Professional Documents
Culture Documents
2.
centre
of
the
accounting
system
jawab atas regulasi akuntansi dan hukum pajak penghasilan perusahaan di Jepang
memiliki pengaruh lebih lanjut pula. Pada paruh pertama abad ke-20, pemikiran
akuntansi mencerminkan pengaruh Jerman pada paruh kedua, ide-ide dari AS yang
berpengaruh. Akhir-akhir ini, pengaruh badan Badan Standar Akuntansi Internasional
mulai dirasakan dan pada tahun 2001 perubahan besar terjadi dengan pembentukan
organisasi sektor swasta sebagai pembuat standar akuntansi.
Jepang menganut code law dan jepang merupakan masyarakat tradisional
dengan akar budaya dan agama yang kuat. Kesadaran kelompok dan saling
ketergantungan dalam hubungan pribadi dan perusahaan berlawanan dengan hubungan
independen yang wajar diantara individu-individu dan kelompok di negara-negara barat.
Perusahaan Jepang saling memiliki ekuitas saham satu sama lain, dan sering kali
bersama-sama memiliki perusahaan lain. Investasi yang saling bertautan ini
menghasilkan konglomerasi industri yang meraksasa yang disebut sebagai keiretsu.
Bank sering kali menjadi bagian dari kelompok industri besar ini.
Penggunaan kredit bank dan modal utang yang meluas untuk membiayai
perusahaan besar terbilang sangat banyak bila dilihat dari sudut pandang Barat dan
manajemen perusahaan terutama lebih bertanggung jawab kepada bank dan lembaga
keuangan lainnya, dibandingkan kepada para pemegang saham. Pemerintah pusat juga
memberlakukan control ketat atas berbagai aktivitas usaha di Jepang, yang berarti
control birokrasi yang kuat dalam masalah-masalah usaha, termasuk akuntansi.
Pengetahuan mengenai kegiatan usaha utamanya terbatas pada perusahaan dan pihak
dalam lainnya seperti bank dan pemerintah.
Modal usaha keiretsu ini, sedang dalam perubahan seiring dengan reformasi
structural yang dilakukan Jepang untuk mengatasi atau menggerakkan stagnasi ekonomi
yang berawal pada tahun 1990-an. Krisis keuangan yang mengikuti pergerakakn
ekonomi Jepang juga disebabkan oleh review standardisasi laporan keuangan Jepang.
Krisis keuangan yang mengikuti pergerakakn ekonomi Jepang juga disebabkan oleh
review standardisasi laporan keuangan Jepang. Jelas terlihat bahwa banyak praktik
akuntansi menyembunyikan betapa buruknya perusahaan di Jepang. Sebagi contoh:
1. Hilangnya konsolidasi standardisasi yang menyebabkan adanya perusahaan
Jepang yang menutupi kerugian operasional dalam usaha gabungan. Investor
tidak dapat melihat apakah kegiatan operasional perusahaan sepenuhnya benarbenar menguntungkan.
2. Kewajiban pensiun dan pesangon hanya diakui 40 persen dari jumlah pinjaman
karena hal itu merupakan batas pengurang pajak mereka. Hal ini mengarah pada
praktik rndahnya kewajiban pensiun.
3. Pemegang saham dibebani biaya, bukan berdasarkan harga pasar. Dibuat untuk
mepertegas kohesi dari keiretsu, sehingga saham silang sangatlah luas.
Perusahaan menahan mereka yang rugi, akan tetapi menjual mereka yang untung
untuk mendapatkan laba.
Jelas terlihat bahwa banyak praktik akuntansi menyembunyikan betapa
buruknya perusahaan di Jepang. Suatu perubahan besar dalam akuntansi diumumkan
pada akhir tahun 1990-an untuk membuat kesehatan ekonomi perusahaan Jepang
menjadi semakin transparan dan membawa Jepang lebih dekat dengan standar
internasional yang disebut sebagai Akuntansi Big Bang.
Perubahan besar dalam penetapan standar akuntansi di Jepang terjadi pada tahun
2001 dengan pembentukan Badan Standar Akuntansi Jepang atau Accounting Standards
Board of Japan (ASBJ) dan lembaga pengawas yang terkait dengannya yang dikenal
sebagai Lembaga Akuntansi Keuangan atau Financial Accounting Standards Foundation
(FASF). ASBJ kini memiliki tanggung jawab utama untuk mengembangkan
standardisasi pembukuan serta panduan implementasinya di Jepang. ASBJ memiliki 13
anggota, tiga di antaranya adalah anggota penuh. Juga terdapat staf teknik penuh untuk
mendukung aktivitas tersebut. FASF bertanggung jawab untuk mendanai dan penamaan
anggotanya. Pendanaan datang dari perusahaan dan profesi akuntan, bukan dari
pemerintah. Sebagai organisasi sector swasta yang independen, ASBJ lebih kuat dan
transparan bila dibandingkan dengan BAC, dan memiliki subjek hanya pada segelintir
politisi dan saham khusus. ASBJ berkolaborasi dengan IASB dalam mengembangkan
IFRS serta pada tahun 2005 meluncurkan proyek bersama dengan IASB untuk
menghilangkan perbedaan yang ada antara IFRS dan standardisasi pembukuan Jepang.
BAC tetap menjadi penasehat FSA mengenai standardisasi pembukuan dan juga
bertanggung jawab untuk membuat standardisasi proses audit. Standardisasi pembukuan
Jepang tidak boleh bertentangan dengan hukum komersial. Oleh karena itu, triangulasi
bagi
kementerian
keuangan
yang
bertanggung
jawab
untuk
Informasi ini disusun untuk satu tahun tunggal berdasarkan suatu induk
perusahaan dan diaudit oleh auditor wajib. Hukum komersial tidak mengharuskan
laporan arus kas.
Perusahaan yang mencatatkan sahamnya harus menyusun laporan keuangan
sesuai dengan Undang-undang Pasar Modal (SEL) yang secara umum mewajibkan
laporan keuangan dasar yang sama dengan hukum komersial ditambah dengan laporan
arus kas. Namun menurut SEL laporan keuangan konsolidasi yang utama bukan laporan
keuangan induk perusahaan. Laporan keuangan dan skedul yang disusun sesuai dengan
SEL harus diaudit oleh auditor independen. Ramalan arus kas untuk 6 bulan kedepan
dimasukkan sebagai informasi tambahan dalam laporan kepada Kementerian Keuangan.
Laporan ramalan lainnya juga dilaporkan. Secara keseluruhan, jumlah pelaporan
ramalan perusahaan sangat besar di Jepang. Namun informasi ini hanya dilaporkan
dalam laporan wajib dan jarang sekali disajikan dalam laporan tahunan untuk pemegang
saham.
C. Pengukuran Akuntansi
Hukum komersial mewajibkan perusahaan-perusahaan besar untuk menyusun
laporan konsolidasi. Selain itu perusahaan yang mencatatkan saham harus menyusun
laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan SEL. Akun perusahaan secara terpisah
merupakan dasar bagi laporan konsolidasi dan umumnya prinsip akuntansi yang sama
digunakan untuk keduanya. Anak perusahaan dikonsolidasikan jika induk perusahaan
secara langsung dan tidak langsung mengendalikan kebijakan keuangan dan
operasionalnya. Metode Pooling of interest (penyatuan saham) untuk bisnis gabungan
digunakan pada situsai tertentu saja di mana tidak ada perusahaan yang mengotrol
perusahaan lainnya. Sebaliknya, bisnis gabungan dihitung karena pembelian. Goodwill
dihitung dengan dasar harga pasar asset bersih yang didapatkan dan diamortisasi lebih
dari 20 tahun atau kurang serta subjek terhadap tes penurunan nilai. Metode ekuitas
digunakan untuk investasi dalam perusahaan afiliansi ketika perusahaan induk
memberikan pengaruh signifikan daripada kebijakan operasional dan financial. Metode
ekuitas juga digunakan untuk menghitung proyek gabungan, gabungan yang
proporsional tidak diperbolehkan. Di bawah standar tingkat kurs saat akhir tahun,
pendapatan dan beban dalam rata-rata serta penyesuaian pertukaran mata uang asing
berada dalam ekuitas pemegang saham.
Persediaan yang ada harus dihitung apakah cocok dengan biaya atau lebih rendah
atau nilai keuntungan besih. FIFO, LIFO, serta metode biaya rata-rata semuanya
menerima metode cost-flow (arus biaya), dengan rata-rata yang paling baik. Investasi
dalam saham dinilai pada harga pasar. Asset tetap dinilai pada biaya dan didepresiasi
yang berkenaan dengan hukum pajak. Metode declining-balance (saldo menurun)
merupakan metode depresiasi yang paling umum.Biaya penelitian dan pengembangan
juga dicatat sebagai biaya pada saat terjadinya. Sewa menyewa keuangan lainnya
memungkinkan kapitalisasi atau dianggap sebagi kontrak operasional. Pajak tangguhan
dipersiapkan untuk perubahan sepanjang wajtu dengan menggunakan metode
kewajiban. Kerugian bersyarat dipersiapkan hingga terbuka kemungkinan dan dapat
diperkirakan. Keuntungan bagi para pensiun dan pegawai yang diberhentikan , diakui
secara penuh karena pegawai berhak mendaptkannya dan obligasi tanpa dana terlihat
seperti kewajiban. Dibutuhkan cadangan setiap tahun perusahaan harus mengalokasikan
sejumlah 10 persen kas dividen dan bonus yang dibayarkan pada direktur dan auditor
berwenang hingga cadangan mencapai 25 persen dari saham.
Kebanyakan praktik akuntansi dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir
sebagai akibat dari Perubahan Besar dalam Akuntansi. Perubahan- perubahan terakhir
ini meliputi:
1. Mengharuskan perusahaan yang mencatatkan sahamnya untuk membuat laporan
arus kas
2. Memperluas jumlah anak perusahaan yang dikonsolidasikan berdasarkan kendali
yang dimiliki dan bukan persentase kepemilikan
3. Memperluas jumlah perusahaan afiliasi yang dicatat dengan menggunakan
metode ekuitas berdasarkan pengaruh signifikan dan bukan pada persentase
kepemilikan
4. Menilai investasi dalam surat berharga sebesar harga pasar dan bukan biaya
perolehan
5. Menilai persediaan dengan biaya yang lebih rendah atau niali bersih daripada
dengan biaya
6. Provisi penuh atas kewajiban tangguhan
7. Akrual penuh atas pensiun dan kewajiban pensiun lainnya.
Dasar
Meiji
menjadi
Undang-undang
dasar
yang
Kalah, Jepang diduduki oleh Amerika maka demokrasi yang Amerika anjurkan
harus cepat berlangsung untuk pemulihan masyarakat Jepang. Pada masa pasca
Perang Dunia II, banyak generasi muda jepang uang belajar menuntut ilmu di
Amerika Serikat dengan harapan bila kembali ke Jepang akan membawa
perbaikan terhadap perekonomian Jepang pasca perang dunia II. Dalam masa
ini, jepang perlahan mulai bangkit dari keterpurukannya, jepang membangun
industri baja dan batubara. Jepang berharap dengan industri ini, akan
meningkatkan pemasukan yang signifikan untuk peningkatan perekonomian.
Pada akhirnya langkah yang diambil oleh jepang ini berhasil sehingga
menjadikan negara jepang sebagai negara pertumbuhan ekonomi dengan masa
rekontruksi perekonomian tercepat pada saat itu.
5. Inflasi
Tingkat inflasi di negara jepang tidak begitu buruk jika dibandingkan dengan
negara lainnya. rata-rata inflasi jepang dari tahun ke tahun yang paling besar
yaitu 0,2%. Namun, jepang sendiri telah mengadopsi IFRS dalam hal penyajian
laporan keuangan ketika terjadi inflasi. Jika terjadi inflasi maka ada beberapa
metode yang bisa digunakan oleh perusahaan yaitu :
Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar
dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar
dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Jepang merupakan salah satu Negara paling maju di dunia. Saat ini ekonomi
pasar bebas dan industri Jepang merupakan yang ketiga terbesar di dunia setelah
Amerika Serikat dan Republik Rakyat Cina, dilihat dari segi varitas daya beli
internasional. Ekonomi jepang ini dibentuk dari semua elemen yang membentuk
ekonomi modern yaitu : industri, perdagangan, pertanian, dan lain sebagainya.
ndustri ekspor utama Jepang adalah otomotif, elektrik konsumen, komputer,
semikonduktor, besi dan baja. Industri penting lain dalam ekonoi Jepang adalah
petrokimia, farmasi, bioindustri galangan kapal, dirgantara, tekstil dan makanan
yang diproses.Industri manufaktur Jepang banyak bergantung pada impor bahan
mentah dan bahan bakar minyak. Kesemuanya ini disokong oleh sistem
informasi dan transportasi serta perbankan yang baik. Tingkat perkembangan
keragaman bisnis
ini
tentu
akan membuat
8. Budaya
Budaya sendiri berpengaruh terhadap perilaku masing-masing individu dalam
mendasari pengaturan kelembagaan di suatu negara yang nantinya akan secara
tidak langsung akan berpengaruh terhadap akuntansi. Pada dasarnya akuntansi
harus memberikan respon terhadap kebutuhan masyarakat akan informasi yang
tentu saja akan mencerminkan dari kondisi kebudayaan setempat. Jepang
merupakan masyarakat tradisional dengan akar budaya dan agama yang kuat dan
sosialisasi yang tinggi antar masyarakat. hal ini dapat tercermin pada Perusahaan
Jepang yang saling memiliki ekuitas saham satu sama lain, dan seringkali
bersama-sama memiliki perusahaan lain. Investasi yang saling bertautan ini
menghasilkan konglomerasi industry yang meraksasa yang disebut sebagai
keiretsu. kondisi ini tentu membuat pemerintah jepang dan lembaga akuntansi
terkait di jepang menyusun sejumlah regulasi untuk mengatur hubungan
perusahan-perusahan tersebut.
BAC tetap menjadi penasehat FSA mengenai standardisasi pembukuan dan juga
bertanggung jawab untuk membuat standardisasi proses audit. Standardisasi pembukuan
Jepang tidak boleh bertentangan dengan hukum komersial. Oleh karena itu, triangulasi
standardisasi pembukuan, undang-undang perusahaan dan undang-undang perpajakan
masih tetap menjadi gambaran dari laporan keuangan Jepang.
C. IFRS dan Jepang
Jepang adalah Negara dengan pasar modal yang berpengaruh dalam pencaturan
standar akuntansi global serta penyandang dana yang signifikan untuk IASB (Penyusunan
IFRS). Jepang mempertimbangkan untuk menunda adopsi standar akuntansi global,
International Financial Reporting Standard (IFRS) dengan pertimbangan bahwa andaikan
adopsi IFRS dipaksakan bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa saham akan
mengganggu pertumbuhan perusahaan-perusahaan di jepang dan akan menyebabkan
beban administrasi yang besar.
Menurut asisten menteri keuangan Jepang, Shozaburo Jimi mengemukakan,
andaikan perusahaan-perusahaan Jepang diperlukan untuk memberlakukan IFRS, maka
akan membutuhkan cukup waktu, lima sampai tujuh tahun, untuk persiapan. Jepang
menunda pengenalan wajib standar akuntansi global setelah tanggal target awal tahun
2015. Langkah untuk mengadopsi standar akuntansi internasional semakin cepat bergulir
setelah terus menerus didorong oleh para regulator.
Di Jepang, tahun 2009 Business Accounting Council telah mengusulkan agar semua
perusahaan yang terdaftar di bursa saham Jepang menggunakan IFRS sebagai acuan
untuk menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi mereka untuk tahun yang berakhir di
2015 atau 2016. Regulator menjadwalkan tahun depan untuk memutuskan apakah
perubahaan standar ke IFRS akan diberlakukan sebagai mandat (wajib) bagi Jepang.
Ketika aktivitas bisnis perusahaan menjadi semakin berkembang setiap tahun, sistem
akuntansi dari negara-negara individu tampak sederhana, berbeda dari negara ke negara
lain. Baru-baru ini, tuntutan kebutuhan akan suatu sistem akuntansi berstandar
internasional sehingga investor dapat memahami dan dengan baik membandingkan
tampilan perusahaan dari negara lain ketika mereka mencari pembiayaan dari luar negeri.
Sebagai hasil penelitian ini, standar akuntansi internasional diaplikasikan secara bertahap.
Persetujuan Norwalk adalah hasil pertemuan antara FASB dan IASB pada bulan
September 2002. Persetujuan tersebut mencari persamaan antara IFRS dan U.S. standard,
kalkulasi rugi dan template saldo neracanya dipersiapkan langsung dari buku-buku
akunting oleh sarana metode derivatif.
Meskipun detail regulasi mengenai akunting korporasi bisa ditemukan dalam Kode
Perdagangan, aturan Kode Perdagangan dari Regulasi-Regulasi Mengenai Buku-Buku
Perdagangan dan Kementerian Ordinansi Kehakiman diterapkan untuk item-item yang
tidak didefinisikan secara spesi Hukum Pertukaran Sekuritas mendalilkan istilah, format
dan metode-metode yang digunakan untuk persiapan saldo neraca, pernyataan profit dan
rugi dan dokumen dokumen lain yang berhubungan dengan kalkulasi finansial. Itemitem ini dikirimkan menurut penggunaan yang wajar dan masuk akal termin, format dan
metode persiapan yang ditentukan dalam Ordinansi MOF.
Dari sudut pandang yang lebih praktis, dokumendokumen kalkulasi finansial
menyediakan informasi penting berkaitan dengan evaluasievaluasi sekuritas yang bisa
dinegosiasikan dan perusahaan yang menerbitkan saat itu membagikan penempatan
ataupenawaran perdana saham. Ordinansi ini mendukung pembuatan investigasi
administratif lebih lancar dan semakin cepat. Ordinansi meningkatkan kewajaran
transaksi dengan menyediakan representasi lebih akurat sementara memudahkan mereka
untuk ditangani dalam cara lebih halus melalui format rasional yang melancarkan
analisis-analisis lebih cepatu penawaran perdana saham.
Hukum Pertukaran Sekuritas ini diperkenalkan setelah Perang Dunia II dan ditujukan
untuk mengkopi hukum yang sama ditetapkan pada 1933 dan 1934 di Amerika Serikat.
Asumsi dasar dari otoritas pekerjaan dalam menyarankan legislasi korporat baru dan
sekuritas-sekuritas bekerja baik di Amerika Serikat namun juga bekerja di Jepang.
G. Isu Lagenda
Catatan penting untuk adopsi Standar-Standar Akunting Internasional di Jepang
adalah beberapa pernyataan HegaraHyH diharuskan memasukkan sebuah legenda yang
diminta oleh Amerika Serikat. Seseorang bisa menunjukkan masalah lain dengan praktikpraktik akunting Jepang. Pada Agustus 1995 laporan tahunan Dana Moneter
Internasional, administrasi kebijakan Jepang dituduh gagal untuk menggunakan ukuran
efektif untuk memperbaharui kelambatan Hegara perbankan, lebih jauh dikatakan
menunggu tidak akan memulihkan kerugian, namun malah menambahnya dan IMF
meminta Jepang mengambil tindakan cepat untuk mengkoreksi masalah-masalah bank
ini. Laporan ini juga menyatakan bahwa : (1) mekanisme pasar yang sekiranya membantu
depositor dan investor untuk menyeleksi bank-bank yang tidak bekerja karena
penyingkapan yang tidak memadai dari pengoperasian informasi bank-bank; dan (2)
penting bagi pemegang saham untuk menuntut kesempurnaan aturan yang lebih jelas
ringkas menentukan bagaimana dana-dana ini perlu diamankan untuk membersihkan
hutang yang menimbulkan masalah bank, termasuk reksadana.
DAFTAR REFERENSI
1. Choi Frederick D. S., Gary K. Meek, 2010, International Accounting, 6th edition, Salemba
Empat: Jakarta
2. http://finaaviana.wordpress.com/2013/03/17/bab-ii-perkembangan-dan-klasifikasi3.
4.
5.
6.
7.
akuntansi- internasional/
http://storyoedhie.blogspot.com/2014/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Umum
http://berita-iptek.com/antara-hukum-indonesia-dan-jepang/
https://www.facebook.com/YUANABADIJAYA2/posts/610384015702134?stream_ref=10
http://books.google.co.id/books?
id=YyurAYQ695AC&pg=PA242&lpg=PA242&dq=sistem+pendanaan+jepang&source=bl&
ots=N3KjbgYvQf&sig=TUtjUnjURj41uk7AgIEw9aCMgE&hl=id&sa=X&ei=rHtPU_SrAZCk8AXTjYHQDA&redir_esc=y#v=onepage&q=sistem
%20pendanaan%20jepang&f=false
8. http://berita-iptek.com/antara-hukum-indonesia-dan-jepang/
9. http://wenysilvia130706.blogspot.com/2011_04_01_archive.html
10. http://xmeizafitrianax.wordpress.com/2011/02/21/sistem-akuntansi-jepang
11. http://uziek.blogspot.com/2009/03/standar-akuntansi.html
12. http://nitha-lian.blogspot.com/2011/03/standar-akuntansi.html
13. http://inovarizka.wordpress.com/
14. http://jurnalakuntansikeuangan.com/2011/07/jepang-mungkin-menunda-adopsi-ifrs/
15. http://xmeizafitrianax.wordpress.com/2011/02/21/sistem-akuntansi-jepang
DAFTAR REFERENSI
Choi Frederick D. S., Meek Gary K., 2010, International Accounting, 6th edition, Salemba
Empat: Jakarta
Viana. F . (2013). Perkembangan dan Klasifikasi Akuntansi Internasional. Diakses dari
http://finaaviana.wordpress.com/2013/03/17/bab-ii-perkembangan-dan-klasifikasiakuntansi- internasional/
Fitriana, Meiza. (2011).
Sistem
Akuntasi
Internasional
Jepang.
Diakses
dari
http://xmeizafitrianax.wordpress.com/2011/02/21/sistem-akuntansi-jepang
Edhie,S . (2014) . Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi. Diakses dari
http://storyoedhie.blogspot.com/2014/03/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
_______. 2012. Chapter 2: Perbedaan Akuntansi di seluruh dunia. Diakses dari
http://mahasiswifeuta.blogspot.com/2012/09/chapter-2-perbedaan-akuntansi-di.html
diakses
_______.
2011.
Jepang
Mungkin
Menunda
Adopsi
IFRS.
Diakses
http://jurnalakuntansikeuangan.com/2011/07/jepang-mungkin-menunda-adopsi-ifrs/
dari