Professional Documents
Culture Documents
B. HARI/TGL PERCOBAAN:
MULAI PERCOBAAN : Rabu, 15 Oktober 2014 Pukul 09.40
SELESAI PERCOBAAN: Rabu, 15 Oktober 2014 Pukul 13.00
C. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Dapat memilih peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan percobaan.
2. Dapat memilih bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai percobaan.
3. Dapat mengisolasi minyak jahe dari rimpang jahe dengan cara yang tepat.
D. KAJIAN TEORI
Jahe dalam bahasa latin dikenal dengan nama Zingiber officinale merupakan suku
temu-temuan atau Zingiberaceae. Jahe merupakan tumbuhan dengan batang semu, tangkai
halus dan dilengkapi dengan bulu mikro. Akar jahe membentuk umbi dan lazim dikenal
dengan rimpang jahe atau rhizoma. Rhizhoma ini merupakan tempat jahe menyimpan
cadangan makanan hasil metabolisme. Rimpang jahe mengandung beberapa zat aktif, antara
lain zingiberen, kamfena, lemonin, zingiberol,dan oleorosin yang terbagi atas gingerol,
shagol, resin, zingiberin dan lain-lain. Secara umu, aroma khas pada jahe disebabkan oleh
kandungan minyak atsirinya sedangkan rasa pedasnya bersumber pada oleoresinnya.
Minyak atsiri merupakan minyak dari tanaman yang komponennya secara umum
mudah menguap sehingga banyak yang menyebut minyak terbang. Minyak atsiri disebut juga
etherial oil atau minyak eteris karena bersifat sepeti eter. Dalam bahasa internasional biasa
disebut essential oil (minyak essen) karena bersifat khas sebagai pemberi aroma/bau (esen).
Definisi ini dimaksudkan untuk membedakan minyak lemak dengan minyak atsiri yang
berbeda tanaman penghasilnya. Minyak atsiri dapat diisolasi dari bagian-bagian tumbuhan
seperti: batang, kulit, buah, daun atau bunga, namun jumlahnya hanya sebagian kecil saja,
yaitu 1-3%. Minyak atsiri memiliki beberapa sifat,diantaranya :
1. Dapat didestilasi.
2. Tidak meninggalkan noda.
3. Tidak tersabunkan.
4. Tidak tengik.
1
Terpenoid yang terkandung dalam minyak atsiri menimbulkan bau harum atau bau
khas dari tanaman. Secara ekonomi senyawa tersebut penting karena dapat digunakan
sebagai bahan wewangian alam dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai senyawa yang
menimbulkan cita rasa tertentu dalam industri makanan. Secara kimia, terpena minyak atsiri
digolongkan menjadi dua bagian yaitu monoterpena (10 atom C) dan seskuiterpena (15 atom
C). Beberapa contoh monoterpena antara lain geraniol, limonena, kamfor, mentol, dan lainlain. Yang termasuk seskuiterpena minyak atsiri antara lain -bisabolen, kariofilen,
santonin, dan lain-lain. Selain terpena, minyak atsiri juga banyak mengandung senyawa
turunan benzena seperti eugenol, koumarin, sinamaldehid, dan lain-lain. Pada beberapa
tumbuhan, didapatkan minyak atsiri yang mengandung atom belerang dan atom nitrogen.
Oleoresin merupakan campuran senyawa minyak atsiri dan resin yang diperoleh
dengan cara ekstraksi. Oleoresin terbagi atas gingerol, shagol, resin, zingiberin (zingeron)
Umumnya oleoresin ini berbentuk cair, pasta ataupun padatan tergantung dari komponen
senyawa yang terkandung. oleoresin berfungsi sebagai bahan baku flavor, disamping sebagai
bahan pengawet alami. Di dunia industri, oleoresin digunakan sebagai bahan baku obat,
kosmetik, parfum, pengalengan daging, fresh drink dan masih banyak lagi.
Oleoresin jahe mengandung lemak, lilin, karbohidrat, vitamin dan mineral. Oleoresin
memberikan kepedasan aroma yang berkisar antara 4- 7% dan sangat berpotensi sebagai
antioksidan. Proses pengolahan terutama yang menggunakan pemanasan ternyata akan
menurunkan kadar [6]-gingerol. Hasil penelitian Puengphian dan Sirichote (2008),
menunjukkan bahwa jahe segar (kadar air 94%), 17%-nya mempunyai kandungan [6]gingerol 21,15 mg/g. Adanya pengeringan pada suhu 55 2 C selama 11 jam menghasilkan
kadar air 11,54 0,29% dengan kadar [6]-gingerol 18,81 mg/g.
Gambar 2. Gingerol
Gambar 3. Shogaol
Gambar 4. Zingeron
Minyak jahe merupakan salah satu minyak atsiri yang dapat diisolasi dari rimpang
jahe 1,5-3,0% dari berat jahe kering. Minyak jahe digunakan sebagai campuran pembuatan
kosmetik, bahan penyedap masakan, dan sebagai obat. Senyawa penyusun minyak jahe terdiri
dari -kurkumina, -zingeberena,
minyak dari tanaman yang komponennya secara umum mudah menguap sehingga banyak
yang menyebut minyak terbang. Minyak atsiri disebut juga etherial oil karena bersifat seperti
eter. Dalam bahasa internasional disebut essential oil karena bersifat khas sebagai pemberi
aroma / bau.
Ada tiga cara umum untuk mengambil komponen atsiri dari tumbuhan : Distilasi,
Ekstrasi dengan pelarut dan pengaliran udara atau aerasi (Robinson,1995). Minyak atsiri
biasanya terdapat pada kelenjar minyak tanaman. Menurut Guenther, proses pelepasan
minyak atsiri pada distilasi bagian tanaman didasarkan pada proses hidrodifusi yaitu difusi
minyak atsiri dan air panas melalui membran tanaman. Distilasi pada
tekanan rendah dan suhu rendah memungkinkan terjadinya penguraian
oleh enzim, sehingga menimbulkan perubahan kandungan jaringan.
Cara isolasi lain adalah dengan ekstrasi menggunakan suatu pelarut
organik. Beberapa minyak atsiri yang berbobot molekul rendah terlalu
mudah larut dalam air untuk diekstraksi dengan pelarut organik secara
efisien. Pelarut organik yang efisien misalnya n-heksana merupakan
jenis pelarut organik berfungsi untuk mengekstraksi lemak atau untuk
melarutkan lemak, sehingga merubah warna dari kuning menjadi jernih
(Mahmudi, 1997). Untuk mengekstraksi lemak (lipid) menggunakan
alat yang bernama soxhlet. Soxhlet merupakan suatu peralatan yang
digunakan untuk mengekstrak suatu bahan dengan pelarutan yang
berulang-ulang menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ini akan terus berulang dengan
sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi
lipida (Wirakusumah,2007).
Natrium Sulfat anhidrat ke dalam gelas beker yang berisi minyak atsiri. Penambahan ini
bertujuan untuk mengikat air yang masih bercampur dengan minyak atsiri sehingga diperoleh
minyak atsiri yang murni. Secara teori Indeks bias minyak atsiri adalah 1,4850-1,4920
dengan kadar air 86% dalam jahe segar.
1. Alat
alat
jumlah
Evaporator
Kompor listrik
Gelas ukur 10 ml
Kaca arloji
Corong pisah
pengaduk
2. Bahan
a. Natrium sulfat anhidrat (Na2SO4)
b. Jahe kering 15 g
c. Hexane
d. Jahe basah
F. ALUR KERJA
1. Persiapan Sampel
Rimpang Jahe
Dibersihkan dari kotoran yang melekat
Dikeringkan (cukup diangin-anginkan) pada suhu ruang
Digiling
Serbuk jahe
2. Penentuan Kadar air jahe
Jahe segar
- Ditimbang 1 gr
Berat awal
Dioven pada suhu 1100C selama 5 menit
Ditimbang kembali
Dicatat beratnya
Berat akhir
Ekstrak
Diuapkan dengan evaporator
Larutan terpisah
Pelarut
Minyak jahe
- Dipekatkan dengan cara
diuapkan
Ditambah Na2SO4 anhidrous
Disaring
Residu
Minyak jahe
- Dihitung rendemen
- Ditentukan indeks
biasnya
Hasil pengamatan
b. cara tradisional
100 ml n-hexane pro-
analisi
- Dimasukkan
kedalam alat
soxhlet
- Dimasukkan ke labu
ekstraktor yang
berisi dua buah
batu didih
Pelarut
ekstrak
- Dipekatkan dengan cara
diuapkan
Ditambah Na2SO4 anhidrous
Disaring
Residu
Minyak jahe
- Dihitung rendemen
- Ditentukan indeks
biasnya
Hasil pengamatan
G. Hasil Pengamatan
No
Jenis Kegiatan
Persiapan Sampel
Rimpang
jahe
-
Hasil
-Serbuk jahe : warna
coklat
-Serbuk jahe mempunyai
berat 15,321 gram dan
berwarna coklat
Serbuk jahe
segar
Berat
22
Jahe
Ditimbang 1
gram
awal
- Dioven 1100C selama
5 menit
- Dicatat beratnya
Berat
3.
akhir
100 ml pelarut
15 gr
n-heksana pro
serbuk jahe
analisis
Dugaan/ Reaksi
-Pelarut yang
digunakan adalah nhexane yang bersifat
non-polar karena
kandungan senyawa
oleorensi yang terdapat
pada minyak jahe
bersifat non-polar. Hal
ini sesuai dengan sifat
laruatan like dissolve
like.
Kesimpulan
Isolasi minyak jahe dari
rimpang jahe dapat
dilakukan dengan cara
ekstraksi tradisional
dengan pelarut n-hexane
pro analisis yang
menghasilkan minyak
jahe sebesar 0,110 g dari
15,231 g dengan
rendemen sebesar
0,718% dan indeks bias
1,508525 serta kadar
airnya 63,92%.
Pada percobaan ini
rendemen yang
diperoleh tidak sesuai
dengan teori
dimungkinkan karena
sampel masih ada yang
berupa serat (kasar) dan
sampel tidak begitu
kering sehingga proses
ekstraksi kurang
berjalan secara
sempurna. Selain itu
kadar air yang diperoleh
Dimasukkan ke
Labu ekstrator
Berisi batu
didih
Ekstraks
i
Pelaru
t
Dimasukk
an ke
Alat
soxhlet
Pelaru
Ekstr
ak
- setelah diekstrak
berwarna kuning (+).
- Cairan jatuh ke labu
ekstraktor sebanyak 55
kali.
- Setelah dipekatkan,
berwarna coklat
kekuningan.
- Sisa pelarut n-heksana
adalah 58 ml.
- Ketika ditambah natrium
sulfat, natrium sulfat
tersebut larut.
- Setelah didekantasi,
berwarna coklat
kekuningan beratnya
sebesar 0,11 gram.
- Randemen minyak jahe
0,718 %
- Indeks bias minyak jahe
1,508525. Dengan suhu
pengukuran 32oC
Residu
Dipekatkan
dengan cara
diuapkan
Ditambahkan
Natrium Sulfat
Anhidrat
Minyak
jahe
-
Dihitung
randemen
Ditentukan
indeks bias
Hasil
Pengamatan
Selanjutnya dilakukan isolasi minyak jahe dengan cara tradisional. Alat ekstraksi
soxhlet dirangkai. Pemanas yang digunakan adalah heating mantel karena dapat menjaga
suhu pemanasan tetap konstan. Pemanasan berfungsi agar pelarut lebih reaktif (dapat
mengubah pelarut yang berupa cairan menjadi uap). Pelarut yang menguap kemudian
mencair lagi dan jatuh berupa tetesan dikarenakan uap panas pelarut di dinginkan oleh
kondensor yang dialiri oleh air sehingga uap akan mengembun menjadi cairan. Labu
dasar bulat berisi pelarut yaitu n-hexane dan batu didih. Fungsi dari penambahan batu
didih adalah untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada seluruh
bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat didih. Pori-pori yang ada dalam batu
didih membantu penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke permukaan
larutan, hal ini akan menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung kecil pada batu
didih.
Soxhlet berisi sampel, yaitu serbuk rimpang jahe yang dibungkus oleh kertas
saring. Tujuan dimasukkan ke dalam kertas saring agar serbuk jahe dapat terekstrak
dengan baik sehingga akan diperoleh minyak jahe. Kondensor berfungsi untuk
mendinginkan uap yang panas. Aliran air dalam kondensor dialirkan dari bawah agar
alirannya lebih lama dan proses pendinginannya lebih optimal.
Untuk cara tradisional serbuk jahe ditimbang sebanyak 15,321 g dan digulung
dalam kertas saring. Sampel ini dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet. Pada labu
ekstraktor dimasukkan 100 ml n-hexana. n-Hexana berfungsi sebagai pelarut. Pelarut
yang dipilih untuk proses ekstraksi merupakan pelarut yang mudah menguap, sehingga
nantinya akan mudah dipisahkan dengan minyak jahe dengan perbedaan suhu. n-hexane
memiliki titik didih lebih kecil dibandingan minyak atsiri (minyak jahe) yaitu 69o C
sedangkan minyak atsiri adalah 140-180oC.
Selanjutnya ektraksi dilakukan, cairan jatuh ke dalam labu sebanyak 55 kali.
Semakin banyak jumlah cairan yang jatuh menunjukkan luas permukaan jahe semakin
kecil sehingga dibutuhkan waktu lebih lama untuk bereaksi. Pada ekstraksi ini diperoleh
ekstrak yang berwarna kuning. Kemudian alat soxlet di lepas untuk mengambil serbuk
jahe, lalu alat di pasang lagi. Serbuk jahe di ambil supaya pelarut dapat dipisahkan jika
serbuk jahe tidak diambil maka pelarut akan mengekstrak terus serbuk jahe. Kemudian
larutan dilakukan proses ekstraksi kembali untuk menguapkan pelarutnya. Pelarut yang
tertampung dalam soxlet merupakan larutan tidak berwarna yang selanjutnya di ambil
untuk dipisahkan. Pelarut tersebut diambil dan dituang dalam gelas ukur 100 ml.
Kemudian proses estraksi dilanjutkan sampai pelarut sudah tidak naik lagi. Sehingga
didapatkan pelarut n-hexana yang tertampung sebanyak 58 ml.
Ekstrak yang terdapat di dalam labu ekstrakstor berwarna coklat kekuningan yang
selanjutnya didinginkan, lalu ditambahkan Na2SO4 anhidrous untuk mengikat air yang
masih terdapat dalam minyak jahe. Minyak jahe kemudian didekantasi, filtrat yang
dihasilkan ditimbang, dan didapatkan berat minyak jahe sebesar 0,110 g dengan
rendemen 0,718%.
rendemen=
berat minyak
100
berat a wal
karena titik didih n-hexsane lebih rendah daripada titik didih minyak atsiri/jahe.
Rendeman minyak jahe dari cara tradisional adalah 0,718%.
Indeks bias jahe adalah 1,508525.
Kadar air jahe segar sebesar 63,92%.
K. DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil,dkk. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta : Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan.
Hernani dan Winarti, Christina. Tanpa Tahun. Kandungan Bahan Aktif Jahe dan
Pemanfaatannya dalam Bidang Kesehatan. Bogor : Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian
Lansida.2011.Apakah Minyak Atsiri Itu. http://lansida.blogspot.com/2012/06/apakah-minyakatsiri-itu.html, (diakses pada 10 Oktober 2014).
Mahmudi M.1997. Penurunan Kadar Limbah Sintesis Asam Phospat Menggunakan Cara
Ekstraksi Cair-Cair dengan Solven Campuran Isopropanol dan n-Heksane.Semarang:
Universitas Diponegoro.
Polleras, Daniel.2002. Experimental Organic Chemistry.New York: John Willey dan Seny Inc
Alright.
Tim Dosen Kimia Organik.2014.Penuntun Praktikum Kimia Organik.Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya.
Wirakusumah. 2007. Kadar Lemak. Jakarta : Penyebar Swadaya.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan secara singkat prinsip kerja ekstraksi soxhlet yang digunakan dalam percobaan
ini!
Jawaban:
Prinsip kerja ekstraksi soxhlet adalah penggunaan pelarut yang memiliki titik didih yang
lebih rendah sehingga akan menguap lebih dahulu dan ekstrak akan tetap tinggal dalam
labu.
2. Bilamana pemisahan pelarut menggunakan alat evaporator? Berikan alasan!
Jawaban:
Pemisahan pelarut menggunakan alat evaporator apabila pelarut yang digunakan adalah
bersifat mudah menguap, karena prinsip kerja dari evaporator adalah dengan cara
menguapkan pelarut.
3. Berdasarkan hasil rendemen minyak atsiri yang diperoleh, apakah cara pengeringan dan
penghalusan serbuk jahe berpengaruh pada hasil? Jelaskan!
Jawaban:
Cara pengeringan dan penghalusan serbuk jahe dapat berpengaruh terhadap hasil
rendemen minyak atsiri, karena apabila dilakukan dengan menggunakan suhu tinggi
(matahari langsung) akan merusak kandungan yan terdapat dalam minyak jahe, karena
sifat minyak yang dapat menguap dan jika jahe dihaluskan menjadi serbuk, jahe yang
halus akan memiliki luas permukaan yang besar, sehingga pelarut lebih cepat untuk
melarutkan komponen minyak jahe.
4. Apa fungsi Na2SO4 dalam percobaan ini !
Jawaban:
Fungsi Na2SO4 digunakan untuk menyerap molekul-molekul air yang dimungkinkan
tertinggal dan masih bercampur dalam minyak jahe.
5. Sebutkan minimal lima senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri jahe dan tuliskan
rumus strukturnya!
Shogaol
Gingerol
Zingeron
Geraniol
Borneol
LAMPIRAN PERHITUNGAN
A. Penentuan Kadar Air
Berat awal
: 1,031 g
kadar air=
1,031 g0,372 g
100
1,031 g
63,92
B. Rendemen
Berat awal
: 15,321 g
berat minyak
100
berat awal
0,110 g
100
15,321 g
63,92
LAMPIRAN FOTO