Professional Documents
Culture Documents
terjadi
kerusakan pada
hemisfer kiri
akan
kiri
tampaknya
kurang
menonjol,
karena
secara
bicara
akibat
sekunder
dari
paresis,
spastisitas,
yang
lebih
tinggi
diakibatkan
rusaknya
cerebral.
banyak
bahwa
usaha
untuk
mendefinisikan
pusat
tetapi
juga
disertakan
kemampuan
nonlanguage
tersebut
diekspresikan
oleh
Hughling
patofisiologi
dan
menggunakan
bahasa
berupa
yang
skrining di
Aphasia
Examination,
sehingga
penggunaan
tertentu, normalnya lebih dari 50 kata per menit. Kesulitan dalam menemukan
kata dapat menciptakan ketidaklancaran serta keragu-raguan, tetapi pengecualian
pada pasien dengan anomia berat, mereka biasanya dapat memproduksi beberapa
kata atau suku kata secara berurutan pada tingkat yang normal. Sebaliknya, cara
berbicara Afasia Broca adalah berbicara yang tidak lancar dan parah secara
konsisten sulit dalam pencarian kata dan sering ditandai dengan panjangnya
penundaan fase inisiasi dan keraguan antara kata dan suku kata.
Salah satu cara menilai ekspresi verbal dengan mengajukan pertanyaan
atau meminta komentar yang dirancang untuk memperoleh balasan dengan
kalimat yang lengkap.Fluency adalah jumlah kata yang diproduksi dalam waktu
tertentu, normalnya lebih dari 50 kata per menit. Kesulitan dalam menemukan
kata dapat menciptakan ketidaklancaran serta keragu-raguan, tetapi pengecualian
pada pasien dengan anomia berat, mereka biasanya dapat memproduksi beberapa
kata atau suku kata secara berurutan pada tingkat yang normal. Sebaliknya, cara
berbicara Afasia Broca adalah berbicara yang tidak lancar dan parah secara
konsisten sulit dalam pencarian kata dan sering ditandai dengan panjangnya
penundaan fase inisiasi dan keraguan antara kata dan suku kata.
Prosodi merujuk pada aspek musikal dari berbicara, termasuk ritme, aksen,
dan pitch. Hal tersebut memberikan mereka karakteristik spesial dalam berbahasa
dan logat. Terdapat beberapa macam prosody yang memberikan karakteristik
kualitas emosi berbicara (sedih, senang, marah) dipercaya tergantung pada proses
yang terjadi di hemisfer kanan. Prosody juga memberikan propotional
information (contohnya: pitch inflextion yang memberikan karakteristik kalimat
sebagai introgatif atau seperti pada bahasa Cina atau Thailand dimana cara
penyampaian memiliki arti dari sebuah kata).
Istilah parafasia menggambarkan kesalahan mensubstitusi kata secara
tidak disengaja. Terdapat 2 tipe parafasia. Pada tipe literal atau parafasia fonemik,
kata diproduksi menyerupai kata yang dimaksudkan tapi mengandung satu atau
lebih silabel yang disubtitusi (misalnya hosicle dan hospital). Ketika perubahan
ini memiliki karakteristik dari kata yang sebenarnya disebut neologism, terkadang
dibuat dengan cerdik (misalnya: nork sebuah kata yang merupakan kombinasi dari
knife dan fork), mereka tidak spesifik jika dikelompokkan kedalam aphasia, dan
juga terjadi pada pembicaraan pasien psikotik. Pada tipe lisan atau parafasia
semantik, kata-kata yang diucapkan tidak sesuai dengan yang diinginkan,
penggantian kata secara semantik mirip dengan kata yang diinginkan (contoh
hotel untuk hospital). Pada beberapa pasien, kesalahan parafasia sesekali terdapat
dalam percakapannya. Pada yang lainnya, mereka hampir mengganti semuanya,
seperti percakapan yang disebut jargon.
Bahkan sekali pun parafasia tidak ada, isi pembicaraan afasia mungkin
sulit untuk dipahami. Keterbatasan kosa kata yang parah dapat menyebabkan
logore, tetapi cenderung terlihat seperti pembicaraan yang kosong daripada
kesulitan dalam pemilihan kata. Sebagai contoh, jawaban untuk pertanyaan,
"Mengapa kamu ada di rumah sakit? 'Pergi," Yah, itu ketika saya melakukan itu,
bahwa mereka mengatakan saya harus disini, jadi saya di sini. Istilah
paragrammatism
merujuk
dipertahankannya
sintaksis
di
tengah-tengah
pasien,
terutama
dengan
afasia
Broca,
penilaian
ekspresi
auditori
verbal,
pasien,
jika
pemeriksa
terdapat
menilai
gangguan,
pembicaraan
tertutup
dan
terbuka
menjadi
ringan
atau
berat
atau
menjadi
lebih
berat
saat
sebaiknya berdasarkan
pasien
berpontensial
untuk
mengikuti
menimbulkan
kalimat
ambiguitas.
yang
Jika
diucapkan
kalimatnya
sangat
ya
terbatas
atau
tidak
yang
mereka
biasanya
tidak
bisa
mengindikasikan
atau
ketetarikan
daripada
gangguan
pemahaman
respon
yang
abnormal
mengindikasikan
anomia.
kemampuan
berbahasa,
bukan
keahlian
menulis.
Menulis
variabel-variabel yang mendefinisikan subtipe ini sulit untuk dinilai seperti istilah
mild, moderet, severe dan penentuan kelompok sebagian pasien benar-benar
mewakili serangkaian poin dari penilaian (beberapa investigasi menilai bahwa
60% afasia tidak dapat disubklasifikasikan ke semua tipe kelompok apapun,
sehingga dimasukkan dalam sebutan sindrom klasik). Kedua, Klasifikasi berikut
ini berbeda dari aspek terminologi dan interpretasi patofisiologinya, walaupun
demikian gejala klinis menunjukkan kesamaan untuk penulis yang berbeda.
Afasia Broca dikarakteristikkan dengan pembicaraan yang tidak fasih dan
tidak prosodi sehingga terlihat tidak normal serta mudah dikenali sekalipun pasien
hanya berbicara bahasa asing. Pasien sering disartria, penyampaian yang sulit,
pengucapan yang tidak sempurna, dan kalimat yang tidak dipahami karena
kombinasi distorsi artikulasi dan paraphasic subtstitution. Aspek berbicara, sejauh
ini dapat diterima, mungkin agrammatic dengan emosi yang relatif meluap
disertai pengulangan kata. Pasien terlihat sadar bahwa dia sulit berbicara dan
sering terlihat stres.
Aspek menulis biasanya terganggu, setidaknya seperti berbicara dan
mungkin tidak bisa sama sekali. Pasien mungkin menggenggam pena tetapi tidak
mencoba untuk menggunakannya. Aspek pemahaman bicara dan membaca masih
ada tetapi tidak begitu baik. Kekeliruan biasanya dapat didemonstrasikan dengan
tes spesifik dan hampir semua pasien afasia Broca mempunyai kesulitan
memahami kalimat kompleks secara syntatix. Ketika pengulangan relatif baik
dibandingkan
dengan
bicara
afasia
spontan,
terkadang
disebut
struktur
lobus
frontal.
Ciri-ciri
sindrom
yang
masih
belum
jelas.
Satu
laporan
yang
keterlibatan
lobus
frontal
yang
terhitung
dalam
hemisfer
kanan.
Mereka
juga
sering
menderita
buccolingual apraxia.
Jika
lesi
prerolandik,
perirolandik,
atau
subrolandik
umum
dari
beberapa
subtype
afasia
yang
pada
fasiculus
arcuata.
Sedangkan
penelitian
lain
membaca
normal
dengan
membaca
dengan
paraleksia.
Afasia anomik terdiri dari bicara prosodi yang fasih,
pemahaman
mendekati
auditori
normal.
dan
pengulangan
Kesulitan
yang
yang
paling
normal
terlihat
atau
adalah
membacanya
bervariasi.
Ketiak
anomianya
Istilah
ini
membuat
rancu
karena
menyiratkan
dan
sering
disertai
dengan
penyakit
demensia
dengan sedikit atau tidaknya gangguan motorik dapat berupa lesi terpisah dari
Area Broca dan Area Wernicke, seperti yang terdapat pada pasien stroke emboli).
Afasia global dengan pengulangan yang baik disebut juga Afasia Trankortikal
Campuran. Seperti biasanya pasien mengulang apa yang mereka dengar dalam
mode komplusif (echolalia) dan kadang-kadang walaupun mereka tidak
mempunyai kemampuan berbicara, mereka bertanya dengan membuat tatabahasa
yang benar, Bagaimana kabarmu hari ini? pasien akan menjawab, Bagaimana
kabarku hari ini?) pasien lain dapat menyelesaikan klise atau peribahasa familiar
atau, setelah memulai dengan isyarat, berhasil menceritakan/mengatakan tentang
"bicara serial," seperti hari dalam seminggu. Sebagian memperagakan dgn cara yg
memperagakan bernyanyi, dengan atau tanpa kata-kata.
Dalam kasus otopsi dari afasia trankortikal campuran, terdapat infark
korteks serebri mengelilingi area bahasa periopacular, yang mana diri mereka
utuh. Tujuan formulasi dari afasia transkortikal itu ialah mereka memutuskan area
periopercular language dari pengistirahatan otak, kecacatan keluaran suara,
pemahaman bicara atau keduanya tidak didapat diulangi hingga mempertahankan
Area Wernicke, arcuate fasciculus dan Area Broca. Adanya kesepakatan formulasi
itu, Geschwind menghubungkan afasia trankortikal campuran sebagai Afasia
Isolasi. Tentu saja, tidak ada orang yang setuju.
Berbagai gangguan dalam bahasa tidaklah mudah untuk cocok ke dalam
gambaran sebelumnya. Apemia atau anarthria mengacu ke pembicara dari tipe
Broca tetapi tanpa keabnormalan bahasa yang lain sering terlihat pada Afasia
Broca, termasuk agraphia (ketidakmampuan dalam menulis). Gangguan ini
cenderung terjadi pada bicara dari pada bahasa. Lesi dipercaya di bagian frontal,
tapi apakah melibatkan peripercularis, bagian putih mendalam atau struktur yang
lain masih menjadi kontroversial.
Analoginya, penderita tidak tuli tetapi tidak mengerti apa yang didengar
(pure word deafness) mengacu kepada hilangnya pemahaman dalam bicara tanpa
keabnormalan bahasa yang biasanya menyertai Afasia Wernicke, termasuk
hilangnya kemampuan membaca dan paraphasia. Suara nonverbal (seperti suara
trompet, bunyi telpon atau anjing menggonggong) dapat diidentifikasi. Sindrom
langka, lesi uniteral atau bilateral telah melibatkan serat penghubung dari kedua
tonus
pergerakan,
demensia,
Kegagalan
dalam
yang
abnormal,
afasia
melakukan
atau
bradikinesia,
kordinasi
tindakan
sama
gangguan
yang
buruk.
sekali
bukan
kamu
melakukannya..),
2.
meniru
(perhatikan
menggunakannnya)
dan
4.
meniru
pemeriksa
dan
limb-kinetic.
Ideomotor
apraxia
meliputi
melakukan
secara
individu
dengan
benar
komponen
suatu
berpandangan
tindakan
bahwa
secara
ideomotor
keseluruhan.
apraxia
Liepmann
sebagai
sebuah
seperti
menghidupkan
sebuah
korek
api
dan
dan
tipe
ideational
dan
limb-kinetic.
Ideational
apraxia
apraxia,
secara
bebas
dipakai
pada
beberapa
jenis
mereka
menggambarkan
sebuah
gangguan
sebagai
dihadapkan
atau
dipilih
dari
kelompok
atau
ambang
sentuhnya
dalam
membaca
peta
atau
mencari
tentang
jalan
keluar
otak, dan dinamai amusia yaitu berupa kelainan yang mempengaruhi aspek baik
produksi atau menerima musik yang berhubungan dengan lesi pada otak kiri dan
kanan.
Pengobatan afasia
Pengobatan afasia dengan terapi wicara masih kontroversial. Apakah baik
membantu pasien , kebanyakan orang setuju akan terapi ini. Kurang jelas apakah
manfaat yang dirasakan adalah hasil dari strategi khusus yang dikerjakan atau
hasil dari dukungan psikologis umum dan apakah manfaat terdiri dari pemulihan
fungsi neuropsikologi, adaptasi dan penggunaan fungsi kompensasi atau hanya
dari peningkatan perhatian dan suasana hati. Teknik pengobatan diantaranya
berupa modalitas spesifik untuk menstimulus respon tertentu, terapi berorientasi
bahasa, terapi kelompok, pengobatan khusus linguistik, terapi komunikasi
fungsional, terapi intonasi melodi, terapi aksi visual, terapi elaborasi respon, dan
pendekatan terkomputerisasi. Penelitian ini termasuk uji klinis terkontrol acak,
kasus kontrol, kohort, uji coba tidak acak, dan laporan kasus.
Faktanya bahwa afasia (tidak seperti gangguan neurologi lainnya) dapat
membaik tampa pengobatan untuk berbulan-bulan bahkan tahunan sehingga
menimbulkan kebingungan dalam menilai keberhasilan terapi bicara. Suatu
penelitian yang pasien yang diikutsertakan ada yang dirawat dan ada yang tidak
dirawat, hasilnya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan selama 24
minggu waktu penelitian.
aktivasi dari hemisfer seperti diatas juga telah dibuktikan dengan menggunakan
MRI. Penelitian telah menunjukkan terjadinya peralihan fungsional pada hemisfer
bahasa.
Kemajuan teknologi sehingga dapat menunjukkan bahwa
pemulihan afasia jauh lebih dinamis daripada yang diduga
sebelumnya, dan tidak terlalu jauh untuk berpikir bahwa
rangsangan lingkungan dapat mempengaruhi plastisitas. terapi
wicara
dapat
melibatkan
lebih
dari
sekedar
membuat