You are on page 1of 28

RESUME BLOK II

SKENARIO 1
MASALAH KESEHATAN

KELOMPOK A
1

Mochamad Rizal

(102010101001)

Devita Prima Nurmasari

(102010101002)

Ihda Kartika S.

(102010101003)

Oktaviana Sari Dewi

(102010101004)

Sheila Nurkhalesa

(102010101005)

Dedy Chandra Hariyono

(102010101006)

Rahma Fadhilah

(102010101007)

Enggar Gumelar

(102010101008)

Nadya Anisah

(102010101009)

10 Desyana Perwitahati

(102010101010)

11 Kiki Amalia Brillianita

(102010101011)

12
13 Luthfi Akhyar

(102010101013)

14 Amalia Firdaus

(102010101014)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010

SKENARIO 1

MASALAH KESEHATAN

Dokter Shinta Jojo, dokter penemu parasit terbaru, pagi itu tengah membolak-balik buletin
kesehatan langganannya. Pada edisi terbaru itu didapatinya judul tentang masalah kesehatan Menuju
Indonesia Sehat 2015 bersama MDGs, begitu judul yang tertera. Disana juga dijelaskan tentang
beban ganda pemerintah berkenaan dengan transisi kesehatan di Indonesia sebagai negara
berkembang. Sehingga dengan alasan itulah pemerintah mengubah pencapaian misi Indonesia sehat
2010 menjadi Indonesia sehat 2015.
Beliau jadi teringat pada saat mengikuti rapat bersama jajaran Dinkes beberapa hari lalu yang
membahas perubahan UU kesehatan, dalam dalam rapat itu dibahas tentang derajat kesehatan
seseorang, faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan seseorang, indikator kesehatan
masyarakat, sampai penetapan masalah kesehatan populasi tertentu. Angka kelahiran, angka kematian,
jumlah kematian ibu melahirkan, dan case fatality rate. Data-data tersebut dapat digunakan untuk
menentukan masalah kesehatan yang sedang berkembang di wilayah kerjanya, menentukan prioritas,
menentukan faktor risiko, hubungan sebab akibat dan yang terkait dengan berbagai masalah kesehatan
lainnya. Termasuk tentang pengawasan, distribusi, dan penyuluhan obat.

mapping

Indonesia sehat 2010

Masalah kesehatan

Epidemiologi

Indikator

Derajat kesehatan

Penyelesaian masalah

Transisi kesehatan

MDGs

UU Kesehatan Baru dan Indonesia Sehat 2015

I.

Mengklarifikasi Istilah

1. MDGs : Pembangunan kesehatan yang berkaitan dengan 8


tujuan internasional yang disepakati oleh 192 negara dan 23
organisasi internasional pada 2015
2. Parasit
: organisme yang hidupnya dapat menyesuaikan
diri dengan inangnya, sangat tergantung pada inangnya
sebagai habitat dan pemberi makannya dan merugikan
organisme yang ditumpanginya.
3. Faktor Resiko : Kelainan yang dimiliki seseorang yang
menyebabkan seseorang menderita suatu penyakit
4. CFR : jumlah orang yang meninggal karena sebab tertentu
dalam periode tertentu.
angka mati
x 100
jumlah penderita
5. Indikator Kesehatan Masyarakat : Variabel yang membantu
pengukuran tingkat perubahan kesehatan masyarakat.
semua kelahiran hidup per tahun
x 1000
6. Angka Kelahiran :
jumlah penduduk pertengahan tahun
7. Derajat Kesehatan : Tingkat kesehatan masyarakat dengan
indikator tertentu. Tingkat kesehatan ini merupakan resultan
dari 4 faktor (lingkungan, perilaku, keturunan, health care
service/ program kesehatan yang bersifat preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitatif)
angka jumlah kematian
x 1000
8. Angka Kematian :
jumlah penduduk
9. Transisi Kesehatan : Keadaan dari fisik, jiwa, sosial, dan
ekonomi yang mendukung hidup sejahtera dan produktif.
10.
Penyuluhan Obat : Penjelasan tentang obat yang sesuai
KONAS untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
11.
Distribusi : upaya seseorang atau lembaga untuk
menyalurkan barang atau jasa.

II.

Menetapkan Permasalahan
1. Masalah Kesehatan
a) Definisi Masalah Kesehatan
b) Kriteria
c) Penentuan prioritas masalah kesehatan

d)
e)
f)
g)
h)

Penanggulangan
Sumber data
Penyebaran
Frekwensi
Triple Burden Diseases

2. Epidemiologi
a) Definisi
b) Macam-macam
c) Ruang Lingkup
d) Penerapan
e) Sejarah Perkembangan
f) Tujuan
g) Aspek-aspek
h) Segitiga Epidemiologi
3. Indikator Kesehatan
a) Definisi
b) Aspek-aspek
c) Manfaat
d) Tujuan
e) Jenis-jenis
4. Derajat Kesehatan
a) Definisi
b) Ruang Lingkup
c) Kriteria
5. Konsep Sehat dan Sakit
a) Sehat
Definisi
Faktor
Landasan
Pembagian konsep
b) Sakit
Definisi
Faktor
Dampak
6. UU Kesehatan Baru
a) Isi UU kesehatan baru
7. Indonesia Sehat
a) Visi
b) Misi
c) Aplikasi Indonesia Sehat bersama MDGs
8. Pengelolaan Obat
a) Tujuan

b)
c)
d)
e)

III.

Tahapan
Masalah pemilihan dan pengadaan
Distribusi
Penggunaan dan pengawasan

Tujuan Pembelajaran
1. Memahami istilah sulit
2. Memahami secara mendalam tentang epidemiologi
3. Memahami masalah kesehatan di Indonesia
4. Memahami secara menyeluruh tentang pengelolaan obat
5. Mengetahui masalah kesehatan daerah dan penyelesaiannya
6. Mengetahui MDGs
7. Mengetahui Triple Burden Diseases
8. Mengetahui indikator kesehatan masyarakat nasional
9. Mengetahui isi UU kesehatan baru
10.
Mengetahui keterkaitan MDGs dengan Indonesia sehat

IV.

Analisis Masalah
1. Masalah Kesehatan
a) Definisi Masalah Kesehatan :
Menurut Departemen Kesehatan, Masalah Kesehatan adalah
informasi tentang masalah dan keadaan kesehatan yang
diperoleh dari guntingan berita media massa yang terbit
dalam 3 bulan terakhir di Indonesia atau sumber tertulis
lainnya.
b) Kriteria :
Ada empat kriteria masalah kesehatan menurut buku
Pengantar Epidemiologi.
1. Community concern
sejauh mana pentingnya suatu masalah pada masyarakat
2. Prevalence
jumlah orang yang berkaitan dengan masalah tersebut
3. Seriousness
seberapa serius masalah tersebut untuk dipecahkan
4. Manageability
sejauh mana masalah tersebut dapat diselesaikan

c) Penentuan prioritas masalah kesehatan :

Penentuan prioritas masalah dilakukan secara kualitatif


dan kuantitatif

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu


proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan
menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan
masalah dari yang paling penting sampai yang kurang
penting

Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa


pertimbangan yang harus diperhatikan, yakni:
1.
Besarnya masalah yang terjadi
2.
Pertimbangan politik
3.
Persepsi masyarakat
4.
Bisa tidaknya masalah tersebut diselesaikan

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya.


Secara sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu
1. Scoring Technique (Metode Penskoran) Mis: metode
delbeg, metode hanlon, metode delphi, metode USG ,
metode pembobotan dan metode dengan rumus.
Pemilihan prioritas dilakukan dengan memberikan score
(nilai) untuk pelbagai parameter tertentu yang telah
ditetapkan.
Parameter yg dimaksud adalah :
a. Besarnya masalah
b. Berat ringannya akibat yang ditimbulkan
c. Kenaikan prevalensi masalah
d. Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah
tersebut
e. Keuntungan sosial yang dapat diperoleh jika masalah
tersebut terselesaikan.
f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah
g. Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan
untuk mengatasi masalah
2. Non Scoring Technique.
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan
berbagai parameter, dilakukan bila tersedia data yang
lengkap. Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan
prioritas masalah yang lazim digunakan adalah :
a. Delphin Technique
b. Delbech Technique
d) Penanggulangan
Berdasarkan kuliah yang diberikan oleh dr. Olong Fajri
Maulana, MARS ada empat strategi utama untuk
menanggulangi masalah kesehatan dalam rangka
pembangunan kesehatan di Indonesia.

Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk


hidup sehat
1.
Program desa siaga di seluruh desa
2.
Seluruh keluarga sadar gizi


Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan
1.
Program kesehatan bagi warga miskin
2.
Menyediakan SDM kesehatan yang kompeten di
setiap desa

Meningkatkan system surveillance, monitoring dan


informasi
1.
Sediaan farmasi dan makanan memenuhi syarat
2.
Penyediaan system inormasi kesehatan yang
evidence based di seluruh Indonesia
3.
Setiap kejadian penyakit terlaporkan dengan
cepat kepada lurah atau kepala desa untuk diteruskan
ke instansi kesehatan terdekat.

Meningkatkan pembiayaan kesehatan


1.
Anggaran kesehatan pemerintah di utamakan
untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan
2.
Program system jaminan pembiayaan kesehatan
bagi warga miskin.
e) Sumber data
a. Primer : hasil pemeriksaan atau wawancara langsung
dengan masyarakat
b. Sekunder : laporan puskesmas atau kecamatan
c. Tersier : hasil publikasi badan-badan resmi seperti
kantor dinas statistik, dinas kesehatan, dan kantor
pemerintah kabupaten.
f) Penyebaran
1.
Penyebaran Menurut Waktu
Pembagian macam penyebaran masalah kesehatan menurut
waktu tergantung dari tujuan yang dimilki. Secara umum
pembagian tersebut adalah:
a. Penyebaran satu saat
Penyebaran masalah kesehatan diukur pada saat
tertentu.
- Point-source epidemic atau common source epidemic
ialah suatu keadaan wabah yang ditandai oleh
timbulnya
1) gejala penyakit yang cepat
2) masa inkubasi yang pendek,
3) episode penyakit merupakan peristiwa tunggal
4) muncul pada waktu tertentu saja, serta
5) lenyapnya penyakit dalam waktu yang cepat.
- Contagious diseasese epidemic atau propagated
epidemic ialah suatu keadaan wabah yang ditandai
oleh
1) timbulnya penyakit yang pelan,

2)
3)
4)
5)

masa inkubasi yang panjang,


episode penyakit bersifat majemuk,
waktu munculnya penyakit tidak jelas, serta
lenyapnya penyakit dalam waktu yang lama.

b. Penyebaran satu kurun waktu


Penyebaran masalah kesehatan menurut satu kurun
waktu tertentu.
c. Penyebaran siklis
Penyebaran masalah kesehatan yang frekwensinya
naik atau turun menurut suatau siklus tertentu.
d. Penyebaran sekular
Penyebaran masalah kesehatan yang mengalami
perubahan yang cukup lama. Misalnya lebih dari 10
tahun.
2.

3.

Penyebaran Menurut Tempat


Seringkali ditemukan suatu masalah kesehatan tertentu
terjadi di suatu daerah tertentu saja, tetapi amat sedikit
ditemukan di daerah lain. Penyebaran yang seperti ini
disebut penyebaran menurut tempat terjadinya masalah
kesehatan tesebut.
Dengan diketahuinya penyebaran menurut tempat ini,
berbagai kajian lebih lanjut dapat dilakukan, misalnya
kajian terhadap penyebab mengapa masalah kesehatan
tersebut banyak ditemukan di suatu daerah, tidak di
daerah lainnya.
Dengan membanding-bandingkan ciri khas dari
masing-masing daerah, akan dapat diketahui penyebab
tersebut, yang peranannya amat besar dalam
membantu mencari jalan keluar penanggulangan
masalah kesehatan yang dimaksud. Secara umum
pembagiannya adalah :
a.
Penyebaran satu wilayah
Masalah kesehatan hanya ditemukan di satu wilayah
saja.
b.
Penyebaran beberapa wilayah
Masalah kesehatan tergantung dari system
pemerintahan yang dianut.
c.
Penyebaran satu negara (nasional)
Masalah kesehatan ditemukan di semua wilayah yang
ada di negara tersebut.
d.
Penyebaran beberapa negara (regional)
Masalah kesehatan menyebar ke beberapa negara, baik
dipengaruhi oleh keadaan geografis, hubungan
komunikasi yang dimiliki, maupun peraturan perundangundangan yang berlaku.
Penyebaran Menurut Ciri-ciri manusia

Penyebaran menurut ciri-ciri manusia dapat digunakan


untuk mengetahui besarnya masalah kesehatn yang
dihadapi dan di lain pihak keterangan yang diperoleh
akan dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi masalah
kesehatan yang dimaksud.
Dalam epidemiologi, ciri-ciri manusia yang
maempengaruhi penyebaran masalah kesehatan dapat
dibedakan atas beberapa macam, yakni :
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Golongan etnik
d. Status Perkawinan
e. Pekerjaan
f. Pendidikan
g. Status Sosial Ekonomi
g) Frekwensi
1. Batasan
Frekwensi masalah kesehatan adalah keterangan tentang
banyaknya suatu masalah kesehatan yang ditemukan
dalam sekelompok manusia yang dinyatakan dengan
angka mutlak, rate, atau ratio.(Azwar, 1999:70)
Menurut Azwar (1999:70), batasan frekwensi masalah
kesehatan adalah :
1 Mengupayakan agar masalah kesehatan yang diukur
hanya masalah kesehatan yang dimaksud saja
2 Mengupayakan agar masalah kesehatan yang diukur
dapat masuk dalam pengukuran
3 Mengupayakan agar penyajian hasil pengukuran adalah
dalam bentuk yang memberikan keterangan yang
optimal, yaitu : angka mutlak, rate, dan ratio.
2. Formula
1

Angka mutlak
Contoh : dari hasil pengukuran penyakit TBC di suatu
daerah, ditemukan jumlah penderita penyakit TBC
sebanyak 500 orang.
Rate
Adalah perbandingan jumlah suatu peristiwa dengan
jumlah penduduk yang mugkin terkena peristiwa
tersebut dalam waktu yang sama yang dinyatakan
dalam persen/permil.

rate=

event
x 100 (1000 )
population at risk

Contoh : dari hasil pengukuran penyakit TBC di suatu


daerah ditemukan penderita sebanyak 18.
Ratio

Adalah perbandingan suatu peristiwa dengan peristiwa


lain yang tidak berhubungan.

ratio=

event A
event B

Contoh: dari hasil pengukuran penyakit TBC di suatu


daerah ditemukan perbandingan ratop penderita pria &
wanita adalah 0,333.

h) Triple Burden Diseases


Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI Prof Dr
Tjandra Yoga Aditama, sekarang kita menghadapi Triple
Burden (beban berlipat tiga) yaitu penyakit menular seperti
malaria masih tinggi, penyakit tidak menular juga naik dan
ada lagi new emerging infectious disease (penyakit menular
baru). Yaitu yang tadinya tidak ada sekarang ada seperti
HIV/AIDS, SARS dan Flu Burung.
1.
Penyakit infeksi (menular)
yaitu berkembang biaknya penyakit pada hospes
disertai timbulnya respon imunologik dengan gejala
klinik atau tanpa gejala klinik. Cara penularan:
a.
Kontak (langsung, tidak langsung, droplet)
b.
Udara (debu, kulit lepas)
c.
Alat (alat makan, suntik)
d.
Vektor / serangga
Tindakan pencegahan penyakit:
a.
Cuci tangan
b.
Pakai sarung tangan
c.
Memproses alat bekas pakai
d.
Menangani peralatan tajam dengan baik
Contoh: TBC, DBD
2.

Penyakit degenartif (tidak menular)


Penyakit yang muncul akibat proses kemunduran
fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi
lebih buruk, contoh: diabetes mellitus, stroke, jantung
koroner, obesitas, dll.
Faktor resiko:
a.
Pola makan tidak sehat
b.
Kurangnya aktivitas fisik
c.
Merokok
Pencegahan:
a.
Pola makan baik, stop makanan berlemak
b.
Olahraga teratur
c.
Stop rokok
d.
Untuk kelompok dengan resiko tinggi yaitu
orang dengan usia di atas 45 tahun, memiliki orang tua
yang mengidap penyakit degenaratif, serta memiliki

3.

berat badan berlebih, tiga cara di atas harus di tambah


dengan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
New emerging disease (difokuskan pada HIV/AIDS)

HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang


dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel
darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat
merusak system kekebalan tubuh manusia yang pada
akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit
walaupun yang sangat ringan.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)


yaitu dampak atau efek dari perkembangbiakan virus
HIV dalam tubuh makhluk hidup.

Penularan melalui:
a.
Darah (transfusi darah, terkena darah HIV+
pada kulit yang terluka, dll)
b.
Cairan Semen, Air mani, Sperma Pria
c.
Cairan Vagina pada wanita
d.
Air Susu Ibu

2. Epidemiologi
a)

Definisi :
Epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari distribusi penyakit
dan determinan yang mempengaruhi frekuensi penyakit pada
kelompok manusia (Mac Mahon, B & Pugh. T. F., 1970)
Epidemiologi ialah ilmu yang Mempelajari distribusi frekuensi
penyait beserta determinannya, hanya terdapat dua
perbedaan yaitu tambahan fenomena fisiologis (Lilienfeld) dan
ruda paksa (mausner & Bhan)
Epidemiologi adalah suatu metodologi ilmiah yang digunakan
untuk mempelajari epidemi dan temuannya, dan hasil studi
epidemiologi kemudian digunakan di bidang kesehatan
masyarakat dan kedokteran untuk mengendalikan kejadian
luar biasa (KLB) penyakit dan mencegah terulangnya penyakit
tersebut di masa mendatang [epidemiologi suatu pengantar
edisi 2; Thomas C. Timmreck, PhD]

b)

Macam-macam
Secara umum epidemiologi dibagi menjadi 3 :
1) Epidemiologi deskriptif: studi yang menentukan jumlah
atau frekuensi dan distribusi penyakit di suatu daerah
berdasarkan variable orang, tempat, dan waktu
2) Epidemiologi analitik: studi epidemiologi untuk mencari
factor-faktor penyebab timbulnya penyakit atau

mencari penyebab terjadinya variasi yaitu tinggi atau


rendahnya frekuensi penyakit pada berbagai kelompok
individu [Dr. Eko Budiarto, SKM; Dr. Dewi Anggraeni ;
2002; pengantar epidemiologi; 2003; Jakarta; EGC]
3) Epidemiologi eksperimental: pembuktian bahwa suatu
factor sebagai penyebab terjadinya suatu penyakit
[pengantar epidemiologi; M.N Bustan]
c)Ruang Lingkup
Menurut azrul azwar:
SUBYEK & OBYEK EPIDEMIOLOGI
Masalah Kesehatan :
* Penyakit Infeksi/ menular
* Penyakit Non menular
* Masalah Kesehatan Lain :
program KB
program perbaikan lingk. Pemukiman
program pengadaan& sarana pely. kesehatan
SASARAN : Populasi manusia
MENGUKUR & MENGANALISA FREKUENSI +
PENYEBARAN MASALAH
KESEHATAN
Ruang lingkup 6E
1. etiologi: mengidentifikasi masalah
2.efikasi: daya optimal yang diperoleh dari adanya
intervensi kesehatan
3. efektivitas: besarnya hasil yang dapat diperoleh
dari suatu tindakan
4. efisiensi: sebuah konsep ekonomi yang melihat
pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan biaya
yang diberikan
5. evaluasi: penilaian secara keseluruhan
keberhasilan suatu pengobatan atau program kesmas
6. edukasi: peningkatan pengetahuan tentang
kesehatan masyarakat sebagai bagian dari pencegahn
penyakit
d)

e)

Penerapan
1) Pengamatn epidemiologi : pengamatan akan tandatanda akan munculnya wabah di masyarakat
2) Kegiatan surveilance dilakukan dengan pengumpulan
data, lalu mencatat dan menganalisa akan munculnya
wabah
3) Penelitian epidemiologi bersifat lebih mendalam
Sejarah Perkembangan
Epidemiologi pada mulanya diartikan sebagai studi tentang
epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya

mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam


perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari
penyakit-penyakit non infeksi, sehingga dewasa ini
epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang
penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks
lingkungannya.
Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta
pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat
disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang penyebaran penyakit serta determinandeterminan yang mempengaruhi penyakit tersebut
Epidemiologi merupakan ilmu yang telah dikenal lewat
catatan sejarah pada zaman dahulu kala dan bahkan
berkembang bersamaan dengan ilmu kedokteran karena
kedua disiplin ilmu ini berkaitan satu sama lainnya.
Epidemiologi dalam pelaksanaan program pencegahan dan
pemberantasan penyakit butuh ilmu kedoteran seperti ilmu
faal, biokimia, patologi, mikrobiologi dan genetika.
Perbedaan antara ilmu kedokteran dengan ilmu epidemiologi
terletak pada cara penanganan masalah kesehatan. Ilmu
kedokteran menekankan pada pelayanan kasus demi kasus
sedangkan epidemioogi menekankan pada kelmpok individu.
Oleh karena itu, selain membutuhkan ilmu kedokteran,
epidemiologi juga membutuhkan disiplin lmu-ilmu lain
seperti demografi, sosiologi, antropologi, geologi, lingkungan
fisik, ekonomi, budaya dan statiska.
Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan
hambatan-hambatan karena belum semua ahli bidang
kedokteran setuju metode yang di gunakan pada epidemioogi.
Hal ini disebabkan karena perbedaan paradigma dalam
menangani masalah kesehatan antara ahli pengobatan
dengan metode epidemiologi terutama pada saat berlakunya
paradigma bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat.
Keberhasilan menembus paradigma tersebut berkat
perjuangan yang gigih para ilmuwan terkenal di kala itu.
Seperti sekitar 1000 SM Cina dan India telah mengenalkan
variolasi, Abad ke 5 SM muncul Hipocrates yang
memperkenalkan bukunya tentang air,water and places,
selanjutnya Galen melengkapi dengan faktor atmosfir, faktor
internal serta faktor predisposisi. Abad 14 dan 15 terjjadi
karantina berbagai penyakit yang di pelopori oleh V.
Fracastorius dan Sydenham, selanjutnya pada tahun 1662
John Graunt memperkenalkan ilmu biostat dengan mencatata

kematian PES & data metriologi. Pada tahun 1839 William Farr
mengembangkan analisis statistik, matematik dalam
epidemiologi dengan mengembangkan sistem pengumpulan
data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian
dibandingkan pola kematian antara orang-orang yang
menikah dan tidak, dan antara pekerja yang berbeda jenis
pekerjaannya di inggris. Upaya yang telah dilakukan untuk
mengembangkan sistem pengamatan penyakit secara terus
menerus dan menggunakan informasi itu untuk perencanaan
dan evaluasi program telah mengangkat nama William Farr
sebagai the founder of modern epidemiology.
Selanjutnya pada tahun 1848, John Snow menggunakan
metode Epidemiologi dalam menjawab epidemi cholera di
London, Kemudian berkembang usaha vaksinasi, analisis
wabah, terakhir penggunaan metode epidemiologi pada
penyakit keracunan dan kanker. Perkembangan epidemiologi
surveilans setelah perang dunia II disusul perkembangan
epidemiologi khusus. hal yang sama juga dilakukan Edwin
Chadwik Pada tahun 1892 yaitu melakukan riset tentang
masalah sanitasi di inggeris, serta Jacob henle, robert koch,
Pasteur mengembangkan teori kontak penularan.
Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan
konsep epidemiologi yang masih berlaku hingga saat ini.
Konsep-konsep tersebut antara lain:
1.

Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit

2.

Penggunaan data kuantitatif dan statistik

3.

Penularan penyakit

4.

Eksprimen pada manusia

Di dalam perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya


mencakup sekurang-kurangnya 3 elemen, yakni :
1. Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit
infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit
kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun
kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di
negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan
pelayanan kesehatan.
1. Populasi

Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambarangambaran dari penyakit-penyakit individu maka epidemiologi
ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada
populasi (masyarakat) atau kelompok.
1. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang
pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik,
biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan
ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari
manusia dan total lingkungannya.
f) Tujuan
Dainur (1995:57) mengemukakan bahwa tujuan epidemiologi
adalah untuk menelusuri berbagai aspek / segi suatu
penyakit untuk mengetahui lebih jauh identifikasi penyakit
tersebut.
Menurut Budiarto dan Anggraeni (2002:9), tujuan dari
epidemiologi adalah memperoleh data frekwensi distribusi
dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan
dengan kesehatan masyarakat.
Menurut Lilienfield dan Lilienfeld (dalam Timmreck, 2007:3),
ada 3 tujuan epidemiologi :
1.
Untuk menjelaskan etiologi (studi tentang penyebab
penyakit) satu penyakit atau sekelompok penyakit,
gangguan, kondisi, efek, ketidakmampuan, sindrom, atau
kematian melalui analisis terhadap data medis dan
epidemiologi dengan menggunakan manajemen informasi
sekaligus informasi yang berasal dari setiap bidang/disiplin
ilmu yang tepat, termasuk ilmu sosial/perilaku.
2.
Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada
memang konsisten dengan hipotesis yang diajukan dan
dengan ilmu pengetahuan, ilmu perilaku, dan ilmu biomedis
terbaru.
3.
Untuk memberikan dasar bagi pengembangan
langkah-langkah pengendalian dan prosedur pencegahan
bagi kelompok dan poulasi yang beresiko; dan untuk
pengembangan langkah-langkah dan kegiatan kesehatan
masyarakat yang diperlukan; yg kesemuanya itu akan
digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan langkahlangkah, kegiatan dan program intervensi.
g) Aspek-aspek
Keterkaitan 4 faktor epidemiologi sering berkontribusi dalam
terjadinya KLB suatu penyakit. Keempat faktor tersebut
meliputi (1) peran pejamu, (2) agens atau organisme

penyebab suatu penyakit, (3) keadaan lingkungan yang


dibutuhkan penyakit untuk berkembang pesat, bertahan, dan
menyebar, serta (4) permasalahan yang berkaitan dengan
waktu.
Keterkaitan antara berbagai faktor yang berkontribusi dalam
KLB penyakit akan lebih dipahami jika disajikan dalam bentuk
model. Model ini berguna untuk memperlihatkan interaksi dan
ketergantungan satu sama lainnya antara lingkungan, agens,
pejamu, dan waktu seperti yang digunakan dalam investigasi
penyakit dan epidemi. Segitiga epidemiologi ini didasarkan
pada model penyakit menular.
1.
Agens :

penyebab suatu penyakit

bakteri, virus, penyakit, jamur, atau kapang


merupakan penyebab penyakit infeksikus

juga dapat berupa zat kimia, faktor fisik,


defisiensi gizi, atau beberapa substansi lain
2.
Pejamu:

tempat persinggahan penyakit

pejamu bisa terkena ataupun tidak terkena


penyakit

faktor yang menentukan efek yang dapat


ditimbulkan organisme terhadap tubuh
tingkat imunitas
susunan genetik
tingkat pajanan
status kesehatan
kebugaran tubuh
kemampuan organisme (agens) menerima
lingkungan baru
3.

Lingkungan:

4.

merupakan kondisi luar dari manusia atau hewan


yang menyebabkan atau memungkinkan
penularan penyakit
faktor-faktor lingkungan mencakup: biologis,
sosial budaya, dan fisik lingkungan
lingkungan bagi agens adalah efek dari
lingkungan terhadap agens itu sendiri
dapat berada di luar atau di dalam pejamu

Waktu:

mempengaruhi masa inkubasi, harapan hidup


pejamu, atau organisme, durasi perjalanan
penyakit atau kondisi

berapa lama seseorang terinfeksi atau


keparahan penyakit
h) Segitiga epidemiologi

Lingkungan

Waktu

Pejamu

Agens

3. Indikator Kesehatan
a) Definisi :
IKM adalah adalah ukuran yang menggambarkan atau
menunjukkan status kesehatan sekelompok orang dalam
populasi tertentu, misalnya angka kematian kasar.
AnneAhira.com
Health indicators are measurements of different aspects of
health within a community or group. When indicators are
tracked over time, they allow us to see how the health story
is changing. naho.ca
b) Aspek-aspek
Menurut Menteri Kesehatan dr Endang Rahayu Sedyaningsih
ada empat aspek indikator utama kesehatan nasional, yaitu :
1.
Meningkatnya umur harapan hidup menjadi 72 tahun.
2.
Menurunnya angka kematian bayi menjadi 24 per
1.000 kelahiran hidup.
3.
Menurunnya angka kematian ibu melahirkan menjadi
118 per 100.000 kelahiran hidup .
4.
Menurunnya angka gizi buruk pada balita menjadi
kurang dari 15%.
c) Manfaat

Dapat diketahui faktor-faktor yang berperan dalam


keberhasilan atau penghambat pelaksanaan pembangunan
kesehatan. Menurut Suyatno, Ir. MKes (undip.ac.id)
d) Tujuan
Terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, maupun
pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna,
sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. AnneAhira.com
e) Jenis-jenis
Menurut Suyatno, Ir. MKes, jenis indikator :

Indikator umum/kasar (crude):


Jika angka tersebut dihitung dari populasi penanggung
risiko yang bersifat umum. Mis: Angka kematian kasar
(crude date rate), Angka Kelahiran kasar (crude birth
rata). Kadang dilakukan: penyesuaian (Mis.Age
Adjusted)

Indikator Spesifik:
Sudah memperhitungkan variabel yang terkait/yang
memberi pengaruh bermakna. Mis: untuk menghitung
angka kesuburan pria tidak diikutkan dalam
perhitungan. Kadang dilakukan: untuk kelompok
spesifik (Mis.Age Spesific)

Indikator Indeks yang Komposit:


Jika merupakan gabungan nilai beberapa indicator yang
disatukan dengan melalui weighting. Mis: HDI, Physical
Quality of Life Index, dll

Indikator Komprehensif:
Jika mempunyai makna yang lebih luas dan
menyeluruh. Mis: Angka Kematian Bayi, Angka
Harapan, Hidup, BBLR dsb
Menurut Ahira dalam AnneAhira.com:
Secara garis besar dibagi dalam dua kelompok:

Kelompok pertama, berisikan indikator yang


menghitung jumlah kematian yang terjadi selama
periode tertentu. Contohnya adalah angka kematian
kasar (Crude Death Rate-CDR) dan angka kematian
bayi (Infant Mortality Rate-IMR). Kelompok penduduk
yang mempunyai angka CDR dan IMR yang rendah
dikatakan mempunyai status kesehatan yang lebih baik
jika dibandingkan dengan kelompok penduduk yang
angka CDR dan IMR nya tinggi.

Kelompok kedua, berisikan berbagai indikator


kesehatan yang memperlihatkan jumlah orang yang
menderita kecacatan akibat penyakit tertentu.
Contohnya adalah jumlah penderita AIDS, Tuberkulosis
(TB), Polio, dan sakit mental. Sama dengan kelompok

pertama, kelompok penduduk yang mempunyai jumlah


penderita AIDS atau TB lebih sedikit dikatakan lebih
sehat jika dibandingkan dengan kelompok penduduk
yang jumlah penderita penyakit tersebut lebih banyak.

4) Derajat Kesehatan
a) Definisi :
Tingkat kualitas kesehatan masyarakat dilihat berdasarkan
indikator kesehatan masyarakat yaitu: Angka kematian
Ibu(AKI), Angka Kematian Bayi(AKB), Umur Harapan
Hidup(UHH), dan status Gizi
b) Ruang Lingkup :
Menurut UU No.23 tahun 1992, ruang lingkup dari derajat
kesehatan adalah keadaan bangasa Indonesia yang sehat.
Yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial
dan bukan hanya keadaan yang bebas penyakit, cacat, dan
kelemahan sehingga dapat hidup produktif secara sosial
ekonomi.
c) Kriteria :
Derajat kesehatan yang optimal dapat dilihat dari unsur
kualitas hidup serta unsur mortalitas dan yang
mempengaruhinya yaitu morbiditas dan status gizi
masyarakat.
KUALITAS HIDUP
Tingkat kualitas hidup masyarakat dapat dilihat berdasarkan
kualitas status kesehatan masyarakat. Ada empat aspek
yang dapat dihbungkan dengan masalah status kesehatan
yaitu faktor keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor
perilaku masyarakat, dan faktor lingkungan. Semuanya
saling berhubungan satu sama lain demi tercapainya status
kesehatan masyarakat yang berkualitas. Bila status
kesehatan masyarakat berkualitas, maka bertambahlah
derajat kualitas kehidupan masyarakat.

MORTALITAS
Gambaran perkembangan derajat kesehatan mayarakat
dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari
waktu ke waktu. Disamping itu, kejadian kematian juga dapat
digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan
lainnya. Angka kematian pada umumnya dihitung dengan
melakukan berbagai survey dan penelitian.

MORBIDITAS
Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal
dari masyarakat (community based data) melalui studi
morbiditas dan hasil pengumpulan data baik dari Dinas
Kesehatan dalam hal ii bersumber dari puskesmas maupun
dari sarana pelayanan kesehatan ( facility based data) yang
diperoleh melalu sistem pencatatan dan pelaporan
STATUZ GIZI
Status Gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa
indikator. Antara lain bayi dengan Berat Badan Rendah
(BBLR), Satus gizi balita, status gizi wanita subur kurang
energi protein (WUS KEK)
(sumber: Buku Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2010)

5) Konsep Sehat dan Sakit

a) Sehat
Definisi
1. Menurut WHO: keadaan sempurna fisik, mental,
social tidak hanya bebas Dario penyakit atau
kelemahan.
2. Menurut White: keadaan seseorang jika saat
diperiksa tidak ada penyakit dan keluhan.
3. Menurut UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992:
merupakan kondisi yang sempurna baik fisik maupun
mental, dan mampu melakukan aktifitas produktif.
Faktor
Landasan-landasan menentuan konsep sehat
(Edelaman dan Mendell 1994)
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem
yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi
lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu
dalam hidup.
d. Faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang
(Konsep Blum)
1. Lingkungan
2. Perilaku
3. Pelayanan kesehatan
4. Keturunan

Landasan
Landasan-landasan menentukan konsep sehat
(Edelaman dan Mendell 1994)
Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem
yang menyeluruh

Memandang sehat dengan mengidentifikasi


lingkungan internal dan eksternal
Penghargaan terhadap pentingnya peran
individu dalam hidup
Pembagian konsep
Pembagian konsep sehat menurut Journal Concepts of
Health and Ill Health
1. Konsep sehat holistic: keyakinan bahwa menjadi
sehat berarti tanpa gangguan fisik/penyakit dan
nyaman secara emosional.
2. Konsep sehat positif: keyakinan bahwa menjadi
sehat hanya akan tercapai dengan adanya upaya terus
menerus seperti menjaga makanan dan olahraga
teratur.
3. Konsep sehat negatif: keyakinan bahwa menjadi
sehat adalah tidak adanya penyakit berat.

b) Sakit

Definisi :
Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia
menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan
kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas
kerja/kegiatannya terganggu.
www.undip.ac.id
Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat
dijelaskan dari segi impersonal dan sistematik, yaitu
bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu hal
yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem
tubuh manusia. www.repository.usu.ac.id
Faktor-faktor sakit :
1. Environment atau lingkungan.
2. Behaviour atau perilaku,
Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan
ecological balance.
3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh
populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya.
4. Health care service berupa program kesehatan yang
bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan
perilaku merupakan faktor yang paling besar
pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya
derajat kesehatan masyarakat.
www.Undip.ac.id
Dampak
o
Terhadap emosi dan perilaku
Reaksi setiap orang berbeda berdasarkan asal penyakit
o
Terhadap peran
Peran penderita dalam keluarga
o
Terhadap citra tubuh
Perubahan tubuh

o
Terhadap konsep diri
Keadaan psikologis penderita
o
Terhadap dinamika keluarga
Pengaruh pada kegiatan dalam keluarga
www.undip.ac.id

6) UU Kesehatan Baru
Isi :
Bab I Ketentuan Umum
yang menurut pembacaan penulis kurang
sistemetik
dan tidak tuntas penjelasannya misalnya saja
pengertian
dari Kesehatan masyarakat dan pengertian
dari masyarakat itu sendiri
Bab II Maksud dan Tujuan
Bab III Hak dan Kewajiban
Bab IV Tanggung Jawab Pemerintah
Bab V Sumber daya Bidang Kesehatan,
yang berisi tentang tenaga kesehatan dan
fasilitas pelayanan kesehatan
Bab VI Upaya Kesehatan,
yang berisi upaya pelayanan kesehatan
perorangan dan kesehatan masyarakat :
pelayanan kesehatan;, perbekalan
kesehatan,Tehnologi dan produk tehnologi
pelayanan kesehatan tradisional;
peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit;
penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan;
kesehatan reproduksi;
keluarga berencana;
kesehatan sekolah;
kesehatan olahraga;
pelayanan kesehatan pada bencana;
pelayanan darah;
kesehatan gigi dan mulut;
penanggulangan gangguan penglihatan dan
gangguan pendengaran;
kesehatan matra;
pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi
dan alat kesehatan;
pengamanan makanan dan minuman;
pengamanan zat adiktif; dan/atau
bedah mayat.
Bab VII Kesehatan ibu, bayi, anak, remaja,
Lanjut Usia dan Penyandang Cacat

Bab VIII Gizi


Bab IX Kesehatan Jiwa
Bab X Penyakit Menular dan tidak menular
Bab XI Kesehatan lingkungan
yang bersisi tentang lingkungan yang
berwawasan kesehatan (lingkungan sehat)
meliputi
limbah cair;
limbah padat;
limbah gas;
sampah yang tidak diproses sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan pemerintah;
binatang pembawa penyakit;
zat kimia yang berbahaya;
kebisingan yang melebihi ambang batas;
radiasi sinar pengion dan non pengion;
air yang tercemar;
udara yang tercemar; dan
makanan yang terkontaminasi.
Bab XII Kesehatan Kerja
Bab XIII Pengelolaan Kesehatan.
yang berisi tentang :
pengelolaan administrasi kesehatan,
informasi kesehatan,
sumber daya kesehatan,
upaya kesehatan,
pembiayaan kesehatan,
peran serta dan pemberdayaan masyarakat,
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kesehatan, serta pengaturan hukum kesehatan
Bab XIV Informasi Kesehatan
Bab XV Pembiayaan Kesehatan
Yang berisi pembiayaan kesehatan 5 % APBN,
10 % APBD dimana 2/3 untuk kegiatan preventif
dan promotif
Bab XVI Peran serta Masyarakat
disini berisi peran serta masyarakat tetapi
masih tersirat masyarakat
masih sebagai objek dalam pembangunan
kesehatan
Bab XVII Badan Pertimbangan Kesehatan
Bab XVIII Pembinaan dan Pengawasan
Bab XIX Penyidikan
Bab XX Ketentuan Pidana
Yang berisi ketentuan pidana penjara dan
denda bagi pelanggaran pelaksanaan sumber
daya kesehatan dan upaya kesehatan, yang
menarik dari bab ini adalah pada Pasal 200

Setiap orang yang dengan sengaja


menghalangi program pemberian air susu ibu
eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal
128 ayat (2) dipidana penjara paling lama 1
(satu) tahun dan denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
Menarik bagi penulis karena ASI eksklusf adalah
penentu status kelangsungan dan
perkembangan Sumber Daya Manusia yang
handal. Dan juga presentase penggunaan ASI
Eksklusif yang baru mencapai 25-50%.
Bab XXI Ketentuan peralihan
Bab XXII Penutup
7) Indonesia Sehat 2015

a) Visi Indonesia sehat 2015 :


1. Hidup dalam lingkungan yang sehat
2. Mempraktekkan hidup yang sehat
3. Mampu menyediakan pelayanan yang bermutu
4. Memiliki derajat kesehatan yang bermutu
b) Misi Indonesia sehat 2015
1) Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan
kesehatan
2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat
3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu, merata, dan terjangkau
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, dan masyarakat serta lingkungan
c) Aplikasi Indonesia Sehat bersama MDGs 8 aspek :
1. Pengentasan kemiskinan dan lelaparan yang ekstrim
2. Pemerataan pendidikan dasar
3. Mendukung adanya persamaan jender dan
pemberdayaan perempuan
4. Mengurangi tingkat kematian anak
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit
lainnya
7. Menjamin daya dukung lingkungan hidup
8. Mengembangkan kemitraan global untuk
pembangunan

10)

Pengelolaan Obat

a) Tujuan
Pengelolaan merupakan suatu proses yang dimaksudkan
untuk mencapai suatu tertentu yang dilakukan secara efektif
dan efisien.

Sesuai kebijaksanaan Obat Nasional (KONAS)sebagai


penjabaran aspek obat dalam Sistem Kesehatan Nasional
(SKN), pembangunan kesehatan di bidang obat mempunyai
tujuan :
1.
Tersedianya obat dalam jumlah dan jenis yang
mencukupi
2.
Pemerataan distribusi serta keterjangkauan obat oleh
masyarakat
3.
Terjaminnya khasiat, keamanan dan mutu obat yang
beredar serta penggunaanya yang rasional
4.
Perlindungan bagi masyarakat dari kesalahan dan
penyalahgunaan obat
5.
Kemandirian di bidang obat.
6.
Terlaksananya pengadaan obat yang efektif dan efisien
7.
Digunakannya obat secara rasional.
b) Tahapan
a.
Perencanaan dan pemilihan obat
b.
Pengadaan
c.
Distribusi dan penyimpanan
d.
Penggunaan dan pengawasan
c) Masalah pemilihan dan pengadaan
1.
Jumlah obat ternyata terlalu banyak dipesan
2.
Jenis obat tertentu tidak pernah digunakan
3.
Kehabisan jenis obat tertentu
4.
Obat yang datang tidak sesuai dengan yang dipesan
5.
Harga obat yang terlalu mahal
d) Distribusi
Meliputi kegiatan pengendalian persedian obat, dan
penyimpanan. Distribusi dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
1.
Sentralisasi, seluruh kebutuhan user disuplai dari
gudang pusat
2.
Desentralisasi, Seluruh kebutuhan user disuplai dari
depo(satelit) yang berada di dekat atau di sekitar user

Pengendalian Persediaan Obat


Menjaga keseimbangan antara penyimpanan persediaan
dengan biaya yang dibutuhkan untuk menyimpan persediaan
tersebut

Penyimpanan Obat
Kegiatan penyimpanan obat meliputi:
1.
Pengaturan tata ruang
2.
Penyusunan stok obat
3.
Pencatatan stok obat
4.
Pengamatan
e) Penggunaan dan pengawasan
Penggunaan obat merupakan salah satu mata rantai
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pengelolaan
obat yang lain, yaitu seleksi, pengadaan dan distribusi
obat. Aspek penggunaan obat di Apotek diletakkan

dalam konteks dukungan terhadap kerasionalan


peresepan, yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.
Pengendalian kecukupan suplai
b.
Jaminan mutu obat
c.
Evaluasi konsumsi obat terhadap pola
morbiditas
d.
Pemberian informasi tentang obat
1.

Penggunaan obat yang rasional

Ketepatan penggunaan obat perlu didukung antara lain


dengan tersedianya obat yang tepat jenis dan jumlah
serta dengan mutu yang baik.
Penggunaan obat dikatakan rasional jika obat yang
diberikan memenuhi kriteria di bawah ini :
a.
Diagnosa yang ditegakkan sesuai standar terapi
yang ditetapkan
b.
Tersedia pada saat dibutuhkan
c.
Diberikan dengan dosis yang tepat
d.
Cara pemberian dengan interval waktu pemberian
yang tepat
e.
Lama pemberian tepat
f.
Harus efektif, aman dan mutu terjamin
Dari keenam kriteria tersebut, maka kriteria
ketersediaan obat (butir b) dan jaminan mutu (butir f)
merupakan kontribusi eksklusif dari aspek pengelolaan
obat yang akan mendukung aspek medik dari
pemberian obat oleh penulis resep (butir a,c, d dan e)
2.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya
penggunaan obat yang tidak rasional
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya penggunaan obat yang tidak rasional antara
lain adalah :
a)
Pemberian pengobatan belum didasarkan pada
pedoman terapi.
b)
Kurangnya sarana penunjang untuk membantu
menegakkan diagnosa yang tepat.
c)
Informasi yang sering bias yang dilakukan oleh
industri farmasi akan berakibat adanya peresepan
obat-obat yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan
kebutuhan pengobatan yang diperlukan.
d)
Adanya tekanan dari pasien dalam bentuk
permintaan untuk meresepkan obat-obat berdasarkan
pilihan pasien sendiri.
Pengawasan
Perlunya pengawasan, pengendalian, dan pengadaan,
dan pengaturan obat, makanan,kosmetik dan alat
kesehatan sangat bertujuan guna memperluas serta

meningkatkan mutu terhadap kesehatan dengan jalan


mencukupi persediaan yang sangat bermutu tinggi
bahkan dapat tersebar merata dengan harga yang dapat
dijangkau oleh masyarakat luas.
Diawasi oleh BPOM dan FDA
Misi pengawasan dan pengendalian:
1. Safety
2. Efficacy
3. Truthful labelling

d) Kesimpulan

Masalah kesehatan di Indonesia sangat kompleks seperti


yang terangkum dalam triple burden diseases,sehingga
epidemiologi sangat membantu dalam pelayanan kesehatan
tingkat primer yang bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan, maka dari itu seorang dokter
diharapkan mampu memprioritaskan masalah kesehatan
tersebut sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat
demi tercapainya indonesia sehat2015 dan memenuhi 8
tujuan pembangunan internasional bersama MDGs.

You might also like