You are on page 1of 21

SEJARAH AKUNTANSI INTERNASIONAL NEGARA JEPANG

A. Sejarah Akuntansi Internasional


Perkembangan Akuntansi dari Sistem Pembukuan Berpasangan Pada awalnya,
pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada
batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini
masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 sebelum masehi. Penemuan
yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan
secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap
dikembangkan di Italia setelah dikenal angka- angka desimal arab dan semakin
berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan
dengan ditemukannya sistem pembukuan berpasangan (double entry system) oleh
pedagang- pedagang Venesia yang merupakan kota dagang yang terkenal di Italia pada
masa itu. Dengan dikenalnya sistem pembukuan berpasangan tersebut, pada tahun 1494
telah diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran penbukuan berpasangan yang ditulis
oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca Paciolo dengan judul
Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita yang berisi tentang
palajaran ilmu pasti. Namun, di dalam buku itu terdapat beberapa bagian yang berisi
palajaran pembukuan untuk para pengusaha. Bagian yang berisi pelajaran pembukuan
itu berjudul Tractatus de Computis et Scriptorio. Buku tersebut kemudian tersebar di
Eropa Barat. Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa prinsip dasar double
accounting system bukanlah ide murni Pacioli namun dia hanya merangkum praktek
akuntansi yang berlangsung pada saat itu dan mempublikasikannya. Hal ini diakui
sendiri oleh Pacioli: Pacioli did not claim that his ideas were original, just that he was
the one who was trying to organize and publish them. He objective was to publish a
popular book that could be used by all, following the influence of the venetian
businessmen rather than bankers. Praktek bisnis dengan metode Venezia yang menjadi
acuan Pacioli menulis buku tersebut telah menjadi metode yang diadopsi tidak hanya di
Italia namun hampir disemua negara Eropa seperti Jerman, Belanda, dan Inggris.
Pacioli memperkenalkan tiga catatan penting yang harus dilakukan:
1. Buku Memorandum, adalah buku catatan mengenai seluruh informasi
transaksi bisnis.

2.

Jurnal, dimana transaksi yang informasinya telah disimpan dalam buku

memorandum kemudian dicatat dalam jurnal.


3. Buku Besar, adalah suatu buku yang merangkum jurnal diatas. Buku besar
merupakan

centre

of

the

accounting

system

Perkembangan sistem akuntansi ini didorong oleh pertumbuhan perdagangan


internasional di Italia Utara selama masa akhir abad pertengahan dan keinginan
pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan pajak terhadap transaksi
komersial. Pembukuan ala Italia kemudian beralih ke Jerman untuk membantu para
pedagang zaman Fugger dan kelompok Hanseatik. Pada saat bersamaan filsuf bisnis
Belanda mempertajam cara menghitung pendapatan periodik dan pemerintah Perancis
menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas pemerintah.
Tahun 1850-an double entry bookkeeping mencapai Kepulauan Inggris yang
menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi dan profesi akuntansi publik yang
terorganisasi di Skotlandia dan Inggris tahun 1870-an. Praktik akuntansi Inggris
menyebar ke seluruh Amerika Utara dan seluruh wilayah persemakmuran Inggris.
Selain itu model akuntansi Belanda diekspor antara lain ke Indonesia, sistem akuntansi
Perancis di Polinesia dan wilayah-wilayah Afrika dibawah pemerintahan Perancis.
Kerangka pelaporan sistem Jerman berpengaruh di Jepang, Swedia, dan Kekaisaran
Rusia.
Paruh Pertama abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat,
kerumitan masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian Akuntansi diakui sebagai
suatu disiplin ilmu akademik tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh Akuntansi
semakin terasa di Dunia Barat.

B. Sejarah Akuntansi Di Jepang


Akuntansi dan pelaporan keuangan di Jepang mencerminkan gabungan berbagai
pengaruh domestic dan internasional. Dua badan pemerintah yang terpisah bertanggung

jawab atas regulasi akuntansi dan hukum pajak penghasilan perusahaan di Jepang
memiliki pengaruh lebih lanjut pula. Pada paruh pertama abad ke-20, pemikiran
akuntansi mencerminkan pengaruh Jerman pada paruh kedua, ide-ide dari AS yang
berpengaruh. Akhir-akhir ini, pengaruh badan Badan Standar Akuntansi Internasional
mulai dirasakan dan pada tahun 2001 perubahan besar terjadi dengan pembentukan
organisasi sektor swasta sebagai pembuat standar akuntansi.
Jepang menganut code law dan jepang merupakan masyarakat tradisional
dengan akar budaya dan agama yang kuat. Kesadaran kelompok dan saling
ketergantungan dalam hubungan pribadi dan perusahaan berlawanan dengan hubungan
independen yang wajar diantara individu-individu dan kelompok di negara-negara barat.
Perusahaan Jepang saling memiliki ekuitas saham satu sama lain, dan sering kali
bersama-sama memiliki perusahaan lain. Investasi yang saling bertautan ini
menghasilkan konglomerasi industri yang meraksasa yang disebut sebagai keiretsu.
Bank sering kali menjadi bagian dari kelompok industri besar ini.
Penggunaan kredit bank dan modal utang yang meluas untuk membiayai
perusahaan besar terbilang sangat banyak bila dilihat dari sudut pandang Barat dan
manajemen perusahaan terutama lebih bertanggung jawab kepada bank dan lembaga
keuangan lainnya, dibandingkan kepada para pemegang saham. Pemerintah pusat juga
memberlakukan control ketat atas berbagai aktivitas usaha di Jepang, yang berarti
control birokrasi yang kuat dalam masalah-masalah usaha, termasuk akuntansi.
Pengetahuan mengenai kegiatan usaha utamanya terbatas pada perusahaan dan pihak
dalam lainnya seperti bank dan pemerintah.
Modal usaha keiretsu ini, sedang dalam perubahan seiring dengan reformasi
structural yang dilakukan Jepang untuk mengatasi atau menggerakkan stagnasi ekonomi
yang berawal pada tahun 1990-an. Krisis keuangan yang mengikuti pergerakakn
ekonomi Jepang juga disebabkan oleh review standardisasi laporan keuangan Jepang.
Krisis keuangan yang mengikuti pergerakakn ekonomi Jepang juga disebabkan oleh
review standardisasi laporan keuangan Jepang. Jelas terlihat bahwa banyak praktik
akuntansi menyembunyikan betapa buruknya perusahaan di Jepang. Sebagi contoh:
1. Hilangnya konsolidasi standardisasi yang menyebabkan adanya perusahaan
Jepang yang menutupi kerugian operasional dalam usaha gabungan. Investor

tidak dapat melihat apakah kegiatan operasional perusahaan sepenuhnya benarbenar menguntungkan.
2. Kewajiban pensiun dan pesangon hanya diakui 40 persen dari jumlah pinjaman
karena hal itu merupakan batas pengurang pajak mereka. Hal ini mengarah pada
praktik rndahnya kewajiban pensiun.
3. Pemegang saham dibebani biaya, bukan berdasarkan harga pasar. Dibuat untuk
mepertegas kohesi dari keiretsu, sehingga saham silang sangatlah luas.
Perusahaan menahan mereka yang rugi, akan tetapi menjual mereka yang untung
untuk mendapatkan laba.
Jelas terlihat bahwa banyak praktik akuntansi menyembunyikan betapa
buruknya perusahaan di Jepang. Suatu perubahan besar dalam akuntansi diumumkan
pada akhir tahun 1990-an untuk membuat kesehatan ekonomi perusahaan Jepang
menjadi semakin transparan dan membawa Jepang lebih dekat dengan standar
internasional yang disebut sebagai Akuntansi Big Bang.
Perubahan besar dalam penetapan standar akuntansi di Jepang terjadi pada tahun
2001 dengan pembentukan Badan Standar Akuntansi Jepang atau Accounting Standards
Board of Japan (ASBJ) dan lembaga pengawas yang terkait dengannya yang dikenal
sebagai Lembaga Akuntansi Keuangan atau Financial Accounting Standards Foundation
(FASF). ASBJ kini memiliki tanggung jawab utama untuk mengembangkan
standardisasi pembukuan serta panduan implementasinya di Jepang. ASBJ memiliki 13
anggota, tiga di antaranya adalah anggota penuh. Juga terdapat staf teknik penuh untuk
mendukung aktivitas tersebut. FASF bertanggung jawab untuk mendanai dan penamaan
anggotanya. Pendanaan datang dari perusahaan dan profesi akuntan, bukan dari
pemerintah. Sebagai organisasi sector swasta yang independen, ASBJ lebih kuat dan
transparan bila dibandingkan dengan BAC, dan memiliki subjek hanya pada segelintir
politisi dan saham khusus. ASBJ berkolaborasi dengan IASB dalam mengembangkan
IFRS serta pada tahun 2005 meluncurkan proyek bersama dengan IASB untuk
menghilangkan perbedaan yang ada antara IFRS dan standardisasi pembukuan Jepang.
BAC tetap menjadi penasehat FSA mengenai standardisasi pembukuan dan juga
bertanggung jawab untuk membuat standardisasi proses audit. Standardisasi pembukuan
Jepang tidak boleh bertentangan dengan hukum komersial. Oleh karena itu, triangulasi

standardisasi pembukuan, undang-undang perusahaan dan undang-undang perpajakan


masih tetap menjadi gambaran dari laporan keuangan Jepang

SISTEM AKUNTANSI NEGARA JEPANG


A. Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Standar akuntansi adalah regulasi atau aturan (termasuk pula hukum dan anggaran
dasar) yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Penetapan standar adalah proses
perumusan atau formulasi standar akuntansi. Pemerintah nasional masih memiliki
pengaruh paling signifikan terhadap akuntansi di Jepang. Regulasi akuntansi didasarkan
pada tiga undang-undang : Hukum Komersial, Undang-undang Pasar Modal dan
Undang-undang Pajak Penghasilan Perusahaan.
1. Hukum Komersial (company law)
Hukum komersial diatur oleh kementerian Kehakiman (MOJ).Hukum tersebut
merupakan inti dari regulasi akuntansi di Jepang dan yang paling memiliki
pengaruh besar. Dikembangkan dari hukum komersial Jerman, hukum yang awal
di berlakukan pada tahun 1980, tetapi baru dilaksanakan tahun 1899.
Perlindungan terhadap kreditor dan pemegang saham merupakan prinsip utama
dengan ketergantungan yang sangat jelas atas pengukuran biaya historis.
Pengungkapan atas kelayakan kredit dan ketersediaan laba untuk pembagian
dividen juga sama pentingnya. Seluruh perusahaan yang didirikan diwajibkan
untuk memenuhi provisi akuntansi, yang dimuat dalam aturan-aturan menyangkut
neraca, laporan laba rugi, laporan usaha dan skedul pendukung perusahaan dengan
kewajiban terbatas.
2. Undang-undang Pasar Modal (securities and exchange law)
Perusahaan milik public harus memenuhi ketentuan lebih lanjut dalam Undangundang Pasar Modal (SEL) yang diatur oleh Kementerian Keuangan. SEL dibuat
berdasarkan Undang-undang Pasar Modal AS dan diberlakukan terhadap Jepang
oleh AS selama masa pendudukan setelah perang dunia II. Tujuan utama SEL
adalah untuk memberikan informasi dalam pengambilan keputusan investasi.
Meskipun SEL mewajibkan laporan keuangan dasar yang sama seperti hukum
komersial, terminology, bentuk dan isi laporan keuangan didefinisikan secara
lebih spesifik oleh SEL; beberapa pos laporan keuangan direklasifikasikan untuk
keperluan penyajian dan detail tambahan diberikan. Namun laba bersih dan
ekuitas pemegang saham tetap sama menurut Hukum Komersial dan SEL.
3. Undang-undang Pajak Penghasilan Perusahaan (corporate income tax law)

Dewan Pertimbangan Akuntansi Usaha (BADC) merupakan lembaga penasehat


khusus

bagi

kementerian

keuangan

yang

bertanggung

jawab

untuk

mengembangkan standar akuntansi sesuai dengan SEL. BADC dapat dikatakan


merupakan sumber utama PABU di Negara Jepang sekarang ini. Tetapi BADC
tidak dapat mengeluarkan standar yang berbeda dengan hukum komersial. Para
anggota BADC diangkat oleh kementerian keuangan dan bekerja paruh waktu.
Mereka berasal dari kalangan akademisi, pemerintahan, lingkaran bisnis serta
anggota Institut Akuntan Publik Bersertifikat di Jepang (JICPA).
B. Pelaporan Keuangan
Perusahaan yang didirikan menurut hukum komersial diwajibkan untuk menyusun
laporan wajib yang harus mendapat persetujuan dalam rapat tahunan pemegang saham
yang berisi :
1. Neraca
2. laporan laba rugi
3. laporan usaha, proposal atas penentuan penggunaan (apropriasi)
4. laba di tahan
5. skedul pendukung.
Catatan yang menyertai neraca dan laporan laba rugi menjelaskan kebijakan
akuntansi dan memberikan detail pendukung . Laporan usaha berisi garis besar usaha
dan informasi mengenai operasi, posisi keuangan dan hasil operasi. Sejumlah skedul
pendukung juga wajib dibuat, terpisah dari catatan atas laporan keuangan, yang
meliputi:
1. Perubahan dalam modal saham dan cadangan wajib
2. Perubahan dalam obligasi dan utang jangka panjang dan jangka pendek
3. Perubahan dalam aktiva tetap dan akumulasi depresiasi
4. Aktiva dalam penjaminan
5. Jaminan utang
6. Perubahan dalam provisi
7. Jumlah yang terutang kepada dan yang tertagih dari pemegang saham pengendali
8. Kepemilikan ekuitas dalam anak perusahaan dan jumlah lembar saham
perusahaan yang dimiliki oleh anak perusahaan tersebut.
9. Piutang yang berasal dari anak perusahaan
10. Transaksi dengan direktur, auditor wajib, pemegang saham pengendali dan pihak
ketiga yang menimbulkan konflik kepentingan
11. Remunerasi yang dibayarkan kepada direktur dan auditor wajib

Informasi ini disusun untuk satu tahun tunggal berdasarkan suatu induk
perusahaan dan diaudit oleh auditor wajib. Hukum komersial tidak mengharuskan
laporan arus kas.
Perusahaan yang mencatatkan sahamnya harus menyusun laporan keuangan
sesuai dengan Undang-undang Pasar Modal (SEL) yang secara umum mewajibkan
laporan keuangan dasar yang sama dengan hukum komersial ditambah dengan laporan
arus kas. Namun menurut SEL laporan keuangan konsolidasi yang utama bukan laporan
keuangan induk perusahaan. Laporan keuangan dan skedul yang disusun sesuai dengan
SEL harus diaudit oleh auditor independen. Ramalan arus kas untuk 6 bulan kedepan
dimasukkan sebagai informasi tambahan dalam laporan kepada Kementerian Keuangan.
Laporan ramalan lainnya juga dilaporkan. Secara keseluruhan, jumlah pelaporan
ramalan perusahaan sangat besar di Jepang. Namun informasi ini hanya dilaporkan
dalam laporan wajib dan jarang sekali disajikan dalam laporan tahunan untuk pemegang
saham.
C. Pengukuran Akuntansi
Hukum komersial mewajibkan perusahaan-perusahaan besar untuk menyusun
laporan konsolidasi. Selain itu perusahaan yang mencatatkan saham harus menyusun
laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan SEL. Akun perusahaan secara terpisah
merupakan dasar bagi laporan konsolidasi dan umumnya prinsip akuntansi yang sama
digunakan untuk keduanya. Anak perusahaan dikonsolidasikan jika induk perusahaan
secara langsung dan tidak langsung mengendalikan kebijakan keuangan dan
operasionalnya. Metode Pooling of interest (penyatuan saham) untuk bisnis gabungan
digunakan pada situsai tertentu saja di mana tidak ada perusahaan yang mengotrol
perusahaan lainnya. Sebaliknya, bisnis gabungan dihitung karena pembelian. Goodwill
dihitung dengan dasar harga pasar asset bersih yang didapatkan dan diamortisasi lebih
dari 20 tahun atau kurang serta subjek terhadap tes penurunan nilai. Metode ekuitas
digunakan untuk investasi dalam perusahaan afiliansi ketika perusahaan induk
memberikan pengaruh signifikan daripada kebijakan operasional dan financial. Metode
ekuitas juga digunakan untuk menghitung proyek gabungan, gabungan yang
proporsional tidak diperbolehkan. Di bawah standar tingkat kurs saat akhir tahun,

pendapatan dan beban dalam rata-rata serta penyesuaian pertukaran mata uang asing
berada dalam ekuitas pemegang saham.
Persediaan yang ada harus dihitung apakah cocok dengan biaya atau lebih rendah
atau nilai keuntungan besih. FIFO, LIFO, serta metode biaya rata-rata semuanya
menerima metode cost-flow (arus biaya), dengan rata-rata yang paling baik. Investasi
dalam saham dinilai pada harga pasar. Asset tetap dinilai pada biaya dan didepresiasi
yang berkenaan dengan hukum pajak. Metode declining-balance (saldo menurun)
merupakan metode depresiasi yang paling umum.Biaya penelitian dan pengembangan
juga dicatat sebagai biaya pada saat terjadinya. Sewa menyewa keuangan lainnya
memungkinkan kapitalisasi atau dianggap sebagi kontrak operasional. Pajak tangguhan
dipersiapkan untuk perubahan sepanjang wajtu dengan menggunakan metode
kewajiban. Kerugian bersyarat dipersiapkan hingga terbuka kemungkinan dan dapat
diperkirakan. Keuntungan bagi para pensiun dan pegawai yang diberhentikan , diakui
secara penuh karena pegawai berhak mendaptkannya dan obligasi tanpa dana terlihat
seperti kewajiban. Dibutuhkan cadangan setiap tahun perusahaan harus mengalokasikan
sejumlah 10 persen kas dividen dan bonus yang dibayarkan pada direktur dan auditor
berwenang hingga cadangan mencapai 25 persen dari saham.
Kebanyakan praktik akuntansi dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir
sebagai akibat dari Perubahan Besar dalam Akuntansi. Perubahan- perubahan terakhir
ini meliputi:
1. Mengharuskan perusahaan yang mencatatkan sahamnya untuk membuat laporan
arus kas
2. Memperluas jumlah anak perusahaan yang dikonsolidasikan berdasarkan kendali
yang dimiliki dan bukan persentase kepemilikan
3. Memperluas jumlah perusahaan afiliasi yang dicatat dengan menggunakan
metode ekuitas berdasarkan pengaruh signifikan dan bukan pada persentase
kepemilikan
4. Menilai investasi dalam surat berharga sebesar harga pasar dan bukan biaya
perolehan
5. Menilai persediaan dengan biaya yang lebih rendah atau niali bersih daripada
dengan biaya
6. Provisi penuh atas kewajiban tangguhan
7. Akrual penuh atas pensiun dan kewajiban pensiun lainnya.

Ketika aktivitas bisnis perusahaan menjadi semakin berkembang setiap tahun,


sistem akuntansi dari negara-negara individu tampak sederhana, berbeda dari negara ke
negara lain. Baru-baru ini, tuntutan kebutuhan akan suatu sistem akuntansi berstandar
internasional sehingga investor dapat memahami dan dengan baik membandingkan
tampilan perusahaan dari negara lain ketika mereka mencari pembiayaan dari luar
negeri. Sebagai hasil penelitian ini, standar akuntansi internasional diaplikasikan cesara
bertahap.
Persetujuan Norwalk adalah hasil pertemuan antara FASB dan IASB pada bulan
September 2002. Persetujuan tersebut mencari persamaan antara IFRS dan U.S.
standard, untuk pemusatan lebih lanjut sebagai standar akuntansi internasional.
Kebanyakan perusahaan Jepang menyingkapi informasi keuangan dengan menggunakan
Standard Akuntansi Jepang.MOF, menerbitkan suatu memorandum berjudul Adoption
of International Accounting Standards In Japan. Tujuan Memorandum MOF adalah
untuk mengumpulkan dan menyusun berbagai argumentasi tentang apa yang sebaiknya
dilakukan di Jepang, dari suatu sudut pandang pejabat, mengenai pangadopsian standar
akuntansi internasional untuk disetarakan dengan pengaodpsian European Unions oleh
IFRS 2005.
Dalam MOF Memorandum, sebagai langkah pertama, Dewan membuat
pengamatan umum atas Kecenderungan trend internasional yang melingkupi IFRS,
menghasilkan argument dan pendapat tentang IFRS dari suatu sudut pandang sah, dan
menyediakan Komentar dewan tentang langkah selanjutnya. Dewan juga memberikan
pendapatnya mengenai aplikasi IFRS untuk perusahaan asing seperti halnya perusahaan
domestik.
D. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Akuntansi Internasional (Jepang)
1. Sistem pendanaan
Perusahaan jepang saling memiliki ekuitas saham satu sama lain untuk memiliki
perusahaan lain. pengadaan investasi antar perusahaan-perusahaan ini tentu akan
melibatkan sumber pedanaan. sumber pedanaan terbesar di jepang yaitu bank.
sistem pedanaan jepang disebut sistem berbasis kredit. Penggunaan kredit bank
dan modal utang yang meluas dalam perusahaan-perusahaan jepang, maka
pemerintah memberi focus atas perlindungan kreditor dengan memberlakukan

control ketat atas berbagai usaha di jepang , seperti pengungkapan laporan


perusahaan keuangan kepada publik.
2. Sistem Hukum
Jepang merupakan negara yang memiliki konsep hukum yang dicangkok dari
beberapa negara. Jepang menganut sistem hukum kode (sipil), hukum kode
diambil dari hukum romawi dank ode napoleon. sistem hukum kode adalah
serangkaian hukum yang lengkap mencakup ketentuan dan prosedur, tentu
aturan akuntansi akan dikombinasikan dan diselaraskan dengan hukum nasional.
Hukum kode ini sangatlah kompleks dan lengkap. Pemerintah nasional jepang
masih memiliki pengaruh paling signifikan terhadap akuntansi di jepang,
regulasi akuntansi didasarkan pada 3 undang-undang yaitu Hukum Komersial,
Undang-undang pasar modal dan undang-undang pajak penghasilan perusahaan
3. Perpajakan
Perpajakan di jepang terbagi menjadi pajak negara dan pajak daerah. pajak
negara dan pajak daerah diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, salah satu
pajak yang terdapat pada kedua jenis pajak tersebut adalah pajak perusahaan.
Pajak perusahaan yang berada di jepang diatur oleh Undang-Undang Pajak
Penghasilan Perusahaan. Adanya peraturan pajak ini, membuat seluruh
perusahaan jepang mengatur sisi pendapatan dan beban (laba rugi) mereka untuk
meminimalis biaya pajak penghasilan. Peraturan jepang mengenai besar
pendapatan yang terkandung dalam pajak sangatlah ketat, sehingga rekayasa
terhadap manajemen laba jarang terjadi pada perusahaan-perusahaan di jepang.
4. Ikatan Politik dan Ekonomi
Politik dan ekonomi merupakan dua hal yang memiliki kaitan yang erat, karena
para pebisnis dapat merupakan aktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan
politik dan sebaliknya. Model atau sistem ekonomi jepang dipengaruhi oleh
adanya urusan politik dengan Amerika Serikat pada saat pasca Perang Dunia
II. Jepang setelah PD II harus membayar ganti rugi perang dan harus mengubah
Undang-undang

Dasar

Meiji

menjadi

Undang-undang

dasar

yang

melambangkan kedemokrasian sesuai dengan ketentuan yang diajukan oleh


Amerika. Rakyat Jepang pada saat itu juga mengalami depresi karena
perekonomian yang tidak stabil dan demokrasi yang harus diterapkan oleh
masyarakat Jepang terutama dibidang politik dan kepemerintahan. Setelah

Kalah, Jepang diduduki oleh Amerika maka demokrasi yang Amerika anjurkan
harus cepat berlangsung untuk pemulihan masyarakat Jepang. Pada masa pasca
Perang Dunia II, banyak generasi muda jepang uang belajar menuntut ilmu di
Amerika Serikat dengan harapan bila kembali ke Jepang akan membawa
perbaikan terhadap perekonomian Jepang pasca perang dunia II. Dalam masa
ini, jepang perlahan mulai bangkit dari keterpurukannya, jepang membangun
industri baja dan batubara. Jepang berharap dengan industri ini, akan
meningkatkan pemasukan yang signifikan untuk peningkatan perekonomian.
Pada akhirnya langkah yang diambil oleh jepang ini berhasil sehingga
menjadikan negara jepang sebagai negara pertumbuhan ekonomi dengan masa
rekontruksi perekonomian tercepat pada saat itu.
5. Inflasi
Tingkat inflasi di negara jepang tidak begitu buruk jika dibandingkan dengan
negara lainnya. rata-rata inflasi jepang dari tahun ke tahun yang paling besar
yaitu 0,2%. Namun, jepang sendiri telah mengadopsi IFRS dalam hal penyajian
laporan keuangan ketika terjadi inflasi. Jika terjadi inflasi maka ada beberapa
metode yang bisa digunakan oleh perusahaan yaitu :
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar
dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar
dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Jepang merupakan salah satu Negara paling maju di dunia. Saat ini ekonomi
pasar bebas dan industri Jepang merupakan yang ketiga terbesar di dunia setelah
Amerika Serikat dan Republik Rakyat Cina, dilihat dari segi varitas daya beli
internasional. Ekonomi jepang ini dibentuk dari semua elemen yang membentuk
ekonomi modern yaitu : industri, perdagangan, pertanian, dan lain sebagainya.
ndustri ekspor utama Jepang adalah otomotif, elektrik konsumen, komputer,
semikonduktor, besi dan baja. Industri penting lain dalam ekonoi Jepang adalah
petrokimia, farmasi, bioindustri galangan kapal, dirgantara, tekstil dan makanan
yang diproses.Industri manufaktur Jepang banyak bergantung pada impor bahan
mentah dan bahan bakar minyak. Kesemuanya ini disokong oleh sistem
informasi dan transportasi serta perbankan yang baik. Tingkat perkembangan

keragaman bisnis

ini

tentu

akan membuat

sistem akuntansi jepang

berkembang secara signifikan.


7. Tingkat Pendidikan
Jepang merupakan salah satu negara yang memprioritaskan pendidikan dan
selalu berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Bagi negara jepang
pendidikan merupakan alat yang berperan sangat penting guna meningkatkan
sumber daya manusia. dimana kualitas pendidikan harus terus ditingkatkan
karena mampu menentukan kualitas sumber daya manusia negara itu sendiri.
Pendidikan khususnya dibidang akuntansi di jepang diharapkan mampu
membentuk sumber daya manusia yang mampu meningkatkan perekonomian
negara, menghadapi tantangan lapangan kerja, masa depan, maupun kemajuan
zaman yang kian menuntut keahlian.

8. Budaya
Budaya sendiri berpengaruh terhadap perilaku masing-masing individu dalam
mendasari pengaturan kelembagaan di suatu negara yang nantinya akan secara
tidak langsung akan berpengaruh terhadap akuntansi. Pada dasarnya akuntansi
harus memberikan respon terhadap kebutuhan masyarakat akan informasi yang
tentu saja akan mencerminkan dari kondisi kebudayaan setempat. Jepang
merupakan masyarakat tradisional dengan akar budaya dan agama yang kuat dan
sosialisasi yang tinggi antar masyarakat. hal ini dapat tercermin pada Perusahaan
Jepang yang saling memiliki ekuitas saham satu sama lain, dan seringkali
bersama-sama memiliki perusahaan lain. Investasi yang saling bertautan ini
menghasilkan konglomerasi industry yang meraksasa yang disebut sebagai
keiretsu. kondisi ini tentu membuat pemerintah jepang dan lembaga akuntansi
terkait di jepang menyusun sejumlah regulasi untuk mengatur hubungan
perusahan-perusahan tersebut.

SISTEM AKUNTANSI FINANCIAL


A. Internasional Financial Reporting Standard (IFRS)
Internasional Financial Reporting Standard (IFRS) adalah pedoman penyususnan
laporan keuangan yang dapat diterima secara global. IFRS yang ada saat ini mengalami
sejarah yang cukup panjang dalam proses terbentuknya. Mulai dari terbentuknya IASC /
IAFB, IASB, hingga menjadi IFRS seperti yang ada saat ini. Jika sebuah negara
menggunakan IFRS, berarti negara tersebut telah mengadopsi sistem pelaporan keuangan
yang berlaku secara global sehingga memungkinkan pasar dunia mengerti tentang
laporan keuangan perusahaan di negara tersebut berasal. Munculnya IFRS tak bisa lepas
dari perkembangan global, terutama yang terjadi pada pasar modal. Saat ini, terdapat dua
kekuatan besar di bidang standar akuntansi, yaitu US-GAAP dan IFRS yang sebelumnya
dikenal sebagai International Accounting Standard Committee (IASC). Memang, hingga
saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard. Namun standar ini telah
digunakan oleh lebih dari 150-an negara, termasuk Jepang, China, Kanada dan 27 negara
Uni Eropa. Sedikitnya, 85 dari negara-negara tersebut telah mewajibkan laporan
keuangan mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau perusahaan
yang tercatat (listed).
B. Badan Standar Akuntansi Jepang (ASBJ)
Pada tahun 2001 dengan pembentukan Badan Standar Akuntansi Jepang atau Accounting
Standards Board of Japan (ASBJ) dan lembaga pengawas yang terkait dengannya yang
dikenal sebagai Lembaga Akuntansi Keuangan atau Financial Accounting Standards
Foundation (FASF). ASBJ kini memiliki tanggung jawab utama untuk mengembangkan
standardisasi pembukuan serta panduan implementasinya di Jepang. ASBJ memiliki 13
anggota, tiga di antaranya adalah anggota penuh. Juga terdapat staf teknik penuh untuk
mendukung aktivitas tersebut. FASF bertanggung jawab untuk mendanai dan penamaan
anggotanya. Pendanaan datang dari perusahaan dan profesi akuntan, bukan dari
pemerintah. Sebagai organisasi sector swasta yang independen, ASBJ lebih kuat dan
transparan bila dibandingkan dengan BAC, dan memiliki subjek hanya pada segelintir
politisi dan saham khusus. ASBJ berkolaborasi dengan IASB dalam mengembangkan
IFRS serta pada tahun 2005 meluncurkan proyek bersama dengan IASB untuk
menghilangkan perbedaan yang ada antara IFRS dan standardisasi pembukuan Jepang.

BAC tetap menjadi penasehat FSA mengenai standardisasi pembukuan dan juga
bertanggung jawab untuk membuat standardisasi proses audit. Standardisasi pembukuan
Jepang tidak boleh bertentangan dengan hukum komersial. Oleh karena itu, triangulasi
standardisasi pembukuan, undang-undang perusahaan dan undang-undang perpajakan
masih tetap menjadi gambaran dari laporan keuangan Jepang.
C. IFRS dan Jepang
Jepang adalah Negara dengan pasar modal yang berpengaruh dalam pencaturan
standar akuntansi global serta penyandang dana yang signifikan untuk IASB (Penyusunan
IFRS). Jepang mempertimbangkan untuk menunda adopsi standar akuntansi global,
International Financial Reporting Standard (IFRS) dengan pertimbangan bahwa andaikan
adopsi IFRS dipaksakan bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa saham akan
mengganggu pertumbuhan perusahaan-perusahaan di jepang dan akan menyebabkan
beban administrasi yang besar.
Menurut asisten menteri keuangan Jepang, Shozaburo Jimi mengemukakan,
andaikan perusahaan-perusahaan Jepang diperlukan untuk memberlakukan IFRS, maka
akan membutuhkan cukup waktu, lima sampai tujuh tahun, untuk persiapan. Jepang
menunda pengenalan wajib standar akuntansi global setelah tanggal target awal tahun
2015. Langkah untuk mengadopsi standar akuntansi internasional semakin cepat bergulir
setelah terus menerus didorong oleh para regulator.
Di Jepang, tahun 2009 Business Accounting Council telah mengusulkan agar semua
perusahaan yang terdaftar di bursa saham Jepang menggunakan IFRS sebagai acuan
untuk menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi mereka untuk tahun yang berakhir di
2015 atau 2016. Regulator menjadwalkan tahun depan untuk memutuskan apakah
perubahaan standar ke IFRS akan diberlakukan sebagai mandat (wajib) bagi Jepang.
Ketika aktivitas bisnis perusahaan menjadi semakin berkembang setiap tahun, sistem
akuntansi dari negara-negara individu tampak sederhana, berbeda dari negara ke negara
lain. Baru-baru ini, tuntutan kebutuhan akan suatu sistem akuntansi berstandar
internasional sehingga investor dapat memahami dan dengan baik membandingkan
tampilan perusahaan dari negara lain ketika mereka mencari pembiayaan dari luar negeri.
Sebagai hasil penelitian ini, standar akuntansi internasional diaplikasikan secara bertahap.
Persetujuan Norwalk adalah hasil pertemuan antara FASB dan IASB pada bulan
September 2002. Persetujuan tersebut mencari persamaan antara IFRS dan U.S. standard,

untuk pemusatan lebih lanjut sebagai standar akuntansi internasional. Kebanyakan


perusahaan Jepang menyingkapi informasi keuangan dengan menggunakan Standard
Akuntansi Jepang. MOF, menerbitkan suatu memorandum berjudul Adoption of
International Accounting Standards In Japan. Tujuan Memorandum MOF adalah untuk
mengumpulkan dan menyusun berbagai argumentasi tentang apa yang sebaiknya
dilakukan di Jepang, dari suatu sudut pandang pejabat, mengenai pangadopsian standar
akuntansi internasional untuk disetarakan dengan pengaodpsian European Unions oleh
IFRS 2005.
Dalam MOF Memorandum, sebagai langkah pertama, Dewan membuat pengamatan
umum atas Kecenderungan trend internasional yang melingkupi IFRS, menghasilkan
argument dan pendapat tentang IFRS dari suatu sudut pandang sah, dan menyediakan
Komentar dewan tentang langkah selanjutnya. Dewan juga memberikan pendapatnya
mengenai aplikasi IFRS untuk perusahaan asing seperti halnya perusahaan domestik.
D. Berbagai Argumentasi Tentang IFRS Di Jepang
Pendapat Pemerintah
Perusahaan Jepang menghasilkan dua satuan laporan keuangan meturut dua hukum:
Kode Perdagangan dan Hukum Pertukaran Surat-Surat berharga. Internasional
Standard lebih menyeluruh mengenai tingkat pengungkapan yang diperlukan.
Sebagai contoh:
1. Kuh Perdagangan Jepang tidak memerlukan penyingkapan suatu laporan arus
kas dan statemen bagian pemegang saham, dimana itu diperlukan untuk
standard internasional.
2. Perencanaan penyisihan laba dan laporan tambahan ( seperti surat-surat
berharga, aktiva tetap, akun modal, dan rekening cadangan) diperlukan di
bawah Kuh Dagang Jepang tetapi tidaklah diperlukan di bawah Standard
Internasional.
3. Di bawah Kuh Dagang, hanya perusahaan besar diperlukan untuk
menyingkapkan laporan konsolidasi, sedangkan standard internasional
memerlukan penyingkapan laporan konsolidasi dengan mengabaikan ukuran
perusahaan.

4. Kuh Dagang memerlukan penyingkapan tentang laporan keuangan satu tahun,


tetapi standard internasional memerlukan penyingkapan komparatif laporan
keuangan dari beberapa tahun.
5. Catatan tambahan terbatas di bawah Kuh Dagang tetapi itu adalah bagian
penting dalam pengungkapan dalam standard internasional.
Salah satu alasan untuk menentang pemaksaan standard internasional, FSA
negara, adalah bahwa standar internasional tidak diterima sebagai suatu praktek
bahkan di Amerika Serikat menerapkan Standar Akuntansi Internasional untuk
perusahaan domestik dan perusahaan asing yang sesuai dan adil.
Opini Tentang Sektor Pribadi
Organisasi Ekonomi Federasi Jepang (yang kita kenal dengan Keindanren di
Jepang) juga mengambil sikap yang negatif dengan standarisasinya. Dan pada
tanggal 24 Juli 2003, Sir David Tweedie, Pemimpin rapat IASB yang mengunjungi
Keidanren menyatakan: Tujuan dari IASB untuk membentuk keseragaman standar
akuntansi yang berkualitas tinggi yang digunakan di semua pasar dunia. Tapi
kenyataannya banyak orang kehilangan dasrb akuntansinya di berbagai negara di
dunia dan yang disayangkan juga kejadian di U.S serta Krisis Keuangan di Negara
Asia. Itulah yang menyebabkan IASB untuk menyeragamkan Standar Akuntansi
Internasional.
E. Syarat Pengungkapan Di Pasar Jepang dengan Perbedaan Standar Akuntansi
Karena Keunikan dari Standar Akuntansi Jepang dan IFRS memunculkan 3 perbedaan
pengungkapan yang diciptakan di pasar Jepang:
1. Standar Akuntansi dasar di Jepang
2. Standar Akuntansi Dasar dengan Negara Asing
3. Standar dari IFRS
F. Dualitas Regulasi Akuntansi Di Jepang
Kode Perdagangan mengatur prosedurprosedur akunting korporat untuk tujuan
utama menentukan secara akurat jumlah modal yang ada untuk dividen juga posisi
kreditor yang tidak akan berbahaya karena hambatan properti korporat dari banyaknya
distribusi dividen. Kode Perdagangan ini menegakkan periode profit dan metode

kalkulasi rugi dan template saldo neracanya dipersiapkan langsung dari buku-buku
akunting oleh sarana metode derivatif.
Meskipun detail regulasi mengenai akunting korporasi bisa ditemukan dalam Kode
Perdagangan, aturan Kode Perdagangan dari Regulasi-Regulasi Mengenai Buku-Buku
Perdagangan dan Kementerian Ordinansi Kehakiman diterapkan untuk item-item yang
tidak didefinisikan secara spesi Hukum Pertukaran Sekuritas mendalilkan istilah, format
dan metode-metode yang digunakan untuk persiapan saldo neraca, pernyataan profit dan
rugi dan dokumen dokumen lain yang berhubungan dengan kalkulasi finansial. Itemitem ini dikirimkan menurut penggunaan yang wajar dan masuk akal termin, format dan
metode persiapan yang ditentukan dalam Ordinansi MOF.
Dari sudut pandang yang lebih praktis, dokumendokumen kalkulasi finansial
menyediakan informasi penting berkaitan dengan evaluasievaluasi sekuritas yang bisa
dinegosiasikan dan perusahaan yang menerbitkan saat itu membagikan penempatan
ataupenawaran perdana saham. Ordinansi ini mendukung pembuatan investigasi
administratif lebih lancar dan semakin cepat. Ordinansi meningkatkan kewajaran
transaksi dengan menyediakan representasi lebih akurat sementara memudahkan mereka
untuk ditangani dalam cara lebih halus melalui format rasional yang melancarkan
analisis-analisis lebih cepatu penawaran perdana saham.
Hukum Pertukaran Sekuritas ini diperkenalkan setelah Perang Dunia II dan ditujukan
untuk mengkopi hukum yang sama ditetapkan pada 1933 dan 1934 di Amerika Serikat.
Asumsi dasar dari otoritas pekerjaan dalam menyarankan legislasi korporat baru dan
sekuritas-sekuritas bekerja baik di Amerika Serikat namun juga bekerja di Jepang.

G. Isu Lagenda
Catatan penting untuk adopsi Standar-Standar Akunting Internasional di Jepang
adalah beberapa pernyataan HegaraHyH diharuskan memasukkan sebuah legenda yang
diminta oleh Amerika Serikat. Seseorang bisa menunjukkan masalah lain dengan praktikpraktik akunting Jepang. Pada Agustus 1995 laporan tahunan Dana Moneter
Internasional, administrasi kebijakan Jepang dituduh gagal untuk menggunakan ukuran
efektif untuk memperbaharui kelambatan Hegara perbankan, lebih jauh dikatakan
menunggu tidak akan memulihkan kerugian, namun malah menambahnya dan IMF
meminta Jepang mengambil tindakan cepat untuk mengkoreksi masalah-masalah bank

ini. Laporan ini juga menyatakan bahwa : (1) mekanisme pasar yang sekiranya membantu
depositor dan investor untuk menyeleksi bank-bank yang tidak bekerja karena
penyingkapan yang tidak memadai dari pengoperasian informasi bank-bank; dan (2)
penting bagi pemegang saham untuk menuntut kesempurnaan aturan yang lebih jelas
ringkas menentukan bagaimana dana-dana ini perlu diamankan untuk membersihkan
hutang yang menimbulkan masalah bank, termasuk reksadana.

DAFTAR REFERENSI
1. Choi Frederick D. S., Gary K. Meek, 2010, International Accounting, 6th edition, Salemba
Empat: Jakarta
2. http://finaaviana.wordpress.com/2013/03/17/bab-ii-perkembangan-dan-klasifikasi3.
4.
5.
6.
7.

akuntansi- internasional/
http://storyoedhie.blogspot.com/2014/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Umum
http://berita-iptek.com/antara-hukum-indonesia-dan-jepang/
https://www.facebook.com/YUANABADIJAYA2/posts/610384015702134?stream_ref=10
http://books.google.co.id/books?
id=YyurAYQ695AC&pg=PA242&lpg=PA242&dq=sistem+pendanaan+jepang&source=bl&
ots=N3KjbgYvQf&sig=TUtjUnjURj41uk7AgIEw9aCMgE&hl=id&sa=X&ei=rHtPU_SrAZCk8AXTjYHQDA&redir_esc=y#v=onepage&q=sistem

%20pendanaan%20jepang&f=false
8. http://berita-iptek.com/antara-hukum-indonesia-dan-jepang/
9. http://wenysilvia130706.blogspot.com/2011_04_01_archive.html
10. http://xmeizafitrianax.wordpress.com/2011/02/21/sistem-akuntansi-jepang
11. http://uziek.blogspot.com/2009/03/standar-akuntansi.html

12. http://nitha-lian.blogspot.com/2011/03/standar-akuntansi.html
13. http://inovarizka.wordpress.com/
14. http://jurnalakuntansikeuangan.com/2011/07/jepang-mungkin-menunda-adopsi-ifrs/
15. http://xmeizafitrianax.wordpress.com/2011/02/21/sistem-akuntansi-jepang

DAFTAR REFERENSI
Choi Frederick D. S., Meek Gary K., 2010, International Accounting, 6th edition, Salemba
Empat: Jakarta
Viana. F . (2013). Perkembangan dan Klasifikasi Akuntansi Internasional. Diakses dari
http://finaaviana.wordpress.com/2013/03/17/bab-ii-perkembangan-dan-klasifikasiakuntansi- internasional/
Fitriana, Meiza. (2011).

Sistem

Akuntasi

Internasional

Jepang.

Diakses

dari

http://xmeizafitrianax.wordpress.com/2011/02/21/sistem-akuntansi-jepang
Edhie,S . (2014) . Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi. Diakses dari
http://storyoedhie.blogspot.com/2014/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
_______. 2012. Chapter 2: Perbedaan Akuntansi di seluruh dunia. Diakses dari
http://mahasiswifeuta.blogspot.com/2012/09/chapter-2-perbedaan-akuntansi-di.html
diakses
_______.
2011.

Jepang

Mungkin

Menunda

Adopsi

IFRS.

Diakses

http://jurnalakuntansikeuangan.com/2011/07/jepang-mungkin-menunda-adopsi-ifrs/

dari

You might also like