You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN
A.

B.
1.
2.
3.
4.
5.
C.
1.
2.
3.
4.
5.

Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi baik
kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya masyarakat tidak memiliki cukup dana untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karenanya, dalam perkembangan perekonomian masyarakat yang
semakin meningkat muncullah jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan bank salah
satunya sewa guna usaha (leasing)
Sewa beli merupakan salah satu bentuk perjanjian campuran antara jualbeli dan sewa menyewa, namun
dalam praktek seringkali disamakan dengan leasing. Para ulama menilai perjanjian sewa-beli ini
merupakan bentuk perjanjian yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah karena dianggap
mengumpulkan dua akad dalam satu akad yang dilarang oleh Rasulullah. Oleh karena perjanjian ini telah
marak dipraktikkan oleh masyarakat dan dipandang banyak manfaatnya, maka perlu dicarikan solusinya
agar perjanjian seperti itu tetap dapat dilaksanakan, namun tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah. Konstruksi hukum yang ditawarkan oleh para ahli hukum Islam melalui apa yang disebut Ijarah
Muntahiyah Bit Tamlik.
Rumusan Masalah
Apa pengertian Ijarah Muntahiyah Bittamlik?
Apa saja yang menjadi landasan hukum Ijarah Muntahiyah Bittamlik?
Apa saja yang menjadi syarat dan rukun Ijarah Muntahiyah Bittamlik?
Apa saja bentuk Ijarah Muntahiyah Bittamlik?
Bagaimana perbedaan antara Ijarah Muntahiyah Bittamlik dengan leasing?
Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian Ijarah Muntahiyah Bittamlik.
Mengetahui landasan hukum Ijarah Muntahiyah Bittamlik.
Mengetahui syarat dan rukun Ijarah Muntahiyah Bittamlik.
Mengetahui bentuk Ijarah Muntahiyah Bittamlik.
Mengetahui perbedaan antara Ijarah Muntahiyah Bittamlik dengan leasing.
A. Pengertian Ijarah Muntahiya bittamlik
Menurut Psak 107, Ijarah merupakan sewa menyewa obyek ijarah tanpa perpindahan risiko dan manfaat
yang terkait kepemilikan aset terkait, dengan atau tanpa waad untuk memindahkan kepemilikan dari
pemilik (mujir) kepada penyewa (mustajir) pada saat tertentu. Perpindahan kepemilikan suatu aset yang
diijarahkan dari pemilik kepada penyewa, dalam ijarah muntahiyah bittamlik, dilakukan jika akad ijarah
telah berakhir atau diakhiri dan aset ijarah telah diserahkan kepada penyewa dengan membuat akad
terpisah. Jadi, Ijarah Muntahiya bittamlik (IMBT) adalah sewa yang diakhiri dengan pemindahan
kepemilikan barang; sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau lebih tepatnya akad sewa
yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa.
B. Landasan Hukum Al Ijaroh al muntahia bit Tamlik
a. Undang-undang No.10/1998 tentang Perbankan :
a) Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah wajib dikembalikan disertai imbalan (prinsip ijarah) (pasal 1.12);
b) Prinsip syariah dalam pembiayaan barang modal dapat dilakukan dengan pilihan pemindahan kepemilikan
atas barang yang disewa dari Bank oleh Nasabah (pasal 1.13).

c) Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/34/KEP/DIR 12 Maret 1998 tentang Bank Umum
Berdasarkan Prinsip Syariah : Bank wajib menerapkan prinsip syariah dalam menyalurkan dana antara lain
melalui transaksi jual beliberdasarkan prinsip ijarah (pasal 28).
b. Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 27/DSN-MUI/III/2002 28 Maret 2002 :
a) harus laksanakan akad ijarah dulu;

b) akad pemindahan kepemilikan (jual beli/hibah) hanya dapat dilakukan setelah masa ijarah selesai.
c. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 107 :
Perpindahan kepemilikan suatu aset yang diijarahkan dari pemilik kepada penyewa, dalam ijarah
muntahiyah bittamlik, dilakukan jika akad ijarah telah berakhir atau diakhiri dan aset ijarah telah
diserahkan kepada penyewa dengan membuat akad terpisah.
C. Perpindahan Kepemilikan
Perpindahan kepemilikan dapat melalui cara:
1. Hibah, maka jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai beban
2. Penjualan sebelum akad berakhir sebesar sisa cicilan sewa atau harga yang disepakati, maka selisih
antara harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian
3. Penjualan pada akhir masa Ijarah dengan harga tertentu sebagai referensi yang disepakati dalam akad,
maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau
kerugian
4. Penjualan secara bertahap sebesar harga tertentu yang disepakati dalam akad, maka:
i.

selisih antara harga jual dan jumlah tercatat sebagian objek ijarah yang telah dijual diakui sebagai
keuntungan atau kerugian; dan

ii.

bagian objek ijarah yang tidak dibeli penyewa diakui sebagai aset tidak lancar atau aset lancar
sesuai dengan tujuan penggunaan aset tersebut.

D. Ketentuan Syariah Ijarah Muntahia bit-Tamlik

Pihak yang melakukan Ijarah Muntahia bit Tamlik harus melaksanakan akad Ijarah
terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian,
hanya dapat dilakukan setelah masa Ijarah selesai.

Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad Ijarah adalah wa'ad, yang
hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan, maka harus ada akad
pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah masa Ijarah selesai.

E. Rukun dan Syarat Ijarah

Rukun dari akad ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi adalah:
a. Pelaku akad, yaitu mustajir (penyewa), adalah pihak yang menyewa aset dan
mujir/muajir (pemilik) adalah pihak pemilik yang menyewakan aset.
b. Objek akad, yaitu majur (aset yang disewakan) dan ujrah (harga sewa).
c. Sighat yaitu ijab dan qabul.

Syarat ijarah yang harus ada agar terpenuhi ketentuan-ketentuan hukum Islam, sebagai
berikut :
a. Jasa atau manfaat yang akan diberikan oleh aset yang disewakan tersebut harus tertentu
dan diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak.
b. Kepemilikan aset tetap pada yang menyewakan yang bertanggung jawab

pemeliharaannya, sehingga aset tersebut harus dapat memberi manfaat kepada penyewa.
c. Akad ijarah dihentikan pada saat aset yang bersangkutan berhenti memberikan manfaat

kepada penyewa. Jika aset tersebut rusak dalam periode kontrak, akad ijarah masih tetap
berlaku.
d. Aset tidak boleh dijual kepada penyewa dengan harga yang ditetapkan sebelumnya pada

saat kontrak berakhir. Apabila asset akan dijual harganya akan ditentukan pada saat
kontrak berakhir.

Ketentuan Objek Ijarah :


a. Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan atau jasa.
b. Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak.
c. Pemenuhan manfaat harus yang bersifat dibolehkan.
d. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syariah.
e. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan jahalah

(ketidak tahuan) yang akan mengakibatkan sengketa.


f.

Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka waktunya. Bisa juga
dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik

F. Skema pembiayaan (Ijarah Muntahiyyah Bittamlik)

G. Pedoman Pencatatan dan Pelaporan Akuntansi Transaksi Ijarah


Pedoman pencatatan akuntansi pemilik (mujir) adalah sebagai berikut:
1.
Aktiva yang dijadikan sebagai objek ijarah diakui sebesar harga perolehan
Jurnal untuk mencatat perolehan aset ijarah:
Dr. Aset Ijarah
xxx
Cr. Kas/Utang
xxx
2.
Obyek ijarah disusutkan sesuai kebijakan penyusutan aktiva sejenis, sedangkan obyek sewa
dalam IMBT disusutkan sesuai masa sewa.
Jurnal untuk pencatatan penyusutan:
Dr. Biaya Penyusutan
xxx
Cr. Akumulasi Penyusutan xxx
3.
Jurnal untuk pencatatan pendapatan sewa:
Dr. Kas/ Piutang Sewa
xxx
Cr. Pendapatan Sewa
xxx
4. Biaya Perbaikan Obyek Ijarah: adalah tanggungan pemilik, tetapi pengeluarannya dapat dilakukan
oleh pemilik secara langsung atau dilakukan oleh penyewa atas persetujuan pemilik.
a. Jika perbaikan rutin yang dilakukan oleh penyewa dengan persetujuan pemilik maka diakui
sebagai beban pemilik.
Dr. Biaya Perbaikan
xxx
Cr. utang
xxx
b. Jika perbaikan tidak rutin atas obyek Ijarah yang dilakukan oleh penyewa diakui pada saat
terjadinya, maka akan dicatat penyewa
c. Dalam Ijarah muntahiya bittamlik melalui penjualan secara bertahap, biaya perbaikan obyek
Ijarah yang dimaksud dalam huruf (a) dan (b) ditanggung pemilik maupun penyewa sebanding
dengan bagian kepemilikan masing-masing atas obyek Ijarah.
Dr. Biaya Perbaikan
xxx

Cr. Kas/utang/Perlengkapan
5.

xxx

Perpindahan kepemilikan objek Ijarah dalam Ijarah mutahiyah bittamlik dengan cara:
a. hibah, maka jumlah tercatat objek Ijarah diakui sebagai beban;
Dr. Beban Ijarah
xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan xxx
Cr. Aset Ijarah
xxx
b. penjualan sebelum berakhirnya masa, sebesar sisa cicilan sewa atau jumlah yang disepakati,
maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek Ijarah diakui sebagai keuntungan atau
kerugian;
Dr. Kas
xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan
xxx
Dr. Kerugian*
xxx
Cr. Keuntungan **
xxx
Cr. Asset Ijarah
xxx
* jika nilai buku lebih besar dari harga jual
** jika nilai buku lebih kecil dari harga jual
c. penjualan setelah selesai masa akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek
ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian;
Dr. Kas
xxx
Dr. Kerugian*
xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan xxx
Cr. Keuntungan**
xxx
Cr. Asset Ijarah
xxx
* jika nilai buku lebih besar dari harga jual
** jika nilai buku lebih kecil dari harga jual
d. penjualan objek ijarah secara bertahap, maka:
(i)
selisih antara harga jual dan jumlah tercatat sebagian objek ijarah yang telah dijual diakui
sebagai keuntungan atau kerugian;
Dr. Kas
xxx
Dr. Kerugian *
xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan
xxx
Cr. Keuntungan **
xxx
Cr. Aset Ijarah
xxx
* jika nilai buku lebih besar dari harga jual
** jika nilai buku lebih kecil dari harga jual
(ii)
bagian objek ijarah yang tidak dibeli penyewa diakui sebagai asset tidak lancar atau asset
lancar sesuai dengan tujuan penggunaan asset tersebut.
Dr. Aset Lancar/tidak lancar
xxx
Dr. Akumulasi Penyusutan
xxx
Cr. Aset Ijarah
xxx
e. Penyajian, pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban-beban yang terkait,
misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya
f. Pengungkapan, pemilik mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan
ijarah muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas, pada:
a) penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada:
(i)
keberadaan waad/pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang digunakan (jika ada);
(ii)
pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut;
(iii)
agunan yang digunakan (jika ada);
b) nilai perolehan &akumulasi penyusutan setiap kelompok asset ijarah;
c) keberadaan transaksi jual-dan-ijarah (jika ada).

Pedoman pencatatan akuntansi penyewa (mustajir) adalah sebagai berikut:


1. Beban sewa diakui selama masa akad pada saat manfaat atas asset telah diterima.
Dr. Beban Sewa
xxx
Cr.Kas/Utang
xxx
Untuk pengakuan sewa diukur sebesar jumlah yang harus dibayar atas manfaat yang telah diterima
2. Biaya pemeliharaan obyek Ijarah yang disepakati dalam akad menjadi tanggungan penyewa diakui
sebagai beban pada saat terjadinya.
a. Jika perbaikan tidak rutin atas obyek Ijarah yang dilakukan oleh penyewa diakui pada saat
terjadinya. Jurnal:
Dr. Beban Pemeliharaan Ijarah xxx
Cr. Kas/utang/perlengkapan
xxx
b. Dalam Ijarah muntahiyah bittamlik melalui penjualan obyek Ijarah secara bertahap, biaya
pemeliharaan obyek Ijarah yang menjadi beban penyewa akan meningkat sejalan dengan
peningkatan kepemilikan obyek Ijarah.
Dr. Beban Pemeliharaan Ijarah xxx
Cr. Kas/utang/perlengkapan
xxx
c. Jurnal atas biaya pemeliharaan yang menjadi tanggungan pemberi sewa tapi dibayarkan terlebih
dahulu oleh penyewa
Dr Piutang
xxx
Cr kas/ utang/perlengkapan
xxx
3. Perpindahan Kepemilikan dalam Ijarah muntahiyah bittamlik dengan cara:
a. hibah, maka penyewa mengakui asset dan keuntungan sebesar nilai wajar objek Ijarah yang
diterima;
Dr. Asset Non Kas (Eks Ijarah) xxx
Cr. Keuntungan
xxx
b. pembelian sebelum masa akad berakhir, maka penyewa mengakui asset sebesar pembayaran sisa
cicilan sewa atau jumlah yang disepakati;
Dr. Asset Non Kas (Eks Ijarah) xxx
Cr. Kas
xxx
c. pembelian setelah masa akad berakhir, maka penyewa mengakui asset sebesar pembayaran yang
disepakati;
Dr. Asset Non Kas (Eks Ijarah)
xxx
Cr. Kas
xxx
d. pembelian objek Ijarah secara bertahap, maka penyewa mengakui asset sebesar biaya perolehan
objek Ijarah yang diterima.
Dr. Asset Non Kas (Eks Ijarah)
xxx
Cr. Kas /Utang
xxx
4. Pengungkapan, penyewa mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah
muntahiyah bittamlik, tetapi tidak terbatas, pada:
a. penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada:
(i)
total pembayaran;
(ii) keberadaan waad pemilik untuk pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang digunakan (jika
ada)
(iii) pembatasan-pembatasan, misalnya ijarahlanjut;
(iv) agunan yang digunakan (jika ada); dan
b. keberadaan transaksi jual-dan-ijarah dan keuntungan atau kerugian yang diakui (jika ada transaksi
jual dan ijarah).

You might also like