Professional Documents
Culture Documents
STEROIDA /TRITERPENOIDA
adalah senyawa yang kerangka karbonnya
berasal dari enam satuan isoprena dan
secara biosintesis diturunkan dari
hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena.
Senyawa steroida/ triterpenoida berstruktur
siklik dengan berbagai gugus fungsi yang
melekat padanya, seperti gugus alkohol,
aldehid atau asam karboksilat.
Berupa senyawa tidak berwarna, berbentuk
kristal, sering kali memiliki titik leleh tinggi
dan bersifat aktif optik (Harborne, 1987).
struktur inti
penomoran steroid
ALKALOIDA
b. Protoalkaloid
Merupakan amin yang relatif sederhana
dimana atom nitrogen tidak terdapat dalam
cincin heterosiklis melainkan pada rantai
alifatis. Protoalkaloid diperoleh berdasarkan
biosintesis dari asam amino yang bersifat
basa. Kelompok ini disebut juga amin
biologis.
Misalnya : mescalin, adrenalin dan ephedrin
c. Pseudoalkaloid
Golongan ini tidak diturunkan dari prekursor
asam amino. Biasanya bersifat basa. Ada 2
seri alkaloid yang penting dalam kelas ini,
yaitu alkaloid steroidal dan purin.
Misalnya : solasodin, solanidin, veralkamin
(menyerupai struktur terpen/steroid),
caffein, theobromin dan theophyllin
(menyerupai struktur purin), terdapat pada
daun teh.
FLAVONOIDA
Menurut perkiraan, kira-kira 2% dari seluruh
karbon yang difosintesis oleh tetumbuhan
diubah menjadi flavonoid atau senyawa yang
berkaitan erat dengannya. Berdasarkan struktur
kimianya sebagian tanin adalah flavonoid.
Flavonoid juga merupakan salah satu golongan
fenol alam yang terbesar (Markham, 1988).
Flavonoid mengandung 15 atom karbon dalam
inti dasarnya yang mempunyai struktur C6-C3C6 yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan
oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak
dapat membentuk cincin ketiga (Markham,
1988).
GLIKOSIDA
KLASIFIKASI :
Menurut Farnsworth (1966), pembagian glikosida
berdasarkan ikatan yang menghubungkan bagian gula
dan bukan gula adalah:
C-glikosida, jika atom C menghubungkan bagian gula
dan bukan gula. Contoh: aloin.
O-Glikosida, jika atom O menghubungkan bagian gula
dan bukan gula. Contoh: salisin.
N-Glikosida, Jika atom N menghubungkan bagian gula
dan bukan gula. Golongan ini sebagian gulanya bukan
gula sebenarnya tetapi derivatnya. Contoh: vidarabin.
S-Glikosida, jika thiol (SH) yang menghubungkan
bagian gula dan bagian bukan gula.
Contoh: sinigrin.
Khasiat :
Efek farmakologi yang ditunjukkan oleh
golongan glikosida bermacam2 tergantung
kepada struktur inti senyawa glikosida:
Inti steroid tonik jantung
Inti antrakuinon laksantia
Inti Flavonoid pengerasan pembuluh
darah(rutin dari Ruta graveolens)
Saponin glikosida obat batuk (glisirizin) ,
tonikum (ginseng)
Alkohol glikosida flavoring agent (Vanila)
dll
SAPONIN
Saponin adalah glikosida triterpen yang
merupakan senyawa aktif permukaan dan
bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi
berdasarkan kemampuannya membentuk busa
dan menghemolisis sel darah.
Pada larutan yang sangat encer saponin sangat
beracun untuk ikan dan tumbuhan yang
mengandung saponin telah digunakan sebagai
racun ikan sejak zaman dahulu oleh masyarakat.
Beberapa saponin bersifat antimikroba juga.
Saponin menjadi penting karena dapat digunakan
sebagai bahan baku untuk sintesis hormon
steroid yang digunakan dalam bidang kesehatan
(Robinson, 1995).
TANIN
Menurut batasannya, tanin dapat bereaksi
dengan protein membentuk kopolimer
mantap yang tak larut dalam air. Reaksi ini
menjadi dasar untuk penyamakan kulit.
Pada bidang industri, tanin adalah senyawa
yang berasal dari tumbuhan, yang mampu
mengubah kulit hewan (hide) yang mentah
menjadi kulit (leather) yang awet karena
kemampuannya menyambung silang
protein (Harborne, 1987).
KLASIFIKASI :
1. TANIN TERKONDENSASI
a. terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal
yang membentuk senyawa dimer dan oligomer
yang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon
menghubungkan satu satuan flavon dengan satuan
berikutnya melalui ikatan 4-8 atau 6-8.
b. Tanin terkondensasi disebut juga dengan
proantosianidin karena bila direaksikan dengan
asam panas, beberapa ikatan karbon-karbon
penghubung satuan terputus dan dibebaskanlah
monomer antosianidin. Kebanyakan proantosianidin
adalah prosianidin, ini berarti bila direaksikan
dengan asam akan menghasilkan sianidin.
2. TANIN TERHIDROLISIS
Dapat dihidrolisis terdiri atas dua kelas yaitu:
a.Depsida galoilglukosa
Senyawa ini mempunyai inti yang berupa
molekul glukosa yang dikelilingi oleh lima
gugus ester galoil atau lebih.
b.Dimer asam galat
Inti molekul senyawa ini berupa senyawa
dimer asam galat yaitu asam
heksahidroksidifenat yang berikatan dengan
glukosa. Tanin terhidrolisis disebut juga
elagitanin yang pada hidrolisis
menghasilkan asam galat (Harborne,
1987).
MINYAK ATSIRI
adalah bahan alam yang terdapat didalam
tanaman dengan sifat mudah menguap,
berbau harum, berupa cairan tidak bewarna
atau kekuningan
Disebut juga :
- minyak menguap (volatile oil)
- minyak eteris
- essential oil
Khasiat : analgesik, antibakteri, karminatif,
ekspektoran, antiseptik, repelent, flavoring
agent, parfum, antialergi, antijamur,
anthelmintik, dll
SKRINING FITOKIMIA
Skrining Fitaokimia Untuk mengetahui jenis
metabolit sekunder yang terdapat didalam
tanaman, dgn menggunakan pereaksi kimia
Steroid/Triterpenoid menggunakan
pereaksi Liebermann Burchard hijau, biru
Alkaloid dengan pereaksi : Mayer,
Bouchardat, Dragendorff yang akan
memberikan endapan (2 dari 3 pereaksi)
Flavonoid : dengan serbuk Mg dan amil
alkohol memberikan warna merah pada
lapisan amil alkohol
SKRINING FITOKIMIA
Glikosida
PUSTAKA :
Farnsworth, N.R. (1966). Biological and Phytochemical
Screening of Plants. Journal of Pharmaceuticals
Science. Chicago. Reheins Chemical Company.
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia. Penerjemah:
Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro.Terbitan
Kedua. Bandung : Penerbit ITB.
Markham, K.R. (1988). Cara Mengidentifkasi
Flavonoida. Bandung: ITB Press. Mary, K., Jim K. (2006).
Pharmacology Demistified. USA: McGrawHill Inc.
Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan
Tinggi. Penerjemah: Kosasih Padmawinata. Bandung:
Penerbit ITB..
Terima kasih
Thanks you