Professional Documents
Culture Documents
Menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15 Desember 2009 dan
mulai efektif berlaku untuk tahun buku periode buku yang dimulai pada 1 Januari 2011, laporan
keuangan yang lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
kembali
pos-pos
laporan
keuangan,
atau
ketika
entitas
dikategorikan sebagai pos luar biasa. Hal ini disebabkan karena kriteria penentuan pos luar biasa
masih membutuhkan judgement. 2. Memisahkan biaya yang termasuk pos luar biasa dengan
biaya yang tidak termasuk pos luar biasa bukan saja tidak praktis, tetapi juga merupakan hal
yang tidak berguna bagi pengguna laporan keuangan yang berfokus pada informasi yang dapat
mebantu prediksi future earnings dan akibat cash flow dari adanya kejadian-kejadian
tersebut.Sehingga sulit untuk memisahkan biaya ordinary atau extraordinary dan akan
menghalangi komunikasi informasi keuangan. 4.salah satu kategori pos luar biasa adalah tidak
sering terjadi.
Dengan mengklasifikasikan suatu kejadian dalam pos luar biasa tidak akan mengubah
efek bottom line atas kejadian tersebut terhadap organisasi, karena pos luar biasa hanya sebagian
kecil dari semua pos yang ada dalam laporan keuangan yang bisa dijadikan pertimbangan
organisasi. Dapat dikatakan bahwa dalm penyusunan pos luar biasa dalam laporan keuangan
terdapat kesulitan saat memisahkan efek-efek finansial dari suatu kejadian dengan kejdian lain
secara objektif. Maka akan semakin besar kemungkinan internal dan eksternal auditor melakukan
pekerjaan auditnya. Hipotesis yang diajukan adalah:
H1.A : EOT (Extraordinary Item) berpengaruh terhadap Client Cycle Time (CCT)
H1.B : EOT (Extraordinary Item) berpengaruh terhadap Firm Cycle Time (FCT)