You are on page 1of 34

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA

SISTEM KELISTRIKAN DI PT. CHANDRA


ASRI, CILEGON, JAWA BARAT

Oleh:
Aris Widodo (2207100612)

Dosen Pembimbing:
Prof.Dr.Ir. Adi Soeprijanto, M.T
Ir. R.Wahyudi

Latar Belakang
PT. Chandra Asri yang berlokasi di Cilegon, Jawa
Barat, merupakan perusahaan memproduksi bahanbahan kimia. Hasil produksinya antara lain ethylene,
propylene dan pyrolisis gasoline(pygas).
Karena memproduksi bahan-bahan kimia, dimana tidak
boleh terjadi black out selama proses produksi maka
dibutuhkan sistem kelistrikan yang handal.
Untuk memperoleh keandalan sistem kelistrikannya
maka diperlukan sistem pengaman yang lebih sensitif
dengan me-review kembali sistem pengamannya .

Tujuan


Melakukan analisis terhadap sistem pengaman tenaga


listrik di PT. Chandra Asri, Cilegon, Jawa Barat.
Analisis dilakukan pada tegangan 20 kV, 6 kV dan
tegangan rendah 0,4 kV.
Melakukan simulasi koordinasi sistem pengaman
tenaga listrik dan mengevaluasi unjuk kerja dari sistem
pengaman tersebut.

Batasan Masalah


Rele pengaman yang disetting dan dikoordinasikan


adalah rele arus lebih (overcurrent relay) dan rele
gangguan ketanah (ground fault / ground overcurrent
relay).

GangguanGangguan-gangguan pada sistem tenaga


listrik
Gangguan adalah setiap keadaan sistem yang
menyimpang dari keadaan normal, dimana kondisi ini
dapat menyebabkan terganggunya kontinuitas pelayanan
tenaga listrik.
Bila ditinjau dari asalnya:
 Dari dalam sistem
 Dari luar sistem
Bila ditinjau dari sifatnya
 Gangguan sementara (temporary)
 Gangguan permanen (stationary)

SebabSebab-sebab terjadinya gangguan







Gangguan beban lebih ( overload )


Arus yang mengalir melebihi arus nominal yang
diijinkan (I>In).
Gangguan hubung singkat (shunt / paralel)
Gangguan simetri dan asimetri.
Gangguan hubung terbuka (seri)
Satu saluran terbuka dan dua saluran terbuka.
Gangguan gangguan serentak (simultan)
kombinasi : gangguan shunt-shunt, shunt-seri dan
atau seri-seri

Rele pengaman
Rele merupakan bagian dari peralatan sistem
tenaga listrik yang digunakan untuk memberikan
sinyal kepada pemutus tenaga. Rele ini akan
memberikan sinyal kepada pemutus tenaga untuk
memutuskan sistem tenaga listrik jika terjadi
gangguan

SyaratSyarat-syarat rele pengaman







Kecepatan Bereaksi
Saat rele mulai merasakan adanya gangguan sampai dengan
pelaksanaan pembukaan pemutus tenaga.
Kepekaan Operasi ( sensitivity )
Kemampuan untuk memberikan respon bila merasakan gangguan.
Selektif ( selectivity )
Kemampuan untuk menentukan titik dimana gangguan muncul dan
memutuskan rangkaian dengan membuka pemutus tenaga terdekat.
Keandalan ( reliability )
Kemampuan unutk dapat bekerja dengan baik dalam mengatasi
gangguan dan menghindari operasi yang tidak diperlukan.
- Dependable : harus trip ketika dibutuhkan.
- Secure : tidak boleh trip saat tidak dibutuhkan.
Ekonomis
harus disesuaikan dengan harga peralatan yang diamankan.

Karakteristik rele pengaman






Rele waktu seketika (instantenous)


Rele waktu tertentu (definite)
Rele waktu terbalik (inverse)
terdiri dari beberapa karakteristik:
- Normal inverse
- Very inverse
- Extremely inverse - Long inverse
Rele waktu IDMT

Rele Arus Lebih (Overcurrent Relay)


Pada dasarnya rele arus lebih berfungsi sebagai
pengaman gangguan hubung singkat, tetapi dalam
beberapa hal dapat berfungsi sebagai pengaman beban
lebih. Fungsi rele ini disamping sebagai pengaman
utama untuk seksi yang diamankan juga berfungsi
sebagai pengaman cadangan pada seksi berikutnya.
Rele arus lebih merupakan suatu jenis rele yang bekerja
berdasarkan besarnya arus masukan, dan apabila
besarnya arus masukan melebihi suatu harga tertentu
yang dapat diatur (Ip) maka rele arus lebih bekerja.

Rele gangguan ketanah (ground fault /

ground overcurrent relay)

Gangguan satu fasa ketanah dan dua fasa ketanah


dapat diamankan dengan rele gangguan tanah. Rele ini
tidak lain adalah merupakan pengaman arus lebih yang
dilengkapi zero sequence current filter. Contoh rele
gangguan tanah dapat dilihat seperti gambar dibawah ini:

Sistem Kelistrikan di PT. Chandra Asri (1)


Tipikal
setting

Sistem Kelistrikan di PT. Chandra Asri (2) MAIN_UTY 1 S/S

Sistem Kelistrikan di PT. Chandra Asri (3) MAIN_UTY 2 S/S

Sistem Kelistrikan di PT. Chandra Asri (4) ETHYLENE S/S

Sistem Kelistrikan di PT. Chandra Asri (5) Polyethylene


S/S

Arus hubung singkat maksimum dan arus hubung singkat minimum.


Tabel arus hubung singkat maksimum dan
minimum hasil perhitungan Etap 4.0

1. Arus hubung singkat maksimum


adalah arus hubung singkat tiga fasa pada
pembangkitan maksimum (saat kondisi
P L N - ST G - G T G = ON ) .
2. Arus hubung singkat minimum adalah
arus hubung singkat dua fasa pada
pembangkitan minimum (saat kondisi
STG = ON, PLN dan GTG = OFF).
Dalam hal ini arus hubung singkat
maksimum yang dipakai adalah arus
hubung singkat 4 cycle pada saat
pembangkitan maksimum. Sedangkan
arus hubung singkat minimum yang
dipakai adalah arus hubung singkat 30
cycle pada saat pembangkitan minimum.

ID

kV

Isc Max 4
cyle
A

3500-SWM-2010,2020

20,00

34.928

1.967

3510-SWM-6001A,B

6,00

20.254

4.347

3510-SWM-6002A,B

6,00

18.857

4.496

3530-SWM-6001A,B

6,00

23.161

4.410

3514-SWM-6001

6,00

15.289

4.100

3515-SWM-6001

6,00

18.852

4.281

3510-SWL-3801A

0,4

30.614

17.961

3510-SWL-3801B

0,4

30.614

17.959

3511-SWL-3801A,B

0,4

25.520

16.027

3512-SWL-3801A

0,4

15.214

10.309

3512-SWL-3801B

0,4

17.595

11.860

3513-SWL-3801

0,4

17.676

11.909

3514-SWL-3801

0,4

24.985

15.737

3515-SWL-3801

0,4

31.074

18.682

3530-SWL-3801A

0,4

31.563

18.830

3530-SWL-3801B

0,4

31.610

18.853

3530-SWL-3802A,B

0,4

31.610

18.853

Bus

Isc Min 30
cycle
A

Rele dan jenis peralatan yang diamankan


Rele pengaman arus lebih dan beban lebih
Peralatan yang
dilindungi

Jenis Rele
IC03F-AT1
IC03F-AT2H
TC023BDU2K
SE-K1N
S2E20

Busbar, Transformator
Busbar, Transformator
Busbar, Transformator,
Generator
Motor 355 kW
Motor > 355 kW

Rating
Tegangan
(kV)
6; 0,4
6

Thosiba
Thosiba

11, 20

Thosiba

6 ; 0,4
6

ABB
Thosiba

Buatan

Rele pengaman gangguan ketanah


Jenis Rele
TCG16B-FS1
ICG2D-AT1
S2E20

Peralatan yang
dilindungi
Generator, Busbar,
Transformator
Busbar, Transformator,
motor 355 kW
Motor > 355 kW

Rating
Tegangan
(kV)

Buatan

11, 20

Thosiba

6; 0,4

Thosiba

Thosiba

Setting rele bus 3515-SWL-3801 hingga bus 3500-SWM-2010 (1)


Setting Arus ( I> )
1,05 x FLA Ipp 0,8 x Isc Min 30Cl
3515-SWL- 3801A
1,05 x 1804,2 Ipp 0,8 x 18.682
1894,41
Ipp 14945,6 A
nCT : 2000/5, maka tap setting arus:

1894,41

Ips

2000/5

14945,6

2000/5

4,74
Ips 37,36
Dipilih tap setting arus : 5
Setelan aktual Ipp = 5 x(2000/5)= 2000 A

a. Rele 51.F.1.1
= Toshiba IC03F-AT1
Jenis Rele
Dipilih kurva
= Very Inverse
Isc Max 4Cl 3515-SWL-3801A = 31.074 A
Isc Min 30 Cl 3515-SWL-3801A = 18.682 A
FLA

kVA

3.kV
CT

2000/5 A

1250
3 ( 0, 4 )

Setting Waktu ( Time Dial )


Waktu operasi td = 0,1 + t= 0,1 + 0,3 = 0,4s
Multiple of Tap Current Seting (MOTCS) :

Isc Max 4 Cycle

3515 - SWL - 3801, 0,4 kV

Ipp
= (31074/2000) = 15,5

: =1804,2 A

Setting rele bus 3515-SWL-3801 hingga bus 3500-SWM-2010 (2)


FLA

kVA

3.kV

1250

= 433 A

3 ( 6)

CT

= 200/5
Perhitungan setting arus dan waktu sama seperti
rele 51.F.1.1, didapat tap setting arus = 4 A. Dengan
td = 0,4 += 0,4 + 0,3 = 0,7detik, maka dipilih time
dial = 5 s.

Berdasarkan kurva karakteristik rele Toshiba


IC03F seperti ditunjukkan pada Gambar, dengan
waktu operasi dipilih 0,4 detik dan MOTCS 15,5
maka dipilih TDS = 3s.
b. Rele 51.F.1
Jenis Rele = Toshiba IC03F-AT1 - very Inverse
Isc max 4Cl 3515-SWL-3801 kon 6 kV = (0,4/6) x
31.074 = 2071,6 A
Isc min 30 cycle 3515-SWM-6001, 6 kV = 4.281A

c. Rele 51.AF.5
Jenis Rele
= Toshiba IC03F-AT2H
Dipilih kurva
= Very Inverse
Isc max 4 cycle 3515-SWL-3801, 0,4 kV Konversi ke 6 kV =
2071,6 A
Isc min 30 cycle 3515-SWM-6001, 6 kV = 4.281A
FLA =

kVA

3.kV
CT

1684

= 162 A

3 ( 6)

: 300/5 A

Perhitungan setting arus dan waktu sama seperti


rele 51.F.1.1, didapat tap setting arus = 3. Dengan
td = 0,7 += 0,7 + 0,3 = 1detik maka dipilih time dial =
7 s. current setting high set (I>>) = 37 A dan time delay
(t>>) = 0,4 detik.

Setting rele bus 3515-SWL-3801 hingga bus 3500-SWM-2010 (3)

Koordinasi dengan
pengaman dibawahnya
kurang tepat karena
perbedaan waktu trip
<0,3 detik)

Koordinasi 51.AF.5
dengan rele 50.A1.1
tidak tepat

Koordinasi setting eksisting


- koordinasi 51.F.1.1 dengan pengaman
dibawahnya tidak tepat karena selisih waktu trip
kurang dari 0,3 detik.
- Rele 50.A1.1/51.A1.1 trip lebih dulu dari 51.AF.5
bila ada gangguan di bus 3515-SWM-6001.

Koordinasi dengan
pengaman dibawahnya
tepat karena perbedaan
waktu trip 0,3 detik
(0,3-0,4 detik)

Koordinasi 51.AF.5
dengan rele 50.A1.1
sudah tepat

Koordinasi resetting
- koordinasi 51.F.1.1 dengan pengaman
dibawahnya tepat karena selisih waktu trip
0,3 detik terpenuhi.
- Rele trip 51.AF.5 lebih dulu dari 50.A1.1/51.A1.1
bila ada gangguan di bus 3515-SWM-6001.

Setting Rele Transformator 51AF2, 5IAI1 dan 5IAI2 (1)


Tap setting arus :

454,6
x In
600
0,76 In

,6
x In
Ip 1573
600
Ip 2,63 In

Dipilih tap current setting In


Setelan aktual I = 1 x 600 = 600 A
Time Setting IDMT ( Time Dial )

a. Rele 51AF2

Waktu operasi td = 0,7 + t = 0,7 + 0,3 = 1 s

Jenis Rele
= Toshiba TC023B-DU2K
Dipilih kurva = Very Inverse
Isc Max 4Cl 3510-SWM-6001
= 20.254 A
Konversi ke 20 kV= (6/20) x 20254 = 6076,2 A
Isc Min 30 Cl 3500-SWM-2010
= 1.967 A
FLA=

kVA

15000

= = 433 A

td =

k x 13,5

( I / I EB ) 1

Isc Max 4Cl 3510-SWM-6001 Konv ke 20 kV = 6076,2A


I set
= 600

I
3 ( 20)
sc Max 4 Cycle3510 - SWM - 6001, 6 kV Konversi ke 20 kV
I/Ieb =
CT
= 600/5
600
I/Ieb
=
10,12,
sehingga:
Current setting IDMT ( I> )
1,05 x FLA Ipp 0,8 Isc Min 30 Cl 3500-SWM-2010
k x 13,5 , k = 0,68
1,05 x 443 Ipp 0,8 x 1967
1=
454,6
Ipp 1573,6 A

3.kV

10,12 1

Dipilih Time multiplier (k) setting = 0,7 s

Setting Rele Transformator 51AF2, 5IAI1 dan 5IAI2 (2)


Current Setting High Set (I>>)
Isc Max 4Cl 3510-SWM-6001 Konv ke 20 kV
Iset 0,8 x Isc Min 30 Cl 3500-SWM-2010
Isc Max 4Cl 3510-SWM-6001 Konv ke 20 kV
>0,8 x Isc Min 30 Cl 3500-SWM-2010
Maka setting =
I sc Max 4 cycle 3510 -SWM -6001 dikonversi ke 20 kV
Iset
In
600
Iset

6076,27
600

td =

k x 80

2
(
I
/
I
)

EB

Current Setting High Set (I>>)


Penghitungan current setting high set sama seperti
rele 51AF2 dengan nCT = 1500/5 maka dipilih I = 7 In.
Setting waktu ( t>> ) : 0,4 detik

In , I set 10,12 In

Dipilih I set = 11In

Setting waktu ( t>> ) : 0,1 detik


b. Rele 5IAI1
Setting arus dan setting waktu ( time dial )
Perhitungan setting arus dan waktu sama
seperti rele 51AF2 (nCT : 1500/5 serta daya trafo
33000 kVA), didapat tap current setting = In.
Dengan waktu operasi td = 1 += 1 + 0,3 = 1,3
detik serta persamaan untuk menghitung waktu
operasi td seperti dibawah ini, dipilih k = 0,29.

b. Rele 5IAI2
Perhitungan setting arus dan waktu sama seperti
rele 5IAI1 (nCT : 1000/5 dan daya trafo 21000 kVA)
didapat tap current setting = In, k = 0,65, current
setting high set (I>>) = 9In dan waktu tunda (t>>)
= 0,4 detik.

Setting Rele Transformator 51AF2, 5IAI1 dan 5IAI2 (3)

Rele tidak mampu


mengamankan trafo
karena disetting diatas
damage curve trafo

Koordinasi setting eksisting

Rele mampu
mengamankan trafo
karena disetting
dibawah damage
curve trafo

Koordinasi resetting

Setting Rele Motor GA-1803A-M pada Bus 3515-SWM-6001


Untuk mengamankan motor dengan daya
keluaran 355 KW digunakan rele:
Jenis Rele
= ABB SE-K1N
Dipilih kurva
= Inverse
Data spesifikasi motor :

In
: 21 A

Istarting
: 676 %

Tstarting
: 3 detik
Setting rele beban lebih :
Ipp = (110-120)% x In
Karakteristik rele ABB-SEK1N

Overload relay

Fuse untuk
melindungi motor
dari gangguan
hubung singkat

Setting Rele Motor GB-5101C-M hingga Bus 3500-SWM-2010

Fuse sebagai
pengaman
cadangan

Untuk mengamankan motor dengan daya


keluaran > 355 KW digunakan rele:

Jenis Rele
= Toshiba S2E20

Karakteristik
= Definite
Data motor :

In
= 81 A

I starting motor = 675 %


T starting

= 8 detik

Setting rele pengaman motor :


Istarting < Ipp < 0,8 Isc min

Rele disetting
diatas arus starting,
setting waktu 0,05
detik dari
sebelumnya 0,15
detik

Setting Rele Gangguan ke Tanah pada Bus 3515-SWL-3801 hingga Bus


3500-SWM-2010 (1)
Tap setting arus :
10

200 / 5
0,25
dipilih tap : 0,3

Ipp

50
200 / 5

Ipp 1,25

Setelan aktual Ipp = 0,3 x

200

= 12 A

5
Setting Waktu ( Time Dial )
Dipilih time dial (TDS) = 1

Imax

100

= 8,5
Ipp
12
Dari pembacaan kurva karakteristik rele Toshiba ICG2D-AT1
seperti ditunjukkan pada Gambar, dengan time dial = 1 dan multiple of
tap current setting 8,5 didapat waktu operasi = 0,4 detik.

Multiple of Tap Current Setting :

a. Rele 50G.F.1/51G.F.1
Jenis Rele : Toshiba ICG2D-AT1
Curve
: Inverse time
CT
: 200/5 A

Setting Arus ( I> )


10 % Imax Ipp
nCT : 200/5, Imax 100 A

50 % Imax
Gambar Kurva karakteristik rele Toshiba ICG2D-AT1.

Setting Rele Gangguan ke Tanah pada Bus 3515-SWL-3801 hingga Bus


3500-SWM-2010 (2)
b. Rele 50G.AF.5/51G.AF.5
= Toshiba ICG2D-AT1
Jenis Rele
Curve
= Inverse time
CT
= 300/5 A
Dengan perhitungan yang sama dan syarat : Ipp rele 50G.AF.5/ 51G.AF.5 > Ipp
50G.F.1/51G.F.1 serta setting kelambatan waktu t = 0,3-0,4 detik terpenuhi, didapat
tap 0,5, time dial 1 s dan waktu operasi 0,8 detik.
c. Rele 51N.A1.1
Jenis Rele
= Toshiba ICG2D-AT1
Curve
= Inverse time
CT
=100/1 A
Dengan perhitungan yang sama dan syarat : Ipp rele 51N.A1.1 > Ipp rele
50G.AF.5 /51G.AF.5 serta setting kelambatan waktu t = 0,3-0,4 detik terpenuhi,
didapat tap 0,4, time dial 1 s dan waktu operasi 1,1 detik.

Setting Rele Gangguan ke Tanah pada Bus 3515-SWL-3801 hingga Bus


3500-SWM-2010 (2)

Koordinasi
kurang tepat
karena selisih
waktu trip
<0,3 detik

Pada resetting
ini selisih waktu
trip diset 0,4
detik

Setting Gangguan ke Tanah pada Rele 51GAF2, 5IGAI1 dan 5IGAI2

Koordinasi esksisting
waktu operasi 51AF2,
51GAI1 dan 51GAI1
masing-masing 0,4 dan 0,7
detik.
Pada resetting ini selisih
waktu trip diset 0,1 dan 0,4
detik. Sehingga lebih
sensitif bila ada gangguan
hubung singkat ketanah

a. Rele 51GAF2
Jenis Rele : Toshiba TCG16B-FS1
Curve
: Definite
CT
: 100/5 A

Dengan perhitungan sama seperti rele


50G.F.1/ 51G.F.1 didapat tap 0,7A,
delay setting dipilih 0,1 detik.
b. 51GAI1 dan 51GAI2

Perhitungan sama seperti rele 50G.F.1/


51G.F.1. didapat tap tap 0,25, dan
waktu operasi 0,4 detik.

Setting Rele Gangguan ke Tanah pada Motor GA-1803A-M hingga Main


Bus 3500-SWM-2010
Rele 50G.F2/Rele 51G.F2 (Jenis rele = Toshiba ICG2D-AT1- Inverse time)
Eksisting :
selisih waktu trip 0,15
detik (<0,3 detik). Dapat
menyebabkan trip rele
secara berurutan
sebelum CB disisi
downstream benarbenar terbuka.

Resetting :
selisih waktu
trip 0,4 detik.
Sesuai
standard
pengamanan

Setting Rele Gangguan ke Tanah pada Motor GB-5101C-M hingga Bus


3500-SWM-2010
Rele Gangguan tanah 2E.AF.5 (Jenis rele =Toshiba S2E20 Definite)

Eksisting :
waktu trip 0,3
detik.

Resetting : waktu
trip 0,1 detik
sehingga lebih
sensitif bila terjadi
gangguan.

KESIMPULAN


Setting eksisting rele arus lebih pengaman trafo 3510-TR-6001, TR2011 dan TR-2012 tidak tepat karena setelan berada diatas damage
curve trafo. Pada kondisi resetting, kurva setelan berada dibawah
damage curve sehingga mampu mengamankan trafo bila terjadi
gangguan hubung singkat dibus bawahnya.
Koordinasi setting rele pengaman arus lebih mengacu pada kapasitas
daya beban, arus hubung singkat minimum dan arus hubung singkat
maksimum. Sedangkan koordinasi setting rele gangguan ketanah di PT
Chandra Asri mengacu pada arus maksimum yang dapat mengalir
melalui neutral grounding resistor.
Koordinasi setting waktu pada resetting rele pengaman arus lebih dan
rele gangguan ketanah sudah tepat karena perbedaan waktu minimum
satu langkah antara sisi hulu dan hilir 0,3-0,4 detik. Selain itu juga dalam
koordinasinya sesuai dengan urutan grading waktu.
Koordinasi resetting rele arus lebih dan rele gangguan ketanah pada
sistem kelistrikan di PT. Chandra Asri, Cilegon, telah sesuai dengan
standard pengamanan.

Daftar Pustaka
[1] Anderson, P.M., Power System Protection,
McGraw-Hill, USA, 1998.
[2] Bergen, Arthur R., Vittal, Vijay, Power System
Analysis 2 Edition, Prentice Hall, USA, 2000.
[3] Gonen, Turan, Modern Power System
Analysis, USA, 1988.
[4] Gross , Charles A., Modern Power System
Analysis, John Wiley & Sons, Inc., USA, 1986.
[5] Hewitson, L.G., Brown, Mark, Balakrishnan,
Ramesh, Practical Power System Protection,
IDC Technologies, Netherland, 2004.
[6] Horowitz, Stanley H. dan Phadke, Arun G.,
Power System Relaying 3 Edition, John Wiley
& Sons Ltd, England, 2008.
[7] Lazar, Irwin, Electrical Systems Analysis and
Design for Industrial Plants, The HeywardRobinson Company Inc., USA, 1980.
[8] Manuals Rele Toshiba dan ABB
[9] Marsudi, Djiteng, Operasi Sistem Tenaga
Listrik, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.
[10] Penangsang, Ontoeseno, Diktat Kuliah Analisa
Sistem Tenaga 2, Teknik Elektro-ITS, Surabaya,
2006.
[11] Preve, Cristophe, Protection of Electrical
Network, ISTE Ltd, Great Britain and the United
States, 2006.

[12] Ravindranath, B., Chander, M., Power System


Protection and Switchgear,
[13] Reimert, Donald, Protective Relaying For Power
Generation Systems, CRC Press,USA, 2006
[14] Short, T.A., Electric Power Distribution
Handbook, CRC Press, USA, 2004.
[15] Stevenson, Jr., William D., Analisis Sistem
Tenaga Listrik, alih bahasa oleh: Ir. Kamal Idris,
Erlangga, 1990.
[16] Sulasno, Analisa Sistem Tenaga Listrik, Satya
Wacana, Semarang, 1993.
[17] T., Davies, Protection of Industrial Power System
second edition, Elsevier Ltd., UK, 1996.
[18] Vijayaghravan G., Brown, Mark and Barnes,
Malcolm, Grounding, Bonding, Shielding and
Surge Protection, Newnes, 2004
[19] Wahyudi R, Diktat Kuliah Sistem Pengaman
Tenaga Listrik, Teknik Elektro-ITS,Surabaya,
2008.
[20] Warne, D.F., Newnes Electrical Power Engineers
Handbook Second Edition, Elsevier Ltd., UK,
2005.
[21] Wayne Beaty, H. Handbook of Electric Power
Calculation Third Edition, McGraw-Hill, USA,
2001.

Terima Kasih

You might also like