You are on page 1of 12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini dimulai pada minggu pertama bulan Juni 2006 sampai akhir
Agustus 2006 dengan mengambil lokasi di Laboratorium Struktur Universitas
Merdeka Malang pada tahap persiapan sampai pengecoran dan Laboratorium
Struktur Universitas Muhammadiyah Malang pada tahap pengujian. Benda Uji yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 16 beton silinder dengan dimensi (15 x 30) cm
dan balok tinggi yang berukuran (130x400x1000)mm sebanyak 12 benda uji dengan
spesifikasi sebagai berikut :
1. 3 (tiga) balok tanpa tulangan geser longitudinal , two point loading
2. 3 (tiga) balok dengan tulangan tulangan geser longitudinal 1 6 mm, two
point loading
3. 3 (tiga) balok dengan tulangan tulangan geser longitudinal 2 6 mm, two
point loading
4. 3 (tiga) balok dengan tulangan tulangan geser longitudinal 3 6 mm, two
point loading
a

h
Ln

Gambar 3.1 : Setting Pembebanan Balok dengan two point loading


Tabel Spesifikasi Benda Uji
Jumlah Tul.
Benda Uji

BTTB-0
BTTB-1
BTTB-2
BTTB-3

Dimensi (cm)

Geser

13 x 40 x 100
13 x 40 x 100
13 x 40 x 100
13 x 40 x 100
13 x 40 x 100
13 x 40 x 100
13 x 40 x 100
13 x 40 x 100
13 x 40 x 100
13 x 40 x 100
13 x 40 x 100
13 x 40 x 100

Longitudinal
0
0
0
1
1
1
2
2
2
3
3
3

Rasio Bentang

Jumlah Benda

Geser (a/d)

Uji

0.6
0.8
1
0.6
0.8
1
0.6
0.8
1
0.6
0.8
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
= 12

6-100 mm

210 mm

BTTB-0

410 mm

40 cm

100 cm
13 cm

6-100 mm

210 mm
26 mm

BTTB-1

40 cm

410 mm

100 cm
13 cm
210 mm

6-100 mm

BTTB-2

46 mm

40 cm

100 cm
13 cm
210 mm

6-100 mm

66 mm

BTTB-3

40 cm

100 cm
13 cm

Gambar 3.2 : Penulangan pada Balok-uji


3.2 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Beton fc 25 MPa dengan volume 0,9 m 3, dengan agregat maksimum 20 mm,
nilai slump 15 mm, fas 0,52.
2. Baja tulangan dengan diameter 6 mm dan diameter 10 mm
3. Form work (bekisting) balok uji dari multipleks 10 mm dengan rangka dari kayu
meranti 3/5
4. Kawat bendrat untuk baja tulangan
5. Cat dari kapur putih / kapur padam
6. Solar
7. Karung Goni

3.3 Instrumen Penelitian


Adapun peralatan-peralatan yang digunakan pada pelaksanaan penelitian ini antara
lain :
1. Loading Frame dengan kapasitas 25 ton
2. Hidraulic Jack dan Hidraulic Pump yang berkapasitas 50 ton
3. Load Cell, kapasitas 30 ton
4. Load Indicator type digital dengan ketelitian 5 kg
5. Dial Gauge, maksimal pembacaan 30 mm dengan tingkat ketelitian 0,01 mm
6. Dial Holder type magnetic
7. Cetakan Silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm
8. Compression Testing Machine, kapasitas 200 ton
9. Kerucut Slump
10. Vibrator
11. Lup
12. Electrical Strain Gauges
13. Digital Strain Indicator dengan tingkat ketelitian 10-6 in/in

3.4 Pelaksanaan Penelitian


3.4.1

Persiapan

Dalam melaksanakan penelitian, diperlukan adanya tahapan tahapan


pekerjaan yang berguna untuk mendukung kelancaran penelitian tersebut.
Aadapun tahapan tahapan pekerjaan yang dimaksud dimulai dari tahap
persiapan yang meliputi :
1. Persiapan Bahan
Pada tahap ini bahan bahan yang akan kita gunakan sebagai material
penyusun beton diuji kelayakannya apakah memenuhi standar yang ditetapkan
atau tidak. Pemilihan material yang mempunyai kualitas yang baik akan
berpengaruh baik juga terhadap kualitas beton yang dihasilkan. Selain
pengujian juga ditentukan kebutuhan tiap bahan guna mencapai volume yang
direncanakan dalam hal ini adalah sebesar 0,9 m3.
2. Persiapan Alat
Tahapan ini meliputi pengenalan alat baik dari segi kapasitas alat, cara kerja
alat dan tingkat ketelitian alat yang akan digunakan selain untu mengetahui
tingkat kelayakan pakai alat tersebut.
3. Persiapan Tenaga Kerja
Persiapan tenaga kerja juga penting selain persiapan alat terutama untuk
penelitian beton yang memerlukan tenaga yang banyak untuk menekan biaya
dan waktu penelitian.

3.4.2

Pengujian Tulangan

Pengujian tulangan yang dilakukan adalah uji tarik yang tujuannya adalah
untuk mengetahui mutu baja tulangan yang akan digunakan dalam hal ini adalah
baja tulangan dengan diameter 6 mm dan 10 mm.
3.4.3

Pembuatan Benda Uji


Pembuatan benda uji meliputi beberapa tahap pekerjaan, yaitu :
1. Pembuatan Form Work / Bekisting
Form Work atau yang lebih dikenal dengan Bekisting adalah cetakan yang
digunakan untuk membuat beton. Bahan dan alat yang digunakan adalah :
a. Multipleks 9 mm
b. Usuk 3/5
c. Paku
d. Gergaji
e. Palu
f. Meteran
g. Penggaris Siku
h. Pensil
i. Ketam
2. Pembesian
Pembesian adalah pekerjaan perakitan tulangan baik untuk tulangan pokok,
tulangan geser longitudinal dan sengkang. Bahan dan alat yang digunakan
antara lain :
a.

Baja tulangan 10 mm

b.

Baja tulangan 6 mm

c.

Gergaji Besi

d.

Pleser atau pembengkok tulangan

e.

Tang / Catut, untuk mengencangkan bendrat

f.

Paku, untuk mengencangkan bendrat

g.

Bendrat, sebagai pengikat tulangan

h.

Meteran

i.

Kapur Tulis

3. Pembuatan tumpuan dan angkur tumpuan.


Benda uji ini menggunakan tumpuan sederhana yaitu sendi dan rol, dimana
untuk sendi digunakan pipa besi yang dilas pada plat besi berukuran (10x13)
cm. Pemasangan tumpuan pada balok adalah dengan menggunakan angkur
tumpuan berbentuk U dari tulangan 10 mm.
4. Pemasangan Strain Gauge
Strain Gauge adalah suatu komponen eksternal yang dipasang pada tulangan,
baik itu tulangan pokok, tulangan geser longitudinal ataupun sengkang yang
digunakan untuk mengukur regangan tulangan yang digunakan pada saat
benda uji menerima beban. Strain gauges ini dipasang pada :
a. Tulangan Pokok

: 1/2 L

b. Tul. Geser Long

: 1/3 L

c. Sengkang

: 1/3 L

5. Pengecoran
Setelah pembuatan bekisting dan pembesian selesai, maka tahap selanjutnya
adalah pengecoran. Adapun bahan dan peralatan yang digunakan adalah :

a.

Pasir

b.

Kerikil

c.

Semen

d.

Air

e.

Molen, kapasitas 0.125 m3

f.

Bucket ( tampungan), digunakan untuk menampung beton segar yang


dituang dari molen

g.

Ember

h.

Cangkul

i.

Sekop

j.

Vibrator

k.

Kerucut Abraham ( slump test ), untuk mengetahui tingkat kekentalan


dan kelecakan beton

l.

Cetakan silinder, ( 15 x 30 ) cm

6. Perawatan
Perawatan beton dilakukan dimulai minimal 1 (satu) hari setelah pengecoran
sampai pada beton berumur 28 hari. Ada beberapa cara yang dilakukan dalam
perawatan ini salah satunya adalah dengan menyelimuti beton dengan karung
goni basah.
7. Pembongkaran Form Work (Bekisting)
Pembongkaran Form Work dilakukan 14 (empat belas) hari setelah
pengecoran.
8. Pengecatan atau Pengapuran Benda Uji

Pengecatan atau pengapuran benda uji bertujuan agar permukaan benda uji
menjadi putih sehingga diharapkan dapat mempermudah pengamatan terhadap
retak yang terjadi pada saat benda uji dibebani.

3.4.4

Alur Penelitian
Mulai

Perencanaan Balok Tinggi :


- Perhitungan dimensi
- Perhitungan jumlah tulangan
- Analisa penampang

Persiapan Bahan dan Alat

Pembuatan Bekisting, Pembesian dan Pemasangan Strain Gauge

Pengecoran

Pelepasan Bekisting umur 7 hari


Tidak

Perawatan Benda Uji

Cek apakah
benda uji
mengalami
keropos

pengujian

Analisa Data

Ya

grouting
Selesai

Gambar 3.3 : Diagram Alir Penelitian


3.4.5

Setting Pengujian

Actuator Frame

Hidraulic Jack

Load Cell
Balok Uji

Pin Supporting

Load Indicator

Dial
gauge
Loading Frame

Hidraulic Pump
L

Gambar 3.4 : Setting Pengujian Balok dengan Loading Frame

Setting Pengujian
Pengujian balok uji dilakukan dengan memakai loading frame seperti terlihat pada
gambar 3.4. Pembacaan yang dilakukan pada pengujian adalah data beban yang diberikan
setiap kenaikan 250 kg, beban saat retak awal balok, beban saat kondisi ultimit tercapai,
displacemen pada titik beban ( tepi atas dan tepi bawah balok). Pengamatan yang
dilakukan adalah pola retak yang terjadi mulai retak awal, retak diagonal sampai beban
pasca retak balok. Pengujian balok dilakukan pada setiap variasi penulangan geser

dengan a/d mulai 0,6 ; 0,8 dan 1,0 dengan pemberian dua titik beban pada balok seperti
terlihat pada gambar 3.1.

3.4.6

Kendala dan Hambatan


Dalam

pelaksanaan

penelitian,

ditemui

beberapa

kendala

yang

menghambat mulai dari tahap persiapan sampai pada pengujian. Beberapa


kendala yang penulis maksud antara lain :
1.

Terbatasnya sarana Laboratorium Struktur Laboratorium


Universitas Merdeka Malang terutama dalam pengadaan alat-alat pengujian
material dan pengujian benda uji itu sendiri.

2.

Kurangnya kontrol pada saat pelaksanaan pengecoran yang


menyebabkan perhitungan hasil mix design tidak dapat benar-benar
diaplikasikan.

3.

Bagi penulis, penelitian ini tergolong baru dan cukup berat


jika diukur dari besar dan beratnya benda uji dan dari segi pemahaman penulis
sendiri

You might also like