Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Hangat mengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskemia yang merangsang
neuron yang memblok transmisi lanjut rangsang nyeri menyebabkan vasodilatasi dan
peningkatan aliran darah ke area yang dilakukan pengompresan (Walsh,2007).
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin membuktikan pengaruh teknik
pemberian kompres hangat terhadap perubahan skala nyeri persalinan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan di kamar bersalin RSU
Kabupaten Tangerang, pada ibu inpartu dengan keluhan nyeri akibat persalinan
normal kala 1 fase aktif hanya dianjurkan menggunakan tekhnik relaksasi nafas
dalam saat nyeri. Tekhnik relaksasi dengan menggunakan kompres air hangat pada
bagian punggung bawah ibu inpartu belum dilakukan padahal kompres hangat
mengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskemia yang merangsang neuron
yang memblok transmisi lanjut rangsang nyeri menyebabkan vasodilatasi dan
peningkatan aliran darah ke area yang dilakukan pengompresan.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik ingin melakukan tekhnik
relaksasi dengan menggunakan kompres air hangat untuk mengetahui pengaruh
teknik pemberian kompres hangat terhadap perubahan skala nyeri persalinan.
1.3. TUJUAN
1.3.1. TUJUAN UMUM
Tujuan ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh teknik pemberian kompres
hangat terhadap perubahan skala nyeri persalinan
1.3.2. TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui skala nyeri sebelum pemberian teknik kompres hangat
2. Mengetahui skala nyeri setelah pemberian teknik kompres hangat
3. Mengetahui perubahan atau pengaruh teknik pemberian kompres hangat
terhadap perubahan skala nyeri persalinan
BAB II
TINJAUAN TEORI
nerve stimulation)
Distraksi
Relaksasi
Imajinasi terbimbing atau guided imagery
Hipnosis
Akupuntur
2. Farmakologis
Analgesik merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri. Ada
tiga jenis analgesik yaitu non narkotik dan obat anti inflamasi nonsteroid
(NSAID), analgesik narkotik atau opiate dan analgesik tambahan.
2.1.5. RESPON TUBUH TERHADAP NYERI PERSALINAN
Nyeri yang menyertai kontraksi uterus akan mempengaruhi mekanisme sejumlah
sistem tubuh yang pada akhirnya akan menyebabkan respons stress fisiologis
yang umum dan menyeluruh . Nyeri persalinan yang berat dan lama akan
mempengaruhi ventilasi, sirkulasi, metabolisme dan aktivitas uterus. Selain
menyebabkan respons stress fisiologis, nyeri juga dapat menimbulkan respons
perilaku yang dapat diamati dan divokalisasi, ekspresi wajah, gerakan tubuh dan
gangguan dalam interaksi social.
1. Respons Fisiologis Nyeri Peralinan
Ventilasi
Nyeri yang menyertai kontraksi uterus menyebabkan hiperventilasi
dengan frekuensi pernafasan tercatat60 sampai 70 kali per
menit.
menggunakan
pernafasan
juga
akan
maternal.
dari
uterus
ke
dalam
aliran
adrenalin/noradrenalin
darah
selama
uterus.
Bukti
persalinan
peningkatan
telah
dilaporkan
kadar
oleh
durasi
persalinan.
Noradrenalin,
misalnya
telah
BAB III
RESUME JURNAL
10
11
BAB IV
PEMBAHASAN
12
BAB V
13
IMPLIKASI KEPERAWATAN
Dilihat dari hasil implikasi yang dilakukan kepada 3 pasien intervensi di kamar
bersalin RSU Kabupaten Tangerang, menunjukkan bahwa kompres hangat yang dilakukan
selama 20 menit pada kala I fase aktif di daerah sakrum ibu (punggung bawah) dengan posisi
ibu miring kiri dapat merilekskan dan menurunkan skala nyeri persalinan yang terjadi pada
ibu.
Pada pasien pertama (Ny. A) dengan pembukaan 5 mempunyai skala nyeri sebelum
dilakukan kompres hangat yaitu 7. Dengan tanda-tanda vital TD= 130/90 mmHg.
N=89x/menit, R=25x/menit, S=36,70C. Setelah dilakukan kompres hangat selama 20 menit
klien lebih rileks dan skala nyeri menjadi 5.
Pada pasien keduan (Ny. R) dengan pembukaan 7 mempunyai skala nyeri sebelum
dilakukan kompres hangat yaitu 7. Dengan tanda-tanda vital TD= 140/90 mmHg.
N=91x/menit, R=25x/menit, S=36,40C. Setelah dilakukan kompres hangat selama 20 menit
klien lebih rileks dan skala nyeri menjadi 6.
Pada pasien ketiga (Ny. M) dengan pembukaan 4 mempunyai skala nyeri sebelum
dilakukan kompres hangat yaitu 8. Dengan tanda-tanda vital TD= 130/90 mmHg.
N=84x/menit, R=26x/menit, S=37,00C. Setelah dilakukan kompres hangat selama 20 menit
klien lebih rileks dan skala nyeri menjadi 6.
Implikasi yang dilakukan terhadap 3 ibu yang mengalami persalinan pada kala I aktif
dapat disimpulkan bahwa kompres hangat dapat menurunkan intensitas nyeri walaupun tidak
secara signifikan. Hal ini sesuai dengan teori yang menjelaskan mekanisme nyeri. Teori yang
paling banyak dipakai adalah teori Gate Control oleh Melzack& Wall (Mander, 2003). Teori
gate control menyatakan bahwa selama proses persalinan impuls nyeri berjalan dari uterus
sepanjang serat-serat syaraf besar kearah uterus kesubstansi agelatinosa di dalam spinal
kolumna, sel-sel transmisi memproyeksikan pesan nyeri keotak. Adanya stimulasi (seperti
vibrasi, menggosok-gosok atau massage) mengakibatkan pesan yang berlawanan yang lebih
kuat, cepat dan berjalan sepanjang serat saraf kecil. Pesan yang berlawanan ini menutup gate
14
disubstansi agelatino salalu memblokir pesan nyeri sehingga otak tidak mencatat pesan nyeri
tersebut.
Tehnik kompres hangat selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen
sistem vaskuler dalam keadaan vasodilatasi sehingga sirkulasi darah ke otot panggul menjadi
homeostasis serta dapat mengurangi kecemasan dan ketakutan serta beradaptasi dengan nyeri
selama proses persalinan. Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan
signal ke hipothalamus melalui spinal cord. Ketika reseptor yang peka terhadap panas
dihipotalamus dirangsang, sistem efektor mengeluarkan signal yang memulai berkeringat dan
vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah akan memperlancar sirkulasi
oksigenasi mencegah terjadinya spasme otot, memberikan rasa hangat, membuat otot tubuh
lebih rileks dan menurunkan rasa nyeri.
Penurunan intensitas nyeri yang tidak signifikan pada penelitian ini dipengaruhi oleh
faktor confounding yang tidak diperhatikan oleh peneliti. Faktor confounding yang
mempengaruhi skala nyeri diantaranya usia klien, tafsiran berat jenis, persepsi terhadap nyeri
dan suku budaya.
BAB VI
PENUTUP
6.1. KESIMPULAN
Nyeri persalinan sebagai akibat kontraksi miometrium, merupakan proses
fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing individu. Nyeri
merupakan rangsangan tidak enak yang menimbulkan rasa takut dan khawatir. Dalam
persalinan, nyeri yang timbul mengakibatkan kekhawatiran dan biasanya
menimbulkan rasa takut dan stres yang dapat mengakibatkan pengurangan aliran
darah ibu dan janin. Nyeri persalinan disebabkan adanya regangan segmen bawah
rahim dan servik serta adanya iskemia otot rahim. Intensitas nyeri sebanding dengan
kekuatan kontraksi dan tekanan yang terjadi. Nyeri bertambah ketika mulut rahim
dalam dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap struktur panggul diikuti regangan
dan perobekan jalan lahir.
Penatalaksanaan dalam mengatasi nyeri persalinan berdasarkan penelitian di
sembilan rumah sakit, di Amerika Serikat tahun 1996, sebanyak 4171 pasien, yang
15
persalinannya
ditolong
oleh
perawat
bidan
menggunakan
beberapa
tipe
penatalaksanaan nyeri untuk mengatasi nyeri. Ibu bersalin tersebut sekitar 90%
diantaranya memilih managemen nyeri dengan metode nonfarmakologis, metode
tersebut adalah pilihan yang disukai oleh ibu melahirkan.
Dari hasil implikasi yang peneliti lakukan di kamar bersalin RSU Kabupaten
adanya pengaruh terapi kompres hangat terhadap penurunan skala nyeri persalinan
yang dilakukan selama 20 menit di punggung bawah klien.
.2. SARAN
Berdasarkan analisa jurnal yang telah dilakukan dengan judul pengaruh
tehnik pemberian kompres hangat terhadap perubahan skala nyeri persalinan ada
beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan diantaranya adalah:
1. Sosialisasikan tentang tehnik pemberian kompres hangat untuk mengurangi skala
nyeri persalinan pada kala I aktif
2. Promosikan kesehatan tentang tehnik pemberian kompres hangat untuk
mengurangi nyeri persalinan oleh petugas kesehatan secara berkesinambungan,
agar pasien tidak merasakan nyeri yang hebat saat persalinan.
3. Aplikasikan tehnik non farmakologis seperti pemberian kompres hangat pada
persalinan kala I aktif untuk mengurangi nyeri persalinan.
4. DAFTAR PUSTAKA
5.
6.
7.
8.
9.
10.
16
11.
12.
Judha, dkk. (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta : Nuha
Medika
13. Mander, R. (2003). Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC.
14.
Mutia, dkk. (2015). Pengaruh Kompres Panas dan Dingin terhadap Penurunan Nyeri
Kala I Fase Aktif Persalinan Fisiologis Ibu Primipara. Diunduh pada tanggal 9
Januari 2016, pukul 10.18 WIB
15.
16.
Rohani, dkk. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba
Medika
17.
18.