untuk kemudian
diuapkan melalui daun-daunan. Gejala susut oleh berkurangnya kadar air minimal ini terlihat
terutama pada tanah-tanah yang kurang kepadatannya.
Adapun untuk melakukan stabilisasi tanah dengan cara pemadatan diperlukan peralatan
yang berfungsi untuk memadatkan tanah tersebut. Alat-alat pemadatan yang dapat digunakan
memiliki jenis yang berbeda untuk keperluan tipe pemadatan yang berbeda:
1. Smooth steel roller (penggilas dengan permukaan halus)
a. Three wheel roller

http://www.bandwequipment.com/images/equipment/194.jpg

b. Tandem roller

http://westmetro.files.wordpress.com/2009/04/2006-cc232vf.jpg

2. Pneumatic tired roller (penggilas roda ban angin)

http://www.directindustry.com/prod/dynapac-ab/pneumatic-tired-roller-40114-330754.html

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL / UNIVERSITAS INDONESIA Page 3


STABILISASI TANAH DASAR – TEKNIK JALAN RAYA

3. Sheep foot type roller (penggilas dengan kaki kambing)

http://www.jeffersoncountytrails.org/bn/pp95.htm

4. Vibratory roller (penggilas getar)

http://www.government-fleet.com/Product/Detail/2009/02/SAKAI-SW800-Double-Drum-Roller.aspx

5. Vibratory plate compactor (alat pemadat getaran)

http://base.cygnuspub.com/images/Products/FCP/2008/Oct/300x300/DoosanInfrac_IngersollRandBXRS_FCP_0.png

6. Mesh Grid roller (penggilas dengan roda bertapak anyaman)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL / UNIVERSITAS INDONESIA Page 4


STABILISASI TANAH DASAR – TEKNIK JALAN RAYA

7. Segmented roller

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.homedepot.com/catalog/productImages/300/6d/6d3441b2-e766-
4ad6-8b33-c0f595302d57_300.jpg

Tiap alat memiliki spesifikasi tersendiri yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan
berdasarkan medan yang akan dihadapi alat pemadatan (jenis tanah),

 Untuk tanah plastis dan kohesif, dapat digunakan sheep foot roller karena jenis tapaknya
yang cocok dan pneumatic tired roller karena cukup berat dibandingkan alat pemadatan
lainnya.
 Untuk tanah pasir atau kerikil berpasir, dapat digunakan vibratory roller dan pneumatic
roller sehingga butiran pasir dapa bergerak memadat, mengisi rongga yang kosong.
 Untuk tanah pasir bercampur lempung, dapat digunakan segmented roller.
 Untuk jalan aspal, dapat digunakan smooth steel roller.
Kecepatan standar yang dapat digunakan sebagai pedoman bila tidak dilakukan
pengukuran di lapangan,
 Sheep foot roller dengan penggerak sendiri 5 mph atau 7,5 kmh
 Pneumatic tired roller dengan penggerak sendiri 7 mph atau 10 kmh
 Sheep foot roller ditarik wheel tractor 5-10 mph atau 7,5-15 kmh
 Sheep foot roller ditarik crawler tractor 3-4 mph atau 4,5-6 kmh
 Pneumatic roller ditarik 3-5 mph atau 4,5-7,5 kmh

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL / UNIVERSITAS INDONESIA Page 5


STABILISASI TANAH DASAR – TEKNIK JALAN RAYA

PENGGANTIAN TANAH ASLI


Bila kondisi eksisting tanah di lapangan sangat buruk dan tidak memungkinkan untuk
dilakukan stabilisasi dengan cara perbaikan gradasi tanah, pemadatan, ataupun kimiawi karena
alas an ekonomis ataupun kemudahan pengerjaan, maka tanah eksisting dapat diganti dengan
tanah baru yang diambil dari tempat lain sehingga daya dukungnya mampu mencapai spesifikasi
yang diinginkan dengan cost dan waktu pengerjaan yang relatif efisien.

Gambar 1 Proses Stabilisasi Tanah Dasar (Subgrade)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL / UNIVERSITAS INDONESIA Page 6


STABILISASI TANAH DASAR – TEKNIK JALAN RAYA

2. Stabilisasi kimiawi
Stabilisasi tanah secara kimiawi adalah panambahan bahan stabilisasi yang dapat
mengubah sifat-sifat kurang menguntungkan dari tanah. Biasanya digunakan untuk tanah yang
berbutir halus. Bahan yang digunakan untuk stabilisasi tanah disebut stabilizing agents karena
setelah diadakan pencampuran menyebabkan terjadinya stabilisasi. Untuk masih dapat
memanfaatkan tanah-tanah kohesif setempat sebanyak mungkin secara ekonomis, maka
dipergunakan stabilizing agents, yang karena proses kerjanya dan sifat pengaruh yang
ditimbulkan kepada bahan yang distabilkan menyebabkan stabiisasi dengan menggunakan bahan
campuran ini.
Di dalam usaha stabilisasi tanah ini, kita mengenal banyak jenis stabilizing agent.s Di
antara sekian banyak stabilizing agents, yaitu air sendiri di dalam jumlah yang tepat dan tanah
liat dalam jumlah proporsional. Untuk menahan air diperlukan stabilizing agentsi (garam laut)
pada air tersebut yang sifatnya higroskopis dapat mengikat air dalam jangka waktu yang lama.
Adapun stabilizing agents untuk tanah liat antara lain adalah kapur pasang (hydrated lime),
Portland cement (PC), bitumen, dan lain lain. Stabilizing agents yang disebutkan tadi merupakan
bahan-bahan yang menghasilkan produk yang baik sesuai dengan tujuan penstabilan tanah yang
bersangkutan, derajat peningkatan mutu yang dikehendaki dan mudah dikerjakan. Pada
umumnya, stabilisasi kmiawi adalah jenis usaha yang cukup mahal dan memerlukan ketelitian
dan kecermatan bekerja yang tinggi.

STABILISASI DENGAN MINERAL ASBUTON

Dengan berkembangnya teknologi, ada penelitian mengenai stabilisasi tanah dengan


memanfaatkan mineral Asbuton sebagai bahan stabilisasi tanah. Asbuton merupakan aspal alam
yang terdapat di Pulau Buton dengan deposit sangat besar yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan jalan karena disamping mengandung bitumen, mineralnya pun memiliki kandungan kapur
(CaCO3) yang cukup tinggi yaitu sekitar 70% - 80%.
Saat ini ada beberapa produsen yang mengembangkan produk asbuton murni (kandungan
mineralnya < 1%) yang diharapkan dapat menggantikan aspal minyak. Karena kandungan
mineralnya yang cukup tinggi dapat membahayakan untuk kehidupan di masa yang akan datang,
oleh karena itu perlu pemanfaatan mineral ini untuk stabilisasi tanah.

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL / UNIVERSITAS INDONESIA Page 7


STABILISASI TANAH DASAR – TEKNIK JALAN RAYA

Secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan stabilisasi adalah untuk meningkatkan kinerja
perkerasan. Karena kinerja perkerasan tidak semata – mata menyangkut kekuatan, maka dalam
rangka memilih cara stabilisasi yang tepat perlu diketahui alasan perlunya stabilisasi. Adapun
beberapa alasan konvensional yang melatarbelakangi perlunya stabilisasi adalah:
a. Kondisi tanah dasar yang jelek
Stabilisasi tanah dasar adalah untuk meningkatkan mutunya sehingga tebal perkerasan
dapat dikurangi.
b. Bahan lapis pondasi yang terbatas
Kasus nyata yang sering terjadi di lapangan adalah tingginya platisitas bahan. Dalam hal
tersebut, plastisitas dapat diturunkan dengan menambahkan kapur atau semen ke dalam bahan.
c. Pengendalian debu
Meskipun sejauh ini penggunaan bahan stabilisasi untuk mengendalikan debu belum
populer di Indonesia, namun beberapa Negara telah menggunakannya.
d. Pengendalian kadar air
Beberapa bahan kimia dapat menahan air dalam tanah sehingga pada musim kemarau
memungkinkan tanah mudah untuk dipadatkan. Pada kasus yang ekstrim, kemungkinan tanah
dalam keadaan yang sangat basah sehingga sulit dipadatkan. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat
digunakan bahan stabilisasi yang dapat “mengeringkan” tanah.

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL / UNIVERSITAS INDONESIA Page 8

You might also like