Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
ENGGUNAAN perangkat elektronik mulai dari
perangkat telepon portable, handphone dan lainnya pada
akhir dekade ini selalu meningkat. Meningkatnya teknologi
seiring dengan semakin banyak radiasi gelombang elektromagnetik yang tersebar ke lingkungan. Dimana jika radiasi
yang tersebar melebihi batas dosis yang diperbolehkan maka
akan mengganggu lingkungan terutama pada kesehatan
manusia[1]. Pencegahan akan banyaknya radiasi gelombang
mikro yang telah tersebar ke lingkungan sangat perlu
dioptimalkan. Seperti dengan cara mengembangkan teknologi
absorber radiasi gelombang. Namun dalam penerapan
teknologi tersebut hanya beberapa jenis material tertentu saja
yang dapat digunakan, semisal material magnetik dari
golongan ferrit yaitu barium m-hexaferrite yang
tersubstitusi[2].
Modifikasi barium hexaferrite (BaFe12O19) oleh ion doping
memungkinkan untuk mendapatkan sifat unik dari bahan ini
yang mengarah pada pengembangan aplikasinya[3]. Seiring
dengan berkembangnya teknologi, penerapan dari material
magnetik sangatlah penting. Karena material magnetik dapat
melingkupi berbagai aspek dalam kemajuan teknologi. Pada
sisi lain, sifat kemagnetan dari material magnetik seperti
barium m-hexaferrite juga mudah untuk diubah melalui
subtitusi ion logam, sehingga dapat menjangkau skala
kemagnetan yang sangat luas dari sifat kemagnetannya.
2
II.METODE PENELITIAN
A. Sintesis
Sitesis material barium m-hexaferrite (BaM) doping ion Zn
dibuat dengan menggunakan metode kopresipitasi. Metode
kopresipitasi atau pengendapan dilakukan untuk memisahkan
analis dari pengotornya. Metode ini merupakan jenis teknik
fabrikasi dengan cara kimia, seperti melarutkan bahan uji
dengan HCL (untuk metode basah). Metode kopresipitasi
memiliki beberapa kelebihan dibanding metode yang lain
yaitu tidak membutuhkan waktu yang lama, proses
pengendapan bisa dalam suhu rendah, biaya relatif murah
dan tingkat pemurnian yang lebih tinggi.
Bahan utama untuk sintesis barium m-hexaferrite (BaM)
doping ion Zn adalah Barium karbonat (BaCO 3), Iron (III)
Cloride Hexahidrate (FeCl3.6H2O), serbuk Zn, Asam klorida
(HCl), Amoniac Solution (NH4OH) dan aquades. Sintesis
material BaFe12-xZnxO19 dilakukan dengan menggunakan
konsentrasi x = 0.6, langkah pertama membuat larutan
FeCl3.6H2O, dengan melarutkan FeCl 3.6H2O pada aquades.
Setelah itu, diwadah yang berbeda serbuk Zn dilarutkan
dalam HCL dan diaduk menggunakan magnetic stirrer
dengan suhu pemanasan 70-80 0C sampai larutan tercampur
homogen (terlihat bening). Kemudian ditambahkan serbuk
BaCO3 ke dalam larutan tersebut dengan ditetesi aquades
sedikit demi sedikit (karena BaCO3 akan larut pada asam
lemah). Langkah selanjutnya, larutan tersebut dicampurkan
dengan larutan FeCl3.6H2O kemudian diaduk dengan
magnetic stirrer selama 1 jam sampai larutan berwarna
orange kecoklatan dan kemudian ditetesi dengan NH4OH
sedikit demi sedikit sampai terdapat endapan.
Endapan yang dihasilkan, dipisahkan dengan menggunakan kertas saring dan hasil penyaringan dibilas dengan
aquades secara berulang sampai pH netral (pH=7). Kemudian
endapan di keringkan (drying) dengan variasi suhu rendah
80 C, 150 C, 200 C dan 280 C selama 4jam. Selanjutnya,
untuk hasil terbaik pada variasi suhu rendah diberikan variasi
waktu penahanan pemanasan (holding time) yaitu 2jam,
3jam, 4jam, 5jam, 6jam dan 10jam. Sedangkan untuk variasi
konsentrasi ion doping didapatkan dari perhitungan
stiokiometri pada masing-masing komponen konsentrasi [wt.
%] material penyusunnya, seperti yang ditunjukkan pada
tabel berikut ini :
0
Komposisi
BaFe12-xZnxO19
BaFe12O19
BaFe11.985Zn0.015O19
BaFe11.975Zn0.025O19
BaFe11.955Zn0.045O19
BaFe11.935Zn0.065O19
B. Karakterisasi
Karakterisasi utama yang digunakan pada penelitian ini
adalah menguji magnetisasi material dengan VSM. Namun
sebelum itu, dilakukan identifikasi fasa terlebih dahulu pada
sampel hasil sintesis barium m-hexaferrite doping ion Zn
(BaFe12-xZnxO19), dengan mengunakan XRD dan kemudian
dianalisa lebih lanjut dengan memakai software HSP. Hal
tersebut dilakukan agar fasa pada sampel sesuai dengan
syarat dijadikannya sebagai material pembuat anti radar.
BaFe12O19
BaFe11.985Zn0.015O19
BaFe11.985Zn0.015O19
BaFe11.985Zn0.015O19
BaFe11.985Zn0.015O19
363
325
303
262
259
71.00
64.83
62.89
61.87
54.40
455
452
450
448
445
4
besar.
Pada saat variasi holding time, nilai magnetisasi yang
dihasilkan pada kurva histerisis menunjukkan nilai yang
beda-beda. Begitu pula pada saat variasi suhu rendah dan
konsentrasi ion doping. Hal ini dapat disebabkan karena
pertumbuhan butir dan cacat kristal selama proses variasi
berlangsung, sehingga berdampak munculnya fasa-fasa yang
lain. Pertumbuhan butir disebabkan dari proses difusi yang
berperan dalam menghambat pergerakan dinding domain.
Sedangkan pertumbuhan kristal dapat berdampak pada
pertumbuhan partikel barium m-hexaferrite yang mengakibatkan proses magnetisasi menjadi lebih sulit karena
ukuran partikel lebih besar dari domain magnet. Sehingga
semakin besar konsentrasi maka sifat magnetik akan semakin
menurun, sebagaimana pada kurva histerisis diketahui bahwa
saat konsentrasi maksimum sifat magnetik material barium
m-hexaferrite mengalami penurunan hampir mencapai 30%.
IV. KESIMPULAN
Sintesis barium m-hexaferrite doping ion Zn dilakukan
dengan metode kopresipitasi. Fasa BaM dominan terbentuk
pada suhu 1500C dengan holding time 4jam sebagai material
soft magnetic. Berdasarkan kurva histerisis yang dihasilkan,
nilai medan koersivitas yang pada variasi suhu rendah dan
holding time yaitu 0.104 Oe dan magnetisasi maksimumnya
senilai 0.55 emu/gr. Sedangkan pada variasi konsentrasi ion
doping saat konsentrasi maximum, sifat magnetik mengalami
penurunan hampir 30% yaitu dari 363 Oe menjadi 259 Oe
dan dari 71 emu/gr menjadi 54.4 emu/gr.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis M.R. Alfirdaus mengucapkan terima kasih kepada
Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia yang memberikan dukungan
finansial melalui Beasiswa Bidik Misi tahun 2012-2016.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]