Professional Documents
Culture Documents
Danau Paniai memiliki panorama alam yang begitu indah.Sayangnya tak dirawat
degan baik. Padahal keindahannya diakui oleh utusan dari 157 negara ketika
berlangsungnya Konferensi Danau Se-Dunia yang dihelat di India, 30
November2007
Pagi yang cerah sekitar pukul 9:30, pertengahan Mei tahun 2014. Saya di ajak teman
teman hendak memancing ikan di tepian danau yakni di bibir bukit Bobaigo. Hanya
bermodalkan nelon dan mata kail, kami berempat tiba di tempat tujuan. Sampai tiba di
tempat tujuan rencana awal batal karena kami sepakat untuk mendaki bukit Bobaigo
hendak menikmati keindahan alam yang bisa dipandang.
Tebing yang cukup curam, karna kami mendaki dari bagian barat bukit tersebut. Biasa
para wisatawan lokal maupun luar mendaki bukit Bobaigo dari arah timur karena
jalan setapaknya telah terbentuk secara alami. Berbeda dengan kami, karena baru
pertama kali merintisnya. Canda tawa menghiasa perjalanan hingga mencapai puncak
bukit Bobaigo.
Jhon Tebai, Andeni Gobai dan Lukas Gobai saat hendak mendaki puncak Bukit
Bobaigo
Jhon Tebai, Andeni Gobai dan Lukas Gobai saat hendak mendaki puncak Bukit
Bobaigo
Tepat di puncak bukit Bobaigo, terbentang luas dipandangan mata Danau yang begitu
memukau hatiku. Kami berempat duduk sambil menikmati indahnya alam Danau
Paniai dan sekitarnya disaat hari libur tersebut. Dalam hatiku, saya hanya bisa
mengagungkan betapa AjaibNya Tuhan Pencipta yang memberikan alam yang indah
ini bagi kita.
Saya pernah mendengar dari cerita orang tua, kakak, teman teman dan juga merisetke
google di internet, ternyata benar juga apa yang dikatakan orang tua dan kerabat
kerabatku bahwa pada awalnya Danau Paniai ini dinamakan Wissel Meeren yang
berarti jamak, karena ada empat danau di daerah Meeuwodide yakni Danau Paniai
dan Tage di Kabupaten Paniai. Danau Tigi di Deiyai dan Danau Makamo di
Kabupaten Dogiyai. Dikatakan Meuwodide karena mayoritas penduduk di tiga
kabupaten tersebut berasal dari Suku Mee, ada juga suku Moni dan Wolani.Penamaan
danau Wissel Meeren ini dinisbatkan kepada orang yang pertama kali menemukan
keempat danau cantik tersebut pada tahun 1938, yaitu seorang pilot berkebangsaan
Belanda bernama Wissel.
Pada saat itu, Wissel terbang melintasi pegunungan Pulau Papua (Irian ketika itu) dan
melihat tiga danau yang memiliki pemandangan yang indah. Karena terpesona dengan
keindahannya, Wissel memutuskan untuk mendarat dan menikmati eksotisme ketiga
danau tersebut yakni danau Paniai, Tiga dan Tage dari dekat. Pada masa kolonial
Belanda, nama Wissel Meerenlebih populer ketimbang Paniai. Wissel Meeren berasal
dari Bahasa Belanda yang memiliki arti Danau-danau Wissel.
Danau ini terbentuk secara alami menunjukan panorama alam yang beragam, air
danau yang biru, dan juga suasana sekitarnyayang asri, memberi cerita tersendiri
bagisetiap wisatawan yang berkunjung ke sini. Terdapat bebatuan dan pasir di tepian
danau, serta dikelilingi oleh tebing-tebing yang lumayan tinggi di tepiannya.
Danau Paniai terlihat dari arah barat
Danau Paniai terlihat dari arah barat
Bila di tengok kedalam danau ini, menyimpan aneka jenis ikan air tawar dan udang.
Ada beberapa jenis hewan air yang hidup di dalamnya atau bisa dijumpai dari hasil
tangkapan para nelayan yang ada disekitar pinggiran danau. Spesis hewan air yang
hidup di dalamnya adalah Ikan nila (oreochromis niloticus), ikan mujair (oreochromis
mossambicus), ikan mas/ikan karper (cyprinus carpio), ikan sembilan hitam, dan ikan
belut (synbranchus) adalah di antara jenis ikan yang dapat dijumpai di danau ini, ada
juga ikan gabus toraja.Sedangkan ikan pelangi (rainbow/melanotaenia ayamaruensis)
merupakan biota Danau Paniai yang sering dicari oleh para nelayan dan para hobiis
ikan hias karena bernilai ekonomi tinggi. Ikan tersebut kini semakin langkah
ditemukan. Selain ikan ikan itu, ada juga udang di dalamnya.
Selain menikmati keeksotisan Danau Paniai dari puncak bukit bobaigo dan pinggiran
danau, pelancong dapat mencoba suasana lain, seperti memancing atau menyewa
perahu kepada penduduk sekitar untuk mengelilingi danau yang luas ini. Selain
menikmati biru danau dan gemericik air yang dibelah laju perahu cepat, dapat pula
melihat tumbuhan yang terdapat di danau ini, seperti enceng gondok (eichhmia
crassipes), ganggang (algae), dan lain lainya.
Heru misalnya, salah satu tamu Pemda yang sempat berkunjung ke danau ini
mengatakan, indahnya Danau ini ketika senja hari. Kata dia pemandagannya memikat
hati karena melihat Perahu nelayan yang mulai menepi dan lalu-lalang speedboat dari
balik bebukitan, serta burung-burung kecil yang terbang rendah sesekali menyambar
air.
Bukit Bobaigo
Bukit Bobaigo
Bertamasya ke danau cantik ini tentu kurang lengkap bila belum menyambangi
perkampungan Suku Mee dan Suku Moni, dua suku besar di sekitar danau tersebut
yang menghuni dataran tinggi Paniai. ucapnya terkesima
Selain melihat rumah adat yang disebut Emawa dan keseharian mereka dari dekat,
bila beruntung anda akan disuguhkan atraksi kesenian budaya setempat dan
memperoleh souvenir khas dua suku tersebut sebagai oleh-oleh untuk keluarga atau
kolega.
Dari ketinggian puncak bukit Bobaigo terlihat jelas bahwa pinggiranDanau Paniai
terletak di beberapa distrik yaitu Paniai Timur, Paniai Barat dan distrik Kebo.
Tepiannya tak terlihat rapih karena dihiasi dengan daratan tanjung yang berujung ke
air danau, sehingga menambah panaroma alam di pinggiran Danau. Pemandangan ini
menawan hati, karena memiliki panorama alam nan cantik, alami, dan terawat dengan
baik.
Lokasi Danau Paniai berada di Kabupaten Paniai, tepatnya di posisi pegunungan
tengah bagian barat Propinsi Papua. Selain itu, Kabupaten Paniai mempunyai potensi
alam berupa tambang emas, hasil hutan, wisata alam dan budaya.
Natan Pigai