Professional Documents
Culture Documents
disusun oleh:
Kelompok 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Annisa
Aripin
Diana Ananta Rurry
Gaip Teguh Santoso
Marsha Maharani
Nur Hayati
2012.35.1900
2015.35.2880
2012.35.1882
2015.35.2885
2012.35.1985
2012.35.1891
JURUSAN AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
AHMAD DAHLAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan....3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan
informasi keuangan suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam
laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba
ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan
keuangan.
Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada satu waktu
tertentu, dimana informasi yang tersedia berupa informasi harta, kewajiban,
dan modal. Perhitungan laba rugi menunjukkan pendapatan yang diperoleh,
biaya yang dikeluarkan serta hasil usaha yang diperoleh dalam suatu periode
yang terakhir pada tanggal yang tertera di neraca. Laporan perubahan posisi
keuangan menyajikan kegiatan pembiayaan dan investasi perusahaan.
Dalam
beberapa
dasawarsa
belakangan
ini,
perhatian
pada
b.
saat
diselesaikan
(Penyelesaian
atau
penyelesaian
yang
Pembatasan Masalah
Penelitian ini memiliki beberapa batasan-batasan masalah untuk
menghindari agar permasalahan tidak meluas. Batasan penelitian ini ingin
melihat berapa jumlah pendapatan yang diterima oleh perusahaan, dan apakah
perumusan pendapatan yang diterima sudah mengikuti aturan pada PSAK
No.23.
1.3.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengakuan pendapatan pada usaha waralaba?
2. Apakah pengakuan pendapatan sudah sesuai pada usaha waralaba?
1.4.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk:
1. Menganalisis pengakuan pendapatan pada usaha waralaba
2. Untuk mengetahui bagaimanakah pengakuan pendapatan pada usaha
waralaba.
1.5.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat memberikan manfaat,
antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan
2.
BAB II
6
TINJAUAN PUSTAKA
Akuntansi
(2000:2)
Akuntansi
didefinisikan
sebagai
proses
karena suatu
pemasaran
usaha
vertikal, yakni
yang
waralaba
3. Franchisor (pihak yang memberikan hak bisnis dalam waralaba)
g. Pengendalian mutu
h. Iklan dan promosi
Sepanjang tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an praktik yang standart
bagi para franchisor adalah mengakui seluruh iuran waralaba pada tanggal
penjualan, baik apakah iuran itu diterima saat ini atau harus ditagih sepanjang
satu periode waktu yang panjang. Sering kali, franchisor mencatat seluruh
jumlah itu sebagai pendapatan pada tahun penjualan meskipun masih banyak
jasa yang harus dilakukan serta ada ketidakpastian menyangkut penagihan
keseluruhan iuran.
Namun,perjanjian waralaba dapat menetapkan pengembalian pembayaran
pada franchisee jika kondisi kondisi tertentu tidak terpenuhi,dan laba iuran
waralaba dapat menurun secara drastis akibat biaya kewajiban dan jasa yang
harus diberikan oleh franchisor di masa depan. Untuk menghambat
penyalahgunaan dalam pengakuan pendapatan yang terjadi saat itu serta
untuk menstandardisasi praktik akuntansi dan pelaporan dalam industri
waralaba.
2.3 Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan suatu darah kehidupan dari suatu perusahaan.
Tanpa pendapatan maka tidak akan ada laba sehingga tanpa laba akan
mengakibatkan tidak adanya suatu perusahaan. Sangat sulit sekali
mendefinisikan pendapatan sebagai unsur akuntansi pada dirinya sendiri.
Definisi pendapatan yang dikemukakan oleh Zaki Baridwan (1997 :
30)2 adalah aliran kas masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau
pelunasan utangnya selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau
11
Jenis-Jenis Pendapatan
Pendapatan terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Pendapatan bersih (disposable income) adalah pendapatan seseorang
Pengakuan Pendapatan
Pendapatan dapat diukur dengan jumlah yang dibebankan ke
pelanggan untuk barang ataupun jasa yang telah diserahkan kepada
pelanggan tersebut. Sehingga masalah yang ditimbulkan periodisitas
merupakan suatu masalah waktu yaitu kapan waktu tersebut akan
12
dagangan, atau harta lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas.
14
aktiva
perusahaan
oleh
pihak-pihak
lain
yang
b.
16
Dalam beberapa kasus, hasil penagihan atas harga jual tidak dapat
dipastikan secara layak sehingga pengakuan pendapatan akan
ditangguhkan. Ada dua metode yang dapat digunakan dalam
menangguhkan pengakuan pendapatan sampai kas diterima, yaitu:
a. Metode akuntansi penjualan cicilan
Waralaba
Perusahaan waralaba memperoleh pendapatan dari sumber
penjualan waralaba awal dan aktiva atas jasa terakit, iuran (fee)
berkesinambungan
yang
didasarkan
pada
pengoperasian
waralaba,
dan
franchisee
adalah
pihak
yang
17
2.6
Pengukuran Pendapatan
Pendapatan paling baik diukur dengan nilai pertukaran produk atau
jasa perusahaan. Nilai pertukaran ini menyatakan ekivalen kas, atau nilai
sekarang yang didiskontokan dari klaim uang yang akhirnya akan diterima
dari transaksi pendapatan. Dalam banyak kasus, jumlah ini hanyalah harga
yang dicapai dalam suatu transaksi kas dengan pelanggan. Akan tetapi,
apabila perlu penyisihan yang sesuai harus dibuat untuk keperluan
menunggu pelunasan akhir.
Suatu keuntungan sangat diperlakukan serupa dengan pendapatan,
kecuali jika biaya yang mempunyai hubungan segera diofsetkan untuk
memperoleh keuntungan bersih. Pada penjualan aktiva yang tidak biasa
diperdagangkan oleh perusahaan, dimana biaya-biaya tersebut mencakup
suatu nilai aktiva yang dijual ditambahkan dengan biaya langsung
penjualan.
Beberapa kriteria bahwa pendapatan harus diukur dengan nilai
sekarang dari uang atau ekivalen uang yang akhirnya diterima
menunjukkan bahwa semua retur, potongan penjualan dan pengurangan
lain dari harga yang dikenakan harus dikurangkan dari pendapatan yang
sudah dihasilkan dari transaksi-transaksi tertentu. Dengan perkataan lain,
hal tersebut harus diperlakukan sebagai pengurang pendapatan, dan bukan
sebagai beban.
kerugian yang berasal piutang yang tak tertagih mungkin tidak begitu
jelas. Akan tetapi, juga haruslah diperlakukan sebagai pengurang dari
harga yang dikenakan dan bukan sebagai beban.
Potongan tunai diberikan, sebagian, untuk menyamakan nilai uang
yang diterima dalam periode diskon dengan nilai uang didiskontokan
sekarang dan diterima dalam jangka kredit yang diberikan. Namun tujuan
utama dari potongan tunai agar dapat mengurangi kerugian piutang tak
tertagih dengan mendukung orang-orang untuk membayar lebih awal atau
tunai. Jika tingkat potongan tunai ditentukan secara rasional, para penjual
tidak akan peduli apakah mereka menerima harga bersih sesudah
18
potongan, atau harga kotor dikurangi kerugian piutang tak tertagih normal
yang diharapkan. Maka dari itu, potongan tunai dan kerugian piutang tak
tertagih yang diperkirakan adalah sama sifatnya dan harus diperlakukan
secara sama. Potongan tunai yang diharapkan diambil dan kerugian
piutang tak tertagihyang diperkirakan terjadi harus dikurangkan dengan
cara langsung dari pendapatan kotor. Maka perlakuan tradisionalnya
sebagai beban sehingga tidak menghasilkan perbedaan jumlah laba bersih
yang dilaporkan namun karena akan tampak setelah membaca bagian
berikut dari beban, hal itu tidak mempunyai karakteristik dasar beban.
Dimana tingkat homogenitas dalam suatu klasifikasi laporan rugi laba
ditingkatkan, setiap kategori, seperti pendapatan bersih, akan merupakan
suatu penyajian yang lebih baik atas pengamatan dunia nyata.
Sehingga semua diatas mendapat peringatan yang biasa dari
materialitas. Apabila periode menunggu pendek, potongan dapat diabaikan
karena mempunyai tiga alasan pragmatis:
1. Pada tingkat potongan yang rendah jumlah potongan kecil dan tidak
19
dan
berkeinginan
untuk
melakukan
transaksi
wajar,
kemungkinan kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat
diterima.
BAB III
20
METODE PENELITIAN
satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Menurut
Sugiyono (2014:13) menyatakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut jenis penelitian, Sugiyono (2014:13)
metode penelitian terbagi menjadi dua sebagai berikut:
1. Metode Penelitian Kualitatif
Metode penelitian berlandaskan pada filsafat positivisme, dipergunakan
untuk meneliti pada kondisi yang alamiah (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti sebagai instrument kunci dalam hal
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan
snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi dan
analisis data bersifat kualitatif atau induktif.
2. Metode Penelitian Kuantitatif
23
Rp.120.000
Pendapatan diterima dimuka
Rp.120.000
Rp.30.000
Rp.30.000
data tak tersedia
data tak tersebut
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.3
Kesimpulan
Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi adalah jumlah harta kekayaan
yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus
masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.
Pengakuan pendapatan yang sering dilakukan perusahaan terdiri dari
pengakuan pendapatan pada saat penjualan, pengakuan pendapatan sebelum
penyerahan, pengakuan pendapatan setelah penyerahan, dan pengakuan
pendapatan untuk transaksi penjualan khusus. Pendapatan diukur dengan nilai
wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah tersebut diukur
dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan
dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh
perusahaan. Jika terdapat perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka
imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga.
4.4
Saran
Dalam makalah ini, seharusmya dicantumkan juga mengenai ketentuan
26
DAFTAR PUSTAKA
Aliminsyah dan Padji. 2003. Kamus Istilah Keuangan dan perbankan. Bandung:
Yrama Widya.
Baridwan, Zaki. 1997. Intermidiate Accounting. Yogyakarta. Ed.7.BPFE.
IAI . 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan . No.23 Jakarta.
Kieso,Donald E,Jerry J.Weygandt dan Terry D.Warfield. 2002. Akuntansi
Itermediete-Terjemahan Emil Salim . Jilid 1 Ed.10. Jakarta: Erlangga.
27