You are on page 1of 6

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode

penelitian

yang

digunakan

adalah

metode

eksperimen

di

laboratorium. Eksperimen dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama meliputi


preparasi sampel katalis bimetal dengan metode impregnasi berurutan logam
Molibdenum (Mo) diikuti logam Kobalt (Co) pada USY. Selanjutnya tahap kedua
karakterisasi sampel katalis bimetal. Prosedur pada tahapan di atas mengacu pada
penelitian Yusnani (2008).

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar Fakultas MIPA
dilakukan mulai bulan September 2013 sampai dengan September 2014.

C. Alat dan Bahan


1. Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini :
a. Seperangkat alat refluks
b. Neraca analitik Sartorius A6 Gottingen
c. Furnace type KB 62 C frame 60 A
d. Desikator
e. Cawan porselin
f. Oven Yamato model DPA 30
g. Spatula
h. Termometer raksa 100C
i. Termokontrol
j. Flowmeter merk Manostat SER No. 122102
k. Seperangkat alat gelas
l. Pemanas listrik
m. Evaporator Buchi
n. Reaktor kalsinasi, oksidasi, reduksi

23

24

o. Spektrofotometer FTIR Shimadzu 8201 PC


p. Surface Area Analyzer (SAA) NOVA 1200e
q. X-ray Diffractometer Philips type XPert
r. X-ray Fluorescence spectrometry BRUKER S2 Ranger
s. GC-MS tipe QP 2010 SE

2. Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini :


a. Akuabides

b. USY yang berasal dari Tosoh Corporation, Jepang


c. Ammonium heptamolybdate tetrahydrate [(NH4)6Mo7O24.4H2O] p.a Merck
d. Cobalt (II) nitrate hexahydrate [Co(NO3)2.6H2O] p.a Merck
e. Katalis komersial PtAl2O3 p.a Merck
e. NH3 25% p.a Merck
f. Kertas saring Whatman 42
g. Gas N2, O2 dan H2 PT. Samator, Surabaya
h. Glasswool
i. Anisol p.a. E (merck)

D. Prosedur Penelitian
1. Preparasi Katalis MoCo/USY
Pembuatan katalis MoCo/USY dilakukan dengan metode impregnasi
berurutan. H-USY sebanyak 15 gram direndam dalam larutan ammonium
heptamolybdate tetrahydrate [(NH4)6Mo7O24.4H2O] dengan konsentrasi 8% (b/b)
dan ditambahkan akuabides sampai dengan volume tertentu. Larutan direfluks pada
suhu 60C selama 2 jam. setelah 2 jam, larutan disaring. Residu yang didapat
ditambahkan larutan Cobalt (II) nitrate hexahydrate [Co(NO3)2.6H2O] dengan
variasi rasio mol Co/Mo pada Mo tetap sebesar 0 mol (tanpa penambahan Co); 4,01
x10-3mol; 8,02 x10-3mol; 0,012 mol; 0,016 mol dan rasio mol Mo tetap sebesar
8,339x10-3 mol. Kemudian ditambahkan akuabides sampai volume tertentu. Larutan
direfluks kembali pada suhu 60C selama 2 jam. Selanjutnya dilakukan penyaringan.

25

Residu yang didapat diuapkan pelarutnya dengan menggunakan rotary evaporator


(tekanan 72 mBar, suhu 40C) sampai menjadi serbuk.
Sampel dalam bentuk serbuk tersebut selanjutnya diaktivasi dengan proses
kalsinasi, oksidasi dan reduksi. Proses kalsinasi dilakukan dengan pemanasan suhu
550C selama 3 jam dengan dialiri gas N2. Setelah kalsinasi, dilanjutkan dengan
proses oksidasi reduksi. Sampel hasil kalsinasi dioksidasi pada suhu 400C selama 2
jam dengan dialiri gas O2. Kemudian dilanjutkan dengan reduksi pada suhu 400C
selama 2 jam dengan dialiri gas H2. Rangkaian alat untuk oksidasi reduksi sama
dengan rangkaian alat untuk kalsinasi. Sampel MoCo/USY untuk selanjutnya disebut
sampel A (tanpa penambahan Co), sampel B (rasio 4,01 x10-3mol), sampel C (rasio
8,02 x10-3mol), sampel D (rasio 0,012 mol) dan sampel E (rasio 0,016 mol).

2. Karakterisasi Katalis
Sampel yang dihasilkan tersebut dikarakterisasi dengan kondisi operasional
alat seperti pada Lampiran 1 dan menggunakan instrumen antara lain:
a. Kristalinitas dengan X-Ray Difraction (XRD),
b. Kandungan logam yang teremban pada sampel dengan X-Ray Fluoresence
(XRF),
c.

Luas permukaan spesifik sampel dengan Surface Area Analyzer (SAA). Data
keasaman total ditentukan dengan metode gravimetri yaitu metode adsorpsi
ammonia kemudian akan dianalisa

d.

Jenis gugus fungsi penyusun kerangka dengan Fourier Transform Infra Red
(FT-IR).
3. Uji Aktivitas Katalitis
Sampel sebanyak 0,5 gram dimasukkan ke dalam kolom reaktor dengan

susunan sebagai berikut: paling bawah glass wool digunakan sebagai penahan
katalis, di atasnya diletakkan pelet katalis dan ditutup dengan glass wool kembali.
Selanjutnya reaktor dimasukkan ke dalam furnace. Anisol sebagai umpan
dimasukkan ke dalam labu didih dan dihubungkan dengan kolom reaktor. Kemudian
labu didih juga dihubungkan dengan gas hidrogen. Furnace dipanaskan sampai suhu
3500C. Laju alir gas hidrogen diatur tetap yaitu 5mL/menit dan dialirkan pada batu

26

didih yang berisi umpan melewati reaktor yang berisi katalis. Produk yang terbentuk
dialirkan melalui pendingin spiral yang telah dihubungkan dengan campuran es dan
garam.
Penampungan produk yang dilakukan selama 60 menit dihitung dari waktu
mulai dialirkannya Anisol ke reaktor. Kemudian produk diambil dan dimasukkan ke
dalam vacutainer. Produk kemudian dianalisis menggunakan GC-MS dalam kondisi
baik, langkah yang sama diulangi untuk reaksi Termal, USY, dan katalis komersil
PtAl2O3.
E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mencapai tujuan penelitian, dilakukan identifikasi dan karakterisasi


terhadap masing-masing sampel, sehingga didapatkan data yang diperlukan.
Identifikasi dan karakterisasi dilakukan terhadap sampel USY dan sampel sampel
MoCo/USY untuk setiap variasi rasio mol prekursor.
Identifikasi USY dilakukan dengan Fourier Transform Infra Red (FT-IR), XRay Difraction (XRD), X-Ray Fluorecence (XRF). Keasaman total USY dan sampel
dianalisis dengan metode adsorpsi uap amonia. Analisis FT-IR dilakukan untuk
mengetahui jenis gugus fungsi penyusun kerangka sampel MoCo/USY dan
perubahannya setelah adsorpsi uap ammonia. Analisis ini dilakukan dengan
pembacaan spektra yang berupa puncak-puncak pita absorbansi dengan bilangan
gelombang tertentu. Analisis difraktogram XRD digunakan untuk mengetahui pola
difraksi pada puncak-puncak 2 tertentu dari sampel. Analisis XRD juga digunakan
untuk mengetahui kandungan mineral sampel yang didukung dengan data spektra
dari XRF.
Analisis luas permukaan spesifik dan rerata jejari pori dengan Surface Area
Analyzer (SAA) dengan didapat data perubahan tekanan (P/Po) dan volume gas N2
yang ditunjukkan oleh H-USY maupun sampel.
Data berupa puncak-puncak pada waktu retensi untuk mengidentifikasi
senyawa yang berbeda dalam sampel produk dideteksi menggunakan alat
kromatografi gas. Luasan dari puncak dapat digunakan untuk analisis semi kuantitatif
dari produk yang dihasilkan. Data fragmentasi dari masing-masing puncak yang

27

memiliki waktu retensi berbeda dideteksi dengan alat spektroskopi massa, sehingga
diperoleh spektra massa dari masing-masing senyawa.

F. Teknik Analisis Data


Berdasarkan data yang diperoleh pada karakterisasi sampel dapat dilakukan
analisis sebagai berikut:
1. Data berat sampel sebelum dan sesudah adsorpsi ammonia dapat digunakan
untuk menghitung keasaman sampel dengan metode gravimetri, sehingga
dapat mengetahui pengaruh pengembanan logam Co dan Mo terhadap
keasaman sampel. Sampel yang mempunyai harga keasaman tertinggi
menunjukkan bahwa sampel tersebut mempunyai aktivitas yang paling baik.
2. Data pita-pita dan bilangan gelombang dari hasil analisis FT-IR sampel
MoCo/USY dibandingkan dengan data FT-IR USY setelah adsorpsi ammonia
yang menyatakan adanya vibrasi ikatan antarmolekul dalam sampel
MoCo/USY.
3. Data difraktogram meliputi sudut 2 dan intensitas hasil analisis dengan XRD
dibandingkan dengan standar ICSD zeolit Y, sehingga dapat diketahui
komposisi mineral penyusun sampel. Kesesuaian antara spektrra sampel,
spektra sampel MoCo/USY dan spektra standar menyatakan bahwa sampel
tidak mengalami kerusakan struktur kristalinitas dari sampel awal.
4. Data energi dan intensitas sampel hasil analisis dengan XRF secara kualitatif
digunakan untuk mengetahui adanya logam Co dan Mo dan secara kuantitatif
untuk mengetahui besarnya kandungan logam Co dan Mo pada sampel.
5. Luas permukaan spesifik, volume total pori dan rerata jejari pori dihitung
dengan metode BET yaitu pengolahan data isoterm adsorpsi yang dapat
digunakan tidak hanya terbatas pada penentuan luas permukaan padatan, akan
tetapi juga mampu menghitung volume dan luas permukaan pori, luas
permukaan eksternal, dan distribusi pori. Penghitungan didasarkan data yang
didapat berupa volume dan P/Po untuk menghitung luas permukaan spesifik,
volume total pori dan rerata jejari sampel yang dihasilkan. Dari analisis

28

menggunakan SAA diketahui pengaruh variasi rasio berat logam yang


teremban terhadap karakter akhir sampel.
6. Data GC-MS dianalisa berdasarkan jumlah pita absorbsi (peak) pada
kromatogram menunjukkan jumlah senyawa yang terdapat dalam sampel.
Sedangkan nama senyawa yang ada diinterprentasikan berdasarkan data
spektra dari setiap pita adsorbsi tersebut dengan menggunakan pendekatan
pustaka database GC-MS (Hendayana, 1994). Dari data GC (Lampiran 11)
didapatkan distribusi produknya dan dihitung konversi produk total, konversi
produk HDO, konversi produk antara dan selektivitas produk dengan rumus
sebagai berikut:
= %

Aktivitas (rendemen) produk HDO adalah besarnya konversi anisol menjadi


produk benzena dan toluena
= %

Perhitungan rendemen produk toluena dilakukan sama dengan perhitungan


rendemen produk benzena.
Rendemen total HDO = Rendemen produk benzena + rendemen produk toluena

You might also like