Professional Documents
Culture Documents
KASUS INTERNA
NEURALGIA PASCA HERPETIK
Laporan kasus ini diajukan dalam rangka praktek dokter internsip sekaligus
sebagai bagian persyaratan menyelesaikan program internsip di
RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Malang
Diajukan kepada:
dr. Hendryk Kwandang, M.Kes (Pembimbing IGD dan Rawat Inap)
dr. Benediktus Setyo Untoro (Pembimbing Rawat Jalan)
Disusun oleh:
dr. Sergius Stanley Proboseno
HALAMAN PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
KASUS INTERNA
NEURALGIA PASCA HERPETIK
Laporan kasus ini diajukan dalam rangka praktek dokter internsip sekaligus
sebagai bagian persyaratan menyelesaikan program internsip di
RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Malang
Oleh :
Dokter Pembimbing Instalasi Gawat Darurat dan Rawat Inap
HALAMAN PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
KASUS INTERNA
NEURALGIA PASCA HERPETIK
Laporan kasus ini diajukan dalam rangka praktek dokter internsip sekaligus
sebagai bagian persyaratan menyelesaikan program internsip di
RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Malang
Oleh :
Dokter Pembimbing Rawat Jalan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa di surga atas bimbinganNya sehingga
penulis telah berhasil menyelesaikan portofolio laporan kasus yang berjudul
Neuralgia pasca Herpetik. Dalam penyelesaian portofolio laporan kasus ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. dr.Hendryk Kwandang, M.Kes selaku dokter pembimbing instalasi gawat
darurat dan rawat inap
2. dr.Benediktus Setyo Untoro selaku dokter pembimbing rawat jalan
3. dr. Antarestawati, dr. Anita Ikawati, dr. Janny Fajar Dita, dan dr. Romualdus
Redy Wibowo selaku dokter jaga dua
4. Serta paramedis yang selalu membimbing dan membantu penulis.
Portofolio laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan
kerendahan hati penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan
saran dan kritik yang membangun. Semoga laporan kasus ini dapat menambah
wawasan dan bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
Daftar Isi
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................... iii
Daftar Isi.................................................................................................. iv
Bab 1. Pendahuluan...................................................................................... 5
Bab 2. Laporan Kasus...................................................................................6
2.1.
Identitas........................................................................................ 6
2.2.
Anamnesa..................................................................................... 6
2.3.
Pemeriksaan Fisik...........................................................................7
13-01-2015 di IGD.................................................................................... 7
2.4.
Resume........................................................................................ 9
2.5.
Diagnosis....................................................................................10
2.6.
Rencana Terapi............................................................................. 10
2.7.
Rencana Edukasi...........................................................................10
Herpes Zoster.............................................................................. 11
3.1.1.
Definisi................................................................................11
3.1.2.
Komplikasi...........................................................................11
3.2.
Neuralgia pascaherpetik..................................................................11
3.1.1.
Definisi................................................................................11
3.1.2.
Epidemiologi.........................................................................12
3.1.3.
Manifestasi klinis...................................................................12
3.1.4.
Terapi..................................................................................13
Bab 4. Pembahasan.................................................................................... 16
Bab 5. Kesimpulan..................................................................................... 17
Bab 1. Pendahuluan
Ada lebih dari 1 juta kasus herpes zoster di Amerika Serikat setiap tahun,
dengan 1 kasus8; 1,2-4,8 kasus2; 3-4 kasus4; 1,2-5,2 kasus7; per 1000 orang.
Penelitian menunjukkan bahwa kejadian herpes zoster terus meningkat. Orang
yang hidup sampai usia 85 tahun tanpa divaksinasi memiliki risiko 50% terkena
herpes zoster, dengan 3% di antaranya memerlukan rawat inap.2,4
Selain efek pada pasien, hal lain yang perlu diperhatikan adalah bebannya
pada ekonomi, yaitu pembayaran biaya pengobatan yang terbagi pada
obat-
: Ny. S
Usia
: 80 tahun.
Jenis Kelamin
: Perempuan.
Agama/Suku
: Islam/Jawa.
Alamat
: Kepanjen.
: 366920.
2.2. Anamnesa.
Autoanamnesa (13 Januari 2015) pk: 08:30 di IGD.
1. Keluhan Utama.
Nyeri di tangan kiri sejak sebulan yang lalu.
2. Riwayat Penyakit Sekarang.
Nyeri di lengan kiri sejak sebulan yang lalu. Sebulan sebelumnya timbul
bintil-bintil berisi cairan dan kulit kemerahan yang semakin lama semakin
banyak pada sebagian lengan kiri. Bintil-bintil tersebut diikuti nyeri pada
lengan kiri kemudian pecah dan membentuk krusta. Nyeri sempat
menghilang tapi sejak sebulan yang lalu nyeri timbul lagi. Pasien juga
mengeluh muntah sejak 3 hari yang lalu setiap kali makan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu.
Pasien tidak pernah menderita keluhan seperti ini dan tidak pernah dirawat
di rumah sakit sebelumnya.
4. Riwayat Keluarga.
Tidak ditemukan riwayat keluarga dengan keluhan yang sama.
5. Riwayat Pengobatan.
Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya untuk penyakit ini.
2. Tanda Vital
3.
a.
Tekanan darah
: 130/90 mmHg.
b.
c.
Laju pernapasan
: 19 x/menit.
d.
Suhu aksiler
: 36,5OC.
Kepala
a.
Bentuk
b.
Ukuran
: mesosefal.
c.
Rambut
: tebal,hitam.
d.
Wajah
e.
Mata
konjungtiva
: anemis (-).
sklera
: ikterik (-).
palpebra
: edema (-).
reflek cahaya
: (+/+).
pupil
telinga
f.
Hidung
g.
Mulut
4.
5.
Leher
a.
Inspeksi
: massa (-/-).
b.
Palpasi
Thoraks
a.
Inspeksi.
b.
Jantung:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
V(S).
gallop (-),
murmur (-).
c.
Paru:
Inspeksi
dinding
dada, retraksi (-), RR 30 kali/menit, teratur, simetris.
Auskultasi
Rh
6.
Wh -
Abdomen
a.
Inspeksi
b.
Auskultasi
c.
Perkusi
d.
Palpasi
10
7. Ekstremitas
Pemeriksaan
Ekstremitas
Akral
Anemis
Ikterik
Edema
Sianosis
Ptechiae
Capillary Refill
Atas
Kanan
<2 detik
Kiri
Bawah
Kanan
Kiri
<2 detik
<2 detik
Time
8. Status neurologis
GCS
Pupil
RC
RK
MS
: 456
: 2mm / 2mm
:+ +
Motorik : 5 5
:+ 5 0
: (-)
KK : (-)
2.4. Resume.
Tn. R/ Laki-laki/ 28 tahun
Anamnesis
Keluhan utama: Nyeri di tangan kiri sejak sebulan yang lalu.
Nyeri di tangan kiri sejak sebulan yang lalu. Sebulan sebelumnya timbul
bintil-bintil berisi cairan dan kulit kemerahan yang semakin lama semakin
banyak pada sebagian lengan kiri. Bintil-bintil tersebut diikuti nyeri pada
lengan kiri kemudian pecah dan membentuk krusta. Nyeri sempat
menghilang tapi sejak sebulan yang lalu nyeri timbul lagi. Pasien juga
mengeluh muntah sejak 3 hari yang lalu setiap kali makan.
Pemeriksaan fisik
: 88 x/menit reguler.
11
Pernapasan
: 19 x/menit.
Suhu aksiler
: 36,5O C.
Kepala
Leher
Thoraks
Abdomen
Ekstrimitas
2.5. Diagnosis.
a.
Diagnosis Kerja:
Neuralgia pascaherpetik.
Gastroenteritis.
b.
Rencana diagnosis:
-
12
m. berat badan, kelelahan, depresi, menarik diri dari kegiatan sosial dan
pekerjaan, dan kehilangan hidup mandiri.4,7
n.
3.1.2. Epidemiologi
o.
penurunan tingkat kekebalan sel T pada VZV, yang, tidak seperti tingkat antibodi
spesifik virus, berkorelasi dengan perlindungan terhadap herpes zoster. Risiko ini
lebih tinggi pada perempuan daripada laki-laki, kulit putih daripada kulit hitam,
dan untuk orang-orang dengan riwayat keluarga herpes zoster dibandingkan
mereka yang tidak.
q.
Cacar yang terjadi dalam rahim atau awal masa bayi, pada saat
akut (30 hari setelah timbulnya ruam pada kulit), neuralgia herpetik subakut (30120 hari setelah timbulnya ruam pada kulit), dan neuralgia pascaherpetik
(didefinisikan sebagai rasa sakit yang terjadi setidaknya 120 hari setelah
timbulnya ruam pada kulit).7
t. Neuralgia pascaherpetik memiliki patofisiologi yang berbeda dengan nyeri
herpes zoster akut, dapat berhubungan dengan erupsi akut herpes zoster yang
disebabkan oleh replikasi jumlah virus varisela zoster yang besar dalam ganglia
yang ditemukan selama masa laten. Oleh karena itu, mengakibatkan inflamasi
14
atau kerusakan pada serabut syaraf sensoris yang berkelanjutan, hilang dan
rusaknya serabut-serabut syaraf atau impuls abnormal, serabut saraf berdiameter
besar yang berfungsi sebagai inhibitor hilang atau rusak dan mengalami kerusakan
terparah. Akibatnya, impuls nyeri ke medulla spinalis meningkat sehingga pasien
merasa nyeri yang hebat.
u.
3.1.4. Terapi
v.
Sebelum timbul gejala
w.
Tidak ada terapi yang
dapat
sepenuhnya
mencegah
neuralgia
ruam dan dilanjutkan selama 90 hari dapat menurunkan prevalensi nyeri hingga
50% dalam 6 bulan. 8
aa.
ab. Setelah timbul gejala
ac.
5%, antidepresan trisiklik.8 Tetapi ada juga yang menyarankan gabapentin dan
koyo lidokain 5% sebagai terapi lini pertama dan opioid serta antidepresan
trisiklik menjadi terapi lini kedua. Ini karena opioid dan antidepresan trisiklik
umumnya memiliki tolerabilitas lebih rendah dan memerlukan kehati-hatian yang
lebih besar pada pasien dengan NPH (yang sering lansia).8 Terapi lini ketiga terdiri
15
d. Capsaicin topikal.
ag.
hingga maksimum 60 mg dua kali sehari atau timbul efek samping tak
tertahankan.8
f. Tramadol.
ai.
Dosis 50 mg per hari, titrasi dengan 50 mg setiap 3 sampai 4 hari. Dosis
maksimum tramadol adalah 4x100 mg. Pada orang tua 2x150 mg setiap hari.8
aj.
3.1.5. Pencegahan
ak.
sampai 59 tahun, 64% untuk orang 60-69 tahun, dan 38% untuk orang usia 70
tahun atau lebih. Keampuhan vaksin dalam mencegah neuralgia pascaherpetik
adalah 66% untuk orang 60-69 tahun, dan 67% bagi orang-orang berusia 70 tahun
ke atas. Meskipun efektivitas vaksin untuk mencegah herpes zoster menurun pada
orang berusia 70 tahun atau lebih, tetapi peningkatan risiko timbulnya penyakit
dan manfaat vaksin dalam mencegah neuralgia pascaherpetik sangat mendukung
dilakukannya vaksinasi. Sebuah studi lanjutan menunjukkan bahwa penurunan
risiko herpes zoster tetap signifikan hingga setidaknya 5 tahun setelah vaksinasi,
meskipun efektivitasnya menurun seiring waktu. Orang yang divaksinasi
(dibandingkan dengan yang tidak divaksinasi) kemudian mengalami herpes zoster,
melaporkan tingkat nyeri yang lebih ringan dan durasi yang lebih pendek.1,4
al.
pasti. Risiko berulangnya herpes zoster relatif rendah, dan respon imun seluler
selama 3 tahun pertama post vaksinasi adalah sama dengan respon imun setelah
infeksi herpes zoster. Kita dapat menunda vaksinasi selama 3 tahun pada orang
imunokompeten yang baru terkena herpes zoster.4,7 Dosis yang dibutuhkan adalah
0,65 ml dosis tunggal Zostavax. Kebutuhan dan waktu dosis tambahan belum
ditentukan. Pemberian Zostavax harus diberikan melalui suntikan subkutan
terutama di daerah deltoid lengan atas.1 Vaksin merupakan kontraindikasi pada
orang dengan kanker hematologi yang penyakitnya tidak dalam remisi atau yang
telah menerima kemoterapi sitotoksik dalam waktu 3 bulan, pada orang dengan
sel-T immunodeficiency (misalnya, infeksi HIV dengan jumlah sel CD4 200 per
milimeter kubik atau <15% dari jumlah limfosit), dan pada mereka yang
menerima terapi imunosupresif dosis tinggi (misalnya, 20 mg prednison setiap
hari selama 2 minggu atau anti-tumor necrosis factor terapi).4
am.
an.
17
Pada
pasien
ini
ditegakkan
diagnosis
neuralgia
a. IVFD RL 20 tpm.
b. Inj. i.v. ketorolak 3x30 mg.
c. Inj. i.v ondansetron 3x4 mg.
at.
au.
herpes zoster. Rasa sakit yang ditimbulkan dapat bertahan selama berbulan-bulan
atau bahkan bertahun-tahun; mungkin parah dan mengganggu tidur dan aktivitas
sehari-hari, Selain efek pada pasien, hal lain yang perlu diperhatikan adalah
bebannya pada ekonomi.
ay.
Neuralgia:
Prevention
and
Management.
American