Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Strategi pada dasarnya merupakan penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu Organisasi, pemilihan cara bertindak (course
of action) yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki dan alokasi sumber-sumber ekonomi yang dimiliki
oleh suatu organisasi. Perencanaan strategi dengan demikian merupakan keputusan manajemen yang telah direncanakan
sebelumnya mengenai tujuan yang ingin dicapai, cara bertindak untuk mencapai tujuan dan alokasi sumber daya manusia dan
sumber ekonomis yang dimiliki.
Arah Pembangunan Perikanan dan Kelautan kabupaten Kotawaringin
pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja baru sebagai upaya terobosan dengan merevitalisasi sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi yang ada serta menciptakan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru. Sumber-sumber pertumbuhan
ekonomi yang sepatutnya dikembangkan adalah keunggulan komparatif daerah yang masih banyak dan sangat berlimpah.
Diantara Resources Based Industries tersebut, sektor kelautan dan perikanan dapat menjadi salah satu keunggulan komparatif
yang berpotensi menjadi keunggulan kompetetif untuk menggerakkan perekonomian daerah Kabupaten Kotawaringin Barat
sehingga sudah saatnya menjadi prioritas pembangunan daerah.
Pembangunan sektor kelautan dan perikanan menjadi penting, jika membandingkan kesuksesan beberapa daerah Indonesia
seperti Pontianak, Cilacap, Pekalongan, Gorontalo dan banyak daerah lainnya yang pembangunan sektor kelautan dan
perikanan mampu menjadi penggerak ekonomi masyarakat. Berdasarkan pengalaman daerah-daerah tersebut diatas sepatutnya
Kabupaten Kotawaringin Barat optimas dan mampu menjadikan sektor kelautan dan perikanan dapat berperan dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, penyerapan tenaga kerja dan pusat pertumbuhan ekonomi baru yang mampu
mendorong gerak maju daerah.
Sumberdaya Kelautan dan perikanan pada akhir tahun 2009 mampu memberikan nilai sebesar kurang lebih Rp. 150 Milyar
lebih, dengan perputaran nilai uang yang mampu mencapai 150 M lebih ini maka kita patut berbangga sektor-sektor kelautan
dan perikanan seperti Budidaya perikanan, Penangkapan dan pengolahan ikan mampu menjadi penggerak peningkatan ekonomi
masyarakat.
Namun demikian untuk mencapai keinginan dalam memwujudkan sektor kelautan dan perikanan sebagai pertumbuhan
ekonomi banyak kendala dan permasalahan seperti : pencemaran laut dan sungau oleh pembuangan limbah secara ilegal,
pencurian ikan, gejala over fishing, degradasi pesisir (mangrove, terumbu karang, lamun estuaria dll), konflik penggunaan
ruang dan sumberdaya alam, belum tersedianya teknologi kelautan dan perikanan secara memadai, terbatasnya permodalan
usaha dan kemiskinan yang masih membelit sebagain besar penduduk diwilayah pesisir khususnya pada pembudidaya dan
nelayan skala kecil.
Permasalahan tersebut muncul antara lain sebagai akibat dari paradigma pembangunan masa lalu yang lebih
berorientasi ke darat (terresterial), yang menyebabkan pengalokasian segenap sumberdaya pembangunan lebih
diprioritaskan pada sektor-sektor daratan. Akibat kondisi yang demikian, kekayaan sumber daya kelautan dan perikanan
yang besar itu belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk memecahkan problem krisis ekonomi, ketertinggalan
serta kemiskinan nelayan dan pembudidaya ikan serta rakyat Indonesia pada umumnya.
Apabila peluang dan prospek yang terbuka dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dan permasalahan yang masih
dihadapi dapat diatasi secara bertahap, maka bukan suatu pilihan yang salah jika sektor kelautan dan perikanan dijadikan
andalan pertumbuhan ekonomi nasional di masa depan. Untuk mendayagunakan potensi sumber daya kelautan dan
perikanan serta menggerakkan seluruh potensi daerah diperlukan kesungguhan dalam pembangunan kelautan dan perikanan ser
ta dukungan politik, ekonomi
dan sosial
untuk
menjadikan
sektor
kelautan
dan
perikanan
sebagai
prime mover pembangunan ekonomi kab.KotawaringinBarat. Dengan kata lain sudah seharusnya sektor kelautan dan perikanan
dijadikan main stream (arus utama) pembangunan Daerah
Dalam proses pembuatan Rencana Strategi ( renstra ) ini Dinas Kelautan dan Perikanan berusaha memberikan diskripsi dan
analisis tentang beberapa hal yang dianggap bermanfaat untuk manajemen, sebagai berikut :
a.
b.
Mengungkapkan kekuatan dan kelemahan yang ada saat ini, serta kemungkinan ancaman dan peluang organisasi pada
masa yang akan datang, yang dituangkan dalam analisa SWOT.
c.
d.
Kerangka dan pedoman untuk merencanakan kegiatan dan alokasi sumber-sumber ekonomi ( anggaran ).
Sedangkan tujuan dari penyusunan Renstra ini adalah untuk mewujudkan kondisi yang diinginkan pada akhir tahun 2016
yaitu turut mendorong tercapainya sasaran pembangunan kelautan dan perikanan yang ditetapkan dalam jangka wakttu lima
tahun kedepan, sekaligus mengantisipasi dinamika dan perkembangan situasi dan kondisi daerah, lingkungan strategis dan
kecenderungan perubahan global. Secara detail tujuan
disusunnya
Daerah (RPJMD), Rencana Strategis (Renstra) Kemeterian/Lembaga sesuai dengan tugas dan fungsi Kementrian/Lembaga
yakni Kementerian Pertanian, serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional dan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP) Nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
Renstra ini disusun dengan memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan
pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah Kabupaten/Kota dan ketersediaan
anggaran yang bersumber dari APBD maupun APBN. Selain itu juga mencermati issu-issu strategis yang berkembang dan
perubahan lingkungan yang makin dinamis. Kebijakan, program dan kegiatan yang dituangkan didalamnya merupakan tolok
ukur yang akan dicapai dalam program kerja Dinas Kelautan dan Perikanan selama 5 tahun kedepan termasuk indikator
penilaian kinerja dalam melaksanakan tugas yang akan dilaporkan capaian kinerja setiap tahunnya dalam bentuk Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Ruh
Peduli dan Bersih
V
I
S
I
M
I
S
I
Tujuan
Mandat :
PP No. 9/2005
InpresNo.7/199
9
Analisis Strategis :
Kondisi saat ini
Kondisi yang di
inginkan
Sasara
Strategi
Kebijakan
Program
Kegiatan
Pokok
Identifikasi :
Potensi
Masalah
Tantangan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional adalah dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun yang
memuat visi, misi dan arah pembangunan Nasional. RPJP dibuat dengan maksud mengantisipasi apabila ada perubahan yang
terjadi dengan sangat perlahan namun dalam jangka panjang efeknya sangat besar seperti demografi, sumber alam, ekonomi, dll.
Contohnya adalah RPJP dalam GBHN.
RPJP Nasional memuat :
1. Kebijakan Umum Strategi Pembangunan Nasional
2. Kerangka Ekonomi Makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh
3. Program program
a. Kementerian,
b. Lintas kementerian,
c. Kewilayahan, dan Lintas kewilayahan
yang memuat kegiatan pokok dalam:
a. Kerangka Regulasi
b. Kerangka Anggaran
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional merupakan dokumen perencanaan untuk jangka waktu 5
(lima) tahun yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2012-2016
yang berpedoman pada RPJP Nasional.
Rencana Strategis Kementrian/Lembaga (RenstraKL) adalah dokumen perencanaan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Kementrian/Lembaga berdasarkan pada RPJM Nasional dan bersifat indikatif.
Renstra KL memuat :
1. Visi-Misi Kementrian/Lembaga
2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan Kementrian/Lembaga
3. Program-program
4. Kegiatan Indikatif
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah adalah dokumen perencanaan untuk 5 tahunan yang
merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah
dan RPJM Nasional yang memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum daerah serta
program-program yang memuat kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh daerah. RPJMD memuat :
1. Strategi Pembangunan Daerah
2. Kebijakan Umum
3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
4. Program program
a. SKPD,
b. Lintas SKPD,
c. Kewilayahan,
d. Lintas kewilayahan
yang memuat kegiatan pokok dalam:
a. Kerangka Regulasi
b. Kerangka Anggaran
Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) adalah dokumen perencanaan yang disusun dengan
berpedoman pada RPJMD untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Renstra RKPD
memuat :
1. Visi-Misi SKPD
2. Tujuan, Strategi, dan Kebijakan
3. Program-program
4. Kegiatan Indikatif
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Daerah adalah dokumen perencanaan pebangunan daerah untuk periode 1 (satu)
tahun. Rencana Kerja Pemerintah daerah merupakan penjabaran dari RPJM Daerah. RKPD mengacu pada RKP yang memuat :
1. Prioritas Pembangunan Daerah
2. Rancangan Kerangka Ekonomi Makro Daerah
3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
4. Program program
a. SKPD,
b. Lintas SKPD,
c. Kewilayahan,
d. Lintas kewilayahan
yang memuat kegiatan dalam:
a. Kerangka Regulasi
b. Kerangka Anggaran
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan oleh satuan
kerja pangkat daerah untuk periode 1 (satu) tahun. Renja-SKPD merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah
yang memuat :
1. Kebijakan SKPD
2. Program dan Kegiatan Pembangunan
a. Dilaksanakan Pemerintah
b. Mendorong Partisipasi Masyarakat
Adapun prinsip-prinsip dalam pembuatan perencanaan strategis yang juga digunakan sebagai dasar penyusunan
Renstrada adalah sebagai berikut :
1. Proaktif, bukan reaktif
10
Dengan adanya perubahan dalam lingkungan yang semakin kompleks, maka perlu melakukan perencanaan atas perubahan
tersebut secara proaktif dan bukan reaktif.
2. Berorientasi output, bukan input
Untuk mencapai keberhasilan dalam pengelolaan, maka perencanaan strategik diperlukan agar dapat menuntun diagnosa
organisasi kepada pencapaian hasil yang diinginkan secara obyektif.
3. Visioner
Perencanaan strategis yang dibuat harus berorientasi pada masa depan, sehingga memungkinkan organisasi untuk
memberikan komitmen pada aktivitas dan kegiatan di masa mendatang.
4. Adaptif dan akomodatif
Perencanaan strategik yang dibuat harus mampu melakukan penyesuaian terhadap perkembangan yang muncul, sehingga
dapat memanfaatkan peluang yang ada.
11
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3 Landasan Hukum
1.4 Metode Penyusunan
1.5 Hubungan Renstra SKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
1.6. Sistematika Penulisan
BAB II
12
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN
13
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
2.1. Struktur Organisasi SKPD
Berdasarkan PERDA No. 25 Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Kotawaringin Barat, maka struktur organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan adalah sebagai berikut :
1.
Unsur Pimpinan
:Kepala Dinas (Eselon II.b)
2.
Unsur Pembantu Pimpinan :
a. Sekretaris (Eselon III.b) terdiri dari :
a) Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian,
b) Kepala Sub Bagian Keuangan, dan
c) Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pengendalian Program.
b. Kepala Bidang Perikanan Budidaya (Eselon III.a) terdiri dari :
a) Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya,
b) Kepala Seksi Produksi dan Usaha Budidaya, dan
c) Kepala Seksi Kesehatan Ikan dan Sanitasi Lingkungan.
c. Kepala Bidang Perikanan Tangkap (Eselon III.a) terdiri dari :
a) Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap,
b) Kepala Seksi Usaha Perikanan Tangkap, dan
c) Kepala Seksi Pembinaan dan Perlindungan Sumber Daya Ikan.
d. Kepala Bidang Pengendalian Mutu dan Pemasaran (Eselon III.a) terdiri dari :
a) Kepala Seksi Pengendalian Mutu Hasil Perikanan,
b) Kepala Seksi Promosi dan Pemasaran, dan
c) Kepala Seksi Penelitian, Pembinaan Usaha dan Perikanan.
e. Kepala Bidang Pengolahan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Eselon III.a) terdiri dari :
a) Kepala Seksi Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan,
b) Kepala Seksi Konservasi dan Rehabilitas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, dan
14
f.
g.
c) Kepala Seksi Pengelolaan Sumber Daya Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari :
a) Penyuluh Perikanan,
b) Pengawasan Perikanan.
UPT (PPI, BBI dan BBU)
a) Balai Benih Ikan,
b) Balai Benih Udang,
c) Pangkalan Pendaratan Ikan, dan
d) Pusat Data dan Informasi Spesial Kabupaten (PDISK).
15
16
17
2.
Produksi Perikanan
Produksi perikanan tahun 2009 yang berasal dari kegiatan penangkapan dan budidaya mencapai 9.949,40ton. Dari total
produksi tersebut perikanan budidaya menyumbang 894,42 ton pada akhir tahun 2009. Hal ini karena produksi perikanan
budidaya belum secara optimal diekploitasi secara optimal. Untuk itu dalam lima tahun kedepan produksi perikanan
budidaya ini akan diangkat hinga perkembangannya mencapai 13,5% per tahun dan pada akhir tahun 2016 produksi
perikanan budidaya ditergetkan mencapai 2.525,08 ton. Sedankan nilai produksi perikanan yang mampu mencapai + 148
milyar akan ditingkatkan hingga mencapai nilai + 227 milyar pada tahun 2016.
Tabel 3.
Volume Produksi Perikanan Tahun 2005-2009 (Ton)
No
Hasil Produksi
2005
2006
Produksi ( ton )
2007
2008
2009
Produksi Perikanan
10.036,50
9.743,57
9.850,35
9.830,64
9.949,40
Perikanan Tangkap
8.847,92
8.176,56
671,36
1.188,58
929,77
15,30
242,41
1,10
8.900,43
8.244,75
655,68
843,14
521,37
16,36
271,51
33,90
8.902,60
8.152,40
750,20
947,75
555,87
19,22
336,66
36,00
9.044,80
7.848,30
1.196,50
785,84
390,52
21,00
349,32
25,00
9.054,98
8.014,92
1.040,06
894,42
396,12
45,58
422,72
30,00
1 Laut
2 Umum
Perikanan Budidaya
1. Budidaya Tambak
2. Budidaya Kolam
3. Budidaya Keramba
4. Budidaya Laut
18
Tabel 4.
Nilai Produksi Perikanan Tahun 2005-2009
(jutaan rupiah)
No
Hasil Produksi
Produksi Perikanan
Perikanan Tangkap
1 Laut
2 Umum
Perikanan Budidaya
1. Budidaya Tambak
2. Budidaya Kolam
3. Budidaya Keramba
4. Budidaya Laut
2005
156.222.975
131.040.400
122.648.400
8.392.000
25.182.575
23.244.250
114.750
1.818.075
5.500
2009
148.770.400
133.224.550
120.223.800
13.000.750
15.545.850
11.883.600
341.850
3.170.400
150.000
Sementara itu, perkembangan produksi olahan ikan akan ditingkatkan berdasarkan produksi hasil perikanan tangkap yang
merupakan pensuplai bahan baku untuk semua produk olahan. Disamping sumber dari produksi perikanan tangkap,
perikanan budidaya memberikan kontribusi yang cukup besar dalam meningkatan produksi olahan khususnya dari rumput
laut dan beberapa jenis ikan hasil budidaya seperti patin, nila, bandeng dan beberapa jenis lainnya. Produksi rumput laut
merupakan salah satu andalan yang masih terus dapat ditingkatkan, peningkatan dilakukan melalui fasilitasi dan beberapa
program pemerintah yang khusus menangani rumput laut.
19
3.
4.
5.
20
Tabel 7.
Perkembangan Jenis Produk Hasil Perikanan 2005-2009
6.
No
1
2
3
4
6
7
8
Produk Segar
Produk Beku
Pindang
Terasi
Produk Kering/Asin
Peda
Lain-lain
Total
2005
1.244,39
869,07
840,59
447,83
1.977,59
628,55
4.024,33
10.032,35
2006
1.204,00
840,86
813,31
433,30
1.913,40
608,15
3.893,71
9.706,73
Produksi (Ton)
2007
1.216,98
849,92
822,08
437,97
1.934,03
614,70
3.935,68
9.811,36
2008
857,15
1.230,60
829,17
441,75
1.950,72
620,01
369,65
6.299,05
2009
900,00
1.230,60
829,17
441,75
1.955,00
625,00
4.000,00
9.981,52
21
7.
22
kasus telah dilakukan penyidikan sampai pada pembuatan Berita Acara Pemeriksaaan dan terindikasi melakukan
pelanggaran wilayah dan jalur, dan alat tangkap illegal.
8.
9.
23
Pengembangan SDM kelautan dan perikanan melalui bidang pelatihan diselenggarakan dalam bentuk pelatihan bagi
masyarakat (non aparatur) dan aparatur (pusat dan daerah). Pelatihan bagi masyarakat ditujukan untuk nelayan,
pembudidaya dan pengolah ikan, pedagang ikan dan masyarakat perikanan yang meliputi teknik penangkapan ikan,
pelatihan budidaya, pelatihan pengolahan dan mutu, serta pemasaran dan manajemen usaha. Sedangkan pelatihan bagi
aparatur antara lain pelatihan teknis aparatur, pelatihan struktural aparatur, dan pelatihan prajabatan dengan jumlah peserta
pelatihan tahun 2005-2009 mencapai 35 orang.
2.4. Kondisi yang Diinginkan dan Proyeksi ke Depan
a. Lingkungan
Dalam lima tahun kedepan, kondisi yang diinginkan sebagaiman amanat dari Undang-Undang 41 tahun 2009 tentang
perubahan Undang-Undang nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan adalah sebagai berikut :
Terwujudnya masyarakat pesisir yang mampu mengelola sumberdaya diwilayahnya secara bertanggung jawab.
Terwujudnya lingkungan pesisir dan laut yang bersih dan sehat sehingga menjamin produktivitas sumberdaya perikanan
serta keanekaragaman hayati laut serta mampu menjadikan objek pariwisata daerah lebih bervariasi.
Terwujudnya ketertiban dalam pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan melalui upaya (1) Pembentukan
kelembagaan pengawasan yang mandiri (2) pemenuhan sarana dan prasarana pengawasan dan tenaga pengawas (3)
pengembangan teknologi pengawasan (4) peningkatan partisipasi dan peran masyarakat dalam pengawasan (5) penaatan
dan penegakan hukum
24
25
40
60
95
Sesuai dengan Indikator Kinerja Utama maka fungsi dari ekonomi diharapkan pada tahun 2016 tercipta lapangan kerja
sebanyak 670 lapangan kerja baru dengan tingkat pendapatan masyarakat sebesar Rp 2.250.000,-/bulan.
25
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
3.1. Tupoksi SKPD
Tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2012-2014 diarahkan untuk lebih memantapkan penataan
kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk
pengembangan kemampuan iptek serta penguatan daya saing perekonomian. Terkait dengan penguatan daya saing
perekonomian tersebut, diantaranya ditempuh melalui peningkatan pembangunan kelautan dan sumber daya alam lainnya
sesuai dengan potensi daerah secara terpadu serta meningkatnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kerangka
tujuan Nasional yang telah ditetapkan dalam RPJMN dan RPJMD maka sebagai tugas pokok Dinas Kelautan dan Perikanan
adalah mewujudkan peningkatan ekonomi dan kualitas sumberdaya manusia sebagai tujuan utama dalam pembangunan
kelautan dan perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat.
Dalam mewujudkan tujuan tersebut diwujudkan dalam program dan kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan
pembangunan.
3.2. Isu-Isu Strategis SKPD
Isu-isu strategis Satuan Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan tidak lepas dari Potensi dan Permalahan dalam penangan bidang
kelautan dan perikanan.
26
a. Potensi
Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki luas laut lebih kurang 1.250 km dengan garis pantai sepanjang 156 km,dengan
potensi sumber daya,terutama sumberdaya perikanan laut yang cukup besar,baik dari segi kuantitas maupun diversitas. Potensi
lestari sumberdaya ikan kabupaten Kotawaringin Barat diperkirakan sebesar 25.000 ton/tahun untuk perikanan laut dan 10.800
ton/tahun untuk perikanan umum, dan Jumlah Tangkapan yang diperBolehkan (JTB) 20.160 tom per tahun untuk perikanan laut
dan 8.640 per tahun untuk perikanan umum (80% dari Potensi lestari) baru termanfaatkan sekitar 47,35% dari JTB. Dari kedua
potensi yang ada baru termanfaatkan sebesar 8.889,15 ton pada tahun 2006 yang terdiri dari perikanan laut sebesar 8.224,61 ton
(40,7%) dari JTB dan 664,54 ton (7,69%) dari JTB. Sedangkan dari sisi diversivitas, dari sekitar 25.000 jenis ikan yang ada di
Indonesia, yang ditemukan diperairan Kabupaten Kotawaringin Barat kurang lebih 800 jenis ikan.
Disamping potensi penangkapan ikan terdapat potensi pengembangan perikanan disektor budidaya (a) budidaya laut
yang terdiri dari budidaya rumput laut (1000 Ha), budidaya ikan kakap, kerapu dan juga teripang (b)budidaya air payau seluas
35.200 Ha untuk tambak (c) budidaya air tawar terdiri dari perairan umum (sungai, danau, rawa), kolam air tawar (d)
bioteknologi kelautan untuk pengembangan industri seperti bahan baku pakan, benih ikan dan juga industri pangan.
Peluang pengembangan usaha kelautan dan perikanan kabupaten Kotawaringin Barat masih memiliki prospek yang
baik. Potensi ekonomi sumberdaya kelautan dan perikanan dapat dimanfaatkan untuk mendorong pemulihan ekonomi akibat
krisis global.
27
Potensi dan peluang pengembangan sektor kelautan dan perikanan meliputi (1) perikanan tangkap (2) perikanan
budidaya (3) industri pengolahan perikanan (4) industri bioteknologi (5) Pengembangan wisata bahari (6)pengembangan
kawasan industri perikanan terpadu.
Untuk mengoptimalkan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan dan menjadikan sektor perikanan sebagai Prime
Mover pembangunan ekonomi daerah, diperlukan upaya percepatan dan terobosan dalam pembangunan sektor kelautan dan
perikanan yang perlu didukung dengan kebijakan politik, ekonomi serta iklim investasi yang kondusif. Dalam hal ini koordinasi
dan dukungan stakeholder menjadi salah satu persyaratan yang sangat penting.
Disamping potensi Sumberdaya kelautan dan perikanan yang besar, terdapat pula Potensi Kelembagaan seperti
Himpunan Nelayan Selurh Indonesia (HNSI) Cabang Kotawaringin Barat, LSM daerah yang peduli akan pembangunan sektor
kelautan dan perikanan yang dimasa yang akan datang perlu disinergikan guna keberhasilan bersama. Potensi lain adalah sarana
dan prasarana yang telah ada seperti Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kumai, Balai Benih Udang Galah (BBUG) Sei. Kapitan,
Balai Benih Udang (BBU) Sei. Bakau, Balai Benih Ikan (BBI) Pinang Merah, SMK Perikanan, Jurusan Perikanan pada
Universitas Antakusama Pangkalan Bun dll.
1. Potensi Pasar di Daerah
Dengan jumlah penduduk mencapai 215.000 jiwa pada tahun 2008, bila tingkat konsumsi ikan pada tahun 2006 sebesar
34,56 Kg/kapita maka jumlah produk perikanan yang terserap untuk konsumsi pasar didaerah adalah sebesar 7.100 ton/tahun
tersebut, jumlah ini masih dalam kebutuhan pangan saja belum kebutuhan industri seperti cold storage dsb.
28
29
b. Permasalahan
Sumber daya ikan yang berada di perairan baik laut maupun perairan umum cenderung mengalami degradasi dalam satu
dekade terakhir ini, utamanya yang berada di perairan umum daratan maupun perairan pantai. Beberapa faktor yang
menyebabkan penurunan kualitas sumber daya ikan terkait dengan degradasi kualitas lingkungan pesisir, termasuk oleh
aktivitas manusia yang menimbulkan pencemaran perairan baik laut maupun tawar, kegiatan perikanan yang merusak
(destructive fishing), penangkapan ikan yang dilakukan secara berlebih (overfishing) yang dilakukan secara illegal baik
oleh pelaku dalam negeri, seperti penggunaan metode penangkapan ikan yang merusak lingkungan (bahan peledak, racun,
listrik dan obat bius), penggunaan alat penangkap ikan yang tidak sesuai dengan izin dan yang tidak berizin, maupun oleh
pihak asing yang melakukan praktik-praktik illegal di Indonesia.
Kondisi penurunan sumber daya ikan ini mengakibatkan kesulitan dalam upaya meningkatkan produksi secara nyata
(significant) melalui kegiatan perikanan tangkap. Gambaran mengenai kondisi tersebut memberikan tantangan bagi Dinas
Kelautan dan Perikanan untuk kembali bertumpu pada kegiatan perikanan budidaya, sementara upaya konservasi dan
rehabilitasi lingkungan perairan laut dan perairan umum, kapasitas dan cakupannya terus ditingkatkan. Kegiatan perikanan
budidaya diprediksi mampu menaikkan produksi perikanan secara nyata. Peningkatan produksi perikanan budidaya ini pun
tetap berada di bawah ancaman kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, kondisi lingkungan harus benar-benar menjadi
perhatian dalam mengawal target produksi ikan sebagai produsen terbesar.
Produktivitas para nelayan hingga saat ini masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh penggunaan armada perikanan
yang secara nasional masih didominasi oleh kapal berukuran kecil, yaitu perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan
30
kapal ikan berukuran 0,5 sampai 3 gross tonnage (GT). Kelemahan dari penggunakan armada kecil antara lain para nelayan
memiliki hari layar yang singkat (one day fishing), daya tampung ikan hasil tangkapan yang kecil, kualitas ikan yang
kurang terjaga atau tingginya tingkat kehilangan mutu (losses), yang berakibat pada daya jual yang rendah, sementara
biaya produksi terus meningkat. Kondisi seperti ini, ditambah dengan keterbatasan untuk memanfaatkan dana perbankan,
semakin menyulitkan para nelayan untuk keluar dari jerat kemiskinan yang melilit dari tahun ke tahun.
Secara garis berar permasalahan yang dihadapi, dapat kita bagi menjadi :
a. Masalah internal bidang kelautan dan perikanan :
Sebagian besar nelayan perikanan tangkap masih tradisional dengan struktur armada penangkapan masih didominasi
perikanan skala kecil tonase <10 GT
Ketimpangan pemanfaatan stock ikan antar kabupaten
Pratek ilegal fishing
Pengembangan perikanan budidaya belum optimal
Kerusakan ekosistem pesisir dan laut
Belum optimalnya pengelolaan konservasi laut dan periaran umum
Belum optimalnya pengelolaan potensi kelautan dan perikanan
Akses pasar produk perikanan nasional belum ada
b. Masalah eksternal, yang mempengaruhi kelautan dan perikanan
31
Rendahnya kesadaran masyarakat dan pemerintah daerah dalam pengembangan pembangunan kelautan dan
perikanan
Konflik antar nelayan daerah karena ekses dari pengertian penerapan Otonomi daerah yang salah.
Penerapan Teknologi yang masih rendah
Belum adanya dukungan permodalan yang memadai
Tata ruang dan pengendalian pencemaran belum memadai
Keamanan dan kepastian hukum dalam berusaha
Penegakan hukum (law enforcement) masih lemah
32
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS, DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi
Visi Dinas Kelautan dan Perikanan Periode 2011-2016 adalah Terwujudnya Produk Kelautan dan Perikanan yang
Berorientasi Pasar Tahun 2016
4.2. Misi
Sedangkan sebagai misi dari pelaksanaan Visi dinas kelautan dan perikanan kab. Kotawaringin Barat adalah Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kotawaringin Barat yang Berkeadilan
4.3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan dalam rangka pembangunan daerah kabupaten Kotawaringin Barat baik dalam
jangka menengah dan jangka panjang adalah :
1.
Meningkatkan Peran Kelautan dan Perikanan sebagai penunjang PDRB Daerah serta peningkatan ekonomi masyarakat
2.
3.
4.
Meningkatkan Produktivitas dan daya Saing berbasis Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
5.
Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
33
34
6) Penyediaan lapangan kerja kumulatif sebesar 4.724 jiwa dalam upaya pengentasan kemiskinan bagi masyarakat yang
bergerak dalam bidang kelautan dan perikanan, yang terdiri dari :
a. Perikanan tangkap : 3.107 orang
b. Perikanan budidaya :
1.617 orang
4.4. Strategi
Dalam melaksanakan pembangunan daerah dan mewujudkan tercapainya tujuan serta sasaran pembangunan kelautan dan
perikanan, strategi pembangunan yang akan ditempuh adalah :
Pembangunan kelautan dan perikanan dilaksanakan secara transparasi dan akuntabilitas tinggi dalam rangka mewujudkan
good goverment dan clean goverment.
Potensi kelautan dan perikanan diperuntukan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat yang terefleksi ke dalam
berbagai regulasi yang berpihak kepada masyarakat sendiri dan diarahkan untuk dapat mengentaskan kemiskinan (pro
poor), menyerap tenaga kerja (pro job) dan meningkatan pertumbuhan ekonomi (pro growth)
Pembangunan kelautan dan perikanan dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip keadilan dan pemerataan antar
wilayah, mengurangi ketertinggalan dan kesenjangan dengan daerah lain.
4.5. Kebijakan
Kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan dalam rangka mengelola dan memanfaatkan sumberdaya kelautan dan
perikanan meliputi :
1) Mengembangkan kapasitas skala usaha nelayan, pembudidaya ikan dan pelaku usaha kelautan dan perikanan lainnya.
35
2) Memperkuat dan mengembangkan usaha perikanan tangkap secara efesien, lestari dan berbasis kerakyatan
3) Mengembangkan perikanan budidaya yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan
4) Mengembangkan industri penanganan ikan dan pengolahan serta memperluas akses pemasaran produk hasil perikanan dan
kelautan
5) Meningkatkan rehabilitasi dan konservasi sumberdaya kelautan dan perikanan beserta ekosistemnya.
6) Memperkuat pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan
7) Meningkatkan upaya penanggulangan ilegal fishing baik diperairan umum maupun perairan laut
8) Mengembangkan Sumberdaya Manusia
9) Meningkatkan implementasi teknologi terbarukan untuk mendukung pengembangan perikanan dan kelautan.
36
BAB V
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN
Arah kebijakan dan strategi Dinas Kelautan dan Perikanan tahun 2012-2016 yang telah diuraikan tersebut disesuaikan dengan rah dan
kebijakan pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD dengan mengambil peran dalam agenda pembangunan daerah yang
meliputi :
AGENDA I
AGENDA II
AGENDA III
AGENDA IV
Sesuai dengan TUPOKSI dinas maka dinas kelautan dan perikanan mengambil dalam agenda pembangunan daerah yang tertuang
dalam kebijakan umum daerah yang meliputi beberapa kebijakan umum daerah, antara lain :
Meningkatkan Pembinaan Kehidupan Beragama dan Hak Azazi Manusia, Penegakan Supremasi Hukum yang
Berkeadilan Serta Mewujudkan Kondisi Aman dan rasa Aman Dalam Kehidupan Bermasyarakat
37
MENCIPTAKAN TATA PEMERINTAH YANG BERSIH, PROFESIONAL DAN BERWIBAWA DALAM RANGKA
PELAYANAN PRIMA KEPADA MASYARAKAT
Dalam rangka mendukung kebijakan pembangunan daerah, dinas kelautan dan perikanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
mengambil peran pada 3 kebijakan pembangunan daerah yaitu :
1.
2.
MENCIPTAKAN TATA PEMERINTAH YANG BERSIH, PROFESIONAL DAN BERWIBAWA DALAM RANGKA
PELAYANAN PRIMA KEPADA MASYARAKAT
3.
Untuk melaksanakan kebijakan pembangunan ini maka dinas kelautan menetapakan beberapa program kerja guna
mengimplementasikan kebijakan daerah ini dalam beberapa program kerja selama periode 2012-2016, antara lain :
1.
38
2.
3.
a.
b.
4.
5.
39
Tujuan dari program ini adalah meningkatkan produk olahan bernilai tambah, jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan,
investasi, distribusi dan akses pasar hasil perikanan dengan kegiatan adalah :
a. Pengembangan promosi dan pemasaran hasil perikanan
b. Peningkatan sarana dan prasarana rantai dingin produk perikanan
c. Peningkatan sarana dan prasrarana pengolahan tradisional
d. Pengembangan system informasi data kelautan dan perikanan
e. Koordinasi perumusan kebijakan pembangunan bidang kelautan dan perikanan
f. Monitoring, evaluasi dan pelaporan.
6.
Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar
Tujuan adalah mencari dan meningkatkan jumlah sentra produksi perikanan budidaya yang memiliki komoditas unggulan dan
menerapkan teknologi inovatif, dengan kegiatan penunjang adalah :
a. Kajian kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar.
7.
8.
40
Tujuan program adalah prosentase pencapaian pelayanan prima dalam tata usaha pimpinan, kedinasan, administrasi persuratan
dan kearsipan, dengan kegiatan :
a. Penyediaan Jasa Surat Menyurat
b. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air dan Listrik
c. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/operasional
d. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
e. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
f. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
g. Penyediaan Alat Tulis Kantor
h. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
i. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
j. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
k. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
l. Penyediaan Makanan dan Minuman
m. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah
9.
41
42
43
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD
Pentingnya pengukuran kinerja (Performance indicator) SKPD telah dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia sejak
dikeluarkannya Inpres 7/1999. Di tingkat pemahaman penetapan indikator kinerja telah menunjukkan perkembangan yang cukup
memadai meski belum signifikan. Akan tetapi di sisi penerapan masih sangat lemah, khususnya pada identifikasi penyusunan tolok
ukur kinerja dan penetapan sasaran. Penggunaan sistem pengukuran kinerja memberikan manfaat dalam beberapa hal, yakni :
1. Pembuatan Kebijakan dan Pengawasannya Indikator kinerja diharapkan mampu meningkatkan perumusan kebijakan dengan
menyediakan dasar-dasar yang memadai bagi para pengambil keputusan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai
kebutuhan dan kinerja pelayanan serta membuat keputusan realokasi sumber daya jika diperlukan.
2. Arahan Operasional Indikator kinerja diharapkan memberikan cara yang lebih sistematis bagi para manajer untuk mendeteksi
kekuatan dan kelemahan operasional serta untuk melakukan analisa program yang berkelanjutan.
3. Akuntabilitas Indikator kinerja diharapkan dapat membantu dinas dan seluruh organisasi dalam memperoleh kepercayaan
masyarakat dengan memperlihatkan hasil yang baik dari pendapatan yang diterima.
4. Perencanaan Indikator kinerja diharapkan dapat memfasilitasi perencanaan strategis dan operasional dengan cara menyediakan
informasi yang dibutuhkan dalam menetapkan tujuan dan sasaran serta merencanakan program-program untuk pencapaian tujuan
dan sasaran tersebut
44
5. Pengelolaan Indikator kinerja diharapkan dapat memberikan dasar bagi identifikasi awal dari adanya penurunan efisiensi
operasional dan cara untuk memperlihatkan seberapa efisien sumber daya digunakan dalam penyediaan pelayanan dan
pencapaian tujuan
6. Penganggaran Indikator kinerja diharapkan dapat memperbaiki proses anggaran dengan sebisa mungkin membuat keputusan
yang obyektif mengenai alokasi dan redistribusi sumber daya, pengurangan biaya, dan menginvestasikan kelebihan/surplus dana.
7. Menyerahkan penyediaan pelayanan kepada pihak luar Indikator kinerja diharapkan dapat membantu terciptanya iklim
yang kompetitif dalam penyediaan pelayanan oleh pihak luar dengan cara memberikan data biaya dan kinerja yang
didokumentasikan dengan baik serta memonitor kinerja pihak kontrakor berkaitan dengan kualitas pelayanan
8. Pengawasan Kerja Indikator kinerja diharapkan dapat berguna dalam mencapai kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan yang
lebih baik dengan memberikan dasar yang obyektif bagi penetapan target kinerja dan memberikan masukan dan insentif.
Sedangkan dalam rangka memberikan arah kebijakan yang tepat maka ditetapkan pula Indikator Kinerja Utama Dinas Kelautan
dan Perikanan periode 2012-2016 adalah sebagai berikut :
45
Uraian
2011
*)
2012
2013
2014
2015
2016
Rata-rata
Kenaikan/ tahun
(%)
FUNGSI EKONOMI
Pertumbuhan produksi (ton)
11,706.23
12,968.20
13,892.40
14,807.80
16,007.01
17,363.43
9.67
a. Perikanan Tangkap
9,771.60
9,968.20
10,217.40
10,472.80
10,891.71
11,327.38
3.18
b. Perikanan Budidaya
1,934.63
3,000.00
3,675.00
4,335.00
5,115.30
6,036.05
42.40
36.08
36.50
37.00
37.50
38.00
38.50
1.34
3,271
3,407
3,542
3,771
4,072
4,444
7.17
2,237
2,253
2,263
2,272
2,310
2,373
1.21
b. Perikanan Budidaya
748
837
929
1,115
1,338
1,606
22.96
287
317
349
384
423
465
12.44
319,800,000
327,795,000
335,989,875
344,389,622
352,999,362
361,824,346
2.63
80.00
35%
45%
55%
65%
70%
75%
22.86
4
B.
1
2
FUNGSI LINGKUNGAN
HIDUP
Kawasan Konservasi Perairan
46
BAB VII
PENUTUP
RENSTRA Pembangunan Kelautan dan Perikanan 2011-2016 merupakan suatu dokumen yang disusun oleh Dinas Kelautan
dan Perikanan, sebagaimana diamanatkan oleh Undang- Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional. RENSTRA yang mengacu pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 20052025, dan Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka menengah Nasional Tahun 2012-2014,
merupakan acuan dalam penyusunan RENSTRA 2012-2016 ini.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ) Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016 merupakan
pedoman, landasan dan referensi dalam menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Kabupaten
Kotawaringin Barat yang setiap tahunnya akan dijabarkan menjadi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten
Kotawaringin Barat mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2016. Untuk itu perlu ditetapkan pedoman transisi dan kaidah-kaidah
pelaksanaannya.
A. PROGRAM TRANSISI
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ) Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2011-2016 merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati terpilih Kabupaten Kotawaringin Barat periode Tahun 20122014. Walaupun masa berlakunya sama dengan masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati terpilih, namun mengingat selama masa
transisi pemerintah harus tetap menyusun APBD, maka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan APBD
47
untuk tahun 2017 mengacu kepada RPJMD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016 serta Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Restra-SKPD).
B. KAIDAH-KAIDAH PELAKSANAAN
RPJMD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016 yang akan disusun ini hendaknya dapat dilaksanakan secara konsisten,
jujur, transparansi, partisipatif dan penuh tanggung jawab. RPJMD Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016 yang akan
disusun ini merupakan pedoman bagi Dinas/Instansi dalam menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renstra-SKPD) dan selanjutnya menjadi pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Untuk itu perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
1. Badan/Dinas/Instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat, serta masyarakat termasuk dunia usaha
berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten
Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016 dengan sebaik-baiknya;
2. Badan/Dinas/Instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun, berkewajiban untuk menyusun
rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pokok pembangunan yang secara
rinci telah memuat jenis kegiatan, rencana alokasi anggaran dan tempat atau lokasi kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi
Badan/Dinas/Instansi yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten
Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016 yang nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja
Badan/Dinas/Instansi;
48
3. Rencana Strategis dari Badan/Dinas/Instansi yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pokok
pembangunan yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kotawaringin
Barat Tahun 2012-2016 diharapkan telah memuat:
a. Jenis kegiatan, rencana alokasi anggaran dan tempat atau lokasi kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi
Badan/Dinas/Instansi,
b. Jenis Kegiatan, rencana alokasi anggaran dan tempat atau lokasi kegiatan yang merupakan kerjasama antar
Badan/Dinas/Instansi di Kabupaten Kotawaringin Barat,
c. Jenis Kegiatan, rencana alokasi anggaran dan tempat atau lokasi kegiatan pembangunan yang bersifat kewilayahan di
Kabupaten Kotawaringin Barat,
d. Jenis Kegiatan, rencana alokasi anggaran dan tempat atau lokasi kegiatan pembangunan yang bersifat kewilayahan yang
merupakan kerjasama dengan Daerah Kabupaten Lain
4. Badan, Dinas, Instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun berkewajiban menjamin konsistensi
antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2012-2014, dengan Rencana Strategis Badan/Dinas/Instansi
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016;
Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kotawaringin
Barat Tahun 2012-2016, Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kotawaringin Barat
monitoring dan evaluasi terhadap penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 20122016 ke dalam Rencana Strategis Badan/Dinas/Instansi.
C. Kesimpulan dan Rekomendasi
49
Berdasarkan hasil uraian pada bagian-bagian sebelumnya maka dapat diambil simpulan dan rekomendasi sebagai berikut:
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2016 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program Kepala Daerah terpilih 5 (lima) tahun mendatang sampai berakhirnya masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Kotawaringin Barat serta mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2012-2014.
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016 sebagai
pedoman, landasan dan referensi dalam menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)
Kabupaten Kotawaringin Barat dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kotawaringin Barat selama masa
lima tahun mendatang, dengan prioritas pembangunan pada beberapa bidang
3. Sesuai dengan amanat UU No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, pasal 150 ayat 3 huruf a, b dan e yang diperkuat
dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/2020/SJ tanggal 11 Agustus 2005 tentang Petunjuk Penyusunan
Dokuman RPJP Daerah dan RPJM Daerah, maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kotawaringin Barat
Tahun 2011-2016 ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Disadari bahwa keberhasilan pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan tidak hanya ditentukan dengan adanya dokumen
RENSTRA, melainkan diperlukan dukungan sektor terkait lainnya dan masyarakat luas. Akhirnya, kebersamaan dan kerja keras dari
seluruh jajaran Dinas Kelautan dan Perikanan dengan semua pihak yang terkait diperlukan dalam rangka mewujudkan harapan untuk
50
mensejahterakan nelayan, pembudidaya ikan, pengolah hasil perikanan, dan masyarakat pesisir lainnya melalui pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan dapat terwujud.
51
Program
Sasaran
Indikator
2013
2014
2015
2016
2017
Total Pagu
Indikatif
2013
2014
2015
2016
2017
14.063,47
14.375,42
15.758,63
17.126,91
17.973,48
79.297,91
850,00
900,00
775,00
925,00
1.125,00
4.575,00
850,00
900,00
775,00
925,00
1.125,00
4.575,00
PROGRAM
1
Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir
Meningkatkan Kualitas
Peningkatan Pendapatan masyarakat
kehidupan masyarakat pesisir pesisir Rp/bulan
dengan meningkatkan
pendapatan masyarakat pesisir
1.357.500
1.508.333
1.675.926
1.862.140
2.069.044
Kegiatan
a. Pembinaan Kelompok
Ekonomi Masyarakat
Pesisir
Meningkatnya keberdayaan
dan kemandirian usaha skala
mikro diwilayah pesisir,
beroperasinya sarana usaha
mikro di 11 desa pesisir
10 unit
10 unit
15 unit
20 unit
20 unit
2 desa
2 desa
2 desa
3 desa
3 desa
2 orang
2 orang
2 orang
3 orang
3 orang
4 kelompok
4 kelompok
4 kelompok
6 kelompok
6 kelompok
Program
Sasaran
Indikator
2013
2014
2015
2016
2017
2013
2014
2015
2016
2017
Total Pagu
Indikatif
PROGRAM
Pemberdayaan
Masyarakat Dalam
Pengawasan dan
Pengendalian Sumberdaya
Kelautan
Kegiatan
2
a. Pembinaan Kelompok
Masyarakat dalam
Pengawasan dan
Pengendalian Sumberdaya
Kelautan
Meningkatnya kualitas
lingkungan kelautan dan
perikanan sesuai dengan peta
potensi
25%
35%
50%
75%
100%
2.050,00
2.020,00
1.957,00
2.699,68
2.615,24
11.341,92
Berkurangnya jumlah
penangkapan ikan secara
illegal baik di perairan laut
maupun perairan umum
25%
35%
45%
55%
65%
1.500,00
1.350,00
1.220,00
1.950,00
1.750,00
7.770,00
550,00
670,00
737,00
749,68
865,24
3.571,92
b. Pengelolaan dan
Meningkatnya Penataan dan
Pengembangan Sumberdaya Pemetaan kawasan
Kelautan dan Perikanan
sumberdaya kelautan dan
perikanan
- Kapal pengawas
- Pos Pengawas
- Dermaga
- Jumlah kawasan pesisir yang terpetakan
sesuai dengan arahan dan peta potensi
- Jumlah kawasan perairan yang
terpetakan sesuai dengan arahan dan
peta potensi
- Kawasan konservasi laut
- Kawasan konservasi perairan umum
12 kali
15 kali
15 kali
20 kali
20 kali
10 orang
10 orang
10 orang
10 orang
10 orang
1 tim
1 tim
1 tim
1 tim
1 tim
10 lokasi
10 lokasi
5 lokasi
5 lokasi
5 lokasi
50 kapal
75 kapal
100 kapal
150 kapal
200 kapal
25 kapal
45 kapal
75 kapal
100 kapal
150 kapal
2 lokasi
1 unit
1 buah
1 unit
5 lokasi
1 unit
2 buah
2 unit
5 lokasi
2 buah
2 unit
5 lokasi
3 lokasi
2 lokasi
5 lokasi
5 lokasi
5 lokasi
3 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
Program
Sasaran
PROGRAM
Produksi perikanan budidaya ton per tahun
3 Pengembangan Budidaya Meningkatnya produksi
Perikanan
perikanan budidaya dengan
mutu terjamin dan data akurat
Kegiatan
a. Pengembangan Bibit
Unggul
b. Pendampingan pada
Kelompok Tani
Pembudidaya Ikan
c. Pembinaan dan
Pengembangan Perikanan
Budidaya
Total Pagu
Indikatif
2013
2014
2015
2016
2017
2013
2014
2015
2016
2017
3.675,00
4.335,00
5.115,30
6.036,05
7.361,04
3.725,00
3.915,00
4.163,70
4.348,06
4.372,13
20.523,89
1.050,00
1.155,00
1.270,50
1.397,00
1.537,12
6.409,62
925,00
975,00
1.072,50
1.093,95
940,75
5.007,20
1.750,00
1.785,00
1.820,70
1.857,11
1.894,26
9.107,07
1,5 juta
25%
1,75 juta
35%
2 juta
50%
2,25 juta
75%
2,5 juta
100%
25%
35%
50%
75%
100%
25%
35%
50%
75%
100%
15 orang
25 kelompok
15 orang
25 kelompok
15 orang
35 kelompok
15 orang
45 kelompok
15 orang
50 kelompok
50 orang
100 orang
150 orang
150 orang
150 orang
2 orang
2 orang
10 kelompok
3 orang
5 orang
15 kelompok
3 orang
5 orang
15 kelompok
3 orang
5 orang
15 kelompok
3 orang
5 orang
15 kelompok
747,50
50 unit
250 Ha
25 Ha
100 unit
837,20
75 unit
250 Ha
25 Ha
100 unit
929,29
75 unit
250 Ha
25 Ha
100 unit
1.115,15
100 unit
250 Ha
25 Ha
100 unit
1.338,18
100 unit
250 Ha
25 Ha
100 unit
Indikator
Program
Sasaran
PROGRAM
4 Pengembangan Perikanan Meningkatnya produksi
Tangkap
perikanan tangkap serta
kesejahteraan nelayan
Kegiatan
a.
Pendampingan Pada
Kelompok Nelayan
Perikanan Tangkap
b. Pengembangan Lembaga
Usaha Perdagangan
Perikanan Tangkap
c. Peningkatan Perikanan
Tangkap
Indikator
2013
2014
2015
2016
2017
9.771,60
9.968,20
10.217,40
10.472,80
10.891,71
1.750.000
1.902.174
2.067.580
2.247.370
2.442.793
1.150.000
1.210.526
1.274.238
1.341.303
1.411.898
15 kelompok
20 kelompok
20 kelompok
20 kelompok
1 unit
10 orang
4 orang
60 orang
25 orang
125
1 unit
12 orang
4 orang
60 orang
25 orang
132
2 unit
12 orang
5 orang
60 orang
25 orang
139
125
2
156
2
195
2
2014
2015
2016
2017
3.470,00
3.974,50
4.419,71
4.567,59
4.799,21
21.231,01
20 kelompok
900,00
918,00
936,36
945,00
963,90
4.663,26
2 unit
14 orang
5 orang
60 orang
25 orang
146
2 unit
15 orang
5 orang
60 orang
25 orang
153
550,00
632,50
695,75
779,24
935,09
3.592,58
244
3
305
3
2.020,00
2.424,00
2.787,60
2.843,35
2.900,22
12.975,17
5 lokasi
5 lokasi
6 lokasi
4 lokasi
4 lokasi
3 lokasi
2 lokasi
3 lokasi
2 lokasi
4 lokasi
2 lokasi
2 lokasi
2 lokasi
2 lokasi
2 lokasi
50
2 buah
1 buah
50
2 buah
1 buah
50
2 buah
1 buah
Total Pagu
Indikatif
2013
50
2 buah
1 buah
1 unit
50
2 buah
1 buah
2 unit
1 unit
1 unit
2 unit
2 unit
1 unit
3 unit
3 unit
1 unit
3 unit
4 unit
1 unit
3 unit
4 unit
1 unit
5 unit
15 unit
15 unit
5 unit
25 unit
5 unit
15 unit
15 unit
5 unit
25 unit
5 unit
15 unit
15 unit
5 unit
25 unit
5 unit
15 unit
15 unit
5 unit
25 unit
5 unit
15 unit
15 unit
5 unit
25 unit
3 buah
10 buah
3 buah
10 buah
3 buah
10 buah
3 buah
10 buah
3 buah
10 buah
Program
PROGRAM
Optimalisasi Pengelolaan
5
dan Pemasaran Produksi
Perikanan
Sasaran
Kegiatan
a. Pengembangan Promosi dan Meningkatnya jumlah
Pemasaran Hasil Perikanan UMKM, tingkat konsumsi dan
Terbukanya pasar keluar
daerah dan ekspor
d. Pengembangan Sistem
Informasi Data Kelautan
dan Perikanan
e. Koordinasi Perumusan
Kebijakan Pembangunan
bidang Kelautan dan
Perikanan
Indikator
2013
2014
2015
2016
2017
5 produk
5 produk
5 produk
5 produk
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
1 lokasi
25
35,00
25
36,00
30
37,00
30
38,00
Total Pagu
Indikatif
2013
2014
2015
2016
2017
5 produk
1.700,00
2.058,25
2.326,61
2.578,09
3.347,00
12.009,95
1 lokasi
325,00
438,75
515,53
628,95
1.025,00
2.933,23
45
39,00
1 kali
1 kali
2 kali
25%
1 kali
1 kali
2 kali
35%
1 kali
1 kali
2 kali
35%
1 kali
1 kali
2 kali
45%
1 kali
1 kali
2 kali
50%
450,00
553,50
636,53
751,10
1.100,00
3.491,12
4 unit
2 macam
4 unit
2 macam
4 unit
2 macam
4 unit
2 macam
4 unit
2 macam
550,00
671,00
771,65
787,08
802,82
3.582,56
10 unit
10 unit
10 unit
10 unit
10 unit
25%
35%
45%
50%
65%
125,00
140,00
142,80
145,66
148,57
702,03
1 team
1 team
1 team
1 team
1 team
8 OP
8 OP
8 OP
8 OP
8 OP
2 kali
2 kali
2 kali
2 kali
2 kali
60%
75%
80%
85%
90%
175,00
178,50
182,07
185,71
189,43
910,71
60%
75%
80%
85%
90%
60%
75%
80%
85%
90%
60%
75%
80%
85%
90%
100%
100%
100%
100%
100%
75,00
76,50
78,03
79,59
81,18
390,30
Program
Sasaran
PROGRAM
Jenis komoditas baru yang mampu
6 Pengembangan Kawasan Sentra produksi perikanan
Budidaya Laut, Air Payau budidaya yang memiliki
diujicobakan dan diterapkan dalam
dan Air Tawar
komoditas unggulan dan
pembudidayaan ikan
menerapkan teknologi inovatif
Kegiatan
a. Kajian Kawasan Budidaya
Laut, Air Payau dan Air
Tawar
Indikator
2013
2014
2015
2016
2017
2 jenis
2 jenis
2 jenis
2 jenis
2 jenis
1 jenis
1 jenis
1 jenis
1 jenis
1 jenis
1 jenis
1 jenis
1 jenis
1 jenis
1 jenis
2013
2014
2015
2016
2017
Total Pagu
Indikatif
350,00
375,00
425,00
485,71
550,00
2.185,71
350,00
375,00
425,00
485,71
550,00
2.185,71
Program
PROGRAM
7 Pengembangan Sistem
Penyuluhan Perikanan
Kegiatan
a. Peningkatan Sarana dan
Prasarana Penyuluh
Perikanan
Sasaran
Indikator
2013
2014
2015
2016
2017
2013
2014
2015
2016
2017
Total Pagu
Indikatif
Meningkatnya kawasan
kawasan potensi perikanan
yang memiliki kelompok
pelaku utama dan mandiri
dalam mengembangkan usaha
perikanan
2 desa
2 desa
2 desa
2 desa
2 desa
174,00
224,52
256,59
293,25
335,14
1.283,49
2 desa
2 desa
2 desa
2 desa
2 desa
174,00
224,52
256,59
293,25
335,14
1.283,49
2 unit
2 unit
2 buah
2 unit
2 unit
2 buah
2 unit
2 unit
2 buah
2 unit
2 unit
2 buah
2 unit
2 unit
2 buah
Program
PROGRAM
8 Pelayanan Administrasi
Perkantoran
Sasaran
Prosentase pencapaian
pelayanan prima dalam tata
usaha pimpinan, kedinasan,
administrasi persuratan dan
kearsipan
Kegiatan
a. Penyediaan Jasa Surat
Peningkatan pelayan prima
Menyurat
kepada masyarakat
b. Penyediaan Jasa
Komunikasi, Sumberdaya
Air dan Listrik
c. Penyediaan Jasa
Pemeliharaan dan Perizinan
Kendaraan
Dinas/operasional
d. Penyediaan Jasa
Administrasi Keuangan
e. Penyediaan Jasa Kebersihan
Kantor
f. Penyediaan Jasa Perbaikan
Peralatan Kerja
g. Penyediaan Alat Tulis
Kantor
h. Penyediaan Barang Cetakan
dan Penggandaan
i. Penyediaan Komponen
Instalasi Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor
j. Penyediaan
Peralatan dan
Perlengkapan Kantor
k. Penyediaan Peralatan
Rumah Tangga
l. Penyediaan Makanan dan
Minuman
m. Rapat-rapat Koordinasi dan
Konsultasi Ke Luar Daerah
Indikator
2013
2014
2015
2016
2017
50%
65%
70%
75%
85%
50%
65%
70%
75%
85%
50%
65%
70%
75%
85%
1.200
85%
1.200
85%
12
1.200
95%
12
1.200
95%
15
2013
1.200
95%
15
15
2014
2015
2016
2017
Total Pagu
Indikatif
554,98
574,92
595,78
617,62
640,48
2.983,78
1,19
1,20
1,21
1,23
1,24
6,07
56,46
58,81
61,26
63,82
66,47
306,83
18,35
18,92
19,50
20,11
20,73
97,60
100%
100%
100%
100%
100%
38,19
41,06
44,15
47,47
51,05
221,91
100%
100%
100%
100%
100%
30,49
30,49
30,49
30,49
30,49
152,45
100%
100%
100%
100%
100%
8,60
9,05
9,53
10,03
10,56
47,77
100%
100%
100%
100%
100%
27,90
29,37
30,91
32,54
34,25
154,98
100%
100%
100%
100%
100%
27,53
28,98
30,50
32,11
33,80
152,91
100%
100%
100%
100%
100%
1,50
1,58
1,66
1,75
1,84
8,33
100%
100%
100%
100%
100%
34,00
35,79
37,67
39,66
41,74
188,86
55%
65%
70%
75%
80%
3,58
3,77
3,97
4,18
4,40
19,89
100%
100%
100%
100%
100%
75,60
79,58
83,77
88,18
92,82
419,94
100%
100%
100%
100%
100%
231,60
236,33
241,15
246,07
251,09
1.206,24
Program
PROGRAM
9 Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Sasaran
Prosentase pencapaian
pelayanan prima bagi
masyarakat
Kegiatan
a. Pembangunan Gedung
Peningkatan pelayan prima
Kantor
kepada masyarakat
b. Pengadaan Kendaraan
Dinas/Operasional
c. Pengadaan Perlengkapan
Gedung Kantor
d. Pengadaan Peralatan
Kantor
e. Gedung
Pengadaan
Mebeleur
f. Pemeliharaan Rutin/Berkala
Gedung Kantor
Total Pagu
Indikatif
Indikator
2013
2014
2015
2016
2017
2013
50%
65%
70%
75%
85%
1.194,13
366,05
884,06
667,10
260,82
3.372,17
75%
75%
85%
85%
90%
650,00
350,00
450,00
1.450,00
350,00
75,00
350,00
35,00
75,00
885,00
50%
55%
65%
70%
75%
75,00
150,00
50,00
51,02
52,06
378,08
50%
55%
65%
70%
75%
23,00
23,47
25,00
25,51
26,03
123,01
50%
1.040
55%
1.240
65%
1.240
70%
1.240
75%
1.240
25,00
25,60
45,00
26,12
35,00
26,66
30,00
27,20
30,61
27,75
165,61
133,33
12
12
15
15
15
39,40
40,20
41,02
41,86
42,72
205,21
2014
2015
2016
2017
g. Pemeliharaan Rutin/Berkala
Kendaraan
Dinas/Operasional
h. Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan Gedung Kantor
50%
55%
65%
70%
75%
2,50
2,55
2,60
2,66
2,71
13,02
i. Pemeliharaan Rutin/Berkala
Mebeleur
50%
55%
65%
70%
75%
3,63
3,70
3,78
3,86
3,94
18,91
Program
PROGRAM
10 Peningkatan Disiplin
Aparatur
Kegiatan
a. Pengadaan Pakaian Dinas
Beserta Perlengkapannya
Sasaran
Meningkatnya pelayanan
prima pegawai
Meningkatnya kedisiplinan
pegawai dalam kerapian dan
keteraturan dalam berpakain
dinas kerja
Indikator
2013
2014
2015
2016
2017
50%
65%
70%
75%
85%
40
40
45
45
2013
50
2014
2015
2016
2017
Total Pagu
Indikatif
36,00
42,35
49,83
58,62
68,96
255,76
36,00
42,35
49,83
58,62
68,96
255,76
Program
PROGRAM
11 Peningkatan Kapasitas
Sumberdaya Aparatur
Kegiatan
a. Pendidikan dan Pelatihan
formal
Sasaran
Indikator
2013
2014
2015
2016
2017
Total Pagu
Indikatif
2013
2014
2015
2016
2017
45%
50%
55%
60%
70%
130,36
144,84
157,44
174,93
190,14
797,72
10 orang
15 orang
15 orang
20 orang
20 orang
130,36
144,84
157,44
174,93
190,14
797,72
Program
PROGRAM
12 Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
Kegiatan
a. Penyusunan Laporan
Capaian Kinerja dan
Ikhtisar Realisasi Kinerja
b. Penyusunan Laporan
Keuangan Semesteran
c. Penyusunan Pelaporan
Keuangan Akhir Tahun
Sasaran
Indikator
2014
2015
2016
2017
100%
100%
100%
100%
100%
3,00
4,50
4,50
4,50
4,50
21,00
100%
100%
100%
100%
100%
1,00
1,50
1,50
1,50
1,50
7,00
100%
100%
100%
100%
100%
1,00
1,50
1,50
1,50
1,50
7,00
100%
100%
100%
100%
100%
1,00
1,50
1,50
1,50
1,50
7,00
2013
2014
2015
2016
2017
Total Pagu
Indikatif
2013