You are on page 1of 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Disepanjang tahun 2002 telah terjadi penurunan indeks-indeks harga saham gabungan
(IHSG) di berbagai bursa dunia, sehingga terlihat bagaikan sebuah orkestra, hampir semua
sama-sama turun.Hal ini dikarenakan para pemerhati pasar melihat adanya ketidakberesan
pada salah satu perusahaan terpercaya di Amerika Serikat, yaitu adanya skandal laporan
keuangan WorldCom. Kejadian tersebut menyebabkan runtuhnya kepercayaan para investor
di pasar saham Amerika Serikat, sehingga menyebabkan menurunnya harga-harga saham ke
angka terendah pada pasar saham dunia khususnya di Amerika Serikat dalam lima tahun
terakhir. Ironisnya, kejadian tersebut seperti melahirkan efek beruntun (domino), yaitu berupa
rentetan kejatuhan IHSG di berbagai bursa dunia.Kejatuhan tersebut membuat gerah para
investor, yang kemudian mempermalukan pemerintahan Presiden Amerika Serikat George W
Bush.Sehingga, Kongres Amerika Serikat juga bereaksi dengan menuntut keras perusahaanperusahaan di Amerika Serikat yang melakukan skandal untuk segera membersihkan diri,
atau dihukum secara tegas.
Salah satu perusahaan yang diharuskan membersihkan diri adalah WorldCom.WorldCom
sendiri

merupakan

perusahaan

nomor

dua

di

Amerika

Serikat

dalam

bidang

telekomunikasi,WorldCom terlibat rekayasa keuangan milyaran dollar.Presiden Bush


menilainya sebagai sebuah perbuatan yang sangat keterlaluan, sehingga berjanji untuk
mengusut tuntas skandal yang mengguncang korporasi Amerika ini.
Pantas saja dapat dikatakan demikian, karena dalam laporan pembukuannya, WorldCom
mengumumkan keuntungan sebesar $ 3,8 milyar AS antara periode Januari 2001 - Maret
2002. Ternyata hal tersebut murni rekayasa akuntansi keuangan.Hal ini kemudian telah
menjadi rekayasa terbesar sepanjang sejarah.Karena WorldCom menggelembungkan laba $
3,8 milyar AS.
Dalam rangka menyelamatkan perusahaan, WorldCom memberhentikan 17.000
karyawannya karena dianggap menjadi beban, serta memecat Chief Financial Officer (CFO),
Scott D. Sullivanyang dengan sengaja telah memasukkan US$ 3,85 miliar (dari total biaya

sewa jaringan yang pada 2001 saja mencapai US$ 8,12 miliar) ke pos yang tak seharusnya.
Penipuan itu telah menenggelamkan kepercayaan investor terhadap perusahaan di Amerika
Serikat. Sehingga Kurs dollar AS menjadi ambruk.Skandal WorldCom ini juga menyeret
auditor ternama internasional, Arthur Andersen, karena telah menutupi dan tidak melaporkan
laporan keuangan palsu WorldCom.
1.2 Tujuan Penulisan
Berdasarkan isi kasus tersebut penulis akan membuat suatu tujuan dimana tujuan tersebut
nantinya akan disimpulkan ke tahap selanjutnya. Berikut ini tujuan dari penulisan yang akan
dilakukan
1. Mengetahui apa saja penyimpangan yang dilakukan oleh perusahaan WorldCom
sehingga harga saham WorldCom turun drastis
2. Mengetahui siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam pemalsuan laporan keuangan
World.Com
3. Mengetahui besarnya biaya dan laba yang dimanipulasi oleh World.Com

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kode Etik Profesi Akuntan Publik
Insitut Akuntan Publik Indonesia adalah organisasi profesi akuntan publik di
Indonesia. IAPI berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik, penyusunan
dan penerbitan standar professional dan etika akuntan publik, serta menyelenggarakan
program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia. Salah satu
hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung
jawab profesi akuntan publik dalam melindungi kepentingan publik. Oleh karena itu,
tanggung jawab profesi akuntan publik tidak hanya terbatas pada kepentingan klien atau
pemberi kerja. Ketika bertindak untuk kepentingan publik, para pelaku profesi akuntan
publik harus mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi
yang diatur dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Kode etik ini terdiri dari dua
bagian, yaitu bagian A dan bagian
Bagian A
Bagian A memuat Prinsip Dasar Etika Profesi dan memberikan kerangka konseptual
untuk penerapan prinsip. Prinsip Dasar yang disajikan dalam Bagian A terdiri dari 5
prinsip, yaitu Integritas, Objektivitas, Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional,
Kerahasiaan, dan Perilaku Profesional.
1. Prinsip Integritas
a. Prinsip integritas mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam
hubungan profesional dan hubungan bisnisnya.
b. Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi, atau informasi lainnya
yang diyakininya terdapat kesalahan yang material atau pernyataan yang
menyesatkan, pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati,
dam penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi
yang seharusnya diungkapkan.

2. Prinsip Objektivitas

a. Prinsip objektivitas mengharuskan praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas,


benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain
memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.
b. Praktisi mungkin dihadapkan pada situasi yang dapat mengurangi objektivitasnya.
Karena beragamnya situasi tersebut, tidak mungkin untuk mendefinisikan setiap
situasi tersebut. Setiap praktisi harus menghindari setiap hubungan yang bersifat
subjektif atau yang dapat mengakibatkan pengaruh yang tidak layak terhadap
pertimbangan profesionalnya.
3. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional
a. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional
mewajibkan setiap praktisi untuk memelihara pengetahuan dan keahlian
profesional yang dibutuhkan untuk menjamin pemberian jasa profesional yang
kompeten kepada klien atau pemberi kerja, dan menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan saksama sesuai dengan standar profesi dan kode etik
profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya.
b. Pemberian jasa profesional yang kompeten membutuhkan pertimbangan yang
cermat dalam menerapkan pengetahuan dan keahlian profesional.
c. Pemeliharaan kompetensi profesional membutuhkan kesadaran dan pemahaman
yang berkelanjutan terhadap perkembangan teknis profesi dan perkembangan
bisnis

yang

relevan.

Pengembangan

dan

pendidikan

profesional

yang

berkelanjutan sangat diperlukan untuk meningkatkan dan memelihara kemampuan


praktisi agar dapat melaksanakan pekerjaannya secara kompeten dalam
lingkungan profesional.
d. Sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mengharuskan setiap praktisi
untuk bersikap dan bertindak secara hati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu, sesuai
dengan persyaratan penugasan.
e. Setiap praktisi harus memastikan tersedianya pelatihan dan penyeliaan yang tepat
bagi mereka yang bekerja di bawah wewenangnya dalam kapasitas profesional.
f. Bila dipandang perlu, praktisi harus menjelaskan keterbatasan jasa profesional
yang diberikan kepada klien, pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional
lainnya untuk menghindari terjadinya kesalahtafsiran atas pernyataan pendapat
yang terkait dengan jasa profesional yang diberikan.

4. Prinsip Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap praktisi untuk tidak melakukan tindakantindakan sebagai berikut:

Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan


profesional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP atau Jaringan KAP
tempatnya bekerja tanpa adanya wewenang khusus, kecuali jika terdapat kewajiban
untuk mengungkapkannya sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya

yang berlaku; dan


Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan
profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga.

5. Prinsip Perilaku Profesional


Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi setiap
ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta menghindari setiap tindakan yang
dapat mendiskreditkan profesi. Hal ini mencakup setiap tindakan yang dapat
mengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional dan
memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat menurunkan
reputasi profesi
Bagian B
Bagian B memuat Aturan Etika Profesi yang memberikan ilustrasi mengenai
penerapan kerangka konseptual pada situasi tertentu.
1. Ancaman dan Pencegahan
a. Ancaman
Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi.
Ancaman-ancaman tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Ancaman kepentingan pribadi, seperti kepentingan keuangan pada klien,
ketergantungan yang signifikan atas jumlah imbalan jasa professional yang
diperoleh dari suatu klien, kekhawatiran atas kemungkinan kehilangan klien,
Ancaman telaah pribadi, seperti penemuan kesalahan yang signifikan ketika
dilakukan pengevaluasian kembali hasil pekerjaan praktisi,
Ancaman advokasi, seperti mempromosikan saham suatu entitas yang efeknya
tercatat di bursa (emiten) yang merupakan klien audit laporan keuangan,

Ancaman kedekatan seperti anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga


langsung atau anggota keluarga dekat dari direktur atau pejabat klien, dan
Ancaman intimidasi, seperti ancaman atas pemutusan perikatan atau penggantian
tim perikatan.
b. Pencegahan
Pencegahan yang dapat menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke
tingkat yang dapat diterima dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan
Pencegahan dalam lingkungan kerja, mencakup pencegahan pada tingkat institusi dan
pada tingkat perikatan.
Pencegahan pada tingkat institusi contohnya:
a) Kepemimpinan KAP atau Jaringan KAP yang menekankan pentingnya kepatuhan
pada prinsip dasar etika profesi.
b) Kepemimpinan KAP atau Jaringan KAP yang memastikan terjaganya tindakan
untuk melindungi kepentingan publik oleh anggota timassurance.
c) Kebijakan dan prosedur untuk menerapkan dan memantau pengendalian mutu
perikatan
d) Kebijakan dan prosedur internal yang terdokumentasi yang memastikan
terjaganya kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.
e) Penunjukan seorang anggota manajemen senior untuk bertanggung jawab atas
pengawasan kecukupan fungsi sistem pengendalian mutu KAP atau Jaringan KAP.
f) Kebijakan dan prosedur yang mendorong dan memotivasi staf untuk
berkomunikasi dengan pejabat senior KAP atau Jaringan KAP mengenai setiap isu
yang terkait dengan kepatuhan pada prisip dasar etika profesi yang menjadi
perhatiannya.
Pencegahan pada tingkat perikatan contohnya:
a) Melibatkan praktisi lainnya untuk menelaah hasil pekerjaan yang telah dilakukan
atau untuk memberikan saran yang diperlukan.
b) Melakukan konsultasi dengan pihak ketiga yang independen, seperti komisaris
independen, organisasi profesi, atau praktisi lainnya.
c) Mendiskusikan isu-isu etika profesi dengan pejabat klien yang bertanggung jawab
atas tata kelola perusahaan.
2. Penunjukkan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP
Sebelum menerima suatu klien baru, setiap praktisi harus mempertimbangkan potensi
terjadinya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang diakibatkan
oleh diterimanya klien tersebut. Ancaman potensial terhadap integritas atau perilaku
profesional antara lain dapat terjadi dari isu-isu yang dapat dipertanyakan yang terkait
dengan klien (pemilik, manajemen, atau aktivitasnya). Setiap praktisi hanya boleh

memberikan jasa profesionalnya jika memiliki kompetensi untuk melaksanakan perikatan


tersebut. Sebelum menerima perikatan, setiap praktisi harus mempertimbangkan setiap
ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang dapat terjadi dari
diterimanya perikatan tersebut.
3. Benturan Kepentingan
Setiap

praktisi

harus

mengambil

langkah-langkah

yang

diperlukan

untuk

mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, karena


situasi tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika
profesi. Ancaman terhadap objektivitas atau kerahasiaan dapat terjadi ketika praktisi
memberikan jasa profesional untuk klien-klien yang kepentingannya saling berbenturan
atau kepada klien-klien yang sedang saling berselisih dalam suatu masalah atau transaksi.
4. Pendapat kedua
Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat terjadi ketika praktisi
diminta untuk memberikan pendapat kedua (second opinions) mengenai penerapan
akuntansi, auditing, pelaporan, atau standar/prinsip lain untuk keadaan atau transaksi
tertentu oleh, atau untuk kepentingan, pihak-pihak selain klien. Signifikansi ancaman
akan tergantung dari kondisi yang melingkupi permintaan pendapat kedua, serta seluruh
fakta dan asumsi lain yang tersedia yang terkait dengan pendapat profesional yang
diberikan.
5. Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya
Dalam melakukan negosiasi mengenai jasa profesional yang diberikan, praktisi dapat
mengusulkan jumlah imbalan jasa profesional yang dipandang sesuai. Fakta terjadinya
jumlah imbalan jasa profesional yang diusulkan oleh praktisi yang satu lebih rendah dari
praktisi yang lain bukan merupakan pelanggaran terhadap kode etik profesi. Akan tetapi,
ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat saja terjadi dari
besaran imbalan jasa profesional yang diusulkan.
6. Pemasaran Jasa Profesional

Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terjadi ketika
praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan atau bentuk pemasaran lainnya. Setiap
praktisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam memasarkan jasa profesionalnya.
Mereka juga harus bersikap jujur dan tidak boleh melakukan tindakan-tindakan seperti
pembuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat diberikan,
kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh atau membuat
pernyataaan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak didukung bukti
terhadap hasil pekerjaan praktisi lain.
7. Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramahtamahan Lainnya
Praktisi maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya mungkin
saja ditawari suatu hadiah atau bentuk keramahtamahan lainnya (hospitality) oleh klien.
Penerimaan pemberian tersebut dapat menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada
prinsip dasar etika profesi terutama dalam hal objektifitas praktisi.
8. Penyimpanan Aset Milik Klien
Setiap praktisi tidak boleh mengambil tanggung jawab penyimpanan uang atau aset
lainnya milik klien, kecuali jika diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang berlaku dan
jika demikian, praktisi wajib menyimpan aset tersebut sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.
9. Objektivitas Semua Jasa Profesional
Setiap praktisi harus mempertimbangkan ada tidaknya ancaman terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar objektivitas yang dapat terjadi dari adanya kepentingan dalam, atau
hubungan dengan, klien maupun direktur, pejabat, atau karyawannya. Sebagai contoh,
ancaman kedekatan terhadap kepatuhan pada prinsip dasar objektivitas dapat terjadi dari
hubungan keluarga, hubungan kedekatan pribadi, atau hubungan bisnis.
10. Independensi dalam Perikatan Assurance
Dalam melaksanakan perikatan assurance, Kode Etik ini mewajibkan anggota
tim assurance, KAP, dan jika relevan, Jaringan KAP, untuk bersikap independen terhadap

klien assurance sehubungan dengan kapasitas mereka untuk melindungi kepentingan


publik.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Latar Belakang World.Com
Perusahaan Long Distance Discount Services, Inc (LDDS) pada awalnya berdiri di
Hattiesburg, Mississippi pada tahun 1983.Kemudian pada tahun 1985 Bernard Ebbers
LDDS dipilih menjadi CEO nya. Perusahaan LDDS go public pada tahun 1989 melalui
merger dengan Advantage Companies Inc, sejak saat itu nama perusahaan diganti menjadi
LDDS WorldCom pada tahun 1995, dan kemudian diganti lagi menjadi WorldCom pada
tahun 2003.

Pertumbuhan perusahaan WorldCom yang paling utama didorong oleh akuisisi


terhadap perusahaan perusahaan telekomunikasi lainnya yang terjadi selama tahun
1990an dan mencapai puncaknya dengan dengan mengakuisisi MCI pada tahun 1998.
Diantaranya perusahaan yang bergabung atau dibeli oleh WorldCom adalah Advanced
Communications Corp pada tahun 1992, Metromedia Communication Corp pada tahun
1993, Resurgens Communications Group pada tahun 1993, IDB Communications Group,
Inc pada tahun 1994, Williams Technology Group, Inc pada tahun 1995, dan MFS
Communications Company pada tahun 1996.
Akuisisi MFS termasuk UUNET Technologies, Inc, yang telah diakuisisi oleh MFS
lama sebelum merger dengan WorldCom.Pada februari 1998, WorldCom melakukan
pembelian online CompuServe yang merupaka pelopor dari perusahaan induk Blok H &
R nya.WorldCom kemudian mempertahankan Compuserve. Divisi Layanan Jaringan,
menjual layanan online untuk America Online dan menerima pembagian jaringan AOL &
ANS. Pada tanggal 10 November 1997, WorldCom dan MCI Communications
mengumumkan merger senilai $37 milyar untuk membentuk MCI WorldCom, sehingga
hal ini menjadi merger terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.
Pada tanggal 15 September 1998 perusahaan baru MCI WorldCom mulai dibuka
untuk bisnis.Pada 5 Oktober 1999 Sprint Corporation dan MCI WorldCom
mengumumkan perjanjian merger antara dua perusahaan sebesar $ 129 milyar.Namun
pada tanggal 13 Juli 2000 dewan direksi dari kedua pihak perusahaan bertindak untuk
mengakhiri merger.Hal ini karena mendapat larang dari pemerintah Amerika Serikat,
sebab perjanjian kerjasama dua perusahaan telekomunikasi besar tersebut dianggap
merupakan bagian praktik monopoli.Kini MCI WorldCom menamai dirinya dengan
WorldCom tanpa Sprint Corp | Kasus Penyimpangan Akuntansi WorldCom 4 yang
menjadi bagian dari perusahaan. Perusahaan dengan kode saham Wcom di bursa Nasdaq
ini telah memiliki sekitar hamper 80.000 pegawai yang tersebar diseluruh dunia dan
sebanyak 8.300 diantaranya adalah pegawai yang tinggal di Eropa, Timur Tengah dan
Afrika.
3.2 Kesalahan yang dilakukan
A. Skandal WorldCom
Pada awal tahun 2000 perusahaan komunikasi tersebut sudah mulai
mengalami kemerosotan yang disebabkan oleh pendapatan mengalami penurunan dan

utang semakin banyak.Nilai saham juga terus mengalami penurunan. Melihat kondisi
tersebut Bernard Ebbers sebagai CEO, Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers
sebagai auditor senior memutuskan mengambil langkah keluar dengan cara mengubah
laporan keuangan. Ada dua cara yang mereka tempuh. Yang pertama, mereka
membukukan line cost sebagai pemasukan, padahal pada kenyataannya merupakan
pengeluaran. Dan yang kedua, mereka meningkatkan pendapatan dengan entri akun
palsu yang ditulis sebagai akun pendapatan perusahaan yang tidak teralokasi. Dan
dilaporkan sekitar $ 3,005 milyar telah salah diklasifiksi pada tahun 2001, sementara
sisanya sekitar $ 797 juta pada triwulan pertama tahun 2002.berdasarkan data
WorldCom $14,7 milyar pada tahun 2001 disajikan sebagai biaya.Dengan
memindahkan akun beban kepada akun modal, WorldCom mampu menaikkan
pendapatan atau laba. WorldCom mampu menaikan laba karena akun beban dicatat
lebih rendah, sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi
disajikan sebagai beban investasi.
Dalam laporannya pada 25 Juni Worldcom mengakui bahwa perusahan
mengklasifikasikan lebih dari $ 3,8 milyar untuk beban jaringan sebagai pengeluaran
modal. beban jaringan adalah beban yang dibayar oleh Worldcom kepada perusahaan
lain untuk jaringan telekomunikasi, seperti biaya akses dan biaya pengiriman pesan
bagi Worldcom. Dilaporkan sekitar $ 3,005 milyar telah salah diklasifiksi pada tahun
2001, sementara sisanya sekitar $ 797 juta pada triwulan pertama tahun
2002.berdasarkan data Worldcom $14,7 milyar pad tahun 2001 disajikan sebagai
biaya.
Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, Worldcommampu
menaikkan pendapatan atau laba.Worldcom mampu menaikan laba karena akun beban
dicatat lebih rendah, sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban
kapitalisasi disajikan sebagai beban investasi. Kalau hal itu tidak terdeteksi praktek ini
akan berakibat pendapatan bersih yang lebih rendah dalam tahun-tahun brikutnya.
Karena beban kapitalisasi jaringan tersebut akan didepresiasikan.secara esensi beban
kapitalisasi jaringan akan memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan biyanya
dalam beberapa tahun dimasa depan, mungkin antara 10 tahun bahkan lebih.
Staf akuntan Worldcom telah diwawancara sebelum tanggal 25 Juni. Pada
Maret 2002 SEC meminta data dari perusahaan berupa item-item yang berhubungan
dengan Laporan Keuangan. Termasuk didalamnya :
1. Komisi penjualan dan tagihan-tagihan yang bermasalah

2. Sanksi administrsi terhadap pendapatan yang berhubungn dengan pelanggan


3.
4.
5.
6.

dalam skala besar


Kebijakan akuntansi untuk merger
Pinjaman kepada CEO
Integrasi sistem komputer Worldcom dengan MCI
Analisis ekspektasi pendapatan saham WC
Pada tanggal 1 Juli 2002 worldcom mengumumkan bahwa akun cadangan di

Worldcom juga diinvestigasi atau diperiksa.Perusahaan membuat akun ini untuk


mengantisipasi kejadian-kejadian luar biasa yang tidak dapat diprediksi. Seperti utang
pajak tahun depan. Seharusnyaakun ini tidak boleh dimanipulasi untuk memperoleh
pendapatan. Pada 8 Agustus, Worldcom mengakui bahwa mereka telah menggunakan
akun cadangan secara tidak benar. Dakwaan yang dilaporkan pada tanggal 28 agustus
adalah bahwa akun cadangan dikurangi untuk menutupi biaya jaringan yang telah
dikapitalisasi.
B. Skandal CEO Bernard Ebbers
CEO Bernard Ebbers menjadi sangat kaya dari kenaikan harga sahamnya di saham
WorldCom umum. Namun, pada tahun 2000, industri telekomunikasi memasuki masa
krisis yang menyebabkan WorldCom mengalami kemunduran serius, menyebabkan
pemerintah AS melalui Departemen Kehakiman memaksa perusahaan ini untuk
membatalkan rencana merger dengan Sprint pada pertengahan 2000. Pada saat itu,
saham WorldCom menurun dan Ebbers berada di bawah tekanan tinggi dari bank
untuk menutupi kewajiban kekurangan margin pada saham WorldCom-nya yang
digunakan untuk membiayai jenis usaha yang lainnya, seperti kayu, kapal pesiar.
Oleh karena itu selama tahun 2001, Ebbers membujuk para dewan direksi
WorldCom untuk memberinya kredit korporasi dan jaminan lebih dari AS $ 400 juta
untuk menutupi kewajiban margin tersebut. Permohonan ini dikabulkan karena para
dewan direksi berharap bahwa pinjaman yang diminta CEP Ebbers tersebut akan
mencegah Ebbers untuk menjual sejumlah besar saham WorldCom pada akhirnya
akibat tekanan di harga pasar saham yang kian anjlok. Namun, akhirnya strategi ini
gagal dan Ebbers digulingkan sebagai CEO pada bulan April 2002 dan digantikan
oleh John Sidgmore, mantan CEO UUNET Technologies, Inc.

Skandal akuntansi di dalam tubuh perusahaan ini sendiri dimulai sejak


pertengahan tahun 1999 dan terus berlanjut hingga Mei 2002. Di bawah Bernard
Ebbers (CEO), Scott Sullivan (CFO), David Myers (Pengawas) dan Buford "Buddy"
Yates (Direktur Jenderal Akuntansi) memanipulasi laporan akuntansi perusahaan,
membuat laporan akuntansi palsu untuk menutupi pendapatan WorldCom yang
hakikatnya mengalami penurunan dengan membuat gambar pertumbuhan keuangan
dan profitabilitas palsu untuk menopang harga saham WorldCom di pasar saham.
Penipuan itu dilakukan terutama dalam dua cara :
1. Underreporting 'line cost` (biaya interkoneksi dengan perusahaan telekomunikasi
lainnya) dengan memanfaatkan biaya-biaya pada neraca daripada fakta
pengeluaran mereka.
2. Menggelembungkan pendapatan dengan memasukkan catatan akuntansi palsu dari
"alokasi dana perusahaan yang belum diisi".
Pada tahun 2002, sebuah tim audit internal WorldCom bekerja secara rahasia,
menyelidiki dan menggali kemana alokasi dana perusahaan yang hilang sebesar $ 3,8
milyar. Hingga pada akhirnya, mereka menemukan jawabannya bawa dana
perusahaan tersebut telah diselewengkan oleh CEO dan rekan-rekan kerjanya untuk
memperkaya diri mereka sendiri diluar standar pendapatan seharusnya. Segera
kemudian komite audit perusahaan dan dewan direksi diberitahu oleh para audit
mengenai masalah penipuan akuntansi ini. Tidak lama kemudian, mereka segera
memanggil dan memecat CFO Scott Sullivan, dan David Myers segera
mengundurkan diri.Kemudian pada tahun 2001, Arthur Andersen dan US Securities
and Exchange Commission (SEC) meluncurkan sebuah investigasi masalah ini pada
tanggal 26 Juni 2002. Sehingga pada akhir tahun 2003, diperkirakan bahwa total aset
perusahaan ini ternyata telah diselewengkan oleh CEO mereka sekitar $ 11 miliar.
Akibat masalah besar yang diakibatkannya, pada 15 Maret 2005 Bernard Ebbers
dinyatakan bersalah dari semua tuduhan, karena telah terbukti melakukan kecurangan,
konspirasi dan pengajuan dokumen palsu dengan regulator-semua terkait dengan
skandal akuntansi AS $ 11 miliar di perusahaan telekomunikasi yang dia dirikan. Dia
dijatuhi hukuman 25 tahun penjara.Pejabat WorldCom lainnya seperti mantan CFO
Scott Sullivan dituntut dengan hukuman pidana dalam kaitannya pada tanggal 2 Maret
2004 untuk tuduhan penipuan sekuritas, konspirasi dan mengajukan laporan

palsu.Sedangkan mantan pengawas keuangan David Myers juga telah mengaku


bersalah atas penipuan sekuritas, konspirasi untuk melakukan penipuan sekuritas, dan
mengajukan laporan palsu pada tanggal 27 September, 2002. Mantan direktur
akuntansi Buford Yates juga telah mengaku bersalah atas konspirasi dan tuduhan
penipuan pada 7 Oktober , 2002). Mantan-mantan manajer akuntansi Betty Vinson
dan Troy Normand juga mengaku bersalah atas konspirasi dan penipuan sekuritas
pada tanggal 10 Oktober 2002.
Pada 13 Juli 2005 Bernard Ebbers menerima hukuman yang akan membuat dia
dipenjara selama 25 tahun. Pada saat vonis dijatuhkan, Ebbers telah berusia 63
tahun.Pada tanggal 26 September 2006, Ebbers menyerahkan diri ke Biro Penjara
Federal penjara di Oakdale, Louisiana, Federal Lembaga Pemasyarakatan Oakdale
untuk mulai menjalani hukuman.
C. Pihak-pihak yang Terkait
1. Bernard Ebbers.
Sebagai CEO WorldCom, Bernard Ebbers meminjam uang kepada perusahaannya
untuk membeli saham WorldCom. Namun, kenyataannya uang perusahaan
tersebut digunkan untuk kepentingannya sendiri bukan untuk membeli kembali
saham WorldCom
2. Cynthia Cooper
Salah satu auditor internal WorldCom danmenjabat sebagai vice presiden yang
mengetahui adanya sesuatu yang tidak beres dengan laporan keuangan WorldCom
3. Arthur Endersen
Sebagai Auditor Eksternal Independen merupakan pihak yang seharusnya
menjungjung tinggi independensi, dan profesionalisme, telah melakukan
pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi
maupun masyarakat dengan tidak melaporkan temuan audit yang dimanipulasi
oleh WorldCom. Arthur Andersen sebagai Auditor Eksternal Worldcom. Dia
menyetujui tindakan manipulasi karena :
Tidak adanya integritas dalam praktik audit Arthur Andersen, sehingga
kecurangan yang dilakukan tidak diungkapkan dalam opini auditor.
Adanya hubungan antara Arthur Andersen dengan Sullivan dan Myers yang
merupakan pekerja di KAP Arthur Andrsen sebelum bergabung dengan
WorldCom.

Arthur Andersen menyulap biaya sewa yang seharusnya merupakan biaya


operasional rutin yang akan mengurangi pendapatan pada tahun yang sama
menjadi biaya investasi, sehingga bisa disebar untuk jangka 10 tahun. Biaya yang
disulap oleh WorldCom per kuartalnya sebesar US$ 500-800 juta.
Dengan manipulasi data seperti ini, WorldCom bisa melaporkan laba bersih
US$ 1,4 miliar pada kuartal I/2001 dan US$ 172 juta pada kuartal I/2002. Padahal,
kalau manajemen WorldCom melaporkan apa adanya, selama lima kuartal
rapornya akan merah. Inilah informasi yang menyesatkan para investor dan
kreditor.
4. Scott D. Sullivan
Sebagai CFO WorldCom, dengan sengaja telah memasukkan US$ 3,85 miliar
(dari total biaya sewa jaringan yang pada 2001 saja mencapai US$ 8,12 miliar) ke
pos yang tak seharusnya.
5. Dewan Direksi Menyetujui pemberian pinjaman dana lebih dari $408 juta kepada
Ketua dan Mencegah manipulasi yang dilakukan manajemen
6. Staff Akuntan WorldCom
Dalam hal ini akuntan WorldCom sangat berperan aktif dalam skandal yang
terjadi.Berikut adalah beberapa alasan akuntan Worldcom mau diajak bekerja
sama dalam memanipulasi laporan keuangan yaitu :
Money : Adanya iming-iming uang dan bonus yang besar bagi para akuntan jika
mereka mau bekerja sama dengan pihak manajemen untuk memanipulasi laporan
keuangan.
Pressure : Adanya tekanan dari atasan untuk memanipulasi laporan kaunagan.
Yangmana jika tidak dituruti akan mengakibatkan para akuntan dipecat.
Culture : Budaya perusahaan, yang menghalalkan segala cara untuk dapat
memperoleh penghasilan, agar perusahaan tetap terlihat baik dimata publik dan
harga saham perusahaan tidak turun drastis.
Internal Controll : Lemahnya pengendalian internal perusahaan, sehingga
tindakan manipulasi dan kecurangan dapat terjadi dalam perusahaan.
Chance : Adanya kesempatan untuk memanipulasi LK worldcom, dimana dalam
hal ini semua pihak dari manajemen puncak hingga staf akuntansi dapat diajak
bekerja sama untuk memanipulasi LK perusahaan.
Etika : Kurangnya etika profesi akuntansi, para akuntan yang bekerja di
worldcom tidak berpegang teguh pada etika profesi akuntansi ataupun GAAP,
sehingga mereka bersedia untuk melakukan tindakan yang melanggar kegiatan
kode etik profesi akuntansi.
7. Mr Cooper

Ketua komite audit mempertanyakan mengenai beban operasi sebagai biaya


modal. Bukan hanya biaya akan tetapi pengakuan belanja modal digunakan untuk
meningkatkan laba.
8. Mr Buford "Buddy" Yates Memasuki pengakuan bersalah untuk penipuan
sekuritas dan konspirasi dan setuju untuk bekerja sama dalam pemalsuan laporan
keuangan WorldCom
9. David F. Myers
Memasuki pengakuan bersalah dengan tiga tuduhan kejahatan penipuan di
September 26, 2002
10. Wistle Blower
Whistle Blower berani maju untuk memberitahukan tentang kegiatan yang terjadi
pada skandal worldom tersebut, yaitu Whistle Blower membocorkan kejahatan
pihak internal perusahaan.
11. Manajemen WorldCom
Manajemen WorldCom

dalam

skandal

WorldCom

berperan

dalam

menggelembungkan angka pada periode berjalan dengan cara:


Biaya jaringan yang telah dibayarkan pihak worldcom kepada pihak ketiga
dipertanggungjawabkan dengan tidak benar. Dimana biaya jaringan yang
seharusnya dibebankan dalam laporan laba rugi, oleh perusahaan dibebankan
ke rekening modal. Hal ini mengakibatkan laba periode berjalan menjadi lebih
besar dari laba yang sebenarnya didapat oleh perusahaan. Dengan cara ini

worldcom mampu meningkatkan keuntungannya hingga $ 3.85 M.


Dana cadangan untuk beberapa biaya operasional dinaikkan oleh perusahaan.
Dana cadangan yang sudah terbentuk, nantinya akan dikurangi secara tidak
benar oleh perusahaan untuk memanipulasi jumlah keuntungan yang diperoleh
perusahaan pada periode berjalan. Dengan praktik ini, Worldcom berhasil

memanipulasi keuntungannya sebesar $ 2 M.


D. Kode Etik yang dilanggar
Dalam kasus WorldCom, Arhur Andersen selaku Auditor eksternal tidak
menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur, karena tidak melaporkan laporan

temuan audit yang telah dimanipulasi oleh perusahaan WorldCom


Adanya hubungan Arthur Andersen dengan Scott D. Sullivan dan Myers yang

merupakan pekerja KAP Arthur Andersen sebelum bergabung dengan WorldCom


Rekayasa laporan keuangan milyaran dollar AS dapat terealisasi karena dibantu

oleh pihak eksternal Arthur Andersen dan Staff akuntansi perusahaan WorldCom
Beberapa SPE digunakan untuk menghasilkan keuntungan palsu,

menyembunyikan kerugian, dan mengurangi biaya pada laporan keuangan.


CEO WorldCom menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadinya.

E. Jawaban Terkait Pertanyaan Kasus


Worldcom yang merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Amerika
mengumumkan bahwa mereka telah menggelumbungkan arus kas sebanyak $ 3.8 M pada
tanggal 25 Juni 2002. Yang menjadi pukulan besar bagi kredibilitas pasar modal dan tata
kelola perusahaan.
Pelanggaran yang dilakukan oleh Manajemen Puncak WorldCom sebegai berikut:

Penggelembungan tersebut terjadi karena adanya praktik akuntansi yang keliru

dan manipulasi laporan keuangan oleh pihak manajemen puncak perusahaan.


Praktik akuntansi yang keliru ini dapat terealisasi karena dibantu oleh eksternal

Arthur Andersen dan staf akuntansi perusahaan tersebut;


Selain praktik akuntansi yang keliru, CEO WorldCom juga menggunakan uang
pereusahaan untuk kepentingan pribadi.

Hukuman yang di dapat oleh Bernie Ebbers dan Scott Sullivan masing-masing
didakwa di sembilan tuduhan:
1. Satu Dakwaan Konspirasi;
2. Satu Dakwaan Kecurangan Sekuritas;
3. Tujuh Dakwaan Temuan Pengaturan Palsu.
1) Manajemen Worldcom menggelembungkan angka pada periode berjalan dengan cara:
Biaya jaringan yang telah dibayarkan pihak worldcom kepada pihak ketiga
dipertanggungjawabkan dengan tidak benar. Dimana biaya jaringan yang
seharusnya dibebankan dalam laporan laba rugi, oleh perusahaan dibebankan ke
rekening modal. Hal ini mengakibatkan laba periode berjalan menjadi lebih besar
dari laba yang sebenarnya didapat oleh perusahaan. Dengan cara ini worldcom

mampu meningkatkan keuntungannya hingga $ 3.85


Dana cadangan untuk beberapa biaya operasional dinaikkan oleh perusahaan.
Dana cadangan yang sudah terbentuk, nantinya akan dikurangi secara tidak benar
oleh perusahaan untuk memanipulasi jumlah keuntungan yang diperoleh
perusahaan pada periode berjalan. Dengan praktik ini, Worldcom berhasil

memanipulasi keuntungannya sebesar $ 2 M.


2) Arthur Andersen menyetujui tindakan manipulasi karena :
Tidak adanya integritas dalam praktik audit Arthur Andersen, sehingga
kecurangan yang dilakukan tidak diungkapkan dalam opini auditor.

Adanya hubungan antara AA dengan Sullivan dan Myers yang merupakan pekerja

di KAP AA sebelum bergabung dengan WorldCom.


3) Cara Dewan Direksi Worldcom mencegah manipulasi yang dilakukan oleh
manajemen
Dewan Direksi harus membentuk komite audit yang sepenuhnya memenuhi asas
integritas dan independensi. Hal ini agar pengukuran dan pengungkapan atas LK

worldcom dilakukan dengan benar sehingga tidak ada informasi yang ditutupi.
Dewan direksi harus yakin bahwa Sistem Pengendalian Manajemen (SPM)
perusahaan telah dengan baik mengendalikan sistem manajemen worldcom

sehingga tidak terjadi kecurangan oleh pihak manajemen dalam perusahaan.


Menciptakan budaya yang sehat, terbuka dan taat terhadap corporate governance
dan corporate responbility agar perusahaan tidak melakukan kegiatan yang

melanggar etika.
Transparansi dari pihak manajemen baik kepada auditor eksternal maupun

internal.
4) Alasan para akuntan WorldCom mau diajak bekerja sama dalam memanipulasi
laporan keuangan adalah:
Money : Adanya iming-iming uang dan bonus yang besar bagi para akuntan jika
mereka mau bekerja sama dengan pihak manajemen untuk memanipulasi laporan

keuangan
Pressure: Adanya tekanan dari atasan untuk memanipulasi laporan kaunagan.

Yangmana jika tidak dituruti akan mengakibatkan para akuntan dipecat.


Culture: Budaya perusahaan, yang menghalalkan segala cara untuk dapat
memperoleh penghasilan, agar perusahaan tetap terlihat baik dimata publik dan

harga saham perusahaan tidak turun drastis.


Internal Control: Lemahnya pengendalian internal perusahaan, sehingga tindakan

manipulasi dan kecurangan dapat terjadi dalam perusahaan.


Chance : Adanya kesempatan untuk memanipulasi LK worldcom, dimana dalam
hal ini semua pihak dari manajemen puncak hingga staf akuntansi dapat diajak

bekerja sama untuk memanipulasi LK perusahaan.


Etika : Kurangnya etika profesi akuntansi, para akuntan yang bekerja di worldcom
tidak berpegang teguh pada etika profesi akuntansi ataupun GAAP, sehingga
mereka bersedia untuk melakukan tindakan yang melanggar kegiatan kode etik

profesi akuntansi.
5) Dewan direksi menyetujui pemberian pinjaman dana lebih dari $408 juta kepada
Ketua (J.Ebbers) dan CEO karena : Dengan tujuan untuk membeli saham worldcom

ataupun untuk margin calls. Nmaun, kenyataannya uang pribadi tersebut digunakan
CEO worldcom untuk kepentingan pribadinya sendiri.
6) Bagaimana dewan memastikan bahwa whistle blower akan berani maju untuk
memberitahukan mereka tentang kegiatan yang dipertanyakan atau meragukan?
Dewan direksi harus memastikan bahwa whistle blower akan berada pada kondisi
yang aman walaupun mereka telah membocorkan kejahatan pihak internal
perusahaan.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penipuan laporan keuangan yang dilakukan oleh WorldCom Inc, yaitu perusahaan
raksasa dalam bidang telekomunikasi dan salah satu penyedia layanan Internet (ISP)
terbesar di dunia ini melibatkan seorang auditor ternama yaitu Arthur Andersen LLC.
Akibat adanya pengungkapan skandal tersebut, saham WorldCom langsung ambruk
seketika yang menyebabkan sejumlah perusahaan sekuritas dan Komisi Bursa Efek
menimpakan tuduhan penipuan terhadap WorldCom.
Kehancuran WorldCom sebenarnya juga karena kerapuhan kondisi finansialnya yang
buruk. Untuk menutupi defisit kasnya, manajemen WorldCom memanipulasi laporan
keuangan, sehingga kinerjanya jadi kelihatan baik. Cara yang sebenarnya terbilang
elementer tapi ditutup-tutupi oleh auditor eksternal perusahaan itu, Arthur Andersen LLC.
Penyebab yang sangat tampak terhadap kasus WorldCom itu sendiri adalah adanya
sifat keserakahan pada Bernard J. Ebbers (CEO WorldCom) hal itu terlihat ketika
meminjam uang perusahaan untuk memborong saham WorldCom (yang diyakininya akan
terus naik) tetapi dalam kenyataanya digunakan untuk kepentingan pribadinya sendiri
sehingga Bernard J. Ebbers tidak bias mengembalikan pinjaman tersebut dan diketahui
pula bahwa Scott D. Sullivan, CFO WorldCom, dengan sengaja telah memasukkan US$
3,85 miliar (dari total biaya sewa jaringan yang pada 2001 saja mencapai US$ 8,12
miliar) ke pos yang tak seharusnya. Sehingga sang CFO pun langsung dipecat. Akan

tetapi, investor publik dan kreditor telanjur kehilangan dana besar, sekaligus makin
memupuskan kepercayaan publik.
Salah satu sebab utama dari kebangkrutan WorldCom adalah sikap serakah dari
eksekutif senior yang didukung oleh sistem insentif kompensasi yang keterlaluan. Insentif
yang dimaksud adalah sistem stock option yang mengizinkan eksekutif membeli saham
dari perusahan yang mereka kelola. Sebab lain dari kegagalan adalah kurangnya
independensi akuntan dan analis keuangan. Ketidak akuratan dari data-data keuangan
sering kali juga tidak tertangkap oleh tim audit. Dalam hal ini, kredibilitas akuntan
menjadi pertanyaan

4.2 Saran :
Auditor Eksternal seharusnya bersikap independen sehingga tidak kehilangan
objektifitasnya dalam mengaudit laporan keuangan dan mengevalusi metode

perusahaan yang diauditnya.


Seharusnya Komite Audit mengawasi Dewan Direksi agar tidak terjadi lagi
kecerobohan seperti meminjamkan uang kepada CEO Bernard Ebbers yang

mengakibatkan keuangan perusahaan memburuk


Sebaiknya perusahaan WorldCom membuat standarisasi tambahan selain kode
etik yang sudah berlaku bagi Auditor maupun Akuntan perusahaan agar Staff
Akuntansi maupun Auditor dapat bekerja dengan professional dan dapat
menghormati profesinya. Sehingga dapat menjalankan tugas sesuai prosedur

DAFTAR PUSTAKA
1. Leonard J.Brooks and Paul Dunn (2012). Bussiness & Professional Ethics for
Directors and Accountants. South-Western College Publishing 6 thedition, Chapter 3
dan 4
2. http://hikariaichan.blogspot.com/2013/02/skandal-akuntansi-keuangan-dalamtubuh.html
3. https://yvesrey.wordpress.com/2011/02/10/kasus-skandal-akuntansi-pada-worldcom/
4. http://goreplay.blogspot.com/2011/03/kasus-skandal-akuntansi-pada-worldcom.html
5. http://bintannurul10.blogspot.com/2014/11/kasus-worldcom_23.html

You might also like