Professional Documents
Culture Documents
KIMIA DASAR I
I.
II.
III.
IV.
Judul Percobaan
: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Hari / tanggal percobaan : 21 November 2012 pukul 07.00 WIB
Selesai percobaan
: 21 November 2012 pukul 09.30 WIB
Tujuan percobaan
:
Menguji faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu konsentrasi zat
pereaksi, luas permukaan sentuhan, temperatur, dan katalis.
V.
Tinjauan Pustaka
:
laju reaksi adalah besarnya perubahan konsentrasi reaktan atau produk
dalam satu satuan waktu. Perubahan laju konsentrasi setiap unsur dibagi dengan
koefisiennya dalam persamaan yang seimbang/stoikiometri. Laju perubahan
reaktan muncul dengan tanda negatif dan laju perubahan produk dengan tanda
positif.
Untuk reaksi yang umum:
aA + bB cC + dD
Lajunya ialah
Pada reaksi :
A (Reaktan)
B (Produk)
Dirumuskan :
V
[ A](reak tan)
t
[ B]( produk )
t
Laju Reaksi =
Waktu
s
mC + nD
V = k [A]x[B]y
Keterangan :
V
= Laju Reaksi
[ ]
= konsentrasi zat
Hukum Laju
Dalam membahas reaksi kesetimbangan kimia telah ditekankan bahwa reaksi ke
kanan maupun ke kiri dapat terjadi begitu produk terbentuk, produk ini dapat
bereaksi kembali menghasilkan reaktan semula.
Laju bersih ialah:
Laju bersih = laju ke kanan laju ke kiri
Dapat dikatakan, pengukuran konsentrasi memberikan laju bersih, bukannya
sekedar laju ke kanan. Bagaimanapun, sesaat sebelum reaksi yang dimulai dari
reaktan murni, konsentrasi reaktan jauh lebih tinggi dibandingkan produknya
sehingga laju ke kiri dapat diabaikan. Selain itu, banyak reaksi berlangsung
sempurna (K>>1) sehingga laju yang terukur hanyalah reaksi ke kanan atau
eksperimen dapat diatur agar produknya dapat dialihkan jika terbentuk. Dalam
subbab ini, persamaan diberikan pada laju ke kanan saja.
1.
2.
E/RT
semakin tinggi suhu reaksi, kecepatan reaksi juga akan makin meningkat
sesuai dengan teori Arhenius.
3.
4.
Konsentrasi
Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat suatu laju reaksi, namun ia
sendiri, secara kimiawi, tidak berubah pada akhir reaksi. Ketika reaksi selesai, maka
akan didapatkan kembali massa katalasis yang sama seperti pada awal ditambahkan.
Katalis dapat dibagi berdasarkan dua tipe dasar, yaitu reaksi heterogen dan reaksi
homogen. Didalam reaksi heterogen, katalis berada dalam fase yang berbeda dengan
reaktan. Sedangkan pada dalam reaksi homogen, katalis berada dalam fase yang sama
dengan reaktan.
Jika kita melihat suatu campuran dan dapat melihat suatu batas antara dua komponen,
dua komponen itu berada dalam fase yang berbeda. Campuran antara padat dan cair
terdiri dari dua fase. Campuran antara beberapa senyawa kimia dalam satu larutan
terdiri hanya dari satu fase, karena kita tidak dapat melihat batas antara senyawasenyawa kimia tersebut.
Fase berbeda denga istilah keadaan fisik (padat, cair dan gas). Fase dapat
juga meliputi padat, cair dan gas, akan tetapi lebih sedikit luas. Fase juga dapat
diterapkan dalam dua zat cair dimana keduanya tidak saling melarutkan (contoh,
minyak dan air).
Energi Aktivasi
Tumbukan-tumbukan akan menghasilkan reaksi jika partikel-partikel
bertumbukan dengan energi yang cukup untuk memulai suatu reaksi. Energi
minimum yang diperlukan disebut dengan reaksi aktivasi energi. Kita dapat
menggambarkan keadaan dari energi aktivasi pada distribusi Maxwell-Boltzmann
seperti ini:
TEORI TUMBUKAN
Tumbukan yang menghasilkan zat baru adalah tumbukan efektif. Tumbukan
efektif dapat dicapai jika
1. Molekul-molekul memiliki energi yang cukup agar dapat mulai bereaksi dengan
memutuskan ikatan kimia lawan, dan molekul itu sendiri ikatan kimianya akan
putus karena tumbukan dari molekul lain lawan. Energi yang diperlukan ini
dinamakan energi aktivasi (Ea), yaitu sejumlah energi minimum yang diperlukan
oleh suatu zat untuk memulai reaksi.
2. Posisi tumbukan harus tepat mengenai sasaran, sehingga ikatan kimia lawan dan
molekul itu sendiri dapat putus. Jadi putusnya ikatan kimia memerlukan 2 hal
penting, yaitu tumbukan dengan Ea dan posisi yang tepat. Perhatikan gambar di
atas, walaupun energi cukup, namun jika posisinya tidak tepat, tidak semua energi
mengenai ikatan, sehingga terjadi pemborosan energi. Sebaliknya walaupun
posisinya tepat mengenai sasaran, namun jika energi molekul belum mencapai Ea,
tumbukannya akan pelan, sehingga gaya tarik pada ikatan kimia tidak dapat
diputus.
ORDE REAKSI
o Ada reaksi berorde O, dimana tidak terjadi perubahan laju reaksi berapapun
perubahan konsentrasi pereaksi.
o Ada reaksi berorde 1, dimana perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali menyebabkan
laju reaksi lebih cepat 2 kali.
o Ada reaksi berorde 2, dimana laju perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali
menyebabkan laju reaksi lebih cepat 4 kali, dst.
Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi
Laju reaksi
Reaksi Orde 0
Konsentras
Laju reaksi
Reaksi Orde 1
Konsentrasi
Laju reaksi
Reaksi Orde 2
Konsentrasi
Untuk reaksi
A+B
VI.
Cara Kerja
:
Percobaan 1
5ml
Na2S2O3 Ditambah
5 ml HCl,
Kocok sambil
stopwatch
dijalankan
Campuran
homogen
5ml
Na2S2Oditambah
3
10 ml air
lalu guncang
Campuran H2O
+ Na2S2O3
Larutan keruh
5ml
5ml
15
ml
Na2S2Oditambah
Na2S2Oditambah
3
3
air lalu guncang
25 ml
air lalu
guncang
Campuran H2O
Campuran H2O
+ Na2S2O3
+ Na2S2O3
ditambah 5 ml HCl 3 M
lalu kocok dan jalankan
stopwatch saat HCl ditambahkan
Larutan keruh
stopwatch dihentikan
stopwatch dihentikan
dibandingkan kecepatannya
percobaan 2
Butiran
CaCO3
Serbuk
diisi ke dalamCaCO
balon3 lalu balon
dipasang ke labu yang berisi 10 ml HCl 1 m
Balon
mengembang
catat waktu dan bandingkan
percobaan 3
larutan A
10 tetes H2diencerkan
C2O4
larutan B
10 tetes KMnO
4(
diencerkan
Volume = 5 ml
Volume = 5 ml
TABUNG 1
TABUNG 2
catat suhu
ditambah 1 tetes larutan
B sambil stopwatch dinyalakan ukur waktu sampai
35
40
45
50
waktu
waktu
Percobaan 4
2 tetes H2C2O4 + 2 tetes H2SO4
+ 2 tetes KMnO4 Stopwatch dijalankan saat
Penambahan terakhir dan hentikan saat
warna KMnO4 hilang
waktu
waktu
VII.
No.
perc
Hasil Pengamatan
Prosedur percobaan
Hasil
pengamatan
Dugaan/reaksi
kesimpulan
GELAS A
5ml
Na2S2O3
Warna Na2S2O3:
Bening/ tidak
bewarna
Campuran
homogen
Keruh (putih
kekuningan)
Larutan keruh
Warna campuran
B:
stopwatch dihentikan
Keruh (putih
kekuningan
pudar)
gelas B
5ml
Na2S2O3
ditambah 10 ml air
lalu guncang
Campuran H2O
+ Na2S2O3
ditambah 5 ml HCl
3M
lalu kocok dan
jalankan stopwatch
saat HCl
ditambahkan
Larutan keruh
stopwatch dihentikan
GELAS C
5ml
Na2S2O3
Warna campuran
C:
Keruh (putih
kekuningan
semakin pudar)
Warna campuran
D:
Keruh (putih
keruh)
tA : 8,73 s
tB: 14,62 s
tC : 20,93 s
tD : 28,11 s
Na2S2O3(aq)
+
2HCl(aq)
2NaCl(aq) + S(s) +
5O2(g) + H2O(l)
Semakin besar
konsentrasi maka
laju reaksi akan
semakin cepat
(waktu yang
dibutuhkan kecil)
ditambah 15 ml air
lalu guncang
Campuran H2O
+ Na2S2O3
ditambah 5 ml HCl
3M
lalu kocok dan
jalankan stopwatch
saat HCl
ditambahkan
Larutan keruh
stopwatch dihentikan
GELAS D
5ml
Na2S2O3
ditambah 25 ml air
lalu guncang
Campuran H2O
+ Na2S2O3
ditambah 5 ml HCl
3M
lalu kocok dan
jalankan stopwatch
saat HCl
ditambahkan
Larutan keruh
stopwatch dihentikan
gelas 1
Butiran
CaCO3
Warna CaCO3:
putih
t1 : 4 menit 12,37
CaCO3(s)+2HCl(aq)
CaCl2(s)+CO2(g)
+ H2O(l)
Semakin halus
marmer ( semakin
luas permukaan )
semakin cepat laju
reaksi berlangsung
diisi ke dalam
balon lalu dipasang
ke labu berisi HCl
1M
s
t2 : 1 menit 37,42
s
(waktu yang
dibutuhkan semakin
sedikit)
balon
mengembang
catat waktu
gelas 2
serbuk
CaCO3
diisi ke dalam
balon lalu dipasang
ke labu berisi HCl
1M
balon mengembang
catat waktu
larutan A
10 tetes H2C2O4
diencerkan
Volume = 5 ml
No.
perc
Prosedur percobaan
Hasil
pengamatan
Dugaan/reaksi
kesimpulan
larutan A
T1 = 29C
t1 = 18,20 sekon
10 tetes KMnO4
diencerkan
T2 = 35C
t2 = 14,32 s
Volume = 5 ml
+
+
+
10
Semakin tinggi
suhu , semakin
cepat
berlangsungnya
laju reaksi
T3 = 40C
t3 = 11,73 s
tabung 1
T4 = 45C
t4 = 9,67 s
2 tetes larutan A + 2
tetes H2SO4(aq)
T5 = 50C
t5 = 7,56 s
Catat suhu
ditambah 1 t50etes
larutan B lalu
stopwatch
dijalankan dan
hitung waktu
sampai warna
larutan hilang
waktu
tabung 2
warna campuran :
ungu pudar
(warna ungu
mnghilang)
2 tetes larutan A + 2
tetes H2SO4(aq) 0,01 M
35
5H2C2O4(aq)
3H2SO4(aq)
2KMnO4(aq)
2MnSO4(aq)
K2SO4(aq) +
CO2(g) + 8H2O(l)
40
45
50
ditambah 1 tetes
larutan B lalu
stopwatch
dijalankan dan
hitung waktu
sampai warna
larutan hilang
waktu
4
tabung A
2 tetes H2C2O4+ 2
tetes H2SO4 + 1 tetes
larutan encer KMnO4
tA.1 = 19,30 s
tA.2 = 18,09 s
5H2C2O4(aq)
3H2SO4(aq)
2KMnO4(aq)
stopwatch
dijalankan saat
penambahan
terakhirdan
hentikan saat
warna larutan
hilang
tA.3 = 17,45 s
tA.4 = 16,17 s
tA.5 = 15,18 s
tA.6 = 14,08 s
tA.7 = 12,88 s
tA.8 = 10,93 s
tA.9 = 9,15 s
tA.10 = 8,74 s
2MnSO4(aq)
+ reaks yang lama
K2SO4(aq) + 10
CO2(g) + 8H2O(l)
waktu
tabung B
2 tetes H2C2O4+ 2 tetes
H2SO4 + 1 tetes larutan
encer KMnO4 + 1 tetes
MnSO4
stopwatch
dijalankan saat
penambahan
terakhir dan hitung
waktu sampai
warna larutan
hilang
waktu
tB.1= 12,59 s
tB.2= 10,62 s
tB.3 = 9,20 s
tB.4 = 8,48 s
tB.5 = 8,03 s
tB.6 = 7,36 s
tB.7 = 6,79 s
tB.8 = 6,15 s
tB.9 = 5,88 s
tB.10 = 5,20 s
5H2C2O4(aq)
3H2SO4(aq)
2KMnO4(aq)
Mangan(II)sulfa
t
Zat yang
menggunakan
+ katalis akan
+ mengalami laju
reaks yang cepat
2MnSO4(aq)
+
K2SO4(aq) + 10
CO2(g) + 8H2O(l)
Konsentrasi Na2S2O3
1M
0.33 M
0.25 M
0.17 M
Waktu
8,73 Sekon
14,62 Sekon
20,93 Sekon
28,11 Sekon
1/waktu
0.11
0.06
0.04
0.03
Waktu (s)
18.20
14.33
11,73
9.67
7.56
1/waktu (1/s)
0,05
0,06
0,08
0,10
0,13
Waktu (s)
1/waktu (1/s)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
19,30
18,09
17,45
16,11
15,18
14,08
12,88
10,93
9,15
8,74
0,05
0,05
0,05
0,06
0,06
0,07
0,08
0,09
0,10
0,11
Waktu (s)
12,99
10,62
9,20
8,48
8,03
7,36
6,79
6,15
5,88
5,20
1/waktu (1/s)
0,08
0,09
0,10
0,11
0,12
0,013
0,014
0,16
0,17
0,19
Kedua reaksi diatas membutuhkan waktu yang berbeda untuk bereaksi, dalam hal ini
ialah memudarkan warna permanganat. Reaksi A, dengan adanya katalis,
membutuhkan waktu lebih singkat dibandingkan reaksi B, tanpa katalis.
IX.
Pembahasan
:
Pada percobaan pertama Natrium tiosulfat yang dimasukkan kedalam
gelas yang sudah di beri tanda A,B,C,D setelah masing-masing ditambahkan air
kecuali gelas A terjadi perubahan warna karena pengaruh dari asam sulfat yang
ditambahkan pada larutan tersebut. Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa
semakin kecil konsentrasi Na 2 S 2 O3 , maka semakin lambat reaksi berlangsung.
Semakin kecilnya konsentrasi Na 2 S 2 O3 disebabkan oleh penambahan Na 2 S 2 O3
dengan air yang volumenya berbeda-beda, semakin kecil konsentrasi zat, sehingga
Laju Reaksi semakin lambat. Begitu pula apabila konsentrasi zat tinggi, maka Laju
Reaksi akan semakin cepat. Warna larutan reaksi antara Na 2 S 2 O3 dan HCl
menjadi kuning keruh, hal ini disebabkan Na 2 S 2 O3 direduksi dengan asam
klorida, sehingga terjadi pembebasan belerang.
Pada percobaan kedua, Kalsium karbonat berbentuk serbuk yang di
masukkan ke dalam balon menjadikan balon mengembang secara cepat daripada
yang berbentuk butiran.Semakin halus bentuk CaCO3 , maka semakin cepat
waktu reaksinya, karena semakin halus bentuk zat, maka semakin luas permukaan
bidang sentuh, sehingga semakin besar laju reaksinya. berlangsungnya reaksi
antara CaCO3 dengan HCl adalah ditandai dengan menggelembungnya balon
yang terisi gas CO2 . Gas CO2 dihasilakan dari reaksi antara CaCO3 dan HCl.
Pada percobaan ketiga tabung reaksi yang berisi larutan asam
oksalat encer di tambah kalium permanganate dan asam sulfat dipanaskan, reaksi
larutan setelah dipanaskan membutuhkan waktu yang lebih cepat daripada reaksi
larutan tanpa dipanaskan. Hal ini dikarenakan, semakin tinggi temperature, maka
energi kinetic molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan
lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan
demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan
kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Sebaliknya, apabila suhu
diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
KESIMPULAN
1. Pada percobaan pertama dapat dibuktikan bahwa konsentrasi termasuk faktor
mempengaruhi laju reaksi. Hal ini sesuai teori, yang mengatakan bahwa Semakin
besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi, maka makin cepat reaksinya berlangsung.
Karena semakin banyak zat-zat yang bereaksi maka semakin banyak pula
dimungkinkan terjadi tumbukan. Sehingga semakin cepat bereaksi (laju reaksi cepat),
begitu pula sebaliknya.
2. Pada percobaan kedua dapat dibuktikan bahwa luas permukaan termasuk faktor yang
mempengaruhi laju reaksi. Hal ini dikarenakan Semakin luas sebuah permukaan
maka semakin cepat reaksi dapat berlangsung. Dimungkinkan banyaknya tumbukan
yang terjadi dikarenakan tersedianya tempat yang luas untuk bereaksi. Begitu pula
sebaliknya.
3. Pada percobaan ketiga dapat dibuktikan bahwa temperatur termasuk faktor yang
mempengaruhi laju reaksi. Semakin tinggi temperatur maka semakin cepat reaksi
dapat berlangsung. Hal ini terjadi karena ketika temperature dinaikkan maka energi
kinetik molekul zat-zat yang bereaksi akan bertambah, sehingga molekul-molekul
tersebut akan aktif bergerak dan tumbukan akan semakin banyak terjadi, dan pada
akhirnya akan semakin cepat laju reaksi.
4. Pada percobaan keempat dapat dibuktikan bahwa adanya katalis mempengaruhi laju
reaksi. Semakin banyak katalis ditambahkan maka semakin cepat reaksi dapat
berlangsung. Fungsi katalis ialah membantu mempercepat laju reaksi, dimana katalis
tidak ikut bereaksi, membentuk mekanisme reaksi baru dengan energi aktivasi yang
rendah.
XI
JAWABAN PERTANYAAN
1. Tulislah semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan di atas!
Jawab :
a. Reaksi antara natrium tiosulfat dengan asam klorida:
Na2S2O3(aq) + 2 HCl(aq) 2 NaCl(aq) + S(s) + SO2(g)
+ H2O(l)
4. Apakah fungsi penambahan asam sulfat pada reaksi antara asam oksalat dan kalium
permanganate!
Jawab:
asam sulfat sebagai inhibitor, inhibitor merupakan zat yang dapat menghambat laju
reaksi.
5. Jelaskan mengapa pada percobaan pengaruh temperature pada laju reaksi warna
X.
Daftar pustaka
2012.
Factor
yang
mempengaruhi
laju
reaksi.
Praktikan,
()
LAMPIRAN
Kelompok III )