You are on page 1of 4

1

Karakterisasi Sifat Magnet Barium M-hexaferrite


Doping Ion Zn pada Variasi Suhu Rendah, Holding
Time, dan Konsentrasi Ion Doping
M.R. Alfirdaus, M. Zainuri, Malik A. Baqiya
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: zainuri@physics.its.ac.id
AbstrakBarium M-hexaferrite (BaM) merupakan material
penyerap radar atau RAM (Radar Absorbing Material) yang
memiliki nilai koersivitas tinggi. Barium M-hexaferrite (BaM)
yang tersubtitusi ion doping seperti Zn memungkinkan untuk
mendapatkan sifat unik yang penting dalam pengembangan
aplikasi baru. Metode kopresipitasi digunakan sebagai metode
sintesis material barium m-hexaferrite dengan doping ion Zn
dan material hasil sintesis dikarakterisasi sifat magnetiknya
dengan menggunakan alat VSM (Vibrating Sample
Magnetometer). Berdasarkan hasil penelitian, pada variasi suhu
rendah terdapat 72.54% fase BaM yang terbentuk pada suhu
1500C dengan medan koersivitas (Hc) 0.104 Oe dan magnetisasi
maximum 0.55 emu/gr. Pada variasi holding time dengan suhu
1500C didapatkan fase BaM terbanyak (72.54%) pada holding
time 4 jam dengan medan koersivitas (Hc) 0.104 Oe serta
magnetisasi maximum 0.55 emu/gr. Sedangkan pada variasi
konsentrasi ion doping, sifat magnetik yang dihasilkan
mengalami penurunan 30% dari sebelum dilakukan doping ion
Zn yaitu dari 363 Oe menjadi 259 Oe dan 71 emu/gr menjadi
54.4 emu/gr.
Kata Kuncibarium m-hexaferrite, kopresipitasi, koersivitas,
magnetisasi saturasi

I. PENDAHULUAN
ENGGUNAAN perangkat elektronik mulai dari
perangkat telepon portable, handphone dan lainnya pada
akhir dekade ini selalu meningkat. Meningkatnya teknologi
seiring dengan semakin banyak radiasi gelombang elektromagnetik yang tersebar ke lingkungan. Dimana jika radiasi
yang tersebar melebihi batas dosis yang diperbolehkan maka
akan mengganggu lingkungan terutama pada kesehatan
manusia[1]. Pencegahan akan banyaknya radiasi gelombang
mikro yang telah tersebar ke lingkungan sangat perlu
dioptimalkan. Seperti dengan cara mengembangkan teknologi
absorber radiasi gelombang. Namun dalam penerapan
teknologi tersebut hanya beberapa jenis material tertentu saja
yang dapat digunakan, semisal material magnetik dari
golongan ferrit yaitu barium m-hexaferrite yang
tersubstitusi[2].
Modifikasi barium hexaferrite (BaFe12O19) oleh ion doping
memungkinkan untuk mendapatkan sifat unik dari bahan ini
yang mengarah pada pengembangan aplikasinya[3]. Seiring
dengan berkembangnya teknologi, penerapan dari material
magnetik sangatlah penting. Karena material magnetik dapat
melingkupi berbagai aspek dalam kemajuan teknologi. Pada
sisi lain, sifat kemagnetan dari material magnetik seperti
barium m-hexaferrite juga mudah untuk diubah melalui
subtitusi ion logam, sehingga dapat menjangkau skala
kemagnetan yang sangat luas dari sifat kemagnetannya.

Dengan begitu, material magnetik tersebut dapat difungsikan


sebagai interferensi elektromagnetik, media perekaman,
perangkat gelombang mikro, dan sebagainya[4].
Material barium m-hexaferrite merupakan material
magnetik lunak yang memiliki lokasi resonansi dan juga
kristal dengan sifat (permeabilitas) yang tidak seragam yang
besar sehingga dapat direkayasa melalui substitusi ion dalam
rentang yang luas. Oleh karena itu, barium m-hexaferrite
dapat dijadikan sebagai material utama dalam pengembangan
material anti radar atau RAM (Radar Absorbing Material)[5].
Sintesis material barium m-hexaferrite dapat di lakukan
dengan menggunakan beberapa metode seperti flux method,
hydrothermal precipitation, sol-gel process, paduan mekanik
dan metode pengendapan (kropesipitasi)[6]. Sifat struktural
dan magnetik dari barium hexaferrite yang telah ditemukan
akan sangat tergantung pada metode fabrikasi yang
digunakan, seperti pada substitusi Fe dengan ion alam dan
konsentrasi (doping) yang berbeda. Dalam literatur, hasil
penelitian yang meliputi banyak hal tentang memodifikasi
properti dengan substitusi atom besi didalam material
magnetik jenis BaFe12O19 juga sudah tersedia. Selain itu
karakteristik magnetik fungsional seperti koersivitas dan suhu
curie juga dapat berubah secara signifikan tergantung doping
dengan logam magnet dan non-magnetik yang diberikan[7].
Barium hexaferrite (BaFe12O19) memiliki struktur
hexagonal dengan grup ruang P 63/mmc atau yang dikenal
sebagai magnet permanen[8]. Material barium hexaferrite
(BaFe12O19) selain memiliki ketahanan terhadap korosi yang
sangat baik juga memiliki nilai magnetisasi saturasi,
temperatur curie dan medan koersivitas yang tinggi secara
berturut-turut yaitu 72 emu/g, 450C dan 6700 Oe. Karena
memiliki nilai medan koersivitas yang sangat tinggi, maka
sifat anisotropi pada material magnetik ini akan semakin
meningkat sehingga sifat serapan materialnya atau daya
serapnya menjadi semakin melemah[9]. Oleh karena itu perlu
dilakukan proses reduksi pada sifat anisotropi material
magnetik tersebut dengan melalui pendopingan, dalam hal ini
digunakan ion Zn sebagai dopan.
Tulisan ini melaporkan hasil riset dari jurnal ilmiah
Growth, structural and magnetic characterization of Znsubstituted barium hexaferrite single crystals (Vinnik et al.
2015), Pengaruh Holding Time Kalsinasi Terhadap Sifat
Kemagnetan Barium M-hexaferrite (BaFe12-xZnxO19) dengan
ion doping Zn (Sholihah and Zainuri 2012), dan Sintesis
dan Karakterisasi Sifat Magnetik Serbuk Barium MHeksaferrit dengan Doping Ion Zn pada Variasi Temperatur
Rendah (Kosasih and Zainuri 2012).

2
II.METODE PENELITIAN
A. Sintesis
Sitesis material barium m-hexaferrite (BaM) doping ion Zn
dibuat dengan menggunakan metode kopresipitasi. Metode
kopresipitasi atau pengendapan dilakukan untuk memisahkan
analis dari pengotornya. Metode ini merupakan jenis teknik
fabrikasi dengan cara kimia, seperti melarutkan bahan uji
dengan HCL (untuk metode basah). Metode kopresipitasi
memiliki beberapa kelebihan dibanding metode yang lain
yaitu tidak membutuhkan waktu yang lama, proses
pengendapan bisa dalam suhu rendah, biaya relatif murah
dan tingkat pemurnian yang lebih tinggi.
Bahan utama untuk sintesis barium m-hexaferrite (BaM)
doping ion Zn adalah Barium karbonat (BaCO 3), Iron (III)
Cloride Hexahidrate (FeCl3.6H2O), serbuk Zn, Asam klorida
(HCl), Amoniac Solution (NH4OH) dan aquades. Sintesis
material BaFe12-xZnxO19 dilakukan dengan menggunakan
konsentrasi x = 0.6, langkah pertama membuat larutan
FeCl3.6H2O, dengan melarutkan FeCl 3.6H2O pada aquades.
Setelah itu, diwadah yang berbeda serbuk Zn dilarutkan
dalam HCL dan diaduk menggunakan magnetic stirrer
dengan suhu pemanasan 70-80 0C sampai larutan tercampur
homogen (terlihat bening). Kemudian ditambahkan serbuk
BaCO3 ke dalam larutan tersebut dengan ditetesi aquades
sedikit demi sedikit (karena BaCO3 akan larut pada asam
lemah). Langkah selanjutnya, larutan tersebut dicampurkan
dengan larutan FeCl3.6H2O kemudian diaduk dengan
magnetic stirrer selama 1 jam sampai larutan berwarna
orange kecoklatan dan kemudian ditetesi dengan NH4OH
sedikit demi sedikit sampai terdapat endapan.
Endapan yang dihasilkan, dipisahkan dengan menggunakan kertas saring dan hasil penyaringan dibilas dengan
aquades secara berulang sampai pH netral (pH=7). Kemudian
endapan di keringkan (drying) dengan variasi suhu rendah
80 C, 150 C, 200 C dan 280 C selama 4jam. Selanjutnya,
untuk hasil terbaik pada variasi suhu rendah diberikan variasi
waktu penahanan pemanasan (holding time) yaitu 2jam,
3jam, 4jam, 5jam, 6jam dan 10jam. Sedangkan untuk variasi
konsentrasi ion doping didapatkan dari perhitungan
stiokiometri pada masing-masing komponen konsentrasi [wt.
%] material penyusunnya, seperti yang ditunjukkan pada
tabel berikut ini :
0

Setelah itu prekursor dikarakterisasi menggunakan VSM


(Vibrating Sample Magnetometer) dengan tujuan untuk
mengetahui sifat magnetik dari suatu material. Dengan alat
ini akan diperoleh informasi mengenai besaran-besaran sifat
magnetik sebagai akibat perubahan medan magnet luar yang
digambarkan dalam kurva histerisis. Pada penelitian ini,
pengujian VSM dilakukan untuk memperoleh kurva histerisis
magnetisasi dari suatu material uji, baik sebagai fungsi
temperatur maupun sebagai fungsi medan luar yang
kemudian dianalisa sesuai dengan kurva histerisis yang
dihasilkan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil sintesis barium m-hexaferrite
Hasil sintesis pada material barium m-hexaferrite doping
ion Zn akan memiliki warna orange kecoklatan dan akan
semakin berwarna gelap jika variasi holding time yang di
gunakan semakin lama.
B. Karakterisasi sampel barium m-hexaferrite
Sebelum dilakukan pengujian sifat magnetik pada material
barium m-hexaferrit, dilakukan uji XRD terlebih dahulu
untuk mengdentifikasi fasa-fasa apa saja yang terdapat pada
material uji. Dari pola-pola difraksi yang diperoleh kemudian
dilakukan identifikasi fasa dengan software HSP. Pada
penelitian ini didapatkan fasa-fasa yang terbentuk pada
material uji antara lain fasa BaM (BaFe 12-xZnxO19), fasa
hematit (-Fe2O3), BaCO3 dan BaCl2. Sebelum dilakukan
pemanasan, fasa dominan yang terbentuk pada material ini
adalah fasa hematite, dimana fasa hematit (-Fe 2O3)
merupakan fasa metastabil yang terbentuk pada suhu rendah.
Namun setelah diberikan pemanasan terjadi pergeseran
puncak sehingga menjadi fasa BaM (fasa yang diinginkan).
Berikut ini pola difraksi pada material uji :

Tabel 1. Komponen konsentrasi [wt.%] pada pembentukan komposisi


BaFe12-xZnxO19[7].

Komponen konsentrasi [wt.%]


ZnO
Fe2O3
BaCO3
Na2CO3
0.67465 0.13895 0.18640
0.00715 0.66642 0.13870 0.18773
0.01427 0.65823 0.13845 0.18905
0.02844 0.64192 0.13796 0.19168
0.04251 0.62573 0.13747 0.19429

Komposisi
BaFe12-xZnxO19
BaFe12O19
BaFe11.985Zn0.015O19
BaFe11.975Zn0.025O19
BaFe11.955Zn0.045O19
BaFe11.935Zn0.065O19

B. Karakterisasi
Karakterisasi utama yang digunakan pada penelitian ini
adalah menguji magnetisasi material dengan VSM. Namun
sebelum itu, dilakukan identifikasi fasa terlebih dahulu pada
sampel hasil sintesis barium m-hexaferrite doping ion Zn
(BaFe12-xZnxO19), dengan mengunakan XRD dan kemudian
dianalisa lebih lanjut dengan memakai software HSP. Hal
tersebut dilakukan agar fasa pada sampel sesuai dengan
syarat dijadikannya sebagai material pembuat anti radar.

Gambar 3. Pola difraksi BaFe11.4Zn0.6O19 pada variasi suhu rendah[6]


Tabel 2. Prosentase fasa yang terbentuk pada serbuk BaM dengan variasi suhu
redah[6]
Jumlah (%)
Variasi suhu
rendah
Fasa BaM
Fasa Hematiit
Fasa lain
Prekursor
23.36
76.64
0
800C
26.97
38.37
34.65
1500C
72.54
08.96
18.49
2000C
28.98
71.02
0
2800C
0
100
0

Gambar 4. Pola difraksi BaFe11.4Zn0.6O19 pada variasi holding time pemanasan di


suhu 1500C[4]
Tabel 3. Prosentase fasa yang terbentuk pada serbuk BaM dengan variasi
holding time pada kalsinasi suhu 150 0C[4]
Jumlah (%)
Holding time
Fasa BaM
Fasa Hematiit
Fasa lain
Prekursor
23.36
76.64
0
2 jam
28.31
53.94
17.75
3 jam
50.93
17.03
28.83
4 jam
72.54
08.97
18.49
5 jam
66.92
06.75
26.33
6 jam
59.58
03.54
36.88
10 jam
31.59
40.66
27.74

Untuk mengetahui sifat magnetiknya maka dilakukan


karakterisasi dengan menggunakan VSM. Penentuan sifat
magnet dari suatu material uji dapat dilihat melalui kurva
histerisis yang dihasilkan, dimana pada kurva histerisis dapat
kita ketahui besarnya nilai magnetisasi saturasi (Ms), medan
koersivitas (Hc) dan juga magnetisasi remanensi (Mr) dari
material yang diujikan. Berdasarkan hasil VSM, kurva
histerisis pada barium m-hexaferrite dengan doping ion Zn
mempunyai luasan kurva yang sempit, sehingga material ini
mempunyai sifat soft magnetic. Pada penelitian dengan
variasi kalsinasi suhu rendah dan holding time, nilai
magnetisasi saturasi (Ms) pada sampel tidak mampu
diidentifikasi. Hal ini dikarenakan penggunaan medan
magnet yang kurang dari 1 Tesla. Berikut ini grafik kurva
histerisis dan sifat magnet dari masing-masing variasi yang
digunakan.

Gambar 6. Kurva histerisis barium m-hexaferrit pada variasi suhu rendah[6]


Table 4. Sifat magnet barium m-hexaferrite pada variasi suhu rendah[6]
Hc
Variasi suhu
Mmax (emu/gr)
rendah
Hc (kA/m)
Hc (Oe)
Prekursor
0.013
0.163
0.40
800C
0.011
0.138
0.49
1500C
0.008
0.104
0.55
2000C
0.011
0.138
0.50
2800C
0.023
0.289
0.53

Gambar 7. Kurva histerisis barium m-hexaferrit pada variasi holding time


pemanasan[4]
Tabel 5. Sifat magnet barium m-hexaferrit pada variasi holding time dengan
suhu pemanasan1500C[4]
Hc
Holding time
Mmax (emu/gr)
Hc (kA/m)
Hc (Oe)
2 jam
0.0095
0.119
0.49
3 jam
0.0130
0.163
0.44
4 jam
0.0082
0.104
0.55
5 jam
0.0095
0.119
0.51
6 jam
0.0130
0.163
0.49
10 jam
0.0190
0.239
0.53

Gambar 8. Kurva histerisis barium m-hexaferrit pada variasi konsentrasi ion


doping[7]
Tabel 6. Sifat magnet barium m-hexaferrit pada variasi konsentrasi ion
doping[7]
Tc
Ms
No
Komposisi
Hc (Oe)
[0C]
(emu/gr)
1
2
3
4
5

BaFe12O19
BaFe11.985Zn0.015O19
BaFe11.985Zn0.015O19
BaFe11.985Zn0.015O19
BaFe11.985Zn0.015O19

363
325
303
262
259

71.00
64.83
62.89
61.87
54.40

455
452
450
448
445

Pada kurva histerisis diatas, adanya dopan ion Zn 2+ dapat


mensubtitusi ion Fe3+ dan mengacak-acak arah domain
sehingga medan koersivitas pada sampel berkurang. Selain
itu pada kurva diatas, dapat diketahui nilai medan koersivitas
pada variasi suhu rendah dan holding time nilainya sangat
rendah. Sedangkan untuk variasi konsentrasi ion doping,
nilai medan koersivitas mengalami penurunan dari
konsentrasi ion doping yang terkecil ke yang terbesar namun
nilainya masih tergolong tinggi. Tinggi rendahnya nilai sifat
magnetisasi ini bergantung pada konsep magneto bohr,
dimana pada material magnetik terletak pada momen spin
magnet
yang
ditimbulkan
oleh
material
untuk
mengorientasikan domain-domain magnetnya sehingga
mencapai magnetisasi maksimum yang menunjukkan
besarnya magnetisasi pada material ini. Nilai magnetisasi
maksimum yang terdapat pada kurva histerisis saat variasi
suhu rendah dan holding time diperoleh karena penggunaan
medan magnet yang kurang dari 1 Tesla, sehingga nilai
magnetisasi saturasi tidak teridentifikasi dengan tepat. Selain
itu nilai magnetisasi maksimum yang dihasilkan pada
penelitian ini, diperoleh dari kemampuan partikel nano untuk
mempertahankan
kesearahan
dari
domain-domain
magnetiknya ketika masih dikenai medan magnet luar.
Sehingga ketika momen magnetik semakin banyak maka
dapat menyebabkan magnetisasi maksimum mempunyai nilai
yang lebih besar atau dalam arti lain kemampuan untuk
menyearahkan domain-domain magnetiknya juga semakin

4
besar.
Pada saat variasi holding time, nilai magnetisasi yang
dihasilkan pada kurva histerisis menunjukkan nilai yang
beda-beda. Begitu pula pada saat variasi suhu rendah dan
konsentrasi ion doping. Hal ini dapat disebabkan karena
pertumbuhan butir dan cacat kristal selama proses variasi
berlangsung, sehingga berdampak munculnya fasa-fasa yang
lain. Pertumbuhan butir disebabkan dari proses difusi yang
berperan dalam menghambat pergerakan dinding domain.
Sedangkan pertumbuhan kristal dapat berdampak pada
pertumbuhan partikel barium m-hexaferrite yang mengakibatkan proses magnetisasi menjadi lebih sulit karena
ukuran partikel lebih besar dari domain magnet. Sehingga
semakin besar konsentrasi maka sifat magnetik akan semakin
menurun, sebagaimana pada kurva histerisis diketahui bahwa
saat konsentrasi maksimum sifat magnetik material barium
m-hexaferrite mengalami penurunan hampir mencapai 30%.
IV. KESIMPULAN
Sintesis barium m-hexaferrite doping ion Zn dilakukan
dengan metode kopresipitasi. Fasa BaM dominan terbentuk
pada suhu 1500C dengan holding time 4jam sebagai material
soft magnetic. Berdasarkan kurva histerisis yang dihasilkan,
nilai medan koersivitas yang pada variasi suhu rendah dan
holding time yaitu 0.104 Oe dan magnetisasi maksimumnya
senilai 0.55 emu/gr. Sedangkan pada variasi konsentrasi ion
doping saat konsentrasi maximum, sifat magnetik mengalami
penurunan hampir 30% yaitu dari 363 Oe menjadi 259 Oe
dan dari 71 emu/gr menjadi 54.4 emu/gr.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis M.R. Alfirdaus mengucapkan terima kasih kepada
Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia yang memberikan dukungan
finansial melalui Beasiswa Bidik Misi tahun 2012-2016.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]

[3]
[4]

[5]
[6]

[7]

[8]

A. Kakirde, B. Sinha, and S. N. Sinha, Development and characterization


of nickel-zinc spinel ferrite for microwave absorption at 2 4 GHz, Bull.
Mater. Sci., vol. 31, no. 5, pp. 767770, 2008.
S.
KAYA,
MAGNETIC
AND
ELECTROMAGNETIC
CHARACTERIZATION OF BARIUM HEXAFERRITE CERAMICS
AND THEIR POLYMER MATRIX COMPOSITES, MIDDLE EAST
TECHNICAL UNIVERSITY, 2014.
P. Xu, X. Han, and M. Wang, Synthesis and magnetic properties of
BaFe12O19 hexaferrite nanoparticles by a reverse microemulsion
technique, J. Phys. Chem. C, vol. 111, no. 16, pp. 58665870, 2007.
F. R. Sholihah and M. Zainuri, Pengaruh Holding Time Kalsinasi
Terhadap Sifat Kemagnetan Barium M-Hexaferrite (BaFe12-xZnxO19)
dengan Ion Doping Zn, J. Sains Dan Seni ITS, vol. 1, no. 1, pp. B25
B29, 2012.
M. B. Amin and J. R. James, Techniques for utilization of hexagonal
ferrites in radar absorbers. Part 1: broadband planar coatings, Radio
Electron. Eng., vol. 51, no. 5, pp. 209218, 1981.
A. N. Kosasih and M. Zainuri, Sintesis dan Karakterisasi Sifat Magnetik
Serbuk Barium M-Heksaferrit dengan Doping Ion Zn pada Variasi
Temperatur Rendah, J. Sains Dan Seni ITS, vol. 1, no. 1, pp. B52B54,
2012.
D. A. Vinnik, A. S. Semisalova, L. S. Mashkovtseva, A. K. Yakushechkina,
S. Nemrava, S. A. Gudkova, D. A. Zherebtsov, N. S. Perov, L. I. Isaenko,
and R. Niewa, Growth, structural and magnetic characterization of Znsubstituted barium hexaferrite single crystals, Mater. Chem. Phys., vol.
163, pp. 416420, Aug. 2015.
J. Smith and H. P. J. Wijn, Physical Properties of Ferromagnetic Oxides in
Relation to their Technical Application, Phillips Tech. Libr. Eindh. Neth.,
1959.

[9]

V. Pillai, P. Kumar, M. S. Multani, and D. O. Shah, Structure and


magnetic properties of nanoparticles of barium ferrite synthesized using
microemulsion processing, Colloids Surf. Physicochem. Eng. Asp., vol.
80, no. 1, pp. 6975, 1993.

You might also like