You are on page 1of 4

LAPORAN

A. SMEAR DARAH (Apusan Darah)


Preparat apus darah merupakan preparat permanen, yaitu preparat yang
keawetannya bertahun-tahun. Preparat permanen ini proses pembuatannya cukup sukar,
memerlukan berbagai macam zat kimia, perlu perencanaan yang matang dan ketelitian.
Tujuan pembuatan preparat permanen adalah untuk menyediakan obyek yang
bersangkutan selalu tersedia pada setiap waktu diperlukan secara umum, prosedur
pembuatan preparat permanen melalui tahapan: fiksasi, pencucian, dehidrasi dengan
disisipi staining, dealkoholisasi/clearing, mounting atau penutupan dan labeling
(Rudyatmi, 2014). Pembuatan sediaan apusan darah biasanya digunakan dua buah kaca
sediaan yang sangat bersih terutama harus bebas lemak. Satu buah kaca sediaan
bertindak sebagai tempat tetes darah yang hendak diperiksa dan yang lain bertindak
sebagai alat untuk meratakan tetesan darah agar didapatkan lapisan tipis darah. Darah
dapat diperoleh dari tusukan jarum pada ujung jari. Sebaiknya tetesan darah pertama
dibersihkan, sedangkan yang digunakan untuk apusan darah adalah tetesan darah kedua
dan diletakkan pada kaca benda yang bersih yang kemudian ditutup dengan
menggunakan kaca penutup. Setelah sediaan darah dikeringkan pada suhu kamar, barulah
kemudian dilakukan pewarnaan sesuadah difiksasi menurut metode yaitu metode Giemsa
dan Wright yang merupakan modifikasi metode Romanosky (Maskoeri,2008)

Gambar 1 : Hasil Smear

Analisis dan Pembahasan

Darah Manusia

Pembuatan preparat apusan darah ini, dilakukan dengan metode apus/ smear.
Sampel darah yang digunakan yaitu darah manusia. Berdasarkan foto yang didapat saat
pengamatan di bawah mikroskop, preparat smear darah dengan pewarnaan Giemsa ini
terlihat cukup baik dan terlihat adanya eritrosit dan beberapa leukosit dengan warna
ungu. Jumlah dari eritrosit tampak paling menonjol dibandingan dengan leukosit.
Preparat yang dihasilkan tidak semuanya menampakkan hasil yang bagus, hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa kesalahan :
1. Kesalahan prosedur yang dilakukan oleh praktikan pada saat pembuatan apusan
sehingga sel-selnya ada yang rusak karena tertekan.
2. Kurangya keterampilan praktikan dalam penggunaan mikroskop, sehingga dalam
pencahayaan dan pemfokusan kurang.
3. Banyaknya tetesan darah melebihi kapasitas, sehingga tidak terjadi kapilaritas tetapi
terjadi penumpukan lapisan darah.
4. Penempatan posisi saat mensmear darah sehingga apusannya tidak maksimal.
Saran
1. Untuk mengapus darah atau saat pembuatan smear darah harus dilakukan setipis
mungkin sehingga hasil preparat tidak terlalu rapat atu bertumpuk.
2. Untuk pewarnaan Giemsa pastikan zat warna terlihat belum rusak atau terkontaminasi
sehingga hasil pewarnaa baik.
3. Dalam proses pembuatan preparat harus dilakukan secara sistematis berdasarkan
prosedur dan dibutuhkan ketelitian maupun keterampilan yang baik.

B. SMEAR SPERMA ( Apusan Sperma)


Preparat smear sperma yaitu pembuatan preparat dengan cara mengapusakan
sperma ke kaca benda dengan sangat tipis. Penggunaan larutan fisiologis pada praktikum
pembuatan preparat smear sel sperma adalah larutan NaCl fisiologis dan pewarna eosin.
Larutan fisiologis dapat menambah daya viabilitas dan motilitas spermatozoa.
Penggunaan larutan fisiologis yang mengandung NaCl dan urea dapat mempertahankan
daya hidup spermatozoa antara 20-25 menit. Larutan yang digunakan dalam praktikum
ini antara lain larutan NaCl yang digunakan untuk pengenceran. Larutan eosin untuk
mewarnai sediaan apus spermatozoa (Partodihajo, 1990).

Gambar 2 : Smear sperma Mencit


Analisis
Preparat smear sperma dengan pewarnaan iosin ini terlihat cukup baik dengan terlihat
sperma dan bagian-baiannya antara lain, kepala, leher dan ekor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas sperma adalah temperature,
kandungan zat makanan dan larutan fisiologis. Aktivitas metabolisme dan gerakan
spermatozoa akan normal pada suhu tubuh dan akan meningkat kecepatannya jika suhunya
meningkat. Kandungan zat makanan misalnya fruktosa merupakan substrat energi utama di
dalam plasma sperma. Larutan fiologis dapat menambah daya viabilitas dan motilitas
spermatozoa.
Faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan tingkat kegagalan dalam
pembuatan preparat smear sel sperma adalah tahap pemrosesan sangat mempengaruhi
keberhasilan pembuatan preparat terutama dalam proses perlakuan penggeseran sperma
(smear) pada kaca objek, karena hal ini berpengaruh terhadap sel-sel sperma.

C. PREPARAT HITOLOGI
1. Trakea
2. Ginjal

You might also like