You are on page 1of 34

Chapter Report

LINTASAN-LINTASAN MATERI DALAM JALUR BIOSPER


Chapter 19

Dosen : Prof. Dr. H. Prabowo, M.Pd

Oleh
ROSMIATI
117795030

Oleh
1. Rosmiati
117795030
2. Hasto pancoro 107795031

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN SAINS
2012

COVER
.
DAFTAR
ISI................
BAB I
PENDAHULUAN

HA
L
1
2
3

BAB II PEMBAHASAN
5
1. Komposisi

biosfer..
2. Reaksi oksidasi dan

8
10

reduksi..
3. Siklus

10
14

air
4. Peran biologi

14
17

air
5. Siklus

19
22

karbon.
6. Bentuk-bentuk

24
27

nitrogen.
7. Reaksi biokimia
nitrogen...
8. Siklus
nitrogen...
9. Bentuk dan reaksi
sulfur
10. Siklus sulfur..
11. Siklus
oksigen
12. Siklus
sedimen...

30
33

BAB III KESIMPULAN.


DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
Unsur di dalam organisme dan ekosistem memberikan 2 fungsi, pertama materi
bermanfaat sebagai sarana penempatan bentuk energi kimia dan potensial gravitasi, kedua, unsur
bermanfaat sebagai kerangka fisik untuk mendukung aktivitas kehidupan biokimia. Jadi
kehidupan tidak mungkin tanpa adanya molekul yang menahan dan menyalurkan energi dari satu
bentuk ke bentuk lainnya tanpa adanya molekul yang berisikan dan memberikan lingkungan fisik
dan kimia yang perlu bagi pengangkutan dan penyebaran energi. Karena molekul dibentuk dan
tersusun kembali oleh reaksi kimia dan biokimia dalam ekosistem, atom yang menyususun
mereka tidak berubah atau hilang, pada bentuk yang sama energi itu hilang pada suatu ekosistem
karena panas dalam penyaluran energi. Jadi unsur dapat dihemat dalam ekosistem dan atom serta
molekul dapat digunakan ulang atau diedarkan dalam ekosistem.
H`Atom dan molekul yang bergerak melalui ekosistem adalah pengaruh dan proses
fisika dan biologi. Peredaran unsur melalui ekosistem bumi terdiri atas siklus zat. Pada chapter
ini, lima siklus zat tersebut yang akan dibahas antara lain : air, karbon, nitrogen, oksigen dan
sulfur. Bahan-bahan tersebut memberikan fungsi yang berarti bagi organisme dan ekosistem.
Pembahasan kita mengenai siklus akan menunjukkan tidak hanya bagaimana dan dimana bahanbahan tersebut berubah, tetapi mengapa mereka penting untuk organisme dan ekosistem.

Para Ekolog menyatakan dua tipe siklus, siklus gas dan siklus sedimentasi. Pada siklus
sedimen, penyusun atau unsurnya dilepaskan dari batuan oleh perubahan cuaca, kemudian
mengikuti gerakan aliran air hujan baik dalam larutan atau sebagai sedimen ke laut, dimana pada
akhirnya, berturut-turut kejadiannya akan mengikis batuan. Ketika batuan sudah terangkat dan
nampak lagi di laut akibat perubahan cuaca maka siklusnya sudah lengkap. Pada siklus gas,
caranya singkat unsur atau senyawa dapat berbentuk gas, berdifusi melalui atmosfer dan
kemudian muncul ke permukaan daratan atau laut digunakan ulang oleh biosfer biasanya dalam
waktu yang singkat. Pada umumnya, siklus gas lebih banyak dikenal daripada siklus sedimen,
disamping itu unsur primer dari unsur kehidupan karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen
seluruhnya melalui siklus gas.

Gambar 19.1. Pola umum siklus zat

Pola umum siklus zat diperlihatkan pada gambar 19.1 tempat yang dilalui unsur kita
sebut sebagai pool aktif, dimana unsur dengan mudah berubah bentuk dan mudah dipakai dalam
proses hidup. Dan pool penyimpanan , dimana unsur lebih sulit berubah untuk digunakan dalam
kehidupan. Aliran dalam pool aktif dan pool penyimpanan dikendalikan oleh proses fisik.
4

Besarnya pool aktif dan pool penyimpanan dapat berbeda. Dalam pool aktif unsur bergerak
dengan cepat dan lebih kecil.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Komposisi Biosfer
Komposisi unsur biosfer diperlihatkan pada gambar 19.2 dengan satuan mol perhektar,
karena besarnya perbedaan variasi maka digunakan proporsi dalam nilai logaritma. Kompenen
utama materi hidup tersebut adalah : karbon, hidrogen dan oksigen. Ketiga komponen ini dalam
bentuk CHOH merupakan bentuk penyusun dari karbohidrat. Perbandingan ini juga merupakan
ciri dari kebanyakan dari biomassa yang sebagian besar disusun oleh rantai molekul karbohidrat .

Gambar 19.2 komposisi rata-rata unsur kehidupan

Melihat grafik pada gambar 19.2, ada enam elemen yang disebut sebagai makronutrien
( Na, Ca, K, Mg, S dan P ). Selaian itu nitrogen paling banyak terdapat di alam, dimana setiap

molekul asam amino pasti mengandung unsur nitrogen . Unsur makronutrien sangat diperlukan
dalam jumlah tertentu agar berbagai proses hidup dapat berlangsung. Fosfor diperlukan untuk
menyusun struktur kerangka vertebrata, juga penting untuk sintesis biokimia pada tingkat sel
baik tumbuhan maupun hewan. Kalsium (Ca), dan Potassium (Karbon) berperan penting bagi
pengaturan tekanan osmosis dalam sel. Selain itu Kalsium dalam bentuk karbonat atau pospat
sebagai bahan campuran pembentuk kerangka dalam atau luar bagi Molluska dan Vertebrata.
Untuk besi, magnesium dan mangan penting bagi bekerjanya beberapa enzim, seperti
molekul besar klorofil. Sulfur juga merupakan penyususun protein yang juga berperan dalam enzim
tertentu. Sedangkan sodium dan klor diperlukan cukup banyak oleh tumbuhan dan hewan,
walaupun nampaknya tidak berguna. Elemen-elemen ini diperoleh organisme dalam bentuk ionion garam dan membantu proses sekresi yang mengatur proses keseimbangan asam basa juga
jumlah air dalam tubuh. Elemen mikronutrien yang diperlukan dalam jumlah kecil, walaupun
demikian keberadaannya sangat vital. Unsur ini sering dikenal dengan trace elemen. Unsur lain
yang juga termasuk trace elemen adalah tembaga (Cu), besi (Fe), klor (Cl), mangan (Mn), seng
(Zn), boron (br), molibdenum (Mo), kobalt (Co), vanadium (V). Sebagian besar dari unsur-unsur
memainkan peran khusus dengan enzim, vitamin, dan molekul lain yang terlibat dalam reaksi
biokimia mulai dari fotosintesis sampai metabolisme nitrogen.
Oksigen merupakan salah satu unsur yang melimpah di bumi. Karbon dan hidrogen
adalah bagian kecil dari bumi, tetapi terkonsentrasi pada unsur hidup. Nitrogen, unsur lain yang
diperlukan dalam jumlah besar. Konsentrasi karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dalam
biosfer tidak akan bertabrakan, unsur-unsur ini lebih ringan, mudah menguap, dan karena
unsure-unsur tersebut mudah berubah dalam senyawa organik dan inorganik, paling sesuai
digunakan untuk transfer dan transformasi energi biokimia. Selain kegunaanya dalam proses
biokimia, unsure-unsur ini tersedia secara luas di permukaan bumi; CO2, O2, H dalam H2O, N
pada senyawa N2 dan lainnya telah terkonsentrasi di atmosfer dan hidrosfer karena sifat mudah
menguap mereka sebagai cair dan gas. Dengan demikian, proses kimia kehidupan telah
berkembang dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia dan mengambil keuntungan dari
karakteristik reaktif mereka.
2. Reaksi Oksidasi dan Reduksi
Reaksi kimia dan biologi yang erat kaitannya dengan perubahan bentuk satu menjadi
yang lain adalah reksi oksidasi dan reduksi. Senyawa yang tereduksi mengandung lebih banyak
7

atom hidrogen daripada atom oksigen, sedangkan senyawa yang teroksidasi mengandung atom
oksigen lebih banyak daripada atom hidrogen. Dari sudut pandang kimia, kita dapat
mendefinisikan reaksi oksidasi atom sebagai kehilangan elektron pada atom. Contoh reaksi
pembentukan air oleh atom hydrogen dan oksigen O + 2HH2O.
Kimiawan mengukur kemampuan sebuah atom untuk menarik elektron oleh
keelektronegativitasannya; oksigen memiliki elektronegativitas tertinggi dari semua unsur
kecuali fluor. Elektronegativitas tinggi oksigen berarti bahwa ketika ikatan molekul terbentuk
antara hidrogen dan oksigen, oksigen akan cenderung untuk memiliki ikatan yang sangat erat
terhadap elektron hidrogen. Efeknya adalah menyebabkan hidrogen kehilangan elektron, atau
akan teroksidasi, dan untuk oksigen mendapatkan elektron, atau tereduksi. Perhatikan bahwa
reaksi oksidasi dan reduksi akan selalu terjadi pada reaksi yang sama, karena jika satu di atom
kehilangan elektron (teroksidasi), atom lain mendapatkan electron (tereduksi).
Contoh lain adalah reaksi metana dengan oksigen untuk membentuk karbon dioksida dan
air: CH4+2O2CO2+2H2O. Karena karbon memiliki elektronegativitas lebih tinggi dari
hidrogen, elektron disumbangkan oleh hidrogen pada molekul metana terikat pada atom karbon.
Setelah reaksi, elektron dalam molekul CO2 terikat oleh atom oksigen, karena oksigen lebih
elektronegatif dari karbon. Melihat dari sisi karbon saja, karbon telah kehilangan elektron dalam
reaksi, dan oleh karenanya telah teroksidasi. Atom oksigen, telah mengikat elektron dari karbon,
dan oleh karena itu tereduksi. Untuk atom hidrogen, sedikit berubah; elektronnya berikatan
dengan karbon dalam molekul metana, dan sekarang berikatan dengan oksigen dalam molekul
air. Karena atom hidrogen mengikat dan kehilangan elektron dalam reaksi, sehingga teroksidasi
dan terekdusi sekaligus.
Pentingnya reaksi oksidasi dan reduksi terletak pada hubungan energi mereka. Pelepasan
elektron membutuhkan energi, ketika elektron ditangkap, energi yang hilang diperoleh kembali.
Dengan melihat transfer elektron dari karbon ke oksigen. Karbon mengikat lemah elektron,
hanya sejumlah kecil energi yang diperlukan untuk melepasnya. Elektron diikat sangat kuat oleh
atom oksigen, dan sejumlah besar energi dilepaskan. Karena energi yang dibutuhkan lebih kecil
dari energi yang dilepaskan, maka hasilnya adalah pelepasan energi. Dalam respirasi, energi ini
dimanfaatkan untuk mendorong proses metabolisme.
Peran oksigen pada organisme berada pada tingkat molekuler dan pengikatan elektron
menghasilkan energi yang sangat banyak yang ada hampir selalu cukup tersisa untuk ekstrak

pekerjaan biokimia. Hampir semua pelepasan elektron (oksidasi) oleh karbon, nitrogen, atau
belerang akan menghasilkan energi jika elektron ditangkap leh oksigen. Dengan demikian, peran
biologis utama oksigen adalah sebagai akseptor elektron.
Hubungan energi juga penting untuk reaksi inorganik yang terlibat dalam siklus material.
Karena begitu banyak energi yang dilepaskan dengan menambahkan elektron ke oksigen
(mereduksinya), hampir semua unsur akan menambah oksigen dan kehilangan elektron
(teroksidasi) secara spontan. Jadi senyawa tereduksi seperti NH2 (amonia), H2S (hidrogen
sulfida), atau CH4 (metana) akan dikonversi menjadi NO2, SO2, dan CO2 di bawah kondisi yang
tepat, dan dengan adanya oksigen pada lapisan kehidupan akan cenderung diubah secara
inorganik ke dalam bentuk teroksidasi. Fakta ini juga berarti bahwa jika suatu organisme
memerlukan unsure dalam bentuk tereduksi, seperti karbon dalam protein atau lipid, atau
nitrogen dalam asam amino, maka kemungkinan besar harus menghabiskan energi untuk
mendapatkannya, karena mungkin akan tersedia hanya dalam bentuk teroksidasi.
3. Siklus Air
Dari semua siklus material, siklus air adalah yang paling penting dalam biosfer, karena
disertai dengan material yang bergerak pada banyak siklus lainnya. Ini berfungsi sebagai media
penampung banyak material, dan membawa karbon, oksigen, nitrogen, belerang, fosfor, dan
banyak unsur biologis penting lainnya dalam bentuk larutan dari darat ke laut. Air tidak hanya
penting sebagai pembawa unsur terlarut dan tersuspensi, tetapi juga penting sebagai dirinya
sendiri, karena air adalah komponen penting dari sel hidup dan berperan dalam reaksi biokimia.
Tabel 19.1 menyajikan ringkasan dari pool aktif dan penyimpanan dalam siklus air.
Sekitar 97% air berada dalam enam daftar pool aktif, dan yang satu lebih besar berkali-kali lipat
dari yang lain yaitu lautan. Lima pool aktif yang lain , tremasuk dalam air segar di darat dan air
di udara, jumlanya kurang dari 1/1000 dari total air di pool aktif, namun memiliki peran yang
besar dalam biomassa. Hanya sekitar 2/74, atau kurang dari 3%, air di dunia tidak bisa digunakan
untuk hidup, berada di pool penyimpanan seperti kantung es, gletser, dan air tanah.jumlah kecil
inimasih ratusan kali lebih banyak daripada jumlah dalam pool aktif terrestrial.

Tabel 19.1 Pool aktif dan penyimpanan dalam siklus air

Gambar 19.3 menunjukkan pool tersebut dan jumlah untuk pergerakan air antar pool.
Lebih dari 20 juta x 1012 mol sirkulasi air setiap tahun yang diukur oleh curah hjan total atau
penguapan total. Pada tingkat ini, air di atmosfer diganti setiap dua minggu atau lebih. Namun,
siklus lengkap semua air di lautan-melalui atmosfer dan kembali ke lautan-membutuhkan waktu
yang jauh lebih besar, mungkin sekitar 4.000 tahun. Siklus air mungkin akan ditandai
terbentuknya satu pool aktif yang sangat besar (lautan) yang diikuti sebuah pool aktif sangat
kecil (air di udara dan di darat) yang mendukung sebagian besar biomassa di dunia.

Gambar 19.3 Siklus air. Aliran air antar pool dalam 1012mol per tahun

10

4. Peran Biologi Air


Air adalah senyawa inorganik paling penting dalam biosfer. Air digunakan oleh
organisme setidaknya dalam tiga cara: (1) sebagai reaktan dalam reaksi biokimia yang menyuplai
hidrogen (H+) dan ion hidroksil (OH-), (2) sebagai media seluler yang menahan molekul
biokimia dalam larutan, dan (3) sebagai media sirkulasi dalam organisme multisel mengangkut
ion dan molekul nutrisi ke sel dan mengeluarkan sisa metabolisme.
Adaptasi organisme untuk variasi pasokan air sangat bervariasi dan efektif yang
dihasilkan oleh proses evolusi yang bertindak melalui pola kelebihan dan kekurangan ditentukan
oleh siklus air. Keseimbangan antara curah hujan, penguapan, aliran air dan infiltrasi yang
menentukan ketersediaan air untuk organisme terestrial pada titik tertentu dalam waktu atau
ruang. Keseimbangan ini, dipengaruhi oleh organisme. Melalui transpirasi, tanaman
mengembalikan sebagian besar air tanah ke atmosfer. Dengan menghambat aliran permukaan
dan meningkatkan porositas tanah, tanaman mengurangi aliran air dan meningkatkan peresapan.
Tetapi ketika kita mengetahui bahwa lebih dari setengah permukaan tanah secara umum adalah
tundra, gurun, gunung, atau es yang berkontribusi sedikit atau tidak pada penguapan air ke
atmosfer melalui penguapan rendah atau pengangkutan rendah, kita dapat melihat bahwa pola
utama variasi kelembaban dari satu tempat ke tempat lain masih ditentukan oleh dinamika
keseluruhan atmosfer dan lautan. Meskipun pergerakan air melalui proses biologis sangat
penting dari sudut pandang kehidupan organik, efek mereka kecil dibandingkan dengan proses
fisik yang mengontrol fitur-fitur utama dari siklus air.
5. Siklus Karbon
Pergerakan karbon melalui lapisan kehidupan adalah sangat penting, bagi semua
kehidupan terdiri dari senyawa karbon dari satu bentuk atau yang lain. Gambar 19.4 menyajikan
siklus karbon dalam bentuk diagram. Tabel 19.2 daftar pool aktif dan penyimpanan karbon
dalam ekosistem bumi. Karbon tersedia untuk proses kehidupan dalam dua bentuk: sebagai CO2,
dan sebagai karbon organik. CO2 adalah unsur kecil atmosfer, mewakili sekitar 1/30 dari satu
persen (300 ppm) volume total atmosfer. Akibatnya, penampung CO2 di atmosfer relatif kecil.
Jumlah CO2 terlarut dalam air lautan dunia sekitar 2.900.000 x 1012 mol, yang jauh lebih besar

11

dibandingkan dengan angka 58.000 x 1012 mol untuk atmosfer; pada kenyataannya, konsentrasi
CO2 dalam air biasanya lebih dari seratus kali lebih besar daripada konsentrasi di udara.

Sebagian besar dari karbon laut dalam bentuk ion karbonat ( CO3 ), tetapi karena karbonat dan

CO2 mudah bereaksi, CO2 selalu tersedia. Semakin tinggi konsentrasi CO2 dalam air permukaan
berarti CO2 yang lebih mudah digunakan untuk organisme perairan daripada yang daratan, dan
fakta ini juga menyiratkan proses kehidupan autotroph daratan mungkin dibatasi oleh jumlah
kecil CO2 di atmosfer.

Gambar 19.4 Siklus Karbon

12

Pool Capacity
(1012 moles)
Active pools
As CO2 or CO3- in solution
Atmosphere
Ocean surface layers
Deep ocean layers
As organic carbon
Land organisms
Decaying organic
matter, land
Marine organisms
Decaying organic
matter, oceans
Total active pools
Rounded total
Storage pools
As carbonate
Carbonate sediments
As organic carbon
Fossil fuels
Total storage pools
Rounded total

58,000
43,000
2,900,000
38,000
58,000
830
250,000
3,347,830
(3,300,000)

1,700,000,000
830,000
1,700,830,000
(1,700,000,000)

Tabel 19.2 Aktif dan Sumber Penyimpanan dalam Siklus Karbon

Karbon dalam bentuk reduksi ini menyimpan energi yang dibutuhkan oleh heterotrof.
Jumlah karbon yang terbentuk dalam bentuk organik ini kira-kira sama dengan jumlah CO 2 yang
aktif. Namun sejauh ini karbon yang banyak terdapat dalam bentuk satuan sedimen diperkirakan
ribuan kali dari karbon yang aktif. Karbon organik di dalam bahan bakar fosil hanya dua kali dari
jumlah total karbon organik yang dimasukkan di dalam pool aktif (Tabel 19.2)
Dinamika siklus karbon digambarkan pada Gambar 19.4. Nampak eratnya kaitan antara
karbon yang terjadi secara biokimia. Melalui fotosintesis CO2 mengalami reduksi menjadi
bentuk CHOH- melalui respirasi karbon organik yang diubah ke bentuk CO 2 yang
menghasilkan energi. Dalam kedua proses tersebut terjadi transformasi bentuk materi dari gas
menjadi padat dan menjadi gas kembali. Jadi CO2 dapat berpindah cepat dalam bentuk gas
melalui difusi dibantu oleh air, namun lambat dalam bentuk padat. Untuk alasan ini maka karbon
yang terdapat dalam organisme disebut karbon tetap.

13

Siklus karbon diawali oleh peristiwa fiksasi dan reduksi oleh tumbuhan darat. Fiksasi
tahunan disebut sebagai produk primer netto yang merupakan konversi jumlah karbon dalam mol
menjadi energi yang tersimpan dihitung dalam kilokalori. Jumlah ini sekitar 2.100 x 10 12 mol
karbon yang merupakan 5% dari total karbon yang terdapat di daratan seperti kita ketahui
seluruh karbon yang ada akan digunakan oleh bakteri heterotrof di tanah dan akan
mengembalikan ke atmosfer dalam siklusnya. Oksidasi seluruhnya di dalam tanah memerlukan
waktu yang lama, seperti di hutan tropis setidaknya beberapa dekade, sedangkan di daerah hutan
lain memerlukan sekitar beberapa ratus tahun.
Di dalam lautan total produksi netto primer sekitar 3.300 x 1012 mol tiap tahun, hal ini
lebih besar satu setengah kali dari yang dihasilkan oleh tumbuhan daratan. Produksi ini berasal
dari CO2 yang terlarut dari lapisan permukaan. Kebanyakan materi organik yang dihasilkan
dengan cepat melalui reoksidasi CO2 oleh heterotrof yang kemudian dilepaskan ke lapisan
permukaan sekitar seperdelapan dari permukaan memasuki bagian dalam laut dimana proses
oksidasi terjadi sangat lambat. Kelarutan CO 2 sangat dipengaruhi oleh tekanan, sehingga makin
dalam makin banyak CO2 dan CO3 yang terlarut. Melalui peristiwa diffusi vertikal sekitar 3.800
x 1012 mol karbon mengalami perubahan di permukaan dan bagian dalam tiap tahun. Pada
kecepatan tersebut CO2 yang terdapat dibagian dasar seluruhnya akan berganti setiap 1000 tahun
atau lebih. Sedangkan perubahan antara permukaan laut dengan atmosfer terjadi lebih cepat yaitu
sekitar 8.300 x 1012 mol terjadi tiap tahun. Jumlah ini cukup untuk mengganti CO 2 seluruhnya
dibagian permukaan sekitar 6 tahun. Cara yang lain, semua CO2 di atmosfer rata-rata mengalir ke
lautan sekali setiap 7 sampai 8 tahun.
Siklus karbon dalam pool aktif bertambah tiap tahun melalui proses pengembunan dan
sedimentasi yang kemudian menjadi bahan bakar dan batu kapur. Hanya masih sedikit yang
diketahui berapa jumlah yang tersimpan dalam bentuk ini tiap tahun. Karbon kembali dari pool
penyimpanan dalam batuan berupa senyawa karbonat, yang terangkat

ke permukaan oleh

peristiwa tektonik. Setelah itu mengalami pelapukan oleh cuaca sehingga diperoleh batuan yang
berupa keseimbangan antara CO2 dengan CO3. Cadangan

bahan bakar fosil yang dibakar

menghasilkan lebih cepat CO2 di udara yaitu sekitar 420 x 10 12 mol tiap tahun setara dengan
seperlimapuluh fiksasi di daratan. Kecepatan konversi karbon dari pool penyimpanan ke pool
aktif menghasilkan penambahan yang nyata sejumlah CO2 ke atmosfer dalam 100 tahun terakhir.

14

6. Bentuk-bentuk Nitrogen
Salah satu bentuk yang umum dari nitrogen adalah group amino NH2 yang merupakan
komponen dari asam amino dan akan dihasilkan dengan sendirinya dalam bentuk amoniak NH 3
atau ion amonium NH4+. Ion ini sulit untuk mengalami oksidasi sedang bentuk yang mudah
adalah nitrogen dalam bentuk ion nitrat NO3- dan ion nitrit NO2-. Nitrogen organik terdapat
dalam senyawa yang terlarut dalam air atau tanah, biasanya dalam bentuk oksidasi nitros N 2O.
Senyawa ini dapat dihasilkan oleh beberap organisme. Di alam nitrogen berlimpah dalam bentuk
gas nitrogen (N2 = 78 % dari volume udara atmosfer). Bentuk lain dari senyawa nitrogen adalah
gas nitrogen dioksida NO2 dan nitrogen oksidasi NO terdapat dalam jumlah sedikit di atmosfer
juga merupakan polutan yang berasal dari aktivitas manusia. Karena lebih mudah teroksidasi
bentuk umum dari nitrogen adalah ion nitrat (NO 3-) nitrogen dioksida (NO2), ion nitrit (NO2-),
nitrogen oksida (NO), nitrus oksida (N2O), gas nitrogen (N2) dan amonia (NH3).
7. Reaksi Biokimia Nitrogen
Nitrogen berubah dari satu bentuk ke bentuk melalui proses biokimia seperti terlihat pada
Tabel 19.3. Reaksi pertama adalah reduksi nitrogen, yaitu pelepasan oksigen digantikan oleh
atom hidrogen. Peristiwa tersebut adalah asimilasi nitrat, yaitu asimilasi nitrat atau nitrit menjadi
amoniak. Amoniak di atmosfer biasa langsung diasimilasi oleh tumbuhan, namun demikian lebih
sering terjadi amoniak yang diperoleh berasal dari ion nitrit atau nitrat dalam tanah yang diubah
oleh tumbuhan dan bakteri tanah. Reaksi yang terjadi tidak spontan, namun hal ini memerlukan
energi biokimia dari satu bentuk ke bentuk lain dan melibatkan beberapa tahap. Konsumen
tingkat tinggi tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan nitrat atau nitrit. Untuk nitrogen
yang dapat digunakan hanya dalam bentuk asam amino.
Sedangkan reaksi bentuk kedua dan ketiga seperti pada Tabel 19.3 berlangsung bersamasama untuk mengendalikan sejumlah nitrogen yang diperlukan bagi kehidupan. Fiksasi nitrogen
mengubah molekul nitrogen yang sulit untuk digunakan menjadi molekul nitrogen yang dapat
dimanfaatkan. Dari proses ini kemudian dibentuk nitrogen berupa amoniak selanjutnya diubah
menjadi senyawa asam amino atau senyawa biokimia lain yang dapat mengalami siklus di dalam
ekosistem. Hanya organisme tertentu yang memiliki kemampuan mengikat nitrogen bebas
maupun terikat. Sebagian bakteri pengikat nitrogen bersimbiosis dengan tumbuhan tingkat
tinggi.

15

Denitrifikasi adalah nama yang diberikan pada proses biokimia yang mengubah nitrat
atau nitrit menjadi molekul nitrogen atau nitrus oksida. Karena keduanya berasal dari gas yang
stabil, mereka masuk ke atmosfer mengalir dan menghilang, dan pada akhirnya kembali ke
biosfer. Denitrifikasi hanya terjadi dibawah kondisi anaerob dan dihasilkan oleh bantuan bakteri.
Sebagai hasil, denitrifikasi dibatasi pada lingkuangan anaerob pada rawa dan tanah berlumpur.
Jumlah signifikan dari denitrifikasi juga terjadi pada tanah permanen dimana bakteri dengan
cepat mengkonsumsi oksigen yang terlarut pada air tanah , memproduksi lingkungan anaerob
yang cocok untuk denitrifikasi.
Amonifikasi yaitu reaksi biokimia di mana asam amino dipecah untuk menghasilkan
energi. Pada Tabel 19.3 ditunjukkan reaksi tipikal asam amino (glisin) dengan oksigen yang
menghasilkan CO2 , H2O dan NH3 dari reaksi dihasilkan juga energi yang berasal dari konversi
karbon organik menjadi CO2 bukan dari asam amino menjadi amoniak. Amonifikasi
dimanfaatkan oleh mikroorganisme dekomposer dan berlangsung satu arah. Reaksi ini tidak
dapat dikembalikan untuk mensintesis asam amino dari CO2, H2O dan NH3.
Nitrifikasi adalah proses biokimia dimana amonia teroksidasi menjadi nitrit, selain
dihasilkan energi

(Tabel 19.3). Reaksi berlangsung dua tahap dengan group bakteri yang

berbeda. Group bakteri Nitrosomonas mereaksikan ion ammonia atau ion amonium dengan
oksigen untuk menghasilkan ion nitrit atau air. Nitrobakter mengoksidasi ion nitrit menjadi ion
nitrat. Kedua kelompok bakteri tersebut memanfaatkan amonia dan nitrit sebagai satu-satunya
sumber energi. Bakteri-bakteri tersebut banyak terdapat sehingga nitrogen lebih banyak
berbentuk nitrit dibanding amoniak. Dalam bentuk NH 3 yang diproduksi oleh fikasi nitrogen atau
amonifikasi akan secara cepat teroksidasi menjadi NO3. Untunglah nitrogen dalam bentuk ini
lebih muda digunakan oleh tumbuhan dan mikroorganisme. Bagi pengguna bidang pertanian
lebih banyak digunakan nitrat karena lebih stabil dan kurang beracun dibandingkan amoniak
meskipun dalam konsentrasi tinggi.

16

Tabel 19.3 reaksi nitrogen dalam siklus nitrogen

Tabel 19.4 meringkas dari kelompok aktif dan penempatan untuk nitrogen pada lapisan
kehidupan. Dalam kelompok aktif, nitrogen ada dalam dua bentuk sebagai nitrogen anorganik
(nitrat dan nitrit) dan sebagai nitrogen organik (asam amino dan senyawa organik yang berisikan
nitrogen lainnya). Kelompok nitrogen aktif yang jauh lebih besar adalah zat organik jumlahnya
kira-kira 120.000 x 1012 mol Total massa dari zat hidup hanya berisikan kira-kira 1 % banyaknya
nitrogen. Nitrogen anorganik dalam tanah dan sedimen laut juga hanya merupakan bagian (kirakira 7/8) dari jumlah kekurangan zat organik.
Nitrogen dalam kelompok penyimpanan ada dalam dua bentuk, sebagai molekul nitrogen
yang secara relatif lembam (N2) dan sebagai nitrogen dalam mineral pembentuk batuan. Dari dua
bentuk tersebut, lebih dari lima kali banyaknya nitrogen yang ada dalam kerak bumi dan batuan
sedimen daripada yang ada dalam atmosfer. Yang benar-benar menarik adalah perbedaan terbesar
antara ukuran dari kelompok aktif dan penyimpanan dalam siklus nitrogen. Walaupun nitrogen
dalam mineral pembentukan batuan ditiadakan dalam tanah yang hampir seluruh nitrogen aktif
disuplai atmosfer melalui fikasi nitrogen, kelompok aktif totalnya masih kurang dari 1/2000 dari
kelompok penyimpanan atmosfer.

17

8. Siklus Nitrogen
Tabel 19.4 meringkas dari kelompok aktif dan penempatan untuk nitrogen pada lapisan
kehidupan. Dalam kelompok aktif, nitrogen ada dalam dua bentuk sebagai nitrogen anorganik
(nitrat dan nitrit) dan sebagai nitrogen organik (asam amino dan senyawa organik yang berisikan
nitrogen lainnya). Kelompok nitrogen aktif yang jauh lebih besar adalah zat organik jumlahnya
kira-kira 120.000 x 1012 mol. Total massa dari zat hidup hanya berisikan kira-kira 1 %
banyaknya nitrogen. Nitrogen anorganik dalam tanah dan sedimen laut juga hanya merupakan
bagian (kira-kira sepertujuh) dari jumlah bahan organik yang membusuk.
Nitrogen dalam kelompok penyimpanan ada dalam dua bentuk, sebagai molekul nitrogen
yang secara relatif lembam (N2) dan sebagai nitrogen dalam mineral pembentuk batuan. Dari dua
bentuk tersebut, lebih dari lima kali banyaknya nitrogen yang ada dalam kerak bumi dan batuan
sedimen daripada yang ada dalam atmosfer. Yang benar-benar menarik adalah perbedaan terbesar
antara ukuran dari kelompok aktif dan penyimpanan dalam siklus nitrogen. Bahkan jika nitrogen
dalam pembentuk batuan mineral dikecualikan dengan alasan bahwa nitrogen atmosfer memasok
hampir semua nitrogen aktif melalui fiksasi nitrogen, kolam aktif total masih kurang dari 1/2000
dari penyimpanan atmosfer.

Gambar 19.5 Siklus Nitrogen

18

Gambar 19.5 menunjukkan dinamika siklus nitrogen. Ketiga proses fiksasi nitrogen yang
ditunjukkan adalah fikasi biologi (telah dibahas awal), industrial dan atmosfer. Dari ketiganya
fikasi biologi yang paling besar jumlahnya, mendekati 3,9 x 10 12 mol/tahun. Fikasi industri
besarnya kira-kira 3,2 termasuk produksi dalam pupuk nitrogen (kurang lebih 2,1) dan oksidasi
nitrogen dihasilkan menggunakan proses Haber, dimana N2 dan NH2 disatukan katalis pada suhu
mendekati 5000 C dan tekanan mendekati 200 atm untuk menghasilkan amonia. Selanjutnya
amonia dapat di oksidasi untuk menjadi asam nitrat (HNO 3), yang direaksikan dengan amonia
berlebihan untuk menghasilkan amonia nitrat (NH4NO3), suatu bentuk umum dari pupuk
nitrogen, atau amonia dapat direaksikan dengan CO2 untuk menghasilkan urea (NH2CO-NH2)
yang mana merupakan pupuk lain yang digunakan secara luas.
Fiksasi nitrogen juga terjadi pada pembakaran terhadap bahan bakar fosil. Bila N 2 dan O2
terbawa bersama pada suhu tinggi. Dimana CO2 dan air yang dihasilkan oleh bahan bakar itu
sendiri, kuantitas yang signifikan dari gas NO (oksida nitrat) dan NO 2 ( nitrogen dioksida)
seringkali dihasilkan sebagai produk yang tidak dikehendaki pada saat pelepasan di atmosfer dan
gas tersebut segera bergabung dengan uap air untuk menghasilkan HNO2 (asam nitrat) dan
HNO3 (asam nitrit), yang mencapai permukaan tanah atau laut melalui hujan atau menyuplai ion
NO2 dan NO pada biosfer. Oksidasi nitrogen terutama dihasilkan oleh dua sumber industri dan
elektrik dan cerobong asap pabrik, dan pembakaran internal mesin. Oksidasi nitrogen diakui
sebagai polutan (telah didiskusikan pada bab 6), tapi perhatian kita adalah dengan jumlah
nitrogen yang cukup teroksidasi kurang lebih 1,1 x 1012 mol/tahun untuk tahun 1968. Ini berarti
bahwa semua fiksasi industri, termasuk pembuatan pupuk dan oksidasi dengan pembakaran,
mengkonversi sekitar 85% nitrogen dalam banyak bentuk yang dapat digunakan seperti semua
pengikat nitrogen organisme.
Sejumlah kecil nitrogen juga ditambahkan ke kolam aktif oleh fiksasi atmosfer dan
penambahan remaja. Fiksasi atmosfer hanya terjadi selama berlangsungnya halilintar, bila suhu
dan tekanan tinggi diciptakan alam pada atmosfer sehingga mengijinkan oksidasi terhadap N 2 ke
NO dan NO2, yang pada akhirnya mencapai bumi sebagai nitrit dan nitrat. Proses ini hanya
memberi kontribusi dalam jumlah kecil terhadap campuran nitrogen setiap tahunnya. Dan juga
pengeluaran gas NO dan NO2 oleh pegunungan memberi kontribusi sedikit pada atmosfer, suatu
proses yang disebut sebagai penambahan muda.
Saat ini fiksasi jauh melebihi denitrifikasi sehingga nitrogen yang dapat digunakan
terakumulasi pada biosfer. Kelebihan ini disebabkan oleh aktivitas manusia. Sebagian besar
19

kelebihan ini terbawa menuju sungai, danau dan akhirnya ke laut. Hal ini menimbulkan masalah
polusi air sehingga meningkatkan pertumbuhan ganggang dan phitoplankton dan menurunnya
populasi ikan yang diharapkan (ini karena oksigen berkurang pada habitat tersebut). Dengan
demikian, aliran nitrogen meningkat telah sangat meningkatkan produktivitas di lingkungan
perairan yang banyak dan telah memberikan kontribusi pada proses eutrofikasi (penuaan badan
air disertai dengan penurunan kandungan oksigen ke tingkat rendah). Masalah ini akan
ditekankan dalam beberapa tahun mendatang, untuk fiksasi nitrogen industri dalam pembuatan
pupuk dua kali lipat setiap 6 tahun saat ini. Hanya apa dampak dalam jumlah besar seperti
nitrogen mencapai laut akan terjadi pada ekosistem bumi masih belum jelas. Mudah-mudahan,
denitrifikasi yang meningkat akan memperbaiki beberapa efek, tapi denitrifikasi oleh organisme
laut adalah proses sedikit dimengerti. Bagaimanapun, manajemen hati-hati manusia akan dampak
pada siklus nitrogen mungkin sangat baik menjadi masalah yang kritis dalam waktu dekat.
9. Bentuk dan Reaksi Sulfur
Seperti nitrogen, sulfur dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Sulfur dioksida (SO 2) dan
hidrogen sulfida (H2S) adalah bentuk gas yang paling penting. Ion sulfur

( SO4 ) adalah bentuk

umum dalam air dan tanah. Dalam organisme, sulfur adalah tiga unsur penyusun asam amino dan
dua diantaranya biasanya berbentuk kelompok sulfihidril SH atau rantai disulfida SS.
Walaupun beberapa sulfur organik juga berbentuk sulfat.
Sulfur mengalami sejumlah reaksi inorganik dan organik (secara biologi). Reaksi
inorganik sulfur penting untuk sirkulasi sulfur yang ditunjukkan secara sederhana oleh tabel
19.5. Semua reaksi oksidasi menghasilkan energi, untuk digunakan pada reaksi inorganik yang
tidak dapat terjadi secara spontan.

20

Tabel 19.5 Reaksi inorganik siklus sulfur

Sebagian besar sulfur di atmosfer berupa SO 2, sebagai titik awal reaksi (2), (3), dan (4).
SO2 dilepaskan langsung dari pembakaran bahan bakar fosil atau terbentuk dari reaksi oksidasi
hidrogen sulfide, H2S yang ditunjukkan oleh reaksi (1). Pada reaksi (1) tampak menggunakan
ketiga bentuk oksigen di atmosfer: O, O 2, dan O3. Reaksi terjadi cukup lambat, kecuali pada
permukaan yang memungkinkan terjadinya reaksi seperti aerosol dan tetesan air.
Reaksi (2) dan (3) adalah reaksi oksidasi SO2 yang menghasilkan H2SO4. Reaksi (2)
membutuhkan tiga molekul atom gas berbeda yang bereaksi sekaligus: SO 2, O, dan sejumlah
molekul yang lain. Pertama-tama SO2 bereaksi dengan O untuk menghasilkan SO 3, sulfur
trioksida. Molekul sulfur trioksida yang terbentuk dengan cepat bereaksi dengan uap air untuk
menghasilkan H2SO4 yang terakumulasi dalam tetesan air karena tingkat kelarutan yang tinggi
dan menghasilkan asam sulfat, campuran ion H+,

HSO4

(ion bisulfat), dan

SO 4

dalam

bentuk cair. Proses ini berlangsung lambat di troposfer, tapi di dalam lapisan ozon, dimana atom

21

oksigen banyak dilepaskan akibat pemisahan O3 menjadi O2 dan O banyak tersedia.,


menghasilkan lapisan yang kaya akan H2SO4 atau partikel sulfat pada ketinggian sekitar 18km.
Reaksi (3) terjadi di bawah kondisi kabut asap fotokimia. Asap ini mengandung agen oksidasi
kuat yang mengubah SO2 menjadi SO3, yang kemudian berekasi dengan air untuk menghasilkan
asam sulfat. Karena reaksi ini membutuhkan asap fotokimia, maka rekasi terjadi di dalam area
berpolusi, tetapi pelepasan SO2 paling banyak terjadi di suatu area karena pembakaran bahan
bakar fosil.
Reaksi (4) adalah proses utama reaksi oksidasi SO 2 menjadi sulfat. Reaksi terjadi pada
tetesan air di udara atau benda yang mengandung air tawar dan air garam. SO 2 terlarut ditambah
air menghasilkan asam sulfur yang kemudian teroksidasi menjadi asam sulfat oleh oksigen
terlarut. Logam garam berperan sebagai katalis yang mempercepat reaksi, sehingga kadar SO 2
pada air garam lebih besar daripada air tawar.
Tabel 19.6 Reaksi-reaksi biologi dari siklus sulfur

Reaksi organik sulfur ditunjukan oleh tabel 19.6. Reaksi (1) dan (2) adalah reaksi
reduksi. Prosesnya diawali dengan sulfur dicerna oleh tanaman dan mikroorganisme, ion sulfur
diserap dari tanah dan berkurang akibat proses metabolisme, yang akhirnya disatukan sebagai
kelompok sulfihidril atau bentuk-bentuk protein terkait dan molekul biokimia yang lain. Reaksi
(2) terjadi dilaut secara besar-besaran oleh bakteri Desulfovibrio. Pada keadaan anaerob, bakteri
merekdusi sulfat untuk mengoksidasi senyawa organik menghasilkan energi.
Reaksi (3) terjadi oleh bakteri fotosintesis. Fotosintesis membutuhkan reduksi CO 2
dalam bentuk karbon organik, CHOH, dan reaksi oksidasi air menjadi molekul oksigen secara
serentak. Bakteri fotosintesis tidak menggunakan air H2O tetapi H2S, sebagai electron yang
22

menangkap senyawa. Sebagaimana O2 terbentuk dalam proses ini, bakteri fotosintesis


menghasilkan belerang. Cholobacteriaceae (bakteri fotosintesis hijau) dan Thiorhodaceae
(bakteri fotosintesis ungu) adalah dua kelompok penting yang melakukan reaksi ini. Mereka
biasanya ditemukan pada lumpur bertingkat yang memiliki lingkungan aerobik tetapi masih ada
sedikit cahaya unutk fotosintesis.
Reaksi (4) adalah reaksi oksidasi dari hasil reaksi reduksi sulfur menjadi sulfat. Energi
yang dihasilkan oleh reaksi tersebut digunakan oleh bakteri aerob tertentu untuk melakukan
metabolisme.
10. Siklus Sulfur
Sekitar 47.000.000 x 1012 mol sulfur terkandung dalam kolam penyimpanan batuan
sedimen. Gambar 19.6 menyertakan bahan bakar fosil, yang mengandung sulfur sekitar 6%. Pada
kolam aktif, lautan memiliki jumlah yang paling besar sekitar 39.000.000x10 12 mol. Sebagian
besar dalam bentuk ion sulfat. Bahan organik yang membusuk hanya memilik sekitar 160x10 12
mol, dalam bentuk organik berupa unsur protein dan molekul organik lain. Tanaman darat
mengandung 19x1012 mol sulfur, 25 kali lebih banyak daripada yang dihasilkan tanaman laut
sebanyak 0,75x1012 mol. Kelompok sulfur aktif di atmosfer adalah yang paling sedikit yaitu

0,1x1012 mol, sudah termasuk SO2, H2S, dan SO 4 .

Ada empat aliran utama sulfur di atmosfer, yaitu emisi bakteri (4,2x1012 mol/th),
pembakaran bahan bakar fosil (2,52x1012 mol/th), pelepasan garam laut (2,02x1012 mol/th), dan
gunung api (0,032x1012 mol/th). Sebagian besar sulfur dalam bentuk SO 2 atau H2S diubah

menjadi ion SO 4 dengan reaksi inorgani pada tabel 19.5 dan akhirnya larut dalam tetesan air.
Hujan mengembalikan sebagian sulfur ke laut, tetapi sebagian besar jatuh di atas daratan
(4,0x1012mol), mengembalikan aliran sulfat dari daratan dan permukaan air ke laut. Sejumlah
besar sulfur (2,1x1012mol) di atmosfer diserap langsung oleh tanaman dan diubah menjadi bentuk
biologis yang berguna.

23

Gambar 19.6 siklus sulfur

Sulfur juga bergerak melintasi litosfer sebagai sulfat dan tergabung kedalam batuan
sedimen di bawah laut. sebagai batu cuaca pembawa sulfat,

SO 4

dilepaskan ke biosferbagian

darat.
Analisa Gambar 19.6 menunjukkan jumlah sulfur meningkat, di darat sekitar
1,5x1012 mol/th dan dilaut sekitar 1,0x1012 mol/th. Pencapaian ini disebabkan oleh pembakaran
bahan bakar fosil dan pelepasan sulfur ke litosfer. Efek peningkatan jumlah sulfur ini tidak
terlalu besar di laut, tetapi akan sangat berbeda dengan di darat, terutama kenyataan bahwa
dengan meningkatnya jumlah sulfur, dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.
Beberapa tahun terakhir, ahli kimia air telah mencatat bahwa air hujan telah mengalami
penurunan pH secara drastis di daerah barat laut Eropa dan timur laut Amerika berkisar antara
pH 3-5. Karena angka pH merupakan fungsi logaritmik, maka hujan daerah ini telah 100-1000
kali lebih asam dari sebelumnya. Gambar 19.7 menunjukkan empat peta hujan di barat laut
Eropa pada tahun 1956, 1959, 1961, dan 1966. Peta tersebut menunjukkan penurunan tingkat pH
dan peningkatan luas penyebaran hujan asam. Walaupun kelebihan asam disebabkan oleh reaksi
oksidasi SO2, nitrogen dioksida yang diubah menjadi asam nitrat pada air hujan, mungkin juga
merupakan faktor penurun pH.
Belum ditemukan efek ekologi akibat perubahan tingkat pH, tetapi bisa jadi beragam
dan sangat komplek. Efeknya mungkin berupa hilangnya nutrisi daun, hilangnya nutrisi tanah,
pengasaman danau dan sungai, mempengaruhi metabolism organisme, dan korosi bangunan.

24

Diharapkan kesadaran menggunakan bahan bakar rendah sulfur dan mengurangi oksidasi
nitrogen dari emisi kendaraan.

Gambar 19.7 Hujan asam di Eropa utara dalam tahun 1956, 1959, 1961, dan 1966. Gambar menunjukkan nilai pH.
(Data dari S. Oden, 1972; G. E. Likens,dkk, environtment jilid 14, no. 2, halaman 36, gambar 1)

11. Siklus Oksigen


Air, molekul oksigen, dan karbondioksida adalah tiga bentuk inorganik oksigen yang paling
penting. Ukuran kolam oksigen ditunjukkan pada tabel 19.7. Sejauh ini bagian terbesar dari
oksigen, hampir 70 miliar x 1012 mol, adalah dalam bentuk air di lautan. Molekul oksigen di
atmosfer adalah kolam aktif terbesar berikutnya, terdiri dari sekitar 150 juta x 1012 mol, diikuti
oleh oksigen dalam molekul air segar, CO2 terlarut, dan dalam molekul air tanah. Di kolam

25

penyimpanan, jumlah terbesar adalah di oksida batuan kerak bumi. Penyimpanan dalam air tanah
dan sedimen karbonat lebih kecil.
Tabel 19.7 Kolam aktif dan kolam penyimpanan dengan siklus oksigen

Kapsitas kolam
( 1012 mol )
Kolam aktif

O2
Atmosfer

150,000,000

Lautan

210,000

CO2
Atmosfer

120,000

Lautan

5,900,000

H2O
Atmosfer

700,000

Lautan

70,000,000,000

kelembaban tanah

3,700,000

permukaan air tawar

6,900,000

oksigen organik
organisme tanah

38,000

organisme laut

1,830

bahan organik, tanah


bahan organik, sedimen lautan
Kolam aktif total
Kolam penyimpanan

58,000
250,000
70,167,876,830

Total dibulatkan
H2O

(70,000,000,000)

Air tanah

460,000,000

Karbonat
batuan sedimen

5,100,000

batu oksida
batu Kristal

7,700,000,000

Kolam penyimpanan total

26

8,165,100,000

Total dibulatkan

(8,200,000,000)

Gerakan oksigen ditunjukkan dalam Gambar 19.8. Karena oksigen begitu sangat reaktif
dan mengambil bagian dalam banyak reaksi, aliran nilai-nilai luar yang diberikan di bawah
diskusi tentang siklus karbon, nitrogen dan belerang sulit untuk menentukan dan tidak terdaftar.
Dalam hal gerakan sederhana dari oksigen yang mengandung senyawa, air mengalir dalam siklus
hidrologi yang paling penting. Dalam hal reaksi, interkonversi biologis dari H 2O, CO2, dan O2
melalui fotosintesis dan respirasi dapat berlanjut dengan kecepatan terbesar. Reaksi kimia juga
terjadi. Mineral silikat dalam batuan dibawa ke permukaan diubah oleh oksidasi dan di hidrolisis
oleh air dan molekul oksigen. Proses ini menghilangkan ketersediaan oksigen untuk tindakan
organisme. Sebagian besar oksidasi mineral dan hidrolisis terjadi selama pemuatan, oksigen
berlimpah. Dalam lingkungan anaerob, yang biasanya ditemukan di bawah air, penipisan oksigen
dan akumulasi asam di beberapa tempat menghasilkan kondisi pengurangan, yang dapat
mengimbangi beberapa oksidasi mineral. Juga, selama lithification sedimen, air hilang dari
hidrolisis mineral lempung dan dilepaskan ke dalam penyimpanan air tanah.

Gambar 19.8 Siklus Oksigen

Kebutuhan dan penggunaan oksigen oleh organisme telah dijelaskan melalui fotosintesis
dan respirasi; Namun, dampak manusia pada siklus oksigen masih harus dipertimbangkan.
27

Manusia mengurangi jumlah oksigen di udara melalui (1) penghilangan oksigen dengan
membakar bahan bakar fosil, (2) penghapusan dan drainase tanah, yang mempercepat oksidasi
tanah dan bahan organik, (3) mengurangi fotosintesis dengan pembabatan hutan untuk pertanian
dan trotoar dan menutupi permukaan yang sebelumnya produktif. Efek terakhir yang dapat
dijadikan sebagai bukti yaitu setiap enam bulan ukuran tanah Rhode Island ditutupi oleh
konstruksi baru yang telah menunjukkan bahwa oksigen dikonsumsi di daratan Amerika Serikat
pada tahun 1966 melebihi jumlah yang diproduksi yaitu hampir 70%. Untungnya, analisis
terbaru menunjukkan bahwa kolam oksigen begitu besar sehingga dampak manusia atau dampak
potensial sangat kecil, setidaknya sampai saat ini.
12. Siklus Sedimen
Berbeda dengan siklus gas, siklus sedimen berdasarkan satu arah aliran. Potasium,
magnesium, kalsium, fosfor, klorin, zat besi, sodium dan elemen lain yang dirilis oleh pelapukan
batuan di darat, diangkut ke laut, di mana penyimpanan sedimen kembali dalam litosfer. Karena
unsur-unsur membentuk senyawa gas pada suhu dan tekanan normal, mereka tidak dapat kembali
ke atmosfer dan kemudian ke bumi kecuali dengan tiupan garam laut dari benua. Potensi,
kemudian, ada untuk elemen-elemen ini menjadi terbatas.
Tabel 19.8 menunjukkan input dan output dari nutrisi ion untuk DAS kecil di sungai
Hubbard, New Hampshire. Masukan dari air hujan, dan keluaran dalam bentuk limpasan. Hasil
ekspor bersih, yang ditampilkan dalam kolom terakhir. Dicatat bahwa hutan di DAS
mengumpulkan sulfat, potasium, amonium, dan nitrat, sedangkan hilangnya silika, sodium,
klorida, magnesium, dan kalsium. Keuntungan penggabungan ion sebagai bahan tanaman baru
seperti pertumbuhan hutan. Karena angka-angka masukan tidak dirilis dari unsur-unsur
pelapukan di daerah aliran sungai, kerugian mungkin tidak dari tanaman atau bahan organik,
melainkan berasal dari batuan. Juga tercatat bahwa dua bahan yang hilang dalam jumlah terbesar
(Na+ dan SiO2) tidak penting untuk tanaman. Data menunjukkan bagaimana organisme
cenderung menumpuk unsur dan senyawa bernilai bagi mereka, dan sehingga memperlambat
pergerakan material ke laut sebagai bagian dari siklus sedimen.

28

Tabel 19.8 Input dan output nutrisi ion di DAS kecil

Input

Output

Ekspor bersih

( mol / hektar )
116

( mol / hektar )
17

( mol / hektar )
-99

108

77

-31

46

28

-18

312

306

-6

+
K

70

75

+5

45

74

+29

SO 4

79

116

+37

91

182

+91

32

348

+316

Ion
+
NH 4

NO3

++
Ca
++
Mg

Cl
+
Na
SiO 2

Jika Tabel 7.2, daftar delapan elemen yang paling melimpah di kerak bumi, dibandingkan
dengan Gambar 19.2, yang menyatakan komposisi rata-rata materi hidup, hanya tiga dari
macronutrients tercantum dalam gambar tidak memiliki peringkat dalam tabel: fosfor , klorin,
dan mangan. Di sini, fosfor yang paling penting bagi organisme, karena digunakan oleh semua
organisme sebagai pembawa energi dan mengambil dalam jumlah terbesar. Klorin adalah unsur
utama dari garam laut curah hujan, sehingga kemungkinan akan tersedia meskipun kelangkaan
tanah. Mangan sangat jarang, tetapi juga sebagai unsur enzim yang diperlukan dalam jumlah
yang jauh lebih kecil daripada fosfor atau klor, untuk itu merupakan suatu mikronutrien. Akan
muncul, kemudian, fosfor kemungkinan besar dalam pasokan kecil.

29

Kurangnya fosfor menghambat perkembangan banyak organisme, dan, dalam banyak


kasus, sebagai penyebab ketidaksuburan tanah. Fosfor larut hanya di larutan asam atau di bawah
kondisi mengurangi, dan cenderung tetap dalam bentuk fosfat kalsium atau besi fosfat dalam
tanah. Konsentrasi khas fosfat di perairan permukaan alami mungkin di urutan beberapa ppm,
dan ganggang dan fitoplankton lain di air tawar dibatasi oleh konsentrasi fosfor yang rendah.
Ketika kadar fosfat di danau meningkat dengan penambahan limbah cair, seringkali
menghasilkan produktivitas yang sangat meningkat, menghasilkan alga yang mekar. Atau, jika
nitrogen terbatas karena banyaknya pasokan alga fosfat, alga biru-hijau mungkin lebih disukai,
karena mereka memiliki mekanisme sendiri untuk memperbaiki nitrogen atmosfer. Dalam hal
apapun, perubahan ini merupakan bagian dari proses entrophication.
Dalam dua bab dari bagian 4, kita telah melihat bagaimana gerakan energi dan materi
melalui bagian biologis dari lapisan kehidupan. Kita hanya mampu untuk menunjukkan dampak
manusia terhadap biosfer, untuk subjek ini lebih tepat dipertimbangkan dalam mempelajari
lingkungan ekologi daripada lingkungan geosains. Meskipun demikian, ulasan singkat kita pada
topik-topik biologis telah menyelesaikan serangkaian proses fisik dan biologis dimana manusia
berinteraksi.

30

BAB III
KESIMPULAN
Unsur di dalam organisme dan ekosistem memberikan 2 fungsi, pertama materi
bermanfaat sebagai sarana penempatan bentuk energi kimia dan potensial gravitasi, kedua, unsur
bermanfaat sebagai kerangka fisik untuk mendukung aktivitas kehidupan biokimia. Ada lima
siklus zat tersebut yang akan dibahas antara lain : air, karbon, nitrogen, oksigen dan sulfur.
Para Ekolog menyatakan dua tipe siklus, siklus gas dan siklus sedimentasi. Pada siklus
sedimen, penyusun atau unsurnya dilepaskan dari batuan oleh perubahan cuaca. Pada siklus gas,
caranya singkat unsur atau senyawa dapat berbentuk gas, berdifusi melalui atmosfer.
Pola umum siklus zat, tempat yang dilalui unsur kita sebut sebagai kolam aktif, dimana
unsur dengan mudah berubah bentuk dan mudah dipakai dalam proses hidup. Dan kolam
penyimpanan, dimana unsur lebih sulit berubah untuk digunakan dalam kehidupan.
Kompenen utama materi hidup adalah : karbon, hidrogen dan oksigen. ada enam elemen
yang disebut sebagai makronutrien ( Na, Ca, K, Mg, S dan P ). Reaksi kimia dan biologi yang
erat kaitannya dengan perubahan bentuk satu menjadi yang lain adalah reaksi oksidasi dan
reduksi. Senyawa yang tereduksi mengandung lebih banyak atom hidrogen daripada atom
oksigen, sedangkan senyawa yang teroksidasi mengandung atom oksigen lebih banyak daripada
atom hidrogen. Dari sudut pandang kimia, kita dapat mendefinisikan reaksi oksidasi atom
sebagai kehilangan elektron pada atom. reaksi oksidasi dan reduksi akan selalu terjadi pada
reaksi yang sama, karena jika satu di atom kehilangan elektron (teroksidasi), atom lain
mendapatkan elektron (tereduksi).

31

Dari semua siklus material, siklus air adalah yang paling penting dalam biosfer, karena
disertai dengan material yang bergerak pada banyak siklus lainnya. Ini berfungsi sebagai media
penampung banyak material, dan membawa karbon, oksigen, nitrogen, belerang, fosfor, dan
banyak unsur biologis penting lainnya dalam bentuk larutan dari darat ke laut. Air tidak hanya
penting sebagai pembawa unsur terlarut dan tersuspensi, tetapi juga penting sebagai dirinya
sendiri, karena air adalah komponen penting dari sel hidup dan berperan dalam reaksi biokimia.
Air digunakan oleh organisme setidaknya dalam tiga cara: (1) sebagai reaktan dalam
reaksi biokimia yang menyuplai hidrogen (H+) dan ion hidroksil (OH-), (2) sebagai media seluler
yang menahan molekul biokimia dalam larutan, dan (3) sebagai media sirkulasi dalam organisme
multisel mengangkut ion dan molekul nutrisi ke sel dan mengeluarkan sisa metabolisme.
Karbon tersedia untuk proses kehidupan dalam dua bentuk: sebagai CO2, dan sebagai
karbon organik. Siklus karbon diawali oleh peristiwa fiksasi dan reduksi oleh tumbuhan darat.
Fiksasi tahunan disebut sebagai produk primer netto yang merupakan konversi jumlah karbon
dalam mol menjadi energi yang tersimpan dihitung dalam kilokalori. Siklus karbon dalam kolam
aktif bertambah tiap tahun melalui proses pengembunan dan sedimentasi yang kemudian menjadi
bahan bakar dan batu kapur. Karbon kembali dari kolam penyimpanan dalam batuan berupa
senyawa karbonat, yang terangkat ke permukaan oleh peristiwa tektonik. Setelah itu mengalami
pelapukan oleh cuaca sehingga diperoleh batuan yang berupa keseimbangan antara CO 2 dengan
CO3.
Salah satu bentuk yang umum dari nitrogen adalah group amino NH2 yang merupakan
komponen dari asam amino dan akan dihasilkan dengan sendirinya dalam bentuk amoniak NH 3
atau ion amonium NH4+. Nitrogen organik terdapat dalam senyawa yang terlarut dalam air atau
tanah, biasanya dalam bentuk oksidasi nitros N 2O. Bentuk lain dari senyawa nitrogen adalah gas
nitrogen dioksida NO2 dan nitrogen oksidasi NO terdapat dalam jumlah sedikit di atmosfer juga
merupakan polutan yang berasal dari aktivitas manusia.
Nitrogen berubah dari satu bentuk ke bentuk melalui proses biokimia. Reaksi pertama
adalah reduksi nitrogen, yaitu pelepasan oksigen digantikan oleh atom hidrogen. Sedangkan
reaksi bentuk kedua dan ketiga. berlangsung bersama-sama untuk mengendalikan sejumlah
nitrogen yang diperlukan bagi kehidupan. Fiksasi nitrogen mengubah molekul nitrogen yang
sulit untuk digunakan menjadi molekul nitrogen yang dapat dimanfaatkan.
Denitrifikasi adalah nama yang diberikan pada proses biokimia yang mengubah nitrat
atau nitrit menjadi molekul nitrogen atau nitrus oksida. Amonifikasi yaitu reaksi biokimia di
32

mana asam amino dipecah untuk menghasilkan energi. Nitrifikasi adalah proses biokimia dimana
amonia teroksidasi menjadi nitrit, selain dihasilkan energi .
Sulfur mengalami sejumlah reksi inorganik dan organik (secara biologi). Semuanya
reaksi oksidasi yang menghasilkan energi, untuk digunakan pada reaksi inorganik yang tidak
dapat terjadi secara spontan. Ada empat aliran utama sulfur di atmosfer, yaitu emisi bakteri
(4,2x1012 mol/th), pembakaran bahan bakar fosil (2,52x1012 mol/th), pelepasan garam laut
(2,02x1012 mol/th), dan gunung api (0,032x1012 mol/th).
Beberapa tahun terakhir, ahli kimia air telah mencatat bahwa air hujan telah mengalami
peuruna pH secara drastis. Walaupun kelebihan asam disebabkan oleh reaksi oksidasi SO2,
nitrogen dioksida yang diubah menjadi asam nitrat pada air hujan, mungkin juga merupakan
faktor penurun pH. Belum ditemukan efek ekologi akibat perubahan tingkat pH, tetapi bisa jadi
beragam dan sangat komplek.
Kebutuhan dan penggunaan oksigen oleh organisme telah dijelaskan melalui fotosintesis
dan respirasi; Namun, dampak manusia pada siklus oksigen masih harus dipertimbangkan.
Manusia mengurangi jumlah oksigen di udara melalui (1) penghilangan oksigen dengan
membakar bahan bakar fosil, (2) penghapusan dan drainase tanah, yang mempercepat oksidasi
tanah dan bahan organik, (3) mengurangi fotosintesis dengan pembabatan hutan untuk pertanian
dan trotoar dan menutupi permukaan yang sebelumnya produktif.
Hutan di DAS mengumpulkan sulfat, potasium, amonium, dan nitrat, sedangkan
hilangnya silika, sodium, klorida, magnesium, dan kalsium. Keuntungan penggabungan ion
sebagai bahan tanaman baru seperti pertumbuhan hutan. Kita hanya mampu untuk menunjukkan
dampak manusia terhadap biosfer, untuk subjek ini lebih tepat dipertimbangkan dalam
mempelajari lingkungan ekologi daripada lingkungan geosains.

33

DAFTAR PUSTAKA
Stahler, Arthor, Strahler Alan H. Environmental Geoscience: Intruction Between Natural
System and Hawilton Publishing Compani: Santa Barbara, California

34

You might also like