Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Jepang merupakan negara yang memiliki banyak perkembangan dalam berbagai aspek
seperti Teknologi, Informasi, Pendidikan, Ekonomi, Industri dan berbagai hal lainnya. nama
resmi Jepang ialahNipponkoku/Nihonkoku adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur.
Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga
dengan Republik Rakyat Cina, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut
Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil diLaut Cina Timur,
tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.
Pembahasan mengenai Masa Pendudukan Jepang tahun 1942-1945 dan Dominasi Jepang
terhadap Indonesia merupakan hal yang sekiranya hanya segelintir orang yang telah
membahsnya. Pembahasan ini lebih menekankan pada pembahasan sejarah masa lalu Indonesia
dalam mengahadapi kaum kolonialisme Jepang serta membahas mengenai banyaknya pengaruh
Jepang pada Indonesia pada masa sekarang ini baik disadari maupun tidak disadari.
Sebagai calon pendidik, mahasiswa diharapkan mampu memahami sejarah Indonesia
secara detail serta beberapa pengaruh yang ditimbulkan pada kehidupan masa kini. Hal ini
kiranya penting untuk semakin memberikan rasa nasionalisme pada anak didik yang diajarkan.
Makalah ini dibuat sebagai landasan pembahasan dan pembelajaran studi sejarah dalam
kegiatan belajar mengajar, terutama untuk para mahasiswa calon pendidik, karena dalam proses
pengajaran kita dituntut untuk memberikan gambaran mengenai Indonesia baik dalam masa
lampau maupun masa kini. hal ini dapat pula dianisipasi karena pada kenyataannya sekarang
peserta didik memiliki tingkat kekritisan yang cukup tinggi.
Berdasarkan penelusuran yang telah kami kaji, ada beberapa hal yang menarik mengenai
pembahasan ini dari mulai berbagai strategi yang dijalankan Jepnag, penderitaan rakyat
Indonesia, organisasi pergerakan Indonesia serta masih mendominasinya pengaruh atau hal-hal
lainnya Jepang terhadap Indonesia.
Dengan terselesaikannya makalah ini, para pembaca diharapkan mampu mengenali
sejarah Indonesia khususnya mengenai masa pendudukanJepang tahun 1942-1945 dan pengaruh
Jepang hingga saat ini. Serta dapat memberikan banyak kontribusi bagi negara ini yang sekiranya
melalui makalah ini dapat digambarkan bahwa hingga saat ini Indonesia masih berada di bawah
jajahan Jepang walaupun tidak secara fisik, namun mealui berbagai hal yang mendominasi
Indonesia saat ini.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana Sejarah Jepang menjadi negara yang kuat dan berkembang seperti saat ini?
b. Bagaimana proses masuknya Jepang ke Indonesia dan Bagaimana bentuk-bentuk kekejaman
bangsa Jepang?
c. Apa saja Organisasi yang berdiri pada zaman Jepang?
d. Bagaimana pemerintahan yang dijalankan Jepang pada masa pendudukannya di Indonesia
serta dampak pendudukan Jepang?
e. Bagaimana akhirnya Jepang mundur dari Indonesia?
f. Apa saja yang mendominasi Indonesia dari Jepang?
C. TUJUAN
a. Pembahasan Masa Pendudukan Jepang tahun 1942-1945 dan dominasi Jepang terhadap
indonesia mambantu para mahasiswa calon pendidik dan yang telah menjadi pendidik (guru)
agar semakin memahami sejarah indonesia baik masa lampau maupun masa kini
b. Memberikan rasa nasionalisme terhadap para pembaca mengingat perjuangan bangsa ini
untuk merdeka
c. Pembahasan ini dapat dijadikan acuan untuk semakin membangun negara ini kearah yang
lebih baik
D. SISTEMATIKA
Bab 1:
Pada bab ini berisi Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang penulisan makalah, rumusan apa
saja yang akan dibahas dalam makalah ini, tujuan apa yang akan dihasilkan dalam penulisan
makalah ini, serta berisi mengenai sistematika yang digunakan atau yang di bedah pada makalah
ini.
Pada bab ini pula memaparkan beberapa pengantar untuk memahami dan mempelajari maakalah
ini.
Bab II :
Pada bab ini berisi Pembahasan, bab ini membahas mengenai Sejarah Singkat mengenai Jepang,
Awal masuknya Jepang ke Indonesia, Organisasi Pergerakan Nasional pada masa pendudukan
Jepang, Masa pemerintahan Jepang dan dampak terhadap rakyat Indonesia, faktor-faktor yang
menyebabkan Jepnag mundur dari Indonesia, berbgai dominasi yang dilakukan Jepang pada
Indonesia dalam berbagai bidang.
Bab III :
Pada bab ini berisi kesimpulan, bab ini menyimpulkan secara keseluruhan apa yang dibahas
dalam makalah ini. bab ini pun berisi ajakan untuk melakukan perubahan pada Indonesia ke
depannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejak tahun 1867, Jepang memasuki periode baru yang diberi nama Restorasi Meiji.
Restorasi Meiji merupakan awal perubahan pemerintahan Jepang. Restorasi Meiji merupakan
peristiwa yang menunjukan berakhirnya masa kekuasaan Shogun dan dimulainya kekuasaan
Jepang. Sejak berlangsungnya Restorasi Meiji Jepang berubah menjadi negara yang mau terbuka
atas pengaruh dari asing, sehingga dalam waktu yang tidak begitu lama Jepang mampu menjadi
negara yang kuat, maju dan berkembang. Restorasi Meiji inilah sebagai katalis dalam kemajuan
Jepang menuju negara industri maju. Keberhasilan Restorasi Meiji ini diakui dunia tidak ada
bandingannya di seluruh dunia. Dalam jangka waktu hanya sekitar 30 tahunan telah berhasil
membawa Jepang dari negara terisolasi, terbelakang dan tradisional menjadi negara maju yang
kompetitif dengan negara- negar barat. Restorasi Meiji ini juga telah melahirkan tokoh-tokoh
yang amat berpengaruh bagi kemajuan Jepang seperti Fukuzawa Yukichi tokoh modernisasi
pendidikan Jepang, Dalam era Restorasi Meiji ini ia mampu memberi pengaruh yang amat besar,
yang hingga kini mampu menggerakkan masyarakat Jepang untuk mencari ilmu dan terus
belajar. Sejak saat itu pula memunculkan kepercayaan diri Jepang menjadi negara yang banyak
mengikuti aksi-aksi negara Eropa, seperti Inggris, Perancis, Amerika Serikat, Jerman, Rusia, dan
lain-lain yang telah berhasil menjadi negara imperialis. Kebutuhan Jepang akan sumber daya
alam juga merupakan salah satu alasan yang memperkuat Jepang mengkolonisasi negara di Asia.
Pada saat itu Jepang merupakan negara yang sedang proses merintis industrinya yang
membutuhkan sumber daya alam yang banyak untuk menopang perkembangan industrinya.
Korban imperialisme dan kolonialisme pertama Jepang ialah negara Korea dan Cina sepuluh
tahun setelah berakhirnya Perang Dunia I.
Kebutuhan Jepang akan sumber daya alam yang banyak membuat Jepang berfikir untuk
mendapatkan sumber daya alam itu sehingga timbul tindakan Jepang untuk mengkolonisasi
beberapa negara. Hingga akhirnya Jepang melirik Indonesia sebagai negara yang akan di
kolonisasi, semangat Jepang untuk menjajah Indonesia bermula dari semangat Jepang
yaitu Hakko Ichi U yang mengajarkan kesatuan keluarga umat manusia. Dalam memperlancar
niat itu Jepang menyusun beberapa strategi salah satu langkah awalnya Jepang melaksanakan
penyelidikan daerah-daerah strategis di Indonesia, seperti perairan Singapura dan Riau yang
dilakukan dengan menyamar sebagai nelayan. Begitu pula di daerah pedalaman, penyelidikan
dilakukan dengan menyamar sebagai pedagang (toko, pedagang keliling), pengusaha
penggergajian kayu di hutan, tukang arloji, wartawan dan juru potret.
B.
Balatentara Jepang. Pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan hangat oleh
bangsa Indonesia. Namun dalam kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan negara
imperialis lainnya. Jepang termasuk negara imperialis baru, seperti Jerman dan Italia. Sebagai
negara imperialis baru, Jepang membutuhkan bahan-bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan
industrinya dan pasar bagi barang-barang industrinya. Oleh karena itu, daerah jajahan menjadi
sangat penting artinya bagi kemajuan industri apabila tidak didukung dengan bahan mentah
(baku) yang cukup dengan harga yang murah dan pasar barang industri yang luas.
Dengan demikian, jelas bahwa tujuan kedatangan Balatentara Jepang ke Indonesia adalah untuk
menanamkan kekuasaannya, untuk menjajah Indonesia. Artinya, semboyan Gerakan 3A dan
pengakuan sebagai saudara tua merupakan semboyan yang penuh kepalsuan. Hal itu dapat
dibuktikan dari beberapa kenyataan yang terjadi selama pendudukan Balatentara Jepang di
Indonesia. Bahkan, perlakuan pasukan Jepang lebih kejam sehingga bangsa Indonesia
mengalami kesengsaraan. Sumber-sumber ekonomi dikontrol secara ketat oleh pasukan Jepang
untuk kepentingan peperangan dan industri Jepang melalui cara berikut.
1.
Tidak sedikit para pemuda yang ditangkap dan dijadikan romusha. Romusha adalah
tenaga kerja paksa yang diambil dari para pemuda dan petani untuk bekerja paksa pada proyekproyek yang dikembangkan pemerintah pendudukan Jepang. Banyak rakyat Indonesia yang
meninggal ketika menjalankan romusha, karena umumnya mereka menderita kelaparan dan
berbagai penyakit. Jepang berupaya menghapus pengaruh kultural barat yang telah hinggap di
Hindi Belanda, dan yang kedua Jepang mengeruk sumber sumber kekayaan alam startegi yang
ada di tanah air kita. Pasokan sumber sumber ala mini digunakan untuk membiayai perang
Jepang dengan Sekutu.
di Asia Timur Raya dan Pasifik. Luasnya daerah pendudukan Jepang membuat Jepang
memerlukan tenaga kerja yang begitu besar. Tenaga kerja ini dibutuhkan untuk membangun kubu
pertahanan, lapangan udara darurat, gudang bawah tanah, jalan raya dan jembatan. Tenaga
tenaga kerja ini diambilkan dari penduduk Jawa yang cukup padat. Para tenaga kerja ini dipaksa
yang popular di sebut denga Romusa. Jejaring tentara Jepang untuk menjalankan romusha
hingga ke desa desa. Dalam catatan buku ini, setidaknya ada 300.000 tenaga romusha yang
dikirim ke berbagai negara di Asia Tenggara, 70.000 orang diantaranya dalam kondisi
menyedihkan dan berakhir pada kematian. Para romusa juga melibatkan kaum perempuan.
Mereka dibujuk rayu di iming iming mendapatkan pekerjaan, namun mereka di bawa ke
kampong-kampung tertutup untuk dijadikan wanita penghibur (Jugun Ianfu). Romusa juga
melibatkan tokoh pergerakan waktu itu. Mereka dipaksa oleh Jepang untuk menjadi tenaga kerja
paksa tersebut. Diantara para romusa yang berasal dari tokoh pergerakan adalah Soekarno dan
Otto Iskandardinata. Mereka berdua dipaksan tentara pendudukan Jepang untuk membuat
lapangan udara darurat. Jepang melakukan rekruitmen calon romusa, pola tingkatan, serta alokasi
tenaga kerja paksa ini. Basis paparannya melihat praktik romusa dan proyek proyeknya di
Gunung Madur dan sekitar Banten. Namun pada saat yang sama, Jepang berhasil memanipulasi
keberadaan romusa ini ke dunia internasional. Untuk menyamarkan keberadaan romusa, Jepang
memperhasul istilah romusa dengan pekerja ekonomi atau pahlawan pekerja. Pada
pertengahan tahun 1943, para romusa semakin di eksploitasi oleh Jepang. Karena kekalahan
Jepang pada Perang Pasifik, Romusa romusa ini digunakan sebagai tenaga swasembada untuk
mendukung perang secara langsung. Karena disetiap angkatan perang Jepang membutuhkan
tenaga tenaga kerja paksa ini untuk mengefisiensikan biaya perang Jepang. Pada situasi seperti
ini, permintaan terhadap romusa semakin tak terkendali.
2.
Para petani diawasi secara ketat dan hasil-hasil pertanian harus diserahkan kepada
Pemerintah balatentara Jepang.
3.
Hewan peliharaan penduduk dirampas secara paksa untuk dipotong guna memenuhi
kebutuhan konsumsi perang. Romusha (rmusha: "buruh", "pekerja") adalah panggilan bagi
orang-orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di
Indonesia dari tahun 1942 hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani, dan sejak Oktober
1943 pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha. Mereka dikirim untuk bekerja di
berbagai tempat di Indonesia serta Asia Tenggara. Jumlah orang-orang yang menjadi romusha
tidak diketahui pasti perkiraan yang ada bervariasi dari 4 hingga 10 juta.
C.
1.
Gerakan 3A
Sejak kedatangannya ke Indonesia, Jepang terus berusaha menarik simpati rakyat Indonesia.
Gerakan 3 A yang berisi Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon pemimipin
Asia merupakan salah satu propaganda yang dilakukan Jepang dalam menarik hati rakyat
Indonesia. Gerakan 3 A ini berada dibawah pimpinan Mr. Syamsudin. Selain itu, ditambah pula
organisasi Pemuda Asia Raya yang dipimpin oleh Sukardjo Wiryopranoto. Namun pada
perkembangannya Gerakan 3 A gagal dalam mendapatkan simpati rakyat Indonesia hingga
akhirnya organisasi ini dibubarkan.
2.
Masyumi
Majelis Syuro Muslimin Indonesia berdiri pada 1943 sebagai pengganti MIAI. Masyumi
diketuai oleh KH Mas Mansur dan didampingi KH Hasyim Ashari. Organisasi ini dimanfaatkan
oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia untuk mengonsolidasikan organisasi-organisasi
islam lainnya, seperti Muhamadiyah, Nahdatul Ulama, Persatuan Islam dan Sarekat Islam. Tidak
jauh berbeda dengan organisasi pergerakan islam gabungan dalam MIAI, Masyumi memiliki visi
bahwa setiap umat Islam diwajibkan untuk jihad Fisabilillah (berjuang di jalan Allah) dalam
berbagai bidang, termasuk dalam bidang politik. Para kaum muda muslim, khususnya para santri
dipersiapkan untuk berjuang secara fisik maupun politis.
4.
Cuo Sangi In
Cuo Sangi In atau Badan Pertimbangan Pusat dibentuk oelh pemrintah pendudukan Jepang.
Pada awlnya badan ini dimaksudkan Jepang sebagai pengendali politik di Indonesia. Akan tetapi,
justru oelh para pemimpin pergerakan nesional dimanfaatkan untuk mengimbangi politik Jepang.
Badan pertimbangan Pusat mempunyai tugasa mengajukan usul dan menjawab pertanyaan
pemerintah Jepang. Badan ini kemudian dijadikan sarana strategis bagi para tokoh pergerakan
Indonesia. Bangsa Indonesia diberi kesempatan menduduki jabatan kepala depatemen dan
residen yang sulit didapatkan pada masa pemerintah colonial Belanda.
6.
Jawa Hokokai
Melalui pernyataan yang dikeluarkan oleh panglima tertinggi tentara Jepang pada 1944, di
jawa berdiri organisasi Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Organisasi ini lahir dengan
dorongan pada situsi Perang Asia Timur Raya yang semakin gencar. Jawa Hokokai
diorientasikan untuk memupuk semangat kebaktian, yaitu kesediaan untuk mengorbankan diri,
mempertebal persaudaraan dan melaksanakan tugas untuk kepentingan pemerintah pendudukan
Jepang. Pimpinan Jawa Hokokai ditangani langsung oleh pimpinan militer Jepang dan
anggotanya diseleksi secara ketat. Jaringan organisasi ini dari pusat sampai daerah memiliki
bidang-bidang kegiatan, seperti guru, kewanitaan, perusahaan, dan kesenian. Jawa hokokai
bertugas mengerahkan rajyat secara paksa untuk mengumpukan padi, permata, besi tua, serta
menanam jarak. Hasilnya harus diserahkan ke pemerintah pendudukan Jepanguntuk membiayai
Perang Asia Timur Raya.
7.
dipersiapkan untuk membantu Jepang. Selain itu, untuk memenuhi keperluan tenaga pembantu
kepolisian , pemerintah pendudukan Jepang membentukKeibodan atau barisan bantu polisi usia
anggotanya antara 20-35 tahun. Pemuda yang diterima adalah semua laki-laki yang berasal dari
setiap desa dan dibentuk di desa-desa untuk mengisolasi dari pengaruh kaum nasionalis. Mereka
diawasi oleh polisi secara ketat.
8.
1.
Reaksi berupa perlawanan senjata
Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942 dengan membawa sembayan bahwa jepang akan
membebaskan Asia dari belenggu barat/penjajahan, namun kenyataanya malah sebaliknya,
rakyat Indonesia malah mendapatkan penderitaan yang sangat berat melebihi masa penjajahan
Belanda, maka dari itu munculah pemberontakan-pemberontakan yang terjadi diberbagai daerah,
yaitu sebagai berikut :
a.
Peristiwa Cot Plieng
Pemberontakan Cot Plieng terjadi di Aceh dengan puncak dari perlawanan yang telah berulang
kali dilakukan terjadi pada 10 November 1942 yang dipimpin seorang ulama muda Tengku
Abdul Jalil, guru mengaji di Cot Plieng Lok Seumawe. Pemberontakan ini disebabkan karna
sebagain para ulama non PUSA (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) waktu itu menolak masuknya
Jepang setelah Belanda menyerah. Mereka menganggap itu sama saja seperti talet bui
tapeutamong asei (mengusir babi, menerima anjing). Teungku Abdul Jalil tidak menyetujui kerja
sama dengan Jepang, berbeda dengan ulama PUSA yang melakukan taktik perjuangan kerja
sama untuk mengusir Belanda. Hal itu pula yang kemudian membuat perbedaan ijitihad antara
kelompok tua dan kelompok muda dalam menghadapi Jepang. Teungku Abdul Jalil dan kawankawannya secara diam-diam melakukan dakwah anti Jepang dan seruan jihat fi sabilillah dari
desa ke desa. Menjelang akhir tahun 1942, dakwah diam-diam tersebut menjadi terang-terangan,
setelah kekejaman tentara Jepang menjadi pengalaman pahit bagi masyarakat. Para santri di
Dayah Cot Plieng sudah siap untuk berperang. Hal itu kemudian diketahui oleh intelijen dan
kampetai Jepang. Jepang berusaha meredam upaya pemberontakan Teungku Abdul Jalil tersebut
dengan menggunakan orang Aceh yang bekerja untuk Jepang dan para Uleebalang yang telah
diangkat menjadi Gunco (wedana) dan sunco (camat). Selain itu ulama PUSA/Pemuda Pusa juga
diminta Jepang untuk melakukan dakwak tandingan. Meski tidak menolak permintaan Jepang
tersebut, ulama PUSA/Pemuda PUSA lebih bersikap melihat saja apa yang dilakukan Teungku
Jalil. Sementara kaum Uleebalang yang menjabat sebagai Gunco dan Sunco terus membujuk
Teungku Abdul Jalil agar mengurungkan niatnya memberontak terhadap Jepang. Namun hal itu
tidak berhasil. Akhirnya Jepang memutuskan menghentikan upaya pemberontakan tersebut
dengan kekuatan bersenjata. Pada 6 November 1942, Jepang mengirim pasukannya ke Bayu dan
membangun kubu pertahanan yang berhadapan dengan Dayah Cot Plieng yang menjadi markas
Teungku Abdul Jalil. Pertempuran yang tak berimbang pun terjadi. Pasukan Teungku Abdul Jalil
hanya bersenjatakan rencong, kelewang, lembing dan pedang, serta semangat fi sabilillah yang
membara. Sementara pasukan Jepang memiliki persenjataan moderen. Perang sengit yang
digerakkan Teungku Abdul Jalil dibantu oleh adiknya Teungku Thaib itu berlangsung sehari
suntuk. Korban kedua belah pihak berjatuhan. Seorang perwira jepang berpangkat mayor ikut
tewas. Pertempuran baru reda pada sore hari setelah Teungku Abdul Jalil dan pasukannya
meninggalkan Dayah Cot Plieng menuju pedalaman. Dalam perjalanan Teungku Abdul Jalil
singgah di Meunasah Baro. Dari sana ia dan pasukannya melanjutkan perjalanan hingga berhenti
di Alue Badeeh untuk menyusun kekuatan sambil menunggu pasukan lain dari Bayu. Tiga hari
kemudian, Jumat 9 November 1942, Teungku Abdul Jalil dan pasukannya kembali turun ke
Meunasah Blang Buloh, sekitar sepuluh kilometer dari Bayu. Di daerah tersebut Teungku Abdul
Jalil dan pasukannya melaksanakan shalat Jumat. Keberadaan mereka diketahui oleh Jepang.
Pasukan Jepang dengan tambahan tentara menyerbu ke desa tersebut. Jepang ingin menangkap
Teungku Abdul Jalil tanpa pertempuran, yakni menunggunya di luar mesjid ketika ulama dan
pasukannya tersebut sedang shalat Jumat bersama penduduk setempat. Namun, ketika pasukan
Jepang tiba ke Blang Buloh, Teungku Abdul Jalil dan pasukannya baru saja selesai melaksanakan
shalat Jumat. Penangkapan itu pun gagal. Pertempuran sengit pun terjadi, Teungku Abdul Jalil
dan pasukannya gugur.
b.
Pemberontakan di Singaparna
Peristiwa Pemberontakan Singaparna mempunyai dasar keagamaan dan kebangsaan yang kuat.
Cita-cita negara Islam dijunjung tinggi dalam hati sanubari rakyat sesuai dengan ajaran agama.
Demikian pula semangat kemerdekaan sangat tebal dalam masyarakat Singaparna, yang terkenal
kebenciannya terhadap penjajahan. Adapun hal yang menjadi latar belakang terjadinya
Pemberontakan Singaparna diantaranya, yaitu:
1.
Adanya Seikerei yaitu mengheningkan cipta membungkuk (menghormat) kearaH Tokyo.
Hal inilah yang sangat dibenci oleh santri-santri karena berarti mereka disuruh menyembah
matahari.
2.
Adanya kewajiban meyerahkan beras kepada Jepang pada setiap panen sebanyak 2 kwintal.
Hal ini dirasakan oleh petani desa Cimerah dan daerah sekitar Singaparna sangat berat.
3.
Terjadinya penipuan terhadap wanita-wanita dan gadis-gadis yang dijanjikan akan
disekolahkan di Tokyo, sehingga banyak yang mendaftarkan diri. Tapi sebenarnya wanita-wanita
tersebut dikirim ke daerah pertempuran seperti Birma dan Malaya untuk menghibur tentaratentara Jepang.
a)
i.
`
melambaikan tangan sebagai perintah agar K.H.Z. Mustofa datang kepadanya. Dengan
menggunakan tongkatnya, K.H.Z. Mustofa berjalan dengan tenang menuju keempat opsir itu.
Opsir-opsir Jepang itu datang bemaksud untuk menyampaikan bahwa Sukamanah telah berbuat
jahat menentang Jepang, tidak mau bekerjasama dengan Jepang dan pimpinan Sukamanah tidak
mau menurut perintah negara untuk menghadap ke Tasikmalaya.
Pememrintah Jepang akan mengampuni mereka apabila mereka mau bekerjasama dengan
Dai Nippon. Setelah opsir Jepang itu menyampaikan ultimatumnya, maka Panglima pasukan
Sukamanah Najamuddin atas nama K.H.Z. Mustofa menyambut dengan tegas dan singkat, antara
lain jawabannya adalah: Baik besok kita berangkat ke Tasikmalaya untuk menghadap dan
menyerahkan senjata-senjata api yang telah kami rampas, akan tetapi kepala tuan Nippon yang
empat orang ini tinggal di Sukamanah sebagai gantinya. Jawaban Najamuddin ini mengartikan
bahwa pihak Sukamanah tetap akan mengadakan perlawanan. Karena emosi yang tak
tertahankan lagi, pasukan Sukamanah mulai menyerang dan terjadi pergulatan dan berakhir
dengan matinya tiga opsir Jepang, yang seorang lagi dapat melarikan diri. Setelah kejadian itu,
keadaan mulai tenang kembali. Sementara itu K.H.Z. Mustofa mulai mengatur siasat untuk
menghadapi kemungkinan-kemungkinan pembalasan Jepang. Induk pasukan Sukamanah yang
berkekuatan 2000 orang di tempatkan di sebalah Selatan Kampung Cihaur. Disini letaknya
Komando Post yang dipimpin oleh tangan kanannya Najamuddin bersama stafnya. Komando
K.H.Z. Mustofa terhadap santri-santrinya berpesan Jangan berperang dengan bangsa sendiri,
sebab pandangan dan cita-cita kita bukanlah untuk bermusuhan dengan bangsa sendiri,
melainkan perjuangan ini semata-mata untuk menentang dan menyingkirkan penjajah. Dan
dalam perjuangan ini diharapkan supaya santri-santri dan alim ulama ada dalam barusan anti
penjajah. Setelah kejadian itu, sorenya kira-kira pukul 16.00 datang beberapa buah truk
mendekati garis pertahanan Sukamanah. Suara takbir mulai terdengar, pasukan Sukamanah
terkejut melihat yang dihadapinya adalah bangsanya sendiri. Beberapa orang dari garis depan
segera melaporkan hal tersebut kepada K.H.Z. Mustofa. Mereka menyadari bahwa Jepang telah
mempergunakan taktik mengadu-dombakan pihak Sukamanah dengan bangsa sendiri. Ternyata
K.H.Z. Mustofa memerintahkan agar santri-santri dan pengikutnya menghindarkan adanya
perlawanan. Tetapi sewaktu kurir yang membawa perintah itu sedang dalam perjalanan menuju
garis depan, pihak Jepang sudah mulai melepaskan tembakan dan menghujani pasukan
Sukamanah. Akhirnya pertempuran dengan bangsa sendiri tidak dapat dihindari lagi, pasukan
Sukamanah terpaksa membela diri dan dengan demikian berkobarlah perlawanan dengan jarak
dekat.
Setelah pertempuran ini berlangsung selama kurang lebih 90 menit, maka pertahanan
Sukamanah satu demi satu dapat dilumpuhkan dan pasukan yang tersisa terpaksa mengundurkan
diri. Kemudian kira-kira pukul 17.30 semua tempat pertahanan Sukamanah telah lumpuh. Dalam
pertempuran ini beratus-ratus orang dari pihak Sukamanah tewas, sedangkan K.H.Z. Mustofa
ditawan dan dibawa ke kantor kempeitai Tasikmalaya.
b).
Akhir Pemberontakan Singaparna
Setelah pertempuran selesai, KH.Z. Mustofa memerintahkan kepada para santri dan
pengikut-pengikutnya untuk mundur dan menyelamatkan diri. Pihak Jepang memulai untuk
melakukan pembersihan besar-besaran, diantaranya: asrama (pondok-pondok) dirusak, barangbarang perhiasan, buku-buku dan kitab-kitab milik santri-santri, rakyat dan pemimpin-pemimpin
Sukamanah dirampas dan diangkut ke Tasikmalaya. Hal itu dianggap sebagai harta gonimah
atau harta rampasan dari penjahat dan musuh Pemerintah Dai Nippon.
Keesokan harinya Jepang melanjutkan pembersihannya. Selain Angkatan Darat, Angkatan Udara
pun ikut dikerahkan. Lima buah pesawat dipergunakan Jepang untuk mengawasi dari udara dan
untuk menakut-nakuti rajyat. Disebarkannya pamflet-pamflet yang berisi ultimatum bahwa
semua orang yang membantu atau bersimpati kepada gerakan Sukamanah dianggap mata-mata
musuh dan memusuhi Jepang. Mereka yang membantu menyembunyikan pelarian-pelarian dari
Sukamanah diancam hukuman mati. Dengan demikian para pengikut K.H.Z. Mustofa menjadi
burunon umum. Pada tanggal 26 Februari 1944, penjara Tasikmalaya sudah penuh sesak, lebih
kurang 700 sampai 800 orang tahanan dijejalkan ke dalamnya. Pada suatu malam tanggal 27
Februari 1944, datang intruksi rahasia dari K.H.Z. Mustofa kepada para santri dan seluruh
pengikutnya yang ditahan, yang antara lain berisi:
1. Di dalam pemeriksaan segenap jawaban harus dipikirkan sedemikian rupa sehingga dapat
menyelamatkan diri.
2. Dilarang untuk memberi pengakuan terhadap pembunuhan dan ikut bertempur
melawan Nippon terutama dalam hal-hal yang bersangkutan dengan matinya tiga orang opsir
Jepang yang pertama.
3. Pertanggungjawaban tentang pemberontakan Sukamanah dipikul oleh sendiri dan
santri-santri yang telah betul-betul diketahui dengan pasti gugur dalam pertempuran.
4. Tenanglah, kuatkanlah jiwamu, jangan sekali-kali putus asa, serahkan segala puji
kepada Allah dan teruskan perjuanganmu.
Berkat adanya intruksi yang tegas ini, pada tanggal 29 Februari 1944 segala pemeriksaan
dan siksaan dari pihak Jepang dihadapi oleh semua terdakwa Sukamanah dengan penuh
ketabahan dan keberanian. Pemeriksaan ini berlangsung kurang labih tiga bulan. Dan hasilnya
diumumkan pada pertengahan bulan Mei 1944, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Golongan yang tidak bersalah.
2. Golongan yang mempunyai sangkut paut dengan pemberontakan tetapi tidak ikut
aktif.
3. Pimpinan pemberontakan dan mereka yang dituduh aktif dalam pembunuhan opsir- opsir
jepang dan ikut aktif dalam pertempuran melawan pasukan bersenjata Dai Nippon. Golongan
pertama dikembalikan ke kampung masing-masing. Golongan kedua berjumlah 79 orang,
golongan ini dikenai hukuman 5-7 tahun penjara di penjara Sukamiskin Tasikmalaya. Golongan
ketiga berjumlah 23 orang termasuk diantaranya adalah K.H.Z. Mustofa. Setelah itu, tiak
diketahui secara pasti kabar berita tentang mereka. Penyelidikan selanjutnya ada yang
menyebutkan bahwa K.H.Z.Mustofa dan beberapa pengikutnya dibunuh oleh Jepang di sekitar
Tanjung Priok atau Cilincing.
Demikianlah kegigihan perjuangan K.H.Z. Mustofa sebagai pahlawan agama, dan
pahlawanan Tanah Air di dalam merebut hak kemerdekaan bangsanya dari cengkraman penjajah.
Namun sampai saat ini, tidak atau belum dapat diketahui dengan pasti tentang K.H.Z. Mustofa,
bahkan kuburannya pun tidak diketahui. Peristiwa Sukamanah adalah perlawanan pertama
terhadap pemerintah Jepang di daerah Jawa Barat.
C. Pemberontakan di Indramayu
Peristiwa Indramayu terjadi bulan April 1944 disebabkan adanya pemaksaan kewajiban
menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan kerja rodi/kerja paksa/Romusha yang telah
mengakibatkan penderitaan rakyat yang berkepanjangan. Pemberontakan ini dipimpin oleh Haji
Madriyas dan kawan-kawan di desa Karang Ampel, Sindang Kabupaten Indramayu.
Pasukan Jepang bertindak kejam terhadap rakyat di kedua wilayah (Lohbener dan
Sindang) agar daerah lain tidak ikut memberontak setelah mengetahi kekejaman yang dilakukan
pada setiap pemberontakan.
D. Pemberontakan Teuku Hamid di Aceh
Pemberontakan ini terjadi pada bulan November 1994 yang di pimpin oleh Teuku Hamid, dia
adalah seorang perwira Giyugun, bersama dengan satu pleton pasukannya melarikan diri ke
hutan untuk melakukan perlawanan. Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah Jepang
melakukan ancaman akan membunuh para keluarga pemberontak jika tidak mau menyerah.
Kondisi tersebut memaksa sebagian pasukan pemberontak menyerah, sehingga akhirnya dapat
ditumpas.
E. Pemberontakan Peta di Blitar
Pemberontakan PETA di Blitar, terjadi pada tanggal 14 Februari 1945 yang dipimpin oleh
Soepriyadi, yang disebabkan oleh ketidak tahanan anggota PETA melihat kesengsaraan rakyat
dan banyaknya rakyat yang meninggal akibat romusa di daerah mereka. Dengan, melakukan
serangan terhadap gudang senjata. Tetapi, pemberontakan mampu dipadamkan oleh pihak
jepang, serta semua yang terlibat dalam pemberontakan dijatuhi hukuman mati termasuk
pemimpin lapangan yang banyak dilupakan yaitu Moeradi. Sementara, Soprijadi yang paling
bertanggungjawab akan pemberontakan menghilang tanpa diketahui sampai saat ini.
2.
Reaksi berupa perlawanan nonsenjata
a. Kelompok Sukarni
Kelompok ini sering mengadakan kursus polotik yang pengajarannya diambil dari tokoh-tokoh
pergerakan nasional, seperti Soekarno, Moh Hatta, dan Sutan Syahrir. (Supriatna, 2009:198).
Tokoh-tokoh yang tergabung dalam kelompok Sukarni antara lain Adam Malik, Pandu
Kartawiguna, Chaerul Saleh, dan Maruto Nitimihardjo dkk.
b.
Kelompok Sutan Syahrir
Kelompok ini merupakan pendukung demokrasi parlementer model Eropa barat dan
menentang Jepang karena merupakan negara fasis. Sering mendapatkan panggilan untuk mengisi
kursus politik bagi kaum pelajar. Pengikut dari kelompok ini terutama para pelajar dari kota
Jakarta, Surabaya, Cirebon, Garut, Semarang dan lain-lain. Mereka berjuang dengan cara
sembunyi-sembunyi atau dengan strategi gerakan bawah tanah.
c.
Kelompok Kaigun
Kelompok ini anggotanya bekerja pada Angkatan Laut Jepang. Mereka selalu menggalang
dan membina kemerdekaan dengan berhubungan kepada tokoh-tokoh Angkatan Laut Jepang
yang simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia. Kelompok ini mendirikan asrama Indonesia
Merdeka di jalan Bungur Besar No. 56 Jakarta. Asrama ini didirikan atas inisiatif dan bantuan
kepala perwakilan Kaigun di Jakarta, Laksamana Muda Maeda pada bulan Oktober 1944.
Dengan demikian kelompok ini merupakan kelompok yang paling akhir terbentuk. Sebagai
pengurus asrama oleh Maeda ditunjuklah Mr. Ahmad Subardjo Djoyohadisuryo sebagai ketua
dibantu tokoh-tokoh muda Wikana. Di dalam asrama ini mendapat pendidikan politik dari tokohtokoh nasionalis seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Iwa Kusuma Sumantri,
Latuharhary, R.P. Singgih, Ratu Langie, Maramis, dan Buntaran. Kelompok ini menjalin kerja
sama dengan kelompok bawah tanah yang lain tetapi dengan hati-hati agar tidak dicurigai
Jepang. Walaupun para pejuang terbagi dalam kelompok-kelompok di atas dan menggunakan
strategi perjuangan yang berbeda, akan tetapi mereka memiliki kesamaan tujuan yakni mencapai
kemerdekaan Indonesia.
d.
5.
Bidang polotik
Dimasa pendudukan Jepang organisasi soosial Politik dilarang kecuali MIAI ( Majlis Islam
Ala Indonesia ) karena dijadikan Mitra sebab sebagian besar penduduk Indonesia beragama
Islam, selanjutnya bl Oktober 1943 MIAI diubah menjadi Masyumi.
6. Bidang militer
a.
Bidang militer bangsa Indonesia banyak memperoleh keuntungan dengan ditekankan
pendidikan :
1. Seishin ( Semangat berjuang )
2. Bhusido ( Kesatria berani mati )
b.
Didirikan organisasi militer PETA ( Pembela Tanah air ) dalam kesatuan ini dikenal
Pangkat :
1. Daidanco = Komandan batalyon.
2. Cudanco = Komandan Kompi.
3. Shodanco = Komandan Pleton.
4. Budanco = Komandan regu.
5. Giguyun = Prajurit Sukarela
F. Akhir Masa Pendudukan Jepang
1.
Pengeboman hiroshama dan Nagasaki
Hiroshima adalah kota pelabuhan di tepi Laut Pedalaman Seto yang dikenal sebagai pusat
industri tekstil dan barang-barang dari karet. Kota ini didirikan pada abad ke-16 sebagai kota
istana di delta Sungai Ota. Sejak zaman Meiji hingga berakhirnya Perang Dunia II, Hiroshima
merupakan pusat industri militer dan logistik untuk keperluan perang. Di antara produk
kebanggaan kota Hiroshima adalah mobil Mazda, makanan ringan merek Calbee dan saus merek
otofuku.
Nagasaki adalah ibu kota dan kota terbesar di Prefektur Nagasaki yang terletak di pesisir
sebelah barat daya Kyushu, Jepang. Lokasi geografisnya adalah 3244 LU 12952 BT.
Nagasaki adalah pusat pengaruh Eropa di Jepang pada zaman pertengahan. Kota Nagasaki yang
merupakan kota pelabuhan di Jepang merupakan kota yang tidak terisolasi pada waktu jepang
menerapkan politik Isolasi(SAKKOKU). Pengaruh Eropa juga sangat terlihat dengan pesatnya
perkembangan agama kristen di kota Nagasaki pada zaman tersebut dan banyaknya peninggalan
bersejarah berupa bangunan-bangunan Gereja yang masih terawat hingga saat ini dan
dijadikan.sebagai objek wisata. Pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki adalah serangan
nuklir selama Perang Dunia II terhadap kekaisaran Jepang oleh Amerika Serikat atas perintah
Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman. Setelah enam bulan pengeboman 67 kota di Jepang
lainnya, senjata nuklir "Little Boy" dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945,
diikuti dengan pada tanggal 9 Agustus 1945, dijatuhkan bom nuklir "Fat Man" di atas Nagasaki.
Kedua tanggal tersebut adalah satu-satunya serangan nuklir yang pernah terjadi.
Bom ini membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 di Nagasaki pada
akhir tahun 1945. Sejak itu, ribuan telah tewas akibat luka atau sakit yang berhubungan dengan
radiasi yang dikeluarkan oleh bom. Pada kedua kota, mayoritas yang tewas adalah penduduk.
Enam hari setelah dijatuhkannya bom di Nagasaki, pada 15 Agustus, Jepang mengumumkan
bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, menandatangani instrumen menyerah pada
tanggal 2 September, yang secara resmi mengakhiri Perang Pasifik dan Perang Dunia II. (Jerman
sudah menandatangani menyerah pada tanggal 7 Mei 1945, mengakhiri teater Eropa.)
Pengeboman ini membuat Jepang sesudah perang mengadopsi Three Non-Nuclear
Principles,melarang negara itu memiliki tenaga nuklir. Setelah menyerahnya jepang atas sekutu
membuat pergerakan nasional yang saat itu Indonesia masih diduduki Jepang lebih leluasa. Hal
ini yang memicu para nasionalins, terutama pemuda untuk segera memproklamirkan
kemerdekaan Republik Indonesia.
2.
Pembentukan BPUPKI
Pada tahun 1944 saipan jatuh ke tangan sekutu.dengan pasukan jepang di Papua Nugini
Kepulauan Solomon dan Kepulauan Marshall yang berhasil di pukul mundur oleh pasukan
sekutu.Dalam situasi kritis tersebut , pada tanggal 1 maret 1945 Letnan Jendral Kumakici
Harada, pimpinan pemerintah pendudukan jepang di jawa, mengumumkan pembentukan badan
penyelidik Usaha-usaha persiapan kemerdekan INDONESIA (Dokuritsu Junbi Cosakai ) .
pengangkatan pengurus ini di umumkan pada tanggal 29 april 1945 . dr. K . R . T. Radjiman
Wediodiningrat diangkat sebagai (Kaico ), sedangkan yang duduk sebagai ketua muda (fuku kico
) pertama di jabat oleh seorang jepang, Shucokai cirebon yang bernama Icibangase. R .P .Suroso
diangkat sebagai kepala sekertariat dengan di bantu oleh Toyohiti Masuda dan Mr. A. G .
Pringodigdo pada tanggal 28 mei 1945 dilangsungkan upacara peresmian badan penyelidik
Usaha-Usaha persiapan kemerdekaan bertempat di gedung Cuo sangi in, jalan pejambon
(Sekarang GedungDepartemen Luar negri ), jakarta.upacara peresmian itu dihadiri pula oleh dua
pejabat jepang yaitu jendral Itagaki (panglima tentara ke tujuh yang bermarkas di singapura) dan
letnan jendral nagano (panglima tentara Keenam belas yang baru ). Pada kesempatan itu di
kibarkan bendera jepang ,Hinomaru oleh Mr.A.G. pringgodigdo yang disusul dengan pengibaran
bendera merah putih oleh Toyohiko Mayuda.
a.
Perumusan Dasar Negara Indonesia untuk merumuskan UUD diawali dengan pembahasan
mengenai dasar negara Inonesia merdeka.
1.
Rumusan Mr. Muh. Yamin tokoh yang pertama kali mendapatkan kesempatan untuk
penyampaian rumusan dasar Negara Indonesia Merdeka adalah Mr. Muh Yamin mengemukakan
lima Ajas Dasar Negara Republik Indonesia sebagai berikut :
a). Peri Kemanusiaan
b). Peri Kemanusiaan
c). Peri Ketuhanan
d), Peri Kerakyatan
e). Kesejahteraan Rakyat
2. Rumusan Prof. DR. Mr. Soepomo
Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr. Soepomo mengajukan Dasar Negara Indonesia Merdeka,
yaitu sebagai berikut:
a). Persatuan
b). Kekeluargaan
c). Keseimbangan
d). Musyawarah
e). Keadilan Sosial
3. Rumusan Ir. Soekarno
Pada tanggal 1juni 1945 berlangsunglah rapat terakhir dalam persidangan pertama, itu .pada
kesempatan itulah Ir Soekarno mengemukakan pidatonya yang kemudian dikenal sebagai
Lahirnya pancasila .selain berisi pandangan mengenai dasar negara Indonesia Merdeka
,keistimewaan pidato Ir Soekarno juga berisi usulan mengenai nama bagi dasar negara ,yaitu
pancasila ,Trisiia ,atau Ekasila .Selanjutnya ,sidang memilih nama pancasila sebagai nama dasar
negara .Lima dasar negara yang diusulkan oleh Ir Soekarno adalah sebagai berikut:
a). Kebangsaan Indonesia
Origami merupakan kertas tradisional Jepang yang memiliki aneka warna yang bervaaariasi.
Origami sering digunakan Jepang sebagai salah satu kerajinannya dalam hal melipat kertas. Hal
ini ternyata diadopsi pula oleh Indonesia, kertas origami merupakan hal yang tidak asing bagi
bangsa Indonesia. Origami merupakan salah satu alterntif kertas terbaik dalam hal kerajinan
melipat. Hingga kini Indonesia menggunakan origami dalam versi yang sudah sangat kreatif.
3.Olahraga
Seni bela diri Jepang sudah cukup terkenal dengan berbagai teknik dan gerakannya. Seni bela
diri Jepang merupakan olahraga yang memilki perkembangan yang cukup baik terbukti bahwa
banyak olehraga Bela Diri Jepang menjadi olahraga yang banyak diadopsi negar lain. Seperti
halnya Indonesia, sebenarnya Indonesia memiliki olahraga bela diri tradisional yang cukup
banyak seperti pencak silat namun pada perjalanannya selanjutnya pencak silat semakin terkikis
oleh berbagi seni bela diri fari Jepang seperti Karate, Anggar, Judo maupun Sumo. Hal ini dapat
terlihat dari sangat minimnya pertandingan bela diri tradisional yang diadakan Indonesia
kenyataan lain berkata bahwa sekarang banyak olahraga bela diri Jepang yang dipertandingkan
dalam acara olahraga yang erbilang begengsi.
BAB III
KESIMPULAN
Jepang masuk ke Indonesia pada tahun 1942 dengan propaganda 3A dan pembebasan asia
dari penjajahan bangsa barat, namun pada kenyataannya pada masa pemerintahan jepang
Indonesia memjadi lebih terpuruk, karna sebanarnya kedatangan Jepang ke Indonesia adalah
untuk menjajah negeri ini. Indonesia adalah Negara asia terakhir yang dijajah bangsa Jepang.
Pada masa pendudukan Jepang bangsa Indonesia mendapat penderitaan yanf sangat berat tenaga
kerja Indonesia dikryk dengan habis dengan diadakanya system Rodi yang tidak
berprikemanusiaan dan kekayaan alam Indonesia terus dikeruk besar-besaran oleh bangsa
Jepang.
Maka dari itu lahirlah pergerakan-pergerakan nasional pada masa pemdudukan Jepang,
baik itu yang didirikan oleh pribumi ataupun Jepang, yaitu sebagai berikut :
1.
Gerakan 3A
2.
MIAI
3.
Masyumi
4.
Putera
5.
Cuo Sangi In
6.
Jawa Hokokai
7.
Seinendan, Fujinkai, dan Kaibodan
8.
Barisan Pelopor, Heiho, PETA
Adapun reaksi rakyat terhadap pemerintahan pendudukan jepang adalah sebagai berikut
a.
Gerakan berupa perlawanan senjata
1.
Pemberontakan Cot Plieng di Aceh
2.
Pemberontakan di Singparna
3.
Pemberontakan di Indramayu
4.
Pemberontakan Teuku Hamid di Aceh
5.
Pemberontakan peta di blitar
b.
Reaksi perlawanan nonbersenjata
1.
Kelompok sukarni
2.
Kelompok syahrir
3.
Kelompok kaigun
4.
Kelompok Amir syaripudin
Sampai saat ini peran jepang terhadap Indonesia masih mendominasi sangat besar,
sebagai contoh dalang system perekonomian bangsa Indonesia masih dijadikan boneka Jepang,
karna barang-barang yang di inpor dari Indonesia di ekspor kembali, sehingga menimbulkan
hasil yang sangat besar untuk perekonomian Jepang.
Daftar Pustaka
Supriatna, N.(2009). Perkembangan Masyarakat Indonesia. Bandung: Perpustakaan Nasional RI
Sakamoto, T. (1982). Jepang dulu dan sekarang. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Suryohadiprojo, Sayidiman. (1988). Mayarakat Jepang Dewasa ini. Jakarta: PT. Gramedia
Ricklef, M.C. (2005). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Beasley, W.G. (2003). Pengalaman Jepang Sejarah Singkat Jepang. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Suryohadiprojo, Sayidiman. (1987). Pengalaman dari Jepang. Manusia dan Masyarakat Jepang
dalam Perjoangan Hidup. Jakarta: Universitas Indonesia.
Gardana, F. (2009). Sejarah dunia.[online].
Tersedia: http://versus.faktualita.com/2009/05/perang-jepang-vs-rusia.html
Alamsyah, I. (2009). Letak Geografis Jepang.[online]
Tersedia: http://freeandzz.wordpress.com/2009/10/18/letak-geografis-jepang/
Hidayat, T. (2008). Dominasi Permintaan Lahan Jepang.[online]