You are on page 1of 25

REFERAT

KERATITIS HERPETIKA
Pembimbing:
dr. Agah Gadjali,
dr. Gartati Ismail,
dr. Henry A. W,
dr. Hermansyah,
dr. Mustafa Shahab,

Sp.M
Sp.M
Sp.M
Sp.M
Sp.M

Disusun oleh:
Fithra Fauzana
1102010103
Syahirah Shahab 1102010274
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT TK.I BHAYANGKARA RADEN SAID SUKANTO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keratitis Herpes Simpleks = infeksi pada kornea yang disebabkan


oleh Virus Herpes Simpleks
Ditandai dengan adanya infiltrasi sel radang & edema pada
lapisan kornea manapun

Kelainan mata dapat bersifat primer dan kambuhan

Gejala utama iritasi, fotofobia, mata berair = minimal (hipestesi [+])


Bila kornea bagian pusat yang terkena terjadi gangguan
penglihatan

Penatalaksanaan bertujuan
Menghentikan replikasi virus didalam kornea
Memperkecil efek merusak akibat respon radang

Data Global Insidensi Keratitis Herpetika

Insidensi
(tahunan)

Rate of Severe
Visual
Impairment

Insidensi
Gangguan Visus
yang Berat
(tahunan)

Negara Maju

241,597

0.015

3,624

Negara
Berkembang

11.5 million

0.03

30,00045,000

Total

~1.5 million

n/a

~40,0000

Tujuan

Mengetahui dan memahami diagnosis keratitis yang disertai


definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, komplikasi
serta prognosis dari keratitis

Memenuhi syarat untuk mengikuti kepaniteraan klinik ilmu


penyakit mata di RS. Polri

ANATOMI

(Sumber: Thygeson P. (1997) "Superficial Punctate Keratitis". Journal of the American Medical Association. 144:15441549. Available at : http://webeye. ophth.uiowa.edu/ dept/service/cornea/cornea.htm Accessed on 20 Agustus 2015)

ETIOLOGI
Herpesviruses Alphaherpesvirinae Virus Herpes Simpleks
= virus double-strand DNA = neurotropic
Type-1 (HSV-1) lesi oral dan okular
Type-2 (HSV-2) lesi genital, lesi okular (bayi baru lahir)

Infeksi Herpes Simpleks dapat bersifat


Primer
Kambuhan

*Transmisi melalui close personal contact

KLASIFIKASI

KERATITISSTROMAL
EPITEL
KERATITIS
KERATITIS
ENDOTEL
1. KERATITIS EPITEL
Dendritic
pola epithelial breakdown
HSV stromal Infeksi
2% dari epitel
infeksi dengan
HSV-1 primer/inisial
Disciform
Reaksi
imun
yang yang
cell-mediated
pada
endotel
epithelial
yang
bercabang-cabang
dengan
konfigurasi
keratitis
20%61%
dari infeksi
rekuren
(Keratitis
Stroma
keratitis
kornea
yang
dengan
edema
stroma yang
2. KERATITIS
keratitis
terminal
bulb ditandai
disertai erosi
epitel
(lesi tipikal)
Imun) STROMA
difus
(sentral), presipitat
keratik dan penipisan pada
Infiltrat
nekrosis
Geographic
Infeksi stroma
epitel dengan
yang lebih
jarang, lanjutan dari
stroma
disertai
epitelyang
yang intak
epithelial
keratitis
dendritik
terus berkembang dan
3. KERATITIS
ENDOTEL
keratitis
mengalamiyang
Manifestasi
coalesce
sangat jarang - ditandai dengan defek
Necrotizing
epitel, infiltrat stroma yang tebal, dan nekrosis stromal
interstitial
keratitis (NIK) yang progresif
Dapat terjadi perforasi kornea

Gambaran keratitis epitel dendritik yang ditandai


dengan lesi epitel yang bercabang dengan terminal
end bulbs

Sumber: Welder et al (2012). Herpes Simplex Keratitis. Available at:


http://webeye.ophth.uiowa.edu/eyeforum/cases/160-HSV.htm Accessed on: 20 Agustus 2015

Gambaran klasik keratitis stroma imun dengan


infiltrat stroma (mid-deep) dan epitel yang intak

Sumber: American Academy of Ophthalmology

Gambaran keratitis Disciform yang ditandai dengan


edema kornea sentral dan keratik presipitat

Sumber: American Academy of Ophthalmology

PATOFISIOLOGI
TRANSMISI

***
Kontak dengan
cairan tubuh/
lesi mukokutan
REKURENSI

Reaktivasi virus
-infeksi kulit
- Infeksi okular
-asimptomatik
shedding

INFEKSI PRIMER

Replikasi aktif di
mukosa/kutan

2/3 = Asimptomatik

FAKTOR RISIKO

FASE LATEN

Penurunan
sistem imum
(lokal, umum)

Penyebar ke
dorsal root
ganglion N.
Trigeminal

1/3 = Simptomatik
84% Conjunctivitis
38% Blepharitis
35% ISPA
31% Gejala Umum
15% Dendritic Ulcers
2% Disciform Keratitis

MANIFESTASI OKULAR

VIRUS HIDUP
Epitel

REAKSI IMUN

Dendrite
Geographic

Stroma
Endotel

Keratitis Necrotizing

Keratitis Imun
Keratitis Disciform

MANIFESTASI KLINIS
Mata merah
Fotofobia
Nyeri
Lakrimasi
Gangguan penglihatan
Foreign body sensation
Previous episodes
*** Unilateral, dapat disertai dermatitis vesikuler pada palpebra
(blefaritis)
** Gejala bersifat minimal karena terjadi hipestesia kornea

DIAGNOSIS
Anamnesis
Keluhan mata berair, rasa mengganjal pada mata, gangguan
penglihatan
Riwayat penggunaan obat-obatan yang menurunkan resistensi
kornea

Kortikosteroid dan obat-obatan imunosupresif

Riwayat infeksi herpes oral/ genital


Riwayat penyakit yang sama (bersifat rekuren)

Pemeriksaan fisik
Gambaran klinis infeksi kornea yang relative tenang, dengan tandatanda peradangan yang tidak berat, disertai visus menurun
Gambaran spesifik dendritik dari pemeriksaan slit lamp dengan
fluorescein tidak memerlukan konfirmasi pemeriksaan yang lain

DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
Epitel:
Decreased corneal sensitivity
Keratitis dendritic
Ulkus geographic

Stroma:
Kekeruhan pada stroma (infiltrat)
Edema stroma dengan epitel yang intak
Ulserasi atau penipisan pada stroma (thinning)

Endotel:
Disc-shaped or edema stroma setempat dengan presipitat keratik

DIAGNOSIS
Pada gambaran lesi tidak spesifik, apabila fasilitas memungkinkan dilakukan

pemeriksaan
Corneal smear (tzanck smear)
Kultur virus
Immunohistochemistry
Polymerase chain reaction (PCR) assay
Uji fistel

DIAGNOSIS DIFERENSIAL
Varicella zoster virus
Recurrent corneal erosion

Acanthamoebakeratitis pseudodendrites

Sumber: American Academy of Ophthalmology

PENATALAKSANAAN
Tujuan dari terapi keratitis herpetik

Untuk menghentikan replikasi virus di dalam kornea


Juga memperkecil efek perusakan respon inflamasi

Meliputi pemberian antiviral dan pemberian


antibiotik topikal untuk mencegah infeksi sekunder
Menganjurkan
melakukan
kornea sebelumnya

debridement

epitel

Untuk pengambilan spesimen diagnostik


Untuk menghilangkan sawar epitelial sehingga antiviral lebih
mudah menembus
Mengurangi kandungan virus epitelial

PENATALAKSANAAN

American Academy of Ophthalmology


Recommended Management

Stroma
EPITEL

mata
Prednisolone
1%sehari
36 dd
DENGAN
topikal
Tetes
Acyclovir
400
mg PO 5 kali
selama
21 hari
trifluridine
4 kali sehari
ATAU
400selama
mg PO 21
2
ATAU Valacyclovir
500 mg
PO Acyclovir
3 kali sehari
kali
dayssehari ATAU Valacyclovir 500 mg PO 23 dd

Endotel

debridement
Pertimbangkan
Prophylaxis:
Terapi steroid dengan
dilakukan tappering of
Tab
Acyclovir
400 mg PO
ddkali sehari selama 10 sampai
mata Trifluridine
1%2 8
Tetes
Pertimbangkan
pemberian
terapi kombinasi antiviral
ATAU
14 hari ATAU salep mata Acyclovir 5 kali sehari selama 10
dan steroid
14 hari 500 mg PO 12 dd
Tabsampai
Valacyclovir
jangka panjang
dengan
oral
Prophylaxis
Tetes
mata
Fluorometholone
0.1%
1 ddantiviral
steroid
= kontraindikasi
pada
penyakit epitel
Terapi
yang aktif

Jika rekuren, berikan terapi anti-viral oral jangka


panjang sebagai prophylaxis selama 1 tahun

PENATALAKSANAAN
PEMBEDAHAN:
Pemberian cyanoacrylate glue
Penetrating keratoplasty (PK)

Penetrating keratoplasty (PK)


* Memiliki keberhasilan 60-80% jika tidak ada tandatanda infeksi aktif 6 bulan sebelum tindakan

PENATALAKSANAAN
EVALUASI
Resolusi infeksi/inflamasi kornea
Penurunan pada rasa nyeri
Minimisasi pada sikatriks dan neovaskularisasi kornea
Pencegahan perforasi kornea
Restorasi / preservasi fungsi penglihatan
****Apabila tidak ada perbaikan dalam 21 hari, perlu diganti dengan
antiviral yang lain

KOMPLIKASI
Pada keratitis Herpetika dengan bentuk
stroma, dapat menyebabkan inflamasi hebat
pada kamera okuli anterior
Dapat berkembang menjadi

Uveitis

Trabekulitis

Glaukoma sekunder

PROGNOSIS
Prognosis visus tergantung
jaringan parut kornea

pada

sejauh

mana

Di negara Barat, keratitis Herpetika adalah penyebab


kebutaan dari penyakit infeksi yang tersering
Dengan pengobatan yang agresif, prognosis keratitis
Herpetika adalah baik
Walaupun dengan terapi yang tepat, sikatriks kornea tetap dapat terjadi
Jika sikatriks terbentuk di bagian sentral, gangguan penglihatan akan
timbul

You might also like