You are on page 1of 50

SIROSIS

HATI

Galih Puji Astuti


11-084

DEFINISI

Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang


menggambarkan
stadium
akhir
fibrosis
hepatik yang berlangsung progresif yang
ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar
dan
pembentukan
nodulus
regeneratif,
gambaran
ini
terjadi
akibat
nekrosis
hepatoselular. Jaringan retikulin kolaps disertai
deposit
jaringan ikat, distorsi jaringan
vaskular, dan regenerasi nodularis parenkim
hati.

EPIDEMIOLOGI

Lebih dari 40% pasien sirosis asimtomatis.


Pada keadaan ini sirosis ditemukan waktu
pemeriksaan rutin kesehatan atau pada waktu
autopsy
Keseluruhan insidensi sirosis di Amerika
diperkirakan 360 per 100.000 penduduk.
Penyebabnya sebagian besar akibat penyakit
hati alkoholik maupun infeksi virus kronik.
Hasil penelitian nonalkoholik dan alkoholik
berakhir
dengan
sirosis
hati
dengan
prevalensi 0,3%.

ETIOLOGI

Faktor keturunan dan malnutrisi


kekurangan protein << asam amino
(metionin) mencegah perlemakan hati <<
Hepatitis virus virus hepatitis B hepatitis
aktif kronik sirosis
Zat hepatotoksik alkohol pemakaian
berulang kali dan terus menerus
penimbunan lemak dalam hati kerusakan
hati akut : nekrosis / degenarasi lemak , kronis
: sirosis

Tabel 1. Sebab-sebab sirosis dan/ atau penyakit hati


kronik2
Penyakit infeksi

Bruselosis
Ekinokokus
Skistosomiasis
Toksoplasmosis
Hepatitis virus ( hepatitis B , hepatitis C,
hepatitis D, sitomegalovirus)

Penyakit keturunan dan metabolic


- Difisiensi alfa1- antitrypsin
- Sindrom fanconi
- Galaktosemia
- Penyakit gaucher
- Penyakit simpanan glikogen
- Hemokromatosis
- Intoleransi fluktosa glikogen
- Tirosinemia herediter
- Penyakit Wilson
-

Obat dan Toksin


- Alkoholik
- Amiodaron
- Arsenic
- Obstruksi bilier
- Penyakit perlemakan hati
non alkoholik
- Sirosis bilier primer
- Kolangitis sclerosis primer
Penyebab lain atau tidak
terbukti
- Penyakit usus inflamasi
kronik
- Fibrosis kistik
- Pintas juejunoileal
- Sarkoidosis

KLASIFIKASI

Sirosis
secara
konvensional
di Mikronodular,
Klasifikasi
Sirosis
berdasarkan
penyebabnya
: Sirosis
Makronodular,
Campuran
(yang
memperlihatkan
Alkoholik,
Sirosis
Biliaris,
Sirosis
pasca
nekrotik,
Sirosis fungsional: Sirosis hati kompensata, Sirosis
gambaran
mikro-dan
makronodular)
Cardiac
Cirrhosis
hati
dekompensata

PATOGENESIS
Peningkatan tekanan
vena cava inferior dan
vena hepatica
akumulasi abnormal di
hati udem hati

Sirosis
Laenec

Sirosis
pasca
Necroti
k

Sirosis
cardiac

Stasis empedu
penumpukan empedu
didalam hati
Kerusakan sel hati
dimulai dari sekitar
duktus biliaris ikterik,
hati membesar , keras,

Alkohol akumulasi
lemak berlebih
menurunkan oksidasi
asam lemak nekrosis
sel hati menciut, keras &
tidak memiliki parenkim
normal.

Sirosis
Biliaris

Terjadi setelah nekrosis


berbercak pada jaringan
hati hepatosit terpisah
oleh jaringan parut >>
kehilangan sel hati

DIAGNOSIS

kriteria Soedjono dan Soebandiri tahun 1973,


yaitu bila ditemukan 5 dari 7 keadaan berikut:
1. eritema palmaris,
2. spider nevi,
3. vena kolateral
4. asites dengan atau tanpa edema,
5. splenomegali,
6. hematemesis dan melena,
7.rasio albumin dan globulin terbalik

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.

2.
3.
4.
5.

Tes fungsi hati meliputi aminotransferase


(AST), alkali fosfatase, gamma glutamil
transpeptisida, bilirubin, albumin, dan waktu
protombin
Pemeriksaan urin
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan radiologis
Biopsy hati

PENATALAKSANAAN

diet yang mengandung protein 1 g/kgBB dan


kalori 2000-3000 kkal/hari
Asites : tirah baring dan diawali diet rendah
garam konsumsi garam sebanyak 5,2 gram
atau 90 mmol/hari spinorolakton dengan dosis
100-200 mg sekali dan terjadinya penurunan
berat badan 0,5 kg/hari).tanpa dengan
adanya edema kaki 1 kg/hari
Terapi
spinorolakton dapat dikombinasikan dngan
furosemide dengan dosis 20-40 mg/hari
apabila terapi spinorolakon tidak adekuat.

Peritonitis Bakterial Spontan : Terapi diberikan


10-14 hari, norfloksasin (400mg/hari) dapat
mencegah rekurensi atau relaps.
Sindrom hepatorenal dilakukannya
transplantasi hati hal ini dikarenakan terapi
obat-obatan yang digunakan seperti dopamin
dan analog prostaglandin
Ensefalopati Hepatika : Sirup laktulosa dapat
diberikan dengan dosis 30-50 mL setiap jam.
Pemberian neomisin dengan dosis 0,5 1 g

KOMPLIKASI

Tabel 2. Klasifikasi Child Pasien Sirosis Hati dalam


Terminologi Cadangan Fungsi Hati.2
Derjat
Minimal
Sedang
Berat
kerusakan
Bil. Serum
<35
35-50
>50
(mu.mol/dl)
>35
30-35
<30
Alb.
Serum Nihil
Mudah
Sukar
(gr/dl)
Nihil
dikontrol
Berat/koma
Asites
Sempurna Minimal
Kurang
/
PSE/ensefalopat
Baik
kurus
i
Nutrisi

Identitas Pasien
Nama

:Ny.Y
Umur :33 tahun
Jenis Kelamin
:Perempuan
Alamat
:Koto Anau
Pekerjaan
: Petani
Tanggal/Jam Masuk :21 Agustus
2015/11.35 WIB
Ruangan
: Siti Nurbaya 10

Anamnesa (Autoanamnesis)

Keluhan Utama :
Perut semakin membesar sejak 3 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan perut semakin
membesar sejak 3 bulan yang lalu dan terasa
menyesak ke dada, nafas tidak menciut dan tidak
dipengaruhi cuaca serta aktivitas. Jika pasien tidur
miring maka perut terasa berat pada sisi yang
dimiringkan.
Pasien juga menyatakan bahwa sedang hamil 3 bulan.
Pasien mengeluhkan demam pada pagi hari dan
mereda menjelang siang, demam dirasakan sudah 1
bulan ini

Mual dan muntah juga dirasakan pasien


berisi apa yang dimakan, tidak berdarah
dan ini dirasakan sejak 1 bulan yang lalu
dengan frekuensi 1 kali selama 2 hari.
Badan terasa letih dan nafsu makan
berkurang.
Diare sejak 1 bulan yang lalu dengan
frekuensi 1 kali perhari, berwarna kuning,
tidak berdarah dan tidak ada ampas dan
berkurang sejak 1 minggu yang lalu.

Batuk kering jika pasien telentang dan


berkurang jika tidur miring dan duduk.
Pasien juga mengeluhkan perdarahan dari
kemaluan sejak 1 bulan yang lalu, awalnya
berupa bercak-bercak dan 3 hari yang lalu
pasien mengeluhkan keluarnya darah dari
kemaluan sekitar 1 gelas dan sedikit
bergumpal dan tidak terasa nyeri saat
darah keluar.
Buang air kecil seperti teh pekat dan
buang air besar biasa.
Pasien
mengeluhkan
kedua
kakinya
bengkak sejak 3 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat penyakit kuning 20 tahun yang
lalu (saat SD)
Riwayat asma disangkal
Riwayat minum obat 6 bulan disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat DM disangkal
Riwayat abortus kehamilan pertama
Riwayat transfusi darah tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada keluarga yang menderita
penyakit yang sama seperti pasien
Riwayat asma disangkal
Riwayat penyakit jantung pada keluarga
disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes mellitus pada keluarga
disangkal.

Riwayat Pekerjaan, Kebiasaan dan sosial ekonomi :

Riwayat pekerjaan yaitu sebagai petani dan


memiliki 3 orang anak
Pasien suka minum jamu penambah nafsu
makan dan daya tahan tubuh setiap hari 1
gelas per hari
Pasien tidak memiliki kebiasaan minum kopi
Pasien tidak memiliki kebiasaan minum
alkohol
Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok
Status sosial ekonomi sedang

Pemeriksaan Fisik
1. Vital Sign
Keadaan umum: Tampak sakit
sedang
Kesadaran: Kompos mentis
kooperatif
Tekanan darah
: 140/90 mmHg
Nadi : 88 x/i
Nafas
: 20 x/i
Suhu
: 370C

Pemeriksaan Fisik Khusus


Kepala dan leher
Kulit
: Warna sawo matang, turgor baik,
hipopigmentasi (-), hiperpigmentasi (-), spider
nevi (-)
Kepala : Bentuk bulat, ukuran normochepal,
rambut hitam, rambut mudah rontok
Mata
: Pupil isokor, palpebra edema (-/-),
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (+/+)
Telinga : Normotis, nyeri tekan tragus (-/-),
nyeri tarik (-/-), nyeri ketok proc. Mastoideus (-)

Hidung
: Normonasi, deviasi septum (-),
sekret (-)
Mulut : Bentuk normal, mukosa bibir
basah, gusi tidak berdarah, tidak ada
sianosis, lidah tidak kotor
Leher: JVP 5-2 cmH2O, tidak ada
pembesaran KGB dan tiroid, deviasi trakea
(-)

Thorak
Paru :

- Inspeksi : Bentuk dada normal


simetris kiri dan kanan (statis dan dinamis)

- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,


fremitus taktil normal kanan dan kiri sama

- Perkusi : Sonor di kedua


lapangan paru.

- Auskultasi : Suara nafas vesikuler,


rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung :
- Inspeksi : ictus kordis tidak terlihat
-Palpasi : ictus kordis kuat angkat di
linea midklavikularis sinistra RIC V thrill (-),
wave (-)
- Perkusi :
Batas kanan
: linea sternalis dextra RIC
IV
Batas kiri : linea midclavicularis sinistra
RIC V
Batas atas
: linea sternalis sinistra RIC II
Batas pinggang
: linea parasternalis sinistra
RIC III

Abdomen :
- Inspeksi : bentuk datar, sikatrik (-), distensi
(+), venektasi (-)
- Palpasi : nyeri tekan hipokondrium kanan
(+), nyeri lepas (-), hepar tidak dapat dinilai, lien tidak
dapat dinilai, bimanual (-/-), ballotement (-/-), nyeri
ketok CVA (-/-)
- Perkusi : shifting dullness (+), tes undulasi
(+)
- Auskultasi : Bising usus (+), Normal
Anggota Gerak :
Ekstremitas : akral hangat, edema tungkai (+/+),
sianosis(-), tremor (-), pitting edema (+), eritema
palmaris (-)

Pemeriksaan Labor
Darah Rutin (21 Agustus 2015)
Hemoglobin : 10,2 gr/dl
Hematokrit : 29 %
Leukosit : 8.190 /mm3
Trombosit : 102.000 /mm3
Faal Ginjal (21 Agustus 2015)
Ureum
: 20,6 mg/dl
Creatinin : 0,62 mg/dl
Metabolisme Karbohidrat
Ad random : 119mg%

Faal Hati (23 Agustus 2015)


-Bilirubin total : 3,49 mg/dl
-Bilirubin direct
: 1,58mg/dl
-SGOT/AST : 82,1U/L
-SGPT/ALT
: 33,0 U/L
- Total protein
: 4,72 g/dl
- Albumin
: 1,99 g/dl
- Globulin
: 2,73 g/dl
HbsAg
:+

Urinalisa (21 Agustus 2015)


Warna : kuning
Blood : Bilirubin : Urobilinogen : +
Keton : Protein : Nitrit : Glukosa :

Ph : 6,0
Bj : 1,03
Eritrosit : 1-3
Silinder : Leukosit : 1-4
Kristal oxalat : 15-25
Epitel : 1-2
Plano test : +

Diagnosa Kerja
Diagnosis kerja : sirosis hepatis ec
hepatitis B

6. Diagnosis Banding
Hepatitis kronik
7. Terapi
- IVFD aminofuschin hepar : IVFD RL = 1:1,
12 jam/kolf
-Spironolakton 1x25mg
-Furosemid tab 1x40mg
-Systenol 3x1
-Neurodex 1x1

FOLLOW UP :
22 Agustus 2015
S : batuk kering (+), sakit kepala (+), nyeri perut
di sebelah kanan (+), susah tidur (+), pada
malamnya ada darah keluar dari vagina dengan
jumlah sedikit ( 250cc)
O:
Keadaan umum : tampak sakit
sedang
Kesadaran : kompos mentis
kooperatif
Tanda tanda vital : TD : 120/70
mmHg

Nadi : 96x/i

A : sirosis hepatis ec hepatitis B

P : - IVFD aminofusin : RL = 1:1, 12j/k

- Furosemid tab 1x40

-Spironolakton 1x25

-Curcuma 3x1

-Systenol 3x1

- Injeksi transamin, vit K, vit C1x

- Bedrest total

Anjuran : -cek faal hepar

- USG abdomen

23 Agustus 2015
S : batuk kering (+), sakit kepala (+), dada berdebardebar (+), demam (-), sesak (-), nyeri dada (-), darah
masih ada tapi sedikit, BAB warna hitam
O:
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : kompos mentis
kooperatif
Tanda tanda vital : TD : 120/70 mmHg,
Nadi : 112x/i
Nafas : 24x/i
Suhu : 370C
A : sirosis hepatis ec hepatitis B
P :- IVFD aminofusin : RL = 1:1, 12j/k
- Inj. Transamin, 3x1

- Inj. Vit K 3x1

24 Agustus 2015
S : batuk kering (+), sakit kepala (+), demam (-),
sesak (-), nyeri dada (-), darah tidak ada lagi, nafsu
makan menurun.
O:
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : kompos mentis
kooperatif
Tanda tanda vital : TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/i
Nafas : 25x/i
Suhu: 36,50C

A : sirosis hepatis ec hepatitis B


P : - IVFD aminofusin : RL = 1:1, 12j/k
- Curcuma 3x1
- Spironolakton 1x25
- Furosemid 1x40
- Systenol 3x1
- Neurodex 1x1

25 Agustus 2015
S : batuk kering (+), sakit kepala (+), demam (-),
sesak (-), nyeri dada (-), darah tidak ada lagi, nafsu
makan menurun.
O:
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : kompos mentis
kooperatif
Tanda tanda vital : TD : 120/70 mmHg
Nadi : 101x/i
Nafas : 28x/i
Suhu: 36,10C

A : sirosis hepatis ec hepatitis B


P : - IVFD aminofusin : RL = 1:1, 12j/k
- Curcuma 3x1
- Spironolakton 2x100
- Furosemid tab 1x40
- Systenol 3x1
- Neurodex 1x1

PEMBAHASAN KASUS
Ny.Y, perempuan, 33 tahun, datang ke
bangsal interne wanita pada tanggal 21
Agustus 2015 dengan keluhan perut semakin
membesar sejak 3 bulan yang lalu dan terasa
menyesak ke dada, nafas tidak menciut dan
tidak dipengaruhi cuaca serta aktivitas.
Jika pasien tidur miring maka perut terasa
berat pada sisi yang dimiringkan. Pasien juga
menyatakan bahwa sedang hamil 3 bulan.

Pasien mengeluhkan demam pada pagi hari


dan mereda menjelang siang, demam
dirasakan sudah 1 bulan ini.
Mual dan muntah juga dirasakan pasien berisi
apa yang dimakan, tidak berdarah dan ini
dirasakan sejak 1 bulan yang lalu dengan
frekuensi 1 kali selama 2 hari.
Badan terasa letih dan nafsu makan
berkurang.
Diare sejak 1 bulan yang lalu dengan
frekuensi 1 kali perhari, berwarna kuning,
tidak berdarah dan tidak ada ampas dan
berkurang sejak 1 minggu yang lalu.

Batuk kering jika pasien telentang dan


berkurang jika tidur miring dan duduk.
Pasien juga mengeluhkan perdarahan dari
kemaluan sejak 1 bulan yang lalu, awalnya
berupa bercak-bercak dan 3 hari yang lalu
perdarahan sekitar 1 gelas dan sedikit
bergumpal dan tidak terasa nyeri saat darah
keluar.
Buang air kecil seperti teh pekat dan buang
air besar biasa.
Pasien mengeluhkan kedua kakinya bengkak
sejak 3 bulan yang lalu.

- Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan


umum pasien tampak sakit sedang dengan
kesadaran compos mentis kooperatif, tekanan
darah 140/90mmHg, nadi 88x/i, nafas 20x/i,
suhu 370C.
- Tidak ada kelainan yang ditemukan pada
pemeriksaan kulit, kepala, telinga, hidung,
mulut, leher dan thorak.

Pada pemeriksaan mata didapatkan sklera


ikterik (+/+), pada abdomen didapatkan
adanya distensi (+), nyeri tekan hipokondrium
kanan, shifting dullness(+), serta tes undulasi
(+). Pada pemeriksaan ekstremitas
didapatkan adanya edema (+/+).

Hasil pemeriksaan laboratorium (tanggal 21


Agustus 2015) didapatkan hemoglobin :
10,2gr/dl, hematokrit : 29 %, leukosit :
8.190 /mm3, trombosit : 102.000 /mm3, ureum
: 20,6mg/dl, creatinin : 0,62 mg/dl dan glukosa
ad random : 119 mg% serta kristal oxalat : 1525

Pemeriksaan faal hati (tanggal 23 Agustus


2015) didapatkan Bilirubin total : 3,49 mg/dl,
Bilirubin direct : 1,58mg/dl, SGOT/AST :
82,1U/L, SGPT/ALT : 33,0 U/L, Total protein :
4,72 g/dl, Albumin : 1,99 g/dl, Globulin : 2,73
g/dl, HbsAg : (+). Menurut teori dari
pemeriksaan klinis dan hasil pemeriksaan
labor yang dilakukan Ny.Y menderita Sirosis
Hepatis.

Untuk penatalaksanaan pada pasien diberikan


terapi non farmakologis dan farmakologis.
Terapi non farmakologis berupa istirahat, diet
yang mengandung protein 1g/kgBB dan kalori
sebanyak 2000-3000 kkal/hari. Sedangkan
untuk terapi non farmakologis dapat diberikan
IVFD aminofuschin hepar : IVFD RL = 1:1, 12
jam/kolf, Spironolakton 1x25mg, Furosemid
tab 1x40mg, Systenol 3x1, Neurodex 1x1,
Curcuma 3x1.

Kesimpulan
Mengingat pengobatan sirosis hati hanya
merupakan simptomatik dan mengobati
penyulit, maka prognosa Sirosis Hepatis bisa
buruk. Umumnya menegakkan diagnosis
diperlukan pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan laboratorium terhadap sirosis
hepatis tersebut. Namun penemuan sirosis
hati yang masih terkompensasi mempunyai
prognosa yang baik. Oleh karena itu
ketepatan diagnosa dan penanganan yang
tepat sangat dibutuhkan dalam
penatalaksanaan sirosis hati.

DAFTAR PUSTAKA
1.

2.

3.

4.

5.

Teguh Karjadi, Felix Firyanto Widjaja. Pencegahan Perdarahan


Berulang pada Pasien Sirosis Hati. J Indon Med Assoc, Volum:
61, Nomor: 10, Oktober 2011
Nurdjanah S. Sirosis hati diambil dari Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I Edisi 5. Aru W sudoyo dkk.2009. Jakarta : FK
UI.Halaman 668-673
Price Sylvia A, Wilson Lorraine M, Sirosis Hati diambil dari
buku Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Volume 1, Edisi 6,2006,Halaman 493-501
Bacon Bruce R.Cirrhosis and its Complication diambil dari
buku Harrisons Principle of Internal Medicine 18 th Edition.
Lewis dkk.2011.USA : McGraw Hill.Halaman 2592-2602
Amie Vidyani, Denny Vianto, dkk. Faktor Resiko Terkait
Pendarahan Varises Esofagus Berulang Pada Penderita Sirosis
Hati. J Peny Dalam, Volume 12 Nomor 3 September 2011

You might also like