You are on page 1of 15

TUGAS AKHIR

Dokter Pembimbing :
dr. Sonny K.Yuliarso. sp.A

Disusun oleh:
Yoseph Renaldy Ndapa (11-2014-259)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANAK


RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI YUDHA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Periode 19 OKTOBER 2015 26 DESEMBER 2015

Pertanyaan :

1.Jelaskan tentang DIC !


2.Jelaskan perbedaan anemia aplastik dan LLA!
3.Kasus:Anak panas 10 hari dengan suhu 38,50C,umur 7 tahun kencing seperti air teh.Apa
diagnosa dan terapi kasus tersebut?
4.Kasus:Anak umur 1 minggu tampak ikterik,dengan BB = 2,5 kg, BB lahir 2,7 kg lahir di
bidan Apa diagnosa dan terapi kasus tersebut?
5.Kasus:Anak umur 5 tahun panas 3 hari,diare > 5X,muntah 4X,BB 15 kg.Ada kejang dan
penurunan kesadaran. Apa diagnosa,terapi dan DD kasus tersebut?
6.Kasus:Anak panas 7 hari,tidak ada batuk dan tidak ada kejang.Sebutkan DD nya apa saja?
7.Kasus:Anak umur 1 minggu tidak panas T 35,50C,tidak mau minum BB 2,6 kg BB lahir 2,9
dan lahir dirumah. Apa diagnosa dan terapi kasus tersebut?

Jawaban
1.Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
Definisi
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah suatu keadaan dimana bekuanbekuan darah kecil tersebar di seluruh aliran darah, menyebabkan penyumbatan pada
pembuluh darah.Keadaan ini diawali dengan pembekuan darah yang berlebihan, yang
biasanya dirangsang oleh suatu zat racun di dalam darah. Pada saat yang bersamaan, terjadi
pemakaian trombosit dan protein dari faktor-faktor pembekuan sehingga jumlah faktor
pembekuan berkurang, maka terjadi perdarahan yang berlebihan.
Disseminated Intravascular Coagulation memiliki karakteristik dengan meningkatnya
aktivasi dari sistem koagulasi, yang memberikan pengaruh pada formasi fibrin di dalam
intravaskular yang pada akhirnya menyebabkan penyumbatan dari trombosit pada pembuluh
darah kecil maupun sedang. Koagulasi intravaskular dapat mempengaruhi suplai darah ke
organ, dan berhubungan dengan hemodinamik dan kekacauan metabolik, dan memiliki
kontribusi terhadap kerusakan dari berbagai organ. Pada saat yang sama, penggunaan dan
pengurangan trombosit yang terjadi sesudah itu dan juga koagulasi protein dari koagulasi
yang berlangsung dapat menyebabkan perdarahan yang hebat. Perdarahan dapat melukiskan
gejala pada pasien dengan Disseminated Intravascular Coagulation
Etiologi
Penyebab DIC dapat dibedakan menjadi penyebab akut atau kronik. DIC dapat
merupakan suatu hasil dari satu atau lebih kondisi yang terjadi.
a. DIC akut

Infeksi (demam berdarah dengue, sepsis, meningitis, pneumonia berat, malaria


tropika, infeksi oleh beberapa jenis riketsia). Dimana bakteri melepaskan endotoksin
(suatu zat yang menyebabkan terjadinya aktivasi pembekuan)

Bakteri (contohnya sepsis akibat bakteri gram negative, infeksi bakteri gram positif,
rikettsia)

Viral (contohnya HIV, citomegalovirus, varicella, hepatitis)

Fungi (contohnya hitoplasma)

Parasit (contohnya malaria)

Hematologi (contohnya akut mielositik leukemia)

Metastase (contohnya mucin-secreting adenocarsinoma)

Trauma

Terbakar

Kecelakaan Lalu Lintas

Terkena racun ular

Penyakit hepar (acute hepatic failure)

b. DIC kronik

Keganasan

Tumor solid

Leukemia

Intra Uterine Fetal Death yang lama

Penahan produk konsepsi yang lama dalam rahim

Hematologik

Penyakit ginjal kronik

Inflamasi
4

Orang-orang yang memiliki resiko paling tinggi untuk menderita DIC:

Wanita yang telah menjalani pembedahan kandungan atau persalinan disertai


komplikasi, dimana jaringan rahim masuk ke dalam aliran darah

Penderita infeksi berat, dimana bakteri melepaskan endotoksin (suatu zat yang
menyebabkan terjadinya aktivasi pembekuan)

Penderita leukemia tertentu atau penderita kanker lambung, pankreas maupun prostat.

Manifestasi klinis
Pada dasarnya, semua gejala yang terjadi berkaitan dengan proses penyakit yang
mendasari, mengetahui bagaimana asal mula dari hilangnya darah dan terjadinya
hipovolemia,

contohnya

seperti

perdarahan

gastrointestinal.

Perhatikan juga tanda dan gejala dari terjadinya trombosis pada pembuluh darah besar, seperti
deep venous trombosis (DVT), dan juga trombosis pada mikrovaskular, seperti gagal ginjal.
Perdarahan paling tidak terjadi dari tiga tempat yang tidak berhubungan terutama
sekali mengarah pada DIC.

Epistaxis

Perdarahan gigi

Perdarahan mukosa

Batuk

Dyspnue

Bingung, disorientasi

Demam

Penatalaksanaan

Penatalakasanaan DIC yang utama adalah mengobati penyakit yang mendasari


terjadinya DIC. Jika hal ini tidak dilakukan , pengobatan terhadap DIC tidak akan berhasil.
Kemudian pengobatan lainnya yang bersifat suportive dapat diberikan.
1. Antikogulan
Secara teoritis pemberian antikoagulan heparin akan menghentikan proses
pembekuan, baik yang disebabkan oleh infeksi maupun oleh penyebab lain. Meski pemberian
heparin juga banyak diperdebatkan akan menimbulkan perdarahan, namun dalam penelitian
klinik pada pasien DIC, heparin tidak menunjukkan komplikas perdarahan yang signifikan.
Indikasi:

Penyakit dasar tak dapat diatasi dalam waktu singkat

Terjadi perdarahan meski penyakit dasar sudah diatasi

Terdapat tanda-tanda trombosis dalam mikrosirkulasi, gagal ginjal, gagal hati,


sindroma gagal nafas

2. Plasma dan trombosit


Pemberian baik plasma maupun trombosit harus bersifat selektif. Trombosit
diberikan hanya kepada pasien DIC dengan perdarahan atau pada prosedur invasive dengan
kecenderungan perdarahan. Pemberian plasma juga patut dipertimbangkan, karena di dalam
palasma hanya berisi faktor-faktor pembekuan tertentu saja, sementara pada pasien DIC
terjadi gangguan seluruh faktor pembekuan.
3. Penghambat pembekuan (AT III)
Pemberian AT III dapat bermanfaat bagi pasien DIC, meski biaya pengobatan ini
cukup mahal.
Direkomendasikan sebagai terapi substitusi bila AT III<70%
4. Obat-obat antifibrinolitik

Antifibrinolitik sangat efektif pada pasien dengan perdarahan, tetapi pada pasien DIC
pemberian antifibrinolitik tidak dianjurkan. Karena obat ini akan menghambat proses
fibrinolisis sehingga fibrin yang terbentuk akan semakin bertambah, akibatnya DIC yang
terjadi akan semakin berat.
2. Perbedaan anemia aplastik dan LLA
Pembanding
Definisi

Anemia aplastik
LLA
suatu sindroma kegagalan sumsum penyakit yang berkaitan dengan sel
tulang

yang

ditandai

dengan jaringan tubuh yang tumbuhnya

pansitopenia perifer dan hipoplasia melebihi dan berubah menjadi ganas


sumsum

tulang.4

Pada

anemia tidak normal serta bersifat ganas,

aplastik terjadi penurunan produksi yaitu sel-sel sangat muda yang


sel darah dari sumsum tulang serharusnya
sehingga

membentuk

limfosit

menyebabkan berubah menjadi ganas.

retikulositopenia,

anemia,

granulositopenia,

monositopenia

Bukti

dan trombositopenia
Tidak ada

keganasan
Epidemiologi

Frekuensi tertinggi anemia aplastik Angka

Ada
kejadian

terjadi pada orang berusia 15 dilaporkan


sampai 25 tahun; peringkat kedua tahun,
terjadi pada usia 65 sampai 69 banyak

antara

dan

tertinggi
usia

laki-laki

daripada

3-6
lebih

perempuan

tahun. Anemia aplastik lebih sering ALL merupakan penyakit yang


terjadi di Timur Jauh, dimana paling umum pada anak (25% dari
insiden kira-kira 7 kasus persejuta seluruh
penduduk

di

Cina,

kanker

yang

kasus terjadi).Insiden ALL terjadi jauh

persejuta penduduk di Thailand dan lebih tinggi pada anak- anak kulit
5 kasus persejuta penduduk di putih
Malaysia.

daripada

kulit

hitam.

Perbedaan juga tampak pada jenis


kelamin, dimana kejadian ALL lebih
tinggi pada anak laki-laki kurang
dari 15 tahun. P u n c a k insiden
pada umur 2-5 tahun dan menurun
7

Hasil biopsi
sumsum tulang

pada dewasa
sejumlah Hiperseluler, hampir

Hiposeluler,dengan
spikula

dengan

daerah

semua

sel

yang sumsum tulang diganti sel leukemia

kosong, dipenuhi lemak dan relatif (blast), tampak monoton oleh sel
sedikit sel hematopoiesis

blast. System hemopoesis normal


mengalami depresi. Jumlah blast
minimal 30% dari sel berinti dalam
sumsum tulang (dalam hitung 500
sel pada apusan sumsum tulang)

3. Kasus:Anak panas 10 hari dengan suhu 38,50C,umur 7 tahun kencing seperti air
teh.Apa diagnosa dan terapi kasus tersebut?
Diagnosa kasus diatas :Hepatitis akut
Definisi
Hepatitis akut adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan
kimia.
Penatalaksanaan dari hepatitis akut adalah sebagai berikut :
1. Obat-obatan :
a. Kortikosteroid.
Contoh:
Prednison 3 x 10 mg selama 7 hari.
Hidrocotison 100 mg intravena tiap 6 jam.
Interveron, hanya diberi pada kasus kasus agak berat.
Starting dosis 40 mg / hr dan dikurangi secara bertahap sampai berhenti sesudah 6 minggu.
b. Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.
c. Lactose 3 x (30-50) ml peroral.
d. Vitamin K 10 mg/ hr IV, dengan kasus kecenderungan perdarahan.
Bila pasien dalam keadaan prekoma atau koma.
e. Roboransia.
f. Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)
g. Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.
h. Infus glukosa 10% 2 lt / hr.
8

2. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.
Infeksi virus hepatitis A akan mengalami penyembuhan sendiri apabila
tubuh cukup kuat. Sehingga pengobatan hanya untuk mengurangi keluhan
yang ada, disertai pemberian vitamin dan istirahat yang cukup
3. Diet. Jika penderita mual, tidak nafsu makan atau muntah muntah sebaiknya diberikan
infus glukosa. Jika nafsu makan telah kembali diberikan makanan yang cukup kalori.
4. Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat obatan
yang mengubah susunan flora usus, misalnya neomisin ataukanamycin sampai dosis total 4-6
mg / hr. laktosa dapat diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian banyak
sehingga Ph feces berubah menjadi asam.

4.Kasus:Anak umur 1 minggu tampak ikterik,dengan BB = 2,5 kg, BB lahir 2,7 kg lahir
di bidan Apa diagnosa dan terapi kasus tersebut?
Diagnosa kasus diatas : Ikterus neonatorum patologis
Definisi:
Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa
karena adanya deposisi produk akhir katabolisme heme yaitu bilirubin. Jaringan permukaan
yang kaya elastin, seperti sklera dan permukaan bawah lidah, biasanya adalah bagian yang
pertama kali mengalami kuning. Pada neonatus atau bayi baru lahir, baru tampak apabila
serum bilirubin sudah > 5 mg/dL (> 86 mol/L).
Peningkatan level bilirubin indirek yang lebih tinggi lagi dapat digolongkan sebagai
keadaan patologis yang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan. Beberapa keadaan berikut
tergolong dalam ikterus patologis, antara lain:
1. Timbul dalam 24 jam pertama kehidupan.
2. Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan > 13 mg/dL atau bayi kurang bulan >10
mg/dL.
3. Peningkatan bilirubin > 5 mg/dL/24 jam.
4. Kadar bilirubin direk > 2 mg/dL.

5. Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah, defisiensi G6PD, atau
sepsis)
6. Ikterus yang disertai oleh: Berat lahir <2000 gram="gram" span="span">, Masa
gestasi 36 minggu, Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonatus, Infeksi,
Trauma lahir pada kepala, Hipoglikemia
7. Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia >8 hari (pada aterm) atau >14 hari
(pada prematur)
Penatalaksanaan pada Ikterus neonatorum patologis adalah sebagai berikut:
Pada bayi-bayi yang kadar bilirubin indireknya tinggi dan bersifat patologis dapat
dilakukan fototerapi dengan menggunakan sinar berwarna biru - hijau. Sinar yang berwarna
biru - hijau dapat mengubah dari bilirubin indirek agar menjadi bentuk bilirubin yang lebih
mudah buang hingga keluar dari dalam tubuh dan tidak berbahaya. Pada bayi-bayi dengan
faktor resiko tinggi terjadinya ikterus neonatorum deteksi dini perlu dilakukan dan fototerapi
dilakukan lebih dini. Pada bayi-bayi peningkatan kadar bilirubin indirek yang tetap tinggi
walaupun telah dilakukan foto terapi, dapat dilakukan tranfusi tukar agar kadar bilirubin
dapat menurun.
Apabila ikterus neonatorum patologis tidak diterapi dengan adekuat dapat
menyebabkan terjadinya kernikterus. Bilirubin indirek dapat menembus sawar otak atau
lapisan otak sehingga dapat merusak dari sel-sel saraf terutama yang di otak karena
jumlahnya banyak. Kerusakan yang ditimbulkan bersifat permanen dan dapat menyebabkan
kecacatan.
5.Kasus:Anak umur 5 tahun panas 3 hari,diare > 5X,muntah 4X,BB 15 kg.Ada kejang
dan penurunan kesadaran. Apa diagnosa,dan terapi kasus tersebut?
Diagnosa kasus diatas : GEA dengan Hiponatremia
Penatalaksanaan kasus diatas :
a.Penatalaksanaan GEA :
1. Terapi Cairan

10

Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita diare, harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Jumlah cairan : jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan
1).

Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/muntah muntah PWL (Previous

Water Losses) ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin dan
pernafasan NWL (Normal Water Losses).
2).

Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung CWL

(Concomitant water losses)


Ada 2 jenis cairan yaitu:
1).

Cairan Rehidrasi Oral (CRO) : Cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-ORS, tiap 1

liter mengandung Osmolalitas 333 mOsm/L, Karbohidrat 20 g/L, Kalori 85 cal/L. Elektrolit
yang dikandung meliputi sodium 90 mEq/L, potassium 20 mEq/L, Chloride 80 mEq/L,
bikarbonat 30 mEq/L. Ada beberapa cairan rehidrasi oral:
a).

Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL, NaHCO3 dan glukosa, yang

dikenal dengan nama oralit.


b).

Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-komponen di atas misalnya:

larutan gula, air tajin, cairan-cairan yang tersedia di rumah dan lain-lain, disebut CRO tidak
lengkap.
2).

Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP) Cairan Ringer Laktat sebagai cairan rehidrasi

parenteral tunggal. Selama pemberian cairan parenteral ini, setiap jam perlu dilakukan
evaluasi:
a).

Jumlah cairan yang keluar bersama tinja dan muntah

b).

Perubahan tanda-tanda dehidrasi

2. Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi,
karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik.
Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi
seperti demam, feses berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi
lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong, dan
pasien immunocompromised. Contoh antibiotic untuk diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x
sehari, 3 5 hari), Tetrasiklin 500 mg (oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosis
tunggal), Ciprofloksacin 500mg, Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari
oral atauIV).

11

3.

Obat Anti Diare


Loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat (lomotil).

Penggunaan kodein adalah 15-60mg 3x sehari, loperamid 2 4 mg/ 3 4x sehari dan lomotil
5mg 3 4 x sehari. Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi,
peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi
frekwensi diare.Bila diberikan dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat
mengurangi frekwensi defekasi sampai 80%. Bila diare akut dengan gejala demam dan
sindrom disentri obat ini tidak dianjurkan.
b.Penatalaksanaan Hiponatremia
Pada hiponatremia ringan,cukup hanya dengan memberikan garam atau cairan NaCl
fisiologis.Sedangkan pada hiponatremia sedang sampai berat,perlu diberikan NaCl
hipertonik.Dosis NaCl yang harus diberikan dapat dihitung dari rumus berikut:
NaCl = 0,6 (N-n) x BB
-N

= Kadar Na yang diinginkan

-n

= Kadar Na sekarang

BB = Berat badan dalam kg


6.Kasus:Anak panas 7 hari,tidak ada batuk dan tidak ada kejang.Sebutkan DD nya apa
saja?
DD kasus diatas :
-Infeksi saluran kemih -> diagnosa pasti ditegakkan jika hasil biakkan urin
positif,pemeriksaan mikroskop ditemukan leukosit > 10/LPB bakteri pada
pewarnaan gram (+)
- Gastroenteritis -> umumnya ditandai dengan muntah dan diare,dengan
penyebab terbanyak rotavirus
- Demam tifoid -> diagnosa pasti ditegakkan jika pasien mengalami demam
naik turun (demam tinggi pada malam hari hingga pagi hari), hasil widal test
atau tubex test positif.
- Dengue fever -> diagnosis pasti ditegakkan jika pasien mengalami demam
2-7 hari bifasik,terdapat minimal 1 manifest (uji bendung positif.Petechie
(+),epistaksis(+),hematemesis/melena (+)),pemeriksaan darah tepi ditemukan
trombositopenia(< 100.000/mm3),peningkatan hematokrit (< 20% pameriksaan
awal)
12

7.Kasus:Anak umur 1 minggu tidak panas T 35,50C,tidak mau minum BB 2,6 kg BB


lahir 2,9 dan lahir dirumah. Apa diagnosa dan terapi kasus tersebut?
Diagnosa kasus diatas : Hipotiroid kongenital
Definisi
Sindrom klinis yang diakibatkan oleh kurangnya atau tidak adanya hormon tiroid sejak
lahir.Hipotiroid kongenitalmerupakan salah satu penyebab retardasi mental yang dapat
dicegah.
Diagnosis
1.Anamnesis : ditemukan pada bayi baru lahir sampai usia 8 minggu dengan gambarannya
berupa adanya retardasi perkembangan,gagal tumbuh,letargi,kurang aktif,malas menyusu dan
pucat.
2. Pemeriksaan fisik. Bila terdapat kecurigaan adanya hipotiridisme. Penemuan
diferensial yang paling penting pada pemeriksaan fisik adalah ada tidaknya goiter. Riwayat
operasi tiroid yang sebelumnya harus ditanyakan disamping pemeriksaan yang cermat
2terhadap tanda-tanda hipotiroidisme.
3.Pemeriksaan laboratorium. Jika pemeriksaan fisik menunjukkan kemungkinan
hipotiroidisme, T4, T3U, dan TSH harus diperiksa.
a.
Hipotiroidisme Primer. T4 yang rendah dengan TSH yang meningkat. Adanya goiter
bersama dengan antibody antitiroglobulin/antimikrososm mendukung diagnosis tiroiditis
Hashimoto. Peningkatan TSH dengan T4 yang normal dapat menunjukkan keggalan kelenjar
dan hipotiroidisme yang mengancam.
b.
Hipotiroidisme sekunder/tersier. T4 yang rendah dan TSH yang rendah. Untuk
membedakan penyakit sekunder dengan tersier, dapat dilakukan uji perangsangan TRH. TSH
yang tidak member respons terhadap TRH mendukung diagnosis etiologk penyakit sekunder.
Pemeriksaan anatomic terhadap daeraah hipofisis/hipotalamus harus dilakaukan bila
diindikasi.
c.
Kelainan laboratorium lain yang ditemukan pada hipotiroidisme antara lain adalah
anemia dan penigkatan kolesterol, CPK,SGOT, dan LDH. Hipotiroidismeyang berat berkaitan
dengan hipoglikemia, hiponatremia, hipoksia, dan hiperkpina.
3.
Pemeriksaan Radiologis. Ambilan iodium radioaktif dan sken tiroid biasanya tidak
banyak gunanya pada hipotiroidisme. Tetapi, sken harus dilakukn jika terdapat keraguan
mengenai nodularitas tiroid.

13

Diagnosis hipotiroidisme dapat dipastikan di laboratorium dengan adanya penurunan


indeks tiroksin bebas. Kadar T3 sedikit bermanfaat karena hanya menurun pada
hipotiroidisme ekstrim.
Penatalaksanaan kasus Hipotiroid kongenital :
Prinsip terapi ialah replacement therapi yang bisa seumur hidup karena tubuh tidak dapat
mencukupi kebutuhan hormon tiroid.Terapi pilihan adalah T4 sintetik oral (levotiroksin).
Dosis levotiroksin untuk penggantian penuh adalah 0,1-0,2 mg/ml. sebuah preparat oral T 3
(cytomel) juga sudah tersedia tetapi jarang digunakan untuk terapi penggantian rutin. Preparat
alami (tiroid desikasi, ekstrak tiroid) mungkin mempunyai aktivitas biologis yang bervariasi
dan tidak begitu dapat dipercaya. Dalam terapi penggantian T4, harus diingat dua keadaan
klinik.
Terapi pada Hipotiroidisme Kongenital. Natrium-L-tiroksin ysng diberikan secara oral
merupakan pengobatan pilihan. Karena 80% T3 yang bersikulasi dibentuk oleh
monodeiodinasi T4. Kadar T4 dan T3 serum pada bayi-bayi yang diobati kembali normal.
Demikian halnya pada otak, dimana 80% T3 yang dibutuhkan dihasilkan dari T4 secara local.
Pada neonatus, dosisnya adalah 10-15 g/kg. kadar T4 dan TSH harus dimonitor dan
dipertahankn tetap normal. Anak denga hipotiroidisme memerlukan 4 g/kg/24 jam, dan
dewasa memerlukan 2 g/kg/24 jam.(2: 1943)
Kemudian konfirmasi diagnosis dini mungkin diperlukan untuk beberapa bayi untuk
mengesampingkan kemungkinan hipotiroidisme sementara. Ini tidak diperlukan pada bayi
dengan ektpia tiroid yang terbukti atau pada mereka yang menampakkan peningkatan kadar
TSH setelah 6-12 bulan terapi karena buruknya ketaatan atau dosis T 4 yang tidak cukup.
Penghentian terapi pada usia sekitar 3 tahun selama 3-4 minggu menyebabkan kenaikan
tajam kadar TSH pada anak dengan hipotiroidisme permanen.
Satu-satunya pegaruh natrium-L-tiroksin yang berbahaya adalah terkait dengan dosisnya.
Kadang-kadang anak yang lebih tua dengan hipotiroidisme didapat dapat menjadi
pseudotumor otak dalam 4 bulan pertama pengobatan. Pada anak yang lebih tua, setelah kejar
pertumbuhan berakhir, angka pertumbuhan menunjukkan indeks kecukuppan terapi yang
sagat baik. Orang tua harus diingatkan lebih dahulu mengenai perubahan pada periaku dan
aktivitas yang diharapkan selama terapi., dan perhatian khusus harus diberikan pada setiap
deficit perkembangan atau neurologis.

14

15

You might also like

  • Penyuluhan Katarak PKM Camplong
    Penyuluhan Katarak PKM Camplong
    Document2 pages
    Penyuluhan Katarak PKM Camplong
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Case Digestive
    Case Digestive
    Document67 pages
    Case Digestive
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Glaukoma Absolute
    Glaukoma Absolute
    Document19 pages
    Glaukoma Absolute
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Katarak Sekunder Fix
    Katarak Sekunder Fix
    Document36 pages
    Katarak Sekunder Fix
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Case Paru TB Paru Baru
    Case Paru TB Paru Baru
    Document39 pages
    Case Paru TB Paru Baru
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Leaflet Osteoporosis
    Leaflet Osteoporosis
    Document2 pages
    Leaflet Osteoporosis
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Glaukoma Sudut Tertutup
    Glaukoma Sudut Tertutup
    Document15 pages
    Glaukoma Sudut Tertutup
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Case Digestive
    Case Digestive
    Document56 pages
    Case Digestive
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Itha Holl
    Itha Holl
    Document36 pages
    Itha Holl
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Katarak Sekunder (PCO) FIX
    Katarak Sekunder (PCO) FIX
    Document25 pages
    Katarak Sekunder (PCO) FIX
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Osteoporosis
    Osteoporosis
    Document10 pages
    Osteoporosis
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Case Keratitis Mata
    Case Keratitis Mata
    Document7 pages
    Case Keratitis Mata
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Cae IPD 'Grave Disease'
    Cae IPD 'Grave Disease'
    Document40 pages
    Cae IPD 'Grave Disease'
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Glaukoma Absolute
    Glaukoma Absolute
    Document11 pages
    Glaukoma Absolute
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Glaukoma Absolute
    Glaukoma Absolute
    Document8 pages
    Glaukoma Absolute
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Leaflet Osteoporosis
    Leaflet Osteoporosis
    Document2 pages
    Leaflet Osteoporosis
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • BAB II TINJAUAN PUSTAKA
    BAB II TINJAUAN PUSTAKA
    Document25 pages
    BAB II TINJAUAN PUSTAKA
    Wendy Ardiansyah
    100% (10)
  • Osteoporosis
    Osteoporosis
    Document10 pages
    Osteoporosis
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Glaukoma Absolute
    Glaukoma Absolute
    Document11 pages
    Glaukoma Absolute
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Otot Mata
    Otot Mata
    Document1 page
    Otot Mata
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Mata DR Vanesa
    Mata DR Vanesa
    Document12 pages
    Mata DR Vanesa
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Glaukoma Absolute
    Glaukoma Absolute
    Document11 pages
    Glaukoma Absolute
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • BAB II TINJAUAN PUSTAKA
    BAB II TINJAUAN PUSTAKA
    Document25 pages
    BAB II TINJAUAN PUSTAKA
    Wendy Ardiansyah
    100% (10)
  • Katarak Sekunder Fix
    Katarak Sekunder Fix
    Document36 pages
    Katarak Sekunder Fix
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Vaksinasi Hepatitis B
    Vaksinasi Hepatitis B
    Document2 pages
    Vaksinasi Hepatitis B
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Katarak
    Katarak
    Document25 pages
    Katarak
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Katarak
    Katarak
    Document25 pages
    Katarak
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Katarak
    Katarak
    Document25 pages
    Katarak
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • Klinefelter 02
    Klinefelter 02
    Document12 pages
    Klinefelter 02
    ItHa Sagiitariius BLue Loverz
    No ratings yet
  • PNEUMONIA
    PNEUMONIA
    Document25 pages
    PNEUMONIA
    Ratna Pusvita Effendy's
    100% (1)