Professional Documents
Culture Documents
PERKEMBANGAN
EMBRIOGENESIS II DAN ORGANOGENESIS I PADA AYAM
NAMA
: LOLA ADRIANA N.
NIM
: O111 14 003
KELOMPOK
: 3 (TIGA)
ASISTEN
: WADI OPSIMA
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menjelaskan proses gastrulasi dan neurulasi pada unggas
2. Menyebutkan bagian-bagian dari embrio ayam tahap 18 dan 24 jam inkubasi
3. Menjelaskan perkembangan bagian-bagian embrio pada tahap awal
organogenesis
4. Menyebutkan bagian-bagian embrio ayam 33 dan 48 jam inkubasi
II. TINJAUAN PUSTAKA
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio.
Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan
atau fertilisasi (Adaningrum, 2010).
Fertilisasi adalah proses peleburan antara satu sel sperma dan satu sel ovum
yang sudah matang. Proses pembuahan ini terjadi di bagian saluran Fallopii yang
paling lebar. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan
zygote dan akan melakukan pembelahan diri /pembelahan sel menuju
pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio (Adaningrum, 2010).
Kelompok unggas merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok unggas
tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini
dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada unggas betina hanya ada
satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan
tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima
ovum yang dilanjutkan oleh oviduct. Ujung oviduct membesar menjadi uterus
yang bermuara pada kloaka. Pada unggas jantan terdapat sepasang testis yang
berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka. Fertilisasi akan berlangsung di
daerah ujung oviduct pada saat sperma masuk ke dalam oviduct. Ovum yang telah
dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah
oviduct, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang
berupa zat kapur (Suprijatna, 2008).
Embrio unggas sering digunakan dalam penelitian, karena perkembangan
embrio berada diluar tubuh induk sehingga mudah diamati. Embrio unggas juga
mempunyai kemiripan dengan embrio mamalia, yaitu mempunyai membran
foetalis yang disebut amnion. Amnion berfungsi melindungi embrio dari
a.
b.
c.
d.
telur sebelum keluar tubuh dan di luar tubuh serta perkembangan embrio selama
penetasan (Suprijatna, 2008).
Perkembangan telur sebelum ke luar tubuh dan di luar tubuh.
Setelah terjadi pembuahan dan terbentuk zigot maka perkembangan embrional
akan di mulai. Sekitar lima jam setelah ovulasi, saat telur yang sedang
berkembang berada dalam isthmus, pembelahan sel pertama berlangsung.
Pembelahan selanjutnya terjadi sekitar 20 menit kemudian. Setelah itu , satu jam
kemudian, pada saat telur meningalkan isthmus, berlangsung perkembangan
embrional dengan membentuk 16 sel. Setelah sekitar empat jam berada di dalam
uterus , telah terbentuk 256 sel sebagian blastoderm (Suprijatna, 2008).
Blastula terdiri dari blastoderm central dengan batasan jelas. Bagian
tersebut bebas dari vitelus sehingga bening dan disebut area pellucida. Bagian tepi
berhubungan dengan vitelus sehingga tampak keruh dan disebut area opaca.
Bagian posterior pada perbatasan antara area pellucida dan area opaca terdapat
penebalan blastoderm yang terdiri dari tiga lapis sel atau lebih disebut embryonic
shield. Perkembangan embrio pada tahap berikutnya akan dimulai apabila telur
tersebut dierami oleh induknya atau dalam inkubator dengan temperatur sekitar
370C (Nelson, 1953).
Blastoderm menyebar keseluruh yolk berdiferensiasi menjadi dua lapisan sel
melalui suatu proses yang disebut gastrulasi. Kedua lapisan tersebut akan tampak
sebagai lingkaran berwarna keputihan pada permukaan yolk bila telur yang telah
dibuahi dipecah. Sedangkan pada telur yang tidak dibuahi tidak akan tampak
lingkaran tersebut. Lapisan ketiga, mesodermis, jika telur sudah dierami
(Suprijatna, 2008).
Gastrulasi pada ayam, sel-sel didaerah area pellucida yang berhadapan
dengan albumen membentuk epiblas sedangkan sel-sel yang berhadapan dengan
ruang subgerminal mengalami delaminasi dan bermigrasi secara individual ke
rongga subgerminal dan membentuk hipoblas primer. Selanjutnya sel-sel dari
zona marginal posterior bermigrasi kearah anterior dan bergabung dengan
hipoblas primer untuk membentuk hipoblas sekunder. Epiblas dan hipoblas
bertemu pada daerah area opaca dan rongga yang berada diantara epiblas dan
hipoblas disebut blastosol. Ciri khas gastrulasi ayam adalah pembentukan stria
primitiva. Pembentukan stria primitiva mulai terjadi 8 jam dalam pengeraman.
Stria primitiva adalah bangunan alur delanik mediana yang terdiri dari alur
primitive dan disebelah kanan kirinya terdapat peninggian sepasang dan disebut
plica primitiva (Sagi, 1981).
Secara rinci perkembangan embrional di luar tubuh induk selama
pengeraman yaitu (Tedy, 2003):
Gambar 2. Embrio Ayam 18, 24, 33, 48 Jam Masa Inkubasi (Nelson, 1953)
Gambar 2. Masa Inkubasi Embrio Ayam Hari ke-1 sampai Hari ke-13 (Kenyon,
2008)
Gambar 3. Masa Inkubasi Embrio Ayam Hari ke-14 sampai Hari ke-21
(Kenyon, 2008)
encephalon (otak). Kemudian, pada kedua ujung anterior dan posterior terdapat
lubang bumbung (neuropore). Pada aves, neuropore posterior disebut sinus
rhomboidalis, karena berbentuk ketupat. (Yatim, 1994)
Jaringan pada daerah pertemuan pinggir-pinggir tabung itu memisah dari
tabung sebagai pial neuron (neural crest). Sel-sel neural crest tersebut bergerak
dari neural tube dan menghasilkan banyak variasi struktur jenis sel, seperti sel
tulang, sel tulang rawan di tengkorak, sel-sel pigment kulit dan sel-sel ganglion
punggung dan saraf otak. (Campbell, 2002). Epidermis dan neural plate mampu
membentuk sel-sel neural crest. Pada peristiwa ini notochord juga berperan untuk
menginduksi pembentukan neural plate (Kenyon, 2008).
kuning telur.
Allantois merupakan membrane yang menyeliputi embrio dan berperan
sebagai suatu sistem sirkulasi.
Pertumbuhan embrio selama dalam telur memerlukan protein, karbohidrat,
lemak, mineral, vitamin, air, dan oksigen sebagai bahan makanan untuk mencapai
perkembangan yang normal (Adnan, 2008).
III. HASIL
a. Embrio Ayam umur 18 jam
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Simpul Hensen
Area opaca
Rigi primitif
Alur primitif
Garis primitf
Area pellucida
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
Proamnion
Neurophore anterior
Bakal kepala
Area pellucida
Somit 3 pasang
6. Garis primitive
7. Area opaca
a. Embrio Ayam umur 33 jam
Keterangan
:
1. Neurophore anterior
2. Vena vitellin
3. Somit
pasang
4. Notochorda
5. Medulla spinalis
6. Area pellucida
7. Area opaca
8. Ventricle
9. Gerbang usus cranial
10. Garis primitif
11. Myencephalon
12. Metenchephalon
13. Mesenchephalon
14. Prochenchephalon
15. Gelembung mata
Keterangan :
1. Proencephalon
2. Mesenchephalon
3. Metencephalon
4. Rhombencephalon
5. Gelembung pendengaran
6. Lensa mata
7. Mangkuk mata
8. Lengkungan branchialis
9. Ventrikulus
10. Gerbang usus cranial
11. Arteri vitellin
12. Vena vitellin
13. Somit
pasang
14. Medulla spinalis
15. Notochorda
16. Tunas ekor
17. Pulau-pulau darah
18. Batas lipatan amnion
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa embrio unggas mengalami perkembangan yang bertahap, dimulai dari
proses oogenesis hingga pasca fertilisasi yakni tahap awal 18 jam masa inkubasi
hingga tahap 48 jam masa inkubasi terjadi serangkaian proses pembentukan organ
(organogenesis) disertai dengan neurulasi (pembentukan buluh saraf). Adapun
bagian-bagian embrio unggas yang terbentuk berdasarkan hasil pengamatan
dibawah mikroskop adalah :
1. Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 18 jam terdapat lipatan kepala,
area opaca, rigi primitif, alur primitif, garis primitif, dan zona pellucida.
2. Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 24 jam terdapat Proamnion,
bakal kepala, area pellucida, neurophore anterior, somit 3 pasang, garis
primitive, dan area opaca
3. Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 33 jam Neurophore anterior,
vena vetelien, vetrikel, notokorda, medulla spinalis, garis primitif, zona
pellucida,
gerbang
usus
cranial,
myencephalon,
metenchephalon,
Embrio
ayam
yang
telah
diinkubasi
selama
48
jam
terdapat
DAFTAR PUSTAKA
Adaningrum, Dewi. 2010. Embriologi Ayam. Bandung : Tarsito.
Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPAUNM.
Nelson, O. R. 1953. Comparative Embryology of The Vertebrates. NewYork :
The Blankston Co. Inc.
Suprijatna, Edjeng. 2008. Ilma Dasar Ternak Unggas. Jakarta : Penebar Swadaya.
Soenardirahardjo, Bambang Poernomo. 2011. Buku Ajar Embriologi. Surabaya:
Airlangga University Press
Sagi, M. 1981. Embriologi Perbandingan Vertebrata. Universitas Gajah Mada:
Yogyakarta
Tedy, Sucipto. 2003. Embriologi . Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala.
Yuwanta. 2004. Dasar Ternak Unggas. Yogyakarta :Kanisius.